SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PROBLEMATIKA MEMBACA MENULIS PERMULAAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD
Dosen Pengampu : Dra. Rukayah, M.Hum
Disusun Oleh :
Mitha Yulia Sari
K7113142
5C
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015
i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Problematika
Membaca Menulis Permulaan dengan baik.
Makalah ini membahas mengenai apa saja masalah yang dihadapi peserta
didik kelas rendah ketika belajar Membaca dan Menulis Permulaan (MMP).
Awalnya guru akan mendiagnosa terlebih dahulu, apa penyebab permasalahan
anak dalam masalah MMP. Setelah itu guru mencari cara mengatasi permasalahan
tersebut. Selanjutnya penulis akan bahas lebih jauh lagi dalam makalah ini.
Selama proses penulisan, ada kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi.
Namun kesulitan itu tidak membuat penulis menyerah.
Dalam proses penulisan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Rukayah, M.Hum selaku dosen pembimbing pada mata kuliah
Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing
penulis dalam menyusun makalah ini.
2. Teman-teman kelas 5C yang telah memberikan semangat dan bantuan
kepada penulis.
Penulis menyadari, makalah ini jauh dari sempurna karena segala
kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan berasal dari penulis sendiri,
maka penulis mohon maaf jika banyak kekurangan mengenai isi dan penulisan
dari makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, agar dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah ini.
Harapan dari penulis, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita
semua, baik bagi pembaca maupun penulis sendiri. Aamiin.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................iv
A. Latar Belakang...........................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................iv
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar............................................................5
B.Membaca permulaan..................................................................................................7
1.Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Membaca
Permulaan..................................................................................................................7
2.Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan...................................8
3.Bimbingan yang dapat Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami
Kesulitan Membaca Permulaan................................................................................11
C. Menulis Permulaan..................................................................................................15
1.Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Menulis................15
2.Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Menulis Permulaan.....................................15
3.Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami
Kesulitan Menulis Permulaan...................................................................................18
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan...............................................................................................................21
B Saran.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemastis, yang dilakukan orang-
orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib,
2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar
berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002:10).
Untuk itu mereka harus disiapkan sejak dini agar mempunyai kemampuan,
karakter dan kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,
1998).
Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah
kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis
merupakan bekal utama bagi peserta didik untuk dapat memahami mata pelajaran
yang diberikan oleh guru di sekolah (Stephens, 2004). Kemampuan ini dapat
mulai pada kelas rendah. Namun, selama keberjalanan pembelajaran tidak semua
anak langsung mampu semua dalam mempelajari membaca menulis, ada beberapa
anak yang mengalami kesulitan. Hal inilah yang merupakan suatu permasalahan
atau problem yang dihadapi guru. Guru harus dapat memecahkan permasalahan
dalam membelajarkan Membaca dan Menulis Permulaan di kelas rendah.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar
2. Permasalahan dalam Membaca Permulaan
3. Permasalahan dalam Menulis Permulaan
C. Tujuan Penulisan
A. Untuk Mengetahui hakikat dari problem/masalah dan kesulitan belajar
B. Untuk mengetahui macam-macam permasalahan dalam Membaca
Permulaan
C. Untuk mengetahui macam-macam permasalahan dalam Menulis Permulaa
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang
menimbulkan permasalahan. (Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hal.
276)
Sedangkan ahli lain mengatakan menyatakan bahwa "definisi
problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan
yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain
dapat mengurangi kesenjangan itu." (Syukir, Dasar-dasarStrategi Dakwah Islami, (Surabaya : Al-Ikhlas,
1983), hal. 65)
Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan yang belum sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Sedangkan arti dari kesulitan belajar adalah kesulitan atau gangguan
yang dialami seseorang dalam mempelajari bidang akademik dasar tertentu
sebagai akibat dari terganggunya sistem saraf pusat yang terkait, atau pengaruh
tidak langsung dari berbagai faktor lain. Kesulitan ini ditandai oleh kesenjangan
antara kemampuan umum seseorang dengan kemampuan yang ditunjukannya
dalam mempelajari bidang tertentu. The National Joint Committee for Learning
Disabilities (NJCLD), mendefinisikan kesulitan belajar adalah istilah generik
yang mengacu kepada sekelompok gangguan yang heterogen, yang muncul dalam
bentuk berbagai kesulitan dalam mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,
member penalaran, atau kemampuan matematika, baik dalam perolehan maupun
penggunaannya.
Gangguan ini bersifat intrinsik artinya berada dalam diri individu
bersangkutan, dan dianggap disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem saraf
pusat. Meskipun kesulitan belajar mungkin muncul bersamaan dengan kondisi
kecacatan yang lain (seperti gangguan sensori, cacat mental, gangguan sosial dan
emosi) atau pengaruh lingkungan (seperti perbedaan budaya, pengajaran yang
tidak tepat, dll), kesulitan belajar bukan merupakan akibat atau pengaruh langsung
dari faktor-faktor tersebut. (Lewis, 1988, hal. 258-359).
5
Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, faktor-faktor tersebut
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan faktor yang lain dalam
memunculkan kesulitan belajar. Osman (1979) menyebutkan sedikitnya ada 9
faktor yang berperan baik langsung maupun tidak langsung dalam memunculkan
kesulitan belajar, yaitu: intelegensi, ketidaksempurnaan sensori, tingkat keaktifan
dan kemampuan memusatkan perhatian, memar otak dan fungsi otak yang
minimal, faktor keturunan, ketidakmatangan atau kematangan yang terlambat,
faktor emosi, faktor lingkungan, dan faktor pendidikan. Gejala-gejala kesulitan
belajar dapat muncul dalam tiga bidang utama, yaitu : bahasa dan pengembangan
konsep, keterampilan perseptual, dan manifestasi perilaku.
Dalam pendidikan luar biasa, identifikasi merupakan langkah awal dan
sangat penting untuk menandai munculnya gejala kelainan atau kesulitan. Tujuan
utama identifikasi adalah menemukan adanya gejala kelainan atau kesulitan, yang
kemudian akan dijadikan dasar untuk mengambil langkah selanjutnya, yang
biasanya berupa assesment yang lebih akurat dan sistematis. Identifikasi dapat
dilakukan dengan berbagai prosedur yang mampu membuat guru tanggap
terhadap kelainan atau kesulitan yang muncul pada diri anak. (Mc Loughlin, J.A.
& Lewis, R.B, 1981). Agar dapat melakukan identifikasi gejala kesulitan dalam
belajar membaca menulis permulaan, guru harus menguasai kemampuan yang
dituntut dalam membaca menulis permulaan serta berbagai jenis kesulitan yang
mungkin dialami murid dalam usaha menguasai kemampuan tersebut. Di samping
itu, guru harus dapat mengenal gejala-gejala yang merupakan indikator dari
adanya kesulitan.
Untuk melakukan hal itu, guru dipersyaratkan mempunyai pengamatan
yang sensitive terhadap perilaku siswa dalam belajar membaca menulis
permulaan. Identifikasi harus menghasilkan informasi tentang siapa yang perlu
menjalani assesmen dan dalam bidang apa assesmen itu harus dilakukan. Assemen
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang rinci mengenai kekuatan dan
kelemahan murid dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini dapat
dimanfaatkan untuk penempatan atau mengembangkan pelajaran atau
merencanakan penanganan kesulitannya.
6
B. Membaca permulaan
1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Membaca
Permulaan
Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak
(Spodek dan Sacacho, 1994). Adapun tujuan pembelajaran membaca permulaan
di kelas rendag adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat
sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4). Dalam praktek
lapangan, banyak kita jumpai pada anak usia Sekolah Dasar, terutama di kelas
rendah masih terhitung banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam hal
membaca bacaan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal
(yang berasal dari diri pembaca) maupun faktor eksternal (yang berasal dari luar
diri pembaca). Faktor internal antara lain meliputi : minat baca, kepemilikan
kompetensi pembaca, motivasi dan kemampuan pembacanya. Sedangkan faktor
eksternal antara lain meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca.
♦ Faktor Internal
1. Minat baca
Minat merupakan kegiatan siswa dengan penuh kesadaran terhadap suatu
objek, oleh karena itu minat perlu dikembangkan dan dilatih dengan terus
menerus. Jika minat baca anak rendah maka tingkat keberhasilan anak dalam
membaca akan sulit tercapai. Minat baca anak harus ditumbuhkembangkan sejak
dini. Dan untuk membangkitkan minat baca siswa, guru harus memberikan
motivasi dan bimbingan pada diri siswa.
2. Motivasi
Kegiatan pembelajaran akan berhasil dan tercapai tujuannya jika dalam
diri siswa tertanam motivasi. Motivasi dalam proses pembelajaran berfungsi
untuk: (1) fungsi membangkitkan (arousal function) yaitu mengajak siswa belajar,
(2) fungsi harapan (expectasi function) yaitu apa yang harus bisa dilakukan
setelah berakhirnya pengajaran, (3) fungsi intensif (incentive function) yaitu
memberikan hadiah pada prestasi yang akan datang, (4) fungsi disiplin
(disciplinary function) yaitu menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol
tingkah laku yang menyimpang (Abd. Rachman, 1993 : 115).
7
3. Kepemilikan Kompetensi Membaca
Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu : keterampilan membaca,
berbicara, menyimak dan menulis. Keterampilan dalam membaca diperlukan
latihan- latihan tahap demi tahap. Kegiatan membaca berkaitan dengan
pengenalan huruf, bunyi dan huruf atau rangkaian kata, makna atau maksud dan,
pemahaman terhadap makna atau maksud. Jika kegiatan membaca tidak
dilakukan secara teratur maka keterampilan membaca yang dimiliki anak akan
berkurang dengan sendirinya.
♦ Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan
baca. Dalam hal ini sekolah sebagai pusat kebudayaan harus menciptakan siswa
yang gemar membaca melalui perpustakaan sekolah. Sekolah harus dapat
menciptakan suasana perpustakaan yang menyenangkan dan memberi
kenyamanan siswa dalam belajar. Lingkungan baca sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan membaca anak. Lingkungan baca anak yang menyenangkan akan
memberi kenyamanan bagi si pembaca dan mempermudah anak dalam membaca.
2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan
Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada
anak yang mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah.
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
1. Kurang mengenali huruf
Ketidakmampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis seringkali
dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / kapital dan huruf
kecil.
2. Membaca kata demi kata
Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca sebuah kata,
tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini disebabkan oleh :
(a) gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding)
(b) gagal memahami makna kata
(c) kurang lancar membaca.
8
3. Pemparafase yang salah
Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti
membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca,
khususnya tanda koma.
4. Miskin pelafalan
Ketidak tepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi-bunyi
bahasa (fonem).
5. Penghilangan
Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan (tidak dibaca) kata atau
frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan ketidakmampuan anak
mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata.
6. Pengulangan
Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca disebabakan oleh
faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf, bunyi, atau rendah
keterampilannya.
7. Pembalikan
Beberapa anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan orientasi
dari kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu, pembalikan juga dapat
terjadi dalam membunyikan huruf-huruf, misal huruf b dibaca d, huruf p
dibaca g. Kesulitan ini biasanya dialami oleh anak-anak kidal yang memiliki
kecenderungan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca
dan menulis.
8. Penyisipan
Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang
dibaca juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca, misalnya, anak
menambah kata seorang dalam kalimat “anak sedang bermain”.
9. Penggantian
Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain disebabkan
ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari makna kata
tersebut. Misalnya, karena anak tidak bisa membaca kata mengunyah maka
dia menggantinya dengan kata makan.
9
10. Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala
Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan
menggerakan kepala sewaktu membaca dapat menghambat perkembangan
anak dalam membaca.
11. Kesulitan konsonan
Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf yang
melambangkan konsonan tersebut.
12. Kesulitan vokal
Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu huruf,
misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan bunyi é (dalam
kata keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya) huruf-huruf yang
melambangkan beberapa bunyi seringkali menjadi sumber kesulitan anak
dalam membaca.
13. Kesulitan kluster, diftong dan digraf
Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua
konsonan atau lebih), diftong (gabungan dua vokal), dan digraf (dua huruf
yang melambangkan satu bunyi). Ketiga hal tersebut merupakan sumber
kesulitan anak yang sedang belajar membaca.
14. Kesulitan menganalisis struktur kata
Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata yang
membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat mengucapkan kata yang
dibacanya.
15. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya
Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya penguasaan
struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan hubungan antar
kalimat).
10
3. Bimbingan yang dapat Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang
Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan
Peran guru sebagai fasilitator sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangan peningkatan belajar anak. Keberhasilan belajar anak tidak lepas
dari cara guru membimbing dan mendidik siswanya. Bimbingan yang harus
dilakukan guru dalam menghadapi anak yang mengalami kesulitan membaca
antara lain :
1. Bimbingan terhadap anak yang kurang mengenali huruf
Langkah yang harus ditempuh guru dalam membantu anak yang
mengalami kesulitan kurang mengenali huruf ini dapat berupa :
− Huruf dijadikan bahan nyanyian.
− Menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya) khususnya
huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan d).
2. Bimbingan terhadap anak yang membaca kata demi kata
Langkah yang dilakuan guru untuk mengatsi anak yang mengalami
kesulitan jenis ini adalah :
– Gunakanlah bacaan yang tingkat kesulitannya rendah.
– Anak disuruh menulis kalimat dan membacanya dengan keras.
– Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosakata, maka
perlu pengayaan kosakata.
– Jika anak tidak menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah
kegiatan anak membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.
3. Bimbingan terhadap anak yang salah memparafrase.
Langkah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini yaitu dengan cara :
– Jika kesalahan disebabkan ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok
kata (frasa), sajikan sejumlah kelompok kata dan latihkan cara membacanya.
– Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca,
perkenalkan fungsi tanda baca dan cara membacanya.
– Berikan paragraf tanpa tanda baca, suruhlah anak untuk membacanya.
11
Selanjutnya ajaklah anak untuk menuliskan tanda baca pada paragraf
tersebut.
4. Bimbingan terhadap anak yang miskin pelafalan
Untuk mengatasi kesulitan pelafalan, guru dapat menggunakan cara berikut :
– Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri.
– Bagi anak yang tidak dapat mengucapkan kata secara tepat berikan latihan
khusus pengucapan kata-kata tertentu yang dipandang sulit.
5. Bimbingan terhadap anak yang mengalami penghilangan kata
Untuk mengatasi hal ini ditempuh cara :
– Anak disuruh membaca ulang.
– Kenali jenis kata atau frasa yang dihilangkan.
– Berikan latihan membaca kata atau frasa.
6. Bimbingan terhadap anak yang sering mengulangi kata
Upaya yang dilakukan guru dalam hal ini antara lain :
– Anak perlu disadarkan bahwa mengulang kata dalam membaca merupakan
kebiasaan buruk.
– Kenali jenis kata yang sering diulang.
– Siapkan kata atau frasa jenis untuk dialatihkan.
7. Bimbingan terhadap anak yang sering melakukan pembalikan kata
Upaya mengatasi kesulitan ini dapat dikukuhkan dengan cara sebagai berikut :
– Anak perlu disadarkan bahwa membaca (dalam bahan yang menggunakan
sistem alfabetis) menggunakan orientasi dari kiri ke kanan.
– Bagi anak yang kurang menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata-
kata yang memiliki bentuk serupa untuk dilatihkan.
– Latihan hendaknya dilakukan dalam bentuk kata yang bermakna,
misalnya: huruf p dan b dilatihkan dengan menggunakan kata pagi dan
bagi.
8. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menyisipkan kata
Untuk mengatasi hal ini, bimbinglah anak dengan menyuruh anak
membaca dengan pelan-pelan dan mengingatkan bahwa dia telah menambahkan
kata dalam membaca.
9. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan mengganti suku kata
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara :
12
– Gunakan bahan bacaan yang teramsuk kategori mudah.
– Identifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh anak.
– Latihkan cara mengucapkan kata-kata tersebut.
10. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menggunakan gerak bibir,
jari telunjuk dan menggerakan kepala.
Untuk mengubah kebiasaan anak yang selalu menggerakkan bibir sewaktu
membaca dalam hati, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
– Anak disuruh mengumumkan suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk
mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa mengunyam.
– Jelaskan pada anak bahwa membaca mengunyam dapat menghambat
keefektifan membaca.
Sedangkan untuk menghadapi anak yang menggunakan jari telunjuk dalam
membaca, dapat dilakukan kegiatan berikut.
- Perhatikan apakah anak mengalami gangguan mata.
- Gunakan bacaan yang cetakannya besar dan jelas.
- Latihkan teknik membaca prosa.
- Peringkatkan anak untuk tidak menggunakan jari telunjuk dalam
membaca.
11. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan mengucapkan bunyi konsonan dapat
dilakukan bimbingan antara lain :
- Kembangkan anak dalam mendengarkan konsonan yang sulit
misalnya tuliskan kata-kata yang dimulai dengan konsonan (depan,
adat, dapat, diri dan sebagainya).
- Suruh anak mencari dan mengumpulkan kata yang didalamnya
terkandung konsonan tersebut.
- Latihkan anak mengucapkan kata-kata yang didalamnya terkandung
konsonan.
12. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan vokal
Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini dapat dilakukan :
- Tanamkan pengertian pada diri anak bahwa huruf-huruf tertentu
dalam melambangkan lebih dari satu bunyi misalnya : huruf e dapat
melambangkan bunyi e dan é.
13
- Berikan contoh huruf e yang melambangkan bunyi e dan é dalam
kata-kata
- Ajaklah anak mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung huruf
tersebut.
13. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan kluster, diftong dan
digraf
Untuk mengatasi kesulitan ini lakukan :
– Kenalkan kluster (misalnya st, kl, gr, pr, sw), diftong (misalnya ai, oi,
ui) dan digraf (misalnya sy, ng, kh, dan ny) dalam kata atau kalimat.
– Tuliskan kata atau kalimat yang mengandung kluster, diftong, dan
digraf.
– Mintalah anak untuk mengumpulkan kata-kata yang di dalamnya
terkandung kluster, diftong, dan digraf.
– Perintahkan anak membacakan kata-kata yang telah dikumpulkan.
14. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan menganalisis struktur kata
Untuk mengatasi kesulitan ini lakukanlah :
– Catatlah kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh
anak.
– Perkenalkan kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan
oleh anak.
– Perkenalkan kata-kata tersebut kepada anak dengan memanfaatkan
metode yang ada.
– Suruhlah anak mencari kata-kata lain yang sejenis dan membacanya.
15. Bimbingan terhadap anak yang sulit mengenali makna kata dalam kalimat dan
cara mengucapkannya.
Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini lakukan :
- Ambil satu kata dan daftarkan kata turunannya (misalnya kata :
membaca, membacakan, dibaca, dibacakan, bacaan, dan terbaca).
- Bimbinglah anak untuk mengenali kata baca dan turunannya yang
terdapat dalam bacaan tersebut.
- Alihkan pada kata lain (misalnya kata tulis, gambar, makan, lari dan
sebagainya) (http://digilib.unnes.ac.id).
14
C. Menulis Permulaan
1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan
Menulis
1) Lingkungan keluarga
Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang memberikan makna
lisan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Namun terkadang orang
tua kurang memperhatikan anaknya. Keberhasilan anak sekolah pada
dasarnya dapat ditentukan pada apa yang dilakukan di rumah,
dorongan serta rangsangan minat menulis anak. Luangkan waktu
untuk membimbingnya, kenalkan anak pada huruf abjad, ajarkan pada
anak cara memegang pensil yang benar, sikap menulis yang benar
supaya anak memiliki kemampuan dasar menulis dari rumah.
2) Lingkungan sekolah
adanya penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat sehingga
timbul permasalahan dalam proses pembelajaran menulis anak
materi – materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai dengan
tingkat perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar kelas I
guru kurang memahami keinginan siswa
siswa yang benar-benar malas belajar menulis.
(http://digilib.unnes.ac.id)
2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Menulis Permulaan
Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang
lain, yaitu tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui
latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993:
3). Sejak awal masuk sekolah anak harus belajar menulis dengan tangan
karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai
15
bidang studi yang lain. Kesulitan menulis dengan tangan tidak hanya
menimbulkan masalah bagi anak, tetapi juga guru (Mulyono, 1999: 227).
Tulisan yang tidak jelas misalnya, baik anak maupun guru tidak dapat
membaca tulisan tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan anak untuk menulis antara lain :
a) Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalami gangguan atau kesulitan dalam menulis (tulisannya tidak
jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis).
b) Perilaku
Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat
menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis.
c) Persepsi
Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam
menulis. Jika persepsi visualnya yang tergangu, anak mungkin akan
sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti d
dengan b, p dengan q, dan lain-lain. Namun jika persepsi auditorisnya
yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan menulis
kata-kata yang diucapkan oleh guru.
d) Memori
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesulitan
belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ia
tulis.
e) Kemampuan melaksanakan cross modal
Kemampuan melaksanakan cross modal menyangkut kemampuan
mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.
16
f) Penggunaan tangan yang dominan
Anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal, tulisannya juga
sering terbalik-balik dan kotor.
g) Kemampuan memahami instruksi
Jika anak tidak memiliki kemampuan untuk memahami instruksi dapat
menyebabkan anak sering keliru menulis kata-kata yang sesuai dengan
perintah guru. (Mulyono, 2003:227)
Kesulitan belajar menulis sering disebut juga dengan istilah disgrafia
(disgraphia). (Jordon dikutip dalam Hallahan dkk, 1985 dalam
Mulyono, 2003:227). Kesulitan belajar menulis yang berat disebut
juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya ketidakmampuan
mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika.
Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau
disleksia (dyslexia) karena jenis kesulitan tersebut sesungguhnya
sangat terkait. (Mulyono, 1003:228). Kesulitan belajar menulis sering
dikaitkan dengan cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu (1)
sudut pensil terlalu besar, (2) sudut pensil terlalu kecil, (3)
menggenggam pensil, (4) menyangkutkan pensil ditangan atau
menyeret. (Hornsby, 1984 dalam Mulyono, 2003:228). Jenis
memegang pensil yang terakhir (menyeret pensil) adalah khas bagi
anak kidal.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami kesulitan menulis tangan,
guru dapat melakukan observasi terhadap berbagai kemampuan
sebagai berikut:
1. Menulis dari kiri ke kanan
2. Memegang pensil dengan benar
17
3. Menulis nama penggilannya sendiri
4. Menulis huruf-huruf
5. Menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku atau kertas
6. Menulis pada garis yang tepat. (Mulyono, 2003:233).
3. Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang
Mengalami Kesulitan Menulis Permulaan
Ada 10 macam aktivitas yang dapat digunakan untuk membantu anak
berkesulitan belajar menulis dengan tangan (menulis permulaan) sebagai
berikut :
1) Aktivitas menggunakan papan tulis
Aktivitas ini dilakukan sebelum pelajaran menulis yang
sesungguhnya. Kepada anak disediakan papan tulis dan
sepidol/kapur, dan pada papan tulis tersebut anak diberi kebebasan
untuk menggambar garis, lingkaran, dsb.
2) Posisi
Untuk latihan menulis, anak hendaknya disediakan kursi yang
nyaman dan meja yang cukup berat agar tidak mudah goyang.
Kedua tangan anak diletakkan diatas meja, tangan yang satu untuk
menulis dan tangan yang lain untuk memegang kertas bagian atas.
3) Kertas
Posisi kertas untuk menulis cetak sejajar dengan sisi meja, untuk
menulis tulisan sambung 60 derajat ke kiri bagi anak yang
menggunakan tangan kanan, dan 60 derajat ke kanan bagi anak
yang menggunakan tangan kiri atau kidal. Agar kertas tidak
bergerak, dapat direkat dengan selotip.
4) Memegang pensil
18
Banyak anak berkesulitan belajar menulis yang memegang pensil
dengan cara yang tidak benar. Untuk memegang pensil yang benar,
ibu jari dan telunjuk di atas pensil, sedangkan jari tengah berada di
bawah pensil, dan pensil di pegang agak sedikit di atas bagian yang
diraut. Bagi anak yang belum dapat memegang pensil dengan
benar, bagian pensil yang harus dipegang dapat dibatasi dengan
selotip, atau latihan dapat dimulai dengan sepidol besar, sepidol
sedang, sepidol biasa, dan baru kemudian pensil.
5) Titik-titik
Guru membuat dua jenis huruf, huruf yang utuh dan huruf yang
terbuat dari titik titik. Selanjutnya, anak diminta untuk
menghubungkan titik-titik tersebut menjadi huruf yang utuh
6) Menjiplak dengan semakin dikurangi
Pada mulanya guru menulis huruf utuh dan anak diminta untuk
menjiplak huruf tersebut. Lama kelamaan guru yang menulis
sebagian besar hingga sebagian kecil huruf tersebut dan anak
diminta untuk meneruskan penulisan.
7) Buku bergaris tiga
Buku bergaris tiga sering disebut juga buku tebal tipis (halus
kasar). Dengan buku bergaris semacam itu, anak dapat berlatih
membuat dan meletakkan huruf-huruf secara benar.
8) Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf
Ada huruf yang mudah dan ada pula huruf yang sulit ditulis.
Berbagai huruf yang mudah ditulis adalah m, n, t, i, u, r, s, l, dan e;
sedangkan yang sulit adalah x, z, y, j, p, b, h,k,f, g, dan q. Anak
hendaknya diajar menulis dengan huruf-huruf yang lebih mudah,
meningkat ke yang lebih sulit, dan baru kemudian gabungan dari
keduanya.
19
9) Bantuan verbal
Pada saat anak sedang menulis, guru dapat memberikan bantuan
dengan mengucapkan petunjuk seperti “naik”, “turun”, “belok”,
“stop”, dll.
10) Kata dan kalimat
Setelah anak mampu menulis huruf-huruf, latihan ditingkatkan
dengan menulis kata-kata dan selanjutnya kalimat. Penempatan
huruf, ukuran, dan kemiringan hendaknya juga memperoleh
perhatian. (Lerner, 1988 dalam Mulyono, 2003: 240 243).
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(1) Kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan akan berpengaruh
pada siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya.
(2) Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi anak sehingga
ia mengalami kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan.
(3) Peran guru sangatlah penting dalam membantu siswa untuk mengatasi
berbagai kesulitan belajar yang dialaminya.
B Saran
(1) Guru harus mempunyai pengamatan yang sensitive dalam mengidentifikasi
berbagai kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
(2) Guru perlu meningkatkan dan pengembangan kompetensi dalam merancang
dan melaksanakan pembelajaranmembaca menulis permulaan.
(3) Guru perlu mengembangkan kemampuan untuk dapat menggunakan media-
media pembelajaran yang menarik dan dapat memberikan pengaruh
kontruktif pada kemampuan membaca dan menulis anak.
21
DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada Minggu, 04 Oktober 2015
http://mumiro29.blogspot.co.id/2013/05/mengatasi-kesulitan-belajar-membaca.html
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-problematika-defisi-menurut.html
http://dodoprastyoko.blogspot.co.id/2013/04/belajar-menulis-awal.html
22

More Related Content

What's hot

Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisContoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisSelly Noviyanty Yunus
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanrizka_pratiwi
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
 
pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap Noviana Ulfa
 
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku GuruPerkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku GuruSisilia Herjanti
 
Koneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docx
Koneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docxKoneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docx
Koneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docxHennySihombing1
 
SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6sutarso
 
Contoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswaContoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswaMega Pratiwi
 
Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptxKontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptxAlmas113353
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...Muhammad Iqbal
 
Landasan historis rasional kurikulum 2013
Landasan historis rasional kurikulum 2013Landasan historis rasional kurikulum 2013
Landasan historis rasional kurikulum 2013idapurnama7475
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHzahra_khusnul
 
Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)
Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)
Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)fitriasolihah1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdfMuhamad Yogi
 

What's hot (20)

Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisContoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
 
Proyek Kepemimpinan.pptx
Proyek Kepemimpinan.pptxProyek Kepemimpinan.pptx
Proyek Kepemimpinan.pptx
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 
pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap pembelajaran kelas rangkap
pembelajaran kelas rangkap
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku GuruPerkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
 
Koneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docx
Koneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docxKoneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docx
Koneksi Antar Materi-5 Contoh Teks Multimoda.docx
 
SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6
 
Contoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswaContoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswa
 
Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptxKontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Landasan pembelajaran
Landasan pembelajaranLandasan pembelajaran
Landasan pembelajaran
 
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
 
Landasan historis rasional kurikulum 2013
Landasan historis rasional kurikulum 2013Landasan historis rasional kurikulum 2013
Landasan historis rasional kurikulum 2013
 
Ukps soal dan-kunci-jawaban
Ukps soal dan-kunci-jawabanUkps soal dan-kunci-jawaban
Ukps soal dan-kunci-jawaban
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
 
Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)
Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)
Mengukur berat benda (Matematika tema 6 kelas 2)
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
 

Viewers also liked

Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politikKelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politikMitha Ye Es
 
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografiKelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografiMitha Ye Es
 
2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ipsRiski Widiana
 
Tugas1 (ppt layang layang)
Tugas1 (ppt layang layang)Tugas1 (ppt layang layang)
Tugas1 (ppt layang layang)Euumay Kakashi
 
Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015
Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015
Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015José Valverde
 
Viriato Hotel Cconcept_2015
Viriato Hotel Cconcept_2015Viriato Hotel Cconcept_2015
Viriato Hotel Cconcept_2015Carlos Matos . @
 
Rstab 8 new_features_en
Rstab 8 new_features_enRstab 8 new_features_en
Rstab 8 new_features_enJo Gijbels
 
Updated community resource_april_2014
Updated community resource_april_2014Updated community resource_april_2014
Updated community resource_april_2014mednetone
 
TRAVIATA Newspaper: CRM2011 special
TRAVIATA Newspaper: CRM2011 specialTRAVIATA Newspaper: CRM2011 special
TRAVIATA Newspaper: CRM2011 specialRealDolmenCRM
 
Abogado corporativo 28 de febrero 2011
Abogado corporativo 28 de  febrero 2011Abogado corporativo 28 de  febrero 2011
Abogado corporativo 28 de febrero 2011EquipoUVM ABOGADOS
 
TCI2013 Innovation drivers of logistics clusters
TCI2013 Innovation drivers of logistics clustersTCI2013 Innovation drivers of logistics clusters
TCI2013 Innovation drivers of logistics clustersTCI Network
 
Reducing Cost Integrated Power Automation
Reducing Cost Integrated Power AutomationReducing Cost Integrated Power Automation
Reducing Cost Integrated Power AutomationARC Advisory Group
 
Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...
Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...
Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...auexpo Conference
 

Viewers also liked (20)

Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politikKelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
 
Makalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkapMakalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkap
 
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografiKelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografi
 
2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips
 
Tugas1 (ppt layang layang)
Tugas1 (ppt layang layang)Tugas1 (ppt layang layang)
Tugas1 (ppt layang layang)
 
Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015
Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015
Sesión virtual I Aplicaciones 2 UNED-II-2015
 
Viriato Hotel Cconcept_2015
Viriato Hotel Cconcept_2015Viriato Hotel Cconcept_2015
Viriato Hotel Cconcept_2015
 
Rstab 8 new_features_en
Rstab 8 new_features_enRstab 8 new_features_en
Rstab 8 new_features_en
 
Sig 1
Sig 1Sig 1
Sig 1
 
Figuls et al_45-1-2013
Figuls et al_45-1-2013Figuls et al_45-1-2013
Figuls et al_45-1-2013
 
MAGXIBZ Edit. Junio
MAGXIBZ Edit. JunioMAGXIBZ Edit. Junio
MAGXIBZ Edit. Junio
 
Updated community resource_april_2014
Updated community resource_april_2014Updated community resource_april_2014
Updated community resource_april_2014
 
TRAVIATA Newspaper: CRM2011 special
TRAVIATA Newspaper: CRM2011 specialTRAVIATA Newspaper: CRM2011 special
TRAVIATA Newspaper: CRM2011 special
 
Abogado corporativo 28 de febrero 2011
Abogado corporativo 28 de  febrero 2011Abogado corporativo 28 de  febrero 2011
Abogado corporativo 28 de febrero 2011
 
TCI2013 Innovation drivers of logistics clusters
TCI2013 Innovation drivers of logistics clustersTCI2013 Innovation drivers of logistics clusters
TCI2013 Innovation drivers of logistics clusters
 
Reducing Cost Integrated Power Automation
Reducing Cost Integrated Power AutomationReducing Cost Integrated Power Automation
Reducing Cost Integrated Power Automation
 
Dirección de Obras Públicas
Dirección de Obras PúblicasDirección de Obras Públicas
Dirección de Obras Públicas
 
Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...
Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...
Successful Email Campaigns for the Multi-Channel Age - Suzanna Chaplin & Warr...
 
33 21 profesias de mitar tarabich español ingles www.gftaognosticaespiritual...
33 21 profesias de mitar tarabich  español ingles www.gftaognosticaespiritual...33 21 profesias de mitar tarabich  español ingles www.gftaognosticaespiritual...
33 21 profesias de mitar tarabich español ingles www.gftaognosticaespiritual...
 

Similar to MMP Masalah

Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)e pai
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1JsHomeIndustry
 
Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^
Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^
Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^Lidya NazirH
 
Tik. makalah indo_melinda[1]
Tik. makalah indo_melinda[1]Tik. makalah indo_melinda[1]
Tik. makalah indo_melinda[1]MelindaTriA
 
Kelas09 ips lilis_yuliati
Kelas09 ips lilis_yuliatiKelas09 ips lilis_yuliati
Kelas09 ips lilis_yuliatiDita Putri
 
Book pti kirim
Book pti kirimBook pti kirim
Book pti kirimyoyokpti
 
Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaraniswantosahir
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanAyu Wikan
 
Hakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_mediaHakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_mediaRifki Aminuddin
 
Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah
Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah
Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah devi kumala sari
 
SMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dedi
SMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dediSMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dedi
SMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dedisekolah maya
 

Similar to MMP Masalah (20)

Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)
 
Masalah Belajar
Masalah BelajarMasalah Belajar
Masalah Belajar
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^
Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^
Laporan tutorial skenario b l6 bikinan akuuuu...^^
 
Tik. makalah indo_melinda[1]
Tik. makalah indo_melinda[1]Tik. makalah indo_melinda[1]
Tik. makalah indo_melinda[1]
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
PKN SMP Kelas 9
PKN SMP Kelas 9PKN SMP Kelas 9
PKN SMP Kelas 9
 
Pembelajaran Menulis
Pembelajaran MenulisPembelajaran Menulis
Pembelajaran Menulis
 
IPS SMP Kelas 7
IPS SMP Kelas 7IPS SMP Kelas 7
IPS SMP Kelas 7
 
Kelas09 ips lilis_yuliati
Kelas09 ips lilis_yuliatiKelas09 ips lilis_yuliati
Kelas09 ips lilis_yuliati
 
Book pti kirim
Book pti kirimBook pti kirim
Book pti kirim
 
Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaran
 
Ptk propos
Ptk proposPtk propos
Ptk propos
 
Book pti
Book ptiBook pti
Book pti
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Kelas v sd ips
Kelas v sd ipsKelas v sd ips
Kelas v sd ips
 
Hakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_mediaHakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_media
 
Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah
Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah
Peran guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan konseling disekolah
 
SMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dedi
SMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dediSMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dedi
SMP-MTs kelas07 wawasan ips iwan suciati lina dedi
 

More from Mitha Ye Es

Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuMitha Ye Es
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuMitha Ye Es
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Mitha Ye Es
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduMitha Ye Es
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalMitha Ye Es
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiMitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Mitha Ye Es
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Mitha Ye Es
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Mitha Ye Es
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaMitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak Mitha Ye Es
 

More from Mitha Ye Es (20)

Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupu
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
 
Mulok
MulokMulok
Mulok
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari madu
 
Dialog mulok
Dialog mulokDialog mulok
Dialog mulok
 
Story for mulok
Story for mulokStory for mulok
Story for mulok
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
 
Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak
 

Recently uploaded

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

MMP Masalah

  • 1. PROBLEMATIKA MEMBACA MENULIS PERMULAAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD Dosen Pengampu : Dra. Rukayah, M.Hum Disusun Oleh : Mitha Yulia Sari K7113142 5C PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2015 i
  • 2. Kata Pengantar Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Problematika Membaca Menulis Permulaan dengan baik. Makalah ini membahas mengenai apa saja masalah yang dihadapi peserta didik kelas rendah ketika belajar Membaca dan Menulis Permulaan (MMP). Awalnya guru akan mendiagnosa terlebih dahulu, apa penyebab permasalahan anak dalam masalah MMP. Setelah itu guru mencari cara mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya penulis akan bahas lebih jauh lagi dalam makalah ini. Selama proses penulisan, ada kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi. Namun kesulitan itu tidak membuat penulis menyerah. Dalam proses penulisan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dra. Rukayah, M.Hum selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. 2. Teman-teman kelas 5C yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari, makalah ini jauh dari sempurna karena segala kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan berasal dari penulis sendiri, maka penulis mohon maaf jika banyak kekurangan mengenai isi dan penulisan dari makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah ini. Harapan dari penulis, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua, baik bagi pembaca maupun penulis sendiri. Aamiin. ii
  • 3. Daftar Isi Kata Pengantar.........................................................................................................ii Daftar Isi.................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................iv A. Latar Belakang...........................................................................................................iv B. Rumusan Masalah.....................................................................................................iv C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................iv BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5 A. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar............................................................5 B.Membaca permulaan..................................................................................................7 1.Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan..................................................................................................................7 2.Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan...................................8 3.Bimbingan yang dapat Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan................................................................................11 C. Menulis Permulaan..................................................................................................15 1.Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Menulis................15 2.Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Menulis Permulaan.....................................15 3.Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Menulis Permulaan...................................................................................18 BAB III PENUTUP..............................................................................................................21 A. Kesimpulan...............................................................................................................21 B Saran.........................................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemastis, yang dilakukan orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002:10). Untuk itu mereka harus disiapkan sejak dini agar mempunyai kemampuan, karakter dan kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar, 1998). Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan bekal utama bagi peserta didik untuk dapat memahami mata pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah (Stephens, 2004). Kemampuan ini dapat mulai pada kelas rendah. Namun, selama keberjalanan pembelajaran tidak semua anak langsung mampu semua dalam mempelajari membaca menulis, ada beberapa anak yang mengalami kesulitan. Hal inilah yang merupakan suatu permasalahan atau problem yang dihadapi guru. Guru harus dapat memecahkan permasalahan dalam membelajarkan Membaca dan Menulis Permulaan di kelas rendah. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar 2. Permasalahan dalam Membaca Permulaan 3. Permasalahan dalam Menulis Permulaan C. Tujuan Penulisan A. Untuk Mengetahui hakikat dari problem/masalah dan kesulitan belajar B. Untuk mengetahui macam-macam permasalahan dalam Membaca Permulaan C. Untuk mengetahui macam-macam permasalahan dalam Menulis Permulaa iv
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan. (Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hal. 276) Sedangkan ahli lain mengatakan menyatakan bahwa "definisi problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu." (Syukir, Dasar-dasarStrategi Dakwah Islami, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), hal. 65) Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan yang belum sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sedangkan arti dari kesulitan belajar adalah kesulitan atau gangguan yang dialami seseorang dalam mempelajari bidang akademik dasar tertentu sebagai akibat dari terganggunya sistem saraf pusat yang terkait, atau pengaruh tidak langsung dari berbagai faktor lain. Kesulitan ini ditandai oleh kesenjangan antara kemampuan umum seseorang dengan kemampuan yang ditunjukannya dalam mempelajari bidang tertentu. The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD), mendefinisikan kesulitan belajar adalah istilah generik yang mengacu kepada sekelompok gangguan yang heterogen, yang muncul dalam bentuk berbagai kesulitan dalam mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, member penalaran, atau kemampuan matematika, baik dalam perolehan maupun penggunaannya. Gangguan ini bersifat intrinsik artinya berada dalam diri individu bersangkutan, dan dianggap disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem saraf pusat. Meskipun kesulitan belajar mungkin muncul bersamaan dengan kondisi kecacatan yang lain (seperti gangguan sensori, cacat mental, gangguan sosial dan emosi) atau pengaruh lingkungan (seperti perbedaan budaya, pengajaran yang tidak tepat, dll), kesulitan belajar bukan merupakan akibat atau pengaruh langsung dari faktor-faktor tersebut. (Lewis, 1988, hal. 258-359). 5
  • 6. Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan faktor yang lain dalam memunculkan kesulitan belajar. Osman (1979) menyebutkan sedikitnya ada 9 faktor yang berperan baik langsung maupun tidak langsung dalam memunculkan kesulitan belajar, yaitu: intelegensi, ketidaksempurnaan sensori, tingkat keaktifan dan kemampuan memusatkan perhatian, memar otak dan fungsi otak yang minimal, faktor keturunan, ketidakmatangan atau kematangan yang terlambat, faktor emosi, faktor lingkungan, dan faktor pendidikan. Gejala-gejala kesulitan belajar dapat muncul dalam tiga bidang utama, yaitu : bahasa dan pengembangan konsep, keterampilan perseptual, dan manifestasi perilaku. Dalam pendidikan luar biasa, identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai munculnya gejala kelainan atau kesulitan. Tujuan utama identifikasi adalah menemukan adanya gejala kelainan atau kesulitan, yang kemudian akan dijadikan dasar untuk mengambil langkah selanjutnya, yang biasanya berupa assesment yang lebih akurat dan sistematis. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai prosedur yang mampu membuat guru tanggap terhadap kelainan atau kesulitan yang muncul pada diri anak. (Mc Loughlin, J.A. & Lewis, R.B, 1981). Agar dapat melakukan identifikasi gejala kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan, guru harus menguasai kemampuan yang dituntut dalam membaca menulis permulaan serta berbagai jenis kesulitan yang mungkin dialami murid dalam usaha menguasai kemampuan tersebut. Di samping itu, guru harus dapat mengenal gejala-gejala yang merupakan indikator dari adanya kesulitan. Untuk melakukan hal itu, guru dipersyaratkan mempunyai pengamatan yang sensitive terhadap perilaku siswa dalam belajar membaca menulis permulaan. Identifikasi harus menghasilkan informasi tentang siapa yang perlu menjalani assesmen dan dalam bidang apa assesmen itu harus dilakukan. Assemen bertujuan untuk mendapatkan informasi yang rinci mengenai kekuatan dan kelemahan murid dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini dapat dimanfaatkan untuk penempatan atau mengembangkan pelajaran atau merencanakan penanganan kesulitannya. 6
  • 7. B. Membaca permulaan 1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak (Spodek dan Sacacho, 1994). Adapun tujuan pembelajaran membaca permulaan di kelas rendag adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4). Dalam praktek lapangan, banyak kita jumpai pada anak usia Sekolah Dasar, terutama di kelas rendah masih terhitung banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam hal membaca bacaan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal (yang berasal dari diri pembaca) maupun faktor eksternal (yang berasal dari luar diri pembaca). Faktor internal antara lain meliputi : minat baca, kepemilikan kompetensi pembaca, motivasi dan kemampuan pembacanya. Sedangkan faktor eksternal antara lain meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca. ♦ Faktor Internal 1. Minat baca Minat merupakan kegiatan siswa dengan penuh kesadaran terhadap suatu objek, oleh karena itu minat perlu dikembangkan dan dilatih dengan terus menerus. Jika minat baca anak rendah maka tingkat keberhasilan anak dalam membaca akan sulit tercapai. Minat baca anak harus ditumbuhkembangkan sejak dini. Dan untuk membangkitkan minat baca siswa, guru harus memberikan motivasi dan bimbingan pada diri siswa. 2. Motivasi Kegiatan pembelajaran akan berhasil dan tercapai tujuannya jika dalam diri siswa tertanam motivasi. Motivasi dalam proses pembelajaran berfungsi untuk: (1) fungsi membangkitkan (arousal function) yaitu mengajak siswa belajar, (2) fungsi harapan (expectasi function) yaitu apa yang harus bisa dilakukan setelah berakhirnya pengajaran, (3) fungsi intensif (incentive function) yaitu memberikan hadiah pada prestasi yang akan datang, (4) fungsi disiplin (disciplinary function) yaitu menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol tingkah laku yang menyimpang (Abd. Rachman, 1993 : 115). 7
  • 8. 3. Kepemilikan Kompetensi Membaca Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu : keterampilan membaca, berbicara, menyimak dan menulis. Keterampilan dalam membaca diperlukan latihan- latihan tahap demi tahap. Kegiatan membaca berkaitan dengan pengenalan huruf, bunyi dan huruf atau rangkaian kata, makna atau maksud dan, pemahaman terhadap makna atau maksud. Jika kegiatan membaca tidak dilakukan secara teratur maka keterampilan membaca yang dimiliki anak akan berkurang dengan sendirinya. ♦ Faktor Eksternal Faktor eksternal ini meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca. Dalam hal ini sekolah sebagai pusat kebudayaan harus menciptakan siswa yang gemar membaca melalui perpustakaan sekolah. Sekolah harus dapat menciptakan suasana perpustakaan yang menyenangkan dan memberi kenyamanan siswa dalam belajar. Lingkungan baca sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan membaca anak. Lingkungan baca anak yang menyenangkan akan memberi kenyamanan bagi si pembaca dan mempermudah anak dalam membaca. 2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada anak yang mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain : 1. Kurang mengenali huruf Ketidakmampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis seringkali dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / kapital dan huruf kecil. 2. Membaca kata demi kata Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini disebabkan oleh : (a) gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding) (b) gagal memahami makna kata (c) kurang lancar membaca. 8
  • 9. 3. Pemparafase yang salah Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma. 4. Miskin pelafalan Ketidak tepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi-bunyi bahasa (fonem). 5. Penghilangan Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan (tidak dibaca) kata atau frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan ketidakmampuan anak mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata. 6. Pengulangan Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca disebabakan oleh faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf, bunyi, atau rendah keterampilannya. 7. Pembalikan Beberapa anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu, pembalikan juga dapat terjadi dalam membunyikan huruf-huruf, misal huruf b dibaca d, huruf p dibaca g. Kesulitan ini biasanya dialami oleh anak-anak kidal yang memiliki kecenderungan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca dan menulis. 8. Penyisipan Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang dibaca juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca, misalnya, anak menambah kata seorang dalam kalimat “anak sedang bermain”. 9. Penggantian Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain disebabkan ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari makna kata tersebut. Misalnya, karena anak tidak bisa membaca kata mengunyah maka dia menggantinya dengan kata makan. 9
  • 10. 10. Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan menggerakan kepala sewaktu membaca dapat menghambat perkembangan anak dalam membaca. 11. Kesulitan konsonan Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf yang melambangkan konsonan tersebut. 12. Kesulitan vokal Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu huruf, misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan bunyi é (dalam kata keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya) huruf-huruf yang melambangkan beberapa bunyi seringkali menjadi sumber kesulitan anak dalam membaca. 13. Kesulitan kluster, diftong dan digraf Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua konsonan atau lebih), diftong (gabungan dua vokal), dan digraf (dua huruf yang melambangkan satu bunyi). Ketiga hal tersebut merupakan sumber kesulitan anak yang sedang belajar membaca. 14. Kesulitan menganalisis struktur kata Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata yang membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat mengucapkan kata yang dibacanya. 15. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya penguasaan struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan hubungan antar kalimat). 10
  • 11. 3. Bimbingan yang dapat Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan Peran guru sebagai fasilitator sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan peningkatan belajar anak. Keberhasilan belajar anak tidak lepas dari cara guru membimbing dan mendidik siswanya. Bimbingan yang harus dilakukan guru dalam menghadapi anak yang mengalami kesulitan membaca antara lain : 1. Bimbingan terhadap anak yang kurang mengenali huruf Langkah yang harus ditempuh guru dalam membantu anak yang mengalami kesulitan kurang mengenali huruf ini dapat berupa : − Huruf dijadikan bahan nyanyian. − Menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya) khususnya huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan d). 2. Bimbingan terhadap anak yang membaca kata demi kata Langkah yang dilakuan guru untuk mengatsi anak yang mengalami kesulitan jenis ini adalah : – Gunakanlah bacaan yang tingkat kesulitannya rendah. – Anak disuruh menulis kalimat dan membacanya dengan keras. – Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosakata, maka perlu pengayaan kosakata. – Jika anak tidak menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah kegiatan anak membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut. 3. Bimbingan terhadap anak yang salah memparafrase. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini yaitu dengan cara : – Jika kesalahan disebabkan ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok kata (frasa), sajikan sejumlah kelompok kata dan latihkan cara membacanya. – Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca, perkenalkan fungsi tanda baca dan cara membacanya. – Berikan paragraf tanpa tanda baca, suruhlah anak untuk membacanya. 11
  • 12. Selanjutnya ajaklah anak untuk menuliskan tanda baca pada paragraf tersebut. 4. Bimbingan terhadap anak yang miskin pelafalan Untuk mengatasi kesulitan pelafalan, guru dapat menggunakan cara berikut : – Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri. – Bagi anak yang tidak dapat mengucapkan kata secara tepat berikan latihan khusus pengucapan kata-kata tertentu yang dipandang sulit. 5. Bimbingan terhadap anak yang mengalami penghilangan kata Untuk mengatasi hal ini ditempuh cara : – Anak disuruh membaca ulang. – Kenali jenis kata atau frasa yang dihilangkan. – Berikan latihan membaca kata atau frasa. 6. Bimbingan terhadap anak yang sering mengulangi kata Upaya yang dilakukan guru dalam hal ini antara lain : – Anak perlu disadarkan bahwa mengulang kata dalam membaca merupakan kebiasaan buruk. – Kenali jenis kata yang sering diulang. – Siapkan kata atau frasa jenis untuk dialatihkan. 7. Bimbingan terhadap anak yang sering melakukan pembalikan kata Upaya mengatasi kesulitan ini dapat dikukuhkan dengan cara sebagai berikut : – Anak perlu disadarkan bahwa membaca (dalam bahan yang menggunakan sistem alfabetis) menggunakan orientasi dari kiri ke kanan. – Bagi anak yang kurang menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata- kata yang memiliki bentuk serupa untuk dilatihkan. – Latihan hendaknya dilakukan dalam bentuk kata yang bermakna, misalnya: huruf p dan b dilatihkan dengan menggunakan kata pagi dan bagi. 8. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menyisipkan kata Untuk mengatasi hal ini, bimbinglah anak dengan menyuruh anak membaca dengan pelan-pelan dan mengingatkan bahwa dia telah menambahkan kata dalam membaca. 9. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan mengganti suku kata Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara : 12
  • 13. – Gunakan bahan bacaan yang teramsuk kategori mudah. – Identifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh anak. – Latihkan cara mengucapkan kata-kata tersebut. 10. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakan kepala. Untuk mengubah kebiasaan anak yang selalu menggerakkan bibir sewaktu membaca dalam hati, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut – Anak disuruh mengumumkan suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa mengunyam. – Jelaskan pada anak bahwa membaca mengunyam dapat menghambat keefektifan membaca. Sedangkan untuk menghadapi anak yang menggunakan jari telunjuk dalam membaca, dapat dilakukan kegiatan berikut. - Perhatikan apakah anak mengalami gangguan mata. - Gunakan bacaan yang cetakannya besar dan jelas. - Latihkan teknik membaca prosa. - Peringkatkan anak untuk tidak menggunakan jari telunjuk dalam membaca. 11. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan mengucapkan bunyi konsonan dapat dilakukan bimbingan antara lain : - Kembangkan anak dalam mendengarkan konsonan yang sulit misalnya tuliskan kata-kata yang dimulai dengan konsonan (depan, adat, dapat, diri dan sebagainya). - Suruh anak mencari dan mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung konsonan tersebut. - Latihkan anak mengucapkan kata-kata yang didalamnya terkandung konsonan. 12. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan vokal Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini dapat dilakukan : - Tanamkan pengertian pada diri anak bahwa huruf-huruf tertentu dalam melambangkan lebih dari satu bunyi misalnya : huruf e dapat melambangkan bunyi e dan é. 13
  • 14. - Berikan contoh huruf e yang melambangkan bunyi e dan é dalam kata-kata - Ajaklah anak mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung huruf tersebut. 13. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan kluster, diftong dan digraf Untuk mengatasi kesulitan ini lakukan : – Kenalkan kluster (misalnya st, kl, gr, pr, sw), diftong (misalnya ai, oi, ui) dan digraf (misalnya sy, ng, kh, dan ny) dalam kata atau kalimat. – Tuliskan kata atau kalimat yang mengandung kluster, diftong, dan digraf. – Mintalah anak untuk mengumpulkan kata-kata yang di dalamnya terkandung kluster, diftong, dan digraf. – Perintahkan anak membacakan kata-kata yang telah dikumpulkan. 14. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan menganalisis struktur kata Untuk mengatasi kesulitan ini lakukanlah : – Catatlah kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh anak. – Perkenalkan kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh anak. – Perkenalkan kata-kata tersebut kepada anak dengan memanfaatkan metode yang ada. – Suruhlah anak mencari kata-kata lain yang sejenis dan membacanya. 15. Bimbingan terhadap anak yang sulit mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya. Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini lakukan : - Ambil satu kata dan daftarkan kata turunannya (misalnya kata : membaca, membacakan, dibaca, dibacakan, bacaan, dan terbaca). - Bimbinglah anak untuk mengenali kata baca dan turunannya yang terdapat dalam bacaan tersebut. - Alihkan pada kata lain (misalnya kata tulis, gambar, makan, lari dan sebagainya) (http://digilib.unnes.ac.id). 14
  • 15. C. Menulis Permulaan 1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Menulis 1) Lingkungan keluarga Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang memberikan makna lisan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Namun terkadang orang tua kurang memperhatikan anaknya. Keberhasilan anak sekolah pada dasarnya dapat ditentukan pada apa yang dilakukan di rumah, dorongan serta rangsangan minat menulis anak. Luangkan waktu untuk membimbingnya, kenalkan anak pada huruf abjad, ajarkan pada anak cara memegang pensil yang benar, sikap menulis yang benar supaya anak memiliki kemampuan dasar menulis dari rumah. 2) Lingkungan sekolah adanya penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat sehingga timbul permasalahan dalam proses pembelajaran menulis anak materi – materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar kelas I guru kurang memahami keinginan siswa siswa yang benar-benar malas belajar menulis. (http://digilib.unnes.ac.id) 2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Menulis Permulaan Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, yaitu tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993: 3). Sejak awal masuk sekolah anak harus belajar menulis dengan tangan karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai 15
  • 16. bidang studi yang lain. Kesulitan menulis dengan tangan tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak, tetapi juga guru (Mulyono, 1999: 227). Tulisan yang tidak jelas misalnya, baik anak maupun guru tidak dapat membaca tulisan tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis antara lain : a) Motorik Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan mengalami gangguan atau kesulitan dalam menulis (tulisannya tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis). b) Perilaku Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis. c) Persepsi Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visualnya yang tergangu, anak mungkin akan sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti d dengan b, p dengan q, dan lain-lain. Namun jika persepsi auditorisnya yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang diucapkan oleh guru. d) Memori Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ia tulis. e) Kemampuan melaksanakan cross modal Kemampuan melaksanakan cross modal menyangkut kemampuan mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik. 16
  • 17. f) Penggunaan tangan yang dominan Anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal, tulisannya juga sering terbalik-balik dan kotor. g) Kemampuan memahami instruksi Jika anak tidak memiliki kemampuan untuk memahami instruksi dapat menyebabkan anak sering keliru menulis kata-kata yang sesuai dengan perintah guru. (Mulyono, 2003:227) Kesulitan belajar menulis sering disebut juga dengan istilah disgrafia (disgraphia). (Jordon dikutip dalam Hallahan dkk, 1985 dalam Mulyono, 2003:227). Kesulitan belajar menulis yang berat disebut juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika. Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau disleksia (dyslexia) karena jenis kesulitan tersebut sesungguhnya sangat terkait. (Mulyono, 1003:228). Kesulitan belajar menulis sering dikaitkan dengan cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu (1) sudut pensil terlalu besar, (2) sudut pensil terlalu kecil, (3) menggenggam pensil, (4) menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret. (Hornsby, 1984 dalam Mulyono, 2003:228). Jenis memegang pensil yang terakhir (menyeret pensil) adalah khas bagi anak kidal. Untuk mengetahui apakah anak mengalami kesulitan menulis tangan, guru dapat melakukan observasi terhadap berbagai kemampuan sebagai berikut: 1. Menulis dari kiri ke kanan 2. Memegang pensil dengan benar 17
  • 18. 3. Menulis nama penggilannya sendiri 4. Menulis huruf-huruf 5. Menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku atau kertas 6. Menulis pada garis yang tepat. (Mulyono, 2003:233). 3. Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Menulis Permulaan Ada 10 macam aktivitas yang dapat digunakan untuk membantu anak berkesulitan belajar menulis dengan tangan (menulis permulaan) sebagai berikut : 1) Aktivitas menggunakan papan tulis Aktivitas ini dilakukan sebelum pelajaran menulis yang sesungguhnya. Kepada anak disediakan papan tulis dan sepidol/kapur, dan pada papan tulis tersebut anak diberi kebebasan untuk menggambar garis, lingkaran, dsb. 2) Posisi Untuk latihan menulis, anak hendaknya disediakan kursi yang nyaman dan meja yang cukup berat agar tidak mudah goyang. Kedua tangan anak diletakkan diatas meja, tangan yang satu untuk menulis dan tangan yang lain untuk memegang kertas bagian atas. 3) Kertas Posisi kertas untuk menulis cetak sejajar dengan sisi meja, untuk menulis tulisan sambung 60 derajat ke kiri bagi anak yang menggunakan tangan kanan, dan 60 derajat ke kanan bagi anak yang menggunakan tangan kiri atau kidal. Agar kertas tidak bergerak, dapat direkat dengan selotip. 4) Memegang pensil 18
  • 19. Banyak anak berkesulitan belajar menulis yang memegang pensil dengan cara yang tidak benar. Untuk memegang pensil yang benar, ibu jari dan telunjuk di atas pensil, sedangkan jari tengah berada di bawah pensil, dan pensil di pegang agak sedikit di atas bagian yang diraut. Bagi anak yang belum dapat memegang pensil dengan benar, bagian pensil yang harus dipegang dapat dibatasi dengan selotip, atau latihan dapat dimulai dengan sepidol besar, sepidol sedang, sepidol biasa, dan baru kemudian pensil. 5) Titik-titik Guru membuat dua jenis huruf, huruf yang utuh dan huruf yang terbuat dari titik titik. Selanjutnya, anak diminta untuk menghubungkan titik-titik tersebut menjadi huruf yang utuh 6) Menjiplak dengan semakin dikurangi Pada mulanya guru menulis huruf utuh dan anak diminta untuk menjiplak huruf tersebut. Lama kelamaan guru yang menulis sebagian besar hingga sebagian kecil huruf tersebut dan anak diminta untuk meneruskan penulisan. 7) Buku bergaris tiga Buku bergaris tiga sering disebut juga buku tebal tipis (halus kasar). Dengan buku bergaris semacam itu, anak dapat berlatih membuat dan meletakkan huruf-huruf secara benar. 8) Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf Ada huruf yang mudah dan ada pula huruf yang sulit ditulis. Berbagai huruf yang mudah ditulis adalah m, n, t, i, u, r, s, l, dan e; sedangkan yang sulit adalah x, z, y, j, p, b, h,k,f, g, dan q. Anak hendaknya diajar menulis dengan huruf-huruf yang lebih mudah, meningkat ke yang lebih sulit, dan baru kemudian gabungan dari keduanya. 19
  • 20. 9) Bantuan verbal Pada saat anak sedang menulis, guru dapat memberikan bantuan dengan mengucapkan petunjuk seperti “naik”, “turun”, “belok”, “stop”, dll. 10) Kata dan kalimat Setelah anak mampu menulis huruf-huruf, latihan ditingkatkan dengan menulis kata-kata dan selanjutnya kalimat. Penempatan huruf, ukuran, dan kemiringan hendaknya juga memperoleh perhatian. (Lerner, 1988 dalam Mulyono, 2003: 240 243). 20
  • 21. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan (1) Kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan akan berpengaruh pada siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya. (2) Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi anak sehingga ia mengalami kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan. (3) Peran guru sangatlah penting dalam membantu siswa untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang dialaminya. B Saran (1) Guru harus mempunyai pengamatan yang sensitive dalam mengidentifikasi berbagai kesulitan yang dihadapi oleh siswa. (2) Guru perlu meningkatkan dan pengembangan kompetensi dalam merancang dan melaksanakan pembelajaranmembaca menulis permulaan. (3) Guru perlu mengembangkan kemampuan untuk dapat menggunakan media- media pembelajaran yang menarik dan dapat memberikan pengaruh kontruktif pada kemampuan membaca dan menulis anak. 21
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Diakses pada Minggu, 04 Oktober 2015 http://mumiro29.blogspot.co.id/2013/05/mengatasi-kesulitan-belajar-membaca.html http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-problematika-defisi-menurut.html http://dodoprastyoko.blogspot.co.id/2013/04/belajar-menulis-awal.html 22