SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
TUGAS KOMPREHENSIF
RESUME ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Oleh
SOGA BILIYAN JAYA
NIM : 150209067
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2019M/ 1440
1
RESUME ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Penulis : Dr. Abdul Mujib, M.Ag.
Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam
Penerbit : Kencana Pernada Mulia
Tahun Terbit : 2006
Jumlah Halaman : 268 halaman, 11 Bab
Cetakan : Pertama
No.ISBN : 979-3925-54-X
BAB I
Islam Berbagai Paradigma Ilmu Pendidikan
Pendidikan Islam merupakan salah satu disiplin ilmu keislaman yang
membahas objek-objek di seputar kependidikan. Pemahaman hakikat pendidikan
Islam sebenarnya tercermin di dalam sejarah dan falsafah Islam sendiri, sebab setiap
proses pendidikan tidak terlepas dari objek-objek keislaman. Pendidikan Islam
semula mengambil bentuk sebagai: Pertama, asas-asas kependidikan. Asas-asas
kependidikan yang dimaksud terakumulasi di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Tak
satupun persoalan, termasuk persoalan pendidikan, yang luput dari jangkauan ajaran
Islam, sekalipun cakupannya tidak menyentuh pada aspek-aspek teknik oprasional.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 38: “Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Dan QS. Al-Nahl ayat 89; “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri”. Dua ayat di atas memberikan isyarat bahwa perumusan
pengembangan pendidikan cukup digali dari sumber autentik Islam, yaitu Al Quran
2
dan Hadits. Kedua, konsep-konsep kependidikan. Konsep-konsep kependidikan yang
dimaksud merupakan hasil pemikiran, perenumgan dan interpretasi para ahli yang
diinspirasikan dari Al-Quran dan As-Sunnah, baik tentang konsep: (1) antologi
pendidikan, yang membahas hakikat Tuhan, manusia dan alam yang menjadi kajian
utama dalam pendidikan Islam; (2) epistemologi pendidikan, yang membahas tentang
epistemologi dan metodologi dalam pendidikan Islam; dan (3) aksiologi pendidikan,
yang membahas tentang sisyem nilai yang dikembangkan dalam pendidikan Islam.
Ketiga aspek tersebut telah terumuskan begitu rapi dari para filsuf Muslim (seperti al-
Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibn Maskawaih, dan Ibnu Rusyd) dan para sufi (seperti
al-Ghazali, Rabiah al-Adawiyah, Ibnu Qayyim). Ketiga, teori-teori kependidikan.
Teori-teori kependidikan yang dimaksud merupakan hasil kerja ilmiah dalam melihat
pendidikan. Para ahli tidak lagi melihat pendidikan Islam dari sudut yang ideal dan
normative yang bersumber dari asas dan konsep pendidikan Islam, tetapi lebih
melihat dari sisi yang nyatanya. Sumber dari tata kerja ilmiah ini digali dari fenomena
pendidikan yang berkembang pada orang atau masyarakat Islam. Apa yang terjadi di
dunia empiris tentang orang atau masyarakat Islam dijadikan sebagai rujukan dalam
membangun teori-teori kependidikan Islam. Dalam kontesk ini, persyaratan ilmiah
(seperti riset dan eksperimen) menjadi bagian integral dalam membangun teori-teori
pendidikan Islam.
BAB II
PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pemahaman tentang pendidikan islam dapat diawali dari penelusuran
pengertian pendidikan islam, sebab dalam pengertian ini terkandung indokator-
3
indikator esensial dalam pendidikan, penyimpulan ini lazimnya melahirkan
pengertian termologi atau istilah dalam pendidikan islam.
B. Pengertian Etimologi Pendidikan Islam
Pendidikan dalam wacana keislaman lebih popular dengan istilah terbiyah,
ta’lim, riyadhah, irsyad, dan tadris. Masing-masing istilah memiliki keunikan makna
tersendiri ketika bagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Semua istilah
digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan pendidikan islam.
a. Tarbiyah
1. Rabba, yarba, tarbuyah : yang memiliki makna ‘tambah’ (zad) dan
‘berkembang’ (nama) yang memiliki arti Pendidikan yang merupakan proses
menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik.
2. Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan
menjadi besar atau dewasa (tara’ra’a) artinya, pendidikan merupakan usaha
untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik.
3. Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makana memperbaiki (ashlaha),
menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, member makan,
mengasuh dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Artinya pendidikan
merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan
mengatur kehidupan peserta didik.
Merujuk pada kesamaan akar kata, konsep tarbiyah selalu saja dikaitkan
dengan konsep tauhid rububiyah yang berarti mengEsakan Allah SWT. Tarbiyah
dapat juga diartikan dengan “proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik
kepada peserta didik, agar ia memiliki sikap semangat yang tinggi dengan memahami
dan menyadari kehidupannya.
b. Ta’lim
Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari kata
‘allama. Sebagai para ahli menerjemaahkan istilah tarbiyah dengan pendidikan,
sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran. Muhammad Rasyid Ridhah
4
mengartikan ta’lim dengan : proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Pengertian ini didasarkan atas
firman Allah SWT. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 31 “ dan dia mengajarkan (allama)
kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman : sebutkan kepada-ku nama benda-benda itu jika
kamu memang orang-orang yang beriman.
c. Ta’dib
Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santu, tata karma,
adab, budi pekerti, akhlak moral, dan etika. Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan
yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat
yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga pembimbing kea
arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.
d. Riyadhah
Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut
al-bastani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa akhlak yang
mulia. Riyadhah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : 1) riyadhah al-jisim,
pendidikan olahraga yang dilakukan melalui gerakan fisik atau pernapasan yang
bertujuan untuk kesehatan jasmani manusia, 2) riyadhah al-nafs, pendidikan oleh
batin yang dilakukan melalui olah piker dan olah hati yang bertujuan untuk
memperoleh kesadaran dan kualitas rohani.
Pemilihan Istilah Pendidikan Dalam Islam
Dalam khazanah islam, terdapat dalam macam istilah yang masing-masing
berkemungkinan menjadi peristilahan dalam pendidikan islam :
1. Kubu yang mengajukan istilah al-tarbiyah
2. Kubu yang mengajukan istilah al-ta’lim
3. Kubu yang mengajukan istilah al-ta’dib
4. Kubu yang mengajukan istilah al-riyadhah
C. Pengertian Terminologi Pendidikan Islam
5
Sebelum perumusan pengertian terminologi pendidikan islam berdasarkan
pengertian etimologi di atas, berdasarkan beberapa pengertian dikemukakan oleh para
ahli, serta beberapa pemahaman yang diturunkan dari beberapa istilah dalam
pendidikan islam, seperti tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan riyadhah, maka pendidikan
islam dapat dirumuskan sebagai berikut : proses transternalisasi pengetahuan dan
nilai islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya.
BAB III
SUMBER DAN DASAR PENDIDIKAN ISLAM
A. Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan islam yang dimaksudkan disini adalah semua acuan atau
rujuakan yang darinya memancaarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan
ditransinternalisasiakan dalam pendidikan islam. Menurut Sa’id Islmail Ali,
sebagaimana yang dikutip oleh hasan langgulung, sumber pendidikan islam terdiri
atas enam macam, yaitu al-Qur’an, As-sunah, Kata-kata sahabat, kemaslahatan umat,
tradisi atau adat kebiasaan masyarakat dan hasil pemikiran para ahli dan pemikiran
islam. Keenam sumber psndidikan islam tersebut didudukan secara hiarerkas.
Artinya, rujuakan pendidikan islam di awali al-Qur’an untuk kemudian dilanjukan
pada sumber-sember berikutnya.
1. Sejarah pendidikan islam
Dalam al-Qur’an disebutkan kisah-kisah nabi yang berkaitan dengan
pendidikan.
a. Kisah nabi Adam as, sebagai manusia pertama yang merintis
proses pengajaran (ta’lim)
6
b. Kisah nabi Nuh as, yang mampu mendidik dan mengentaskan
masyarakat dari banjirkemaksiatan melalui perahu keimanan.
c. Kisah nabi Shalih as, yang salih cerdas, dan tubuhnya kuat.
d. Kisah nabi Ibrahim as, yang memiliki kepribadian ketuhanan yang
tangguh meskipun hidup meskipun dibuang kehutan belantara.
e. Kisah nabi Ismail as, yang mampu bertahan hidup pada stuasi dan
kondisi yang serba sulit, gersang dan tanpa tergantung pada orang
lainmeskipun ayah sendiri.
f. Dan kisah-kisah nabi yang lainnya.
2. Nilai-nilai normative pendidikan
a. I’tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan keimanan, seperti
percaya kepada Allah, Malaikat, rasul, kitab, hari akhir dan takdir.
b. Khuluqiyyah, yang berkaitang dengan pendidikan etika, yang
bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah yang
menghiasi diri.
c. Amaliyyh, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-
hari.
B. Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk
merealisasikan dasar ideal /sumber pendidikan islam, dalam islam dasar oprasonal
segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang
bernuansa keislaman. Dengan agama maka semua aktivitas pendidikan menjadi
bermakna.
1. Dasar historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan
masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar
kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
2. Dasar sosiologi
7
Dasar Sosiologi adalah dasar yang memberikan kerangka social budaya, yang
mana dengan sosio budaya itu pendidikan, dasar ini juga berfungsi sebagai tokoh
ukur dalam prestasi belajar.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan prespektif tentang potenasi-potensi
financial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap
rencana dan anggaran pembelanjaan.
4. Dasar Politik dan admistratif
Dasar politik dan administratife adalah dasar yang memberikan bingkai
ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan dalam rencana bersama-sama.
5. Dasar Psikologi
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat,
watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi,
serta suber daya manusia lainnya.
6. Dasar Filosofi
Dasar filosofi adalah dasar yang memberikan arah suatu system , mengontrol
dan member arah kepada semua dasar-dasar oprasional lain.
7. Dasar Religius
Dasar religious adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini
secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam.
BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
8
A. Tugas Pendidikan Islam
Tugas pendidikan islam senantiasa bersambung (continue ) dan tanpa batas.
Hal karena hakekat pendidikan islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan
consensus universal yang di tetapkan oleh Allah SWT, dan rasul-Nya.
1. Pendidikan sebagai Pengembangan Potensi
Tugas pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyyah al-
insya (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi). Asumsi tugas ini adalah
bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan
pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk menempakan (aktualisasi) potensi-
potensi laten tersebut yang dimiliki oleh setiap pesrta didik.
2. Pendidikan sebagai Pewarisan Budaya
Tugas pendidikan islam ini sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah al-tablig
( menyampaikan atau transformasi kebudayaan ). Tugas pendidikan selanjutnya
adalah mewariskan nilai-nilai kebudayaan islami. Hal ini karena kebudayaan islam
akan mati bila nilai-nilai dan norma-normanya tidak berfungsi dan belum sempat
diwariskan pada generasi berikutnya.
3. Interaksi antara Pengembangan Potensi dan Pewarisan budaya
Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang dilakukan dalam
lengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islami. Demikian juga, aplikasi
peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan
potensi dasar manusia. Tanpa memelihara kebutuhan dan perkembangan itu,
peradaban dan kebudayaan hanya akan menambah beban hidup yang akan
mengakibatkan kehidupan yang anomaly atau kehidupan yang menyalahi ‘desain’
awal Allah SWT ciptakan.
B. Fungsi Pendidikan Islam
9
Faktor-faktor pendidikan bisa berfungsi secara interaksional (saling
memengaruhi) yang bermuara pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Sebaliknya,
arti tujuan intitusional mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang
terjadi di dalam struktur organisasi itu dilembagakan untuk menjamin proses
pendidikan yang berjalan secara konsisten dan berkesinambungan yang mengikuti
kebutuhan dan perkembangan manusia dan cenderung ke arah tingkat kemampuan
yang optimal. Oleh karena itu, terwujudlah berbagai jenis dan jalur kependidikan
yang formal, informal, dan nonformal dalam masyarakat. Menurut Kurshid Ahmad,
yang dikutip Ramayulis, fungsi pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat
kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan
bangsa.
b. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang
secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan,
dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan
perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.
BAB V
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
A. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang
meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang : tujaun dan tugas hidup manusia.
Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa
tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi
kepada Allah SWT. Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang
10
manusia sebagai mahluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti
fitrah, bakat, sifat dan karakter, yang kecendringan pada kebenaran tuhan, berupa
agama islam. Tuntunan Masyarak, tuntunan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai
budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat. Dimensi-dimensi
kehidupan ideal islami. Dimensi kehidupan dunia ideal islam mengandung nilai yang
dapat meningkatkan kesejahtraan kehidupan manusia didunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bakal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai
yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang
lebih membahagiyaan.
B. Prinsip-Prinsip Dalam Formulasi Tujuan Pendidikan Islam
a. Prinsip universal, prinsip yang memandang ke seluruh aspek agama
(akidah, ibadah dan akhlak, serta muamalah), manusia (jasmani, rohani,
dsn nafsani), masyarakat dan tata kehidupannya, serta adanya wujud jagat
raya dan hidup.
b. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan. Prinsip ini adalah keseimbangan
antara berbagai aspek kehidupan pada peibadi, sebagai kebutuhan
individual dan komunitas.
c. Prinsip kejelasan. Prinsip yang didalamnya terdapat ajaran dan hukum
yang memeberi kejelasan terhadap kejiwaan manusia (qalb, akall dan hawa
nafsu) dan hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan,
kurikulum, dan metode pendididkan.
d. Prinsip tak bertentangan. Prinsip yang didalamnya ketidakan pertentangan
antara berbagai unsurdan cara pelaksanaan.
e. Prinsip realism dan dapat dilakasanakan. Prinsip yang menyatakan tidak
adalanya kekayalan dan kandungan program pendidikan.
f. Prinsip perubahan yang diinginkan.
g. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individual.
11
h. Prinsiip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang
terjadi.
C. Komponen-Komponen Tujuan Pendidikan
Dalam proses pendidikan, tujuan akhir merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
ingin diwujudkan dalam pribadi peserta didik. Tujuan akhir harus lengkap
(comprehensive) mencakup semua aspek, serta terintegrasi dalam pola kepribadian
ideal yang bulat dan utuh. Tujuan akhir mengandung nilai-nilai islami dalam segala
aspeknya, yaitu aspek normatif, aspek fungsional, dan aspek operasional. Hal tersebut
menyebabkan pencapaian tujuan pendidikan tidak mudah, bahkan sangat kompleks
dan mengandung resiko mental-spritual, lebih-lebih lagi menyangkut internalisasi
nilai-nilai islami, yang didalamnya terdapat iman, Islam, ihsan, serta ilmu
pengetahuan menjadi pilar-pilar utamanya. Secara teoritis, tujuan akhir dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu:
Tujuan normatif. Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang
mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi, misalnya:
a. Tujuan formatif yang bersifat memberi persiapan dasar yang korektif.
b. Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk
membedakan hal-hal yang benar dan yang salah.
c. Tujuan determinatif yang bersifat memberi kemampuan untuk
mengarahkan diri pada sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses
kependidikan.
d. Tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk
memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan
nafsu) ke arah tujuan akhir.
e. Tujan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan
segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam pengalaman
pendidikan.
12
Tujuan fungsional. Tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan
prserta didik untuk memfungsikan daya kognisi, afeksi, dan psikomotorik dari hasil
pendidikan yang diperoleh, sesuai dengan yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi:
a. Tujuan individual, yang sasarannya pada pemberian kemampuan
individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan
ke dalam pribadi berupa moral, intelektual dan skill.
b. Tujuan sosial, yang sasarannya pada pemberian kemampuan
pengamalan nilai-nilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal, dan
interaksional dengan orang lain dalam masyarakat.
c. Tujuan moral, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang
bersumber pada agama (teogenetis), dorongan sosial (sosiogenetis),
dorongan psikologis (psikogenetis), dan dorongan biologis
(biogenetis).
d. Tujuan profesional, yang sasarannya pada pemberian kemampuan
untuk mengamalkan keahliannya, sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
Tujuan operasional. Tujuan yang mempunyai sasran teknis manajeria.
Menurut Langeveld, tujuan ini dibagi menjadi enam macam, yaitu:
a. Tujuan umum (tujuan total). Menurut Kohnstam dan Guning, tujuan
ini mengupayakan bentuk manusia kamil, yaitu manusia yang dapat
menunjukan keselarasan dan keharmonisan antara jasmani dan rohani,
baik dalam segi kejiwaan, kehidupan individu , maupun untuk
kehidupan bersama yang menjadikan integritas ketiga inti hakikat
manusia.
b. Tujuan khusus. Tujuan ini sebagai indikasi tercapainya tujuan umum,
yaitu tujua pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan tertentu, baik
berkaitan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa, tugas dari suatu
badan atau lembaga pendidikan, bakat kemampuan peserta didik,
13
seperti memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta
didik untuk bekal hidupnya setelah ia tamat, dan sekaligus merupakan
dasar persiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
c. Tujuan tak lengkap. Tujuan ini berkaitan dengan kepribadian manusia
dari satu aspek saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup
tertentu, misalnya kesusilaan, keagamaan, kaindahan, kemsyarakatan,
pengetahuan, dan sebagainya. Setiap aspek ini mendapat giliran
penanganan (prioritas) dalan usaha pendidikan atau maju bersama-
sama secara terpisah.
d. Tujuan insidental (tujuan seketika). Tujuan ini timbul karena
kebetulan, bersifat mendadak, dan bersifat sesaat, misalnya
mengadakan shalat jenazah ketika ada orang yang meninggal.
e. Tujuan sementara. Tujuan yang ingin dicapai pada fase-fase tertentu
dari tujuan umum, seperti fase anak yang tujuannya belajar membaca
dan menulis.
f. Tujuan intermedier. Tujuan yang berkaitan dengan penguasaan suatu
pengetahuan dan keterampilan demi tercapainya tujuan sementara,
misalnya anak belajar membaca dan menulis, berhitung dan
sebagainya.
Komponen-komponen tujuuan pendidikan di atas tidak hanya terfokus pada
tujuan yang bersifat teoritis, tetapi juga bertujuan praktis yang sasrannya pada
pemberian kemampuan praktis peserta didik. Hal ini dilakukan agar setelah
menyelesaikan studinya, mereka dapat mengaplikasikan ilmunya dengan penuh
kewibawaan dan professional mengingat kompetensi yang dimiliki telah memadai.
D. Formulasi Tujuan Pendidikan Islam
Abd al-rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya Edukation Theory, a
Qur’anic outlook, menyatakan tuujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan
menjadi empat dimensi:
14
a. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah) mempersiapkan
manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui
keterampilan keterampilan fisik.
b. Tujuan pendidikan arohani (al-ahdaf al-ruhuniyah) meningkatkan
manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT. Semata dan
melaksanakan moralitas yang sangat islami.
c. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah) pengarahan inteligensi
untuk menemuka kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-
tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya,
d. Tujaun pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah) tujuan pendidikan
sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagi
diri komunitas sosial.
BAB VI
PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
15
A. Definisi Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar
mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya
sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Pendidik pertama dan utama adalah orang
tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan
perkembangan anak kandungnya.kesusksessan anak kandung merupakan cermin atas
kesuksesan orang tua juga. Sebagai pendidik pertama dan utama terhadapa anak-
anaknya, orang tua tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik
anak-anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektifvitas dan efesiensi
pendidikan tidak akan baik jika pendidikan hannya dikelola secara alamiah.
B. Kedudukan Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Dalam beberapa hadits
disebutkan : “jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar dan pendengar, atau pencinta
dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga enkau menjadi rusak,”
dalam hadits Nabi yang lainnya : “tinta orang ilmuan (yang menjadi guru) lebih
berharga daripada darah para syuhada.
C. Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Tugas pendidika yang utama adalah menyempurnakan, memebersihkan,
menyucikan serta membawa, hati manusia untuk mendekati diri kepada Allah SWT.
Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta
didiknya, maka ia menagalami kegagalan dan tugasnya, sekalipun peserta didinya
memiliki prestasi akademis yang luar biasa.
D. Kompetensi-Kompentensi Pendidik Dalam Pendidikan Islam
16
Berdasarkan hadits dan ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa siapapun
dapat menjadi pendidik dalam pendidikan islam dengan catatan ia memiliki
pengetahuan dan kekampuan lebih.
E. Kode Etik Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Kode etika, adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antar
pendidik dan peserta didik, orang tua pesrrta didik, kolegannya, serta dengan
atasannya.
BAB VII
PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Definisi Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religious, dalam mengarungi
kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Dalam istilah tasauf, peserta didik sering kali
disebut dengan “murid atau thalib”. Istilah murid atau thalib ini sesungguhnya
memiliki keladaman makna dari pada penyebutan siswa, artinya dalam proses
pendidikan itu terdapat individu yang secara sungguh sungguh menghendaki dan
mencari ilmu pengetahuan.
B. Paradigma Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Dalam proses belajar mengajar, seorang siswa harus sedapat munkin
memahami hakikat peserta didiknya sebagai subjek dan objek pendidik. Beberapa hal
yang perlu di pahami mengenai peserta didik adalah :
1. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
singga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
17
2. Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan
untuk semaksimal mugkin. Terdapat lima hakekat kebutuhan yang
dikelompokan dalam dua kattegori : a) kebutuhan-kebutihan taraf dasar yang
meliputi kebutuhan fisik, rasa aman dan terjamin, cinta dan ikut memiliki, dan
harga diri, b) metakebutuhan-metakebutuhan (meta needs).
3. Pesrta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu lainnya, baik
dalam perbedaan yang disebabkan dari paktor endogen (fitrah) msupun
eksogen (lingkungan).
4. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan system manusia.
5. Peserta didik merupakan subjek dan objek seklaigus dalam pendidikan yang
dimungkinkan dapat aktif, kreatif dan produktif.
6. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan
memounyai pola perkembangan serta tempo dalam iramanya.
C. Sifat-Sifat Dan Kode Etik Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Sifat-sifat kode etik pesrta didik merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Al-Ghazali merumuskan sebelas pokok kode etik :
a. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.
b. Mengurangi keceendrungan pada duniawi dibandingkan masalah
ukhrawi.
c. Bersifat tawadhu atau rendah hati
d. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran,
sehingga ia trfokus dan dapat memperoleh satu kompotisi yang utuh
dan mendalam dalam belajar
e. Mempelajrari ilmu-ilmu yang terfuji (mahmudah), baik untuk ukhrawi
maupun duniawi
f. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memmulai pelajaran
yang mudah.
18
g. Belajar ilmu dengan tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang
lain
h. Mengenal nilai-nilai ilmu pengetahuan yang dipelajari sehingga
mendatangkan ojektivitas dalam memandang suatu masalah
i. Memprioritaskan mempelajari ilmu diniyah yang terkait dengan
kewajiban sebagai mahluk Allah SWT.
j. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmu
yang bermanfaat dapat membahagiakan
k. Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik sebagai mana
tuntuknya orang sakit terhadap dokternya.
BAB VIII
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Setiap pendidikan ilmiayah memerlikan suatu pencernaan dan organisasi yang
duilaksanakan secara sistematis dan stuktur. Dalam pendidikan perlua adanya
program yang tercerna dan dapat menghantar proses pendidikan sampai pada tujuan
yang diingainkan. Proses pelaksanaan, sampai penilaian dalam pendidikan lebih
dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”. Komponen kurikulum dalam
pendidikan sangat berarti karena merupakan oprasionalisasi tujuan yang dicita-
citakan bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan.
19
Untuk itu komponen kurikulum pendidikan setidak-tidaknya mencakup empat klaster
(kelompok) pokok yaitu :
1. Klaster komponen dasar
2. Klaster komponen pelaksanaan
3. Klaster koponen pelaksanaan dan pendukung kurikulum
4. Klaster komponen usaha-usaha pengembangan
A. Hakikat Kurikulum Pendidikan
Dilihat dari fungsi kurikulum maupun tujuannya hakikat kurikulum adalah
kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci
berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar, dan hal-hal yang
mencakup pada kegiatan yang bertujauan mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Dasar, Prinsip, Dan Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam
Dasar kurikulum adalah kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi dan
membentuk mareti kurikulum, susunan atau organisasi kurikulum. Dalam perspektif
islam, bahwa suatu kurikulum dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
karena belum memasukan dasar religius yang wajib diresapi oleh peserta didik
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.
Dasar Religi
Dasar yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam Al-
Qur’an maupun As-sunnah, karena kedu kitab merupakan nilai kebenaran yang
universal, abadi dan bersifat futuristik.
Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan islam, dengan
dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum mengandung suatu kebenaran, terutama
kebenaran dibidang nilai-nilai ebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu
kebenaran.
Dasar Psikologis
20
Dasar ini mempertimbangkan tehapan psikis peserta didik, yang berkaitan
dengan perkembangan jasmani , intlektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan
kegiatan individu, minat dan kecakapan.
Dasar sosiaologi
Dasar sosiologi memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan
memegang peran penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan,
proses sosialisasi individu, dan rekontruksi masyarakat. Meskipun sering kita temikan
kesulitan bentuk-bentuk- kebudayaan macam apa yang patut disampaikan serta ke
arah mana proses sosialisasi, dan bentuk masyarakat yang bagai mana yang ingin di
kotruksikan sesuai dengan tuntunan masyarakat.
Dasar organisasi
Dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran, yakni organisasi
kurikulum. Dasar ini berpijak pada psikologi asosiasi, yang menganggap keseluruhan
adalah jumlah bagian-bagiannya, sehingga menjadi kurikulum merupakan mata
kuliah yang terpisah-pisah.
C. Orientasi Kurikulum Pendidikan Islam
Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya dapat
dirangkum menjadi lima, yaitu :
a. Orientasi Pelestarian Nilai- Nilai
Dalam pandangan Islam, nilai terbagi atas dua macam, yaitu nilai yang turun
dari Allah atau nilai Ilahiah dan nilai insaniah yaitu nilai yang tumbuh dan
berkembang dari peradaban manusia. Dari kedua nilai ini akan membentuk norma –
norma atau kaidah – kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada masyarakat
yang mendukungnya.
b. Orientasi pada Kebutuhan Sosial
Orientasi kurikulum adalah bagaimana memberikan kontribusi positif dalam
perkembangan social dan kebutuhannya, sehingga out put di lembaga pendidikan
mampu menjawab masalah- masalah yang dihadapi masyarakat.
21
c. Orientasi pada Tenaga Kerja
Manusia sebagai makhluk biologis yang memiliki unsur mekanisme
jasmaniah yang membutuhkan kebutuhan – kebutuhan lahiriah. Maka dari itu
kurikulum pendidikan diarahkan agar dapat memenuhi kebutuhan kerja. Setelah lulus
dari lembaga sekolah peserta didik diharapkan memiliki kemampuan dan ketrampilan
yang profesional, produktif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu mendayagunakan
sumber daya alam secara positif.
d. Orientasi pada Peserta Didik
Kurikulum ini diarahkan agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik yang
disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuannya yang meliputi kognitif, afektif
dan psikomotorik.
e. Orientasi pada masa depan Perkembangan Iptek
Kemajuan suatu zaman ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta produk- produk yang dihasilkannya. Dengan adanya kemajuan iptek
ini tuntutan kita adalah membuat dan mengimplikasikan kurikulum pendidikan yang
selaras dengan kemajuan iptek, sehingga produk yang di hasilkan bukan hanya
membentuk insan yang bertaqwa kepada Allah saja, akan tetapi bisa mengahasilkan
sarjana - sarjana tehnologi yang bertaqwa.
D. Model-Model Konsep Kurikulum Pendidikan Islam
1. Kurikulum sebagai model subjek akademis
Model kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga
pendididkan diarahkan lebih bersifat intlektual. Konotasi model ini tidak hanya
menerima apa yang disampaikan dalam perkembangan, tetapi tuga menerima proses
belajar yang dialami peserta didik. Secara umum kurikulum model subjek akademis
dipandang sebagai model yang masih sepihak, dan belum mampuh mengintegrasikan
antara nilai lama dan nilai baru.
2. Kurikulum sebagai nilai humastik (Aktualisasi Diri)
22
Karekteristik kurikulum model humastik berfungsi menyediakan pengalaman
yang berharga bagipeserta didik dan membantu kelancaran perkembangan pribadi
peserta didik,
3. Kurikulum Sebagai Model Rekontruksi Sosial
Kurikulum model ini difokuskan pada prolem yang sedang dihadapi oleh
masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.
4. Kurikulum sebagai Model Teknologi
Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada
penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan
pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sisitem saja, atau
juga dengan alat atau media.
5. Kurikulum sebagai Model Proses Kognitif
Kurikulum ini bertujuan mengembangakan kemampuan mental, antara lain
berfikir dan berkeyakinan bahwa kemampuan tersebut dapat ditransfer atau
diterapkan pada bidang-bidang lain.
E. Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Finc dan Crunkitton menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu di
perhatikan dalam perumusan isi kurikulum pendidikan, yaitu:
1). Waktu dan biaya yang tersedia;
2). Tekanan internal dan eksternal;
3). Persyaratan tentang isi kurikulum dari pusat maupun daerah;
4). Tingkat dari isi kurikulum yang akan disajikan.
F. Sistem Penjenjangan Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan islam bersifat dinamis dan kontinu
(berkesinambungan), disusun berdasarkan pertimbanga-pertimbangan khusus,
terutama masalah kemampuan inteligensia dan mental peserta didik. Dari si dapat
ditententukan bobot materi yang diberikan:
23
a. Untuk tingkat dasar (Ibtidaiyah). Bobot materi hanya menyangkut
pokok-pokok ajaran islam, misalnya masalah akidah, masalah syariah,
dan masalah akhlak.
b. Untuk tingkat menengah pertama (Tsanawiah). Bobot materi
mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang dsar dan
ditamnbah dengan argumen-argumen dari dalil naqli dan dalil aqli.
c. Untuk tingkat menengah Atas (Aliyah). Bobot materi mencakup bobot
materi yang diberikan pada jenjang Dasar dan Jenjang Menengah
Pertama ditambah dengan hikmah-hikmah dan manfaat dibalik materi
yang diberikan
d. Untuk tingkat Perguruan Tinggi (Jami’iyah). Bobot materi mencakup
bobot materi yang diberikan pada jenjang Dasar dan Jenjang
Menengah Pertama, ditambah dengan materi yang bersifat ilmiah dan
filosofis.
G. Pola Organisasi Kurikulum Pendidikan Islam
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun
dan disampaikan kepada peserta didik, atau stuktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pendidikan atau pengajaran yang hendak
disampaikan pada peserta didik. Uraian model-model kurikulum di atas, pada
dasarnya menuntun adanya pola organisasi kurikulum yang dapat menghantar
tercapainya model-model kurikulum tersebut, misalnya untuk model kurikulum
sebagai subjek akademis.
a. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Terpisah-pisah
Jenis kurikulum ini bertujuan agar generasi muda mengenal hasil kebudayaan
dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad. Mereka
perlu mencari dan menemukan lagi apa yang diperoleh generasi-generasi terdahulu.
24
Penggunaan jenis kurikulum ini sedikit mendapat proporsi dalam desain kurikulum
pendidikan islam, karena desain masih dalam taraf pemula atau taraf verbalistik
untukuntuk peserta didik.
b. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Gabungnan
Jenis ini merupakan modifikasi dari kurikulum mata pelajaran yang terpisah-
pisah. Agar pengetahuan pesertta didik tidak terpisah-pisah, maka disusunlah
hubungan antara dua mata pelajaran atau lebih, yang dapat dipandang sebagai
kelompok yang memepunyai hubungan erat.
BAB IX
METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Hakikat Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar tentang
pengertian Metode dan Pendidikan Islam. Kita dapat menyimpulkan tentang
pengertian Metode Pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh al-Syaibaniy yaitu,
segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-
kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta
didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk
mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada
tingkah laku mereka.
Ahmad Tafsir secara umum membatasi bahwa metode pendidikan adalah
semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kemudian Abdul Munir Mulkan,
mengemukakan bahwa metode Pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada
anak didik. Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam,
25
dapat membawa arti sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri
seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami.
Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami,
manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman.
B. Dasar, Prinsip, Dan Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar
ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran
peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi
yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu
menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan
keberhasilan belajar, memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk berlajar
berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan berlajar
mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut
ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah member i inspirasi pada peserta
didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang
seiring dengan tujuan pendidikan islam.
Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-
prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
tereasilasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui,
memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan
keterampilan oleh pikiran. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah membuat
perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan
dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut
diharapkan menjadi pendorong kea rah perbuatan nyata.
C. Prosedur Pembuatan Kurikulum Pendidikan Islam
26
Prosedur pembuatan metode pendidikan islam adalah dengan memperhatikan
faktor- faktor yang mempengaruhinya,yang meliputi :
a. Tujuan pendidikan islam. Faktor ini di gunakan untuk menjawab
pertanyaan untuk apa pendididkan itu di laksanakan. Tujuan pendidikan
mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pembinaan akal pikiran,
seperti kecerdasan, kepandaian, daya nalar), aspek afektif (pembinaan
hati, seperti pengembangan rasa, kesadaran, kepekaan emosi dan
kematangan spiritual) dan aspek psikologi motorik (pembinaan jasmani,
seperti badan sehat, mempunyai ketrampilan)
b. Peserta didik. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan untuk
apa dan bagaimana metode itu mampu mengembangkan peserta didik
dengan mempertimbangkan berbagai tingkat kematangan, kesanggupan,
dan kemampuan yang di miliki.
c. Situasi. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan bagaiman serta
kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.
d. Fasilitas. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan dimana dan
bilamana termasuk juga berbagai fasilitas dan kuantitasnaya.
e. Pribadi pendidik. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan oleh
siapa serta kompetensi dan kemampuan profesionalnya yang berbeda –
beda.
Tidak selamanya satu metode selalu baik untuk saat yang berbeda-beda. Baik
tidaknya tergantung pada beberapa faktor yang mungkin berupa situasi dan kondisi,
atau persesuaian dengan selera, atau juga karena metodenya sendiri belum memenuhi
syarat sebagai metode yang serbaguna, semuanya sangat ditentukan oleh pihak yang
menciptakan dan melaksanakan metode juga objek yang menjadi sasarannya.
D. Asas-Asas Pelaksanaan Metode Pendidikan Islam
Sesungguhnya metode pendidkan Islam memiliki asas-asas dimana ia tegak
berdiri dan memperoleh unsur, tujuan, dan prinsip-prinsip. Asas-asas tersebut pada
27
prinsipnya tidak banyak berbeda dengan asas-asas tujuan dan kurikulum pendidikan
Islam. Konsep ini menggambarkan bahwa seluruh komponen yang terkait dalam
proses pendidikan Islam adalah merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu
sistem. Secara umum, Asas-asas metode pendidikan Islam itu menurut al-Syaibany,
adalah:
a. Asas Agama, yaitu prinsip-prinsip, asas-asas dan fakta-fakta umum
yang diambil dari sumber asasi ajaran Islam, yakni al-Qur'an dan
Sunnah Rasul.
b. Asas Biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan
jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik.
c. Asas Psikologis, yaitu prinsip yang lahir diatas pertimbangan kekuatan
psikologis, seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap,
keinginan, bakat dan kecakapan akal atau kapasitas intelektual.
d. Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia
seperti tradisi, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan dan tuntutan
kehidupan yang senantiasa maju dan berkembang.
Sementara dari sudut pandang pelaksanaannya, asas-asas pendidikan Islam
dapat diformulasikan kepada:
a. Asas Motivasi, yaitu usaha pendidik untuk membangkitkan perhatian
peserta didik kearah bahan pelajaran yang sedang disajikan.
b. Asas Aktivitas, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk ambil bagian secara aktif dan kreatif dalam seluruh kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan.
c. Asas Apersepsi, mengupayakan respon-respon tertentu dari peserta
didik sehingga mereka memperoleh perubahan pada tingkah laku,
pembendaharaan konsep, dan kekayaan akan informasi.
d. Asas Peragaan, yaitu memberikan variasi dalam cara-cara mengajar
dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam
bentuk aslinya maupun tiruan.
28
e. Asas Ulangan, yaitu usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau
keberhasilan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
f. Asas Korelasi, menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan
pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat.
g. Asas Konsentrasi, yaitu memfokuskan pada suatu pokok masalah
tertentu dari keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksankan tujuan
pendidikan serta memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya.
h. Asas Individualisasi, yaitu memperhatikan perbedaan-perbedaan
individual peserta didik.
i. Asas Sosialisasi, yaitu menciptakan situasi sosial yang
membangkitkan semangat kerjasama antara peserta didik dengan
pendidik atau sesama peserta didik dan masyarakat, dalam menerima
pelajaran agar lebih berdaya guna.
j. Asas Evaluasi, yaitu memperhatikan hasil dari penilaian terhadap
kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai umpan balik pendidik
dalam memperbaiki cara mengajar.
k. Asas Kebebasan, yaitu memberikan keleluasan keinginan dan tindakan
bagi peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada
hal-hal yang positif.
l. Asas Lingkungan, yaitu menentukan metode dengan berpijak pada
pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan.
m. Asas Globalisasi, yaitu memperhatikan reaksi peserta didik terhadap
lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi
juga secara fisik, sosial dan sebagainya.
n. Asas Pusat-pusat Minat, yaitu memperhatikan kecenderungan jiwa
yang tetap ke jurusan suatu yang berharga bagi seseorang.
o. Asas Ketauladanan, yaitu memberikan contoh yang terbaik untuk
ditiru dan ditauladani peserta didik.
29
p. Asas Kebiasaan, yaitu mambiasakan hal-hal positif dalam diri peserta
didik sebagai upaya praktis dalam pembinaan mereka.
E. Pendekatan Metode Pendidikan Islam
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan,
dan melatari metode pendidikan dengan cakupan teoritis tertentu.
1. Pendekatan Tilawah
Pendekatan Ini meliputi membacakan ayat-ayat Alloh yang bertujuan
memandang fenomena alam sebagai tanda kekuasannya, hal ini mempunyai indikasi
tafakkur (berfikir) dan tadzakkur (berdzikir) sedangkan aplikasinya adalah
pembentukan kelompok ilmiah, dan kegiatan ilmiah lainnya, dengan landasan Al-
Qur`an dan Al-Hadist misalnya pengkajian, penelitian dan lain sebagainya.
2. Pendekatan Tazkiyah
Pendekatan ini diartikan dengan menyucikan dirinya dengan cara amar ma’ruf
nahyil mungkar (tindakan proaktif dan reaktif), untuk menjaga kebersihan dirinya
dari laingkunganny, jelas indicator pendekatan ini fisik, psikis dan sosial. Aplikasinya
adalah dengan gerakan kebersihan, ceramah, tabligh, serta pengembangan kontrol
sosial.
3. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab
Pendekatan ini bertujuan untuk membaca, memahami menghayati dan
merenungkan Al-Qur`an dan As-Sunnah sebagai pedomannya.
4. Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah
Indikator utama dalam pendekatan ini adalah mengadakan interprestasi dan
perenungan terhadap pendekatan al-kitab.
5. Yuallimukum maa lam takuunuu ta’lamun
Pendekatan ini mungkin hanya dinikmati oleh Nabi dan Rosul saja, seperti
adanya mukjizat, sedangkan manusia seperti kita hanya bisa menikmati sebagian
kecil saja, indikator pendekatan ini adalah penemuan teknologi canggih yang dapat
membawa manusia pada penjelajahan ruang angkasa, sedang aplikasinya adalah
30
mengembangkan produk teknologi yang dapat membawa manusia pada penjelajahan
ke angkasa, sedangkan aplikasinya mengembangkan produk teknologi yang dapat
mempermudah dan membantu kehidupan manusia sehari-hari.
6. Pendekatan Islah
Pelepasan beban dan belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap
penderitaan orang lain, memiliki komitmen memihak bagi kaum yang tertindas, dan
berupaya menyeimbangkan perbedaan paham. Pendekatan ini bertujuan untuk
memelihara ukhuwah islamiyah dengan aplikasinya kunjungan ke keompok kaum
dlu’afa, kampanye amal sholeh dan lain sebagainya.
F. Bentuk Metode Dan Teknik Pendidikan Islam
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia
pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam
dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dan berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli,
yaitu:
1. Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany
Dalam bukunya, Syaibany memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode Pengambilan Kesimpulan atau Induktif.
Metode ini bertujuan untuk membimbing pelajar untuk mengetahui fakta-
fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan. Metode ini
mulai dengan membahas dari bagian-bagian yang kecil untuk sampai kepada undang-
undang umum.
Metode ini dapat digunakan pada berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian
pendidikan Islam. Misalnya, nahwu, saraf, fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan
dalam berbagai ilmu yang lain.
b. Metode Perbandingan
Metode ini berbeda dengan metode induktif, dimana perpindahan menurut
metode ini dari yang umum kepada yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-
31
bagian yang kecil, dimana disebutkan prinsip umum dahulu, kemudian diberi contoh-
contoh dan perincian-perincian yang menjelaskan dari prinsip-prinsip umum tersebut.
Metode perbandingan dapat digunakan pada pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran
yang mengandung prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang
dibawahnya termasuk bagian-bagian dan masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam
mengajarkan bahasa, baik sastra atau nahwu, sejarah, saraf dan lain-lain.
c. Metode Kuliah
Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa mengajar menyiapkan
pelajaran dan kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara penting yang ingin
dibicarakannya. Ia memulai kuliahnya dengan mengutarakan sepintas lalu tentang
perkara-perkara penting yang ingin dibicarakan, kemudian menjelaskan dengan
terperinci tentang perkara-perkara yang disimpulkannya pada permulaan kuliahnya.
Pelajar-pelajar mengikuti dengan mendengar dan mencatat apa yang difahami dari
kuliah itu, untuk dipelajari sekali lagi dengan cara masing-masing.
d. Metode Dialog dan Perbincangan
Metode Dialog adalah metode yang berdasarkan pada dialog, perbincangan
melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan, dikritik
dan dibantah lagi.
e. Metode Lingkaran
Pada metode ini, yang terus menerus dipergunakan pada yayasan-yayasan
pendidikan dalam dunia Islam semenjak bermulanya dakwah Islamiyah. Pelajar-
pelajar mengelilingi guru-gurunya dalam setengah bulatan untuk mendengarkan
syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia duduk bersandar pada sebuah tiang di Mesjid
menghadap kiblat. Sebagian ulama mengkhususkan tiang-tiang tertentu yang
dijadikan majlisnya sepanjang hidupnya. Kalau seorang guru telah memilih tempat
tertentu untuk tempat pengajarannya maka biasanya beliaulah mendapat keutamaan
untuk menempati tempat tersebut
f. Metode Riwayat
32
Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang digunakan oleh pendidik
Islam. Hadits, bahasa dan sastera Arab termasuk ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi
pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan metode ini
g . Metode Mendengar
Metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan sesuatu. Metode ini banyak
digunakan pada abad pertama dakwah Islamiyah, karena pada saat itu tulisan dan
pembacaan belum tersebar luas dimasyarakat. Dan juga karena para ahli pada abad itu
tidak senang menulis apa yang diriwayatkannya sebab kawatir kalau tulisan itu akan
serupa dengan al-Qur’an.
h. Metode Membaca
Metode ini merupakan alat yang digunakan dalam mengajarkan dan
meriwayatkan karya ilmiah yang biasanya bukan karya guru sendiri. Menurut metode
ini murid membacakan apa yang dihafalnya kepada gurunya atau orang lain
membacanya sedang dia mendengar.
i. Metode Imla’
Metode Imla’ adalah metode mencatat apa yang didengarnya. Misalnya
seorang guru membacakan sebuah naskah kemudian murid-muridnya mencatat setiap
kata yang didengarnya. Metode ini pernah digunakan pada saat memberikan imla’
dalam hadits seperti yang dilakukan oleh Al-Sayuti pada tahun 873 H. dan metode ini
juga digunakan pada pelajaran bahasa Arab.
j. Metode Hafalan
Metode hafalan adalah salah satu metode yang terpusat pada hafalan. Ulama-
ulama terdahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk mengahafal al-Qur’an
dan al-Hadits. Karena pada saat itu sedikit sekali yang mengerti tentang tulis menulis.
Metode hafalan ini masih digunakan sampai sekarang, karena terbukti bisa
meningkatkan pemikiran.
k. Metode Pemahaman
33
Metode pemahaman adalah memahami suatu wacana yang sedang dikaji.
Metode ini sangat penting dalam pendidikan Islam, karena dengan memahami sebuah
tulisan kita bisa mengerti maksud dibalik tulisan itu.
l. Metode Lawatan Untuk Menuntut Ilmu
Metode lawatan adalah berkunjung kesuatu tempat untuk mencari ilmu atau
biasa disebut dengan Studi Banding. Pada saat ini studi banding banyak dipraktekkan
dalam lingkungan pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, bahkan
instansi pemerintah maupun swasta.
2. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah.
Abdurrahman mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode ceramah, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian
pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan
atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk
memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
b. Metode Diskusi
suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dalam
metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa
diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai
kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi,
untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling benar
atau terbaik.
c. Metode Tanya jawab dan dialog
penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan pelajar
atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar fikiran. Metode
ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid sebelumnya sudah diberi
tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah buku.
Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan, deduksi
merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat.
d. Metode perumpamaan atau Metafora.
34
Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi
gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah perumpamaan
yang terdapat dalam al-Qur'an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut ayat 41.
e. Metode hukuman
Metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta didik.
Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi dalam
kondisi tertentu harus digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah: hukuman adalah
metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta didik dan bukan
untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila metode yang lainnya tidak
berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik, hendaknya
dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar akan kesalahannya.
BAB X
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
35
Secara etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation, akar
katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al-
Qimah atau Al taqdir. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan al-taqdiir
al tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi
evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
memperoleh kesimpulan.
B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Untuk lebih jelasnya tujuan evaluasi dapat dirinci menjadi:
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam
kelompok kelasnya.apakah sisiwa tersebut termasuk kategori
lambat,sedang,atau cepat.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam
belajar, apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.
d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah
mendayagunakan kafasitas kognitifnya.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.
Sedangkan Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat
mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi
bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya.
Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam
mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar, serta membantu
mempertimbangkan administrasinya.
Selain memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
36
a. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku
raport
b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan
c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program pengajaran perbaikan (ramedial teaching)
d. Fungsi psikologis untuk mengatasi kekurangmampuan atau
ketidakmampuan dalam menilai kemampuan atau kemajuan dirinya
sendiri.
e. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
simbingan dan penyuluhan (BP)
f. Bahan pertimbangan pengembangan kurikulum,metode,dan alat-alat
PBM.
g. Bahan pertimbangan bagi orang tua untuk mengenali hasil usha dan
tanggung jawabnya dalam mengembangkan potensi anaknya.
Menurut A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi
mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
a. Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan instruksional secara
komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
b. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-
segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang
dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.
c. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur keberhasilan proses
belajar mengajar bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan
pelajaran yang diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.
d. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial
bagi murid.
e. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
37
f. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
g. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan
belajar.
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara
lain :
a. Keterpaduan
Materi dan metode pengajaran dan evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu,
yang tidak boleh dipisahkan.
b. Keterlibatan Siswa
Hal ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif), untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar
mengajaar yang dijalaninya, siswa membutuhkan evaluasi.
c. Koherensi
Evaluasi yang disajikan harus sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak
diukur
d. Paedagogis
Evaluasi yang diterapkan adalah upaya perbaikan sikap dan tingkah laku
ditinjau dari segi paedagogos
e. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu dissampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan
pertanggungjawaban (accountability)
f. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus-menurus dari waktu kewaktu, untuk
mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik.
g. Menyeluruh
38
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yakni mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada
strategi dan prusuder penilaian.
D. Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang
digariskan oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang
dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.
Secara umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut :
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155).
2. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan
wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS. An
Naml/27:40).
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau
keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap nabi Ibrahim
yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash
Shaaffat/37:103-107).
4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah
diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang
asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat
(QS. Al-Baqarah/2:31).
5. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang beraktifitas
baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka yang
beraktifitas buruk (QS. Az Zalzalah/99:7-8).
6. Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya, tanpa memandang
formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik tindakan
hamba-hamba tersebut (QS. Al Hajj/22:37).
39
7. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi
sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi
yang dilakukan (QS. Al Maidah/5:8).
E. Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes:
1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara,
pengamatan, riwayat hidup.
1. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam
bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak
terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian
dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang
lain.
2. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori.
Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner
langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah
kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya.
Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung
oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila
yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka
dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila
ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner
tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar
pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya
memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap
sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si
penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara
terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
40
3. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta
dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan
tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia anggap sesuai.
4. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak
digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara
bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan
jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan
batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana
pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang
bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang
diperlukan saja.
5. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat
sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1)
observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang
diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok
yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah
diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat
dalam obejek pengamatan.
6. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi
tersebut.
F. Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan Islam
Penilaian/Evaluasi ada beberapa macam:
1. Penilaian Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dalam
satuan materi pokok pada suatu bidang studi tertentu.
41
2. Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu catur
wulan/semester
3. Penilaian penempatan (Placement) yaitu penilaian tentang pribadi peserta
didik untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar yang sesuai
dengan kondisi peserta didik.
4. penilaian diagnostic, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik berupa kesulitan
atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran.
G. Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam
Bagi seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya
memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut:
1. Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai sehingga
betul-betul terbatasserta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan apa
segi tersebut dapat dinilai.
2. Pendidik harus menetapkan alat evaluasi yang valid dan realitas yang berarti
taraf ketepatan dan kecepatan tes dengan aspek yang akan dinilai.
3. Penilaian harus objektif yang berarti menilai prestasi peserta
didiksebagaimana adanya hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah
dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan kriteriayang berlaku.
4. Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis yang
artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan peserta didik belajar
dan pendidik mengajar.
Selain itu Syarat-syarat yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan
Islam adalah:
1. Validity, yaitu pelaksanaan tes harus berdasarkan hal-hal yang seharusnya
dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diingini dan
diselidiki sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soalsoal tes
42
harus memberi gambaran keseluruhan (representatif) dari kesanggupan
anak mengenai bidang itu.
2. Reliable, yaitu tes tersebut dapat dipercayai yakni dengan memberikan
ketelitian dan keterangan tentang kesanggupan anak didik sesungguhnya,
soal yang ditampilkan tidak membawa tafsiran yang bermacam-macam
sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
3. Efisiensi, yaitu tes yang dilakukan merupakan tes yang mudah
administrasinya, penilaian dan interpretasinya (penafsirannya). (Nasution,
1982 : 169). Selain itu, evaluasi yang dilaksanakan harus secara cermat
dan tepat pada sasarannya. Sesuai dengan Alquran surat Al- Insyiqoq (84)
ayat 8 : yang artinya: “ Maka dia akan dievaluasi dengan pengevaluasian
yang mudah.”
4. Ta’abbudiyyah dan ikhlas, yaitu evaluasi yang dilakukan dengan penuh
ketulusan dan pengabdian kepada Allah Swt. Apabila prinsip ini
dilakukan, maka upaya evaluasi akanmembuahkan kesan husnu zhann
(prasangka baik) terjadi perbaikan tingkah laku secara positif dan
menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.
H. Sifat, Macam-Macam, Dan Teknik Evaluasi Pendidikan Islam
Sifat evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan islam adalah sebagai
beriktu :
a. kuantitatif, yaitu hasil evaluasi yang diberikan skor atau nilai dalam bentuk
angka, misalnya 50, 79, dan 100
b. kualitatif, yang hasil evaluasi diberikan dalam bentuk pernyataan verbal,
misalnya memuaskan, baik, cukup dan kurang.
Sedang macam-macam evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan islam
adalah:
a. tes tertulis (writen test)
b. tes lisan (oral test)
43
c. dan perbuatan (performance test)
Aspek kognitif biasanya menggunakan tes tertulis maupun lisan, sedangankan
psikomotorik menggunakan tes perbuatan. Teknik yang dapat digunakan dalam
evaluasi pendidikan Islam adalah :
Teknis tes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta
didik, meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar, serta bakat
khusus dan inteligensinya.
teknik ini terdiri atas :
1. uarian (essay tes), baik uraian bebas (free test) maupun uaraian terbatas
(limited essay),
2. objektif tes, dalam bentuk benar atau salah (true-false), pilihan ganda
(multiple choice), menjodohkan (matching), isian (complation) dan
jawaban singkat (short answere), dan
3. bentuk tes lain, seperti bentuk ikhtisar, laporan, dan bentuk khusus
dalam pelajaran bahasa.
Nontes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai karakteristik lainnya,
misalnya minat, sikap dan kepribadian siswa. Teknik ini meliputi observasi
terkontrol, wawancara (interview), rating scale, inberntory, questionare, dan
anecdotal accounts.
44

More Related Content

What's hot

Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di NusantaraModul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di NusantaraIstna Zakia Iriana
 
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskusBab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskushadisukmo
 
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anKB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anIstna Zakia Iriana
 
KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013Istna Zakia Iriana
 
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam PembelajaranKB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam PembelajaranIstna Zakia Iriana
 
Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)
Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)
Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)Kelompok A Teknologi Pendidikan
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara LBB. Mr. Q
 
RPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XI
RPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XIRPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XI
RPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XIDiva Pendidikan
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Phujie FaHrani
 
Manajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenManajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenFeni Prasetiya
 
Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...
Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...
Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...MuhammadAhda
 
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)Nurul Khotimah
 
Kurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islamKurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islamWina Ariyani
 
KB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAI
KB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAIKB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAI
KB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAIIstna Zakia Iriana
 
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode MekkahPerkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkahbulan purnama
 
Pendekatan sejarah dalam studi islam
Pendekatan sejarah dalam studi islamPendekatan sejarah dalam studi islam
Pendekatan sejarah dalam studi islamThony Hermansyah
 
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinPerkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinSri Juwita Alfath
 

What's hot (20)

Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di NusantaraModul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
 
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskusBab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
 
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anKB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
 
KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 3 Model-Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
 
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam PembelajaranKB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
KB 2 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
 
Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)
Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)
Power Point makanan minuman halal dan haram (Ari Efendi, Teknologi Pendidikan)
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara
 
RPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XI
RPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XIRPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XI
RPP Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MA Kelas XI
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
 
Manajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenManajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantren
 
Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...
Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...
Pola dan kebijakan pendidikan islam di nusantara pada masa awal sampai sebelu...
 
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
 
KB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar ProfesiKB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar Profesi
 
Kurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islamKurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islam
 
KB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAI
KB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAIKB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAI
KB 4 Pengembangan Profesionalisme Guru PAI
 
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode MekkahPerkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
 
Pendekatan sejarah dalam studi islam
Pendekatan sejarah dalam studi islamPendekatan sejarah dalam studi islam
Pendekatan sejarah dalam studi islam
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinPerkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
 

Similar to Pendidikan Islam

PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYIPEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYISitiNurmawaddah
 
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamAmeilya P P
 
Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan IslamTokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan IslamLevina Lme
 
Tarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdf
Tarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdfTarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdf
Tarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdfpgmiidaqu
 
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfFILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfNurTasya9
 
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.docRiska Affriany
 
Terminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamMuktarIsnanHasibuan
 
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxTerminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxWildatlZuhra
 
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptxPPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptxDiKi33
 
resume filsafat pendidikan islam.docx
resume filsafat pendidikan islam.docxresume filsafat pendidikan islam.docx
resume filsafat pendidikan islam.docxMuzizahFitri
 
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaAveroez Averoez
 
3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf
3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf
3. hakikat pendidikan islam - editan.pdfDahlanSyukur
 

Similar to Pendidikan Islam (20)

PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYIPEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
 
Pendidikan islam & profesionalisme
Pendidikan islam & profesionalisme Pendidikan islam & profesionalisme
Pendidikan islam & profesionalisme
 
14155621 topik6konseppendidikan
14155621 topik6konseppendidikan14155621 topik6konseppendidikan
14155621 topik6konseppendidikan
 
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan Islam
 
Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan IslamTokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
 
Tarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdf
Tarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdfTarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdf
Tarbiyah Islamiyah sebagai Modal Pendidikan Masa Depan.pdf
 
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfFILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
 
Resume.docx
Resume.docxResume.docx
Resume.docx
 
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
 
Terminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islam
 
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxTerminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
Kumpulan peta konsep.docx
Kumpulan peta konsep.docxKumpulan peta konsep.docx
Kumpulan peta konsep.docx
 
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptxPPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PPT.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
3 isi
3 isi3 isi
3 isi
 
resume filsafat pendidikan islam.docx
resume filsafat pendidikan islam.docxresume filsafat pendidikan islam.docx
resume filsafat pendidikan islam.docx
 
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
 
13713902.ppt
13713902.ppt13713902.ppt
13713902.ppt
 
3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf
3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf
3. hakikat pendidikan islam - editan.pdf
 
Ipi
IpiIpi
Ipi
 

More from Soga Biliyan Jaya

CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020
CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020
CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020Soga Biliyan Jaya
 
Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...
Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...
Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...Soga Biliyan Jaya
 
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...Soga Biliyan Jaya
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniSoga Biliyan Jaya
 
Contoh Persentasi Sidang, Tesis atau Disertasi
Contoh Persentasi Sidang, Tesis atau DisertasiContoh Persentasi Sidang, Tesis atau Disertasi
Contoh Persentasi Sidang, Tesis atau DisertasiSoga Biliyan Jaya
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranSoga Biliyan Jaya
 
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainProposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainSoga Biliyan Jaya
 
Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)
Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)
Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)Soga Biliyan Jaya
 
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)Soga Biliyan Jaya
 
Sosiologi pendidikan dan ilmu pengetahua
Sosiologi pendidikan dan ilmu pengetahuaSosiologi pendidikan dan ilmu pengetahua
Sosiologi pendidikan dan ilmu pengetahuaSoga Biliyan Jaya
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganSoga Biliyan Jaya
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSoga Biliyan Jaya
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranSoga Biliyan Jaya
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 

More from Soga Biliyan Jaya (20)

CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020
CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020
CONTOH RPP SATU LEMBAR Tema 6 SD/MI VERSI 2020
 
Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...
Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...
Penerapan keterampilan proses terhadap peningkatan keterampilan proses sains ...
 
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
 
Contoh Persentasi Sidang, Tesis atau Disertasi
Contoh Persentasi Sidang, Tesis atau DisertasiContoh Persentasi Sidang, Tesis atau Disertasi
Contoh Persentasi Sidang, Tesis atau Disertasi
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainProposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
 
Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)
Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)
Kelompok 13 (soga biliyan jaya & noura iklima)
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
 
Sosiologi pendidikan dan ilmu pengetahua
Sosiologi pendidikan dan ilmu pengetahuaSosiologi pendidikan dan ilmu pengetahua
Sosiologi pendidikan dan ilmu pengetahua
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Fotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis pada tumbuhanFotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis pada tumbuhan
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINIPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Pendidikan Islam

  • 1. TUGAS KOMPREHENSIF RESUME ILMU PENDIDIKAN ISLAM Disusun Oleh SOGA BILIYAN JAYA NIM : 150209067 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2019M/ 1440
  • 2. 1 RESUME ILMU PENDIDIKAN ISLAM Penulis : Dr. Abdul Mujib, M.Ag. Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam Penerbit : Kencana Pernada Mulia Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 268 halaman, 11 Bab Cetakan : Pertama No.ISBN : 979-3925-54-X BAB I Islam Berbagai Paradigma Ilmu Pendidikan Pendidikan Islam merupakan salah satu disiplin ilmu keislaman yang membahas objek-objek di seputar kependidikan. Pemahaman hakikat pendidikan Islam sebenarnya tercermin di dalam sejarah dan falsafah Islam sendiri, sebab setiap proses pendidikan tidak terlepas dari objek-objek keislaman. Pendidikan Islam semula mengambil bentuk sebagai: Pertama, asas-asas kependidikan. Asas-asas kependidikan yang dimaksud terakumulasi di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Tak satupun persoalan, termasuk persoalan pendidikan, yang luput dari jangkauan ajaran Islam, sekalipun cakupannya tidak menyentuh pada aspek-aspek teknik oprasional. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 38: “Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” Dan QS. Al-Nahl ayat 89; “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang- orang yang berserah diri”. Dua ayat di atas memberikan isyarat bahwa perumusan pengembangan pendidikan cukup digali dari sumber autentik Islam, yaitu Al Quran
  • 3. 2 dan Hadits. Kedua, konsep-konsep kependidikan. Konsep-konsep kependidikan yang dimaksud merupakan hasil pemikiran, perenumgan dan interpretasi para ahli yang diinspirasikan dari Al-Quran dan As-Sunnah, baik tentang konsep: (1) antologi pendidikan, yang membahas hakikat Tuhan, manusia dan alam yang menjadi kajian utama dalam pendidikan Islam; (2) epistemologi pendidikan, yang membahas tentang epistemologi dan metodologi dalam pendidikan Islam; dan (3) aksiologi pendidikan, yang membahas tentang sisyem nilai yang dikembangkan dalam pendidikan Islam. Ketiga aspek tersebut telah terumuskan begitu rapi dari para filsuf Muslim (seperti al- Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibn Maskawaih, dan Ibnu Rusyd) dan para sufi (seperti al-Ghazali, Rabiah al-Adawiyah, Ibnu Qayyim). Ketiga, teori-teori kependidikan. Teori-teori kependidikan yang dimaksud merupakan hasil kerja ilmiah dalam melihat pendidikan. Para ahli tidak lagi melihat pendidikan Islam dari sudut yang ideal dan normative yang bersumber dari asas dan konsep pendidikan Islam, tetapi lebih melihat dari sisi yang nyatanya. Sumber dari tata kerja ilmiah ini digali dari fenomena pendidikan yang berkembang pada orang atau masyarakat Islam. Apa yang terjadi di dunia empiris tentang orang atau masyarakat Islam dijadikan sebagai rujukan dalam membangun teori-teori kependidikan Islam. Dalam kontesk ini, persyaratan ilmiah (seperti riset dan eksperimen) menjadi bagian integral dalam membangun teori-teori pendidikan Islam. BAB II PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Pendidikan Islam Pemahaman tentang pendidikan islam dapat diawali dari penelusuran pengertian pendidikan islam, sebab dalam pengertian ini terkandung indokator-
  • 4. 3 indikator esensial dalam pendidikan, penyimpulan ini lazimnya melahirkan pengertian termologi atau istilah dalam pendidikan islam. B. Pengertian Etimologi Pendidikan Islam Pendidikan dalam wacana keislaman lebih popular dengan istilah terbiyah, ta’lim, riyadhah, irsyad, dan tadris. Masing-masing istilah memiliki keunikan makna tersendiri ketika bagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Semua istilah digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan pendidikan islam. a. Tarbiyah 1. Rabba, yarba, tarbuyah : yang memiliki makna ‘tambah’ (zad) dan ‘berkembang’ (nama) yang memiliki arti Pendidikan yang merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik. 2. Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar atau dewasa (tara’ra’a) artinya, pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik. 3. Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makana memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, member makan, mengasuh dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Artinya pendidikan merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik. Merujuk pada kesamaan akar kata, konsep tarbiyah selalu saja dikaitkan dengan konsep tauhid rububiyah yang berarti mengEsakan Allah SWT. Tarbiyah dapat juga diartikan dengan “proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, agar ia memiliki sikap semangat yang tinggi dengan memahami dan menyadari kehidupannya. b. Ta’lim Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari kata ‘allama. Sebagai para ahli menerjemaahkan istilah tarbiyah dengan pendidikan, sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran. Muhammad Rasyid Ridhah
  • 5. 4 mengartikan ta’lim dengan : proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Pengertian ini didasarkan atas firman Allah SWT. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 31 “ dan dia mengajarkan (allama) kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : sebutkan kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang beriman. c. Ta’dib Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santu, tata karma, adab, budi pekerti, akhlak moral, dan etika. Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga pembimbing kea arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan. d. Riyadhah Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut al-bastani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa akhlak yang mulia. Riyadhah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : 1) riyadhah al-jisim, pendidikan olahraga yang dilakukan melalui gerakan fisik atau pernapasan yang bertujuan untuk kesehatan jasmani manusia, 2) riyadhah al-nafs, pendidikan oleh batin yang dilakukan melalui olah piker dan olah hati yang bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan kualitas rohani. Pemilihan Istilah Pendidikan Dalam Islam Dalam khazanah islam, terdapat dalam macam istilah yang masing-masing berkemungkinan menjadi peristilahan dalam pendidikan islam : 1. Kubu yang mengajukan istilah al-tarbiyah 2. Kubu yang mengajukan istilah al-ta’lim 3. Kubu yang mengajukan istilah al-ta’dib 4. Kubu yang mengajukan istilah al-riyadhah C. Pengertian Terminologi Pendidikan Islam
  • 6. 5 Sebelum perumusan pengertian terminologi pendidikan islam berdasarkan pengertian etimologi di atas, berdasarkan beberapa pengertian dikemukakan oleh para ahli, serta beberapa pemahaman yang diturunkan dari beberapa istilah dalam pendidikan islam, seperti tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan riyadhah, maka pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut : proses transternalisasi pengetahuan dan nilai islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya. BAB III SUMBER DAN DASAR PENDIDIKAN ISLAM A. Sumber Pendidikan Islam Sumber pendidikan islam yang dimaksudkan disini adalah semua acuan atau rujuakan yang darinya memancaarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan ditransinternalisasiakan dalam pendidikan islam. Menurut Sa’id Islmail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh hasan langgulung, sumber pendidikan islam terdiri atas enam macam, yaitu al-Qur’an, As-sunah, Kata-kata sahabat, kemaslahatan umat, tradisi atau adat kebiasaan masyarakat dan hasil pemikiran para ahli dan pemikiran islam. Keenam sumber psndidikan islam tersebut didudukan secara hiarerkas. Artinya, rujuakan pendidikan islam di awali al-Qur’an untuk kemudian dilanjukan pada sumber-sember berikutnya. 1. Sejarah pendidikan islam Dalam al-Qur’an disebutkan kisah-kisah nabi yang berkaitan dengan pendidikan. a. Kisah nabi Adam as, sebagai manusia pertama yang merintis proses pengajaran (ta’lim)
  • 7. 6 b. Kisah nabi Nuh as, yang mampu mendidik dan mengentaskan masyarakat dari banjirkemaksiatan melalui perahu keimanan. c. Kisah nabi Shalih as, yang salih cerdas, dan tubuhnya kuat. d. Kisah nabi Ibrahim as, yang memiliki kepribadian ketuhanan yang tangguh meskipun hidup meskipun dibuang kehutan belantara. e. Kisah nabi Ismail as, yang mampu bertahan hidup pada stuasi dan kondisi yang serba sulit, gersang dan tanpa tergantung pada orang lainmeskipun ayah sendiri. f. Dan kisah-kisah nabi yang lainnya. 2. Nilai-nilai normative pendidikan a. I’tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan keimanan, seperti percaya kepada Allah, Malaikat, rasul, kitab, hari akhir dan takdir. b. Khuluqiyyah, yang berkaitang dengan pendidikan etika, yang bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah yang menghiasi diri. c. Amaliyyh, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari- hari. B. Dasar Pendidikan Islam Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal /sumber pendidikan islam, dalam islam dasar oprasonal segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman. Dengan agama maka semua aktivitas pendidikan menjadi bermakna. 1. Dasar historis Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik. 2. Dasar sosiologi
  • 8. 7 Dasar Sosiologi adalah dasar yang memberikan kerangka social budaya, yang mana dengan sosio budaya itu pendidikan, dasar ini juga berfungsi sebagai tokoh ukur dalam prestasi belajar. 3. Dasar Ekonomi Dasar ekonomi adalah yang memberikan prespektif tentang potenasi-potensi financial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaan. 4. Dasar Politik dan admistratif Dasar politik dan administratife adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dalam rencana bersama-sama. 5. Dasar Psikologi Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta suber daya manusia lainnya. 6. Dasar Filosofi Dasar filosofi adalah dasar yang memberikan arah suatu system , mengontrol dan member arah kepada semua dasar-dasar oprasional lain. 7. Dasar Religius Dasar religious adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
  • 9. 8 A. Tugas Pendidikan Islam Tugas pendidikan islam senantiasa bersambung (continue ) dan tanpa batas. Hal karena hakekat pendidikan islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan consensus universal yang di tetapkan oleh Allah SWT, dan rasul-Nya. 1. Pendidikan sebagai Pengembangan Potensi Tugas pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyyah al- insya (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi). Asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi- potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk menempakan (aktualisasi) potensi- potensi laten tersebut yang dimiliki oleh setiap pesrta didik. 2. Pendidikan sebagai Pewarisan Budaya Tugas pendidikan islam ini sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah al-tablig ( menyampaikan atau transformasi kebudayaan ). Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai kebudayaan islami. Hal ini karena kebudayaan islam akan mati bila nilai-nilai dan norma-normanya tidak berfungsi dan belum sempat diwariskan pada generasi berikutnya. 3. Interaksi antara Pengembangan Potensi dan Pewarisan budaya Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang dilakukan dalam lengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islami. Demikian juga, aplikasi peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan potensi dasar manusia. Tanpa memelihara kebutuhan dan perkembangan itu, peradaban dan kebudayaan hanya akan menambah beban hidup yang akan mengakibatkan kehidupan yang anomaly atau kehidupan yang menyalahi ‘desain’ awal Allah SWT ciptakan. B. Fungsi Pendidikan Islam
  • 10. 9 Faktor-faktor pendidikan bisa berfungsi secara interaksional (saling memengaruhi) yang bermuara pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Sebaliknya, arti tujuan intitusional mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi di dalam struktur organisasi itu dilembagakan untuk menjamin proses pendidikan yang berjalan secara konsisten dan berkesinambungan yang mengikuti kebutuhan dan perkembangan manusia dan cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal. Oleh karena itu, terwujudlah berbagai jenis dan jalur kependidikan yang formal, informal, dan nonformal dalam masyarakat. Menurut Kurshid Ahmad, yang dikutip Ramayulis, fungsi pendidikan Islam adalah sebagai berikut: a. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa. b. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi. BAB V TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM A. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang : tujaun dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang
  • 11. 10 manusia sebagai mahluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, sifat dan karakter, yang kecendringan pada kebenaran tuhan, berupa agama islam. Tuntunan Masyarak, tuntunan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat. Dimensi-dimensi kehidupan ideal islami. Dimensi kehidupan dunia ideal islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahtraan kehidupan manusia didunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bakal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiyaan. B. Prinsip-Prinsip Dalam Formulasi Tujuan Pendidikan Islam a. Prinsip universal, prinsip yang memandang ke seluruh aspek agama (akidah, ibadah dan akhlak, serta muamalah), manusia (jasmani, rohani, dsn nafsani), masyarakat dan tata kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan hidup. b. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan. Prinsip ini adalah keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan pada peibadi, sebagai kebutuhan individual dan komunitas. c. Prinsip kejelasan. Prinsip yang didalamnya terdapat ajaran dan hukum yang memeberi kejelasan terhadap kejiwaan manusia (qalb, akall dan hawa nafsu) dan hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan, kurikulum, dan metode pendididkan. d. Prinsip tak bertentangan. Prinsip yang didalamnya ketidakan pertentangan antara berbagai unsurdan cara pelaksanaan. e. Prinsip realism dan dapat dilakasanakan. Prinsip yang menyatakan tidak adalanya kekayalan dan kandungan program pendidikan. f. Prinsip perubahan yang diinginkan. g. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individual.
  • 12. 11 h. Prinsiip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi. C. Komponen-Komponen Tujuan Pendidikan Dalam proses pendidikan, tujuan akhir merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ingin diwujudkan dalam pribadi peserta didik. Tujuan akhir harus lengkap (comprehensive) mencakup semua aspek, serta terintegrasi dalam pola kepribadian ideal yang bulat dan utuh. Tujuan akhir mengandung nilai-nilai islami dalam segala aspeknya, yaitu aspek normatif, aspek fungsional, dan aspek operasional. Hal tersebut menyebabkan pencapaian tujuan pendidikan tidak mudah, bahkan sangat kompleks dan mengandung resiko mental-spritual, lebih-lebih lagi menyangkut internalisasi nilai-nilai islami, yang didalamnya terdapat iman, Islam, ihsan, serta ilmu pengetahuan menjadi pilar-pilar utamanya. Secara teoritis, tujuan akhir dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: Tujuan normatif. Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi, misalnya: a. Tujuan formatif yang bersifat memberi persiapan dasar yang korektif. b. Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang salah. c. Tujuan determinatif yang bersifat memberi kemampuan untuk mengarahkan diri pada sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses kependidikan. d. Tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan nafsu) ke arah tujuan akhir. e. Tujan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam pengalaman pendidikan.
  • 13. 12 Tujuan fungsional. Tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan prserta didik untuk memfungsikan daya kognisi, afeksi, dan psikomotorik dari hasil pendidikan yang diperoleh, sesuai dengan yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi: a. Tujuan individual, yang sasarannya pada pemberian kemampuan individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan ke dalam pribadi berupa moral, intelektual dan skill. b. Tujuan sosial, yang sasarannya pada pemberian kemampuan pengamalan nilai-nilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal, dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat. c. Tujuan moral, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama (teogenetis), dorongan sosial (sosiogenetis), dorongan psikologis (psikogenetis), dan dorongan biologis (biogenetis). d. Tujuan profesional, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Tujuan operasional. Tujuan yang mempunyai sasran teknis manajeria. Menurut Langeveld, tujuan ini dibagi menjadi enam macam, yaitu: a. Tujuan umum (tujuan total). Menurut Kohnstam dan Guning, tujuan ini mengupayakan bentuk manusia kamil, yaitu manusia yang dapat menunjukan keselarasan dan keharmonisan antara jasmani dan rohani, baik dalam segi kejiwaan, kehidupan individu , maupun untuk kehidupan bersama yang menjadikan integritas ketiga inti hakikat manusia. b. Tujuan khusus. Tujuan ini sebagai indikasi tercapainya tujuan umum, yaitu tujua pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan tertentu, baik berkaitan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa, tugas dari suatu badan atau lembaga pendidikan, bakat kemampuan peserta didik,
  • 14. 13 seperti memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk bekal hidupnya setelah ia tamat, dan sekaligus merupakan dasar persiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. c. Tujuan tak lengkap. Tujuan ini berkaitan dengan kepribadian manusia dari satu aspek saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu, misalnya kesusilaan, keagamaan, kaindahan, kemsyarakatan, pengetahuan, dan sebagainya. Setiap aspek ini mendapat giliran penanganan (prioritas) dalan usaha pendidikan atau maju bersama- sama secara terpisah. d. Tujuan insidental (tujuan seketika). Tujuan ini timbul karena kebetulan, bersifat mendadak, dan bersifat sesaat, misalnya mengadakan shalat jenazah ketika ada orang yang meninggal. e. Tujuan sementara. Tujuan yang ingin dicapai pada fase-fase tertentu dari tujuan umum, seperti fase anak yang tujuannya belajar membaca dan menulis. f. Tujuan intermedier. Tujuan yang berkaitan dengan penguasaan suatu pengetahuan dan keterampilan demi tercapainya tujuan sementara, misalnya anak belajar membaca dan menulis, berhitung dan sebagainya. Komponen-komponen tujuuan pendidikan di atas tidak hanya terfokus pada tujuan yang bersifat teoritis, tetapi juga bertujuan praktis yang sasrannya pada pemberian kemampuan praktis peserta didik. Hal ini dilakukan agar setelah menyelesaikan studinya, mereka dapat mengaplikasikan ilmunya dengan penuh kewibawaan dan professional mengingat kompetensi yang dimiliki telah memadai. D. Formulasi Tujuan Pendidikan Islam Abd al-rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya Edukation Theory, a Qur’anic outlook, menyatakan tuujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi:
  • 15. 14 a. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah) mempersiapkan manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui keterampilan keterampilan fisik. b. Tujuan pendidikan arohani (al-ahdaf al-ruhuniyah) meningkatkan manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT. Semata dan melaksanakan moralitas yang sangat islami. c. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah) pengarahan inteligensi untuk menemuka kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda- tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya, d. Tujaun pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah) tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagi diri komunitas sosial. BAB VI PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
  • 16. 15 A. Definisi Pendidik Dalam Pendidikan Islam Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya.kesusksessan anak kandung merupakan cermin atas kesuksesan orang tua juga. Sebagai pendidik pertama dan utama terhadapa anak- anaknya, orang tua tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik anak-anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektifvitas dan efesiensi pendidikan tidak akan baik jika pendidikan hannya dikelola secara alamiah. B. Kedudukan Pendidik Dalam Pendidikan Islam Pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Dalam beberapa hadits disebutkan : “jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar dan pendengar, atau pencinta dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga enkau menjadi rusak,” dalam hadits Nabi yang lainnya : “tinta orang ilmuan (yang menjadi guru) lebih berharga daripada darah para syuhada. C. Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam Tugas pendidika yang utama adalah menyempurnakan, memebersihkan, menyucikan serta membawa, hati manusia untuk mendekati diri kepada Allah SWT. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia menagalami kegagalan dan tugasnya, sekalipun peserta didinya memiliki prestasi akademis yang luar biasa. D. Kompetensi-Kompentensi Pendidik Dalam Pendidikan Islam
  • 17. 16 Berdasarkan hadits dan ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa siapapun dapat menjadi pendidik dalam pendidikan islam dengan catatan ia memiliki pengetahuan dan kekampuan lebih. E. Kode Etik Pendidik Dalam Pendidikan Islam Kode etika, adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antar pendidik dan peserta didik, orang tua pesrrta didik, kolegannya, serta dengan atasannya. BAB VII PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. Definisi Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religious, dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Dalam istilah tasauf, peserta didik sering kali disebut dengan “murid atau thalib”. Istilah murid atau thalib ini sesungguhnya memiliki keladaman makna dari pada penyebutan siswa, artinya dalam proses pendidikan itu terdapat individu yang secara sungguh sungguh menghendaki dan mencari ilmu pengetahuan. B. Paradigma Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Dalam proses belajar mengajar, seorang siswa harus sedapat munkin memahami hakikat peserta didiknya sebagai subjek dan objek pendidik. Beberapa hal yang perlu di pahami mengenai peserta didik adalah : 1. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, singga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
  • 18. 17 2. Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan untuk semaksimal mugkin. Terdapat lima hakekat kebutuhan yang dikelompokan dalam dua kattegori : a) kebutuhan-kebutihan taraf dasar yang meliputi kebutuhan fisik, rasa aman dan terjamin, cinta dan ikut memiliki, dan harga diri, b) metakebutuhan-metakebutuhan (meta needs). 3. Pesrta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu lainnya, baik dalam perbedaan yang disebabkan dari paktor endogen (fitrah) msupun eksogen (lingkungan). 4. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan system manusia. 5. Peserta didik merupakan subjek dan objek seklaigus dalam pendidikan yang dimungkinkan dapat aktif, kreatif dan produktif. 6. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan memounyai pola perkembangan serta tempo dalam iramanya. C. Sifat-Sifat Dan Kode Etik Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Sifat-sifat kode etik pesrta didik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Al-Ghazali merumuskan sebelas pokok kode etik : a. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT. b. Mengurangi keceendrungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi. c. Bersifat tawadhu atau rendah hati d. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran, sehingga ia trfokus dan dapat memperoleh satu kompotisi yang utuh dan mendalam dalam belajar e. Mempelajrari ilmu-ilmu yang terfuji (mahmudah), baik untuk ukhrawi maupun duniawi f. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memmulai pelajaran yang mudah.
  • 19. 18 g. Belajar ilmu dengan tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lain h. Mengenal nilai-nilai ilmu pengetahuan yang dipelajari sehingga mendatangkan ojektivitas dalam memandang suatu masalah i. Memprioritaskan mempelajari ilmu diniyah yang terkait dengan kewajiban sebagai mahluk Allah SWT. j. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang bermanfaat dapat membahagiakan k. Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik sebagai mana tuntuknya orang sakit terhadap dokternya. BAB VIII KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Setiap pendidikan ilmiayah memerlikan suatu pencernaan dan organisasi yang duilaksanakan secara sistematis dan stuktur. Dalam pendidikan perlua adanya program yang tercerna dan dapat menghantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diingainkan. Proses pelaksanaan, sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”. Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan oprasionalisasi tujuan yang dicita- citakan bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan.
  • 20. 19 Untuk itu komponen kurikulum pendidikan setidak-tidaknya mencakup empat klaster (kelompok) pokok yaitu : 1. Klaster komponen dasar 2. Klaster komponen pelaksanaan 3. Klaster koponen pelaksanaan dan pendukung kurikulum 4. Klaster komponen usaha-usaha pengembangan A. Hakikat Kurikulum Pendidikan Dilihat dari fungsi kurikulum maupun tujuannya hakikat kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujauan mencapai tujuan yang diinginkan. B. Dasar, Prinsip, Dan Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam Dasar kurikulum adalah kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk mareti kurikulum, susunan atau organisasi kurikulum. Dalam perspektif islam, bahwa suatu kurikulum dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena belum memasukan dasar religius yang wajib diresapi oleh peserta didik sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Dasar Religi Dasar yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam Al- Qur’an maupun As-sunnah, karena kedu kitab merupakan nilai kebenaran yang universal, abadi dan bersifat futuristik. Dasar Falsafah Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum mengandung suatu kebenaran, terutama kebenaran dibidang nilai-nilai ebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran. Dasar Psikologis
  • 21. 20 Dasar ini mempertimbangkan tehapan psikis peserta didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmani , intlektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan kegiatan individu, minat dan kecakapan. Dasar sosiaologi Dasar sosiologi memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan memegang peran penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi individu, dan rekontruksi masyarakat. Meskipun sering kita temikan kesulitan bentuk-bentuk- kebudayaan macam apa yang patut disampaikan serta ke arah mana proses sosialisasi, dan bentuk masyarakat yang bagai mana yang ingin di kotruksikan sesuai dengan tuntunan masyarakat. Dasar organisasi Dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran, yakni organisasi kurikulum. Dasar ini berpijak pada psikologi asosiasi, yang menganggap keseluruhan adalah jumlah bagian-bagiannya, sehingga menjadi kurikulum merupakan mata kuliah yang terpisah-pisah. C. Orientasi Kurikulum Pendidikan Islam Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya dapat dirangkum menjadi lima, yaitu : a. Orientasi Pelestarian Nilai- Nilai Dalam pandangan Islam, nilai terbagi atas dua macam, yaitu nilai yang turun dari Allah atau nilai Ilahiah dan nilai insaniah yaitu nilai yang tumbuh dan berkembang dari peradaban manusia. Dari kedua nilai ini akan membentuk norma – norma atau kaidah – kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada masyarakat yang mendukungnya. b. Orientasi pada Kebutuhan Sosial Orientasi kurikulum adalah bagaimana memberikan kontribusi positif dalam perkembangan social dan kebutuhannya, sehingga out put di lembaga pendidikan mampu menjawab masalah- masalah yang dihadapi masyarakat.
  • 22. 21 c. Orientasi pada Tenaga Kerja Manusia sebagai makhluk biologis yang memiliki unsur mekanisme jasmaniah yang membutuhkan kebutuhan – kebutuhan lahiriah. Maka dari itu kurikulum pendidikan diarahkan agar dapat memenuhi kebutuhan kerja. Setelah lulus dari lembaga sekolah peserta didik diharapkan memiliki kemampuan dan ketrampilan yang profesional, produktif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu mendayagunakan sumber daya alam secara positif. d. Orientasi pada Peserta Didik Kurikulum ini diarahkan agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik yang disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuannya yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. e. Orientasi pada masa depan Perkembangan Iptek Kemajuan suatu zaman ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta produk- produk yang dihasilkannya. Dengan adanya kemajuan iptek ini tuntutan kita adalah membuat dan mengimplikasikan kurikulum pendidikan yang selaras dengan kemajuan iptek, sehingga produk yang di hasilkan bukan hanya membentuk insan yang bertaqwa kepada Allah saja, akan tetapi bisa mengahasilkan sarjana - sarjana tehnologi yang bertaqwa. D. Model-Model Konsep Kurikulum Pendidikan Islam 1. Kurikulum sebagai model subjek akademis Model kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendididkan diarahkan lebih bersifat intlektual. Konotasi model ini tidak hanya menerima apa yang disampaikan dalam perkembangan, tetapi tuga menerima proses belajar yang dialami peserta didik. Secara umum kurikulum model subjek akademis dipandang sebagai model yang masih sepihak, dan belum mampuh mengintegrasikan antara nilai lama dan nilai baru. 2. Kurikulum sebagai nilai humastik (Aktualisasi Diri)
  • 23. 22 Karekteristik kurikulum model humastik berfungsi menyediakan pengalaman yang berharga bagipeserta didik dan membantu kelancaran perkembangan pribadi peserta didik, 3. Kurikulum Sebagai Model Rekontruksi Sosial Kurikulum model ini difokuskan pada prolem yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional. 4. Kurikulum sebagai Model Teknologi Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sisitem saja, atau juga dengan alat atau media. 5. Kurikulum sebagai Model Proses Kognitif Kurikulum ini bertujuan mengembangakan kemampuan mental, antara lain berfikir dan berkeyakinan bahwa kemampuan tersebut dapat ditransfer atau diterapkan pada bidang-bidang lain. E. Isi Kurikulum Pendidikan Islam Finc dan Crunkitton menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan dalam perumusan isi kurikulum pendidikan, yaitu: 1). Waktu dan biaya yang tersedia; 2). Tekanan internal dan eksternal; 3). Persyaratan tentang isi kurikulum dari pusat maupun daerah; 4). Tingkat dari isi kurikulum yang akan disajikan. F. Sistem Penjenjangan Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum pendidikan islam bersifat dinamis dan kontinu (berkesinambungan), disusun berdasarkan pertimbanga-pertimbangan khusus, terutama masalah kemampuan inteligensia dan mental peserta didik. Dari si dapat ditententukan bobot materi yang diberikan:
  • 24. 23 a. Untuk tingkat dasar (Ibtidaiyah). Bobot materi hanya menyangkut pokok-pokok ajaran islam, misalnya masalah akidah, masalah syariah, dan masalah akhlak. b. Untuk tingkat menengah pertama (Tsanawiah). Bobot materi mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang dsar dan ditamnbah dengan argumen-argumen dari dalil naqli dan dalil aqli. c. Untuk tingkat menengah Atas (Aliyah). Bobot materi mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang Dasar dan Jenjang Menengah Pertama ditambah dengan hikmah-hikmah dan manfaat dibalik materi yang diberikan d. Untuk tingkat Perguruan Tinggi (Jami’iyah). Bobot materi mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang Dasar dan Jenjang Menengah Pertama, ditambah dengan materi yang bersifat ilmiah dan filosofis. G. Pola Organisasi Kurikulum Pendidikan Islam Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada peserta didik, atau stuktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pendidikan atau pengajaran yang hendak disampaikan pada peserta didik. Uraian model-model kurikulum di atas, pada dasarnya menuntun adanya pola organisasi kurikulum yang dapat menghantar tercapainya model-model kurikulum tersebut, misalnya untuk model kurikulum sebagai subjek akademis. a. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Terpisah-pisah Jenis kurikulum ini bertujuan agar generasi muda mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad. Mereka perlu mencari dan menemukan lagi apa yang diperoleh generasi-generasi terdahulu.
  • 25. 24 Penggunaan jenis kurikulum ini sedikit mendapat proporsi dalam desain kurikulum pendidikan islam, karena desain masih dalam taraf pemula atau taraf verbalistik untukuntuk peserta didik. b. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Gabungnan Jenis ini merupakan modifikasi dari kurikulum mata pelajaran yang terpisah- pisah. Agar pengetahuan pesertta didik tidak terpisah-pisah, maka disusunlah hubungan antara dua mata pelajaran atau lebih, yang dapat dipandang sebagai kelompok yang memepunyai hubungan erat. BAB IX METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Metode Pendidikan Islam Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar tentang pengertian Metode dan Pendidikan Islam. Kita dapat menyimpulkan tentang pengertian Metode Pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh al-Syaibaniy yaitu, segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian- kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka. Ahmad Tafsir secara umum membatasi bahwa metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kemudian Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa metode Pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada anak didik. Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam,
  • 26. 25 dapat membawa arti sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. B. Dasar, Prinsip, Dan Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk berlajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan berlajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah member i inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam. Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip- prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang tereasilasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan oleh pikiran. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah membuat perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut diharapkan menjadi pendorong kea rah perbuatan nyata. C. Prosedur Pembuatan Kurikulum Pendidikan Islam
  • 27. 26 Prosedur pembuatan metode pendidikan islam adalah dengan memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhinya,yang meliputi : a. Tujuan pendidikan islam. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa pendididkan itu di laksanakan. Tujuan pendidikan mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pembinaan akal pikiran, seperti kecerdasan, kepandaian, daya nalar), aspek afektif (pembinaan hati, seperti pengembangan rasa, kesadaran, kepekaan emosi dan kematangan spiritual) dan aspek psikologi motorik (pembinaan jasmani, seperti badan sehat, mempunyai ketrampilan) b. Peserta didik. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa dan bagaimana metode itu mampu mengembangkan peserta didik dengan mempertimbangkan berbagai tingkat kematangan, kesanggupan, dan kemampuan yang di miliki. c. Situasi. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan bagaiman serta kondisi lingkungan yang mempengaruhinya. d. Fasilitas. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan dimana dan bilamana termasuk juga berbagai fasilitas dan kuantitasnaya. e. Pribadi pendidik. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan oleh siapa serta kompetensi dan kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda. Tidak selamanya satu metode selalu baik untuk saat yang berbeda-beda. Baik tidaknya tergantung pada beberapa faktor yang mungkin berupa situasi dan kondisi, atau persesuaian dengan selera, atau juga karena metodenya sendiri belum memenuhi syarat sebagai metode yang serbaguna, semuanya sangat ditentukan oleh pihak yang menciptakan dan melaksanakan metode juga objek yang menjadi sasarannya. D. Asas-Asas Pelaksanaan Metode Pendidikan Islam Sesungguhnya metode pendidkan Islam memiliki asas-asas dimana ia tegak berdiri dan memperoleh unsur, tujuan, dan prinsip-prinsip. Asas-asas tersebut pada
  • 28. 27 prinsipnya tidak banyak berbeda dengan asas-asas tujuan dan kurikulum pendidikan Islam. Konsep ini menggambarkan bahwa seluruh komponen yang terkait dalam proses pendidikan Islam adalah merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu sistem. Secara umum, Asas-asas metode pendidikan Islam itu menurut al-Syaibany, adalah: a. Asas Agama, yaitu prinsip-prinsip, asas-asas dan fakta-fakta umum yang diambil dari sumber asasi ajaran Islam, yakni al-Qur'an dan Sunnah Rasul. b. Asas Biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik. c. Asas Psikologis, yaitu prinsip yang lahir diatas pertimbangan kekuatan psikologis, seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, bakat dan kecakapan akal atau kapasitas intelektual. d. Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan dan tuntutan kehidupan yang senantiasa maju dan berkembang. Sementara dari sudut pandang pelaksanaannya, asas-asas pendidikan Islam dapat diformulasikan kepada: a. Asas Motivasi, yaitu usaha pendidik untuk membangkitkan perhatian peserta didik kearah bahan pelajaran yang sedang disajikan. b. Asas Aktivitas, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ambil bagian secara aktif dan kreatif dalam seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. c. Asas Apersepsi, mengupayakan respon-respon tertentu dari peserta didik sehingga mereka memperoleh perubahan pada tingkah laku, pembendaharaan konsep, dan kekayaan akan informasi. d. Asas Peragaan, yaitu memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan.
  • 29. 28 e. Asas Ulangan, yaitu usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap f. Asas Korelasi, menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. g. Asas Konsentrasi, yaitu memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksankan tujuan pendidikan serta memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya. h. Asas Individualisasi, yaitu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual peserta didik. i. Asas Sosialisasi, yaitu menciptakan situasi sosial yang membangkitkan semangat kerjasama antara peserta didik dengan pendidik atau sesama peserta didik dan masyarakat, dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna. j. Asas Evaluasi, yaitu memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai umpan balik pendidik dalam memperbaiki cara mengajar. k. Asas Kebebasan, yaitu memberikan keleluasan keinginan dan tindakan bagi peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif. l. Asas Lingkungan, yaitu menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan. m. Asas Globalisasi, yaitu memperhatikan reaksi peserta didik terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, sosial dan sebagainya. n. Asas Pusat-pusat Minat, yaitu memperhatikan kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan suatu yang berharga bagi seseorang. o. Asas Ketauladanan, yaitu memberikan contoh yang terbaik untuk ditiru dan ditauladani peserta didik.
  • 30. 29 p. Asas Kebiasaan, yaitu mambiasakan hal-hal positif dalam diri peserta didik sebagai upaya praktis dalam pembinaan mereka. E. Pendekatan Metode Pendidikan Islam Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan melatari metode pendidikan dengan cakupan teoritis tertentu. 1. Pendekatan Tilawah Pendekatan Ini meliputi membacakan ayat-ayat Alloh yang bertujuan memandang fenomena alam sebagai tanda kekuasannya, hal ini mempunyai indikasi tafakkur (berfikir) dan tadzakkur (berdzikir) sedangkan aplikasinya adalah pembentukan kelompok ilmiah, dan kegiatan ilmiah lainnya, dengan landasan Al- Qur`an dan Al-Hadist misalnya pengkajian, penelitian dan lain sebagainya. 2. Pendekatan Tazkiyah Pendekatan ini diartikan dengan menyucikan dirinya dengan cara amar ma’ruf nahyil mungkar (tindakan proaktif dan reaktif), untuk menjaga kebersihan dirinya dari laingkunganny, jelas indicator pendekatan ini fisik, psikis dan sosial. Aplikasinya adalah dengan gerakan kebersihan, ceramah, tabligh, serta pengembangan kontrol sosial. 3. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab Pendekatan ini bertujuan untuk membaca, memahami menghayati dan merenungkan Al-Qur`an dan As-Sunnah sebagai pedomannya. 4. Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah Indikator utama dalam pendekatan ini adalah mengadakan interprestasi dan perenungan terhadap pendekatan al-kitab. 5. Yuallimukum maa lam takuunuu ta’lamun Pendekatan ini mungkin hanya dinikmati oleh Nabi dan Rosul saja, seperti adanya mukjizat, sedangkan manusia seperti kita hanya bisa menikmati sebagian kecil saja, indikator pendekatan ini adalah penemuan teknologi canggih yang dapat membawa manusia pada penjelajahan ruang angkasa, sedang aplikasinya adalah
  • 31. 30 mengembangkan produk teknologi yang dapat membawa manusia pada penjelajahan ke angkasa, sedangkan aplikasinya mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu kehidupan manusia sehari-hari. 6. Pendekatan Islah Pelepasan beban dan belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain, memiliki komitmen memihak bagi kaum yang tertindas, dan berupaya menyeimbangkan perbedaan paham. Pendekatan ini bertujuan untuk memelihara ukhuwah islamiyah dengan aplikasinya kunjungan ke keompok kaum dlu’afa, kampanye amal sholeh dan lain sebagainya. F. Bentuk Metode Dan Teknik Pendidikan Islam Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: 1. Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany Dalam bukunya, Syaibany memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu: a. Metode Pengambilan Kesimpulan atau Induktif. Metode ini bertujuan untuk membimbing pelajar untuk mengetahui fakta- fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan. Metode ini mulai dengan membahas dari bagian-bagian yang kecil untuk sampai kepada undang- undang umum. Metode ini dapat digunakan pada berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam. Misalnya, nahwu, saraf, fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam berbagai ilmu yang lain. b. Metode Perbandingan Metode ini berbeda dengan metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-
  • 32. 31 bagian yang kecil, dimana disebutkan prinsip umum dahulu, kemudian diberi contoh- contoh dan perincian-perincian yang menjelaskan dari prinsip-prinsip umum tersebut. Metode perbandingan dapat digunakan pada pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran yang mengandung prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya termasuk bagian-bagian dan masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam mengajarkan bahasa, baik sastra atau nahwu, sejarah, saraf dan lain-lain. c. Metode Kuliah Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa mengajar menyiapkan pelajaran dan kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara penting yang ingin dibicarakannya. Ia memulai kuliahnya dengan mengutarakan sepintas lalu tentang perkara-perkara penting yang ingin dibicarakan, kemudian menjelaskan dengan terperinci tentang perkara-perkara yang disimpulkannya pada permulaan kuliahnya. Pelajar-pelajar mengikuti dengan mendengar dan mencatat apa yang difahami dari kuliah itu, untuk dipelajari sekali lagi dengan cara masing-masing. d. Metode Dialog dan Perbincangan Metode Dialog adalah metode yang berdasarkan pada dialog, perbincangan melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan, dikritik dan dibantah lagi. e. Metode Lingkaran Pada metode ini, yang terus menerus dipergunakan pada yayasan-yayasan pendidikan dalam dunia Islam semenjak bermulanya dakwah Islamiyah. Pelajar- pelajar mengelilingi guru-gurunya dalam setengah bulatan untuk mendengarkan syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia duduk bersandar pada sebuah tiang di Mesjid menghadap kiblat. Sebagian ulama mengkhususkan tiang-tiang tertentu yang dijadikan majlisnya sepanjang hidupnya. Kalau seorang guru telah memilih tempat tertentu untuk tempat pengajarannya maka biasanya beliaulah mendapat keutamaan untuk menempati tempat tersebut f. Metode Riwayat
  • 33. 32 Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang digunakan oleh pendidik Islam. Hadits, bahasa dan sastera Arab termasuk ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan metode ini g . Metode Mendengar Metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan sesuatu. Metode ini banyak digunakan pada abad pertama dakwah Islamiyah, karena pada saat itu tulisan dan pembacaan belum tersebar luas dimasyarakat. Dan juga karena para ahli pada abad itu tidak senang menulis apa yang diriwayatkannya sebab kawatir kalau tulisan itu akan serupa dengan al-Qur’an. h. Metode Membaca Metode ini merupakan alat yang digunakan dalam mengajarkan dan meriwayatkan karya ilmiah yang biasanya bukan karya guru sendiri. Menurut metode ini murid membacakan apa yang dihafalnya kepada gurunya atau orang lain membacanya sedang dia mendengar. i. Metode Imla’ Metode Imla’ adalah metode mencatat apa yang didengarnya. Misalnya seorang guru membacakan sebuah naskah kemudian murid-muridnya mencatat setiap kata yang didengarnya. Metode ini pernah digunakan pada saat memberikan imla’ dalam hadits seperti yang dilakukan oleh Al-Sayuti pada tahun 873 H. dan metode ini juga digunakan pada pelajaran bahasa Arab. j. Metode Hafalan Metode hafalan adalah salah satu metode yang terpusat pada hafalan. Ulama- ulama terdahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk mengahafal al-Qur’an dan al-Hadits. Karena pada saat itu sedikit sekali yang mengerti tentang tulis menulis. Metode hafalan ini masih digunakan sampai sekarang, karena terbukti bisa meningkatkan pemikiran. k. Metode Pemahaman
  • 34. 33 Metode pemahaman adalah memahami suatu wacana yang sedang dikaji. Metode ini sangat penting dalam pendidikan Islam, karena dengan memahami sebuah tulisan kita bisa mengerti maksud dibalik tulisan itu. l. Metode Lawatan Untuk Menuntut Ilmu Metode lawatan adalah berkunjung kesuatu tempat untuk mencari ilmu atau biasa disebut dengan Studi Banding. Pada saat ini studi banding banyak dipraktekkan dalam lingkungan pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, bahkan instansi pemerintah maupun swasta. 2. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah. Abdurrahman mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu: a. Metode ceramah, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik. b. Metode Diskusi suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dalam metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling benar atau terbaik. c. Metode Tanya jawab dan dialog penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah buku. Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan, deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat. d. Metode perumpamaan atau Metafora.
  • 35. 34 Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur'an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut ayat 41. e. Metode hukuman Metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta didik. Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah: hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar akan kesalahannya. BAB X EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
  • 36. 35 Secara etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation, akar katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al- Qimah atau Al taqdir. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan al-taqdiir al tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan. B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam Untuk lebih jelasnya tujuan evaluasi dapat dirinci menjadi: a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam kelompok kelasnya.apakah sisiwa tersebut termasuk kategori lambat,sedang,atau cepat. c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam belajar, apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak. d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah mendayagunakan kafasitas kognitifnya. e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya. Selain memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
  • 37. 36 a. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program pengajaran perbaikan (ramedial teaching) d. Fungsi psikologis untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuan dalam menilai kemampuan atau kemajuan dirinya sendiri. e. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan simbingan dan penyuluhan (BP) f. Bahan pertimbangan pengembangan kurikulum,metode,dan alat-alat PBM. g. Bahan pertimbangan bagi orang tua untuk mengenali hasil usha dan tanggung jawabnya dalam mengembangkan potensi anaknya. Menurut A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu : a. Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan instruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku. b. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi- segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari. c. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur keberhasilan proses belajar mengajar bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan. d. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid. e. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
  • 38. 37 f. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat. g. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar. C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam Dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain : a. Keterpaduan Materi dan metode pengajaran dan evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu, yang tidak boleh dipisahkan. b. Keterlibatan Siswa Hal ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajaar yang dijalaninya, siswa membutuhkan evaluasi. c. Koherensi Evaluasi yang disajikan harus sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur d. Paedagogis Evaluasi yang diterapkan adalah upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi paedagogos e. Akuntabilitas Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu dissampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability) f. Berkelanjutan Evaluasi harus dilakukan secara terus-menurus dari waktu kewaktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik. g. Menyeluruh
  • 39. 38 Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yakni mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi dan prusuder penilaian. D. Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah. Secara umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut : 1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155). 2. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS. An Naml/27:40). 3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash Shaaffat/37:103-107). 4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31). 5. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang beraktifitas baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka yang beraktifitas buruk (QS. Az Zalzalah/99:7-8). 6. Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya, tanpa memandang formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik tindakan hamba-hamba tersebut (QS. Al Hajj/22:37).
  • 40. 39 7. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan (QS. Al Maidah/5:8). E. Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes: 1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup. 1. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain. 2. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
  • 41. 40 3. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia anggap sesuai. 4. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja. 5. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan. 6. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut. F. Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan Islam Penilaian/Evaluasi ada beberapa macam: 1. Penilaian Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada suatu bidang studi tertentu.
  • 42. 41 2. Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu catur wulan/semester 3. Penilaian penempatan (Placement) yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. 4. penilaian diagnostic, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik berupa kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran. G. Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam Bagi seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut: 1. Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai sehingga betul-betul terbatasserta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan apa segi tersebut dapat dinilai. 2. Pendidik harus menetapkan alat evaluasi yang valid dan realitas yang berarti taraf ketepatan dan kecepatan tes dengan aspek yang akan dinilai. 3. Penilaian harus objektif yang berarti menilai prestasi peserta didiksebagaimana adanya hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan kriteriayang berlaku. 4. Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis yang artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan peserta didik belajar dan pendidik mengajar. Selain itu Syarat-syarat yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan Islam adalah: 1. Validity, yaitu pelaksanaan tes harus berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diingini dan diselidiki sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soalsoal tes
  • 43. 42 harus memberi gambaran keseluruhan (representatif) dari kesanggupan anak mengenai bidang itu. 2. Reliable, yaitu tes tersebut dapat dipercayai yakni dengan memberikan ketelitian dan keterangan tentang kesanggupan anak didik sesungguhnya, soal yang ditampilkan tidak membawa tafsiran yang bermacam-macam sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik. 3. Efisiensi, yaitu tes yang dilakukan merupakan tes yang mudah administrasinya, penilaian dan interpretasinya (penafsirannya). (Nasution, 1982 : 169). Selain itu, evaluasi yang dilaksanakan harus secara cermat dan tepat pada sasarannya. Sesuai dengan Alquran surat Al- Insyiqoq (84) ayat 8 : yang artinya: “ Maka dia akan dievaluasi dengan pengevaluasian yang mudah.” 4. Ta’abbudiyyah dan ikhlas, yaitu evaluasi yang dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah Swt. Apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya evaluasi akanmembuahkan kesan husnu zhann (prasangka baik) terjadi perbaikan tingkah laku secara positif dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang. H. Sifat, Macam-Macam, Dan Teknik Evaluasi Pendidikan Islam Sifat evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan islam adalah sebagai beriktu : a. kuantitatif, yaitu hasil evaluasi yang diberikan skor atau nilai dalam bentuk angka, misalnya 50, 79, dan 100 b. kualitatif, yang hasil evaluasi diberikan dalam bentuk pernyataan verbal, misalnya memuaskan, baik, cukup dan kurang. Sedang macam-macam evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan islam adalah: a. tes tertulis (writen test) b. tes lisan (oral test)
  • 44. 43 c. dan perbuatan (performance test) Aspek kognitif biasanya menggunakan tes tertulis maupun lisan, sedangankan psikomotorik menggunakan tes perbuatan. Teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan Islam adalah : Teknis tes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik, meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar, serta bakat khusus dan inteligensinya. teknik ini terdiri atas : 1. uarian (essay tes), baik uraian bebas (free test) maupun uaraian terbatas (limited essay), 2. objektif tes, dalam bentuk benar atau salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching), isian (complation) dan jawaban singkat (short answere), dan 3. bentuk tes lain, seperti bentuk ikhtisar, laporan, dan bentuk khusus dalam pelajaran bahasa. Nontes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai karakteristik lainnya, misalnya minat, sikap dan kepribadian siswa. Teknik ini meliputi observasi terkontrol, wawancara (interview), rating scale, inberntory, questionare, dan anecdotal accounts.
  • 45. 44