SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
By:
Apt. Fajrian Aulia Putra, S. Farm, M.Farm
Universitas Fort De Kock Bukittinggi
TONISITAS LARUTAN
OBAT SUNTIK
• Tonisitas adalah kemampuan suatu larutan dalam
memvariasikan ukuran dan bentuk sel dengan mengubah
jumlah air dalam sel tersebut. Lerutan NaCl 0,9% (b/v)
dan glukosa 0,5% (b/v) adalah isotonik dengan cairan
plasma, oleh sebab itu sering digunakan sebagai infus
intravena, walaupun kedua laruta tersebut bukan plasma
tapi konsentrasi kedua partikel larutan tersebut identik
sama.
• Air laut cendrung hipertonis karna memiliki konsentrasi
NaCl 1 mol/L, sehingga bila diminum, air dalam sel tubuh
akan berpindah ke lambung dimana terdapat air laut,
sehingga tubuh mengalami dehidrasi. Adapun larutan teh,
jus cenderung lebih hipotonik dibandingkan cairan tubuh.
• Jenis jenis larutan berdasarkan tonisitasnya :
• larutan isotonis ialah larutan dimana kedua sisi yang dipisahkan membran
sel memiliki konsentrasi yang sama, tidak terjadi migrasi air ke satu arah,
kemungkinan terjadi pertukaran air saja, jumlah air dikedua larutan tetap,
bentuk sel tidak terjadi perubahan, misalkan konsentrasi larutan diluar sel
dan di dalam sel sama.
• Larutan Hipertonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu)
lebih tinggi dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah
dari dalam sel keluar sel secara osmosis, sehingga terjadi penciutan sel
(krenasi).
• Larutan Hipotonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu)
lebih rendah dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah
dari luar sel kedalam sel secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan sel
bahkan bisa terjadi lisis/pecah (hemolisis).
ISOTONIS
• Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan
konsentrasi dalam sel sehingga tidak terjadi
pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan
tersebut dikatakan isotoni (ekivalen dengan 0,9%
NaCl)
ISOOSMOTIK
• Jika suatu larutan memiliki tekanan osmosa sama
dengan tekanan osmose serum darah, maka
larutan tersebut dikatakan isoosmotik (0,9%
NaCl memiliki tekanan osmose 6,86 atm)
• Umumnya larutan isoosmotik identik dengan
larutan isotoni, artinya secara fisiologis (terutama
terhadap sel darah merah) memiliki kondisi yang
sama (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
HIPOTONIS
• Jadi, bila larutan hipotonis disuntikkan (mempunyai
tekanan osmosis yang lebih kecil dari cairan tubuh),
maka air akan diserap masuk ke dalam sel tubuh dan
akan mengembang atau dapat terjadi pecah sel.
Hipertonis
• Jadi, bila larutan hipertonis disuntikkan, (tekanan
osmosa lebih tinggi dari cairan tubuh), maka air dari
sel akan ditarik keluar dan sel akan mengkerut.
• Toleransi tubuh : dapat mengimbangi penyimpangan-
penyimpangan isotonis sampai 10%. Larutan yang
hipertonis masih dapat ditolerir oleh tubuh lebih
baik.
Isotonis perlu diperhatikan pada
cara-cara penyuntikan :
1. subkutan, bila tidak isotonis akan menimbulkan
sakit, sel-sel di sekitar penyuntikan dapat rusak
(nekrosis), penyerapan obat menjadi tidak baik.
2. Intra lumbal: bila terjadi perubahan dalam cairan
lumbal, dapat timbul perangsangan pada selaput
otak.
3. Intra vena, bila diberikan infus, bila terlalu jauh
menyimpang dari isotonis ada kemungkinan terjadi
hemolisis. Pada volume kecil, pemberian intra vena,
isotonis tidak perlu diperhatikan, kecuali pada jumlah
yang besar.
Bahan Pembantu Pengatur Tonisitas
• NaCl
• Glukosa
• Sukrosa
• KNO3
• NaNO3
METODE PERHITUNGAN
ISOTONIS
1. Metode Penurunan Titik Beku
2. Metode Ekivalensi NaCl
3. Metode White Vincent
4. Metode Sprowls
5. Metode Grafik
Cara perhitungan Isoosmosa
0,52 - a
1. ∆tb. (penurunan titik beku) – W = ------------
b
∆t
2. E NaCl L = ------ (Wells)
C
L
E = 17 x ------
M
∆t
E = 1,7 x ------
W
V = W x E x 111,1
3. Faktor disosiasi Mh fa fb
h =------ x 0,28 - --------- x a + -------- x b
fh Ma Mb
4. Grafis / dan lain-lain.
1. Metode Penurunan Titik Beku
• Turunnya titik beku serum darah atau cairan
lakrimal (cairan pada kelenjar mata) sebesar -
0,52oC; setara dengan larutan 0,9% NaCl yang
isotoni baik terhadap serum darah maupun air
mata.
• Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar
turunnya titik beku, jadi turunnya titik beku
dipengaruhi oleh jumlah molekul atau ion yang
terdapat dalam larutan.
• 2. Metode Penurunan Titik Beku
• Cairan tubuh yang setara 0,9% NaCl mengalami penurunan titik beku
sebesar 0,52 Celcius, oleh karena itu sediaan dikatakan isotonis apabila
mengalami penurunan titik beku 0,52 C.
• Untuk memperoleh larutan isotonis maka NaCl yang ditambah sesuai
RUMUS :
• keterangan :
• B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
• Ptb1, Ptb2 ... = Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep
• Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
• C1, C2 .. = Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v)
% , titik titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit, rumusnya
sama (C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau
seterusnya.
CONTOH PERHITUNGAN
Metode L iso (untuk mencari ∆tb)
• ∆tb = L iso x Berat x 1000
BM x V
• ∆tb : penurunan titik beku
• Liso : harga tetapan;
• non elektrolit=1,86;
• elektrolit lemah = 2;
• uni univalen=3,4
• BM= berat molekul
• V = volume larutan dalam mL
• Berat = dalam g zat terlarut
Contoh Soal
• Berapa ∆tb dari 1% larutan Na-propionat (BM=96).
Na propionat adalah uni univalen elektrolit; L iso =
3,4
• Jawab :
• ∆tb = 3,4 x 1 x 1000
96 x 100
= 3,4 x 0,104
= 0,35o
Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe
ionik
Tipe L iso Contoh
Non elektrolit 1,9 Sukrosa, gliserin, urea,
campher
Elektrolit
lemah
2,0 Asam borat, kokain,
fenobarbital
Di-divalen
elektrolit
2,0 Magnesium sulfat, zink
sulfat
Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe
ionik
Uni-univalen
elektrolit
3,4 NaCl, kokain HCl, Na-
fenobarbital
Uni-divalen
elektrolit
4,3 Na-sulfat, atropin
sulfat
Di-univalen
elektrolit
4,8 Zink klorida, kalsium
bromida
Uni-trivalen
elektrolit
5,2 Na-sitrat, Na-fosfat
Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe
ionik
Tri-univalen
elektrolit
6,0 Aluminium klorida,
ferri iodida
Tetraborat
elektrolit
7,6 Sodium borat, kalium
borat
Metode Penurunan Titik Beku (Cara
BPC)
• W = 0,52 – a
b
• W = jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam
100 mL larutan
• a = perkalian penurunan titik beku disebabkan
oleh 1% zat dengan kadar zat
• b = penurunan titik beku air yang dihasilkan oleh
1% b/v bahan pembantu isotoni, jika NaCl=
0,576
Contoh Soal
• Berapa NaCl yang dibutuhkan untuk
membuat larutan Apomorfin HCl 1%, supaya
isotonis dengan serum darah. ∆tb apomorfin
= 0,08
• Jawab :
• W = 0,52 – (0,08 x 1) = 0,76 g
0,576
• Jadi, supaya larutan isotoni maka :
• R/ Apomorfin 1 g
NaCl 0,76 g
Aq ad 100 mL
2. Metode Ekivalensi NaCl
• Ekivalensi NaCl = E = adalah jumlah NaCl yang
mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan 1
g zat khasiat, dengan rumus :
• E = 17 Liso
BM
• Misal : ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1
g asam borat dalam larutan memberikan efek
osmotik yang sama dengan 0,55 g NaCl
Metode Ekivalensi NaCl
• Cara Menghitung :
1. Tentukan harga E NaCl untuk setiap zat yang
dilarutkan, jika perlu diperbanyak dengan
besarnya konsentrasi zat dalam larutan.
2. Jumlahkan NaCl yang dibutuhkan untuk setiap
zat terlarut.
3. Tentukan selisih jumlah NaCl diatas terhadap
jumlah NaCl isotoni (0,9%). Selisih tersebut
adalah jumlah NaCl yang harus ditambahkan
untuk mencapai isotoni.
2. Metode Ekivalensi NaCl
4. Jika zat terlarut tidak tersatukan dengan ion klorida
dari NaCl maka zat seperti glukosa, KNO3, NaNO3
dapat digunakan untuk menggantikan NaCl. Jumlah
yang harus ditambahkan merupakan hasil bagi antara
jumlah NaCl yang harus ditambahkan dengan E
NaCl zat-zat tersebut.
Contoh Soal
1. Hitung ekivalensi NaCl dari KCl
Jawab : KCl termasuk dalam tipe 2B (uni-univalen
elektrolit). Lihat tabel, harga Liso = 3,4 BM KCl=
74,55
E = 17 . 3,4 = 0,78
74,55
Jadi 1 g KCl memberikan efek osmotik yang sama
dengan 0,78 g NaCl
Contoh Soal
2. Suatu larutan mengandung 1 g efedrin sulfat dalam
100 mL. Berapa jumlah NaCl yang ditambahkan agar
larutan isotonis?
Berapa jumlah dekstrosa yang ditambahkan untuk
tujuan tersebut?
Diketahui : E efedrin sulfat = 0,23
E dekstrosa = 0,16
• Ingat : 1 g efedrin sulfat mempunyai efek osmotik
yang sama dengan 0,23 g NaCl
• Jawab: Efedrin sulfat 1,0 g x 0,23 =0,23 g NaCl
• NaCl yang dibutuhkan agar larutan isotonis (0,9-
0,23)=0,67 g NaCl
• Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis =
0,67 g
• E dekstrosa = 0,16
• 1 g dekstrosa mempunyai efek osmotik yang sama
dengan 0,16 g NaCl
• 1 g dekstrosa~0,16 g NaCl
• X g dekstrosa~0,67 g NaCl
• X = 0,67 x 1 g dekstrosa
0,16
= 4,1875 g dekstrosa
• Dari hasil diatas dapat digunakan rumus :
X = Y
E
• Dimana X= gram dari zat pengisotoni yang
diperlukan untuk meng’adjust tonisitas
• Y = penambahan jumlah NaCl agar isotonis
• E= gram dari NaCl ekivalen dengan 1 g zat
pengisotoni
3. Buat 200 mL larutan isotonis thimerosal, BM =
404,84 g/mol. Konsentrasi 1:5000 atau 0,2
g/1000 mL. Liso = 3,4
• Hitung E NaCl thimerosal, jumlah NaCl yang
ditambahkan agar larutan isotonis.
• Diketahui bahwa NaCl berinteraksi dengan
merkuri pada thimerosal yaitu dapat mengurangi
stabilitas dan efektifitas sediaan.
• Maka diputuskan untuk mengganti NaCl dengan propilen glikol
sebagai zat pengisotoni. Diketahui : Liso propilen glikol= 1,9
BM=76,09
• Jawab : Hitung dulu E NaCl thimerosal
E = 17. Liso = 17 . 3,4 = 0,143
BM 404,84
• Larutan thimerosal : c=0,2 g/1000 mL
• Akan dibuat 200 mL  jadi 0,04 g/200 mL
• Berat thimerosal agar mempunyai efek osmotik yang
sama dengan 0,143 adalah=
0,04 g thimerosal x 0,143 = 0,0057 g NaCl
• Jumlah NaCl yang ditambahkan agar isotonis Y= 1,8
g NaCl – 0,0057 = 1,794 g
• NaCl diganti dengan propilen glikol sebagai zat
pengisotoni. Liso propilen glikol= 1,9 BM=76,09
• E = 17 . 1,9 = 0,42
76,09
• Dengan rumus X = Y = 1,794 = 4,3 g
E 0,42
• Jadi propilen glikol yang diperlukan untuk
mengadjust 200 mL larutan thimerosal agar
isotonis adalah 4,3 g
3. Metode White Vincent
• Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan
penambahan air pada sediaan parenteral agar isotoni
Metode White Vincent
• V = w. E. V’
• V = Volume larutan isotoni yang ditentukan
(mL)
• w = Bobot obat (g) yang ada dalam larutan
• E = Ekivalensi NaCl
• V’ = Volume suatu larutan isotoni (mL) yang di
dalamnya mengandung 1 g NaCl (111,1 mL)
Contoh Soal
• Buatlah 500 mL larutan etilmorfin HCl 2%
isotoni (E= 0,15)
• V = 10 x 0,15 x 111,1 mL = 166,7 mL
• Artinya jika 10 gr etilmorfin HCl dilarutkan
dalam 166,7 mL air diperoleh larutan yang
isotoni. Sisa larutan sebanyak (500-166,7) =
333,3 mL digantikan dengan larutan NaCl
isotoni atau larutan dapar isotoni. Untuk larutan
NaCl isotoni diperlukan sebanyak 333,3/100 x
0,9 g NaCl = 2,99 g NaCl
• R/ Phenacaine HCl 0,06 g
Asam borat 0,30 g
Ad pengisotoni ad 100 mL
• Maka V =
{(0,06 x 0,20) + (0,3x0,5)}x 111,1 mL
= 18 mL
• Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL, lalu
ditambah dengan pelarut isotonis sampai 100 mL
Metode Sprowls
• Merupakan metode yang dimodifikasi dari metode
White Vincent, dimana W dibuat tetap 0,3 g, jadi :
• V = E x 33,3 mL
Metode Grafik
• Perbandingan antara konsentrasi bahan obat
(g/kg) vs penurunan titik beku. Pada grafik yang
sama digambarkan pula kurva penurunan titik
beku dan pengisotonisan jumlah NaCl yang
dibutuhkan.
• Tentukan sebuah titik pada ordinat yang sesuai
dengan konsentrasi zat (misal 20 g/kg). Tarik
garis sejajar dari titik tersebut terhadap absis
sampai tepat memotong kurva zat yang
bersangkutan.
Metode Grafik
• Dari titik potong ini buat lagi garis sejajar
ordinat, maka titik potong dengan absis
menyatakan turunnya titik beku larutan yang
disebabkan zat tersebut (misal 0,18oC).
• Dari titik potong antara garis yang sejajar ordinat
dengan kurva NaCl, ditarik garis sejajar absis
sehingga memotong ordinat. Titik potong ini
menyatakan jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk
membuat larutan isotoni (misalnya 5,6 g/kg).
• Untuk 500 mL dibutuhkan 2,8 g NaCl.
Metode Grafik
Metode Grafik
Exercise
1. Using the sodium chloride method, calculate
the grams of sodium chloride needed to make
30 mL of a 2% isotonic physostigmine
salycilate solution! E fisostigmin salisilat : 0,16
2. A new drug having a molecular weight of 300
g/mole produced a freezing point depression
of 0.52oC in a 0.145 M solution. What are
calculated Liso value, the E value and the V
value for this drug?
Exercise
3. A 1 fluid ounce (29.573 mL) solution contain 4.5 grains (291.6
mg) of silver nitrat. How much sodium nitrat must be added to
this solution to make it isotonic with nasal fluid?. Assume that
nasal fluid has an isotonicity value of 0.9% NaCl. E AgNO3 =
0,33; E NaNO3 = 0,68
4. Using the sodium chloride equivalent method, make the
following solutions isotonic with respect to the mucous lining
of the eye (ocular membrane). E tetracain HCl = 0,14
- Tetracaine hydrochloride 10 grams
- NaCl x grams
- Sterilize distilled water, enough to make 1000 mL
• Hitung tonisitas dibawah ini dengan ekivalensi NaCl :
R/ Asam borat 8
Atropin sulfat 2
mf isotonis1000 mL
• Hitung dengan metode White Vincent
R/ Antipirin 4%
Efedrin 1%
mf isotonis pH 6,5 100 mL
• Buatlah larutan Metadon HCl 1% 100 mL
isotoni dengan NaCl. Diketahui ∆tb Metadon
HCl = 0,101 dan ∆tb NaCl : 0,576
• Buatlah 100 mL larutan Pilokarpin HCl 2%
isotoni dengan NaCl. Diketahui ∆tb Pilokarpin
HCl 0,13.
• Kumpulkan kamis, 21/10/10 dikerjakan di
kertas folio bergaris
PUSTAKA
• Kenneth E.Avis, Lieberman, Leon Lachman.,
Pharmaceutical Dosage Forms : Parenteral
Medication Vol 1, 2,3.
• Salvatore Turco, Robert E. King, Sterile Dosage Forms.
• Benny Logawa & Sundani Nurono, Repetitorium
Teknologi Formulasi Sediaan Steril.
• Wayne P Olsen, et al., Aseptic Pharmaceutical
Manufacturing Technology for the 1990s.
• Frederick J Carleton, James P. Agalloco, Validation of
Aseptic Pharmaceutical Process.

More Related Content

What's hot

Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasiSarah Najib
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungZidny Ilmayaqin
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiIndana Mufidah
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origNesha Mutiara
 

What's hot (20)

Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 

Similar to ISOTONIS LARUTAN

3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.ppt3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.pptarava3
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.pptaLLeandraaLmeeraaLme
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyendri59
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptNanangWijaya9
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptEmiLiawati7
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptDewiSri20
 
Soal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotikSoal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotikWawan GokiElz
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit21 Memento
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfssuser8cafc5
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
 
sifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptsifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptViskaNofrita1
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptSuhartiSuharti16
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletqlp
 

Similar to ISOTONIS LARUTAN (20)

3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.ppt3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.ppt
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
Soal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotikSoal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotik
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 
sifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptsifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.ppt
 
9. Kimia Larutan.pptx
9. Kimia Larutan.pptx9. Kimia Larutan.pptx
9. Kimia Larutan.pptx
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 

Recently uploaded

Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 

Recently uploaded (6)

Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 

ISOTONIS LARUTAN

  • 1. By: Apt. Fajrian Aulia Putra, S. Farm, M.Farm Universitas Fort De Kock Bukittinggi TONISITAS LARUTAN OBAT SUNTIK
  • 2. • Tonisitas adalah kemampuan suatu larutan dalam memvariasikan ukuran dan bentuk sel dengan mengubah jumlah air dalam sel tersebut. Lerutan NaCl 0,9% (b/v) dan glukosa 0,5% (b/v) adalah isotonik dengan cairan plasma, oleh sebab itu sering digunakan sebagai infus intravena, walaupun kedua laruta tersebut bukan plasma tapi konsentrasi kedua partikel larutan tersebut identik sama. • Air laut cendrung hipertonis karna memiliki konsentrasi NaCl 1 mol/L, sehingga bila diminum, air dalam sel tubuh akan berpindah ke lambung dimana terdapat air laut, sehingga tubuh mengalami dehidrasi. Adapun larutan teh, jus cenderung lebih hipotonik dibandingkan cairan tubuh. • Jenis jenis larutan berdasarkan tonisitasnya :
  • 3.
  • 4. • larutan isotonis ialah larutan dimana kedua sisi yang dipisahkan membran sel memiliki konsentrasi yang sama, tidak terjadi migrasi air ke satu arah, kemungkinan terjadi pertukaran air saja, jumlah air dikedua larutan tetap, bentuk sel tidak terjadi perubahan, misalkan konsentrasi larutan diluar sel dan di dalam sel sama. • Larutan Hipertonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih tinggi dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah dari dalam sel keluar sel secara osmosis, sehingga terjadi penciutan sel (krenasi). • Larutan Hipotonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih rendah dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah dari luar sel kedalam sel secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan sel bahkan bisa terjadi lisis/pecah (hemolisis).
  • 5. ISOTONIS • Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan tersebut dikatakan isotoni (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
  • 6. ISOOSMOTIK • Jika suatu larutan memiliki tekanan osmosa sama dengan tekanan osmose serum darah, maka larutan tersebut dikatakan isoosmotik (0,9% NaCl memiliki tekanan osmose 6,86 atm) • Umumnya larutan isoosmotik identik dengan larutan isotoni, artinya secara fisiologis (terutama terhadap sel darah merah) memiliki kondisi yang sama (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
  • 7. HIPOTONIS • Jadi, bila larutan hipotonis disuntikkan (mempunyai tekanan osmosis yang lebih kecil dari cairan tubuh), maka air akan diserap masuk ke dalam sel tubuh dan akan mengembang atau dapat terjadi pecah sel.
  • 8. Hipertonis • Jadi, bila larutan hipertonis disuntikkan, (tekanan osmosa lebih tinggi dari cairan tubuh), maka air dari sel akan ditarik keluar dan sel akan mengkerut.
  • 9. • Toleransi tubuh : dapat mengimbangi penyimpangan- penyimpangan isotonis sampai 10%. Larutan yang hipertonis masih dapat ditolerir oleh tubuh lebih baik.
  • 10. Isotonis perlu diperhatikan pada cara-cara penyuntikan : 1. subkutan, bila tidak isotonis akan menimbulkan sakit, sel-sel di sekitar penyuntikan dapat rusak (nekrosis), penyerapan obat menjadi tidak baik. 2. Intra lumbal: bila terjadi perubahan dalam cairan lumbal, dapat timbul perangsangan pada selaput otak.
  • 11. 3. Intra vena, bila diberikan infus, bila terlalu jauh menyimpang dari isotonis ada kemungkinan terjadi hemolisis. Pada volume kecil, pemberian intra vena, isotonis tidak perlu diperhatikan, kecuali pada jumlah yang besar.
  • 12. Bahan Pembantu Pengatur Tonisitas • NaCl • Glukosa • Sukrosa • KNO3 • NaNO3
  • 13. METODE PERHITUNGAN ISOTONIS 1. Metode Penurunan Titik Beku 2. Metode Ekivalensi NaCl 3. Metode White Vincent 4. Metode Sprowls 5. Metode Grafik
  • 14. Cara perhitungan Isoosmosa 0,52 - a 1. ∆tb. (penurunan titik beku) – W = ------------ b ∆t 2. E NaCl L = ------ (Wells) C L E = 17 x ------ M ∆t E = 1,7 x ------ W V = W x E x 111,1 3. Faktor disosiasi Mh fa fb h =------ x 0,28 - --------- x a + -------- x b fh Ma Mb 4. Grafis / dan lain-lain.
  • 15. 1. Metode Penurunan Titik Beku • Turunnya titik beku serum darah atau cairan lakrimal (cairan pada kelenjar mata) sebesar - 0,52oC; setara dengan larutan 0,9% NaCl yang isotoni baik terhadap serum darah maupun air mata. • Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar turunnya titik beku, jadi turunnya titik beku dipengaruhi oleh jumlah molekul atau ion yang terdapat dalam larutan.
  • 16. • 2. Metode Penurunan Titik Beku • Cairan tubuh yang setara 0,9% NaCl mengalami penurunan titik beku sebesar 0,52 Celcius, oleh karena itu sediaan dikatakan isotonis apabila mengalami penurunan titik beku 0,52 C. • Untuk memperoleh larutan isotonis maka NaCl yang ditambah sesuai RUMUS : • keterangan : • B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis • Ptb1, Ptb2 ... = Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep • Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl) • C1, C2 .. = Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v) % , titik titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit, rumusnya sama (C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau seterusnya.
  • 18. Metode L iso (untuk mencari ∆tb) • ∆tb = L iso x Berat x 1000 BM x V • ∆tb : penurunan titik beku • Liso : harga tetapan; • non elektrolit=1,86; • elektrolit lemah = 2; • uni univalen=3,4 • BM= berat molekul • V = volume larutan dalam mL • Berat = dalam g zat terlarut
  • 19. Contoh Soal • Berapa ∆tb dari 1% larutan Na-propionat (BM=96). Na propionat adalah uni univalen elektrolit; L iso = 3,4
  • 20. • Jawab : • ∆tb = 3,4 x 1 x 1000 96 x 100 = 3,4 x 0,104 = 0,35o
  • 21. Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe ionik Tipe L iso Contoh Non elektrolit 1,9 Sukrosa, gliserin, urea, campher Elektrolit lemah 2,0 Asam borat, kokain, fenobarbital Di-divalen elektrolit 2,0 Magnesium sulfat, zink sulfat
  • 22. Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe ionik Uni-univalen elektrolit 3,4 NaCl, kokain HCl, Na- fenobarbital Uni-divalen elektrolit 4,3 Na-sulfat, atropin sulfat Di-univalen elektrolit 4,8 Zink klorida, kalsium bromida Uni-trivalen elektrolit 5,2 Na-sitrat, Na-fosfat
  • 23. Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe ionik Tri-univalen elektrolit 6,0 Aluminium klorida, ferri iodida Tetraborat elektrolit 7,6 Sodium borat, kalium borat
  • 24. Metode Penurunan Titik Beku (Cara BPC) • W = 0,52 – a b • W = jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam 100 mL larutan • a = perkalian penurunan titik beku disebabkan oleh 1% zat dengan kadar zat • b = penurunan titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu isotoni, jika NaCl= 0,576
  • 25. Contoh Soal • Berapa NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan Apomorfin HCl 1%, supaya isotonis dengan serum darah. ∆tb apomorfin = 0,08
  • 26. • Jawab : • W = 0,52 – (0,08 x 1) = 0,76 g 0,576 • Jadi, supaya larutan isotoni maka : • R/ Apomorfin 1 g NaCl 0,76 g Aq ad 100 mL
  • 27. 2. Metode Ekivalensi NaCl • Ekivalensi NaCl = E = adalah jumlah NaCl yang mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan 1 g zat khasiat, dengan rumus : • E = 17 Liso BM • Misal : ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam borat dalam larutan memberikan efek osmotik yang sama dengan 0,55 g NaCl
  • 28. Metode Ekivalensi NaCl • Cara Menghitung : 1. Tentukan harga E NaCl untuk setiap zat yang dilarutkan, jika perlu diperbanyak dengan besarnya konsentrasi zat dalam larutan. 2. Jumlahkan NaCl yang dibutuhkan untuk setiap zat terlarut. 3. Tentukan selisih jumlah NaCl diatas terhadap jumlah NaCl isotoni (0,9%). Selisih tersebut adalah jumlah NaCl yang harus ditambahkan untuk mencapai isotoni.
  • 29. 2. Metode Ekivalensi NaCl 4. Jika zat terlarut tidak tersatukan dengan ion klorida dari NaCl maka zat seperti glukosa, KNO3, NaNO3 dapat digunakan untuk menggantikan NaCl. Jumlah yang harus ditambahkan merupakan hasil bagi antara jumlah NaCl yang harus ditambahkan dengan E NaCl zat-zat tersebut.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Contoh Soal 1. Hitung ekivalensi NaCl dari KCl Jawab : KCl termasuk dalam tipe 2B (uni-univalen elektrolit). Lihat tabel, harga Liso = 3,4 BM KCl= 74,55 E = 17 . 3,4 = 0,78 74,55 Jadi 1 g KCl memberikan efek osmotik yang sama dengan 0,78 g NaCl
  • 33. Contoh Soal 2. Suatu larutan mengandung 1 g efedrin sulfat dalam 100 mL. Berapa jumlah NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis? Berapa jumlah dekstrosa yang ditambahkan untuk tujuan tersebut? Diketahui : E efedrin sulfat = 0,23 E dekstrosa = 0,16
  • 34. • Ingat : 1 g efedrin sulfat mempunyai efek osmotik yang sama dengan 0,23 g NaCl • Jawab: Efedrin sulfat 1,0 g x 0,23 =0,23 g NaCl • NaCl yang dibutuhkan agar larutan isotonis (0,9- 0,23)=0,67 g NaCl • Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis = 0,67 g
  • 35. • E dekstrosa = 0,16 • 1 g dekstrosa mempunyai efek osmotik yang sama dengan 0,16 g NaCl • 1 g dekstrosa~0,16 g NaCl • X g dekstrosa~0,67 g NaCl • X = 0,67 x 1 g dekstrosa 0,16 = 4,1875 g dekstrosa
  • 36. • Dari hasil diatas dapat digunakan rumus : X = Y E • Dimana X= gram dari zat pengisotoni yang diperlukan untuk meng’adjust tonisitas • Y = penambahan jumlah NaCl agar isotonis • E= gram dari NaCl ekivalen dengan 1 g zat pengisotoni
  • 37. 3. Buat 200 mL larutan isotonis thimerosal, BM = 404,84 g/mol. Konsentrasi 1:5000 atau 0,2 g/1000 mL. Liso = 3,4 • Hitung E NaCl thimerosal, jumlah NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis. • Diketahui bahwa NaCl berinteraksi dengan merkuri pada thimerosal yaitu dapat mengurangi stabilitas dan efektifitas sediaan.
  • 38. • Maka diputuskan untuk mengganti NaCl dengan propilen glikol sebagai zat pengisotoni. Diketahui : Liso propilen glikol= 1,9 BM=76,09 • Jawab : Hitung dulu E NaCl thimerosal E = 17. Liso = 17 . 3,4 = 0,143 BM 404,84
  • 39. • Larutan thimerosal : c=0,2 g/1000 mL • Akan dibuat 200 mL  jadi 0,04 g/200 mL • Berat thimerosal agar mempunyai efek osmotik yang sama dengan 0,143 adalah= 0,04 g thimerosal x 0,143 = 0,0057 g NaCl • Jumlah NaCl yang ditambahkan agar isotonis Y= 1,8 g NaCl – 0,0057 = 1,794 g
  • 40. • NaCl diganti dengan propilen glikol sebagai zat pengisotoni. Liso propilen glikol= 1,9 BM=76,09 • E = 17 . 1,9 = 0,42 76,09 • Dengan rumus X = Y = 1,794 = 4,3 g E 0,42 • Jadi propilen glikol yang diperlukan untuk mengadjust 200 mL larutan thimerosal agar isotonis adalah 4,3 g
  • 41. 3. Metode White Vincent • Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan penambahan air pada sediaan parenteral agar isotoni
  • 42. Metode White Vincent • V = w. E. V’ • V = Volume larutan isotoni yang ditentukan (mL) • w = Bobot obat (g) yang ada dalam larutan • E = Ekivalensi NaCl • V’ = Volume suatu larutan isotoni (mL) yang di dalamnya mengandung 1 g NaCl (111,1 mL)
  • 43. Contoh Soal • Buatlah 500 mL larutan etilmorfin HCl 2% isotoni (E= 0,15) • V = 10 x 0,15 x 111,1 mL = 166,7 mL • Artinya jika 10 gr etilmorfin HCl dilarutkan dalam 166,7 mL air diperoleh larutan yang isotoni. Sisa larutan sebanyak (500-166,7) = 333,3 mL digantikan dengan larutan NaCl isotoni atau larutan dapar isotoni. Untuk larutan NaCl isotoni diperlukan sebanyak 333,3/100 x 0,9 g NaCl = 2,99 g NaCl
  • 44. • R/ Phenacaine HCl 0,06 g Asam borat 0,30 g Ad pengisotoni ad 100 mL • Maka V = {(0,06 x 0,20) + (0,3x0,5)}x 111,1 mL = 18 mL • Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL, lalu ditambah dengan pelarut isotonis sampai 100 mL
  • 45.
  • 46.
  • 47. Metode Sprowls • Merupakan metode yang dimodifikasi dari metode White Vincent, dimana W dibuat tetap 0,3 g, jadi : • V = E x 33,3 mL
  • 48. Metode Grafik • Perbandingan antara konsentrasi bahan obat (g/kg) vs penurunan titik beku. Pada grafik yang sama digambarkan pula kurva penurunan titik beku dan pengisotonisan jumlah NaCl yang dibutuhkan. • Tentukan sebuah titik pada ordinat yang sesuai dengan konsentrasi zat (misal 20 g/kg). Tarik garis sejajar dari titik tersebut terhadap absis sampai tepat memotong kurva zat yang bersangkutan.
  • 49. Metode Grafik • Dari titik potong ini buat lagi garis sejajar ordinat, maka titik potong dengan absis menyatakan turunnya titik beku larutan yang disebabkan zat tersebut (misal 0,18oC). • Dari titik potong antara garis yang sejajar ordinat dengan kurva NaCl, ditarik garis sejajar absis sehingga memotong ordinat. Titik potong ini menyatakan jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan isotoni (misalnya 5,6 g/kg). • Untuk 500 mL dibutuhkan 2,8 g NaCl.
  • 52. Exercise 1. Using the sodium chloride method, calculate the grams of sodium chloride needed to make 30 mL of a 2% isotonic physostigmine salycilate solution! E fisostigmin salisilat : 0,16 2. A new drug having a molecular weight of 300 g/mole produced a freezing point depression of 0.52oC in a 0.145 M solution. What are calculated Liso value, the E value and the V value for this drug?
  • 53. Exercise 3. A 1 fluid ounce (29.573 mL) solution contain 4.5 grains (291.6 mg) of silver nitrat. How much sodium nitrat must be added to this solution to make it isotonic with nasal fluid?. Assume that nasal fluid has an isotonicity value of 0.9% NaCl. E AgNO3 = 0,33; E NaNO3 = 0,68 4. Using the sodium chloride equivalent method, make the following solutions isotonic with respect to the mucous lining of the eye (ocular membrane). E tetracain HCl = 0,14 - Tetracaine hydrochloride 10 grams - NaCl x grams - Sterilize distilled water, enough to make 1000 mL
  • 54. • Hitung tonisitas dibawah ini dengan ekivalensi NaCl : R/ Asam borat 8 Atropin sulfat 2 mf isotonis1000 mL
  • 55. • Hitung dengan metode White Vincent R/ Antipirin 4% Efedrin 1% mf isotonis pH 6,5 100 mL
  • 56. • Buatlah larutan Metadon HCl 1% 100 mL isotoni dengan NaCl. Diketahui ∆tb Metadon HCl = 0,101 dan ∆tb NaCl : 0,576 • Buatlah 100 mL larutan Pilokarpin HCl 2% isotoni dengan NaCl. Diketahui ∆tb Pilokarpin HCl 0,13. • Kumpulkan kamis, 21/10/10 dikerjakan di kertas folio bergaris
  • 57. PUSTAKA • Kenneth E.Avis, Lieberman, Leon Lachman., Pharmaceutical Dosage Forms : Parenteral Medication Vol 1, 2,3. • Salvatore Turco, Robert E. King, Sterile Dosage Forms. • Benny Logawa & Sundani Nurono, Repetitorium Teknologi Formulasi Sediaan Steril. • Wayne P Olsen, et al., Aseptic Pharmaceutical Manufacturing Technology for the 1990s. • Frederick J Carleton, James P. Agalloco, Validation of Aseptic Pharmaceutical Process.