SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya
dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan
berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan
hidupnya. Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan
ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan
berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, sedangkan berpikir
ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola dan sarana tertentu secara
teratur.
Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode
ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur,
menguji hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah-langkah berfikir
dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik
sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan
mendapatkan hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari
sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan
masalah sehari-hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan
gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka
penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika
induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian
ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk
mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir
ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan
1
baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui
dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam
keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan
ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
matematika dan statistik.
1.2 Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian berpikir ilmiah?
2. Apa ciri-ciri berpikir ilmiah?
3. Apa saja sarana berpikir ilmiah?
4. Apa peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah?
5. Apa hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika dan
statistika?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembehasan berpikir ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian berpikir ilmiah
2. Mengetahui ciri-ciri berpikir ilmiah
3. Mengetahui sarana berpikir ilmiah
4. Mengetahui peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
5. Mengetahui hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika
dan statistika

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk
akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan (Hillway, 1956).
Menurut Salam (1997:139), pengertian berpikir ilmiah adalah
sebagai berikut:
a. Proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/ mendapatkan ilmu.
b. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Berpikir merupakan kegiatan (akal) untuk memperoleh pengetahuan
yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan (akal) yang menggabungkan
induksi dan deduksi (Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan).
Berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan
pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian (Menurut
Kartono: 1996 dalam Khodijah, 2006:118).
Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran
yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah,yang sudah ada (Eman Sulaeman).
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir
secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah
manusia ada sejak lahir.(wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas).
Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika
deduktif dan induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE).
Berpikir Ilmiah merupakan suatu pemikiran atau tindakan seorang
manusia yang menggunakan dasar-dasar dan ilmu tertentu. Sehingga ide
tersebut dapat diterima orang lain. Berpikir ilmiah juga harus melalui proses
yang panjang dan benar karena akan menyangkut kebenaran. Dalam
3
berpikir ilmiah seseorang harus memperhatikan dasar-dasarnya yang
didalamnya menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
Biasanya hal itu digunakan untuk mencari rumusan masalah dan mencari
solusi atau kesimpulan suatu masalah. Berpikir ilmiah sangat penting dalam
melakukan sesuatu, tidak hanya di lingkungan masyarakat tetapi juga di
lingkungan sekolah. Jika dalam suatu pekerjaan untuk menunjukkan hasil
dari pekerjaan kita. Kita pasti akan dituntut untuk menunjukkan apa saja
hasil dari pekerjaan kita dan semua itu pasti akan diuji kebenarannya
sehingga orang lain akan percaya dengan pekerjaan kita.
Berpikir ilmiah juga sangat penting dalam melakukan penelitian
sesuatu, baik tentang tanaman, hewan, manusia dan sebagainya. Pasti dalam
membuat dan mengumpulkan data itu sendiri harus sesuai dengan kebenaran
karena untuk menjelaskan hasil dari penelitian kita dibutuhkan suatu
pemikiran yang ilmiah. Selain itu berpikir ilmiah juga tanpa emosi dan
berpikir sesuai kebenaran yang ada. Untuk itu sebagai manusia yang ingin
selalu menjadi terbaik, kita harus selalu menggunakan pemikiran ilmiah
dalam setiap pendapat rasional orang–orang sekitar kita akan selalu
menganggap kita tidak berpendapat yang omong kosong. Setiap manusia
disamping berpikir ilmiah harus didukung dengan berpikir positif serta
pemikiran-pemikiran yang yang baik. Untuk menjadikan setiap pendapat
kita selalu dapat dipercaya dan diterima oleh semua orang.
Manfaat Berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut.
a. Seseorang yang selalu berpikir ilmiah tidak akan mudah percaya
terhadap sesuatu.
b. Pendapatnya akan dapat dipercaya dan diterima orang lain.
c. Dalam memecahkan masalah tidak dengan emosi.
2.2 Ciri-ciri Berpikir Ilmiah
Setidaknya ada empat ciri berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1.

Harus obyektif
Seorang ilmuwan dituntut mampu berpikir obyektif atau apa
adanya. Seorang yang berpikir obyektif selalu menggunakan data yang
4
benar. Disebut sebagai data yang benar, manakala data itu diperoleh
dari sumber dan cara yang benar. Sebaliknya,

data yang tidak benar

oleh karena diperoleh dengan cara yang tidak benar. Data itu dibuatbuat, misalnya; data yang benar adalah data yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan yang ada, tidak kurang dan tidak lebih.
Ternyata untuk mendapatkan data yang benar juga tidak mudah.
Lebih mudah mendapatkan data palsu. Seorang ilmuwan harus mampu
membedakan antara data yang benar itu dari data yang palsu. Data yang
benar tidak selalu mudah mendapatkannya, dan hal itu sebaliknya adalah
data palsu. Banyak orang berpikir salah, oleh karena mendasarkan pada
data yang salah atau bahkan data palsu. Dari kenyataan seperti ini, maka
seorang yang berpikir ilmiah,

harus hati-hati terhadap data yang

tersedia.
2.

Rasional atau secara sederhana orang menyebut masuk akal
Seorang berpikir ilmiah harus mampu menggunakan logika yang
benar. Mereka bisa mengenali kejadian atau peristiwai mulai apa yang
menjadi sebab dan apa pula

akibatnya.

Segala sesuatu

selalu

mengikuti hukum sebab dan akibat. Bahwa sesuatu ada, maka pasti ada
yang mengadakan. Sesuatu menjadi berkembang, oleh karena ada
kekuatan yang mengembangkan. Seseorang menjadi marah oleh karena
terdapat sebab-sebab yang menjadikannya marah. Manakala sebab itu
tidak ada, tetapi tetap marah, maka orang dimaksud dianggap di luar
kebiasaan, atau tidak masuk akal.
Orang berikir ilmiah tidak akan terjebak atau terpengaruh oleh
hal-hal yang tidak masuk akal. Informasi, pendapat atau pandangan baru
bagi seseorang yang selalu berikir ilmiah tidak segera diterimanya.
Mereka akan mencari tahu informasi itu tentang sumbernya, siapa yang
membawa, dan kalau perlu diuji terlebih dahulu atas kebenarannya.
Begitu pula tatkala menghadapi pandangan atau pendapat, maka seorang
yang berpikir ilmiah akan berusaha mendapatkan alasan atau dasar-dasar
yang digunakan hingga muncul pandangan atau pendapat itu. Atas
sikapnya seperti itu, maka seorang yang berpkir ilmiah dianggap kritis.
5
3.

Terbuka
Ia selalu memposisikan diri bagaikan gelas yang terbuka dan
masih bisa diisi kembali. Seorang yang terbuka adalah selalu siap
mendapatkan masukan, baik berupa pikiran, pandangan, pendapat dan
bahkan juga data atau informasi baru dari manapun asal atau sumbernya.
Ia tidak segera menutup diri, bahwa hanya pendapatnya sendiri saja
yang benar dan selalu mengabaikan lainnya dari mana pun asalnya.
Seseorang yang berpikir ilmiah tidak akan tertutup dan apalagi menutup
diri.

4.

Selalu berorientasi pada kebenaran, dan bukan pada kalah dan menang
Seorang yang berpikir ilmiah sanggup merasa kalah tatkala buah
pikirannya memang salah. Kekalahan itu tidak dirasakan sebagai sesuatu
yang mengecewakan dan menjadikan dirinya merasa rendah. Seorang
yang berpikir ilmiah lebih mengedepankan kebenaran daripada sekedar
kemenangan. Kebenaran menjadi tujuan utamanya. Oleh karena itu,
seseorang yang berpikir ilmiah, dalam suasana apapun

harus mampu

mengendalikan diri, agar tidak bersikap emosional, subyektif, dan
tertutup.
Jadi, berpikir ilmiah memiliki ciri-ciri, diantaranya:
a.

pendapat atau tindakannya melalui penelitian;

b.

pendapatnya sesuai kebenaran;

c.

terdapat data-data atau bukti dalam menunjukkan hasilnya;

d.

tidak berdasarkan perkiraan atau hanya sekedar pendapat.

2.3 Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada
langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab
itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini
seyogyanya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah
tersebut.

6
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang
sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai
suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsifungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan
bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu:
a. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian
bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu
diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah penggunaan induksi dan
deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak
mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara
lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri
dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana
berpikir ilmiah.
b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan
kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari
ilmu

dimaksudkan

untuk

mendapatkan

pengetahuan

yang

memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabangcabang

ilmu

untuk

mengembangkan

materi

pengetahuaannya

berdasarkan metode ilmiah.
Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode
tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan
pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu
proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh
proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut
kepada orang lain.

7
Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah
menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif. Matematika
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif ini sedangkan
statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita
menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan
pengumpulan fakta untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan.
Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan
sarana berpikir ini dengan baik pula.
Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui
dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam
keseluruhan proses berpikir ilmiah.
Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas sebagai alat bantu untuk
mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang
pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya
ada tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Bahasa ilmiah: Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah
Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang
merupakan

sarana

komunikasi

ilmiah

yang

ditujukan

untuk

menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan, syarat-syarat:
1) Bebas dari unsur emotif
2) Reproduktif
3) Obyektif
4) Eksplisit
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yakni:
pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai
sarana

budaya

yang

mempersatukan

mempergunakan bahasa tersebut.

8

kelompok

manusia

yang
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di
dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan
sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai
kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional
yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang
integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang
kebudayaan. Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah peradaban
modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang
ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi
pikiran secara eksplisit. Ciri-ciri cara berpikir dan mengungkapkan isi
pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi
masyarakat Indonesia. Selain itu, mutu dan kemampuan bahasa
Indonesia

sebagai

sarana

komunikasi

keagamaan

perlu

pula

ditingkatkan. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan
sedemikian rupa sehingga ia memiliki kesanggupan menyatakan dengan
tegas, jelas, dan eksplisit konsep-konsep yang rumit dan abstrak serta
hubungan antara konsep-konsep itu satu sama lain. Untuk mencapai
tujuan ini harus dijaga agar senantiasa terdapat keseimbangan antara
kesanggupan bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi
ilmiah dan identitasnya sebagai bahasa nasional Indonesia.
b. Matematika dan logika: Mempunyai peranan penting dalam berpikir
deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya
Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif
sifat:
1) Jelas, spesifik dan informatif
2) Tidak menimbulkan konotasi emosional
3) Kuantitatif
Menurut Jujun, matematika adalah bahasa yang melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
9
Lambang-lambang

matematika

bersifat

”artifisial"

yang

baru

mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Kata Kant, pengetahuan yang sudah jelas ialah pengetahuan
matematika. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman,
bebas dari pengalaman. Pengetahuan matematika itu niscaya dan pasti.
Kebenaran matematika itu bersifat absolut dan niscaya, tidak dapat
dibayangkan suatu ketika tidak benar.
Matematika merupakan alat yang memungkinkan ditemukannya
serta dikomunikasikannya kebenaran ilmiah lewat berbagai disiplin
keilmuan. Matematika dan logika sebagai sarana berpikir deduktif
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalarannya,
sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
c. Statistika: mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk
mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif
sifat:
1.

Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian

2.

Untuk menentukan hubungan kausalitas antar faktor terkait
Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara

mendapatkan

data,

menganalisis

dan

menyajikan

data

serta

mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Sedangkan
Sumantri berpendapat bahwa statistika digolongkan di luar ilmu tetapi
merupakan salah satu unsur dari empat sarana pengembangan ilmu,
yaitu bahasa, logika, matematika, serta statistika sendiri. Statistika
merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif.
Dalam perkembangannya, statistika mulai berkembang pesat sejak tahun
1900-an ditandai dengan ditemukannya dasar teori statistika secara
matematis oleh R.A. Fisher.
Statistika

sangat

berperan

dalam

perkembangan

ilmu

pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari penelitianlah ditemukan
teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran
utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan
10
secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari
data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan
dalam penelitian.
Sejalan dengan pentingnya statistika dalam penelitian, kedepan,
persaingan dunia modern ditentukan oleh Hak Patent dan Hak Kekayaan
Intelektual (HKI). Tak luput dalam persaingan itu, Universitas Jember
pun mempersiapkan diri menuju/menjadi Research University. Riset
telah menjadi (satu-satunya), kekuatan utama sebuah perguruan tinggi.
Ketajaman riset harus didukung oleh cara berpikir ilmiah metodologis,
data yang berkualitas dan ketajaman analisis kuantitatif-kualitatif, serta
penarikan kesimpulan yang sah (inferensia) yang hampir seluruhnya
terangkum dalam statistika.
Pada zaman sekarang ini patut dijadikan salah satu sarana berfikir
ilmiah adalah alat telekomunikasi seperti halnya komputer, karena didalam
komputer semua dapat diakses, dan semua dijawab dan semuanya ada,
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jadi jika komputer dimasukan
kedalam katregori ini maka wajar-wajar saja.
2.4 Peranan Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Perkembangan IPTEK sekarang ini di satu sisi memungkinkan untuk
memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai
tempat di dunia, di sisi lain tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan
informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak
semuanya diperlukan. Karena itu diperlukan kemampuan cara mendapatkan,
memilih, dan mengolah informasi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, dituntut sumber daya yang
handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan
ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,
kreatif dan kemauan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini
dapat dikembangkan melalui matematika. Hal ini sangat dimungkinkan
karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas
satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
11
Matematika

merupakan

alat

yang

dapat

memperjelas

dan

menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi,
atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis
dimensi

kehidupan.

memerlukan

Misalnya

kemampuan

banyak

menghitung

persoalan
dan

kehidupan

mengukur.

yang

Menghitung

mengarah pada aritmetika (studi tentang bilangan) dan mengukur mengarah
pada geometri (studi tentang bangun, ukuran dan posisi benda). Aritmetika
dan geometri merupakan fondasi atau dasar dari matematika.
Saat ini, banyak ditemukan kaidah atau aturan untuk memecahkan
masalah-masalah yang berhubungan dengan pengukuran, yang biasanya
ditulis dalam rumus atau formula matematika, dan ini dipelajari dalam
aljabar.

Namun,

perkembangan

dalam

navigasi,

transportasi,

dan

perdagangan, termasuk kemajuan teknologi sekarang ini membutuhkan
diagram dan peta serta melibatkan proses pengukuran yang dilakukan secara
tak langsung. Akibatnya, perlu studi tentang trigonometri.
Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat
menyampaikan informasi dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan
persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa
diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan
gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan
efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika
merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika,
terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika
maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut, terutama
sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56) disebutkan
dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut.
1. Menggunakan algoritma
Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah
melakukan operasi hitung, operasi himpunan, dan operasi lainya. Juga

12
menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak dengan cara
manual.
2. Melakukan manipulasi secara matematika
Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah
menggunakan sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau
teorema-teorema kedalam pernyataan matematika.
3. Mengorganisasikan data
Kemampuan ini antara lain meliputi: mengorganisasikan data
atau informasi, misalnya membedakan atau menyebutkan apa yang
diketahui dari suatu soal atau masalah dari apa yang ditanyakan.
4. Memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya
Kemampuan ini antara lain meliputi: menggunakan simbol,
tabel, grafik untuk menunjukan suatu perubahan atau kecenderungan
dan membuatnya.
5. Mengenal dan menemukan pola
Kemampuan ini antara lain meliputi: mengenal pola susunan
bilangan dan pola bangun geometri.
6. Menarik kesimpulan
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menarik
kesimpulan dari suatu hasil hitungan atau pembuktian suatu rumus.
7. Membuat kalimat atau model matematika
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan secara
sederhana dari fonemena dalam kehidupan sehari-hari kedalam model
matematika atau sebaliknya dengan model ini diharapkan akan
mempermudah penyelesaianya.
8. Membuat interpretasi bangun geometri
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menyatakan
bagian-bagian dari bangun geometri dasar maupun ruang dan
memahami posisi dari bagian-bagian itu.
9. Memahami pengukuran dan satuanya

13
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan memilih
satuan ukuran yang tepat, melakukan estimasi, mengubah satuan ukuran
ke satuan lainnya.
10. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer
Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika
(Depdiknas, 2002: 3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai
sarana berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki:
1. kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan
dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun
masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata;
2. kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi;
3. kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat
dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis,
berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin
dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
Kemampuan-kemampuan di atas, berguna bagi seseorang untuk
berpikir ilmiah dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam
masyarakat, termasuk bekal dalam dunia kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan berkaitan
peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh
kemampuan-kemampuan meliputi:
a. menggunakan algoritma;
b. melakukan manipulasi secara matematika;
c. mengorganisasikan data;
d. memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya;
e. mengenal dan menemukan pola;
f. menarik kesimpulan;
g. membuat kalimat atau model matematika;
h. membuat interpretasi bangun geometri;
i. memahami pengukuran dan satuannya;

14
j. menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
2.5 Hubungan Antara Sarana Berpikir Ilmiah Bahasa, Matematika
dan Statistika
Sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika
dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai
dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang
penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan
penting dalam berpikir induktif.
Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataanpernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk
menyusun argumentasi yang diakhiri pernyataan yang bersifat umum,
umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kerbau mempunyai mata, lembu
mempunyai mata, harimau mempunyai mata, dan gajah mempunyai mata.
Dari pernyataan tersebut dapat ditarik bahwa semua binatang mempunyai
mata. Statistik mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif.
Sebaliknya deduktif, cara berpikir dimana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, mengunakan pola
berpikir yang dinamakan silogismus. Contohnya semua mahluk mempunyai
mata (permis mayor), si bolan adalah seorang makluk (permis minor), jadi si
bolan mempunyai mata (kesimpulan). Matematika adalah pengetahuan yang
disusun secara deduktif. Matematika juga merupakan bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan.

15
PENUTUP

Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga
sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan
antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana
tertentu secara teratur dan cermat.
Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan
suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak
akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada
dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai
langkah yang harus ditempuh.
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu: Bahasa ilmiah,
Logika dan Matematika, Logika dan Statistika. Bahasa ilmiah berfungsi
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses
berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam
berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali
kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting
dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
Namun dizaman sekarang komputer jaga bisa dimasukan sebagai sarana
berfikir ilmiah, karena dalam komputer semua ada, dan apa yang kita
inginkan hampir seluruhnya dapat dijawab oleh komputer.

16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2013. Empat Cara Berpikir Ilmiah. (http://www.uinmalang.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=3393:empat-ciriberpikir-ilmiah&catid=25:artikel-rektor Diakses 3 November
2013 Pukul 10.25).

Bakhtiar, Amsal.2004.Filsafat Ilmu.Jakarta:P.T Rajagrafindo Persada
Ilmiah,

Galeri.
2013.
Definisi
Berpikir
Ilmiah.
(http://galeriilmiah.wordpress.com/2012/03/27/definisi-berpikirilmiah/ Diakses 3 November 2013 Pukul 09.34).

Jujun.1993.Filsafat Ilmu.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Paktoyibin. 2009. Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah.
(http://paktoyibin.blogspot.com/2009/01/matematika-sebagaisarana-berpikir.html Diakses 4 November 2013Pukul 15.09).
Ricky. 2010. Filsafat Ilmu Sarana Berpikir Ilmiah. (http://rickydiah.blogspot.com/2011/04/filsafat-ilmu-sarana-berfikirilmiah.html Diakses 4 November 2013Pukul 09.37).
Suriasumantri, Jujun. S.2007.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Wiramihardja, Sutardjo.A.2009.Pengantar Filsafat.Bandung: PT Refika
Aditama

17

More Related Content

What's hot

01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanZakiyul Mu'min
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiNuri Andhika Pratama
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifPerbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifAnNa Luph Black
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivAlfan Fatoni
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaPajeg Lempung
 

What's hot (20)

01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaan
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifPerbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 

Similar to Berpikir ilmiah

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Nur Aqwamah
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...'Mhiiaa Ntuu Cie BieberBeiibebh
 
(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx
(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx
(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docxMuhammadFikiMizollaA
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxMuhammadSyeikhoni2
 
TUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptx
TUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptxTUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptx
TUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptxrika986648
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanFppi Unila
 
Metode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamMetode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamBusiness idea
 
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptxMateri 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptxFandiAlHafizh1
 
Makalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiahMakalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiahSendal Jepit
 
Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2sindysetiawan
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahBadrus Siroj
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 

Similar to Berpikir ilmiah (20)

Induktif
InduktifInduktif
Induktif
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
 
(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx
(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx
(FKI) 2205056056 M. Fiki Mizolla.docx
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
 
Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
 
TUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptx
TUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptxTUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptx
TUGAS MELIT logika ilmiah pptx.pptx
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikan
 
langkah metode ilmiah
langkah metode ilmiahlangkah metode ilmiah
langkah metode ilmiah
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Metode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamMetode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islam
 
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptxMateri 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
 
Makalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiahMakalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiah
 
Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1
 
Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Berpikir ilmiah

  • 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan hidupnya. Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola dan sarana tertentu secara teratur. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menguji hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah-langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan 1
  • 2. baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. 1.2 Masalah Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian berpikir ilmiah? 2. Apa ciri-ciri berpikir ilmiah? 3. Apa saja sarana berpikir ilmiah? 4. Apa peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah? 5. Apa hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika dan statistika? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembehasan berpikir ilmiah adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui pengertian berpikir ilmiah 2. Mengetahui ciri-ciri berpikir ilmiah 3. Mengetahui sarana berpikir ilmiah 4. Mengetahui peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah 5. Mengetahui hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika dan statistika 2
  • 3. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Berpikir Ilmiah Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (Hillway, 1956). Menurut Salam (1997:139), pengertian berpikir ilmiah adalah sebagai berikut: a. Proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/ mendapatkan ilmu. b. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir merupakan kegiatan (akal) untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan (akal) yang menggabungkan induksi dan deduksi (Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan). Berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian (Menurut Kartono: 1996 dalam Khodijah, 2006:118). Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah,yang sudah ada (Eman Sulaeman). Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.(wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas). Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif dan induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE). Berpikir Ilmiah merupakan suatu pemikiran atau tindakan seorang manusia yang menggunakan dasar-dasar dan ilmu tertentu. Sehingga ide tersebut dapat diterima orang lain. Berpikir ilmiah juga harus melalui proses yang panjang dan benar karena akan menyangkut kebenaran. Dalam 3
  • 4. berpikir ilmiah seseorang harus memperhatikan dasar-dasarnya yang didalamnya menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Biasanya hal itu digunakan untuk mencari rumusan masalah dan mencari solusi atau kesimpulan suatu masalah. Berpikir ilmiah sangat penting dalam melakukan sesuatu, tidak hanya di lingkungan masyarakat tetapi juga di lingkungan sekolah. Jika dalam suatu pekerjaan untuk menunjukkan hasil dari pekerjaan kita. Kita pasti akan dituntut untuk menunjukkan apa saja hasil dari pekerjaan kita dan semua itu pasti akan diuji kebenarannya sehingga orang lain akan percaya dengan pekerjaan kita. Berpikir ilmiah juga sangat penting dalam melakukan penelitian sesuatu, baik tentang tanaman, hewan, manusia dan sebagainya. Pasti dalam membuat dan mengumpulkan data itu sendiri harus sesuai dengan kebenaran karena untuk menjelaskan hasil dari penelitian kita dibutuhkan suatu pemikiran yang ilmiah. Selain itu berpikir ilmiah juga tanpa emosi dan berpikir sesuai kebenaran yang ada. Untuk itu sebagai manusia yang ingin selalu menjadi terbaik, kita harus selalu menggunakan pemikiran ilmiah dalam setiap pendapat rasional orang–orang sekitar kita akan selalu menganggap kita tidak berpendapat yang omong kosong. Setiap manusia disamping berpikir ilmiah harus didukung dengan berpikir positif serta pemikiran-pemikiran yang yang baik. Untuk menjadikan setiap pendapat kita selalu dapat dipercaya dan diterima oleh semua orang. Manfaat Berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut. a. Seseorang yang selalu berpikir ilmiah tidak akan mudah percaya terhadap sesuatu. b. Pendapatnya akan dapat dipercaya dan diterima orang lain. c. Dalam memecahkan masalah tidak dengan emosi. 2.2 Ciri-ciri Berpikir Ilmiah Setidaknya ada empat ciri berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut. 1. Harus obyektif Seorang ilmuwan dituntut mampu berpikir obyektif atau apa adanya. Seorang yang berpikir obyektif selalu menggunakan data yang 4
  • 5. benar. Disebut sebagai data yang benar, manakala data itu diperoleh dari sumber dan cara yang benar. Sebaliknya, data yang tidak benar oleh karena diperoleh dengan cara yang tidak benar. Data itu dibuatbuat, misalnya; data yang benar adalah data yang benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak kurang dan tidak lebih. Ternyata untuk mendapatkan data yang benar juga tidak mudah. Lebih mudah mendapatkan data palsu. Seorang ilmuwan harus mampu membedakan antara data yang benar itu dari data yang palsu. Data yang benar tidak selalu mudah mendapatkannya, dan hal itu sebaliknya adalah data palsu. Banyak orang berpikir salah, oleh karena mendasarkan pada data yang salah atau bahkan data palsu. Dari kenyataan seperti ini, maka seorang yang berpikir ilmiah, harus hati-hati terhadap data yang tersedia. 2. Rasional atau secara sederhana orang menyebut masuk akal Seorang berpikir ilmiah harus mampu menggunakan logika yang benar. Mereka bisa mengenali kejadian atau peristiwai mulai apa yang menjadi sebab dan apa pula akibatnya. Segala sesuatu selalu mengikuti hukum sebab dan akibat. Bahwa sesuatu ada, maka pasti ada yang mengadakan. Sesuatu menjadi berkembang, oleh karena ada kekuatan yang mengembangkan. Seseorang menjadi marah oleh karena terdapat sebab-sebab yang menjadikannya marah. Manakala sebab itu tidak ada, tetapi tetap marah, maka orang dimaksud dianggap di luar kebiasaan, atau tidak masuk akal. Orang berikir ilmiah tidak akan terjebak atau terpengaruh oleh hal-hal yang tidak masuk akal. Informasi, pendapat atau pandangan baru bagi seseorang yang selalu berikir ilmiah tidak segera diterimanya. Mereka akan mencari tahu informasi itu tentang sumbernya, siapa yang membawa, dan kalau perlu diuji terlebih dahulu atas kebenarannya. Begitu pula tatkala menghadapi pandangan atau pendapat, maka seorang yang berpikir ilmiah akan berusaha mendapatkan alasan atau dasar-dasar yang digunakan hingga muncul pandangan atau pendapat itu. Atas sikapnya seperti itu, maka seorang yang berpkir ilmiah dianggap kritis. 5
  • 6. 3. Terbuka Ia selalu memposisikan diri bagaikan gelas yang terbuka dan masih bisa diisi kembali. Seorang yang terbuka adalah selalu siap mendapatkan masukan, baik berupa pikiran, pandangan, pendapat dan bahkan juga data atau informasi baru dari manapun asal atau sumbernya. Ia tidak segera menutup diri, bahwa hanya pendapatnya sendiri saja yang benar dan selalu mengabaikan lainnya dari mana pun asalnya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak akan tertutup dan apalagi menutup diri. 4. Selalu berorientasi pada kebenaran, dan bukan pada kalah dan menang Seorang yang berpikir ilmiah sanggup merasa kalah tatkala buah pikirannya memang salah. Kekalahan itu tidak dirasakan sebagai sesuatu yang mengecewakan dan menjadikan dirinya merasa rendah. Seorang yang berpikir ilmiah lebih mengedepankan kebenaran daripada sekedar kemenangan. Kebenaran menjadi tujuan utamanya. Oleh karena itu, seseorang yang berpikir ilmiah, dalam suasana apapun harus mampu mengendalikan diri, agar tidak bersikap emosional, subyektif, dan tertutup. Jadi, berpikir ilmiah memiliki ciri-ciri, diantaranya: a. pendapat atau tindakannya melalui penelitian; b. pendapatnya sesuai kebenaran; c. terdapat data-data atau bukti dalam menunjukkan hasilnya; d. tidak berdasarkan perkiraan atau hanya sekedar pendapat. 2.3 Sarana Berpikir Ilmiah Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini seyogyanya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah tersebut. 6
  • 7. Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsifungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh. Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu: a. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah penggunaan induksi dan deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana berpikir ilmiah. b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabangcabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah. Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. 7
  • 8. Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif ini sedangkan statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah. Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga, yaitu sebagai berikut. a. Bahasa ilmiah: Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan, syarat-syarat: 1) Bebas dari unsur emotif 2) Reproduktif 3) Obyektif 4) Eksplisit Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yakni: pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan mempergunakan bahasa tersebut. 8 kelompok manusia yang
  • 9. Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan. Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit. Ciri-ciri cara berpikir dan mengungkapkan isi pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi masyarakat Indonesia. Selain itu, mutu dan kemampuan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi keagamaan perlu pula ditingkatkan. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga ia memiliki kesanggupan menyatakan dengan tegas, jelas, dan eksplisit konsep-konsep yang rumit dan abstrak serta hubungan antara konsep-konsep itu satu sama lain. Untuk mencapai tujuan ini harus dijaga agar senantiasa terdapat keseimbangan antara kesanggupan bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah dan identitasnya sebagai bahasa nasional Indonesia. b. Matematika dan logika: Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif sifat: 1) Jelas, spesifik dan informatif 2) Tidak menimbulkan konotasi emosional 3) Kuantitatif Menurut Jujun, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. 9
  • 10. Lambang-lambang matematika bersifat ”artifisial" yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Kata Kant, pengetahuan yang sudah jelas ialah pengetahuan matematika. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman, bebas dari pengalaman. Pengetahuan matematika itu niscaya dan pasti. Kebenaran matematika itu bersifat absolut dan niscaya, tidak dapat dibayangkan suatu ketika tidak benar. Matematika merupakan alat yang memungkinkan ditemukannya serta dikomunikasikannya kebenaran ilmiah lewat berbagai disiplin keilmuan. Matematika dan logika sebagai sarana berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci. c. Statistika: mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum. Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif sifat: 1. Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian 2. Untuk menentukan hubungan kausalitas antar faktor terkait Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Sedangkan Sumantri berpendapat bahwa statistika digolongkan di luar ilmu tetapi merupakan salah satu unsur dari empat sarana pengembangan ilmu, yaitu bahasa, logika, matematika, serta statistika sendiri. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif. Dalam perkembangannya, statistika mulai berkembang pesat sejak tahun 1900-an ditandai dengan ditemukannya dasar teori statistika secara matematis oleh R.A. Fisher. Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari penelitianlah ditemukan teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan 10
  • 11. secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam penelitian. Sejalan dengan pentingnya statistika dalam penelitian, kedepan, persaingan dunia modern ditentukan oleh Hak Patent dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Tak luput dalam persaingan itu, Universitas Jember pun mempersiapkan diri menuju/menjadi Research University. Riset telah menjadi (satu-satunya), kekuatan utama sebuah perguruan tinggi. Ketajaman riset harus didukung oleh cara berpikir ilmiah metodologis, data yang berkualitas dan ketajaman analisis kuantitatif-kualitatif, serta penarikan kesimpulan yang sah (inferensia) yang hampir seluruhnya terangkum dalam statistika. Pada zaman sekarang ini patut dijadikan salah satu sarana berfikir ilmiah adalah alat telekomunikasi seperti halnya komputer, karena didalam komputer semua dapat diakses, dan semua dijawab dan semuanya ada, sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jadi jika komputer dimasukan kedalam katregori ini maka wajar-wajar saja. 2.4 Peranan Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah Perkembangan IPTEK sekarang ini di satu sisi memungkinkan untuk memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak semuanya diperlukan. Karena itu diperlukan kemampuan cara mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui matematika. Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. 11
  • 12. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. memerlukan Misalnya kemampuan banyak menghitung persoalan dan kehidupan mengukur. yang Menghitung mengarah pada aritmetika (studi tentang bilangan) dan mengukur mengarah pada geometri (studi tentang bangun, ukuran dan posisi benda). Aritmetika dan geometri merupakan fondasi atau dasar dari matematika. Saat ini, banyak ditemukan kaidah atau aturan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pengukuran, yang biasanya ditulis dalam rumus atau formula matematika, dan ini dipelajari dalam aljabar. Namun, perkembangan dalam navigasi, transportasi, dan perdagangan, termasuk kemajuan teknologi sekarang ini membutuhkan diagram dan peta serta melibatkan proses pengukuran yang dilakukan secara tak langsung. Akibatnya, perlu studi tentang trigonometri. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan informasi dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut, terutama sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56) disebutkan dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut. 1. Menggunakan algoritma Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah melakukan operasi hitung, operasi himpunan, dan operasi lainya. Juga 12
  • 13. menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak dengan cara manual. 2. Melakukan manipulasi secara matematika Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah menggunakan sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau teorema-teorema kedalam pernyataan matematika. 3. Mengorganisasikan data Kemampuan ini antara lain meliputi: mengorganisasikan data atau informasi, misalnya membedakan atau menyebutkan apa yang diketahui dari suatu soal atau masalah dari apa yang ditanyakan. 4. Memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya Kemampuan ini antara lain meliputi: menggunakan simbol, tabel, grafik untuk menunjukan suatu perubahan atau kecenderungan dan membuatnya. 5. Mengenal dan menemukan pola Kemampuan ini antara lain meliputi: mengenal pola susunan bilangan dan pola bangun geometri. 6. Menarik kesimpulan Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menarik kesimpulan dari suatu hasil hitungan atau pembuktian suatu rumus. 7. Membuat kalimat atau model matematika Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan secara sederhana dari fonemena dalam kehidupan sehari-hari kedalam model matematika atau sebaliknya dengan model ini diharapkan akan mempermudah penyelesaianya. 8. Membuat interpretasi bangun geometri Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menyatakan bagian-bagian dari bangun geometri dasar maupun ruang dan memahami posisi dari bagian-bagian itu. 9. Memahami pengukuran dan satuanya 13
  • 14. Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan memilih satuan ukuran yang tepat, melakukan estimasi, mengubah satuan ukuran ke satuan lainnya. 10. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika (Depdiknas, 2002: 3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki: 1. kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata; 2. kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi; 3. kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan-kemampuan di atas, berguna bagi seseorang untuk berpikir ilmiah dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam masyarakat, termasuk bekal dalam dunia kerja. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan berkaitan peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi: a. menggunakan algoritma; b. melakukan manipulasi secara matematika; c. mengorganisasikan data; d. memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya; e. mengenal dan menemukan pola; f. menarik kesimpulan; g. membuat kalimat atau model matematika; h. membuat interpretasi bangun geometri; i. memahami pengukuran dan satuannya; 14
  • 15. j. menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer. 2.5 Hubungan Antara Sarana Berpikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika Sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataanpernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri pernyataan yang bersifat umum, umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kerbau mempunyai mata, lembu mempunyai mata, harimau mempunyai mata, dan gajah mempunyai mata. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik bahwa semua binatang mempunyai mata. Statistik mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif. Sebaliknya deduktif, cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, mengunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Contohnya semua mahluk mempunyai mata (permis mayor), si bolan adalah seorang makluk (permis minor), jadi si bolan mempunyai mata (kesimpulan). Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif. Matematika juga merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. 15
  • 16. PENUTUP Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu: Bahasa ilmiah, Logika dan Matematika, Logika dan Statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum. Namun dizaman sekarang komputer jaga bisa dimasukan sebagai sarana berfikir ilmiah, karena dalam komputer semua ada, dan apa yang kita inginkan hampir seluruhnya dapat dijawab oleh komputer. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Empat Cara Berpikir Ilmiah. (http://www.uinmalang.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=3393:empat-ciriberpikir-ilmiah&catid=25:artikel-rektor Diakses 3 November 2013 Pukul 10.25). Bakhtiar, Amsal.2004.Filsafat Ilmu.Jakarta:P.T Rajagrafindo Persada Ilmiah, Galeri. 2013. Definisi Berpikir Ilmiah. (http://galeriilmiah.wordpress.com/2012/03/27/definisi-berpikirilmiah/ Diakses 3 November 2013 Pukul 09.34). Jujun.1993.Filsafat Ilmu.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Paktoyibin. 2009. Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah. (http://paktoyibin.blogspot.com/2009/01/matematika-sebagaisarana-berpikir.html Diakses 4 November 2013Pukul 15.09). Ricky. 2010. Filsafat Ilmu Sarana Berpikir Ilmiah. (http://rickydiah.blogspot.com/2011/04/filsafat-ilmu-sarana-berfikirilmiah.html Diakses 4 November 2013Pukul 09.37). Suriasumantri, Jujun. S.2007.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wiramihardja, Sutardjo.A.2009.Pengantar Filsafat.Bandung: PT Refika Aditama 17