SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
•GELOMBANG CAHAYA:
A.Sifat cahaya
B.Pembiasan Cahaya
C.Hubungan cahaya dengan Gelombang
•OPTIK GEOMETRIK
A.Lensa
B.Kesesatan lensa
•MATA
A.mata sebagai alat optik
B.Konstruksi bola mata
C.Fungsi organ mata
D.Penyimpangan penglihatan dan teknik koreksi
 Sifat gelombang cahaya
1. Dapat dipantulkan ( refleksi)
2. Dapat dibiaskan ( refraksi)
3. Dapat dibelokkan ( difraksi)
4. Dapat digabubgkan ( interfererensi)
5. Dapat disearahkan ( polarisasi )
 Terjadi karena cahaya melalui dua medium yang
berbeda
 Setiap medium mempunyai indeks bias yang berbeda-
beda
 Indeks bias : Perbandingan laju cahaya dalam ruang
hampa ( C ) terhadap laju cahaya dalam suatu medium:
n = C/V
 Pembiasan cahaya terjadi pada lensa, karena cahaya
datang dari udara masuk ke lensa ( kaca )
 Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik
 Kecepatan merambat cahaya dalam ruang
hampa/udara : m/s
 Persamaan yang berlaku pada cahaya
= panjang gelombang cahaya( m)
C = cepat rambat gelombang cahaya
f = frekuensi( herz)
8
10
8
103X
f
C
=λ
λ
 Lensa
- Berdasarkan bentuk permukaannya, lensa dibagi
menjadi dua:
A. Lensa yang mempunyai permukaan sferis:
1. Lensa Cembung/Konvergen/positip
2. Lensa Cekung/divergen/negatip
B. Lensa yang mempunyai permukaan silindris,
lensa yang mempunyai permukaan silinder, dan
mempunyai focus positip/negatip
 Jarak focusnya positip
 Persamaan yang berlaku:
S = jarak obyek ke pusat optik (m/cm)
S’= jarak bayangan ke pusat optik (m/cm)
f = jarak focus (m/cm)
P = kuat lensa (dioptri)
h = tinggi obyek(m/cm)
h’=tinggi bayangan (m/cm )
M= perbesaran bayangan
fSS
1
'
11
=+
f
P
1
= h
h
S
S
M
''
==
 Jarak focus lensa negatip
 Persamaan yang berlaku, sama dengan lensa
positip, dengan f negatip, sehingga P juga
negatip
 Aberasi Sferis :
Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa
membentuk bayangan di P’. aberasi ini dapat dihilangkan
dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan
lensa
 Koma :
Tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di
tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis
pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk
bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat
diperbaiki dengan diafragma.
 Astigmatisma: titik benda membentuk sudut besar dengan
sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu
primer dan sekunder
 Kelengkungan medan ( Curvatura of field):titik benda
membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan
yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder
Kelengkungan medan ( Curvatura of field):
titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga
bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan
sekunder
Distorsi
Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu.
Terjadinya bayangan palsu ini oleh karena di depan atau di
belakang lensa diletakkan diafragma atau cela. Benda
berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong atau
berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan
dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.
Aberasi kromatis
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus
lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya
bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari
lensa.
 Merupakan alat optik
 Tiga komponen dalam penginderaan
penglihatan:
1. mata memfokuskan bayangan pada retina
2. sistem syaraf mata yang memberikan
informasi ke otak
3. Korteks penglihatan salah satu bagian
yang menganalisa penglihatan
 Salah satu bagian mata terdapat lensa,untuk
mata normal mempunyai kuat lensa +50 D
 Kornea: selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam bola mata
 Iris: selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan mata
dapat membedakan warna
 Pupil:celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris,
berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata
 Lensa: lensa + yang bening, berserat dan kenyal, berfungsi
mengatur pembiasan cahaya
 Retina: lapisan berisi ujung-ujung syaraf yang sangat peka
terhadap cahaya, berfungsi untuk menangkap bayangan
yang dibentuk oleh lensa mata
 Aquaeuos: cairan mata
 Syaraf optik: syaraf yang menyampaikan informasi tentang
kuat cahaya dan warna ke otak
 Mata dapat melihat benda, jika cahaya dipantulkan benda
sampai pada mata, kemudian lensa mata akan membentuk
bayangan yang sifatnya nyata, terbalik dan diperkecil pada
retina
 Retina berisi struktur indra cahaya yang disebut
batang(rod) dan kerucut ( cone), yang menerima dan
memancarkan informasi sepanjang serat syaraf optik ke
otak
 Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan benda/obyek
disebut daya akomodasi
 Usia semakin tua daya akomodasi semakin menurun,
karena keelastisan lensa mata berkurang
 Jarak terdekat dari bneda agar masih dapat dilihat dengan
jelas dikatakan benda terletak pada titik dekat /punktum
proksimum(p)
 Jarak terjauh bneda agar masih dapat dilihat dengan jelas
dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum
remotum (r)
 Kebalikan dari titik dekat disebut Aksial
proksimum (Ap)
 Kebalikan dari titik jauh disebut Aksial
remotum ( Ar)
 Selisih Ap dan Ar disebut lebar akomodasi
(Ac)
 Bertambah jauhnya titik dekat mata akibat
umur disebut presbiop
 Mata yang tidak mempunyai lensa mata
disebut mata afasia
Usia Titik dekat ( cm )
10
20
30
40
50
60
7
10
14
22
40
200
 Rabun Jauh ( myopia)
- titik jauhnya tertentu
- titik dekat 25 cm
- teknik koreksi : Lensa negatip (-)
 Rabun dekat ( Hipermetropia)
- titik dekat >25 cm
- titik jauh tak terhingga
- teknik koreksi : Lensa positip (+)
 Mata Tua (Presbiop)
- titik dekat >25 cm
- titik jauh pada jarak tertentu
- teknik koreksi kaca mata berlensa rangkap
 Astigmatisma
- kornea mata tidak sferis, lebih melengkung pada satu
sisis
- teknik koreksi kaca mata berlensa silindris
 Mata campuran
Dokter dalam memeriksa penderita yang
titik dekat matanya 0,5 meter dan
penderita ingin membaca pada jarak 0,25
meter.
Pertanyaan :
a. Berapakah daya akomodasinya ?
b. Berapakah kekuatan lensa agar
pemderita dapat membaca pada jarak
0,25 m ?
 Untuk mengetahui besar kecilnya medan
penglihatan seseorang dipergunakan “alat
perimeter”.
Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan
vertical ± 130°; sedangkan medan
penglihatan horizontal ± 155°.
 Bagian mata yang tanggap cahaya adalah
retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada retina
yaitu Rod (batang) dan Cone(kerucut).
Rod dan Kone tidak terletak pada permukaan
retina melainkan beberapa lapis di belakang
jaringan syaraf.
A KONE ( KERUCUT )
Tiap mata mempunyai ± 6,5 juta cone yang
berfungsi untuk melihat siang hari disebut
“fotopik”.
Melalui kone kita dapat mengenal berbagai
warna, tetapi kone tidak sensitive terhadap
semua warna, ia hanya sensitive terhadap
warna kuning, hijau (panjang gelombang 550
nm). Kone terdapat terutama pada fovea
sentralis.
Dipergunakan pada waktu malam atau disebut
penglihatan Skotopik. Dan merupakan ketajaman
penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke
samping. Setiap mata ada 120 juta batang.
Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut
20° terdapat kepadatan yang maksimal. Batang
ini sangat peka terhadap cahaya biru, hijau (510
nm).
Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka terhadap
cahaya merah (650 – 700 nm), tetapi penglihatan
kone lebih baik terhadap cahaya merah jika
dibandingkan dengan Rod.
Opthalmoskop
Retinoskop
Keratometer
Tonometer dari schiotz
Pupilometer
Lensometer
 Prinsip pemeriksaan dengan opthalmoskop
untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( =
retina mata dan pembuluh darah khoroidea
keseluruhannya)
 Ada dua prinsip kerja opthalmoskop
a. Pencerminan mata secara langsung
b. Pencerminan mata secara tak langsung
 Alat ini dipakai untuk menentukan reset
lensa demi koreksi mata penderita tanpa
aktivitas penderita, meskipun demikian mata
penderita perlu terbuka dan dalam posisi
nyaman bagi si pemeriksa
 Lensa posistif atau negatif yang dipakai itu
perlu ditambah atau dikurangi agar
pengfokusan bayangan dari retina penderita
terhadap pemeriksa tepat. Suatu contoh,
jarak pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan
1, 5 D.
 Alat ini untuk mengukur kelengkungan
kornea. Pengukuran ini diperuntukkan
pemakaian lensa kontak; lensa kontak ini
dipakai langsung yaitu dengan cara
menempel pada kornea yang mengalami
gangguan kelengkungan
A.Hard contact lens
Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm
dengan diameter 1 cm. sangat efektif bila
dilepaskan dan mudah terlepas oleh air
mata tetapi dapat mengoreksi astigmatisma
a. B. Soft contact lens
Adalah kebalikan dari hard contact lens.
Sangat nyaman tetapi tidak dapat
mengoreksi astigmatisma
 Alat untuk mengukur tekanan intraocular
 Tehnik dasar :
Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas,
kemudian kornea mata dibius. Tengah-tengah alat ( Plug)
diletakkan di atas kornea menyebabkan suatu tekanan
ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan
dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut.
Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat 5 5, 7 5 1 0, 0
dan 15,0 gram. Apabila pada pengukur tekanan intraocular
dimana menggunakan alat pemberat 5, 5 gmaka berat
total tonometer =
= Berat plug + alat pemberat
= 11 gram + 5,5 gram
= 16,5 gram.
16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17
mm Hg
Tekanan Bola Mata (Tonometer)
Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan
oleh adanya tekanan cairan yang bening
dalam bola mata (Aqueous Humour) yang
menghantarkan cahaya ke retina.
 Untuk mempertahankan suatu penglihatan
yang jelas, dimensi dari mata sangat
menentukan . Dengan perobahan 0,1 mm
saja mengakibatkan efek yang nyata pada
ketajaman penglihatan
 Tekanan bola mata yang normal adalah 12 s/d
23 mm Hg yang diukur dengan alat Tonometer
dari Shiotz atau sinar
 Aqueous Humour sebagian besar terdiri dari
air yang dihasilkan oleh mata terusmenerus
dan suatu sistem drainage.
 Sumbatan dari sistem dranage akan
menyebabkan peninggian tekanan mata,
peningkatan ini akan membatasi aliran darah
sehingga dapat menimbulkan keadaan
glaukoma yang ditandai dengan sakit kepala.
 Suatu alat yang dipakai untuk mengukur
kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau
sekedar untuk mengetahui dioptri lensa
tersebut. Prinsip dasar :
Menentukan focus lensa
Memfokuskan bayangan dari suatu objek tak
terhingga misalnya (matahari
Memfokuskan bayangan dari suatu objek
yang telah diketahui jaraknya.

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatanPemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatanOperator Warnet Vast Raha
 
fisiologi Panca indra
fisiologi Panca indrafisiologi Panca indra
fisiologi Panca indraTina Surya
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungGunk Arie'sti
 
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem PernafasanVolume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem PernafasanAdisa Alifya
 
Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...
Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...
Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...Dian Malasari
 
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanKb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanpjj_kemenkes
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkmartia nurfa
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaAmalia Senja
 
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Ns. Lutfi
 
Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiDokter Tekno
 

What's hot (20)

Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatanPemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan
 
Biomekanika
BiomekanikaBiomekanika
Biomekanika
 
fisiologi Panca indra
fisiologi Panca indrafisiologi Panca indra
fisiologi Panca indra
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantung
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem PernafasanVolume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
 
Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...
Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...
Gaya pada tubuh serta analisa gaya dan kegunaan klinik,ultrasonik dan alat-al...
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanKb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Konsep termofisika
Konsep termofisikaKonsep termofisika
Konsep termofisika
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
 
Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi Fisiologi
 
Efek Doppler
Efek  DopplerEfek  Doppler
Efek Doppler
 

Viewers also liked

Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2megaapr
 
Fisdasii 9 [compatibility mode]
Fisdasii 9 [compatibility mode]Fisdasii 9 [compatibility mode]
Fisdasii 9 [compatibility mode]you aturla
 
17. optik pembentukan bayangan
17. optik   pembentukan bayangan17. optik   pembentukan bayangan
17. optik pembentukan bayanganHokiman Kurniawan
 
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan LensaRefraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan LensaPuspawijaya Putra
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhOkta-Shi Sama
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrikA'al Hardian
 
ppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas Xppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas XVivi
 

Viewers also liked (12)

Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Fisdasii 9 [compatibility mode]
Fisdasii 9 [compatibility mode]Fisdasii 9 [compatibility mode]
Fisdasii 9 [compatibility mode]
 
Display flipchart optika geometris
Display flipchart optika geometrisDisplay flipchart optika geometris
Display flipchart optika geometris
 
17. optik pembentukan bayangan
17. optik   pembentukan bayangan17. optik   pembentukan bayangan
17. optik pembentukan bayangan
 
3. lensa
3. lensa3. lensa
3. lensa
 
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan LensaRefraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
 
Optika Geometri
Optika GeometriOptika Geometri
Optika Geometri
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
materi optika geometri fisika sma
materi optika geometri fisika smamateri optika geometri fisika sma
materi optika geometri fisika sma
 
ppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas Xppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas X
 

Similar to Biooptik (20)

Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)
Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)
Cahaya&Alat Optik (FISIKA X)
 
Biooptik as
Biooptik asBiooptik as
Biooptik as
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Bahasan biooptik eka
Bahasan biooptik ekaBahasan biooptik eka
Bahasan biooptik eka
 
Alat optik (yanti x mia1)
Alat optik (yanti x mia1)Alat optik (yanti x mia1)
Alat optik (yanti x mia1)
 
Biooptik.pptx
Biooptik.pptxBiooptik.pptx
Biooptik.pptx
 
Makalah optik baru
Makalah optik baruMakalah optik baru
Makalah optik baru
 
Bab ii..
Bab ii..Bab ii..
Bab ii..
 
Bab ii..
Bab ii..Bab ii..
Bab ii..
 
Alat optik
Alat optikAlat optik
Alat optik
 
Alatoptik 131027062925-phpapp01
Alatoptik 131027062925-phpapp01Alatoptik 131027062925-phpapp01
Alatoptik 131027062925-phpapp01
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Cahaya dan Optik Bagian 2 (Lensa dan Alat Optik)
Cahaya dan Optik Bagian 2 (Lensa dan Alat Optik)Cahaya dan Optik Bagian 2 (Lensa dan Alat Optik)
Cahaya dan Optik Bagian 2 (Lensa dan Alat Optik)
 
1. mata (01)
1. mata (01)1. mata (01)
1. mata (01)
 
Alat alat optik
Alat alat optikAlat alat optik
Alat alat optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 

More from Cahya

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukCahya
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panasCahya
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidurCahya
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSCahya
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardianCahya
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasCahya
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiCahya
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatanCahya
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerCahya
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kankerCahya
 

More from Cahya (20)

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kanker
 

Biooptik

  • 1. •GELOMBANG CAHAYA: A.Sifat cahaya B.Pembiasan Cahaya C.Hubungan cahaya dengan Gelombang •OPTIK GEOMETRIK A.Lensa B.Kesesatan lensa •MATA A.mata sebagai alat optik B.Konstruksi bola mata C.Fungsi organ mata D.Penyimpangan penglihatan dan teknik koreksi
  • 2.  Sifat gelombang cahaya 1. Dapat dipantulkan ( refleksi) 2. Dapat dibiaskan ( refraksi) 3. Dapat dibelokkan ( difraksi) 4. Dapat digabubgkan ( interfererensi) 5. Dapat disearahkan ( polarisasi )
  • 3.  Terjadi karena cahaya melalui dua medium yang berbeda  Setiap medium mempunyai indeks bias yang berbeda- beda  Indeks bias : Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa ( C ) terhadap laju cahaya dalam suatu medium: n = C/V  Pembiasan cahaya terjadi pada lensa, karena cahaya datang dari udara masuk ke lensa ( kaca )
  • 4.  Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik  Kecepatan merambat cahaya dalam ruang hampa/udara : m/s  Persamaan yang berlaku pada cahaya = panjang gelombang cahaya( m) C = cepat rambat gelombang cahaya f = frekuensi( herz) 8 10 8 103X f C =λ λ
  • 5.  Lensa - Berdasarkan bentuk permukaannya, lensa dibagi menjadi dua: A. Lensa yang mempunyai permukaan sferis: 1. Lensa Cembung/Konvergen/positip 2. Lensa Cekung/divergen/negatip B. Lensa yang mempunyai permukaan silindris, lensa yang mempunyai permukaan silinder, dan mempunyai focus positip/negatip
  • 6.  Jarak focusnya positip  Persamaan yang berlaku: S = jarak obyek ke pusat optik (m/cm) S’= jarak bayangan ke pusat optik (m/cm) f = jarak focus (m/cm) P = kuat lensa (dioptri) h = tinggi obyek(m/cm) h’=tinggi bayangan (m/cm ) M= perbesaran bayangan fSS 1 ' 11 =+ f P 1 = h h S S M '' ==
  • 7.  Jarak focus lensa negatip  Persamaan yang berlaku, sama dengan lensa positip, dengan f negatip, sehingga P juga negatip
  • 8.  Aberasi Sferis : Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di P’. aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa  Koma : Tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.  Astigmatisma: titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder  Kelengkungan medan ( Curvatura of field):titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder
  • 9. Kelengkungan medan ( Curvatura of field): titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder Distorsi Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa. Aberasi kromatis Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa.
  • 10.  Merupakan alat optik  Tiga komponen dalam penginderaan penglihatan: 1. mata memfokuskan bayangan pada retina 2. sistem syaraf mata yang memberikan informasi ke otak 3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan  Salah satu bagian mata terdapat lensa,untuk mata normal mempunyai kuat lensa +50 D
  • 11.
  • 12.  Kornea: selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi sebagai pelindung bagian dalam bola mata  Iris: selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan mata dapat membedakan warna  Pupil:celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris, berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata  Lensa: lensa + yang bening, berserat dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya  Retina: lapisan berisi ujung-ujung syaraf yang sangat peka terhadap cahaya, berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata  Aquaeuos: cairan mata  Syaraf optik: syaraf yang menyampaikan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak
  • 13.  Mata dapat melihat benda, jika cahaya dipantulkan benda sampai pada mata, kemudian lensa mata akan membentuk bayangan yang sifatnya nyata, terbalik dan diperkecil pada retina  Retina berisi struktur indra cahaya yang disebut batang(rod) dan kerucut ( cone), yang menerima dan memancarkan informasi sepanjang serat syaraf optik ke otak  Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan benda/obyek disebut daya akomodasi  Usia semakin tua daya akomodasi semakin menurun, karena keelastisan lensa mata berkurang  Jarak terdekat dari bneda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik dekat /punktum proksimum(p)  Jarak terjauh bneda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum (r)
  • 14.  Kebalikan dari titik dekat disebut Aksial proksimum (Ap)  Kebalikan dari titik jauh disebut Aksial remotum ( Ar)  Selisih Ap dan Ar disebut lebar akomodasi (Ac)  Bertambah jauhnya titik dekat mata akibat umur disebut presbiop  Mata yang tidak mempunyai lensa mata disebut mata afasia
  • 15. Usia Titik dekat ( cm ) 10 20 30 40 50 60 7 10 14 22 40 200
  • 16.  Rabun Jauh ( myopia) - titik jauhnya tertentu - titik dekat 25 cm - teknik koreksi : Lensa negatip (-)  Rabun dekat ( Hipermetropia) - titik dekat >25 cm - titik jauh tak terhingga - teknik koreksi : Lensa positip (+)  Mata Tua (Presbiop) - titik dekat >25 cm - titik jauh pada jarak tertentu - teknik koreksi kaca mata berlensa rangkap  Astigmatisma - kornea mata tidak sferis, lebih melengkung pada satu sisis - teknik koreksi kaca mata berlensa silindris  Mata campuran
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Dokter dalam memeriksa penderita yang titik dekat matanya 0,5 meter dan penderita ingin membaca pada jarak 0,25 meter. Pertanyaan : a. Berapakah daya akomodasinya ? b. Berapakah kekuatan lensa agar pemderita dapat membaca pada jarak 0,25 m ?
  • 22.  Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan “alat perimeter”. Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertical ± 130°; sedangkan medan penglihatan horizontal ± 155°.
  • 23.  Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan Cone(kerucut). Rod dan Kone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis di belakang jaringan syaraf.
  • 24. A KONE ( KERUCUT ) Tiap mata mempunyai ± 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari disebut “fotopik”. Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna, tetapi kone tidak sensitive terhadap semua warna, ia hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau (panjang gelombang 550 nm). Kone terdapat terutama pada fovea sentralis.
  • 25. Dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan Skotopik. Dan merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke samping. Setiap mata ada 120 juta batang. Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20° terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru, hijau (510 nm). Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650 – 700 nm), tetapi penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan dengan Rod.
  • 27.  Prinsip pemeriksaan dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( = retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya)  Ada dua prinsip kerja opthalmoskop a. Pencerminan mata secara langsung b. Pencerminan mata secara tak langsung
  • 28.  Alat ini dipakai untuk menentukan reset lensa demi koreksi mata penderita tanpa aktivitas penderita, meskipun demikian mata penderita perlu terbuka dan dalam posisi nyaman bagi si pemeriksa  Lensa posistif atau negatif yang dipakai itu perlu ditambah atau dikurangi agar pengfokusan bayangan dari retina penderita terhadap pemeriksa tepat. Suatu contoh, jarak pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan 1, 5 D.
  • 29.  Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa kontak; lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan kelengkungan
  • 30. A.Hard contact lens Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm dengan diameter 1 cm. sangat efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat mengoreksi astigmatisma a. B. Soft contact lens Adalah kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak dapat mengoreksi astigmatisma
  • 31.  Alat untuk mengukur tekanan intraocular  Tehnik dasar : Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas, kemudian kornea mata dibius. Tengah-tengah alat ( Plug) diletakkan di atas kornea menyebabkan suatu tekanan ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut. Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat 5 5, 7 5 1 0, 0 dan 15,0 gram. Apabila pada pengukur tekanan intraocular dimana menggunakan alat pemberat 5, 5 gmaka berat total tonometer = = Berat plug + alat pemberat = 11 gram + 5,5 gram = 16,5 gram. 16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17 mm Hg
  • 32. Tekanan Bola Mata (Tonometer) Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan oleh adanya tekanan cairan yang bening dalam bola mata (Aqueous Humour) yang menghantarkan cahaya ke retina.  Untuk mempertahankan suatu penglihatan yang jelas, dimensi dari mata sangat menentukan . Dengan perobahan 0,1 mm saja mengakibatkan efek yang nyata pada ketajaman penglihatan
  • 33.  Tekanan bola mata yang normal adalah 12 s/d 23 mm Hg yang diukur dengan alat Tonometer dari Shiotz atau sinar  Aqueous Humour sebagian besar terdiri dari air yang dihasilkan oleh mata terusmenerus dan suatu sistem drainage.  Sumbatan dari sistem dranage akan menyebabkan peninggian tekanan mata, peningkatan ini akan membatasi aliran darah sehingga dapat menimbulkan keadaan glaukoma yang ditandai dengan sakit kepala.
  • 34.  Suatu alat yang dipakai untuk mengukur kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau sekedar untuk mengetahui dioptri lensa tersebut. Prinsip dasar : Menentukan focus lensa Memfokuskan bayangan dari suatu objek tak terhingga misalnya (matahari Memfokuskan bayangan dari suatu objek yang telah diketahui jaraknya.