SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
PEPTIC ULCEAR DISEASE (PUD)
KELOMPOK O-1
Anggota :
1. Tri Setyo Ningsih (K100160176)
2. Andika Permana (K100160179)
3. Ashari Wahyu B.A (K100160188)
1
DEFINISI
Tukak peptik (peptic ulcer disease) adalah lesi pada
lambung atau duodenum yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara faktor agresif (sekresi asam lambung, pepsin, dan infeksi
bakteri Helicobacter pylori) dengan faktor defensif/ faktor pelindung
mukosa (produksi prostagladin, gastric mucus, bikarbonat, dan
aliran darah mukosa).
(Dipiro 6th Ed, 2005 : 668)
2
PUD berdasarkan etiologinya dapat dikelompokkan menjadi :
1. Helicobacter pylori,
2. NSAID,
3. Stress-related mucosal damage.
H. pylori dan NSAID merupakan faktor risiko terbesar terjadinya PUD, selain
itu ada salah satu kejadian PUD yang disebabkan karena ZES dengan
hipersekresi asam lambung, merokok, dan diet.
(Dipiro 10th Ed, 2017 : 1494)
ETIOLOGI 3
P
A
T
O
L
O
G
I
Patofisiologi PUD ditentukan oleh keseimbangan antara
agresif dan faktor pelindung. Asam lambung diproduksi oleh sel
parietal lambung yang mengandung reseptor untuk histamine,
gastrin, dan asetilkolin. Asam merupakan faktor independent yang
berkontribusi terhadap gangguan integritas mukosa. Peningkatan
produksi asam terjadi pasien dengan ulkus duodenum, dimana hal
tersebut mungkin kaitannya dengan konsekuensi akibat infeksi H.
pylori. Sebaliknya, pasien dengan tukak lambung biasanya
memproduksi asam yang cenderung normal atau bahkan
menurunkan laju ekskresi asam (hipoklorhidria).
4
KASUS
Ny. KR (42 tahun, 155 cm, 60 kg) minggu sore datang ke RS karena
mengeluh nyeri perut seperti terbakar seminggu terakhir, kemarin dia muntah
dan muntahanya agak hitam, tinjanya juga berwarna kehitam-hitaman.
Beberapa hari ini kalau malam sering terbangun karena merasa sakit perut.
Nyeri perut juga lebih terasa jika makan. Dia juga mengeluh sering
bersendawa, merasa letih dan lesu karena beberapa kali muntah setelah
makan. Sebelumnya tidak ada riwayat PUD atau perdarahan pada GI. Ia
mengatakan beberapa minggu ini sangat stress karena pekerjaannya yang
sangat banyak. Dia juga mengeluh akhir-akhir ini berat badanya berkurang.
Riwayat penyakit: -
Riwayat pengobatan, masih dipakai:
Asam mefenamat 500mg 3-4x sehari
5
Pemeriksaan tanda vital :
BP 120/82, HR 100x/menit, RR 18x/menit, T 37,8o
C
Pemeriksaan Laboratorium :
Na : 144 mEq/L Hgb : 9.2 g/dL Ca : 9.2 mg/dL
K : 3.9 mEq/L Hct : 26.2% Mg : 2.0 mEq/L
Cl : 98 mEq/L Plt : 230 × 103/mm3 WBC : 8.4 × 103/mm3
Phos : 4.0 mg/dL CO2 : 30 mEq/L FBG : 154 mg/dL
Albumin : 3.9 g/dL BUN : 10 mg/dL Fe : 49 mcg/dL
SCr : 1.1 mg/dL Retic : 0.3%
GDP : 120 mg/dL, GD2PP : 180 mg/dL
6
Kemudian dokter menyarankan untuk dilakukan
endoskopi. Hasil endoskopi terlihat adanya ulcer
dan tes terhadap H. Pylori hasilnya negatif
Diagnosa: PUD
Dokter kemudian meresepkan:
Omeprazole 20 mg twice daily,
Clarithromycin 500 mg twice daily,
Amoxicillin 1 g twice daily,
7
IDENTITAS
PASIEN
Nama Pasien : Ny. KR
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang : -
Umur : 42 tahun
BB/TB : 60 kg/ 155 cm
Tanggal MRS : -
Diagnosa : PUD
Alergi : -
8
Keluhan utama :
- Perut terasa sakit seperti terasa terbakar
- Sering bersendawa
- Mual muntah
- Perut terasa lebih sakit jika selesai makan
- Sering terbangun di malam hari sekitar jam karena merasakan sakit pada
perutnya
- Tinjanya bewarna hitam
- Berat badan berkurang
- Stress
- Letih dan lesu
SUBYEKTIF 9
S
U
B
Y
E
K
T
I
F
Riwayat penyakit sekarang :
- Peptic ulcer disease (PUD)
- Perut terasa sakit seperti terasa terbakar
- Mual muntah
- Perut terasa lebih sakit jika selesai makan
- Sering terbangun di malam hari sekitar jam karena merasakan
sakit pada perutnya
- Tinjanya bewarna hitam
- Berat badan berkurang
- Stress
- Letih dan lesu
10
Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)
 Tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)
 Tidak ada.
Riwayat Sosial (Social History)
 Stres karena pekerjaan yang sangat banyak
SUBYEKTIF
11
O
B
Y
E
K
T
I
F
TD 120/82 mmHg
Suhu 37,8 0 C
Nadi 100 X/ menit
RR 18 X/ menit
12
Asam Mefenamat
- Indikasi : sebagai anti nyeri ringan sampai
sedang termasuk dismenore primer (DIH 17th Ed,
2009: 4453).
- Rute : Peroral
- Dosis : 500 mg
- Frekuensi : 3-4 x sehari
- Lama Penggunaan : Masih digunakan sampai sekarang
- Efek/Kesulitan : Tidak ada
RIWAYAT PENGOBATAN
13
KONDISI KLINIS
Kondisi Klinis
Nyeri perut seperti terbakar 
Muntah agak kehitaman 
Sering bersendawa 
Letih dan lesu 
Berat badan turun 
14
DATA LABORATORIUM
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal Pemeriksaan
Hemoglobin (Hb)
g/dL
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L)
9,2 (↓)
Hematokrit
%
40 – 50 (P)
45 – 55 (L)
26,2 (↓)
Hitung Jenis
Retikulosist % 0,5-2 0,3 (↓)
Leukosit
(Sel Darah Putih)
103/µL 5,0 – 10,0
8,4 (N)
Trombosit 103/µL 150 – 400 230 (N)
Fibrinogen mg/dl 200-450 154 (N)
HEMATOLOGI
15
FUNGSI HATI
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal Pemeriksaan
Albumin g/L 37 – 52 3,9 (N)
ELEKTROLIT
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal
Pemeriksaan
Sr Kreatinin mg/dL 0,8 - 1,2 1,1 (N)
Natrium mmol/L 134 – 145 144 (N)
Klorid mmol/L 94 – 111 98 (N)
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 3,9 (N)
BUN mg/dL 8 - 25 10 (N)
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 9,2 (N)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3 2,0 (N) 16
ANALIS GAS DARAH
LAIN-LAIN
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal
Pemeriksaan
CO2 mEq/L 22-32 30 (N)
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal
Pemeriksaan
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL <126 120 (N)
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 180 (N)
Phos mg/dL 4,0
Fe mcg/dL 49
17
TERAPI PASIEN
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
Tanggal
Omeprazole Peroral 20 mg 2 x sehari 
Clarithromycin Peroral 500
mg
2 x sehari 
Amoxicillin Peroral 1 g 2 x sehari 
18
M
E
K
A
N
I
S
M
E
Obat sebelumnya :
Asam Mefenamat
Mekanisme aksi : menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan 2
(COX-1 dan 2), yang berakibat pada penurunan pembentukan
prekursor prostaglandin; memiliki sifat antipiretik, analgesik, dan
antiinflamasi.
(DIH 17thEd, 2009, hal : 4456)
19
M
E
K
A
N
I
S
M
E
Obat sekarang
1. Omeprazole
Inhibitor pompa Action Proton; menekan lambung basal dan sekresi asam terstimulasi
dengan menghambat sel parietal H+/ K+ pompa ATP.
2. Clarithromycin
Menerapkan aksi antibakteri dengan mengikat sub unit ribosom 50S yang menghasilkan
penghambatan sintesis protein. Metabolit 14-OH klaritromisin dua kali lebih aktif dari
senyawa induk terhadap organisme tertentu.
3. Amoxicillin
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih protein
pengikat penisilin (PBP) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi
akhir sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri, sehingga menghambat
biosintesis dinding sel. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas enzim autolitik
dinding sel yang sedang berlangsung (autolysins dan murein hidrolase)
sementara perakitan dinding sel ditangkap.
(DIH 17th Ed, 2009)
20
M
E
K
A
N
I
S
M
E
Obat direkomendasikan :
Paracetamol
Mekanisme aksi : Menghambat sintesis prostaglandin di sistem
syaraf pusat dan menghalangi perifer menimbulkan impuls nyeri,
menghasilkan antipiretik dari penghambatan hipotalamus sebagai
pusat pengatur panas.
(DIH 17thEd, 2009, hal : 139)
21
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Problem medik : PUD
Subyektif :
- Nyeri perut
- Muntah agak hitam
- Merasa letih dan lesu
- Berat badan berkurang
Obyektif : Negatif H. pylori.
TERAPI :
 Omeprazole 20 mg 2 x sehari
 Clarithromycin 500 mg 2x sehari
 Amoxicilin 1 g 2x sehari
22
ANALISIS
Tepat Indikasi :
Omeprazole
Pada kasus PUD, algoritma pengobatan untuk pasien yang menunjukan adanya gejala PUD dan ketika di
endoskopi, hasil endoskopinya terihat adanya ulcer dan hasil test H. pylori negatif dapat diterapi dengan obat
golongan PPI (Dipiro, 2012: 253).
Clarithromycin
Clarithromycin diindikasikan untuk pengobatan PUD sebagai pengeradikasi Helicobacter pylori (DiPiro 10th Ed,
2017 hal : 1507)
Amoxicillin
Amoxicillin diindikasikan untuk pengobatan PUD sebagai pengeradikasi Helicobacter pylori (DiPiro 10th Ed, 2017
hal : 1507)
Pada kasus Ny. KR, pasien didiagnosa menderita PUD. Obat yang diresepkan oleh dokter yaitu omeprazole
(golongan PPI), clarithromycin dan amoxicilin . untuk omeraprozole sudah tepat indikasi sedangkan
clarithromycin dan amoxicilin tidak tepat indikasi karena Ny. KR negatif H. pylori.
23
Tepat obat :
Omeprazole
Menurut guideline pengobatan PUD aktif ulcer dengan H.pylori negatif terapi utama (first line) yang
digunakan untuk pengobatan yaitu golongan PPI, chlaritromycin dan amoxicilin atau metronidazole (Dipiro,
2012: 252).
Clarithromycin
Clarithromycin merupakan regimen obat yang dikombinasikan dengan omeprazole dan amoxicillin untuk
pasien PUD dengan positif H. pylori sebagai obat lini pertamanya, sedangkan Ny. KR negatif H. pylori (DiPiro
10th Ed, 2017 hal: 1507).
Amoxicillin
Amoxicillin merupakan regimen obat yang dikombinasikan dengan omeprazole dan clarithromycin untuk
pasien PUD dengan positif H. pylori sebagai obat lini pertamanya, sedangkan Ny. KR negatif H. pylori (DiPiro
10th Ed, 2017 hal: 1507).
Pada kasus Ny. KR, pasien didiagnosa menderita PUD. Obat yang diresepkan oleh dokter yaitu omeprazole
(golongan PPI), clarithromycin dan amoxicilin . untuk omeraprozole sudah tepat obat sedangkan
clarithromycin dan amoxicilin tidak tepat obat karena Ny. KR negatif H. pylori.
ANALISIS
24
ANALISIS
Tepat pasien :
Omeprazole
Ny. KR didiagnosa menderita PUD. Penggunaaan Omeprazole, merupakan pilihan obat yang tepat
sesuai dengan pasiennya. Karena tidak ada kontraindikasi dengan pasien Ny. KR.
Clarithromycin
Ny. KR didiagnosa menderita PUD. Penggunaaan Clarithromycin tidak sesuai dengan pasiennya.
Karena Ny. KR negatif H. pylori.
Amoxicillin
Ny. KR didiagnosa menderita PUD. Penggunaaan Amoxicillin, tidak sesuai dengan pasiennya. Karena
Ny. KR negatif H. pylori.
25
ANALISIS
Tepat dosis :
Untuk terapi PUD rekomendasi dosis untuk pengobatan yaitu omeprazole 20 mg 2 kali sehari,
amoxicilin 1 g 2 kali sehari dan clarythromycin 500 mg 2 kali sehari (IONI, 2008). Dalam pengobatan
Ny. KR dosis omeprazole yang digunakan 20 mg 2 kali sehari hal ini sesuai dengan dosis yang
direkomendasikan. Dosis amoxicilin yang digunakan Ny. KR yaitu 1 g 2 kali sehari sesuai dengan
dosis yang direkomendasikan. Untuk Clarithromycin dosis yang biasa digunakan yaitu 250-500 mg 2-4
kali sehari (DIH edisi 17). Dilihat dari segi dosis, penggunaan Clarithromycin pada Ny. KR dengan
dosis 500 mg 2 kali sehari sudah tepat dosis.
26
DRPs : Clarithromycin dan Amoxicillin TIDAK TEPAT
INDIKASI, OBAT, DAN PASIEN.
REKOMENDASI :
Terapi tetap dilanjutkan untuk Omeprazole,
sedangkan untuk Clarithromycin dan
Amoxicillim tidak dilanjutkan.
MONITORING :
Efektefitas obat: nyeri perut berkurang.
ESO: sakit kepala, pusing, ruam, dan diare
(DIH 17th, 2009).
27
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Problem medik : Nyeri perut
Subyektif : Nyeri perut
Obyektif : -.
TERAPI :
 Asam Mefenamat 500 mg 3-4x sehari
28
ANALISIS
Tepat Indikasi :
Ny. KR merasakan nyeri perut sehingga
digunakan asam mefenamat sebagai
anti nyeri. Berdasarkan DiPiro 10th
Edition (2017), disebutkan bahwa nyeri
akut dapat diobati dengan golongan
obat NSAID (asam mefenamat
termasuk golongan NSAID).
Tepat Obat :
Ny. KR menunjukkan gejala menderita
PUD yang diakibatkan oleh stress yang
dialaminya. Berdasarkan DiPiro 10th
Edition (2017), dijelaskan bahwa
penggunaan obat golongan NSAID
dapat menginduksi atau memperburuk
PUD.
29
Tepat Pasien :
Asam mefenamat tidak tepat digunakan
oleh Ny. KR karena dikontraindikasikan
bagi penderita inflamasi kronik pada
saluran gastrointestinal (mengakami
PUD) (DIH 17th Edition, 2009).
Tepat Dosis :
Menurut DIH 17th Edition (2009), dosis
asam mefenamat untuk orang dewasa
yaitu 500 mg 3-4x sehari. Pada kasus,
Ny KR menggunakan asam mefenamat
500 mg 3-4x sehari sehingga
penggunaan dosis sudah tepat.
ANALISIS
30
DRPs : Tidak tepat pasien karena asam mefenamat
dikontraindikasikan bagi penderita PUD (DIH 17th
Edition, 2009).
Tidak tepat obat karena golongan NSAID (asam
mefenamat) dapat menginduksi atau
memperburuk PUD (DiPiro 10th Edition,
2017).
REKOMENDASI :
Penggunaan Asam mefenamat dihentikan,
dan diganti dengan Parasetamol 3-4x sehari
dengan dosis 500 mg.
MONITORING :
Ruam.
31
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
Korelasi obat dg masalah medis
(Correlation between drug therapy &
medical problem)
Adakah obat tanpa indikasi medis?

Tidak terdapat bakteri H. pylori yang dapat
dieradikasi oleh Clarithromycin dan
Amoxicillin pada PUD akibat penggunaan
AINS.
Adakah masalah medis yang tidak diobati 
Ketepatan Pengobatan (Appropriate
Therapy)
Apakah obat yang digunakan efektif/ mencapai
hasil yang diinginkan (therapeutic outcome)?
 Belum dilakukan terapi
Apakah obat yang digunakan dikontraindikasikan
untuk pasien?
 Clarithromycin dan
Amoxicillin tidak diberikan pada pasien PUD
akibat penggunaan AINS (asam mefenamat).
Apakah obat yang digunakan merupakan drug of
choice?
 Omeprazole merupakan drug of choice untuk
terapi PUD akibat AINS
Apakah terapi non-obat diperlukan?  Diperlukan pengurangan rasa stress
32
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk pasien? 
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? 
Apakah lama pemberian obat sudah tepat? 
Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi?

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang disebabkan oleh
obat?

Penggunaan asam mefenamat
memperburuk PUD
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak klinis? 
Adakah interaksi obat- makanan yg berdampak klinis? 
Adakah interaksi obat- pemeriksaan laboratorium yang
berdampak klinis?

Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap obat ? 
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien terhadap
penggunaan obat?

Apakah pasien mengalami hambatan/ kesulitan dalam
penggunaan obat?

33
KESIMPULAN
REKOMENDASI
- Obat NSAID diganti dengan PPI.
- Obat Omeprazole dilanjutkan
terapinya dengan dosis 20 mg
frekuensi pemberian 2 x sehari,
clarythromycin dan amoxicilin
dihentikan pemakaiannya.
- Asam mefenamat diganti dengan
Paracetamol dengan dosis 500 mg
3-4x sehari
34
KONSELING
- Mengelola stres.
- Hindari makan makanan yang pedas dan minuman yang mengandung
kafein agar tidak memperparah PUD.
- Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air
- Minum dari sumber yang sehat
- Mengelola makanan dan mencuci makanan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists
Association.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Informatorium Obat
Nasional Indonesia (IONI), Jakarta, BPOM RI.
BNF, 2007, British National Formulary 54th Edition, London, BMJ Publishing Group.
Dipiro, et al., 2005, Pharmacoterapy a Phatophysiologic Approach 6th Edition, Mc Graw
Hill, New York.
Dipiro, et al., 2017, Pharmacoterapy a Phatophysiologic Approach 10th Edition, Mc
Graw Hill, New York.
36
THANKS FOR YOUR ATTENTION!
ANY QUESTION(s)?
37

More Related Content

What's hot

Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisMelviana94
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiSurya Amal
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikTaofik Rusdiana
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IOppy Utriyani
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMulky Smaikers
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 

What's hot (20)

SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 

Similar to PUD

Similar to PUD (20)

Panso materi
Panso materiPanso materi
Panso materi
 
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAHPENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
 
Manajemen Perioperatif Pada Efusi Pleura
Manajemen Perioperatif Pada Efusi PleuraManajemen Perioperatif Pada Efusi Pleura
Manajemen Perioperatif Pada Efusi Pleura
 
Ab ppra
Ab ppraAb ppra
Ab ppra
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
APS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptxAPS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptx
 
Diagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arvDiagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arv
 
Kehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICU
Kehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICUKehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICU
Kehamilan Pada Hipertensi Pulmoner di ICU
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 
GEA.pptx
GEA.pptxGEA.pptx
GEA.pptx
 
335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Laparotomi
LaparotomiLaparotomi
Laparotomi
 
Diabetes&hiperbarik
Diabetes&hiperbarikDiabetes&hiperbarik
Diabetes&hiperbarik
 
Studi Kasus Farmakoterapi Infeksi Pneumonia
Studi Kasus Farmakoterapi Infeksi PneumoniaStudi Kasus Farmakoterapi Infeksi Pneumonia
Studi Kasus Farmakoterapi Infeksi Pneumonia
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
 
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptxFarmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
 

More from Tri Setyo Ningsih

ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELTri Setyo Ningsih
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASTri Setyo Ningsih
 

More from Tri Setyo Ningsih (7)

ASMA
ASMAASMA
ASMA
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNALREVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
 
TRANSFORMASI PLASMID
TRANSFORMASI PLASMIDTRANSFORMASI PLASMID
TRANSFORMASI PLASMID
 
PENETAPAN ALT
PENETAPAN ALTPENETAPAN ALT
PENETAPAN ALT
 

Recently uploaded

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

PUD

  • 1. PEPTIC ULCEAR DISEASE (PUD) KELOMPOK O-1 Anggota : 1. Tri Setyo Ningsih (K100160176) 2. Andika Permana (K100160179) 3. Ashari Wahyu B.A (K100160188) 1
  • 2. DEFINISI Tukak peptik (peptic ulcer disease) adalah lesi pada lambung atau duodenum yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif (sekresi asam lambung, pepsin, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori) dengan faktor defensif/ faktor pelindung mukosa (produksi prostagladin, gastric mucus, bikarbonat, dan aliran darah mukosa). (Dipiro 6th Ed, 2005 : 668) 2
  • 3. PUD berdasarkan etiologinya dapat dikelompokkan menjadi : 1. Helicobacter pylori, 2. NSAID, 3. Stress-related mucosal damage. H. pylori dan NSAID merupakan faktor risiko terbesar terjadinya PUD, selain itu ada salah satu kejadian PUD yang disebabkan karena ZES dengan hipersekresi asam lambung, merokok, dan diet. (Dipiro 10th Ed, 2017 : 1494) ETIOLOGI 3
  • 4. P A T O L O G I Patofisiologi PUD ditentukan oleh keseimbangan antara agresif dan faktor pelindung. Asam lambung diproduksi oleh sel parietal lambung yang mengandung reseptor untuk histamine, gastrin, dan asetilkolin. Asam merupakan faktor independent yang berkontribusi terhadap gangguan integritas mukosa. Peningkatan produksi asam terjadi pasien dengan ulkus duodenum, dimana hal tersebut mungkin kaitannya dengan konsekuensi akibat infeksi H. pylori. Sebaliknya, pasien dengan tukak lambung biasanya memproduksi asam yang cenderung normal atau bahkan menurunkan laju ekskresi asam (hipoklorhidria). 4
  • 5. KASUS Ny. KR (42 tahun, 155 cm, 60 kg) minggu sore datang ke RS karena mengeluh nyeri perut seperti terbakar seminggu terakhir, kemarin dia muntah dan muntahanya agak hitam, tinjanya juga berwarna kehitam-hitaman. Beberapa hari ini kalau malam sering terbangun karena merasa sakit perut. Nyeri perut juga lebih terasa jika makan. Dia juga mengeluh sering bersendawa, merasa letih dan lesu karena beberapa kali muntah setelah makan. Sebelumnya tidak ada riwayat PUD atau perdarahan pada GI. Ia mengatakan beberapa minggu ini sangat stress karena pekerjaannya yang sangat banyak. Dia juga mengeluh akhir-akhir ini berat badanya berkurang. Riwayat penyakit: - Riwayat pengobatan, masih dipakai: Asam mefenamat 500mg 3-4x sehari 5
  • 6. Pemeriksaan tanda vital : BP 120/82, HR 100x/menit, RR 18x/menit, T 37,8o C Pemeriksaan Laboratorium : Na : 144 mEq/L Hgb : 9.2 g/dL Ca : 9.2 mg/dL K : 3.9 mEq/L Hct : 26.2% Mg : 2.0 mEq/L Cl : 98 mEq/L Plt : 230 × 103/mm3 WBC : 8.4 × 103/mm3 Phos : 4.0 mg/dL CO2 : 30 mEq/L FBG : 154 mg/dL Albumin : 3.9 g/dL BUN : 10 mg/dL Fe : 49 mcg/dL SCr : 1.1 mg/dL Retic : 0.3% GDP : 120 mg/dL, GD2PP : 180 mg/dL 6
  • 7. Kemudian dokter menyarankan untuk dilakukan endoskopi. Hasil endoskopi terlihat adanya ulcer dan tes terhadap H. Pylori hasilnya negatif Diagnosa: PUD Dokter kemudian meresepkan: Omeprazole 20 mg twice daily, Clarithromycin 500 mg twice daily, Amoxicillin 1 g twice daily, 7
  • 8. IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Ny. KR Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : - Umur : 42 tahun BB/TB : 60 kg/ 155 cm Tanggal MRS : - Diagnosa : PUD Alergi : - 8
  • 9. Keluhan utama : - Perut terasa sakit seperti terasa terbakar - Sering bersendawa - Mual muntah - Perut terasa lebih sakit jika selesai makan - Sering terbangun di malam hari sekitar jam karena merasakan sakit pada perutnya - Tinjanya bewarna hitam - Berat badan berkurang - Stress - Letih dan lesu SUBYEKTIF 9
  • 10. S U B Y E K T I F Riwayat penyakit sekarang : - Peptic ulcer disease (PUD) - Perut terasa sakit seperti terasa terbakar - Mual muntah - Perut terasa lebih sakit jika selesai makan - Sering terbangun di malam hari sekitar jam karena merasakan sakit pada perutnya - Tinjanya bewarna hitam - Berat badan berkurang - Stress - Letih dan lesu 10
  • 11. Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)  Tidak ada. Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)  Tidak ada. Riwayat Sosial (Social History)  Stres karena pekerjaan yang sangat banyak SUBYEKTIF 11
  • 12. O B Y E K T I F TD 120/82 mmHg Suhu 37,8 0 C Nadi 100 X/ menit RR 18 X/ menit 12
  • 13. Asam Mefenamat - Indikasi : sebagai anti nyeri ringan sampai sedang termasuk dismenore primer (DIH 17th Ed, 2009: 4453). - Rute : Peroral - Dosis : 500 mg - Frekuensi : 3-4 x sehari - Lama Penggunaan : Masih digunakan sampai sekarang - Efek/Kesulitan : Tidak ada RIWAYAT PENGOBATAN 13
  • 14. KONDISI KLINIS Kondisi Klinis Nyeri perut seperti terbakar  Muntah agak kehitaman  Sering bersendawa  Letih dan lesu  Berat badan turun  14
  • 15. DATA LABORATORIUM Parameter Satuan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) g/dL 12,0 – 14,0 (P) 13,0 – 16,0 (L) 9,2 (↓) Hematokrit % 40 – 50 (P) 45 – 55 (L) 26,2 (↓) Hitung Jenis Retikulosist % 0,5-2 0,3 (↓) Leukosit (Sel Darah Putih) 103/µL 5,0 – 10,0 8,4 (N) Trombosit 103/µL 150 – 400 230 (N) Fibrinogen mg/dl 200-450 154 (N) HEMATOLOGI 15
  • 16. FUNGSI HATI Parameter Satuan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan Albumin g/L 37 – 52 3,9 (N) ELEKTROLIT Parameter Satuan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan Sr Kreatinin mg/dL 0,8 - 1,2 1,1 (N) Natrium mmol/L 134 – 145 144 (N) Klorid mmol/L 94 – 111 98 (N) Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 3,9 (N) BUN mg/dL 8 - 25 10 (N) Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 9,2 (N) Mg2+ mg/dl 1,7-2,3 2,0 (N) 16
  • 17. ANALIS GAS DARAH LAIN-LAIN Parameter Satuan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan CO2 mEq/L 22-32 30 (N) Parameter Satuan Nilai Rujukan Tanggal Pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL <126 120 (N) Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 180 (N) Phos mg/dL 4,0 Fe mcg/dL 49 17
  • 18. TERAPI PASIEN Nama Obat Rute Dosis Frekuensi Tanggal Omeprazole Peroral 20 mg 2 x sehari  Clarithromycin Peroral 500 mg 2 x sehari  Amoxicillin Peroral 1 g 2 x sehari  18
  • 19. M E K A N I S M E Obat sebelumnya : Asam Mefenamat Mekanisme aksi : menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), yang berakibat pada penurunan pembentukan prekursor prostaglandin; memiliki sifat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. (DIH 17thEd, 2009, hal : 4456) 19
  • 20. M E K A N I S M E Obat sekarang 1. Omeprazole Inhibitor pompa Action Proton; menekan lambung basal dan sekresi asam terstimulasi dengan menghambat sel parietal H+/ K+ pompa ATP. 2. Clarithromycin Menerapkan aksi antibakteri dengan mengikat sub unit ribosom 50S yang menghasilkan penghambatan sintesis protein. Metabolit 14-OH klaritromisin dua kali lebih aktif dari senyawa induk terhadap organisme tertentu. 3. Amoxicillin Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih protein pengikat penisilin (PBP) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas enzim autolitik dinding sel yang sedang berlangsung (autolysins dan murein hidrolase) sementara perakitan dinding sel ditangkap. (DIH 17th Ed, 2009) 20
  • 21. M E K A N I S M E Obat direkomendasikan : Paracetamol Mekanisme aksi : Menghambat sintesis prostaglandin di sistem syaraf pusat dan menghalangi perifer menimbulkan impuls nyeri, menghasilkan antipiretik dari penghambatan hipotalamus sebagai pusat pengatur panas. (DIH 17thEd, 2009, hal : 139) 21
  • 22. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Problem medik : PUD Subyektif : - Nyeri perut - Muntah agak hitam - Merasa letih dan lesu - Berat badan berkurang Obyektif : Negatif H. pylori. TERAPI :  Omeprazole 20 mg 2 x sehari  Clarithromycin 500 mg 2x sehari  Amoxicilin 1 g 2x sehari 22
  • 23. ANALISIS Tepat Indikasi : Omeprazole Pada kasus PUD, algoritma pengobatan untuk pasien yang menunjukan adanya gejala PUD dan ketika di endoskopi, hasil endoskopinya terihat adanya ulcer dan hasil test H. pylori negatif dapat diterapi dengan obat golongan PPI (Dipiro, 2012: 253). Clarithromycin Clarithromycin diindikasikan untuk pengobatan PUD sebagai pengeradikasi Helicobacter pylori (DiPiro 10th Ed, 2017 hal : 1507) Amoxicillin Amoxicillin diindikasikan untuk pengobatan PUD sebagai pengeradikasi Helicobacter pylori (DiPiro 10th Ed, 2017 hal : 1507) Pada kasus Ny. KR, pasien didiagnosa menderita PUD. Obat yang diresepkan oleh dokter yaitu omeprazole (golongan PPI), clarithromycin dan amoxicilin . untuk omeraprozole sudah tepat indikasi sedangkan clarithromycin dan amoxicilin tidak tepat indikasi karena Ny. KR negatif H. pylori. 23
  • 24. Tepat obat : Omeprazole Menurut guideline pengobatan PUD aktif ulcer dengan H.pylori negatif terapi utama (first line) yang digunakan untuk pengobatan yaitu golongan PPI, chlaritromycin dan amoxicilin atau metronidazole (Dipiro, 2012: 252). Clarithromycin Clarithromycin merupakan regimen obat yang dikombinasikan dengan omeprazole dan amoxicillin untuk pasien PUD dengan positif H. pylori sebagai obat lini pertamanya, sedangkan Ny. KR negatif H. pylori (DiPiro 10th Ed, 2017 hal: 1507). Amoxicillin Amoxicillin merupakan regimen obat yang dikombinasikan dengan omeprazole dan clarithromycin untuk pasien PUD dengan positif H. pylori sebagai obat lini pertamanya, sedangkan Ny. KR negatif H. pylori (DiPiro 10th Ed, 2017 hal: 1507). Pada kasus Ny. KR, pasien didiagnosa menderita PUD. Obat yang diresepkan oleh dokter yaitu omeprazole (golongan PPI), clarithromycin dan amoxicilin . untuk omeraprozole sudah tepat obat sedangkan clarithromycin dan amoxicilin tidak tepat obat karena Ny. KR negatif H. pylori. ANALISIS 24
  • 25. ANALISIS Tepat pasien : Omeprazole Ny. KR didiagnosa menderita PUD. Penggunaaan Omeprazole, merupakan pilihan obat yang tepat sesuai dengan pasiennya. Karena tidak ada kontraindikasi dengan pasien Ny. KR. Clarithromycin Ny. KR didiagnosa menderita PUD. Penggunaaan Clarithromycin tidak sesuai dengan pasiennya. Karena Ny. KR negatif H. pylori. Amoxicillin Ny. KR didiagnosa menderita PUD. Penggunaaan Amoxicillin, tidak sesuai dengan pasiennya. Karena Ny. KR negatif H. pylori. 25
  • 26. ANALISIS Tepat dosis : Untuk terapi PUD rekomendasi dosis untuk pengobatan yaitu omeprazole 20 mg 2 kali sehari, amoxicilin 1 g 2 kali sehari dan clarythromycin 500 mg 2 kali sehari (IONI, 2008). Dalam pengobatan Ny. KR dosis omeprazole yang digunakan 20 mg 2 kali sehari hal ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Dosis amoxicilin yang digunakan Ny. KR yaitu 1 g 2 kali sehari sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Untuk Clarithromycin dosis yang biasa digunakan yaitu 250-500 mg 2-4 kali sehari (DIH edisi 17). Dilihat dari segi dosis, penggunaan Clarithromycin pada Ny. KR dengan dosis 500 mg 2 kali sehari sudah tepat dosis. 26
  • 27. DRPs : Clarithromycin dan Amoxicillin TIDAK TEPAT INDIKASI, OBAT, DAN PASIEN. REKOMENDASI : Terapi tetap dilanjutkan untuk Omeprazole, sedangkan untuk Clarithromycin dan Amoxicillim tidak dilanjutkan. MONITORING : Efektefitas obat: nyeri perut berkurang. ESO: sakit kepala, pusing, ruam, dan diare (DIH 17th, 2009). 27
  • 28. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Problem medik : Nyeri perut Subyektif : Nyeri perut Obyektif : -. TERAPI :  Asam Mefenamat 500 mg 3-4x sehari 28
  • 29. ANALISIS Tepat Indikasi : Ny. KR merasakan nyeri perut sehingga digunakan asam mefenamat sebagai anti nyeri. Berdasarkan DiPiro 10th Edition (2017), disebutkan bahwa nyeri akut dapat diobati dengan golongan obat NSAID (asam mefenamat termasuk golongan NSAID). Tepat Obat : Ny. KR menunjukkan gejala menderita PUD yang diakibatkan oleh stress yang dialaminya. Berdasarkan DiPiro 10th Edition (2017), dijelaskan bahwa penggunaan obat golongan NSAID dapat menginduksi atau memperburuk PUD. 29
  • 30. Tepat Pasien : Asam mefenamat tidak tepat digunakan oleh Ny. KR karena dikontraindikasikan bagi penderita inflamasi kronik pada saluran gastrointestinal (mengakami PUD) (DIH 17th Edition, 2009). Tepat Dosis : Menurut DIH 17th Edition (2009), dosis asam mefenamat untuk orang dewasa yaitu 500 mg 3-4x sehari. Pada kasus, Ny KR menggunakan asam mefenamat 500 mg 3-4x sehari sehingga penggunaan dosis sudah tepat. ANALISIS 30
  • 31. DRPs : Tidak tepat pasien karena asam mefenamat dikontraindikasikan bagi penderita PUD (DIH 17th Edition, 2009). Tidak tepat obat karena golongan NSAID (asam mefenamat) dapat menginduksi atau memperburuk PUD (DiPiro 10th Edition, 2017). REKOMENDASI : Penggunaan Asam mefenamat dihentikan, dan diganti dengan Parasetamol 3-4x sehari dengan dosis 500 mg. MONITORING : Ruam. 31
  • 32. DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PERTANYAAN YES NO KOMENTAR Korelasi obat dg masalah medis (Correlation between drug therapy & medical problem) Adakah obat tanpa indikasi medis?  Tidak terdapat bakteri H. pylori yang dapat dieradikasi oleh Clarithromycin dan Amoxicillin pada PUD akibat penggunaan AINS. Adakah masalah medis yang tidak diobati  Ketepatan Pengobatan (Appropriate Therapy) Apakah obat yang digunakan efektif/ mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic outcome)?  Belum dilakukan terapi Apakah obat yang digunakan dikontraindikasikan untuk pasien?  Clarithromycin dan Amoxicillin tidak diberikan pada pasien PUD akibat penggunaan AINS (asam mefenamat). Apakah obat yang digunakan merupakan drug of choice?  Omeprazole merupakan drug of choice untuk terapi PUD akibat AINS Apakah terapi non-obat diperlukan?  Diperlukan pengurangan rasa stress 32
  • 33. Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk pasien?  Apakah frekuensi pemberian sudah tepat?  Apakah lama pemberian obat sudah tepat?  Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi?  Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang disebabkan oleh obat?  Penggunaan asam mefenamat memperburuk PUD Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak klinis?  Adakah interaksi obat- makanan yg berdampak klinis?  Adakah interaksi obat- pemeriksaan laboratorium yang berdampak klinis?  Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap obat ?  Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien terhadap penggunaan obat?  Apakah pasien mengalami hambatan/ kesulitan dalam penggunaan obat?  33
  • 34. KESIMPULAN REKOMENDASI - Obat NSAID diganti dengan PPI. - Obat Omeprazole dilanjutkan terapinya dengan dosis 20 mg frekuensi pemberian 2 x sehari, clarythromycin dan amoxicilin dihentikan pemakaiannya. - Asam mefenamat diganti dengan Paracetamol dengan dosis 500 mg 3-4x sehari 34
  • 35. KONSELING - Mengelola stres. - Hindari makan makanan yang pedas dan minuman yang mengandung kafein agar tidak memperparah PUD. - Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air - Minum dari sumber yang sehat - Mengelola makanan dan mencuci makanan. 35
  • 36. DAFTAR PUSTAKA Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists Association. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Jakarta, BPOM RI. BNF, 2007, British National Formulary 54th Edition, London, BMJ Publishing Group. Dipiro, et al., 2005, Pharmacoterapy a Phatophysiologic Approach 6th Edition, Mc Graw Hill, New York. Dipiro, et al., 2017, Pharmacoterapy a Phatophysiologic Approach 10th Edition, Mc Graw Hill, New York. 36
  • 37. THANKS FOR YOUR ATTENTION! ANY QUESTION(s)? 37