Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi dan ciri-ciri hewan invertebrata, mulai dari Porifera, Ctenophora, Cnidaria, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida. Keseluruhan dokumen membahas tentang sistem klasifikasi dan cir-ciri utama kelompok hewan invertebrata.
2. INVERTEBRATA
PORIFERA
Merupakan hewan yang memiliki pori-pori/lubang pada
tubuhnya sebagai jalan masuknya air.
Tubuh berbentuk seperti vas bunga, atau piala
Mengalami 2 bentuk kehidupan, yaitu berenang bebas
dan menetap.
Pada bagian tengah tubuhnya terdapat Spongosol
(Paragaster) berupa saluran air, pada ujung atas ruang
tersebut terdapat tempat keluarnya air (Oskulum).
3.
4. Lapisan penyusun tubuh Porifera terdiri atas :
a. Epidermis, tersusun atas sel-sel pipih yg disebut
Pynakosit
b. Mesodermis/Mesoglea, merupakan lpisan pembatas
antara Epidermis dan Endodermis. Terdiri atas 2
macam sel, yaitu sel amoeboid yang mengangkut
makanan dan zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel
lain dan sel skleroblas yang membentuk spikula (duri
penguat dinding tubuh porifera yg lunak)
c. Endodermis, terdiri dari sel-sel leher berflagel
(Koanosit) yg berfungsi untuk mencerna makanan.
5. Reproduksi
a. Aseksual, dengan membentuk tunas atau kuncup
b. Seksual, terjadi pembuahan antara spermatozoa dan
ovum-terbentuk zigot-tumbuh menjadi larva-keluar dari
tubuh induknya-berenang bebas.
Sistem sirkulasi air, ada 3 tipe :
1. Askon, saluran air yg lubang ostiumnya dihubungkan
dengan saluran lurus langsung ke spongosol
2. Sycon/scypa, saluran air yang lubang ostiumnya di
hubungkan dengan saluran bercabang-cabang ke
rongga yang berhubungan langsung dengan
spongosol
3. Leucon/Rhagon, saluran air yg lubang ostiumnya
dihubungkan dg saluran bercabang ke rongga yg
sudah tidak berhubungan langsung dg spongosol
6. Klasifikasi Porifera berdasarkan sifat rangka
1.Calcarea
- Spikula dari zat kapur (CaCO3)
- Hidup di laut dangkal
- contoh : Clathrina, Sycon
2. Hexatinellida
- Rangka berupa spikula dari silika
- Hidup di laut dalam
- Contoh : Pheronema, Euplectella
3. Demospongia
- Tidak memiliki rangka, hanya berupa serabut
spongin
- Contoh : Euspongia, Spongilla.
7. CTENOPHORA (HEWAN KARANG)
Hidup di laut
Tubuh lunak, tak berwarna, mampu menghasilkan
cahaya (Bioluminesensi)
Memiliki silia untuk membantu bergerak, simetri radial
Memiliki perbedaan dg Cnidaria dalam hal sistem
pencernaan. Ctenophora memiliki mulut tempat
masuknya makanan dan dua lubang anus untuk
mengeluarkan air dan kotoran di ujung yang lain,
sedangkan Cnidaria hanya memiliki satu lubang bukaan
yang berfungsi sebagai mulut sekaligus sebagai anus.
8. Memiliki tentakel yang selnya dapat menghasilkan zat
perekat untuk menangkap mangsa
Berbagai jenis karang yg berasal dari Cnenophora yg
mati dimanfaatkan sebagai hiasan rumah, selain itu batu
karang juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari
hantaman gelombang laut.
Ctenophora dapat juga merugikan karena memakan
larva-larva tiram.
9. CNIDARIA
Memiliki tentakel yang mengandung sel-sel
knidosit/knidoblas yang berisi organel-organel sengat
yang digunakan untuk menangkap mangsa
Simetri radial, tubuhnya terdiri dari kantong dan rongga
gastrovaskuler untuk mencerna makanan.
Hanya memiliki satu lubang bukaan yg berfungsi sebagai
mulut sekaligus sebagai anus
Memiliki 2 bentuk tubuh, yaitu Polip (seperti tabung dan
memiliki mulut di bagian dorsal yg dikelilingi tentakel yg
memiliki nematosista) misalnya pada Hydra, dan bentuk
Medusa (seperti cakram yg dikelilingi tentakel, mulut
terletak di bagian bawah)
10. Cnidaria dibagi menjadi 3 kelas utama,yaitu :
1. Hydrozoa, misalnya Hydra dan Obelia
2. Scyphozoa, misalnya Aurelia aurita (ubur-ubur)
3. Anthozoa, memiliki tubuh yg berbentuk seperti bunga,
misalnya Metridium.
Reproduksi terjadi secara :
a. Aseksual, dengan pembentukan tunas pada polip.
Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pd tubuh induknya sehingga membentuk
koloni.
b. Seksual, melalui pembentukan gamet yg dihasilkan
oleh medusa dan beberapa polip.
11. PR
1. Dalam klasifikasi hewan, mengapa Coelenterata lebih
maju daripada Porifera?
2. Gambarkan siklus hidup dari Obelia dan berikan
keterangannya!
3. Bagaimana Polip yang tidak dapat berpindah tempat
memperoleh makanan?
4. Apa manfaat usus Platyhelminthes yang bercabang-
cabang?
5. Apa yang menyebabkan sel pada sistem ekskresi
Turbellaria dinamakan sel api?
12. PLATYHELMINTHES
Tubuhnya pipih, simetris bilateral dg dinding badannya
terdiri dari 3 lapisan (triploblastik)
Tidak memiliki sistem peredaran darah
Sistem pencernaan, memiliki mulut tanpa anus, berupa
rongga gastrovaskuler yang berperan sebagai usus
Bersifat hermaprodit, reproduksi secara generatif melalui
perkawinan silang dan vegetatif melalui regenerasi
Sistem saraf tangga tali, yaitu berupa dua ganglia otak
yang dilengkapi dengan saraf tepi
Alat ekskresi berupa Nephridia (sel api), yaitu sel-sel
bersilia atau disebut juga sel bulu getar
13. Klasifikasi
1. Kelas Turbelaria
Epidermisnya bersilia, berperan dalam
pergerakan
Habitat di perairan, dan dalam tanah yang
basah atau lembab
Reproduksi, aseksual dengan membelah diri,
seksual ditandai dengan terbentuknya sel-sel
kelamin (sperma dan ovum)
Contoh: Planaria (memiliki daya regenerasi
tinggi), Alaurina couposita
14.
15. 2. Kelas Trematoda (cacing isap)
Bersifat parasit
Memiliki alat hisap dengan gigi kitin
Habitat, hidup pada organisme lain, bisa ektoparasit
(menempel pd permukaan tubuh inang) atau endoparasit
(hidup di dalam tubuh inang)
Reproduksi secara seksual, yang ditandai dg
terbentuknya sel-sel kelamin
Contoh: Polystomum sp, Octobothrium sp, Fasciola
hepatika (cacing hati) yg terdapat dalam kantung
empedu ternak dan menyerap makanan dari inangnya,
Schistosoma mansoni (cacing darah)
16. Fasciola hepatica (cacing hati ternak), bersifat
hetmafrodit.
Siklus hidupnya adalah :
Telur → Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh
siput Lymnea → Sporokista → berkembang menjadi
Larva (II): Redia → Larva (III): Serkaria yang berekor,
kemudian keluar dari tubuh keong → Kista yang
menempel pada tumbuhan air (terutama selada air
(Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan
ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan
selada air) → masuk ke tubuh dan menjadi Cacing
dewasa menyebabkan Fascioliasis.
17. 3. Cestoda (cacing pita)
Bersifat parasit
Bentuk tubuh seperti pita, terdiri dari kepala
(skoleks) yg dilengkapi dg alat kait sebagai alat
perekat pada inang, memiliki Proglotit (segmen
palsu) setiap proglotit memiliki kelenjar kelamin
jantan dan betina
Contoh: Taenia solium (cacing pita pada babi),
Taenia saginata (cacing pita pada sapi), cacing-
cacing ini bisa hidup pada tubuh manusia bila
manusia memakan daging hewan tersebut yg
mengandung Sistiserkus yg kelak akan tumbuh
menjadi cacing dewasa
18. Taenia solium
Menyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya terdapat
kait-kait. Proglotid yang matang menjadi alat
reproduksinya. Memiliki hospes perantara → Babi.
Siklus hidup :
Proglotid Masak (terdapat dalam feses) bila tertelan oleh
babi → Embrio Heksakan, menembus usus dan
melepaskan kait-kaitnya → Larva Sistiserkus (dalam otot
lurik babi) tertelan manusia → Cacing dewasa.
Taenia saginata
Menyebabkan Taeniasis saginata. Pada skoleknya tidak
terdapat kait-kait. Memiliki hospes perantara → Sapi. Daur
hidupnya sama dengan Taenia solium.
19. NEMATODA
Tubuh bulat panjang/silindris, simetri
bilateral, triploblastik dg rongga bandan
semu (pseudocela), tidak bersegmen
Bersifat gonochoris, sudah dapat
dibedakan antara jantan dan betina
Sistem pencernaan lengkap, di awali dg
mulut dan diakhiri dengan anus
Habitat hampir disemua tempat, ada yang
parasit baik pada hewan maupun pada
tumbuhan
21. Contoh hewan
1. Ascaris lumbricoides (cacing perut manusia)
Cacing betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan
dan dinding posterior cacing jantan terdapat kait yang
digunakan untuk reproduksi seksual.
Tubuhnya licin karena terselubungi lapisan kutikula yang
terbuat dari protein.
Siklus hidup :
Telur Masak (tidak sengaja) tertelan manusia→menetas
menjadi Larva di saluran pencernaan→menembus
usus→peredaran darah→Jantung→Paru-Paru→Trakea
(tenggorokan)→tertelan ntuk kedua kalinya dengan gejala
batuk-batuk→Usus→Cacing dewasa
Sering didapati komensalisme di dalam tubuh, namun pada
anak-anak < 10 th → Ascariasis
22. 2. Ascaris megalocephala
Persis sepeti Ascaris lumbricoides namun hospes tetapnya adalah hewan kuda
3. Ascaris suilae
Persis seperti Ascaris lumbricoides namun hospes tetapnya adalah hewan babi
4. Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing tambang)
Hidup di dalam Duodenum manusia menyebabkan Ancylostomiasis
Siklus hidup :
Telur (keluar bersama feses)→menetas menjadi Larva Rhabditiform→Larva
Filariform aktif akan menembus kulit→aliran darah→Jantung→Paru-
Paru→Trakea→ tertelan masuk ke Duodenum (usus 12 jari)→ menghisap darah
5. Oxyuris vermicularis/Enterobius vermicularis (cacing kremi)
Hidup di usus halus dan menyebakan Oxyuriasis.
6. Wuchereria bancrofti (Filaria bancrofti)
Hidup di dalam kelenjar limfe menyebabkan penyakit kaki gajah
(Elefantiasis/Filariasis), ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex sp.
23. ANNELIDA
Merupakan kelompok cacing yg memiliki tubuh bersegmen-segmen
seperti gelang/cincin sehingga disebut cacing gelang
Simetris bilateral, triploblastik, memiliki rongga tubuh
Setiap segmentasi (ruas tubuh) memiliki hubungan dg segmen lain
sehingga berbentuk seperti cincin yg terkoordinasi (disebut Metameri)
Memiliki alat gerak berupa Setae (rambut-rambut kaku)
Sistem pencernaan lengkap, alat ekskresi berupa Neprhidium (organ
ekskresi yg berfungsi seperti ginjal)
Umumnya bersifat hermaprodit, adapula yang gonochoris (alat
kelamin terpisah)
Sistem peredaran darah tertutup
Habitat didalam tanah, air, bahkan ada pula yg parasit
25. KLASIFIKASI ANNELIDA
1. Kelas Polychaeta
Memiliki banyak setae/rambut yang tumbuh pada
parapodia (semacam kaki)
Umumnya gonochoris
Habitat di laut
Pada bagian anterior terdapat kepala yg
dilengkapi dg mata, tentakel, serta mulut yang
berahang
Contoh : Nereis, Eunice viridis (cacing wawo),
Lysidice (cacing palolo) kedua jenis cacing ini
sering dikonsumsi orang-orang di kepulauan
Maluku
26. 2. Kelas Olygochaeta
Memiliki sedikit setae
Tidak memiliki parapodia
Umumnya bersifat hermaprodiet
Kepala berukuran kecil tanpa tentakel dan
mata
Sebagian tubuh mengalami penebalan
(disebut Klitelum) untuk
perkembangbiakan secara generatif
Contoh : Lumbricus terestris (cacing tanah)
27. 3. Kelas Hirudinea
Tubuh pipih, tidak memiliki setae
Umumnya bersifat hermaprodiet
Memiliki alat pengisap di kedua ujung
tubuh sebagai alat pelekat pd manusia
atau hewan lain yg akan di hisap
darahnya
Memiliki zat Hirudinin, yaitu zat yang
menyebabkan darah tidak membeku
pada saat dihisap
Contoh : Hirudo medicinalis (lintah) dan
Haemodipsa (pacet)
28. PERANAN ANNELIDA
Cacing tanah mampu menyuburkan tanah, bahkan dipakai
sbg sumber protein bagi ternak
Lintah menghasilkan zat hirudin untuk anti pembekuan
darah
Cacing wawo dan cacing palolo dapat dipakai sbg sumber
makanan
Cacing Tubifex yg hidup di air tawar berlimbah organik
dipakai sebagai indikator polusi air
29. MOLLUSCA
Merupakan hewan yang bertubuh lunak, tidak bersegment,
simetris bilateral, triploblastik
Habitat di darat, air tawar, dan air laut
Umumnya memiliki cangkang sebagai eksokleleton yang
berperan melindungi tubuh dari gangguan luar
Antara tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut
mantel.
Reproduksi internal, ada yang bersifat diesis dan adapula
yang monoesis
Telah memiliki sistem pencernaan dengan mulut yang
dilengkapi dengan Radula (lidah parut), sistem peredaran
darah terbuka, sistem ekskresi yang berupa ginjal, dan
sistem saraf.
30. KLASIFIKASI
1. Kelas Amphineura/Polyplacophora
Cangkang terdiri dari delapan buah
lembaran transversal dari bahan kapur
atau kalsium karbonat
Bernafas dengan insang
Habitat di laut
Tubuh simetris bilateral
Contoh : Chiton sp
31. 2. KELAS GASTROPODA
Tubuh asimetris dengan cangkang tunggal (univalvia)
berupa bangunan yang berputar spiral
Kaki berupa kaki perut
Gastropoda yang hidup di air bernafas dengan
semacam insang, sedangkan yang hidup di darat
bernafas dengan paru-paru
Bersifat hermaprodiet atau gonochoris
Contoh : Achatina fulica (bekicot), Lymnea javanica
(siput air tawar), Helix pomatia
33. 3. KELAS CHEPHALOPODA
Tubuh simetris bilateral, umumnya tidak mempunyai
cangkang kecuali Nautilus
Memiliki kepala besar dengan mata menonjol yang
dikelilingi tentakel, berfungsi untuk pergerakan, dan
menangkap mangsa
Umumnya memiliki kantung tinta, kecuali Nautilus
Bernafas dengan insang
Bersifat gonochoris
Contoh : Loligo indica (cumi-cumi), Sepia (sotong),
Octopus vulgaris (gurita), Nautilus
35. 4. KELAS PELECYPODA
Tubuh simetris bilateral, memiliki sepasang cangkang
yang dapat dikatupkan
Memiliki satu kaki pipih, tebal berotot yang digunakan
untuk menggali di dasar perairan
Bernafas dengan insang, habitat di perairan
Bersifat gonochoris
Memiliki beberapa nama lain :
1. Lemellibranchiata (jika insangnya berlempeng-
lempeng
2. Bivalvia (jika cangkangnya ada 2 dan dapat dikatupkan)
Contoh : Pinctada margaritifera (tiram mutiara), Mytilus
viridis (kerang hijau), Anodonta, Chima, Remis
36. Pada Remis, cangkang terdiri atas 3 bagian:
1. Periostakum, lapisan tipis dari zat tanduk yang
dihasilkan oleh tepi mantel. Berguna untuk melindungi
cangkang dari asam karbonat yang terdapat dalam air
serta memberi warna pada cangkang
2. Prismatik, lapisan tengah yang terdiri dari kristal
kalsium karbonat dan materi organik yang dihasilkan
oleh tepi mantel
3. Nakreas, lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh
permukaan mantel. Di lapisan ini materi organik yg ada
lebih banyak daripada di lapisan Prismatik. Lapisan ini
tampak berkilauan dan tempat dihasilkannya mutiara.
37. PROSES PEMBENTUKAN MUTIARA
Jika ada partikel/benda asing, misalnya butiran
pasir atau suatu parasit yg secara tak sengaja
masuk ke dalam cangkang, maka benda asing
tersebut akan disimpan dalam suatu kantong
kecil di dalam mantel. Di mantel banyak di
sekresikan nakreas oleh lapisan epitelium
kantong tersebut. Sedikit demi sedikit nakreas
akan melapisi pertikel/benda asing tersebut.
Dalam waktu sekitar 4 tahun, partikel dan lapisan
nakreas tersebut telah menjadi mutiara.
38. 5. KELAS SCAPOPHODA
Cangkang menyerupai tabung seperti
gading gajah (disebut juga siput gading)
Habitat di laut dengan membenamkan
dirinya dalam pasir
Ujung cangkang bercabang, dimanfaatkan
untuk mengambil makanan
Memiliki kaki yang berperan menggali
pasir
Contoh : Dentalium entale
39. ECHINODERMATA
Merupakan hewan yang tubuhnya ditutupi oleh duri, pada
waktu larva simetri bilateral sedangkan saat dewasa simetri
radial, memiliki rongga tubuh
Alat gerak berupa kaki ambulakral
Tubuh terdiri dari permukaan oral dan aboral. Pada
permukaan oral ditemukan mulut, pada permukaan aboral
ditemukan anus, dekat dengan anus ditemukan Madreporit
(lubang air/lempeng saringan tempat masuknya air)
Bersifat gonochoris, memiliki daya regenerasi tinggi
Habitat di laut
Sistem pencernaan lengkap
Reproduksi secara vegetatif melalui regenerasi atau
pembelahan sel, sedangkan secara generatif melalui fertilisasi
eksternal.
40. •Sistem ambulakral :
Air → celah (madreporit)→saluran batu→saluran cincin→gelembung
yang berotot (ampula).
• Sistem saraf terdiri dari→Cincin Saraf.
• Organ pernafasan dan ekskresi→Papula
41. KLASIFIKASI
1. Kelas Asteroidea (Bintang laut)
Tubuh berbentuk seperti bintang, memiliki 5 buah lengan
dengan duri kecil-kecil
Diantara duri-duri terdapat jepit (Pediselaria) yg berfungsi
untuk menangkap mangsa, melindungi insang, dan
mencegah agar tubuh tidak tertimpa kotoran, pasir, atau
lumpur
Dapat dibedakan permukaan oral dan aboral
Memiliki gejala Autotomi (bagian tubuh yg terluka/rusak
akan terlepas dari tubuh dan digantikan oleh bagian tubuh
baru)
Memiliki madreporit
Larvanya disebut Bipinnaria
Contoh : Asterias glaciasis, Linckia laevigatus (bintang laut
biru), Solaster sp.
42.
43. 2. KELAS OPHIUROIDEA (BINTANG ULAR)
Tubuh seperti bintang laut namun dengan
lengan yang lebih panjang berbentuk bola
cakram kecil dengan 5 lengan bulat
panjang
Memiliki madreporit pada daerah oral
Larvanya disebut Pluteus
Contoh : Ophiura, Ophiothrix fragilis
44. 3. ECHINOIDEA (BULU BABI/LANDAK LAUT)
Bentuk tubuh bulat,
setengah bulat, atau bulat
telur yg ditutupi oleh duri
Sistem kaki ambulakral
pendek
Pada bagian oral ditemukan
mulut, bagian aboral
ditemukan anus dan
madreporit
Larvanya disebut
Echinopluteus
Contoh : Eching descus,
Diadema saxatile,
Echinocardium cordatum
45. 4. HOLOTHUROIDEA (TERIPANG/TIMUN LAUT)
Tubuhnya berkulit keras,
tidak berlengan, dan
hampir tak ada rangka
Sistem kaki ambulakral
terdapat pd seluruh
permukaan tubuh
Mulutnya dikelilingi oleh
tentakel
Larvanya disebut
Auricularia
Contoh : Holothuria edulis
46. 5. KELAS CRINOIDEA (LILIA LAUT)
Tubuhnya menyerupai
tumbuhan, memiliki lengan
panjang, hidup melekat pd
benda di bawah air
Tidak memiliki madreporit
Pada permukaan oral
ditemukan mulut dan anus
Larvanya disebut Pentacrinus
Contoh : Antedon rosacea,
Metacrinus interruptus
48. CIRI-CIRI:
Merupakan hewan yg memiliki kaki/tubuh yg
beruas-ruas, simetri bilateral, triploblastik, memiliki
rangka luar (eksokleleton).
Memiliki sistem saraf tangga tali, peredaran darah
terbuka, sistem pencernaan makanan lengkap,
sistem ekskresi berupa pembuluh Malpighi,
pernafasan dengan insang, trakea, permukaan
tubuh, dan paru-paru buku.
Reproduksi secara vegetatif dan generatif
(Partenogenesis dan paedogenesis), bersifat
gonochoris
Habitat di darat dan perairan
Mengalami pengelupasan kulit (Ekdisis) secara
periodik
49. KLASIFIKASI
1. Kelas Crustacea (Udang-udangan)
Habitat di perairan
Tubuh terdiri atas 2 bagian yaitu Chepalotorax (kepala
dan dada) serta Abdomen (perut) dg rangka luar yg
keras
Kaki terdapat pada semua ruas tubuhnya
Bernafas dg insang
Memiliki 2 pasang antena dan 3 pasang rahang
Memiliki mata facet yg terletak pada suatu ujung yg
bertangkai dan dapat bergerak
Contoh : Lobster, Scylla aerrata (kepiting), neptunus
pelagius (rajungan)
51. TERDIRI ATAS 2 KELOMPOK BESAR :
1. Entomostraka→crustacea miroskopik, hidup
sebagai zooplankton.
Meliputi ordo :
Branchiopoda, Ostrcoda, Ranchiura→parasit,
Copepoda→parasit beberapa ikan, dan Cirripedia,
misalnya : Daphnia sp. dan Mesocyclops sp.
2. Malakostraka→crustacea tingkat tinggi,
makroskopik.
Meliputi ordo: Isopoda, Stomatopoda dan
Dekapoda yang memiliki nilai ekonorni bagi
manusia
Misalnya : Portunus sexdentatus (kepiting) dan
Penaeus monodon (udang windu).
52. 2. KELAS ARACHNIIDA
Tubuh terdiri atas Cephalotorax dan abdomen, tidak
memiliki antena
Pada bagian kepala depan terdapat Kelisera berbentuk
seperti gunting, memiliki racun yg berguna untuk
melumpuhkan mangsa. Di bagian belakang kepala
terdapat Pedipalpus berbentuk seperti kaki yg berfungsi
untuk memegang mangsa, memiliki 4 pasang kaki
Bernafas dg paru-paru
Habitat di darat
Contoh : Kalajengking, laba-laba, tungau, dan caplak
53. DIBAGI MENJADI 3 ORDO
1. Arachnoidea (kelompok laba-laba)
Misalnya:
Heteropoda venatoria (laba-laba pemburu)
Nephila maculata (kemlandingan)
Latrodectus mactans (laba-laba janda hitam→beracun dan
sengatannya dapat mematikan)
Argiope aurantina (laba-laba kebun)
2. Scorpionida (kelompok kalajengking)
Segmen terakhir abdomen merupakan kelenjar racun→Telson
Pada mulut terdapat alat pencapit seperti catut→Pedipalpus, dan
semacam gigi→Kelisera
Misalnya:
• Thelyphonus condutus (kalajengking)
• Chelifer cancroides (kala yang hidup di tumpukan buku-buku)
• Mastigoproctus giganteus (kalajengking raksasa)
54. 3. Acarina (kelompok tungau dan caplak)
Abdomennya bersatu dengan chephalotorax, sebagian
besar jenisnya hidup sebagai parasit.
Misalnya:
• Sarcoptes scabiei (caplak kudis, penyebab penyakit kulit
kudis, [scabies = kudis])
• Dermacentor andersoni (caplak pembawa ricketsia
penyebab demam typus)
• Dermacentor variabilis (caplak anjing)
• Psoroptes ovis (tungau biri-biri)
55. KELAS MYRIAPODA (CHILOPODA)
Tubuh pipih dorsoventral
Bersifat karnivora, karena memiliki rahang yg
kuat dan beravun
Setiap ruas tubuh memiliki satu pasang kaki
Memiliki antena yg panjang
Habitat di darat
Contoh : Lipan/kelabang
56. DIPLOPODA
Tubuh silindris dg banyak ruas, warna mengkilat
Setiap ruas tubuh memiliki 2 pasang kaki
Memiliki antena yang pendek
Bersifat herbivora
Bernafas dengan trakhea
Habitat di darat
Contoh : Kaki seribu/luwing
57. HEXAPODA (INSECTA)/SERANGGA
Tubuh terdiri dari 3 bagian yaitu kepala (ada sepasang
mata fecet dengan antena), thorax (dada), dan abdomen
(perut). Pada thorax terdapat 3 segmen dan setiap
segmen memiliki sepasang kaki
Umumnya bersayap yg terdapat pada thorax
Bernafas dengan trakhea
Habitat di darat dan air tawar
Memiliki 3 pasang mulut ( Mandibula, maksila, dan labia)
mulut beragam tergantung cara makan, seperti
mengisap, menggigit, mengunyah, bahkan memarut
makanan
Umumnya mengalami metamorfosis
58. KLASIFIKASI
1. Sub kelas Apterygota
Tidak bersayap, tidak mengalami metamorfosis, ukuran
tubuh kecil
Contoh : Lepisma saccharima (kutu busuk) dari ordo
Thysanura
2. Sub kelasPterigota
a. Ordo Isoptera
Sayap 2 pasang, tipis, ukurannya sama
Mulut tipe menggigit
Metamorfosis tidak sempurna
Contoh : Capung, rayap
59. b. Ordo Neuroptera
Sayap 2 pasang, tipis seperti selaput dan
berpembuluh, ukuran sama
Mulut tipe menggigit
Metamorfosis sempurna
Contoh : Myrmeleon frontalis (capung jarum)
c. Ordo Orthoptera
Sayap 2 pasang, sayap depan lurus dan tebal,
sayap belakang tipis, pada saat diam sayap
belakang tertutup sayap depan
Metamorfosis tidak sempurna
Mulut tipe menggigit
Contoh : jangkrik, belalang
60. d. Ordo Hemiptera
Sayap 2 pasang, sepasang tebal sepasang tipis
Mulut tipe menusuk dan mengisap
Metamorfosis tidak sempurna
Contoh : kutu busuk, walang sangit
e. Ordo Coleoptera
Sayap depan tebal dan keras, sayap belakang tipis
Mulut tipe menggigit
Metamorfosis sempurna
Contoh : kumbang kelapa
61. f. Ordo Hymenoptera
Sayap depan lebih besar dari sayap belakang, kedua
sayapnyan tipis seperti selaput
Metamorfosis sempurna
Mulut tipe menggigit, mengisap, dan menjilat
Contoh : lebah dan semut
g. Ordo Diptera
Bersayap 2, tipis, sayap belakang menyusust tinggal
dalam bentuk bulatan-bulatan kecil yg disebut Halter
Metamorfosis sempurna
Mulut tipe menggigit, menususk dan mengisap
Contoh : nyamuk dan lalat
62. h. Ordo Siphonoptera
Tidak bersayap
Mulut tipe menusuk dan mengisap
Metamorfosis sempurna
Contoh : kutu pada anjing, kucing, dan tikus
i. Ordo Lepidoptera
Memiliki 2 pasang sayap yg tipis yg ditutupi oleh sisik
halus dengan warna yg beraneka ragam
Metamorfosis sempurna
Mulut tipe mengisap
Contoh : kupu-kupu
63. METAMORFOSIS
Perubahan bentuk tubuh menuju kepada kedewasaan
Metamorfosis sempurna, Telur→larva→pupa→imago
(dewasa)
Metamorfosis tidak sempurna, Telur→nimfa (hewan
muda)→ imago (hewan dewasa)