SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PEDOMAN FARMAKOTERAPI
DALAM NEUROLOGI
BAGIAN SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UMY
M. Ardiansyah AN
Dasar Pemilihan Obat :
Syarat-syarat untuk pemilihan obat yang rasional :
• Diagnosis yang tepat
• Pengetahuan dasar patofisiologi penyakit
• Pengetahuan farmakologi dasar, biokimiawi obat &
dan metabolitnya, kinetika senyawa pada orang normal
dan sakit
- Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu dalam
praktek
- Tindakan yang beralasan dalam menghubungkan
patofisiologi dan farmakologi sehingga didapat hasil
pengobatan yang dikehendaki
- Rencana untuk melakukan evaluasi dan pengukuran
spesifik
Akibat kesenjangan antara pengetahuan
farmakologi dan farmakologi klinik :
(-) Perhatian efek toksik obat; efek morbiditas &mortalitas
(-) Pengetahuan adanya reaksi &interaksi obat
(-) Perhatian akan perlunya evaluasi pemakaian obat
(-) Tidak adanya pendidikan farmakoterapi lanjutan yang
efektif
(-) Tidak adanya organisasi atau institusi sebagai
sumber informasi obat yang dapat dimanfaatkan dengan
baik
(-)Adanya ketergantungan pada informasi dari industri
farmasi
(-) kemampuan dalam kajian kritis efektivitas obat
(-) mampu melakukan improvisasi dalam pemilihan
pemakaian obat dalam klinik
PENGEMBANGAN OBAT
Ada empat tahapan dama uji klinik :
Tahap I : Farmakologi klinik dan toksisitas
Tahap II: Penelitian klinis untuk efek
pengobatan
Tahap III: Evaluasi lengkap pengobatan
Tahap IV : Survei pasca pemasaran
Interaksi Obat
Interaksi obat terjadi pada berbagai peringkat :
1.Interaksi absorbsi
2.Interaksi ikatan protein plasma
3.Inhibisi metabolisme
4.Induksi metabolisme
5.Obat yang mempengaruhi ekskresi renal
6.Interaksi farmakodinamik
Interaksi yang mempengaruhi pemberian atau
Respon pada obat lain :
1.Interaksi absorbsi
2.Interaksi pada ikatan protein plasma
3.Induksi metabolisme
4.Interaksi obat secara farmakodinamik
Tujuan Terapi * =
Mengurangi mortalitas, kecacatan, & stroke ulang
Mencegah komplikasi :
Komplikasi serebral minggu 1
Komplikasi non serebral minggu 2-4
•MISBACH, 2000, NEUROEMERGENSI PADA STROKE,
UNPUBLISED REFERENCE
• WIBOWO &GOFIR, 2001, FARMAKOTERAPI DALAM
NEUROLOGI, JAKARTA
PENDEKATAN TERAPI FASE AKUT * :
fokus restorasi aliran
darah otak
menghentikan
kerusakan seluler
menyelamatkan
daerah penumbra
MASALAH DALAM TERAPI
Prevensi terapi
Efektif?
Manejemen
Efektif?
Sebelum terjadi stroke Setelah terjadi stroke
Morbiditas Mortalitas & QOL
Stroke Strategi
Strategies for preventing stroke and
reducing stroke-related disability
Blood Pressure
Smoking
Lipids
Stroke Mortality
First-ever stroke
Hypertentension
TIA
Atrial Fibrilation
Other vescular disease
Stroke related
disabilty
Mass strategy
in population
Acute treatment
High risk strategy
in individual Rehabilitation
Recurrent
stroke
Primary Prevention Secondary Prevention
PREVENSI PRIMER &SEKUNDER PADA STROKE
 PEMBERIAN ANTI AGREGASI PLATELET :
 ASPIRIN : menghambat siklooksigenase dengan
cara menurunkan sintesis atau mengurangi lepasnya
senyawa yang mendorong adhesi seperti tromboxan
A2.
 Konsentrasi puncak tercapai 2 jam sesudah
diminum. Cepat diabsorpsi, konsentrasi di otak rendah.
Hidrolise ke asam salisilat terjadi cepat, tetapi tetap
aktif.
 Ikatan protei plasma : 50-80 persen. Waktu paro
(half life) plasma : 4 jam. Metabolisme secara
konjugasi (dengan glucuronic acid dan glycine
Ekskresi lewat urine, tergantung pH. Sekitar 85
persen dari obat yang diberikan dibuang lewat urin
pada suasana alkalis.
 Reaksi yang merugikan: nyeri epigastrik, muntah,
perdarahan, hipoprotrombinemia dan diduga : sindrom
Reye.
 Alasan mereka yang tidak menggunakan dosis rendah
aspirin antara lain adalah kemungkinan terjadi ‘resistensi
aspirin’ pada dosis rendah.
 Hal ini kemungkinan platelet juga menghasilkan 12-
hydroxy-eicosatetraenoic acid, hasil samping kreasi asam
arakhidonat intraplatelet ( lipid – oksigenase).
 Sintesis senyawa ini tidak dipengaruhi oleh dosis rendah
aspirin, walaupun penghambatan pada tromboksan A2
terjadi dengan dosis rendah aspirin.
 Aspirin mengurangi agregasi platelet Dosis aspirin 300-600
mg (belakangan ada yang memakai 150 mg) mampu secara
permanent merusak pembentukan agregasi platelet.
Merupakan phosphodiesterase inhibitor, menurunkan agregasi
platelet dengan menaikkan kadar c AMP (cyclic adenosine
monophosphate) dan c GMP (cyclic guanosine monophosphate)
dalam platelet.
Obat ini secara tunggal tidak lebih unggul dibandingkan
dengan aspirin, karena itu sering dipakai dalam kombinasi
dengan aspirin.
Reaksi yang merugikan : mual, muntah, diare, nyeri
kepala dan dizziness.
Dipiridamol
Pasien yang tidak tahan aspirin atau gagal dengan terapi
aspirin, dapat menggunakan tiklopidin atau clopidogrel.
 Obat ini bereaksi dengan mencegah aktivasi platelet,
agregasi, dan melepaskan granul platelet, mengganggu
fungsi membran platelet dengan penghambatan ikatan
fibrinogen-platelet yang diperantarai oleh ADP dan antaraksi
platelet-platelet.
Tiklopidin dan Kopidogrel
Menurut suatu studi, angka fatalitas dan nonfatalitas stroke
dalam 3 tahun adalah 10 persen untuk grup tiklopidin dan 13
persen untuk grup aspirin. Risiko relatif berkurang 21 persen
dengan penggunaan tiklopidin.
Setyaningsih et al. (1998) telah melakukan studi meta-analisis
terhadap terapi tiklopidin untuk prevensi sekunder stroke iskemik.
Berdasarkan sejumlah 7 studi terapi tiklopidin, disimpulkan bahwa
efikasi tiklopidin lebih baik daripada plasebo, aspirin maupun
indofen dalam mencegah serangan ulang stroke iskemik.
Efek samping tiklopidin adalah diare (12, 5 persen) dan
netropenia (2, 4 persen). Bila obat dihentikan akan reversibel.
Pantau jumlah sel darah putih tiap 15 hari selama 3 bulan.
Komplikasi yang lebih serius, tetapi jarang, adalah purpura
trombositopenia trombotik dan anemia aplastika.
 Klopidogrel (dosis 75 mg/ hari adalah obat yang aman
dan dibandingkan tiklopidin efek sampingnya lebih ringan.
Silostazol merupakan obat antiplatetlet yang
menaikkan kadar c AMP (cyclic adenosine
monophosphate) dalam platelet melalui
penghambatan c AMP-fosfodiesterase.
Gotoh et al (2000) melakukan suatu penelitian
prevensi stroke, suatu penelitian kasus kontrol,
buta ganda untuk prevensi sekunder infark
serebrum dengan total kasus 1095.
Terapi dengan silostazol menunjukkan reduksi
yang relatif bermakna ( 41, 7 % CI. 9,2 – 62, 5
%) dalam kambuhnya infark serebrum
dibandingkan dengan pemberian plasebo ( p.
0,015).
Efek samping yang berarti tidak ditemukan.
Dosisnya adalah 100 mg, 2 kali sehari.
Silostazol
Perawatan farmakologis untuk terapi stroke
isosemik akut dan pencegahan sekunder
Perlindungan jaringan otak (neuroprotektan):
Piracetam, Citicoline,Calcium antagonist, NMDA
antagonist, Glutamate antagonist, Serotonine,
agonist, radikal bebas (free radical scanvenger)
Pemulihan aliran darah: heparin, nadroparin,
aspirin, tiklopidin, ancord, pentoksifilin,
streptokinase, klopidogrel, silostazol, streptokinase,
r-TPA.
Terapi reperfusi pasa stroke iskemik akut
Penggunaan tissue plasminogen activator pada terapi
stroke iskemik akut, telah dilakukan pada berbagai
penelitian tentang manfaat penggunaan Recombinant
Tissue Plasminogen Activator (rtPA). Berdasarkan study
tersebut, the Stroke Council from American Heart
Association mengajukan rekomendasi sebagai pedoman
terapi rtPA seperti berikut :
Pemberian intravenus rtPA (0, 9 mg/kg, maksimum 90 mg)
dengan 10 persen dosisnya diberikan sebagai bolus, diikuti
dengan infus yang berlansung selama 60 menit, dalam 3
jam awitan (onset) stroke. Pemberian yang terlambat
(lebih dari 3 jam setelah onset, atau bila waktu
awitannya tidak bisa dipercaya), pemberian obat ini
tidak dianjurkan, karena tingginya risiko komplikasi
trombolitik.
Streptokinase tidak diindikasikan untuk
manajemen stroke iskemik.
Diagnosis stroke harus ditegakkan oleh ahlinya,
disertai dengan pemeriksaan
imaging. Apabila pemeriksaan CT scan
menunjukkan adanya perubahan awal
menghilangnya sulci, efek masa, udem, atau
kemungkinan perdarahan, terapi trombolitik
harus dihindari.Kriteria eksklusi pasien adalah :
a. sedang menggunakan antikoagulan oral, waktu
protrombin > 15 detik, atau INR (international
normalized ratio) waktu protrombin < 1, 7,
b.penggunaan heparin dalam 48 jam sebelumnya,
c. jumlah platelet kurang dari 100.000/mm3,
a. bukan stroke atau cedera kepala berat 3 bulan
sebelumnya,
b. mengalami operasi besar dalam 14 hari sebelumnya,
c. tekanan darah sistolik sebelum pengobatan lebih besar
dari 185 mm Hg, atau tekanan darah diastolik lebih besar
dari 110 mm Hg,
d. Perbaikan cepat gejala neurologik,
e. Defisit neurologik terpisah dan ringan seperti hanya
ataksia, hanya kehilangan sensoris, hanya disartri, atau
kelemahan minimal,
f. Didahului perdarahan intrakranial,
g. Kadar gula darah kurang dari 50 mg/ dl, atau > 400 mg/
dl,
h. Terjadi bangkitan (seizure) pada awitan stroke,
i. Terjadi perdarahan gastrointestinal atau uriner dalam 21
hari sebelumnya,
j. Sedang menderita infark miokardial.
Terapi trombolitik tidak boleh diberikan apabila pasien tidak di
unit perawatan intensif atau di pelayanan stroke yang mapan.
Farmakoterapi-BLOK15.pptx

More Related Content

Similar to Farmakoterapi-BLOK15.pptx

farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
witanurma
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion Syndrome
Yesi Yehezkiel
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
ekoprastia
 
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxdokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
Alvyolian1
 
Heryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptx
Heryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptxHeryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptx
Heryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptx
heryanaramadhaniati
 

Similar to Farmakoterapi-BLOK15.pptx (20)

farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion Syndrome
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
 
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptx
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
Translit amoy
Translit amoyTranslit amoy
Translit amoy
 
tugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptxtugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptx
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
 
Book review poli
Book review poliBook review poli
Book review poli
 
Tb dengan penyulit
Tb dengan penyulitTb dengan penyulit
Tb dengan penyulit
 
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMIManagement of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
 
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxdokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
 
PUD
PUDPUD
PUD
 
Farmakologi cva
Farmakologi cvaFarmakologi cva
Farmakologi cva
 
FARMAKOGENOTIK DAN FARMAKOGENETIKFARMASI
FARMAKOGENOTIK DAN FARMAKOGENETIKFARMASIFARMAKOGENOTIK DAN FARMAKOGENETIKFARMASI
FARMAKOGENOTIK DAN FARMAKOGENETIKFARMASI
 
Heryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptx
Heryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptxHeryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptx
Heryana Ramadhaniati_2306326204_ROTD_DI.pptx
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
BUK 1.pptx
BUK 1.pptxBUK 1.pptx
BUK 1.pptx
 

Recently uploaded

ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMKucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
MitratunggalsentosaB
 
BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.
BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.
BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.
EvaAgustini1
 

Recently uploaded (12)

ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMKucapan terima kasih untuk anak magang SMK
ucapan terima kasih untuk anak magang SMK
 
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam IniPopi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
 
BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.
BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.
BUDAYA BETAWI Mencakup Segala tentang Betawi.pptx.
 
Sizi99 Situs Slot Gacor Terpercaya Jackpot dan Maxwin Terbesar di Indonesia
Sizi99 Situs Slot Gacor Terpercaya Jackpot dan Maxwin Terbesar di IndonesiaSizi99 Situs Slot Gacor Terpercaya Jackpot dan Maxwin Terbesar di Indonesia
Sizi99 Situs Slot Gacor Terpercaya Jackpot dan Maxwin Terbesar di Indonesia
 
Kisetoto Daftar Link Slot Gacor Hari Ini Gampang Menang Pasti Maxwin
Kisetoto Daftar Link Slot Gacor Hari Ini Gampang Menang Pasti MaxwinKisetoto Daftar Link Slot Gacor Hari Ini Gampang Menang Pasti Maxwin
Kisetoto Daftar Link Slot Gacor Hari Ini Gampang Menang Pasti Maxwin
 
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINIIDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
IDMPO SLOT MUDAH MENANG DAN TERPERCAYA MASA KINI
 
Kodomo99 Situs Slot Online Resmi Gampang Menang Maxwin Hari Ini
Kodomo99 Situs Slot Online Resmi Gampang Menang Maxwin Hari IniKodomo99 Situs Slot Online Resmi Gampang Menang Maxwin Hari Ini
Kodomo99 Situs Slot Online Resmi Gampang Menang Maxwin Hari Ini
 
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYAIDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
IDMPO : SERVER SLOT LUAR NEGERI DI JAMIN GACOR TERPERCAYA
 
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang TerbaruLim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
Lim4D Agen Situs Slot Gacor Online Hari Ini Gampang Menang Terbaru
 
KELom 2-KETERAMPILAN MUSIK DAN TARI.pptx
KELom 2-KETERAMPILAN MUSIK DAN TARI.pptxKELom 2-KETERAMPILAN MUSIK DAN TARI.pptx
KELom 2-KETERAMPILAN MUSIK DAN TARI.pptx
 
Jasatoto99 Situs Slot Online Resmi Palin Gacor Modal Receh Gampang Menang
Jasatoto99 Situs Slot Online Resmi Palin Gacor Modal Receh Gampang MenangJasatoto99 Situs Slot Online Resmi Palin Gacor Modal Receh Gampang Menang
Jasatoto99 Situs Slot Online Resmi Palin Gacor Modal Receh Gampang Menang
 
Papilo99 Daftar Link Slot Paling Gacor Hari Ini Server Thailand 2024
Papilo99 Daftar Link Slot Paling Gacor Hari Ini Server Thailand 2024Papilo99 Daftar Link Slot Paling Gacor Hari Ini Server Thailand 2024
Papilo99 Daftar Link Slot Paling Gacor Hari Ini Server Thailand 2024
 

Farmakoterapi-BLOK15.pptx

  • 1. PEDOMAN FARMAKOTERAPI DALAM NEUROLOGI BAGIAN SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UMY M. Ardiansyah AN
  • 2. Dasar Pemilihan Obat : Syarat-syarat untuk pemilihan obat yang rasional : • Diagnosis yang tepat • Pengetahuan dasar patofisiologi penyakit • Pengetahuan farmakologi dasar, biokimiawi obat & dan metabolitnya, kinetika senyawa pada orang normal dan sakit - Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu dalam praktek - Tindakan yang beralasan dalam menghubungkan patofisiologi dan farmakologi sehingga didapat hasil pengobatan yang dikehendaki - Rencana untuk melakukan evaluasi dan pengukuran spesifik
  • 3. Akibat kesenjangan antara pengetahuan farmakologi dan farmakologi klinik : (-) Perhatian efek toksik obat; efek morbiditas &mortalitas (-) Pengetahuan adanya reaksi &interaksi obat (-) Perhatian akan perlunya evaluasi pemakaian obat (-) Tidak adanya pendidikan farmakoterapi lanjutan yang efektif (-) Tidak adanya organisasi atau institusi sebagai sumber informasi obat yang dapat dimanfaatkan dengan baik (-)Adanya ketergantungan pada informasi dari industri farmasi (-) kemampuan dalam kajian kritis efektivitas obat (-) mampu melakukan improvisasi dalam pemilihan pemakaian obat dalam klinik
  • 4. PENGEMBANGAN OBAT Ada empat tahapan dama uji klinik : Tahap I : Farmakologi klinik dan toksisitas Tahap II: Penelitian klinis untuk efek pengobatan Tahap III: Evaluasi lengkap pengobatan Tahap IV : Survei pasca pemasaran
  • 5. Interaksi Obat Interaksi obat terjadi pada berbagai peringkat : 1.Interaksi absorbsi 2.Interaksi ikatan protein plasma 3.Inhibisi metabolisme 4.Induksi metabolisme 5.Obat yang mempengaruhi ekskresi renal 6.Interaksi farmakodinamik Interaksi yang mempengaruhi pemberian atau Respon pada obat lain : 1.Interaksi absorbsi 2.Interaksi pada ikatan protein plasma 3.Induksi metabolisme 4.Interaksi obat secara farmakodinamik
  • 6. Tujuan Terapi * = Mengurangi mortalitas, kecacatan, & stroke ulang Mencegah komplikasi : Komplikasi serebral minggu 1 Komplikasi non serebral minggu 2-4 •MISBACH, 2000, NEUROEMERGENSI PADA STROKE, UNPUBLISED REFERENCE
  • 7. • WIBOWO &GOFIR, 2001, FARMAKOTERAPI DALAM NEUROLOGI, JAKARTA PENDEKATAN TERAPI FASE AKUT * : fokus restorasi aliran darah otak menghentikan kerusakan seluler menyelamatkan daerah penumbra
  • 8. MASALAH DALAM TERAPI Prevensi terapi Efektif? Manejemen Efektif? Sebelum terjadi stroke Setelah terjadi stroke Morbiditas Mortalitas & QOL Stroke Strategi
  • 9. Strategies for preventing stroke and reducing stroke-related disability Blood Pressure Smoking Lipids Stroke Mortality First-ever stroke Hypertentension TIA Atrial Fibrilation Other vescular disease Stroke related disabilty Mass strategy in population Acute treatment High risk strategy in individual Rehabilitation Recurrent stroke Primary Prevention Secondary Prevention
  • 10. PREVENSI PRIMER &SEKUNDER PADA STROKE  PEMBERIAN ANTI AGREGASI PLATELET :  ASPIRIN : menghambat siklooksigenase dengan cara menurunkan sintesis atau mengurangi lepasnya senyawa yang mendorong adhesi seperti tromboxan A2.  Konsentrasi puncak tercapai 2 jam sesudah diminum. Cepat diabsorpsi, konsentrasi di otak rendah. Hidrolise ke asam salisilat terjadi cepat, tetapi tetap aktif.  Ikatan protei plasma : 50-80 persen. Waktu paro (half life) plasma : 4 jam. Metabolisme secara konjugasi (dengan glucuronic acid dan glycine Ekskresi lewat urine, tergantung pH. Sekitar 85 persen dari obat yang diberikan dibuang lewat urin pada suasana alkalis.
  • 11.  Reaksi yang merugikan: nyeri epigastrik, muntah, perdarahan, hipoprotrombinemia dan diduga : sindrom Reye.  Alasan mereka yang tidak menggunakan dosis rendah aspirin antara lain adalah kemungkinan terjadi ‘resistensi aspirin’ pada dosis rendah.  Hal ini kemungkinan platelet juga menghasilkan 12- hydroxy-eicosatetraenoic acid, hasil samping kreasi asam arakhidonat intraplatelet ( lipid – oksigenase).  Sintesis senyawa ini tidak dipengaruhi oleh dosis rendah aspirin, walaupun penghambatan pada tromboksan A2 terjadi dengan dosis rendah aspirin.  Aspirin mengurangi agregasi platelet Dosis aspirin 300-600 mg (belakangan ada yang memakai 150 mg) mampu secara permanent merusak pembentukan agregasi platelet.
  • 12. Merupakan phosphodiesterase inhibitor, menurunkan agregasi platelet dengan menaikkan kadar c AMP (cyclic adenosine monophosphate) dan c GMP (cyclic guanosine monophosphate) dalam platelet. Obat ini secara tunggal tidak lebih unggul dibandingkan dengan aspirin, karena itu sering dipakai dalam kombinasi dengan aspirin. Reaksi yang merugikan : mual, muntah, diare, nyeri kepala dan dizziness. Dipiridamol Pasien yang tidak tahan aspirin atau gagal dengan terapi aspirin, dapat menggunakan tiklopidin atau clopidogrel.  Obat ini bereaksi dengan mencegah aktivasi platelet, agregasi, dan melepaskan granul platelet, mengganggu fungsi membran platelet dengan penghambatan ikatan fibrinogen-platelet yang diperantarai oleh ADP dan antaraksi platelet-platelet. Tiklopidin dan Kopidogrel
  • 13. Menurut suatu studi, angka fatalitas dan nonfatalitas stroke dalam 3 tahun adalah 10 persen untuk grup tiklopidin dan 13 persen untuk grup aspirin. Risiko relatif berkurang 21 persen dengan penggunaan tiklopidin. Setyaningsih et al. (1998) telah melakukan studi meta-analisis terhadap terapi tiklopidin untuk prevensi sekunder stroke iskemik. Berdasarkan sejumlah 7 studi terapi tiklopidin, disimpulkan bahwa efikasi tiklopidin lebih baik daripada plasebo, aspirin maupun indofen dalam mencegah serangan ulang stroke iskemik. Efek samping tiklopidin adalah diare (12, 5 persen) dan netropenia (2, 4 persen). Bila obat dihentikan akan reversibel. Pantau jumlah sel darah putih tiap 15 hari selama 3 bulan. Komplikasi yang lebih serius, tetapi jarang, adalah purpura trombositopenia trombotik dan anemia aplastika.  Klopidogrel (dosis 75 mg/ hari adalah obat yang aman dan dibandingkan tiklopidin efek sampingnya lebih ringan.
  • 14. Silostazol merupakan obat antiplatetlet yang menaikkan kadar c AMP (cyclic adenosine monophosphate) dalam platelet melalui penghambatan c AMP-fosfodiesterase. Gotoh et al (2000) melakukan suatu penelitian prevensi stroke, suatu penelitian kasus kontrol, buta ganda untuk prevensi sekunder infark serebrum dengan total kasus 1095. Terapi dengan silostazol menunjukkan reduksi yang relatif bermakna ( 41, 7 % CI. 9,2 – 62, 5 %) dalam kambuhnya infark serebrum dibandingkan dengan pemberian plasebo ( p. 0,015). Efek samping yang berarti tidak ditemukan. Dosisnya adalah 100 mg, 2 kali sehari. Silostazol
  • 15. Perawatan farmakologis untuk terapi stroke isosemik akut dan pencegahan sekunder Perlindungan jaringan otak (neuroprotektan): Piracetam, Citicoline,Calcium antagonist, NMDA antagonist, Glutamate antagonist, Serotonine, agonist, radikal bebas (free radical scanvenger) Pemulihan aliran darah: heparin, nadroparin, aspirin, tiklopidin, ancord, pentoksifilin, streptokinase, klopidogrel, silostazol, streptokinase, r-TPA.
  • 16. Terapi reperfusi pasa stroke iskemik akut Penggunaan tissue plasminogen activator pada terapi stroke iskemik akut, telah dilakukan pada berbagai penelitian tentang manfaat penggunaan Recombinant Tissue Plasminogen Activator (rtPA). Berdasarkan study tersebut, the Stroke Council from American Heart Association mengajukan rekomendasi sebagai pedoman terapi rtPA seperti berikut : Pemberian intravenus rtPA (0, 9 mg/kg, maksimum 90 mg) dengan 10 persen dosisnya diberikan sebagai bolus, diikuti dengan infus yang berlansung selama 60 menit, dalam 3 jam awitan (onset) stroke. Pemberian yang terlambat (lebih dari 3 jam setelah onset, atau bila waktu awitannya tidak bisa dipercaya), pemberian obat ini tidak dianjurkan, karena tingginya risiko komplikasi trombolitik.
  • 17. Streptokinase tidak diindikasikan untuk manajemen stroke iskemik. Diagnosis stroke harus ditegakkan oleh ahlinya, disertai dengan pemeriksaan imaging. Apabila pemeriksaan CT scan menunjukkan adanya perubahan awal menghilangnya sulci, efek masa, udem, atau kemungkinan perdarahan, terapi trombolitik harus dihindari.Kriteria eksklusi pasien adalah : a. sedang menggunakan antikoagulan oral, waktu protrombin > 15 detik, atau INR (international normalized ratio) waktu protrombin < 1, 7, b.penggunaan heparin dalam 48 jam sebelumnya, c. jumlah platelet kurang dari 100.000/mm3,
  • 18. a. bukan stroke atau cedera kepala berat 3 bulan sebelumnya, b. mengalami operasi besar dalam 14 hari sebelumnya, c. tekanan darah sistolik sebelum pengobatan lebih besar dari 185 mm Hg, atau tekanan darah diastolik lebih besar dari 110 mm Hg, d. Perbaikan cepat gejala neurologik, e. Defisit neurologik terpisah dan ringan seperti hanya ataksia, hanya kehilangan sensoris, hanya disartri, atau kelemahan minimal, f. Didahului perdarahan intrakranial, g. Kadar gula darah kurang dari 50 mg/ dl, atau > 400 mg/ dl, h. Terjadi bangkitan (seizure) pada awitan stroke, i. Terjadi perdarahan gastrointestinal atau uriner dalam 21 hari sebelumnya, j. Sedang menderita infark miokardial. Terapi trombolitik tidak boleh diberikan apabila pasien tidak di unit perawatan intensif atau di pelayanan stroke yang mapan.