SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
FAKULTAS EKONOMI
PROGAM STUDI MANAJEMEN
http://www.unusida.ac.id
Berpikir dan Menulis Ilmiah
2. Critical Thinking
Rabu 15 Februari 2017
d.maghfiro@gmail.com
Oleh :
Dwi Sahrul Maghfiroh
C14160027
1. Apakah berpikir kritis itu dan bagaimana ikta mengasahnya?
Dalam dunia pendidikan saat ini proses mengajar berpikir kritis sangat populer.
Berpkir kritis ini diajarkan dan penerapannya secara langsung emplisit. Hal ini
dilakukan untuk meumbuhkan kesadaran siswa tentang berpikir kritis bukan
hanya dalam penerapan tidak langsung implisit seperti sistem belajar yang
lampau. Beberapa tokoh juga mendefinisikan pendapat mereka yang berbeda-
beda mengenai berpikir kritis.
John Dewey : Pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus) dan teliti
mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja
dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-
kesimpulan yang menjadi kecenderungannya.
Edward Gleser : Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-
masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang.
Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis dan
semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-
kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Robert Ennis : Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif
untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
Richard Paul : Berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansiatau
masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan
menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan
menerapkan standar-standar inteektual padanya.
Michael Scriven : Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil
dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumantasi.
Berpikir kritis biasanya merujuk pada pemikiran rasional. Semua permasalahan
tidak langsung ditujukan kemudian menjadi kesimpulan. Untuk menentukan
kesimpulan, seharusnya cari dahulu pokok permasalahan, kemudian merujuk ke
suatu analisis. Dalam berpikir kritis ini jelas menuntut interpretasi dan evaluasi
terhadap komunikasi, observasi dan sumber-sumber lainnya. Perlu juga adanya
ketrampilan dalam memikirkan asumsi-asumsi, manganalisa arguman dan
gagasan dalam mengajukan pertanyaan dan medebatkan isu-isu secara terus-
menerus.
2. Mengidentifikasi alasan dan kesimpulan: bahasa penalaran
Dalam sebuah kasus yang akan anda atau orang lain sampaikan, ada kalanya jika
argumen yang akan disampaikan duberi alasa untuk diterima dan ini dinamakan
mengargumatasikan sebuah kasus atau menyajikan sebuah argumen. Namun,
dalam penyampaian arguman ini tidaklah semua oarang bisa paham akan maksud
yang akan anda bicarakan dan sebaliknya adapula yang akan mengerti dan paham
mengenai argumen anda.
 Bahasa Penalaran I
Ada kata-kata dan frase –frase tertentu yang orang pakai secara khusus untuk
menunjukkan bahwa mereka mengemukakan alasan-alasan untuk sebuah
kesimpulan kata yang begitu jelas orang pakai dalam konteks ini adalah kata
‘oleh karena itu’. adapula contoh kata-kata sebagai berikut : sehingga...,
karenanya..., jadi..., sebagai konsekuensinya..., yang membuktikan /
memperlihatkan bahwa...., sayamenyimpulkan bahwa..., berdasarkan hal itu...,
dan banyak frase lainnya. Kata-kata ini semuanya digunakan untuk
memperlihatkan pendapat yang ditunjukkan lewat tanda titik-titik merupakan
kesimpulan untuk alasan-alasan yang dikemukakan. Pemakaian frasae ini
disebut juga indikator-indikator alasan dan indikator-indikator itu mencakup
kata-kata seperti: karena...., berdasarkan fakta bahwa..., alasan-alasannya
adalah..., pertama..., kedua..., dan banyak frasae lain seperti itu (di mana titik-
titik menujukkan tempat terdapatnya alasan yang diberikan) ketika ingin
merujuk ke indikatro-indikator kesimpulan.
 Bahasa Penalaran II
Setelah menyadari peran penting ‘oleh karena itu’, ‘sehingga’ dan ‘karena’
memiliki peran khusus untuk memberi petunjuk terhadap apa yang ingin kita
sampaikan mengenai argumentasi sebuah kasus. Maka, ada hal lain yang juga
memerankan fungsi penting dalam penalaran. Contoh:
a. Kadang-kadang anda mengakui anda membuat asumsi-asumsi dengan
mengatakan ‘saya berasumsi bahwa....dikatakan / diandaikan bahwa....
b. Ketika penalaran anda berbicara tentang penjelasan sebab-akibat
dengan mengatakan ‘.....menjelaskan mengapa...’ ‘itulah sebabnya...’
Dan sebagainnya.
Dengan menyisipkan kata-kata diatas dapat membantu supaya tulisan atau
pembicaraan kita masuk akal.
3. Memahami penalaran : berbagai pola penalaran
 Kasus yang paling sederhana
Contoh: kerusakanpada lapisanozon merupakanmasalahinternasional1
sehingga2
masalah itu hanya bisa diselesaikan melalui persetujuan
internasioanl.
Ada satualasan yang diajukan untuk mendukung sebuah kesimpulan
<alasan>1 dan <kesimpulan>2
 Memberi alasan berdampingan
Contoh: tentu saja jarang sekali orang beriman mendasarkan imannya pada
pertimbangan rasional mengenai pandangan-pandangan dunia alternatif.
Hampir semua penganut agama mengikuti agama dari orang-orang yang hidup
diantara mereka, apakah itu Kristen, Hindu, Muslim atau apa saja. Dan
tambah lagi, hanya ada sedikitbutki yang meyainkanuntuk mendukung
keyakinanmereka mendukung hal-hal gaib.1&2
Ada dua alasan untuk sebuah kesimpulan
<alasan>1 dan <kesimpulan>2 saling berdampingan
 Rantai Penalaran
Contoh: menanam tanaman pangan yang dimodifikasi secara genetis akan
memampukan para petani untuk memakai bahan pembasmi rumput liar yang
lebih kuat, sehingga1 akan terjadi pengurangan yang cukup besar padajumlah
dan kepadatan benih rumput liar di ladang pertanian. Jadi2
, mungkin
kebanyakan burung di daerah pertanian yang bergantung pada benih-behin ini
untuk bertahan selama musim dingin akan smakin berkurang lagi.
Ada dua kesimpulan
<alasan 1> sehingga [kesimpulan 1] jadi [kesimpulan 2]
 Hipotesis dan Kalimat Lain yang Kompleks
Contoh: entah kepala sekolah A atau sekretaris B yang mencuri uang itu.
Kalimat seperti ini ‘entah’, kadang-kadang dikatakan sebagai kalimat
disjungsi atau pemisahan, dan hal penting yang perlu diingat ketika
menganallisa sebuah argumen ke dalam alasan-alasan dan kesimpulan-
kesimpulan ialah bahwa pemisahan-pemisahan itu tidak boleh dipisahkan
ketika mneganalisis argumen, hal penting yang harus dilakukan adalah
hipotesis-hipotesis tidak boleh dipisahkan seolah-olah mereka meyajikan
alasan dan kesimpulan
4. Memahami penalaran: asumsi, konteks, dan peta berpikir.
a. Asumsi
Dalam erpendapat atau berargumen ada beberapa hal yang anda anggap benar
dan bisa diterima atau bisa meyakinkan tentang pendapat anda. Namu, anda
tidak dapat menyampaikannya dan dalam arti tertentu disebut diasumsikan.
Biasanya, dalam hal ini anda menggunakan kata ‘asumsi’ inilah yang
dimaksud asumsi adalah keyakinan yang secara jelas diterima atau ‘dianggap
benar’ oelh pembicara atau penulis teteapi mereka tidak menyatakannya.
b. Konteks
Argumen, penjelasan, dan sebagainya selalu dikemukakan dalam suatu
konteks dan konteks itu mengandung segala macam asumsi, pra anggapan,
latar belakang keyakinan, fakta yang relevan untuk menafsir apa yang
dimaksudkan, aturan, tingkah laku dan lain-lain. Konteks klaim dan argumen
sangat mempengaruhi besarnya kredibillitas dan bobot yang anda berikan
dalam argumen. Konteks klaim dapat membantu menafsir makna. Konteks
historis membantu dalam mengintrepretasi dan mengevaluasi. Secara singkat,
konteks argumen dapat mempengaruhi interpretasi dan evaluasinya, terutama
karena konteks tersebut menyediakan asumsi, pra-asumsi, dan latar belakang
infromasi lain.
c. Peta Berpikir untuk Memahami dan Mengevaluasi Pemikiran
Peta berpikir memerlukan perhatian seperti apa kesimpulan utamanya?
Meskipun dalam hal ini memahani dan mengambil kesimpulan utama
bukanlah hal yang diharuskan tetapi hal ini yang membantu anda utnuk
mengenali apa yang akan disampaikan. Hal kedua yang diperhatikan adalah
apakah adapertimbangan atau argumen lain? Berpikir kritis juga mengajarkan
kita dan menuntut anda mempertimbangkan setiap gagasan yang relevan lain
yang dapat membantu anda menuju pemikiran sampai pada penilaian yang
baik terhadap hal itu sepenuhnya. Oleh sebab itu, ketika mempertimbangan
setiap isu di mana penilaian kita bermakna, kita mesti memperhatikan semua
gagasan yang relevan semampu kita. Hal ini menyatakan secara tidak
langsung bahwa seseorang yang memiliki banyak pengetahuan tentang isu-isu
terkait, dan begitu imajinatif tentang kemungkinan-kemungkinan, cenderung
mengambil keputusan berdasarkan alasan yang baik dan logis ketimbang
seorang yang memiliki sedikit pengetahuan dan imajinatif.
5. Mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan dan gagasan
Berbagai isu , berita dan konflik sehari-hari tentu harus mempunyai bukti yang
jelas dan sebagai proses nerpikir kritis hal ini sangat diperlukan. Ada perlunya
proses penalaran dalam menagnggapi hal ini. Proses penaaran sering kali
memerlukan klarifikasi. Mungkin, makna istilah-istilah yang digunakan, atau
klaim-klaim yang dibuat, tidak jelas, kabur, tidak tepat dan bermakna ganda. Agar
dapat menilai argumen secara kritis pertama-tama kita harus memahaminya. Hal
ini berarti bahwa tidak hanya memahami dengan jelas alasa-alasan, kesimpulan-
kesimpulan, dan asumsi-asumsi yang dipresentasikan, tetapi juga memahami
dengan jelas maksud semuanya ini. Pahamilah dahulu frase yang digunakan bila
perlu gunakan kamus besar bahasa indonesia sebagai acuan untuk mengetahui
kata apa yang belum anda mengerti dan pahamilah artinya utnuk petunjuk anda
memahami sebuah isu atau berita dan lainnya. Hal lain yang diperhatikan adalah:
 Apa masalahnya (kekaburan, ambiguitas, kebutuhan akan
contoh, atau apa)
 Pahamilah audiensnya (latar belakang pengetahuan dan
keyakinan audiens yang dapat diasumsikan)
 Berdasarkan audiensnya, apakah yang akan memberikan
cukup klarifikasi untuk tujuan terkini
 Berapa banyak detail yang dibutuhkan audiens dalam situasi
ini
 Masalah yang menuntut klarifikasi dalam penalaran
 Maksud
6. Akseptabilitas alasan: termasuk kreadibilitasnya
Sebelumnya telah dibahas mengenai hal penalaran dan sekarang pembahasan
mengenai evaluasi penalaran. Kalau seseorang memberi alasan-alasan yang
bertujuan untuk meyakinkan anda akan suatu titik pandanh (kesimpulan,
penjelasan, rekomendasi, interpretasi, atau apa saja), anda tidak hanya akan
memahami saja, tetapi juga mengmbil posisimengevaluasi utnuk menentukan
apaka itu penalaran yang baik, apakah kita seharusnya diyakinakan oleh
penalaran itu.
a. Akseptabilitas pertanyaan disesuaikan konteks
Jika terjadi komunikasi dan perdebatan mengenai suatu isu dan ada beberapa
orang yang mengatakan kesimpulannya seperti ini. Kebanyakan pendengar
hanya akan mengikutinya tanpa menganalisis terlebih dahulu. Hal ini biasanya
terjadi ketika dalam konteks percakapan informal. Namun, jika anda ingin
memperoleh kebenaran mengenai isu-isu penting, anda harus lebih sistematik.
Proses yang lebih sistematik dan pendekatan yang lebih terampil dalam
mengevaluasi argumen.
b. Akseptabilitas Klaim
Pertanyaan tentang akseptabilitas sering kali merupakan pertanyaan tentang
kreadibilitas, di mana kita akan segera kembali ke pertanyaan. Maksudnya,
alasan-alasan yang diberikan utnuk beberapa kesimpulan dituntut
pengetahuan dan menganalisis pertanyaan. Dalam menganalisis akseptabilitas
klaim ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
 Seberapa pastikah klaim itu
 Apakah konteks klaim itu mempengaruhi
akseptabilitasnya
 Apakah kalim itu membutuhkan keahlian/penelitian
untuk menentukan
 Apakah kalim itu secara luas dikenal atau diyakini
 Seberapa baiknya klaim itu cocok dengan keyakinan
kita lainnya
 Apakah klaim itu dari sumber yang dapat dipercaya

More Related Content

What's hot

Teori Belajar dan Pembelajaran PAUD
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUDTeori Belajar dan Pembelajaran PAUD
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUDfachrul rozie
 
Analisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswaAnalisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswaPristiadi Utomo
 
Ppt modul 6 kb 2
Ppt modul 6 kb 2Ppt modul 6 kb 2
Ppt modul 6 kb 2PPGhybrid3
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaPrincess Indry
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumTeguh Arie Sandy
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikanErta Erta
 
Model pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniModel pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniHeni Buton
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moralfara dillah
 
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptxMERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptxsayyidAbdHalid
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaanugerah pratama
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulumsyahriani612
 
Blanko soal pilihan ganda 1 2008
Blanko soal pilihan ganda 1  2008Blanko soal pilihan ganda 1  2008
Blanko soal pilihan ganda 1 2008Eko Supriyadi
 
Makalah Silabus
Makalah SilabusMakalah Silabus
Makalah Silabusmutiararx
 

What's hot (20)

Teori Belajar dan Pembelajaran PAUD
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUDTeori Belajar dan Pembelajaran PAUD
Teori Belajar dan Pembelajaran PAUD
 
Analisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswaAnalisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswa
 
Ppt modul 6 kb 2
Ppt modul 6 kb 2Ppt modul 6 kb 2
Ppt modul 6 kb 2
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
 
Model pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniModel pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia dini
 
Model Assure
Model AssureModel Assure
Model Assure
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptxMERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN.ppt
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN.pptPERMASALAHAN PEMBELAJARAN.ppt
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN.ppt
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulum
 
Blanko soal pilihan ganda 1 2008
Blanko soal pilihan ganda 1  2008Blanko soal pilihan ganda 1  2008
Blanko soal pilihan ganda 1 2008
 
Makalah Silabus
Makalah SilabusMakalah Silabus
Makalah Silabus
 

Viewers also liked

Recruitment and position Description 2014-2015
Recruitment and position Description 2014-2015Recruitment and position Description 2014-2015
Recruitment and position Description 2014-2015AIESEC in Stockholm
 
hak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negarahak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negaraMahad Alzaytun
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHelvyEffendi
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaranFajar Sandy
 
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAMHAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAMIndahZe
 
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal MahasiswaPelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal MahasiswaIAIN Datokarama Palu
 
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalPendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalRhesa Theodore
 
Aiesec department overview
Aiesec department overviewAiesec department overview
Aiesec department overviewFerdi Anggriawan
 
Hakikat Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Hakikat Hak Dan Kewajiban Warga NegaraHakikat Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Hakikat Hak Dan Kewajiban Warga NegaraR HF Fakhirin
 
Pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriPembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriSapiah Asri
 
Tata Tulis Karya Tulis Ilmiah
Tata Tulis Karya Tulis IlmiahTata Tulis Karya Tulis Ilmiah
Tata Tulis Karya Tulis IlmiahLanny Septiani
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsiridwanf4uzy
 
Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
Budaya organisasi dan gaya kepemimpinanBudaya organisasi dan gaya kepemimpinan
Budaya organisasi dan gaya kepemimpinanUniversitas Siliwangi
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaalfi akbar m
 

Viewers also liked (20)

Recruitment and position Description 2014-2015
Recruitment and position Description 2014-2015Recruitment and position Description 2014-2015
Recruitment and position Description 2014-2015
 
Ketatanegaraan
KetatanegaraanKetatanegaraan
Ketatanegaraan
 
hak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negarahak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negara
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
 
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAMHAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM
 
7 kunci sukses inovasi
7 kunci sukses inovasi7 kunci sukses inovasi
7 kunci sukses inovasi
 
Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara
 
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal MahasiswaPelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
 
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalPendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
 
Aiesec department overview
Aiesec department overviewAiesec department overview
Aiesec department overview
 
Hakikat Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Hakikat Hak Dan Kewajiban Warga NegaraHakikat Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Hakikat Hak Dan Kewajiban Warga Negara
 
Pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriPembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiri
 
Tata Tulis Karya Tulis Ilmiah
Tata Tulis Karya Tulis IlmiahTata Tulis Karya Tulis Ilmiah
Tata Tulis Karya Tulis Ilmiah
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsi
 
Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
Budaya organisasi dan gaya kepemimpinanBudaya organisasi dan gaya kepemimpinan
Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
 
Presentasi Bela Negara
Presentasi Bela NegaraPresentasi Bela Negara
Presentasi Bela Negara
 
Slide bela negara
Slide bela negaraSlide bela negara
Slide bela negara
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
Berpikir Kreatif
Berpikir KreatifBerpikir Kreatif
Berpikir Kreatif
 

Similar to 4. Berpikir kritis:sebuah pengantar

Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)Muhsyahrudin
 
Berpikir kritis 1
Berpikir kritis 1Berpikir kritis 1
Berpikir kritis 1Feby Biy
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
CARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdfCARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdfPrasAlfa
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritisAliff Farid
 
Bab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran KomunikasiBab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran Komunikasiyewpohhuat01
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANzenyusup
 
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikBab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikPak Teh Naim
 
materi LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdf
materi LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdfmateri LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdf
materi LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdfjanuarashari
 

Similar to 4. Berpikir kritis:sebuah pengantar (20)

Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
 
Critical Thinking
Critical ThinkingCritical Thinking
Critical Thinking
 
Berpikir kritis
Berpikir kritisBerpikir kritis
Berpikir kritis
 
Rangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritisRangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritis
 
Rangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritisRangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritis
 
Berpikir kritis 1
Berpikir kritis 1Berpikir kritis 1
Berpikir kritis 1
 
Tugas berpikir kritis
Tugas berpikir kritisTugas berpikir kritis
Tugas berpikir kritis
 
Berpikir kritis
Berpikir kritisBerpikir kritis
Berpikir kritis
 
BERNALAR KRITIS.pptx
BERNALAR KRITIS.pptxBERNALAR KRITIS.pptx
BERNALAR KRITIS.pptx
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
CARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdfCARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdf
 
PEMIKIRAN
PEMIKIRANPEMIKIRAN
PEMIKIRAN
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
 
Bab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran KomunikasiBab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran Komunikasi
 
Bab 2 pd
Bab 2 pdBab 2 pd
Bab 2 pd
 
Keterampiln Menulis_Argumentasi
Keterampiln Menulis_ArgumentasiKeterampiln Menulis_Argumentasi
Keterampiln Menulis_Argumentasi
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
 
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikBab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
materi LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdf
materi LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdfmateri LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdf
materi LDKS SMKN 1 Ciomas 2022 - Berfikir Kritis.pdf
 

More from Dwimaghfiro

6. rangkuman buku menulis karya ilmiah 2
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah 26. rangkuman buku menulis karya ilmiah 2
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah 2Dwimaghfiro
 
Berpikir dan menulis ilmiah.docx
Berpikir dan menulis ilmiah.docxBerpikir dan menulis ilmiah.docx
Berpikir dan menulis ilmiah.docxDwimaghfiro
 
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah6. rangkuman buku menulis karya ilmiah
6. rangkuman buku menulis karya ilmiahDwimaghfiro
 
06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup
06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup
06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutupDwimaghfiro
 
05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang
05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang
05. jurnal penyesuaian perusahaan dagangDwimaghfiro
 
04. siklus akuntansi
04. siklus akuntansi04. siklus akuntansi
04. siklus akuntansiDwimaghfiro
 
03. akun dan buk besar
03. akun dan buk besar03. akun dan buk besar
03. akun dan buk besarDwimaghfiro
 
02. persamaan akuntansi
02. persamaan akuntansi02. persamaan akuntansi
02. persamaan akuntansiDwimaghfiro
 
01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansiDwimaghfiro
 
Etika bisnis (hak kewajiban produsen)
Etika bisnis (hak kewajiban produsen)Etika bisnis (hak kewajiban produsen)
Etika bisnis (hak kewajiban produsen)Dwimaghfiro
 
Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016Dwimaghfiro
 

More from Dwimaghfiro (12)

6. rangkuman buku menulis karya ilmiah 2
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah 26. rangkuman buku menulis karya ilmiah 2
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah 2
 
Berpikir dan menulis ilmiah.docx
Berpikir dan menulis ilmiah.docxBerpikir dan menulis ilmiah.docx
Berpikir dan menulis ilmiah.docx
 
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah6. rangkuman buku menulis karya ilmiah
6. rangkuman buku menulis karya ilmiah
 
06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup
06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup
06. neraca lajur , laporan keuangan jurnal, penutup
 
05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang
05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang
05. jurnal penyesuaian perusahaan dagang
 
04. siklus akuntansi
04. siklus akuntansi04. siklus akuntansi
04. siklus akuntansi
 
03. akun dan buk besar
03. akun dan buk besar03. akun dan buk besar
03. akun dan buk besar
 
02. persamaan akuntansi
02. persamaan akuntansi02. persamaan akuntansi
02. persamaan akuntansi
 
01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi
 
Etika bisnis (hak kewajiban produsen)
Etika bisnis (hak kewajiban produsen)Etika bisnis (hak kewajiban produsen)
Etika bisnis (hak kewajiban produsen)
 
5. pedoman pkm
5. pedoman pkm5. pedoman pkm
5. pedoman pkm
 
Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

4. Berpikir kritis:sebuah pengantar

  • 1. UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO FAKULTAS EKONOMI PROGAM STUDI MANAJEMEN http://www.unusida.ac.id Berpikir dan Menulis Ilmiah 2. Critical Thinking Rabu 15 Februari 2017 d.maghfiro@gmail.com Oleh : Dwi Sahrul Maghfiroh C14160027
  • 2. 1. Apakah berpikir kritis itu dan bagaimana ikta mengasahnya? Dalam dunia pendidikan saat ini proses mengajar berpikir kritis sangat populer. Berpkir kritis ini diajarkan dan penerapannya secara langsung emplisit. Hal ini dilakukan untuk meumbuhkan kesadaran siswa tentang berpikir kritis bukan hanya dalam penerapan tidak langsung implisit seperti sistem belajar yang lampau. Beberapa tokoh juga mendefinisikan pendapat mereka yang berbeda- beda mengenai berpikir kritis. John Dewey : Pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus) dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan yang menjadi kecenderungannya. Edward Gleser : Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah- masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis dan semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Robert Ennis : Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Richard Paul : Berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansiatau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar inteektual padanya. Michael Scriven : Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumantasi. Berpikir kritis biasanya merujuk pada pemikiran rasional. Semua permasalahan tidak langsung ditujukan kemudian menjadi kesimpulan. Untuk menentukan kesimpulan, seharusnya cari dahulu pokok permasalahan, kemudian merujuk ke suatu analisis. Dalam berpikir kritis ini jelas menuntut interpretasi dan evaluasi terhadap komunikasi, observasi dan sumber-sumber lainnya. Perlu juga adanya ketrampilan dalam memikirkan asumsi-asumsi, manganalisa arguman dan gagasan dalam mengajukan pertanyaan dan medebatkan isu-isu secara terus- menerus.
  • 3. 2. Mengidentifikasi alasan dan kesimpulan: bahasa penalaran Dalam sebuah kasus yang akan anda atau orang lain sampaikan, ada kalanya jika argumen yang akan disampaikan duberi alasa untuk diterima dan ini dinamakan mengargumatasikan sebuah kasus atau menyajikan sebuah argumen. Namun, dalam penyampaian arguman ini tidaklah semua oarang bisa paham akan maksud yang akan anda bicarakan dan sebaliknya adapula yang akan mengerti dan paham mengenai argumen anda.  Bahasa Penalaran I Ada kata-kata dan frase –frase tertentu yang orang pakai secara khusus untuk menunjukkan bahwa mereka mengemukakan alasan-alasan untuk sebuah kesimpulan kata yang begitu jelas orang pakai dalam konteks ini adalah kata ‘oleh karena itu’. adapula contoh kata-kata sebagai berikut : sehingga..., karenanya..., jadi..., sebagai konsekuensinya..., yang membuktikan / memperlihatkan bahwa...., sayamenyimpulkan bahwa..., berdasarkan hal itu..., dan banyak frase lainnya. Kata-kata ini semuanya digunakan untuk memperlihatkan pendapat yang ditunjukkan lewat tanda titik-titik merupakan kesimpulan untuk alasan-alasan yang dikemukakan. Pemakaian frasae ini disebut juga indikator-indikator alasan dan indikator-indikator itu mencakup kata-kata seperti: karena...., berdasarkan fakta bahwa..., alasan-alasannya adalah..., pertama..., kedua..., dan banyak frasae lain seperti itu (di mana titik- titik menujukkan tempat terdapatnya alasan yang diberikan) ketika ingin merujuk ke indikatro-indikator kesimpulan.  Bahasa Penalaran II Setelah menyadari peran penting ‘oleh karena itu’, ‘sehingga’ dan ‘karena’ memiliki peran khusus untuk memberi petunjuk terhadap apa yang ingin kita sampaikan mengenai argumentasi sebuah kasus. Maka, ada hal lain yang juga memerankan fungsi penting dalam penalaran. Contoh: a. Kadang-kadang anda mengakui anda membuat asumsi-asumsi dengan mengatakan ‘saya berasumsi bahwa....dikatakan / diandaikan bahwa.... b. Ketika penalaran anda berbicara tentang penjelasan sebab-akibat dengan mengatakan ‘.....menjelaskan mengapa...’ ‘itulah sebabnya...’ Dan sebagainnya. Dengan menyisipkan kata-kata diatas dapat membantu supaya tulisan atau pembicaraan kita masuk akal.
  • 4. 3. Memahami penalaran : berbagai pola penalaran  Kasus yang paling sederhana Contoh: kerusakanpada lapisanozon merupakanmasalahinternasional1 sehingga2 masalah itu hanya bisa diselesaikan melalui persetujuan internasioanl. Ada satualasan yang diajukan untuk mendukung sebuah kesimpulan <alasan>1 dan <kesimpulan>2  Memberi alasan berdampingan Contoh: tentu saja jarang sekali orang beriman mendasarkan imannya pada pertimbangan rasional mengenai pandangan-pandangan dunia alternatif. Hampir semua penganut agama mengikuti agama dari orang-orang yang hidup diantara mereka, apakah itu Kristen, Hindu, Muslim atau apa saja. Dan tambah lagi, hanya ada sedikitbutki yang meyainkanuntuk mendukung keyakinanmereka mendukung hal-hal gaib.1&2 Ada dua alasan untuk sebuah kesimpulan <alasan>1 dan <kesimpulan>2 saling berdampingan  Rantai Penalaran Contoh: menanam tanaman pangan yang dimodifikasi secara genetis akan memampukan para petani untuk memakai bahan pembasmi rumput liar yang lebih kuat, sehingga1 akan terjadi pengurangan yang cukup besar padajumlah dan kepadatan benih rumput liar di ladang pertanian. Jadi2 , mungkin kebanyakan burung di daerah pertanian yang bergantung pada benih-behin ini untuk bertahan selama musim dingin akan smakin berkurang lagi. Ada dua kesimpulan <alasan 1> sehingga [kesimpulan 1] jadi [kesimpulan 2]  Hipotesis dan Kalimat Lain yang Kompleks Contoh: entah kepala sekolah A atau sekretaris B yang mencuri uang itu. Kalimat seperti ini ‘entah’, kadang-kadang dikatakan sebagai kalimat disjungsi atau pemisahan, dan hal penting yang perlu diingat ketika menganallisa sebuah argumen ke dalam alasan-alasan dan kesimpulan- kesimpulan ialah bahwa pemisahan-pemisahan itu tidak boleh dipisahkan ketika mneganalisis argumen, hal penting yang harus dilakukan adalah
  • 5. hipotesis-hipotesis tidak boleh dipisahkan seolah-olah mereka meyajikan alasan dan kesimpulan 4. Memahami penalaran: asumsi, konteks, dan peta berpikir. a. Asumsi Dalam erpendapat atau berargumen ada beberapa hal yang anda anggap benar dan bisa diterima atau bisa meyakinkan tentang pendapat anda. Namu, anda tidak dapat menyampaikannya dan dalam arti tertentu disebut diasumsikan. Biasanya, dalam hal ini anda menggunakan kata ‘asumsi’ inilah yang dimaksud asumsi adalah keyakinan yang secara jelas diterima atau ‘dianggap benar’ oelh pembicara atau penulis teteapi mereka tidak menyatakannya. b. Konteks Argumen, penjelasan, dan sebagainya selalu dikemukakan dalam suatu konteks dan konteks itu mengandung segala macam asumsi, pra anggapan, latar belakang keyakinan, fakta yang relevan untuk menafsir apa yang dimaksudkan, aturan, tingkah laku dan lain-lain. Konteks klaim dan argumen sangat mempengaruhi besarnya kredibillitas dan bobot yang anda berikan dalam argumen. Konteks klaim dapat membantu menafsir makna. Konteks historis membantu dalam mengintrepretasi dan mengevaluasi. Secara singkat, konteks argumen dapat mempengaruhi interpretasi dan evaluasinya, terutama karena konteks tersebut menyediakan asumsi, pra-asumsi, dan latar belakang infromasi lain. c. Peta Berpikir untuk Memahami dan Mengevaluasi Pemikiran Peta berpikir memerlukan perhatian seperti apa kesimpulan utamanya? Meskipun dalam hal ini memahani dan mengambil kesimpulan utama bukanlah hal yang diharuskan tetapi hal ini yang membantu anda utnuk mengenali apa yang akan disampaikan. Hal kedua yang diperhatikan adalah apakah adapertimbangan atau argumen lain? Berpikir kritis juga mengajarkan kita dan menuntut anda mempertimbangkan setiap gagasan yang relevan lain yang dapat membantu anda menuju pemikiran sampai pada penilaian yang baik terhadap hal itu sepenuhnya. Oleh sebab itu, ketika mempertimbangan setiap isu di mana penilaian kita bermakna, kita mesti memperhatikan semua gagasan yang relevan semampu kita. Hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa seseorang yang memiliki banyak pengetahuan tentang isu-isu terkait, dan begitu imajinatif tentang kemungkinan-kemungkinan, cenderung mengambil keputusan berdasarkan alasan yang baik dan logis ketimbang seorang yang memiliki sedikit pengetahuan dan imajinatif.
  • 6. 5. Mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan dan gagasan Berbagai isu , berita dan konflik sehari-hari tentu harus mempunyai bukti yang jelas dan sebagai proses nerpikir kritis hal ini sangat diperlukan. Ada perlunya proses penalaran dalam menagnggapi hal ini. Proses penaaran sering kali memerlukan klarifikasi. Mungkin, makna istilah-istilah yang digunakan, atau klaim-klaim yang dibuat, tidak jelas, kabur, tidak tepat dan bermakna ganda. Agar dapat menilai argumen secara kritis pertama-tama kita harus memahaminya. Hal ini berarti bahwa tidak hanya memahami dengan jelas alasa-alasan, kesimpulan- kesimpulan, dan asumsi-asumsi yang dipresentasikan, tetapi juga memahami dengan jelas maksud semuanya ini. Pahamilah dahulu frase yang digunakan bila perlu gunakan kamus besar bahasa indonesia sebagai acuan untuk mengetahui kata apa yang belum anda mengerti dan pahamilah artinya utnuk petunjuk anda memahami sebuah isu atau berita dan lainnya. Hal lain yang diperhatikan adalah:  Apa masalahnya (kekaburan, ambiguitas, kebutuhan akan contoh, atau apa)  Pahamilah audiensnya (latar belakang pengetahuan dan keyakinan audiens yang dapat diasumsikan)  Berdasarkan audiensnya, apakah yang akan memberikan cukup klarifikasi untuk tujuan terkini  Berapa banyak detail yang dibutuhkan audiens dalam situasi ini  Masalah yang menuntut klarifikasi dalam penalaran  Maksud 6. Akseptabilitas alasan: termasuk kreadibilitasnya Sebelumnya telah dibahas mengenai hal penalaran dan sekarang pembahasan mengenai evaluasi penalaran. Kalau seseorang memberi alasan-alasan yang bertujuan untuk meyakinkan anda akan suatu titik pandanh (kesimpulan, penjelasan, rekomendasi, interpretasi, atau apa saja), anda tidak hanya akan memahami saja, tetapi juga mengmbil posisimengevaluasi utnuk menentukan apaka itu penalaran yang baik, apakah kita seharusnya diyakinakan oleh penalaran itu. a. Akseptabilitas pertanyaan disesuaikan konteks Jika terjadi komunikasi dan perdebatan mengenai suatu isu dan ada beberapa orang yang mengatakan kesimpulannya seperti ini. Kebanyakan pendengar
  • 7. hanya akan mengikutinya tanpa menganalisis terlebih dahulu. Hal ini biasanya terjadi ketika dalam konteks percakapan informal. Namun, jika anda ingin memperoleh kebenaran mengenai isu-isu penting, anda harus lebih sistematik. Proses yang lebih sistematik dan pendekatan yang lebih terampil dalam mengevaluasi argumen. b. Akseptabilitas Klaim Pertanyaan tentang akseptabilitas sering kali merupakan pertanyaan tentang kreadibilitas, di mana kita akan segera kembali ke pertanyaan. Maksudnya, alasan-alasan yang diberikan utnuk beberapa kesimpulan dituntut pengetahuan dan menganalisis pertanyaan. Dalam menganalisis akseptabilitas klaim ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:  Seberapa pastikah klaim itu  Apakah konteks klaim itu mempengaruhi akseptabilitasnya  Apakah kalim itu membutuhkan keahlian/penelitian untuk menentukan  Apakah kalim itu secara luas dikenal atau diyakini  Seberapa baiknya klaim itu cocok dengan keyakinan kita lainnya  Apakah klaim itu dari sumber yang dapat dipercaya