Buku ini membahas tentang berpikir kritis dan cara mengasah keterampilan berpikir secara kritis. Bab demi bab menjelaskan tentang jenis-jenis penalaran, bahasa penalaran, pola-pola penalaran, peran asumsi dalam penalaran, dan cara mengklarifikasi pernyataan untuk memahami makna sebenarnya. Tujuannya adalah membantu pembaca memahami konsep berpikir kritis dan menerapkannya dalam menganalisis
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Rangkuman buku berpikir kritis
1. BERPIKIR DAN MENULIS ILMIAH
2. Critical Thinking
Berpikir kritis: sebuah pengantar
Alec Fisher
Oleh: minggu, 19 februari 2017
Iin Masfiyatus Sholikah
iinsholikha1@gmail.com
Universitas NAHDLATUL ULAMA’ SIDOARJO
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
http://www.unusida.ac.id
2. Dalam beberapa tahun berakhir , berpikir kritis telah
menjadi suatu istilah yang sangat populer dalam dunia
pendidikan. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih
tertarik mengajarkan keterampilan-keterampilan berpikir dengan
berbagai corak daripada mengajarkan isi dan informasi. Lambat
laun, para pendidik mulai meragukan efektivitas mengajarkan
keterampilan-keterampilan (berpikir kritis) ini secara langsung.
Definisi berpikir kritis menurut Robert Ennis-definisi yang
dipakai secara luas. berpikir kritis adalah pemikiran yang
masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan.
BAB 1
Apakah Berfikir Kritis Itu Dan Bagaimana Kita
Mengasahnya?
3. Dalam bab ini pertama kami memberi beberapa latihan
untuk mengenal perbedaan diantara penalaran, pertengkaran,
debat, penjelasan, laporan, dan cerita. Kami juga
mendiskusikan bahasa penalaran. Bahasa yang khusus di
gunakan ketika orang berpikir dan menjelaskan peran khusus
kata-kata indikator argumen (seperti oleh karena itu, karena,
sehingga, jika, …maka, harus, dan lain lain).
Kita juga melihat bahwa kesimpulan tidak harus muncul
di akhir sebuah argumen, bahkan mungkin tidak dinyatakan-
kesimpulan itu mungkin dinyatakan secara implisit lewat apa
yang dikatakan. Setelah menjelaskan pon-poin ini, kami
memperkenalkan bahasa penalaran yang lebih luas (fakta,
pendapat, inferensi, dukungan, bukti, sangkalan, kekeliruan).
BAB 2
Mengidentifikasi Alasan Dan Kesimpulan: Bahasa
Penalaran
4. Dalam bab 3 ini membahas tentang argumen-argumen
memiliki struktur. Alasan dapat mendukung (atau bertujuan
untuk mendukung) kesimpulan dengan berbagai cara. Bab ini
menjelaskan pengertian sederhana untuk menunjukkan
struktur argumen kemudian menggunakan hal ini untuk
membantu menjelaskan perbedaan mendasar antara penalaran
berdampingan dan rantai penalaran.
Akhirnya, kita melihat bahwa satu argumen bisa
mengarah ke beberapa kesimpulan, sehingga kita harus
menyadari kemungkinan ini ketika memperhatikan struktur
nukilan penalaran, dan ingat kesimpulan-kesimpulan bsa
terdapat dimana saja dalam argumen.
BAB 3
Memahami Penalaran: Berbagai Pola
Penalaran
5. Dalam bab ini membahas hampir semua argumen riil
membiarkan banyak hal tidak dikatakan-banyak hal yang
tersembunyi tetapi secara implisit diasumsikan. Kita
menggunakan kata ‘asumsi’ dalam beberapa cara, yang
dijelaskan, tetapi perhatian utama kita disini adalah asumsi-
asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit – asumsi-asumsi
yang implisit.
sebagaimana kita sudah jelaskan, menjalankan semua hal
ini berarti melibatkan perhatian mendetail berkenaan dengan
asumsi-asumsi yang implisit dan konteks, juga penalaran yang
eksplisit. Mungkin juga menuntut kita mengklarifikasi
beberapa gagasan, sehingga kita akan menjelaskan bagaimana
melakukan hal itu dalam bab berikutnya.
BAB 4
Memahami penalaran: asumsi, konteks, dan peta
berpikir.
6. Maksud dari bab, ketika menjelaskan gagasan-gagasan
dalam bab ini kita tidak bermaksud menganjurkan supaya anda
mesti melihat ketidak jelasa di sana-sini atau anda harus
menghadapi setiap pernyataan atau argumen dengan
pertanyaan ‘apa yang anda maksudkan ?.
Dalam bab ini kita sudah menjelaskan berbagaai cara
dalam mengklarifikasi ungkapan untuk berbagai maksud &
kira berharap itu akan menbuat anda secara otomatis akan
menggunakan metode-metode ini tatkala metode-metode
tersebut diperlukan.
Sumber-sumber yang mungkin untuk klarifikasi yaitu,
definisi kamus, penjelasan dari orang yang berwenang, dan
menentukan makna.
BAB 5
Mengklarifikasi dan menginterpretasi
pernyataan dan gagasan