Dokumen tersebut membahas tentang mekanika tubuh dan ambulasi, yang mencakup pergerakan dasar tubuh seperti berjalan, berjongkok, menarik, dan mengangkat. Juga dibahas posisi-posisi pasien di rumah sakit seperti Fowler, Sim, dan Trendelenburg. Prinsip ambulasi pasien harus memperhatikan keselamatan dengan bantuan yang memadai dan menjaga postur tubuh yang benar.
1. KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI
A. MEKANIKA TUBUH
Merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan system saraf untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara
efesien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam
menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas.
Merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan system saraf untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara
efesien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam
menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas.
1. Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh
a. Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh:
keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih
mudah stabil disbandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan
dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain, dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada
posisi kaki.
b. Menahan ( squatting ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah.contoh : posisi orang duduk
akan berbeda dengan orang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi membungkuk.
Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam
menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
c. Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Yang perlu
diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh dalam menarik, sodorkan
telapak tangan dana lengan atas dipusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lalu dilakukan
penarikan.
d. Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik. Gunakan otot-otot besar besar dari tumit,
paha bagian atas, kaki bagian bawa, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada
daerah tubuh bagian belakang.
e. Memutar ( Pivoting ).
Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang.
Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh
buruk pada postur tubuh.
2. 2. Pengaturan Posisi
Pengaturan posisi yang dapat dilakukan pada pasien ketika mendapatkan asuhan, seperti:
a. Posisi Fowler
Posisi setengah duduk atau duduk, bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
Untuk fowler (45°-90°) dan semifowler (15°-45°). Dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan, memfasilitasi fungsi pernapasan, dan untuk pasien pasca bedah.
b. Posisi Sim
Posisi miring ke kanan atau ke kiri. Dilakukan untuk memberi kenyamanan dan untuk
mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian huknah atau obat-obatan lain
melalui anus.
c. Posisi Trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian
kaki. Dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak, dan pada pasien shock dan pada
pasien yang dipasang skintraksi pada kakinya.
d. Posisi Dorsal Recumbent
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi(ditarik atau direnggangkan). Dilakukan
untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
e. Posisi Litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian
perut. Dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
f. Posisi Genu Pektoral
Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat
tidur. Dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid dan untuk membantu merubah
letak kepala janin pada bayi yang sungsang.
3. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh
1. Status Kesehatan. Terjadi penurunan koordinasi yang disebabkan oleh penyakit
berupa berkurangya melakukan aktifitas sehari-hari.
2. Nutrisi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan
terjadi penyakit.contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah fraktur.
3. Emosi. Kondisi psikologi seseorang dapat mudah memudahkan perubahan perilaku
yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
4. Situasi dan Kebiasaan. Situasi dan kebiasaan yang dilakukan sesorang misalnya
sering mengangkat benda-benda yang berat.
5. Gaya Hidup. Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
3. 6. Pengetahuan. Pengetahuan yang baik dalam pengguanaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi
tenaga yang dikeluarkan.
4. Peran Sistem Skeletal, Muskular dan Syaraf
a. Sistem skeletal
• Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh.
• Melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jantung, paru-paru dan sebagainya.
• Membantu pergerakan tubuh.
• Menyimpan garam-garam mineral, seperti kalsium.
• Membantu proses hematopoiesis yaitu pembuntukan sel darah merah dalam sum-sum
tulang.
b.Sistem muskular
Secara umum mempengaruhi kontraksi sehingga menghasilkan gerakan-gerakan
c. Sistem saraf
Neurotransmiter merupakan substansi kimia seperti asetilkolin yang memindahkan impuls
listrik dari saraf yang bersilangan pada simpul mioeural ke otot.
5. Dampak Mekanik Tubuh yang Salah
· Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam
system muskuloskletal
· Resiko terjadi kecelakaan pada system musculoskeletal. Seseorang salah berjongkok
atau berdiri akan mudah terjadi kelainan pada tulang veterbra.
B. KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN
1. Keamanan Lingkungan
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
a. Kebutuhan Fisiologis:
1. Oksigen
2. Kelembaban
3. Pengurangan Bahaya Fisik
4. Pengurangan Transmisi Patoge
5. Pengontrolan Polusi
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Usia
2. Tingkat Kesadaran
3. Emosi
4. 4. Status Metabolisme
5. Gangguan persepsi sensori
6. Informasi/komunikasi
7. Penggunaan antibiotik
8. Keadaan imunitas
9. Ketidakmampuan tubuh dlm memproduksi sel drh putih
10. Status nutrisi
11. Tingkat pengetahuan
c. Macam-macam bahaya/kecelakaan:
1. Di rumah
2. Di RS :
1. Mikroorganisme
2. Cahaya
3. Kebisingan
4. Cedera
5. Kesalahan prosedur
6. Peralatan medik, dll
d. Pencegahan Kecelakaan di RS:
1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
2. Menjaga keselamatan psien yang gelisah
3. Dari infeksi
4. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
5. Penghalang sisi tempat tidur
6. Bel yg mudah dijangkau
7. Meja yang mudah dijangkau
8. Kereta dorong ada penghalangnya
9. Kebersihan lantau
10. Prosedur tindakan, dll
c. Kenyamanan
Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri.
- Sifat nyeri
Merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu
- Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri :
1. Usia 6. Ansietas
2. Jenis Kelamin 7. Keletihan
3. Kebudayaan 8. Pengalaman sebelum
4. Makna nyeri 9. Pengalaman sebelum
5. 5. Perhatian 10. Dukungan Keluarga
- Meningkatkan Kenyamanan/Strategi kesehatan
1. Sentuhan teraupeutik
2. Akupresure
3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi
4. Imajinasi terbimbing
5. Bimbingan Antisipasi
2. Kenyamanan Lingkungan
Selain keamanan untuk pasien yang perlu dijaga, kenyamanan lingkungan juga harus
diperhatikan. Lingkungan yang nyaman akan menunjang cepatnya kesembuhan pasien.
a. Menyiapkan Tempat Tidur
Jenis persiapan tempat tidur
a) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya
a) Closed bed (tempat tidur tertutup)
b) Open bed (tempat tidur terbuka)
c) Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
b) Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)
b. Prinsip perawatan tempat tidur antara lain :
1. Tempat tidur pasien harus selalu bersih dan rapi
2. Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu jika kotor
3. Penggunaan linen bersih harus seuai kebutuhan dan tidak boros.
c. Persiapan tempat tidur
a) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya)
Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien baru:
Tempat tidur yang disiapkan untuk klien yang baru masuk atau menjalani rawat inap.
Pengertian mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya adalah
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien dengan memindahkan klien
kekursi/tempat duduk.
Tujuan mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya adalah:
1. Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien/klien
2. Meningkatkan mobilisasi klien
3. Memelihara kebersihan dan kerapian
Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op
Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien Post Op adalah:
Tempat tidur yang disiapkan untuk klien pasca operasi yang dapat narkose (obat bius).
Tujuan menyiapkan tempat tidur pasien post op/pasca bedah:
1. Menghangatkan klien
2. Mencegah penyulit/komplikasi post op/pasca bedah
6. b) Mengganti Alat Tenun fengan Pasien diatasnya (Occupied bed)
Pengertian mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya adalah mengganti alat tenun kotor
pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien
Tujuan:
1. Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien/klien
2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapian.
C. PRINSIP AMBULASI UNTUK PASIEN
Ambulasi merupakan upaya seseoranga untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat.
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur.
Mekanik tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi kondisi kesehatan
mereka. Mekanik tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah
kecacatan. Gaya berat dan friksi dapat mempengaruhi gerak tubuh. Jika digunakan dengan
benar kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi kerja perawat
1. Prinsip-Prinsip Yang Harus Diperhatikan Oleh Perawat Dalam Membantu Pasien
Embulasi :
a. Ketika merencanakan untuk memindahkan pasien, atur untuk bantuan yang adekuat.
Gunakan alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi.
b. Dorong klien untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan.
c. Jaga punggung, leher, pelvis, dan kaki lurus. Cegah terpelintir.
d. Rileksikan lutut, buat kakai tetap lebar.
e. Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat).
f. Gunakan lengan atau tungkai (bukan punggung).
g. Tarik klien kearah penariknya menggunakan sprei.
h. Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.
i. Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat bersama dengan dipimpin
seseorang dengan menghitung sampai tiga
2. Tindakan yang Berhubungan dengan Ambulasi
a. Latihan ambulasi
a. Duduk ditempat di atas tempat tidur
b. Turun dan berdiri
c. Membantu berjalan
7. b. Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien
Cara Pelaksanaan :
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2. Atur branchard dalam posisi terkunci.
3. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
4. Berdiri menghadap pasien.
5. Silangkan tangan pasien di depan dada.
6. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
7. Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher/ bahu dan bawah pinggang, orang
kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien dan orang ketiga
meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
8. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
9. Atur posisi pasien di branchard