SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
KELOMPOK 1
MIA MUNECHIKA LEE (20)
RIVALDO HUTAGALUNG (26)
SANGGAM P. MUNTHE (27)
VINCENT A. WIDJAYA (32)
INVERTEBRATA
PORIFERA
•Ciri-Ciri
•Struktur Tubuh
•Cara Hidup
•Reproduksi
•Klasifikasi
•Peranan
CNIDARIA &
CTENOPHORA
•Ciri-Ciri
•Struktur Tubuh
•Cara Hidup
•Reproduksi
•Klasifikasi
•Peranan
PLATYHELMINTHES
•Ciri-Ciri
•Struktur Tubuh
•Cara Hidup
•Reproduksi
•Klasifikasi
•Peranan
NEMATHELMINTHES
•Ciri-Ciri
•Struktur Tubuh
•Cara Hidup
•Reproduksi
•Klasifikasi
•Peranan
ANNELIDA
•Ciri-Ciri
•Struktur Tubuh
•Cara Hidup
•Reproduksi
•Klasifikasi
•Peranan
1. CIRI – CIRI PORIFERA
 Tubuhnya diploblastik (terdiri dari 2 lapisan), yaitu ektodermis (kulit luar) dan
endodermis (kulit dalam)
 Disebut sebagai hewan spons dan juga hewan berpori, karena tubuhnya
terdapat lubang-lubang kecil.
 Tubuhnya terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur (kalsium), zat
kersik (silikat) atau benang-benang spongin.
 Hidup dengan tipe sessil (menetap) di dasar perairan.
 Tubuh dilengkapi saluran air guna mensirkulasikan air didalam tubuhnya.
 Reproduksi secara vegetatif dengan kuncup (budding) dan gemmulae, dan
secara generatif melalui pembuahan ovum oleh sperma.
Aplysina fistularis (Spons
tabung kuning)
PORIFERA
2. STRUKTUR TUBUH PORIFERA
1. Spongosel,yaitu rongga tubuh.
2. Ostia,sebagai lubang masuknya air.
3. Oskulum,sebagai lubang keluarnya air.
4. Dinding tubuhtersusun atas:
 Lapisan luar (sel pinakosit) sebagai pelindung
 Lapisan dalam (sel koanosit) berfungsi mengalirkan air, menangkap dan
mencerna bahan makanan.
 Di antara pinakosit dan koanosit, terdapat lapisan non seluler atau
mesohil yang berupa protein bergelatin, yaitu arkeosit, skleroblast, dan
amebosit.
5. Spikula,berfungsi menyokong tubuh Porifera.
Spikula memiliki berbagai macam bentuk, sesuai dengan jenis Porifera.
Spikula terbentuk dari kalsium, serabut spongin, maupun kalsium karbonat.
3. CARA HIDUP PORIFERA
 Menempel di karang atau pada dasar perairan (sessil)
 Memakan partikel makanan yang terbawa dalam air
(rempahan kecil daging, fitoplankton, zooplankton)
 Makanan ditangkap oleh flagel yang terdapat di koanosit
 Makanan yang ditangkap akan mengalami fogositosis
atau ditelan masuk ke dalam sel untuk dicerna
 Hasil pencernaanmenuju sel amebosit untuk disebarkan
ke seluruh bagian tubuh
 Aliran air keluar melalui oskulum
4. REPRODUKSI PORIFERA
. Aseksual
 Dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule
dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh
Porifera yang hidup di air tawar.
Seksual
 Dengan pembentukan gamet.
 Embrio akan tumbuh menjadi larva berflagel(larva
amfiblastula), kemudian keluar dari mesohil Bersama
aliran air keluar melalui oskulumdan menempel di
substrat menjadi Porifera dewasa
5. KLASIFIKASI PORIFERA
Berdasarkanstruktur rangkanya:
• Calcarea(spons kapur)
 Karakteristik: spikula terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit.
• Hexactinellida(spons kaca)
 Karakteristik: spikula tersusun dari silika (kaca).
• Demospongiae
 80% dari semua spons di dunia merupakan anggota kelas ini
 Rangkanya terbuat spikula dan benang spongin.
• Homoscleromorpha
 Tidak ada perbedaan mendasar dengan demospongia,tetapi hanya berbeda secara genetik
6. PERANAN PORIFERA
1. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons mandi dan alat
gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker.
2. Sebagai makanan hewan laut lainnya
3. Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut
4. Sebagai hiasan akuarium
5. Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci
6. porefera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)
7. Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
CNIDARIA & CTENOPHORA
Ciri – Ciri CNIDARIA
1) Tubuh simetri radial, diploblastik.
2) memiliki sel-sel penyengat (knidoblas) pada
bagian ektoder.
3) Knidoblas mengandung nematosit yang berfungsi
menangkap mangsa
4) Mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu polip (tubuh
bentuk tabung, tidak dapat bergerak
bebas/menempel dan medusa (tubuh bentuk
payung, dapat berenang bebas).
5) Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
tunas dan secara generatif dengan pembuahan
ovum oleh spermatozoid.
Ciri – Ciri CTENOPHORA
1) Berbentuk simetri radial
2) Tidak memiliki nematositas sehingga
menangkap mangsanya menggunakan
tentakel yang dilengkapi koloblas
3) Menggunakan silia untuk lokomosi/pergerakan
2. LAPISAN TUBUH
CNIDARIA
 Epidermis
 Lapisan paling luar
 Tersusun dari: sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit, sel
kelenjar lendir dan sel saraf indra
 Mesoglea
 rongga-rongga yang berisi bahan seperti gelatin dan tidak
mengandung sel-sel
 Gastrodermis
 Terdiri dari: sel otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim
dan sel kelenjar lendir.
CTENOPHORA
 Epidermis
 Sel indra, sel yang mensekresikan mucus untuk
melindungi tubuh
 Sel interstisial yang dapat berubah menjadi sel lain
 Mesoglea
 Diapit oleh dua epitel, lapisan sel yang terhubung satu
sama lain.
 Terdiri dari 2 lapis sel sedangkan cnidaria hanya satu
3. STRUKTUR TUBUH
CNIDARIA
 Bentuk Medusa
 Gastrovascular cavity (Rongga
Gastrovaskuler)
 Epithelio muscular cell (Sel epitel
Otot)
 Longitudinal Muscle Fibers (Serat
otot longitudinal)
 Cnidocyte (Knidosit)
 Sensory Cell (Sel Sensori)
 Interstital Cell (Sel Interstitial)
 Circular muscle fibers (Serat otot
sirkuler)
 Bentuk Polip
 Mouth (Mulut)
 Tentacle (tentakel)
 Gastrovascular cavity (Rongga
Gastrovakuler)
 Nerve net (Jaringan Saraf)
CTENOPHORA
 Organo Sensorial apical
(lubang anus)
 Canal aboral (Usus)
 Vaina tentacular (Sarung
tentakel)
 Paletas Natatorias (sisir)
 Faringe (Faring)
 Canal Gastrico (Saluran
Lambung)
 Boca (Mulut)
 Tentaculo (Tentakel)
4. CARA HIDUP
CNIDARIA
 Habitat: sebagian besar hidup di lingkungan air laut serta
hanya beberapa spesies saja yang hidup di air tawar
 Hidup di daerah perairan yang dangkal secara berkoloni
(soliter).
 Cnidaria berbentuk polip dengan cara hidup melekal (sesil)
pada suatu substrat, sedangkan yang berbentuk medusa
bergerak melayang atau dengan kata lain berenang bebas
didalam air.
 Hidup secara heterotrof sebagai karnivor dengan memakan
udang serta ikan kecil.
CTENOPHORA
 Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan
memangsa plankton dan hewan kecil di air.
 Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh
tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.
 Habitat: hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau
berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda
lain di dasar perairan
 Tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
5. REPRODUKSI
CNIDARIA
1. Polip berkromosom diploid
(2n)bereproduksi secara aseksual
dengan membentuk tunas-tunas
sehingga terjadilah koloni polip
2. Polip yang tak mempunyai tentakel
membentuk tunas medusa secara
aseksual
3. Medusa dewasa (2n) jantan dan betina
bereproduksi secara aseksual
4. Jika terjadi fertilisasi sel telur maka
akan menghasilkan zigot (2n)
5. Zigot akan berkembang menjadi larva
padat bersilia (planula)
6. Planula ahirnya menetap disuatu
substrat dan tumbuh menjadi polip
baru (2n)
CTENOPHORA
 Hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi
Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa
spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara
fragmentasi. Alat reproduksi Ctenophora terletak dibawah cilia.
 Sel ovom dan sperma dilepaskan melalui pori-pori yang terdapat
di epidermis. Sebagian besar Ctenophora melakukan
pembelahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenophora.
Meskipun ada beberapa spesies yang melakukannya secara
internal.
6. PERANAN
CNIDARIA
 Peraan Cnidaria yang
menguntungkan:
 Cnidaria kelas anthozoa merupakan
pembentk ekosistem terumbu karang
yang menjadi habitat ikan dan hewan
laut
 Ubur ubur yang tidak beracun dapat
dikonsumsi dan diperdagangkan
sebagai ubur ubur asin
 Kerangka luar beberapa jenia Cnidaria
dapat digunakan sebagai hiasan
akuariun
 Peranan Cnidaria yang merugikan:
 Beberapa pengalaman menunjukkan
bahwa sering terjadi para pengunjung
pantai mengalami gatal-gatal, bahkan
keracunan akibat tersengat ubur ubur
CTENOPHORA
 Peran Ctenophora yang
menguntungkan:
 Menjaga keseimbangan ekosistem
di laut karena Ctenophora suka
memakan fitoplankton (plankton
tumbuhan)
 Sebagai sumber makanan bagi
hewan laut seperti: Salmon dan
ubur-ubur
 Peran Ctenophora yang
merugikan:
 Ctenophora memakan larva-larva
tiram sehingga merugikan petani
tiram
 Selain itu, bila terjadi ledakan
populasi, maka dapat membuat
ekosistem tidak seimbang,
sehingga mempengaruhi seluruh
raintai makanan danau
1. CIRI – CIRI DAN LAPISAN TUBUH PLATYHELMINTHES
• Merupakan hewan triploblastik, yaitu memiliki tubuh yang tersusun dari tiga lapisan sel: ektoderm,
mesoderm, dan endoderm.
• Memiliki tubuh simetri bilateral (sisi kanan dan kiri tubuhnya sama) dan berbentuk pipih.
• Belum memiliki sistem peredaran darah, sistem respirasi dan anus.
• Memiliki sistem ekskresi.
• Merupakan hewan aselomata, yaitu belum memiliki rongga tubuh.
• Hidup bebas atau parasit.
• Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual.
• Respirasi melalui permukaan tubuh.
• Merupakan hewan hermaprodit, yaitu alat reproduksi jantan dan betina terdapat dalam satu tubuh/individu.
PLATYHELMINTHES
2. STRUKTUR TUBUH PLATYHELMINTHES
1. Sistem Pencernaan
 Gastrovaskuler dimana peredaran makanan tidak melalui darah
tetapi oleh usus.
 Di mulai dari mulut faring dan ke kerongkongan.
 Pada bagian belakang kerongkongan terdapat usus yang
bercabang ke seluruh tubuh. Sehingga usus tidak hanya
mencerna makanan tapi usus juga mengedarkan makanan ke
seluruh tubuh.
2. Sistem Syaraf
 Sistem syaraf tangga tali
 Pusat susunan syaraf disebut dengan ganglion otak terdapat
pada bagian kepala dan jumlah sepasang
 Tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi saraf
sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor
( sel pembawa dari otak ke efektor dan sel asosiasi ( perantara ).
3. Sistem Indera
 Bintik mata biasanya berjumlah sepasang dan terdapat dibagian
anterior ( kepala ).
 Indra meraba dan sel kemoresptor diseluruh tubuhnya.
 Beberapa spesies juga mempunyai indra tambahan berupa
aurikula ( telinga ), statosista ( pengatur keseimbangan ) dan
reoreseptor ( organ untuk mengetahui arah aliran sungai ).
 Pada umumnya Platyhelmintes ( cacing pipih ) memiliki sistem
osmoregulasi yang disebut dengan protonefridia. Sistem ini
terdiri dari saluran pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut
protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. Sedangkan
sisa metabolism tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui
dinding sel.
3. CARA HIDUP PLATYHELMINTHES
 Platyhelminthes mampu hidup bebas di perairan air tawar, air laut, atau tempat yang lembap dengan cara memakan
sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil
4. REPRODUKSI PLATYHELMINTHES
 Aseksual
 membelah diri (fragmentasi) dan ekmudian
regenerasi potongan tubuh cacing pipih tersebut
menjadi individu baru. Hanya beberapa jenis cacing
pipih saja yang melakukan reproduksi secara
aseksual.
 Seksual
 pembentukan gamet. Fertilisasi ovum dan
sperma terjadi didalam tubuh (internal
fertilisasi). Fertilisasi dapat dilaukan
sendiri atau dengan pasangan.
5. KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES
 Turbellaria (Cacing Berambut Getar)
 Sebagian besar cacing yang hidup
bebas atau bukan sebagai parasit
adalah anggota kelas ini.
 Bersifat karnivora
 Ditemukan di kolam, sungai, atau daun
dan batu yang terkena genangan air.
 Disebut juga cacing berambut getar
karena memiliki silia pada permukaan
tubuhnya, fungsinya sebagai alat gerak.
Contoh hewan Turbellaria: Planaria sp.
 Trematoda (Cacing Isap)
 Semua anggota cacing ini adalah
parasit.
 Memiliki ukuran sekitar 1-6 cm dengan
bentuk silinder seperti daun.
 Mereka akan menggunakan alat isapnya
untuk menghisap dan menempelkan diri
ke permukaan inangnya.
 Trematoda dewasa biasanya hidup di
usus, hati, paru-paru, dan pembuluh
darah hewan vertebrata, termasuk
manusia.
Contoh hewan Trematoda: Fasciola
hepatica (cacing hati).
 Cestoda (Cacing Pita)
 Termasuk dalam cacing parasit yang
memerlukan dua inang berbeda dalam
siklus hidupnya.
 Untuk cacing pita dewasa, mereka hidup
pada saluran pencernaan inangnya.
Sedangkan, untuk larvanya hidup di otot,
hati, otak atau jaringan di bawah kulit
inangnya.
 Untuk berkembang biang Cestoda
menggunakan sistem memiliki reproduksi
aseksual.
 Untuk bergerak, mereka mengandalkan silia
(cilium) yang menonjol pada tubuh mereka.
Contoh hewan Cestoda: Taenia saginata.
6. PERANAN PLATYHELMINTHES
 Planaria menjadi salah satu makanan bagi organisme lain
 Cacing hati maupun cacing pita merupakan parasit pada manusia:
 Schistosoma sp, dapat menyebabkan skistosomiasis penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia.
Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih,
ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia.Kerusakan tersebut disebabkan perkembangbiakan cacing schistosoma di dalam
tubuh.
 Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya, spesies ini dapat
menghisap darah manusia.
 Paragonimus sp, parasit pada paru-paru manusia. dapat menyebabkan gejala gangguan pernafasan yaitu sesak bila bernafas,
batuk kronis, dahak/sputum becampur darah yang berwarna coklat (ada telur cacing).
 Fasciolisis sp, parasit di dalam saluran pencernaan. Terjadinya radang di daerah gigitan, menyebabkan hipersekresi dari
lapisan mukosa usus sehingga menyebabkan hambatan makanan yang lewat. Sebagai akibatnya adalah ulserasi, haemoragik
dan absces pada dinding usus. Terjadi gejala diare kronis.
 Aeniasis, penyakit yang disebabkan oleh Taenia sp. Cacing ini menghisap sari-sari makanan di usus manusia.
1. CIRI – CIRI NEMATHELMINTHES
1. Termasuk hewan triploblastik, yaitu memiliki tubuh yang tersusun dari tiga lapisan sel: ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
2. Memiliki rongga tubuh semu atau pseudoselomata.
3. Tubuhnya tidak bersegmen dan mengalami ekdisis atau terkelupasnya bagian kulit terluar.
4. Merupakan hewan simetri bilateral.
5. Tubuhnya ditutupi oleh kutikula dan tidak bersilia.
6. Merupakan hewan berumah dua, yaitu alat reproduksi jantan dan betina terpisah.
7. Memiliki tubuh bulat memanjang seperti benang dengan kedua ujungnya runcing.
8. Memiliki kulit yang halus, licin dan tidak berwarna, sehingga sulit untuk ditemukan.
9. Sistem pencernaan sudah lengkap, sedangkan sistem sirkulasi dan respirasinya belum ada.
10. Hidupnya bebas dan ada yang parasit.
NEMATHELMINTHES
2. STRUKTUR TUBUH NEMATHELMINTHES
 Tidak memiliki segmen dan lapisan luar tubuhnya licin
 Dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim inangnya.
 Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yakni
 Lapisan luar (Ektodermis)
 Lapisan tengah (Mesoderm)
 Lapisan dalam (Endoderm)
 Memiliki suatu organ saluran pencernaan yang lengkap, yakni
 Mulut, terdapat pada ujung depan
 Faring
 Usus
 Anus, terdapat pada ujung belakang.
 Sesudah makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada rongga tubuhnya.
3. CARA HIDUP NEMATHELMINTHES
 Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan
 Berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan
memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya
4. REPRODUKSI NEMATHELMINTHES
 Seksual
 Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yakni organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda,
artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin.
 Fertilisasi (pertemuan sperma dan ovum) terjadi di dalam tubuh, kemudian akan menghasilkan telur yang sangat
banyak (ribuan). Kumpulan telur ini akan membentuk kista yang bisa bertahan hidup pada keadaan lingkungan
yang buruk.
5. KLASIFIKASI NEMATHELMINTHES
 Kelas Nematoda
 Contoh:
1. Ascaris lumbricoides
2. Wuchereria brancrofti
3. Enterobius vermicularis
4. Ancylostoma duodenale
 Kelas Nematomorpha
 Contoh:
1. Gordius sp
2. Nectonema
Arcaris lumbricoides Ancylostoma duodenale
Nectonema
6. PERANAN NEMATHELMINTHES
 Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan mengakibatkan penyakit pada manusia dan menjadi
parasit pada tumbuhan, diantaranya sebagai berikut.
1. Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat, dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman
pertanian.
2. Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enterobius vermicularis (cacing kremi), menjadi parasit pada manusia dan menyebabkan
penyakit.
DAUR HIDUP CACING
 Dewasa di usus → pembuahan internal → keluar bersama
fases → infeksi ke saluran pencernaan → menetas dan
menembus dinding usu mengembara → hati- jantung -
paru-paru, - trakea – laring – faring tertelan - usus
DAUR HIDUP CACING TAMBANG
 Cacing dewasa sal pencernaan, pembuahan internal
(telur = 9000/hr) → keluar bersama feses
 Telur menetas → larva rabditivorm → larva flariform
→ menginfeksi kulit → aliran darah: jantung – paru-
paru, trakea- laring – faring – esofagus → usus
DAUR HIDUP WUCHERERIA BRANCROFTI (CACING RAMBUT)
 Dalam Tubuh Manusia (Definitif host):
 Cacing dewasa berada dalam saluran dan kelenjar lymphe, setelah
kawing cacing betina akan melahirkan mikrofilaria (ovovivipar) sesuai
dengan sifat periodisitasnya mikrofilaria-mikrofilaria tersebut akan
berada di darah tepi. Bila kebetulan ada nyamuk yang sesuai
menggigit penderita tersebut, maka mikrofilaria akan ikut terhisap
bersama darah penderita dan masuk ke tubuh nyamuk. Didalam tubuh
manusia mikrofilaria dapat bertahan hidup lama tanpa mengalami
perubahan bentuk.
 Dalam Tubuh Intermediate host:
 Nyamuk yang berperan sebagai vector biologis/hospes perantaraan
untuk Wuchereria bancrofti adalah genus: Culex, Anopheles, Aedes.
Mikrofilaria yang terhisap masuk pada saat terjadinya gigitan, sesampai
di lambung nyamuk akan melepaskan sheathmnya. Dalam waktu 1-2
jam kemudian ia menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot-otot
thorax untuk mengadakan metamorfosis. Dalam waktu kurang lebih 2
hari mikrofilaria akan tumbuh menjadi larva stadium I (124-250 mikron
x 10-17 mikron)
1. CIRI – CIRI & LAPISAN TUBUH ANNELIDA
• Annelida memiliki bentuk tubuh simetris bilateral dan seloma tripoblastik yang memiliki 3
lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan rongga tubuh yang
sempurna.
• Ini memiliki segmen pada tubuh dan setiap segmen dipisahkan oleh sekat dan metamerik
(memiliki segmen yang sama, baik organ eksternal maupun internal).
• Adanya seta atau duri halus di sekitar tubuh
• Habitat di darat, di laut dan di air tawar
• Apakah Anda memiliki alat pencernaan yang sempurna?
• Memiliki sistem tangga tali
• Sistem peredaran darah ditutup
• Peralatan pernapasan dalam bentuk kulit
• Obat ekskretoris adalah nefridia
• Hemafrodit (memiliki 2 alat kelamin, pria dan wanita)
ANNELIDA
2. STRUKTUR ANNELIDA
• Annelida memiliki metameri (segmen) di setiap tubuh. Di setiap segmen ada parapodia (dinding
dinding datar membesar) dan di setiap parapodia ada seta (duri halus).
• Setiap segmen memiliki partisi yang disebut septa. Nah, sistem peredaran darah, sistem
ekskresi dan sistem saraf, yang terhubung di antara segmen-segmen, menembus septa.
• Rongga tubuh calendula diisi dengan cairan, yang mendukung pergerakan marigold,
menghasilkan kontraksi otot. Otot marigold terdiri dari otot melingkar dan lonjong.
• Sistem pencernaan annelida terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, usus dan anus.
• Sistem peredaran darah dalam annelid adalah sistem peredaran darah tertutup di mana darah
mengalir melalui pembuluh darah. Darah annelida berwarna merah karena mengandung
hemoglobin.
• Pembuluh darah yang mengelilingi kerongkongan memompa darah melalui tubuh atau
mengangkut hasil metabolisme melalui tubuh
• Annelida memiliki kapasitas untuk regenerasi dan autotomi (keputusan untuk bagian tubuh
tertentu).
3. CARA HIDUP ANNELIDA
• Sebagian besar annelida hidup bebas dan
beberapa parasit dengan menempelkan diri
pada vertebrata, termasuk manusia
• Habitat annelid umumnya ditemukan di dasar
laut dan di air tawar, dan beberapa hidup di
tanah atau di lokasi yang lembab.
• Annelida tinggal di tempat yang berbeda dengan
membangun gua sendiri
4. REPRODUKSI
 Sistem reproduksi Annelida adalah Hemaphrodit.
Hemafrodit adalah organisme yang memiliki dua
genitalia dalam satu tubuh, pria dan wanita.
 Misalnya, untuk beberapa spesies annelida yang
dapat berkembang biak dengan fragmentasi,
melalui pembentukan tunas dan kemudian
regenerasi.
Organ anneloid generatif adalah satu dengan
individu (hemafrodit) dan ada yang terpisah
(gonocoris)
 Reproduksi terjadi melalui penyatuan sel sperma
dan sel telur, yang menggunakan clitellum sebagai
organ sanggama dan membentuk kepompong yang
fungsinya untuk melindungi sel telur.
5. KLASIFIKASI ANNELIDA
 Polychaeta
 Berasal dari bahasa Yunani poli =
banyak, Chaeta = rambut
 Polychaeta ini merupakan filum annelida
dengan banyak rambut.
 Memiliki bagian tubuh yang terdiri dari
kepala, mata dan sensor palpus
 Umumnya hidup di air. Dengan
porapodia sebagai alat pergerakan,
sebagian porapodia sebagai insang
karena memiliki pembuluh darah kapiler.
 Misalnya cacing Palolo, cacing Wawo,
cacing laut.
 Oligochaeta
 Memiliki sedikit rambut.
 Hidup di tanah dan di tempat-tempat
lembab, sebagian di air.
 Tidak ada porapodia, tidak ada kepala
kecil, tidak ada sentuhan dan bintik
mata.
 Di lapisan kulit adalah saraf yang
menerima rangsangan.
 Hemaprodit melalui pembiakan generatif
dan vegetatif melalui regenerasi. Telur
dibungkus kepompong
 Misalnya, cacing tanah, cacing air tawar,
cacing kayu.
 Hirudinea
 Tidak punya Seta dan Porapodia
 Badan datar dengan ujung depan dan
belakang meruncing.
 Memiliki ruang hampa yang berfungsi
untuk bergerak dan menempel.
 Merupakan parasitisme dengan
mengisap darah makhluk hidup lain
termasuk manusia.
 Mengandung zat antikoagulan yang
bekerja pada inhalasi darah dari inang
 Misalnya lintah, Pacet.
6. PERANAN ANNELIDA
 Yang menguntungkan/bermanfaat
• Makanan manusia, karena cacing mempunyai sumber
protein yang berpotensi dimasukkan sebagai bahan makan
manusia seperti halnya daging sapi dan ayam
• Bahan baku ternak, mempunyai kandungan protein,
lemak dan mineral yang tinggi, cacing tanah dimanfaatkan
sebagai makanan ternak misalnya unggas, udang, kodok,
dan ikan.
• Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya bisa
meredakan demam, menurunkan tekanan darah,
menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan
tipus.
• Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk
dipakai sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan
lipstik.
• Lintah dipakai untuk membersihkan nanah pada luka
yang sudah terinfeksi
• Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan
transfusi darah
 Yang merugikan
• Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing
hati, cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing
filaria.
• Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing
tambang, pacet, dan lintah.

More Related Content

Similar to Kerkom Biologi.pptx

Similar to Kerkom Biologi.pptx (20)

Ppt coelenterata
Ppt coelenterataPpt coelenterata
Ppt coelenterata
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
porifera
poriferaporifera
porifera
 
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).pptDUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
 
Kingdom animalia
Kingdom animaliaKingdom animalia
Kingdom animalia
 
8. animalia porifer,colen, platyhel
8. animalia porifer,colen, platyhel8. animalia porifer,colen, platyhel
8. animalia porifer,colen, platyhel
 
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthesFilum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
 
Kingdom animalia bag. 1
Kingdom animalia bag. 1Kingdom animalia bag. 1
Kingdom animalia bag. 1
 
Klasifikasi Cnidaria
Klasifikasi CnidariaKlasifikasi Cnidaria
Klasifikasi Cnidaria
 
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllBahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
 
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
 
Animalia
AnimaliaAnimalia
Animalia
 
Coelenterata biologi
Coelenterata biologiCoelenterata biologi
Coelenterata biologi
 
Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)
 
Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.
Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.
Coelenterata. Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa.
 
Animalia
AnimaliaAnimalia
Animalia
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
 

Recently uploaded

kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsedyardy
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 

Recently uploaded (12)

kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 

Kerkom Biologi.pptx

  • 1. KELOMPOK 1 MIA MUNECHIKA LEE (20) RIVALDO HUTAGALUNG (26) SANGGAM P. MUNTHE (27) VINCENT A. WIDJAYA (32)
  • 2. INVERTEBRATA PORIFERA •Ciri-Ciri •Struktur Tubuh •Cara Hidup •Reproduksi •Klasifikasi •Peranan CNIDARIA & CTENOPHORA •Ciri-Ciri •Struktur Tubuh •Cara Hidup •Reproduksi •Klasifikasi •Peranan PLATYHELMINTHES •Ciri-Ciri •Struktur Tubuh •Cara Hidup •Reproduksi •Klasifikasi •Peranan NEMATHELMINTHES •Ciri-Ciri •Struktur Tubuh •Cara Hidup •Reproduksi •Klasifikasi •Peranan ANNELIDA •Ciri-Ciri •Struktur Tubuh •Cara Hidup •Reproduksi •Klasifikasi •Peranan
  • 3. 1. CIRI – CIRI PORIFERA  Tubuhnya diploblastik (terdiri dari 2 lapisan), yaitu ektodermis (kulit luar) dan endodermis (kulit dalam)  Disebut sebagai hewan spons dan juga hewan berpori, karena tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil.  Tubuhnya terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur (kalsium), zat kersik (silikat) atau benang-benang spongin.  Hidup dengan tipe sessil (menetap) di dasar perairan.  Tubuh dilengkapi saluran air guna mensirkulasikan air didalam tubuhnya.  Reproduksi secara vegetatif dengan kuncup (budding) dan gemmulae, dan secara generatif melalui pembuahan ovum oleh sperma. Aplysina fistularis (Spons tabung kuning) PORIFERA
  • 4. 2. STRUKTUR TUBUH PORIFERA 1. Spongosel,yaitu rongga tubuh. 2. Ostia,sebagai lubang masuknya air. 3. Oskulum,sebagai lubang keluarnya air. 4. Dinding tubuhtersusun atas:  Lapisan luar (sel pinakosit) sebagai pelindung  Lapisan dalam (sel koanosit) berfungsi mengalirkan air, menangkap dan mencerna bahan makanan.  Di antara pinakosit dan koanosit, terdapat lapisan non seluler atau mesohil yang berupa protein bergelatin, yaitu arkeosit, skleroblast, dan amebosit. 5. Spikula,berfungsi menyokong tubuh Porifera. Spikula memiliki berbagai macam bentuk, sesuai dengan jenis Porifera. Spikula terbentuk dari kalsium, serabut spongin, maupun kalsium karbonat.
  • 5. 3. CARA HIDUP PORIFERA  Menempel di karang atau pada dasar perairan (sessil)  Memakan partikel makanan yang terbawa dalam air (rempahan kecil daging, fitoplankton, zooplankton)  Makanan ditangkap oleh flagel yang terdapat di koanosit  Makanan yang ditangkap akan mengalami fogositosis atau ditelan masuk ke dalam sel untuk dicerna  Hasil pencernaanmenuju sel amebosit untuk disebarkan ke seluruh bagian tubuh  Aliran air keluar melalui oskulum
  • 6. 4. REPRODUKSI PORIFERA . Aseksual  Dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Seksual  Dengan pembentukan gamet.  Embrio akan tumbuh menjadi larva berflagel(larva amfiblastula), kemudian keluar dari mesohil Bersama aliran air keluar melalui oskulumdan menempel di substrat menjadi Porifera dewasa
  • 7. 5. KLASIFIKASI PORIFERA Berdasarkanstruktur rangkanya: • Calcarea(spons kapur)  Karakteristik: spikula terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit. • Hexactinellida(spons kaca)  Karakteristik: spikula tersusun dari silika (kaca). • Demospongiae  80% dari semua spons di dunia merupakan anggota kelas ini  Rangkanya terbuat spikula dan benang spongin. • Homoscleromorpha  Tidak ada perbedaan mendasar dengan demospongia,tetapi hanya berbeda secara genetik
  • 8. 6. PERANAN PORIFERA 1. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons mandi dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker. 2. Sebagai makanan hewan laut lainnya 3. Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut 4. Sebagai hiasan akuarium 5. Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci 6. porefera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB) 7. Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
  • 9. CNIDARIA & CTENOPHORA Ciri – Ciri CNIDARIA 1) Tubuh simetri radial, diploblastik. 2) memiliki sel-sel penyengat (knidoblas) pada bagian ektoder. 3) Knidoblas mengandung nematosit yang berfungsi menangkap mangsa 4) Mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu polip (tubuh bentuk tabung, tidak dapat bergerak bebas/menempel dan medusa (tubuh bentuk payung, dapat berenang bebas). 5) Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk tunas dan secara generatif dengan pembuahan ovum oleh spermatozoid. Ciri – Ciri CTENOPHORA 1) Berbentuk simetri radial 2) Tidak memiliki nematositas sehingga menangkap mangsanya menggunakan tentakel yang dilengkapi koloblas 3) Menggunakan silia untuk lokomosi/pergerakan
  • 10. 2. LAPISAN TUBUH CNIDARIA  Epidermis  Lapisan paling luar  Tersusun dari: sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit, sel kelenjar lendir dan sel saraf indra  Mesoglea  rongga-rongga yang berisi bahan seperti gelatin dan tidak mengandung sel-sel  Gastrodermis  Terdiri dari: sel otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim dan sel kelenjar lendir. CTENOPHORA  Epidermis  Sel indra, sel yang mensekresikan mucus untuk melindungi tubuh  Sel interstisial yang dapat berubah menjadi sel lain  Mesoglea  Diapit oleh dua epitel, lapisan sel yang terhubung satu sama lain.  Terdiri dari 2 lapis sel sedangkan cnidaria hanya satu
  • 11. 3. STRUKTUR TUBUH CNIDARIA  Bentuk Medusa  Gastrovascular cavity (Rongga Gastrovaskuler)  Epithelio muscular cell (Sel epitel Otot)  Longitudinal Muscle Fibers (Serat otot longitudinal)  Cnidocyte (Knidosit)  Sensory Cell (Sel Sensori)  Interstital Cell (Sel Interstitial)  Circular muscle fibers (Serat otot sirkuler)  Bentuk Polip  Mouth (Mulut)  Tentacle (tentakel)  Gastrovascular cavity (Rongga Gastrovakuler)  Nerve net (Jaringan Saraf) CTENOPHORA  Organo Sensorial apical (lubang anus)  Canal aboral (Usus)  Vaina tentacular (Sarung tentakel)  Paletas Natatorias (sisir)  Faringe (Faring)  Canal Gastrico (Saluran Lambung)  Boca (Mulut)  Tentaculo (Tentakel)
  • 12. 4. CARA HIDUP CNIDARIA  Habitat: sebagian besar hidup di lingkungan air laut serta hanya beberapa spesies saja yang hidup di air tawar  Hidup di daerah perairan yang dangkal secara berkoloni (soliter).  Cnidaria berbentuk polip dengan cara hidup melekal (sesil) pada suatu substrat, sedangkan yang berbentuk medusa bergerak melayang atau dengan kata lain berenang bebas didalam air.  Hidup secara heterotrof sebagai karnivor dengan memakan udang serta ikan kecil. CTENOPHORA  Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.  Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.  Habitat: hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan  Tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
  • 13. 5. REPRODUKSI CNIDARIA 1. Polip berkromosom diploid (2n)bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunas-tunas sehingga terjadilah koloni polip 2. Polip yang tak mempunyai tentakel membentuk tunas medusa secara aseksual 3. Medusa dewasa (2n) jantan dan betina bereproduksi secara aseksual 4. Jika terjadi fertilisasi sel telur maka akan menghasilkan zigot (2n) 5. Zigot akan berkembang menjadi larva padat bersilia (planula) 6. Planula ahirnya menetap disuatu substrat dan tumbuh menjadi polip baru (2n) CTENOPHORA  Hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi. Alat reproduksi Ctenophora terletak dibawah cilia.  Sel ovom dan sperma dilepaskan melalui pori-pori yang terdapat di epidermis. Sebagian besar Ctenophora melakukan pembelahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenophora. Meskipun ada beberapa spesies yang melakukannya secara internal.
  • 14. 6. PERANAN CNIDARIA  Peraan Cnidaria yang menguntungkan:  Cnidaria kelas anthozoa merupakan pembentk ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan hewan laut  Ubur ubur yang tidak beracun dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur ubur asin  Kerangka luar beberapa jenia Cnidaria dapat digunakan sebagai hiasan akuariun  Peranan Cnidaria yang merugikan:  Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa sering terjadi para pengunjung pantai mengalami gatal-gatal, bahkan keracunan akibat tersengat ubur ubur CTENOPHORA  Peran Ctenophora yang menguntungkan:  Menjaga keseimbangan ekosistem di laut karena Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton tumbuhan)  Sebagai sumber makanan bagi hewan laut seperti: Salmon dan ubur-ubur  Peran Ctenophora yang merugikan:  Ctenophora memakan larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram  Selain itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang, sehingga mempengaruhi seluruh raintai makanan danau
  • 15. 1. CIRI – CIRI DAN LAPISAN TUBUH PLATYHELMINTHES • Merupakan hewan triploblastik, yaitu memiliki tubuh yang tersusun dari tiga lapisan sel: ektoderm, mesoderm, dan endoderm. • Memiliki tubuh simetri bilateral (sisi kanan dan kiri tubuhnya sama) dan berbentuk pipih. • Belum memiliki sistem peredaran darah, sistem respirasi dan anus. • Memiliki sistem ekskresi. • Merupakan hewan aselomata, yaitu belum memiliki rongga tubuh. • Hidup bebas atau parasit. • Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual. • Respirasi melalui permukaan tubuh. • Merupakan hewan hermaprodit, yaitu alat reproduksi jantan dan betina terdapat dalam satu tubuh/individu. PLATYHELMINTHES
  • 16. 2. STRUKTUR TUBUH PLATYHELMINTHES 1. Sistem Pencernaan  Gastrovaskuler dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.  Di mulai dari mulut faring dan ke kerongkongan.  Pada bagian belakang kerongkongan terdapat usus yang bercabang ke seluruh tubuh. Sehingga usus tidak hanya mencerna makanan tapi usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. 2. Sistem Syaraf  Sistem syaraf tangga tali  Pusat susunan syaraf disebut dengan ganglion otak terdapat pada bagian kepala dan jumlah sepasang  Tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor ( sel pembawa dari otak ke efektor dan sel asosiasi ( perantara ). 3. Sistem Indera  Bintik mata biasanya berjumlah sepasang dan terdapat dibagian anterior ( kepala ).  Indra meraba dan sel kemoresptor diseluruh tubuhnya.  Beberapa spesies juga mempunyai indra tambahan berupa aurikula ( telinga ), statosista ( pengatur keseimbangan ) dan reoreseptor ( organ untuk mengetahui arah aliran sungai ).  Pada umumnya Platyhelmintes ( cacing pipih ) memiliki sistem osmoregulasi yang disebut dengan protonefridia. Sistem ini terdiri dari saluran pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. Sedangkan sisa metabolism tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel.
  • 17. 3. CARA HIDUP PLATYHELMINTHES  Platyhelminthes mampu hidup bebas di perairan air tawar, air laut, atau tempat yang lembap dengan cara memakan sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil
  • 18. 4. REPRODUKSI PLATYHELMINTHES  Aseksual  membelah diri (fragmentasi) dan ekmudian regenerasi potongan tubuh cacing pipih tersebut menjadi individu baru. Hanya beberapa jenis cacing pipih saja yang melakukan reproduksi secara aseksual.  Seksual  pembentukan gamet. Fertilisasi ovum dan sperma terjadi didalam tubuh (internal fertilisasi). Fertilisasi dapat dilaukan sendiri atau dengan pasangan.
  • 19. 5. KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES  Turbellaria (Cacing Berambut Getar)  Sebagian besar cacing yang hidup bebas atau bukan sebagai parasit adalah anggota kelas ini.  Bersifat karnivora  Ditemukan di kolam, sungai, atau daun dan batu yang terkena genangan air.  Disebut juga cacing berambut getar karena memiliki silia pada permukaan tubuhnya, fungsinya sebagai alat gerak. Contoh hewan Turbellaria: Planaria sp.  Trematoda (Cacing Isap)  Semua anggota cacing ini adalah parasit.  Memiliki ukuran sekitar 1-6 cm dengan bentuk silinder seperti daun.  Mereka akan menggunakan alat isapnya untuk menghisap dan menempelkan diri ke permukaan inangnya.  Trematoda dewasa biasanya hidup di usus, hati, paru-paru, dan pembuluh darah hewan vertebrata, termasuk manusia. Contoh hewan Trematoda: Fasciola hepatica (cacing hati).  Cestoda (Cacing Pita)  Termasuk dalam cacing parasit yang memerlukan dua inang berbeda dalam siklus hidupnya.  Untuk cacing pita dewasa, mereka hidup pada saluran pencernaan inangnya. Sedangkan, untuk larvanya hidup di otot, hati, otak atau jaringan di bawah kulit inangnya.  Untuk berkembang biang Cestoda menggunakan sistem memiliki reproduksi aseksual.  Untuk bergerak, mereka mengandalkan silia (cilium) yang menonjol pada tubuh mereka. Contoh hewan Cestoda: Taenia saginata.
  • 20. 6. PERANAN PLATYHELMINTHES  Planaria menjadi salah satu makanan bagi organisme lain  Cacing hati maupun cacing pita merupakan parasit pada manusia:  Schistosoma sp, dapat menyebabkan skistosomiasis penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia.Kerusakan tersebut disebabkan perkembangbiakan cacing schistosoma di dalam tubuh.  Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya, spesies ini dapat menghisap darah manusia.  Paragonimus sp, parasit pada paru-paru manusia. dapat menyebabkan gejala gangguan pernafasan yaitu sesak bila bernafas, batuk kronis, dahak/sputum becampur darah yang berwarna coklat (ada telur cacing).  Fasciolisis sp, parasit di dalam saluran pencernaan. Terjadinya radang di daerah gigitan, menyebabkan hipersekresi dari lapisan mukosa usus sehingga menyebabkan hambatan makanan yang lewat. Sebagai akibatnya adalah ulserasi, haemoragik dan absces pada dinding usus. Terjadi gejala diare kronis.  Aeniasis, penyakit yang disebabkan oleh Taenia sp. Cacing ini menghisap sari-sari makanan di usus manusia.
  • 21. 1. CIRI – CIRI NEMATHELMINTHES 1. Termasuk hewan triploblastik, yaitu memiliki tubuh yang tersusun dari tiga lapisan sel: ektoderm, mesoderm, dan endoderm. 2. Memiliki rongga tubuh semu atau pseudoselomata. 3. Tubuhnya tidak bersegmen dan mengalami ekdisis atau terkelupasnya bagian kulit terluar. 4. Merupakan hewan simetri bilateral. 5. Tubuhnya ditutupi oleh kutikula dan tidak bersilia. 6. Merupakan hewan berumah dua, yaitu alat reproduksi jantan dan betina terpisah. 7. Memiliki tubuh bulat memanjang seperti benang dengan kedua ujungnya runcing. 8. Memiliki kulit yang halus, licin dan tidak berwarna, sehingga sulit untuk ditemukan. 9. Sistem pencernaan sudah lengkap, sedangkan sistem sirkulasi dan respirasinya belum ada. 10. Hidupnya bebas dan ada yang parasit. NEMATHELMINTHES
  • 22. 2. STRUKTUR TUBUH NEMATHELMINTHES  Tidak memiliki segmen dan lapisan luar tubuhnya licin  Dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim inangnya.  Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yakni  Lapisan luar (Ektodermis)  Lapisan tengah (Mesoderm)  Lapisan dalam (Endoderm)  Memiliki suatu organ saluran pencernaan yang lengkap, yakni  Mulut, terdapat pada ujung depan  Faring  Usus  Anus, terdapat pada ujung belakang.  Sesudah makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada rongga tubuhnya.
  • 23. 3. CARA HIDUP NEMATHELMINTHES  Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan  Berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya
  • 24. 4. REPRODUKSI NEMATHELMINTHES  Seksual  Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yakni organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda, artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin.  Fertilisasi (pertemuan sperma dan ovum) terjadi di dalam tubuh, kemudian akan menghasilkan telur yang sangat banyak (ribuan). Kumpulan telur ini akan membentuk kista yang bisa bertahan hidup pada keadaan lingkungan yang buruk.
  • 25. 5. KLASIFIKASI NEMATHELMINTHES  Kelas Nematoda  Contoh: 1. Ascaris lumbricoides 2. Wuchereria brancrofti 3. Enterobius vermicularis 4. Ancylostoma duodenale  Kelas Nematomorpha  Contoh: 1. Gordius sp 2. Nectonema Arcaris lumbricoides Ancylostoma duodenale Nectonema
  • 26. 6. PERANAN NEMATHELMINTHES  Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan mengakibatkan penyakit pada manusia dan menjadi parasit pada tumbuhan, diantaranya sebagai berikut. 1. Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat, dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian. 2. Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enterobius vermicularis (cacing kremi), menjadi parasit pada manusia dan menyebabkan penyakit.
  • 27. DAUR HIDUP CACING  Dewasa di usus → pembuahan internal → keluar bersama fases → infeksi ke saluran pencernaan → menetas dan menembus dinding usu mengembara → hati- jantung - paru-paru, - trakea – laring – faring tertelan - usus
  • 28. DAUR HIDUP CACING TAMBANG  Cacing dewasa sal pencernaan, pembuahan internal (telur = 9000/hr) → keluar bersama feses  Telur menetas → larva rabditivorm → larva flariform → menginfeksi kulit → aliran darah: jantung – paru- paru, trakea- laring – faring – esofagus → usus
  • 29. DAUR HIDUP WUCHERERIA BRANCROFTI (CACING RAMBUT)  Dalam Tubuh Manusia (Definitif host):  Cacing dewasa berada dalam saluran dan kelenjar lymphe, setelah kawing cacing betina akan melahirkan mikrofilaria (ovovivipar) sesuai dengan sifat periodisitasnya mikrofilaria-mikrofilaria tersebut akan berada di darah tepi. Bila kebetulan ada nyamuk yang sesuai menggigit penderita tersebut, maka mikrofilaria akan ikut terhisap bersama darah penderita dan masuk ke tubuh nyamuk. Didalam tubuh manusia mikrofilaria dapat bertahan hidup lama tanpa mengalami perubahan bentuk.  Dalam Tubuh Intermediate host:  Nyamuk yang berperan sebagai vector biologis/hospes perantaraan untuk Wuchereria bancrofti adalah genus: Culex, Anopheles, Aedes. Mikrofilaria yang terhisap masuk pada saat terjadinya gigitan, sesampai di lambung nyamuk akan melepaskan sheathmnya. Dalam waktu 1-2 jam kemudian ia menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot-otot thorax untuk mengadakan metamorfosis. Dalam waktu kurang lebih 2 hari mikrofilaria akan tumbuh menjadi larva stadium I (124-250 mikron x 10-17 mikron)
  • 30. 1. CIRI – CIRI & LAPISAN TUBUH ANNELIDA • Annelida memiliki bentuk tubuh simetris bilateral dan seloma tripoblastik yang memiliki 3 lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan rongga tubuh yang sempurna. • Ini memiliki segmen pada tubuh dan setiap segmen dipisahkan oleh sekat dan metamerik (memiliki segmen yang sama, baik organ eksternal maupun internal). • Adanya seta atau duri halus di sekitar tubuh • Habitat di darat, di laut dan di air tawar • Apakah Anda memiliki alat pencernaan yang sempurna? • Memiliki sistem tangga tali • Sistem peredaran darah ditutup • Peralatan pernapasan dalam bentuk kulit • Obat ekskretoris adalah nefridia • Hemafrodit (memiliki 2 alat kelamin, pria dan wanita) ANNELIDA
  • 31. 2. STRUKTUR ANNELIDA • Annelida memiliki metameri (segmen) di setiap tubuh. Di setiap segmen ada parapodia (dinding dinding datar membesar) dan di setiap parapodia ada seta (duri halus). • Setiap segmen memiliki partisi yang disebut septa. Nah, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem saraf, yang terhubung di antara segmen-segmen, menembus septa. • Rongga tubuh calendula diisi dengan cairan, yang mendukung pergerakan marigold, menghasilkan kontraksi otot. Otot marigold terdiri dari otot melingkar dan lonjong. • Sistem pencernaan annelida terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, usus dan anus. • Sistem peredaran darah dalam annelid adalah sistem peredaran darah tertutup di mana darah mengalir melalui pembuluh darah. Darah annelida berwarna merah karena mengandung hemoglobin. • Pembuluh darah yang mengelilingi kerongkongan memompa darah melalui tubuh atau mengangkut hasil metabolisme melalui tubuh • Annelida memiliki kapasitas untuk regenerasi dan autotomi (keputusan untuk bagian tubuh tertentu).
  • 32. 3. CARA HIDUP ANNELIDA • Sebagian besar annelida hidup bebas dan beberapa parasit dengan menempelkan diri pada vertebrata, termasuk manusia • Habitat annelid umumnya ditemukan di dasar laut dan di air tawar, dan beberapa hidup di tanah atau di lokasi yang lembab. • Annelida tinggal di tempat yang berbeda dengan membangun gua sendiri
  • 33. 4. REPRODUKSI  Sistem reproduksi Annelida adalah Hemaphrodit. Hemafrodit adalah organisme yang memiliki dua genitalia dalam satu tubuh, pria dan wanita.  Misalnya, untuk beberapa spesies annelida yang dapat berkembang biak dengan fragmentasi, melalui pembentukan tunas dan kemudian regenerasi. Organ anneloid generatif adalah satu dengan individu (hemafrodit) dan ada yang terpisah (gonocoris)  Reproduksi terjadi melalui penyatuan sel sperma dan sel telur, yang menggunakan clitellum sebagai organ sanggama dan membentuk kepompong yang fungsinya untuk melindungi sel telur.
  • 34. 5. KLASIFIKASI ANNELIDA  Polychaeta  Berasal dari bahasa Yunani poli = banyak, Chaeta = rambut  Polychaeta ini merupakan filum annelida dengan banyak rambut.  Memiliki bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata dan sensor palpus  Umumnya hidup di air. Dengan porapodia sebagai alat pergerakan, sebagian porapodia sebagai insang karena memiliki pembuluh darah kapiler.  Misalnya cacing Palolo, cacing Wawo, cacing laut.  Oligochaeta  Memiliki sedikit rambut.  Hidup di tanah dan di tempat-tempat lembab, sebagian di air.  Tidak ada porapodia, tidak ada kepala kecil, tidak ada sentuhan dan bintik mata.  Di lapisan kulit adalah saraf yang menerima rangsangan.  Hemaprodit melalui pembiakan generatif dan vegetatif melalui regenerasi. Telur dibungkus kepompong  Misalnya, cacing tanah, cacing air tawar, cacing kayu.  Hirudinea  Tidak punya Seta dan Porapodia  Badan datar dengan ujung depan dan belakang meruncing.  Memiliki ruang hampa yang berfungsi untuk bergerak dan menempel.  Merupakan parasitisme dengan mengisap darah makhluk hidup lain termasuk manusia.  Mengandung zat antikoagulan yang bekerja pada inhalasi darah dari inang  Misalnya lintah, Pacet.
  • 35. 6. PERANAN ANNELIDA  Yang menguntungkan/bermanfaat • Makanan manusia, karena cacing mempunyai sumber protein yang berpotensi dimasukkan sebagai bahan makan manusia seperti halnya daging sapi dan ayam • Bahan baku ternak, mempunyai kandungan protein, lemak dan mineral yang tinggi, cacing tanah dimanfaatkan sebagai makanan ternak misalnya unggas, udang, kodok, dan ikan. • Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya bisa meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus. • Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk dipakai sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik. • Lintah dipakai untuk membersihkan nanah pada luka yang sudah terinfeksi • Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan transfusi darah  Yang merugikan • Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing filaria. • Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet, dan lintah.