SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
OSTEOPOROSIS
PENGERTIAN
 Definisi osteoporosis:
pengurangan massa tulang;
menyebabkan fraktur setelah
trauma minimal (kamus kedokteran
dorland edisi 29)
 Penyakit Osteoporosis (keropos
tulang): penyakit tulang yang
ditandai dengan adanya penurunan
masa tulang dan perubahan struktur
pada jaringan mikroarsitektur tulang,
yang menyebabkan kerentanan
tulang meningkat disertai
kecenderungan terjadinya fraktur,
terutama pada proksimal femur,
tulang belakang dan pada tulang
radius.
OSTEOPOROSIS DIBAGI DALAM 2 BENTUK
 Osteoporosis primer: penyebabnya berhubungan
dengan usia ( senile osteoporosis) atau
penyebabnya tidak diketahui sama sekali
(idiopathic osteoporosis)
 Osteoporosis sekunder: karena gaya hidup, obat-
obatan atau penyakit tertentu.
Penyebab tersering adalah terapi dengan
glukokortikoid (sindroma cushing), tirotoksikosis,
alkoholisme, hiperparatiroid, diabetes melitus,
hipogonadisme, perokok, penyakit gastrointestinal,
gangguan nutrisi, hipercalsiuria dan immobilisasi.
ETIOLOGI
 Penyebab utama: faktor genetik
 Menopause yang biasanya terjadi pada wanita usia 40-
an atau 50-an, secara dramatis meningkatkan kecepatan
keropos tulang.
 Kopi  kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium
melalui urin maupun tinja,
 rokok,
 minuman soda,
 kalsium laktat,
 sitrat dan pospat dalam produk kalsium di pasaran.
GEJALA
 Gejala awal perjalanan penyakit umumnya menimbulkan
nyeri tumpul di tulang atau otot, nyeri punggung yang
sangat rendah atau nyeri.
 Sering tanpa keluhan dimana densitas tulang berkurang
secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur
tulang sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah dan
tidak terdeteksi sampai terjadi patah tulang.
 Tulang-tulang yang sering terjadi fraktur akibat
osteoporosis adalah tulang belakang, panggul dan
pergelangan tangan.
FAKTOR RISIKO
 Usia lanjut,
 riwayat keluarga osteoporosis,
 menopause,
 riwayat patah tulang,
 amenore, anorexia nervosa,
 gaya hidup tidak aktif,
 diet rendah kalsium atau vitamin D,
 rendah testosteron (hipogonadisme),
 merokok, terlalu banyak minum alkohol,
 mengkonsumsi obat,
 kondisi hormonal (kurangnya estrogen atau testosteron)
 kelenjar tiroid terlalu aktif, diabetes, dan hiperprolaktinemia, di
mana kelenjar hipofisis menghasilkan terlalu banyak hormon
prolaktin.
PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS
 berawal dari adanya massa puncak tulang yang rendah disertai
adanya penurunan massa tulang.
 Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi
secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan
tulang (remodelling). Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini,
misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan, maka
akan terjadi penurunan massa tulang
 Massa puncak tulang yang rendah berkaitan dengan faktor genetic,
seperti proses ketuaan, menopause. Faktor lain seperi obat obatan
atau aktifitas fisik yang kurang.
 Akibat massa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan
massa tulang menyebabkan densitas tulang menurun sehingga
terjadi fraktur.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan non-invasif yaitu ;
 Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan
untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang.
 Pemeriksaan absorpsiometri
 Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
 Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna
untuk memberikan informasi mengenai keadaan
osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas
meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang
sternum atau krista iliaka.
 Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia
darah dan kimia urine biasanya dalam batas
normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak
membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers
osteocalein (GIA protein).
PENCEGAHAN
 Mencukupi jumlah kalsium dan jumlah vitamin D
 Melakukan olah raga dengan beban
 Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
 Mengkonsumsi makanan seimbang dan asupan gizi yang
cukup
 Berhenti merokok
 Kurangi minuman berkafein
 Stop alkohol
PENGOBATAN
 Alendronat, bisa memperlambat
atau menghentikan penyakitnya.
 Bifosfonat juga digunakan untuk
mengobati osteoporosis.
 Kalsitonin, diberikan kepada orang
yang menderita patah tulang
belakang yang disertai nyeri.
 AA Calcium, kalsium jenis asam
amino yang mudah diserap tubuh
 Zinc Lactate Capsule, membantu
meningkat penyerapan nutrisi,
menyehatkan pencernaan,
memperbaiki sistem kekebalan
tubuh, dan meningkatkan reaksi bio
kimia tubuh.
 Renuvs Capsules, melancarkan distribusi darah,
memberikan kecukupan oksigen pada sel-sel tubuh,
membersihkan (detoks) pembuluh darah,
menyembuhkan jantung koroner, stroke dan asma,
menyembuhkan insomnia, nutrisi untuk penderita syaraf
tulang belakang terjepit, dan anti kanker.
 Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan
pembedahan.
 Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki
dengan pembedahan.
 Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung
yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang
supportive back brace dan dilakukan terapi fisik
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Promosi kesehatan, identifikasi individu dengan risiko
mengalami osteoporosis dan penemuan masalah yang
berhubungan dengan osteoporosis membentuk dasar bagi
pengkajian keperawatan.
 Wawancara meliputi pertanyaan mengenai terjadinya
osteoporosis dalam keluarga, fraktur sebelumnya, konsumsi
kalsium diet harian, pola latihan, awitan menopause dan
penggunaan kortikoseteoroid selain asupan alkohol, rokok dan
kafein. Setiap sengaja yang dialami pasien, seperti nyeri
pingang, konstipasi atau ganggua citra diri harus digali.
 Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang
kifosis vertebrata torakalis atau pemendekan tinggi badan.
Masalah mobilitas dan pernapasan dapat terjadi akibat
perubahan postur dan kelemahan otot. Konstipasi dapat
terjadi akibat inaktivitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Kurang pengetahuan mengenai proses
osteoporosis dan program terapi
 Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan
spasme otot
 Konstipasi yang berhubungan dengan imobilitasi
atau terjadinya ileus (obstruksi usus)
 Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan
dengan tulang osteoporotik
INTERVENSI
 Kurang pengetahuan mengenai proses
osteoporosis dan program terapi
 Memahami Osteoporosis dan Program Tindakan.
 Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya oeteoporosis.
 Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.
 Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti Pengurangan kafein,
sigaret dan alkohol, hal ini dapat membantu mempertahankan massa tulang.
 Anjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana merupakan kunci utama untuk menumbuhkan
tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya oestoeporosis.
 Anjurkan pada lansia untuk tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari dan
latihan yang memadai untuk meminimalkan efek oesteoporosis.
 Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat. Karena nyeri lambung
dan distensi abdomen merupakan efek samping yang sering terjadi pada suplemen kalsium,
maka pasien sebaiknya meminum suplemen kalsium bersama makanan untuk mengurangi
terjadinya efek samping tersebut. Selain itu, asupan cairan yang memadai dapat menurunkan
risiko pembentukan batu ginjal.
 Bila diresepkan HRT, pasien harus diajar mengenai pentingnya skrining berkala terhadap
kanker payudara dan endometrium
NYERI YANG BERHUBUNGAN DENGAN FRAKTUR
DAN SPASME OTOT
 INTERVENSI
 Meredakan Nyeri
 Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur
dengan posisi telentang atau miring ke samping selama beberapa hari.
 Kasur harus padat dan tidak lentur.
 Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.
 Kompres panas intermiten dan pijatan punggung memperbaiki relaksasi otot.
 Pasien diminta untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan hindari
gerakan memuntir.
 Postur yang bagus dianjurkan dan mekanika tubuh harus diajarkan. Ketika pasien
dibantu turun dari tempat tidur,
 pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan imobilisasi sementara,
meskipun alat serupa kadang terasa tidak nyaman dan kurang bisa ditoleransi
oleh kebanyakan lansia.
 Bila pasien sudah dapat menghabiskan lebih banyak waktunya di luar tempat tidur
perlu dianjurkan untuk sering istirahat baring untuk mengurangi rasa tak nyaman
dan mengurangi stres akibat postur abnormal pada otot yang melemah.
 opioid oral mungkin diperlukan untuk hari-hari pertama setelah awitan nyeri
punggung. Setelah beberapa hari, analgetika non – opoid dapat mengurangi nyeri.
RISIKO TERHADAP CEDERA : FRAKTUR, YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TULANG OSTEOPOROTIK
 Mencegah Cedera.
 Anjurkan melakukan Aktivitas fisik secara teratur
hal ini sangat penting untuk memperkuat otot,
mencegah atrofi dan memperlambat
demineralisasi tulang progresif.
 Ajarkan Latihan isometrik, latihan ini dapat
digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.
 Anjurkan untuk Berjalan, mekanika tubuh yang
baik, dan postur yang baik.
 Hindari Membungkuk mendadak, melenggok
dan mengangkat beban lama.
 Lakukan aktivitas pembebanan berat badan
Sebaiknya dilakukan di luar rumah di bawah
sinar matahari, karena sangat diperlukan untuk
memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan
vitamin D.
OSTEOPOROSIS PENGERTIAN

More Related Content

What's hot

Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutRindang Abas
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IOppy Utriyani
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratAdela Adiibah
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoidfikri asyura
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiSiska Hermawati
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)Mela Roviani
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Presentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPresentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPanji Dammen
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)Jonathan London
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanMuhammad Munandar
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
 

What's hot (20)

Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
 
Antijamur
AntijamurAntijamur
Antijamur
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Presentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPresentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokal
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 

Viewers also liked (9)

Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autisPengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
Pengaruh terapi musik klasik terhadap kecerdasan emosi pada anak autis
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Similar to OSTEOPOROSIS PENGERTIAN

Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwAskep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwGhinanurrafidahdinil
 
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshAskep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshGhinanurrafidahdinil
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524'Okha NutT'
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordSiLvi Fata
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Fariz Fadhly
 
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...evinur12
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Nurul Afdal Haris
 
Terapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosisTerapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosissuzanasty
 
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxEdukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxAliAbdullah291997
 
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAKelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAnickitakita
 
perubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usilaperubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usilayephina ayu
 

Similar to OSTEOPOROSIS PENGERTIAN (20)

Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwAskep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
 
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshAskep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cord
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 
Terapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosisTerapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosis
 
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxEdukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 
Still askep
Still askepStill askep
Still askep
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAKelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
 
perubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usilaperubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usila
 
Ppt tutorial
Ppt tutorialPpt tutorial
Ppt tutorial
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 
Soleh 2078
Soleh 2078Soleh 2078
Soleh 2078
 
Content
ContentContent
Content
 
5345 8484-1-sm
5345 8484-1-sm5345 8484-1-sm
5345 8484-1-sm
 
3954 5758-1-sm
3954 5758-1-sm3954 5758-1-sm
3954 5758-1-sm
 
2358 2988-1-pb
2358 2988-1-pb2358 2988-1-pb
2358 2988-1-pb
 
1682 1132-1-pb
1682 1132-1-pb1682 1132-1-pb
1682 1132-1-pb
 
691 757-1-pb
691 757-1-pb691 757-1-pb
691 757-1-pb
 
77 154-1-pb
77 154-1-pb77 154-1-pb
77 154-1-pb
 
Transplant
TransplantTransplant
Transplant
 

OSTEOPOROSIS PENGERTIAN

  • 2. PENGERTIAN  Definisi osteoporosis: pengurangan massa tulang; menyebabkan fraktur setelah trauma minimal (kamus kedokteran dorland edisi 29)  Penyakit Osteoporosis (keropos tulang): penyakit tulang yang ditandai dengan adanya penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan mikroarsitektur tulang, yang menyebabkan kerentanan tulang meningkat disertai kecenderungan terjadinya fraktur, terutama pada proksimal femur, tulang belakang dan pada tulang radius.
  • 3. OSTEOPOROSIS DIBAGI DALAM 2 BENTUK  Osteoporosis primer: penyebabnya berhubungan dengan usia ( senile osteoporosis) atau penyebabnya tidak diketahui sama sekali (idiopathic osteoporosis)  Osteoporosis sekunder: karena gaya hidup, obat- obatan atau penyakit tertentu. Penyebab tersering adalah terapi dengan glukokortikoid (sindroma cushing), tirotoksikosis, alkoholisme, hiperparatiroid, diabetes melitus, hipogonadisme, perokok, penyakit gastrointestinal, gangguan nutrisi, hipercalsiuria dan immobilisasi.
  • 4.
  • 5. ETIOLOGI  Penyebab utama: faktor genetik  Menopause yang biasanya terjadi pada wanita usia 40- an atau 50-an, secara dramatis meningkatkan kecepatan keropos tulang.  Kopi  kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja,  rokok,  minuman soda,  kalsium laktat,  sitrat dan pospat dalam produk kalsium di pasaran.
  • 6. GEJALA  Gejala awal perjalanan penyakit umumnya menimbulkan nyeri tumpul di tulang atau otot, nyeri punggung yang sangat rendah atau nyeri.  Sering tanpa keluhan dimana densitas tulang berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah dan tidak terdeteksi sampai terjadi patah tulang.  Tulang-tulang yang sering terjadi fraktur akibat osteoporosis adalah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan.
  • 7. FAKTOR RISIKO  Usia lanjut,  riwayat keluarga osteoporosis,  menopause,  riwayat patah tulang,  amenore, anorexia nervosa,  gaya hidup tidak aktif,  diet rendah kalsium atau vitamin D,  rendah testosteron (hipogonadisme),  merokok, terlalu banyak minum alkohol,  mengkonsumsi obat,  kondisi hormonal (kurangnya estrogen atau testosteron)  kelenjar tiroid terlalu aktif, diabetes, dan hiperprolaktinemia, di mana kelenjar hipofisis menghasilkan terlalu banyak hormon prolaktin.
  • 8. PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS  berawal dari adanya massa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang.  Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodelling). Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang  Massa puncak tulang yang rendah berkaitan dengan faktor genetic, seperti proses ketuaan, menopause. Faktor lain seperi obat obatan atau aktifitas fisik yang kurang.  Akibat massa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang menyebabkan densitas tulang menurun sehingga terjadi fraktur.
  • 9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  Pemeriksaan non-invasif yaitu ;  Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang.  Pemeriksaan absorpsiometri  Pemeriksaan komputer tomografi (CT)  Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.  Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).
  • 10. PENCEGAHAN  Mencukupi jumlah kalsium dan jumlah vitamin D  Melakukan olah raga dengan beban  Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)  Mengkonsumsi makanan seimbang dan asupan gizi yang cukup  Berhenti merokok  Kurangi minuman berkafein  Stop alkohol
  • 11. PENGOBATAN  Alendronat, bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.  Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.  Kalsitonin, diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri.  AA Calcium, kalsium jenis asam amino yang mudah diserap tubuh  Zinc Lactate Capsule, membantu meningkat penyerapan nutrisi, menyehatkan pencernaan, memperbaiki sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan reaksi bio kimia tubuh.
  • 12.  Renuvs Capsules, melancarkan distribusi darah, memberikan kecukupan oksigen pada sel-sel tubuh, membersihkan (detoks) pembuluh darah, menyembuhkan jantung koroner, stroke dan asma, menyembuhkan insomnia, nutrisi untuk penderita syaraf tulang belakang terjepit, dan anti kanker.  Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan.  Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan.  Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik
  • 13. ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN  Promosi kesehatan, identifikasi individu dengan risiko mengalami osteoporosis dan penemuan masalah yang berhubungan dengan osteoporosis membentuk dasar bagi pengkajian keperawatan.  Wawancara meliputi pertanyaan mengenai terjadinya osteoporosis dalam keluarga, fraktur sebelumnya, konsumsi kalsium diet harian, pola latihan, awitan menopause dan penggunaan kortikoseteoroid selain asupan alkohol, rokok dan kafein. Setiap sengaja yang dialami pasien, seperti nyeri pingang, konstipasi atau ganggua citra diri harus digali.  Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang kifosis vertebrata torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan pernapasan dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot. Konstipasi dapat terjadi akibat inaktivitas.
  • 14. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi  Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot  Konstipasi yang berhubungan dengan imobilitasi atau terjadinya ileus (obstruksi usus)  Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoporotik
  • 15. INTERVENSI  Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi  Memahami Osteoporosis dan Program Tindakan.  Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya oeteoporosis.  Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.  Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti Pengurangan kafein, sigaret dan alkohol, hal ini dapat membantu mempertahankan massa tulang.  Anjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana merupakan kunci utama untuk menumbuhkan tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya oestoeporosis.  Anjurkan pada lansia untuk tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari dan latihan yang memadai untuk meminimalkan efek oesteoporosis.  Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat. Karena nyeri lambung dan distensi abdomen merupakan efek samping yang sering terjadi pada suplemen kalsium, maka pasien sebaiknya meminum suplemen kalsium bersama makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping tersebut. Selain itu, asupan cairan yang memadai dapat menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.  Bila diresepkan HRT, pasien harus diajar mengenai pentingnya skrining berkala terhadap kanker payudara dan endometrium
  • 16. NYERI YANG BERHUBUNGAN DENGAN FRAKTUR DAN SPASME OTOT  INTERVENSI  Meredakan Nyeri  Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring ke samping selama beberapa hari.  Kasur harus padat dan tidak lentur.  Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.  Kompres panas intermiten dan pijatan punggung memperbaiki relaksasi otot.  Pasien diminta untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan hindari gerakan memuntir.  Postur yang bagus dianjurkan dan mekanika tubuh harus diajarkan. Ketika pasien dibantu turun dari tempat tidur,  pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan imobilisasi sementara, meskipun alat serupa kadang terasa tidak nyaman dan kurang bisa ditoleransi oleh kebanyakan lansia.  Bila pasien sudah dapat menghabiskan lebih banyak waktunya di luar tempat tidur perlu dianjurkan untuk sering istirahat baring untuk mengurangi rasa tak nyaman dan mengurangi stres akibat postur abnormal pada otot yang melemah.  opioid oral mungkin diperlukan untuk hari-hari pertama setelah awitan nyeri punggung. Setelah beberapa hari, analgetika non – opoid dapat mengurangi nyeri.
  • 17. RISIKO TERHADAP CEDERA : FRAKTUR, YANG BERHUBUNGAN DENGAN TULANG OSTEOPOROTIK  Mencegah Cedera.  Anjurkan melakukan Aktivitas fisik secara teratur hal ini sangat penting untuk memperkuat otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif.  Ajarkan Latihan isometrik, latihan ini dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.  Anjurkan untuk Berjalan, mekanika tubuh yang baik, dan postur yang baik.  Hindari Membungkuk mendadak, melenggok dan mengangkat beban lama.  Lakukan aktivitas pembebanan berat badan Sebaiknya dilakukan di luar rumah di bawah sinar matahari, karena sangat diperlukan untuk memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D.