Makalah ini membahas implikasi perkembangan dan pertumbuhan remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan. Remaja mengalami perkembangan bahasa, emosi, nilai dan moral yang berpengaruh terhadap pendidikan. Guru perlu memahami karakteristik perkembangan ini untuk membimbing peserta didik dengan tepat.
1. September 12, 2012 ]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “IMPLIKASI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN”. Makalah ini kami ajukan guna untuk memenuhi tugas
matakuliah perkembangan peserta didik. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini,
saya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Puger Honggowiyono selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
2. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menuntut
ilmu.
3. Rekan-rekan kelompok yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
menyusun makalah ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang bersedia memberikan partisipasi
dalam penyusunan makalah ini.
Manusia pasti memiliki kekurangan seperti halnya dalam pembuatan makalah ini pun
kami banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari
pembaca guna kemajuan bersama.
Demikian sedikit pengantar dari kami, Semoga makalah ini memberikaninformasi
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Atas nama kelompok kami mengucapkan terimakasih.
Malang, September 2012
Penyusun
1
2. September 12, 2012 ]
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………….............................................……………………………...1
DAFTAR ISI................................…………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………….......………………………..
Tujuan………………………………………………............................................
BAB II ISI
A. Perkembangan Bahasa Peserta Didik dan
Sekolah Menengah (Remaja)..................................................................................
B. Perkembangan Emosi Peserta Didik
Usia Sekolah Menengah(Remaja)............................................................................
C. Perkembangan Nilai ,Moral,dan Sikap Peserta Didik...............................................
D. Implikasi Pemenuhan Kebutuhan Remaja Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan....................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………
Saran…………………………………………………………............................
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………
2
3. September 12, 2012 ]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan, tenaga pengajar tidak bisa terlepas dari masalah psikologi
peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik menginjak masa remaja yang merupakan
peralihan antara masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Pada masa remaja, peserta didik
mengalami dinamika yang sangat tinggi. Oleh karena itu diperlukan pengarahan kepada peserta
didik. Sehingga seorang tenaga pengajar harus bisa memahami dan mengerti apa yang
diinginkan oleh peserta didik.
Pada saat menginjak masa remaja, peserta didik mengalami perkembangan-
perkembangan yang meliputi perkembangan bahasa, perkembangan emosi, serta
perkembangan nilai, moral, dan sikap. Perkembangan tersebut sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pada tahap selanjutnya. Sehingga peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan
untuk membimbing dan mengarahkan agar peserta didik memenuhi keinginan dan
kebutuhannya.
Sehingga dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sebaiknya tenaga pendidik(
guru) harus menguasai perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masa remaja. Sehingga
tenaga pengajar tidak kesulitan dalam mengarahkan peserta didik menjadi yang lebih baik.
1.2 Tujuan
Dengan ditulisnya makalah ini kami selaku penulis berharap dapat sedikit membantu
memberikan gambaran tentang implikasi perkembangan dan pertumbuhan terhadap peserta
didik . Yang patut kita ketahui dan kita pelajari denga benar. Yang dimaksud mempelajari
dengan benar, yakni yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara lisan, tulis dan dalam
penerapannya.
1.3 Rumusan Masalah
3
4. September 12, 2012 ]
BAB II
ISI
A. PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK
DAN SEKOLAH MENENGAH (REMAJA)
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi seseorang dalam
pergaulannya atau dapat disebut alat pergaulan menurut Laura E. Bark (1989
berkesimpulan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampan khas yang paling
kompleks. Para ahli psikologi mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai
kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikan dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan bahasa terkait dengan
perkembangan kognitif dimana faktor intelejensi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa secara umum perkembangan bahasa dapat dikelompokan
menjadi
1. Tahap pralinguistik (0,3thn-1thn)
2. Tahap holofrastik (1thn-1,8thn)
3. Tahap kalimat dua kata (1,6thn-2thn)
4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2thn-5thn)
5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5thn-10thn)
6. Tahap pengembangan lengkap (11thn-dewasa)
Perkembangan bahasa dimulai dari keluarga yaitu bahasa yang digunakan dalam
keluarga tersebut lambat laun berpengaruh dalam penggunaan bahasa dilingkungan
masyarakat dan akan terus menguat pada individu tersebut sehingga pengaruh
lingkungan yang berbeda menyebabkan perbedaan perkembangan bahasa yang
digunakan. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu :
4
5. September 12, 2012 ]
a. Faktor umur
b. Faktor kondisi lingkungan
c. Faktor kecerdasan
d. Status sosial ekonomi keluarga
e. Faktor kondisi fisik
Tingkat kemampuan berpikir mempengaruhi tingkat kemampuan berbahasa seseorang.
Sehingga, apabila diimplikasikan dengan penyelenggaraan pendidikan maka siswa
cenderung memiliki variasi bahasa dalam proses pendidikan. Sehingga, para pendidik
perlu variasi mengajar dengan memfokuskan pada kemampuan dan keragaman
bahasa peserta didiknya sehingga mereka akan lebih leuasa tanpa harus dihantui rasa
takut dan cemas untuk mengungkapkan apa yang dipikirkannya,
B. PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK USIA
SEKOLAH MENENGAH (REMAJA)
Kehidupan anak selalu penuh dengan dorongan dan minat untuk mempunyai
atau memiliki sesuatu, apabila semua itu terpenuhi, anak cenderung memiliki
perkembangan afeksi atau afeksi yang sehat dan stabil. Oleh karena itu, untuk
memahami remaja, kita perlu mengetahui apa yang ia inginakn, lakukakan dan pikirkan
apa yang mereka rasakan
1. Pengertian Emosi
Perasaan yang selalu menyertai perbuatan kita sehari hari disebut
sebagai warna afektif. Apabila warna afektif tersebut kuat, perasaan seperti itu
dinamakan emosi (sarlito, 1982:59). Pada saat emosi, sering terjadi perubahan
perubahan pada fisik seseorang.
5
6. September 12, 2012 ]
2. Karakteristik Perkembangan Emosi
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa-masa
kuliah, bedamya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang
membangkitkan emosi dan pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap
emosinya. beberapa kondisi emosional yang akan dirasakan oleh remaja adalah
seperti cinta / kasih sayang, gembira, kemarahan, permusuhan, ketakutan dan
kecemasan.
Adapun ciri-ciri emosional remaja yang berusia 12-15 tahun menurut
Biehler ()1972) adalah sebagai berikut:
Cenderung bersikap pemurung, hal ini disebabkan oleh faktor biologis
dan hubungan kematangan sesksual .dan sebagian lagi karena
kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa
Berperilaku kasar untuk menutupi kekurangannya dalam hal percaya
diri
Sering terjadi ledakan emosi
Tidak toleran terhadap orang lain
Ada perasaan marah dengan gaya orang dewasa / guru yang bersikap
serbatahu
Sedangkan ciri emosional remaja usia 15-18 tahun adalah sebagai berikut
Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan masa kanak
kanak ke dewasa
Dengan bertambahnya kebebasan. Banyak remaja yang mengalami
konflik dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan perhatian,
simpati, dan nasihat orang tua
Sering melamun untuk memikirikan masa depannya.
.
6
7. September 12, 2012 ]
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
Perkembangan emosi remaja sangan dipengaruhi oleh faktor kematangan
dan faktor
Belajar (Hurlock,1960:299), untuk menunjang perkembangan emosi
remaja, kita perlu mengetahui metode belajar. Yaitu :
Belajar dengan coba coba
Belajar dengan cara meniru
Belajar dengan cara mempersamakan diri
Belajar dengan pengondisikan
Belajar dibawa bimbingan dan pengawasan
Mendekati berakhirnya masa remaja, berarti telah melewati banyak badai
emosional. Ia juga telah belajar dalam seni menyembunyikan perasaan, berarti
jika ingin memahami remaja, kita tidak hanya mengamati emosi-emosi yang
secara spontan dan terbuka, tetapi perlu berusaha mengerti emosi yang
disembunyikan. Seiring bertambahnya umur, pengetahuan dan pengalaman
berpengaruh signifikan terhadap perubahan irama emosional remaja
4. Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku
Perasaan marah, ketakutan, keadaan emosi, dll dapat mempengaruhi
reaksi – reaksi dalam tubuh yang merugikan, seperti : sembelit, gagap, gemetar,
dll. Untuk mengatasinya adalah dengan cara menghilangkan penyebab
ketegangan emosi tersebut.
Tentu reakasi kita berbeda – beda terhadap setiap orang yang kita jumpai,
maka akan timbul emosi tertentu. Jika yang timbul emosional yang buruk, tentu
itu akan mempengaruhi efektifitas belajar seseorang.
Seorang anak disekolah akan belajar lebih giat dan efektif bila ia termotivasi dan
selanjutnya ia akan mengembangkan usahanya untuk menguasai bahan yang
dipelajari.
7
8. September 12, 2012 ]
5. Mengenal Kecerdasan Emosi Remaja
Tentu semua remaja akan melewati masa pubertas. Pada masa ini
berada tumpang tindih antara masa anak – anak dan masa remaja. Sehingga
adanya kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami
kesulitan pada masa – masa tersebut yang dapat menyebabkan remaja
mengalami kesulitan menghadapi fase – fase perkembangan selanjutnya. Dari
pada itu remaja perlu memahami dan memiliki kecerdasan emosional sehingga
interaksi dengan orang lain dapat berjalan lancar dan efektif. Pada dasarnya
kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai
perasaan diri sendiri dan orang lain yang menanggapinya secara tepat,
menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari
– hari . Adapun unsur – unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari :
kecapakan pribadi, kecakapan sosial dan keterampilan sosial. Jelas itu juga ada
lima wilayah kecerdasan emosional, yaitu :
Mengenali emosional diri
Mengelola emosi
Motivasi diri
Mengenali emosi orang lain
Membina hubungan dengan orang lain
6. Implikasi Pengembangan Emosi Remaja Terhadap
Penyelenggaran Pendidikan
Sehubungan dengan emosi remaja yang cenderung banyak melamun dan
sulit diterka, maka satu – satunya hal yang dapat guru lakukan adalah
memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh dengan rasa tanggung
jawab moral Perlu disadari juga bahwa remaja berada dalam keadaan yang
membingungkan dan sulit diterka perilakunya. Dalam banyak hal ia bergantung kepada
orang tua, namun ia juga merasa ingin bebas dari otoritas orang tuanya agar menjadi
orang dewasa yang mandiri. Ini menjadikan remaja merasa bingung terhadap kondisi
8
9. September 12, 2012 ]
tersebut. Remaja pada Umumnya mengisi pikirannya dengan hal yang baru dari pada
tugas sekolah, untuk itu guru harus mengerti, memahami, serta dapat membimbing
dengan seksama
C. PERKEMBANGAN NILAI,MORAL,DAN SIKAP
PESERTA DIDIK
1. PENGERTIAN NILAI, MORAL, dan SIKAP
Menurut para ahli
NILAI
Nilai adalah patokan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, misalnya adat
kebiasaan dan sopan santun (SUTIKNA,1988:5).
Menurut SPRAGER Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh
individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial
tertentu (SUNARYO KARTADINATA,1988)
Nilai adalah merupakan suatu yg memungknkan indvidu atau kelompok sosia
yangl membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu
yang ingin dicapai(HORROCK,1976)
Dalam prespekti SPRAGER, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada
tatanan nilai nilai dan kesejahteraan .Dan spager tetap mengakui kekutan
individual yang dikenal dengan istilah ‘’roh subjektif’’(subjective spirit)
sementara itu kekuatan nilai nilai budaya merupakan ‘’roh objective’’(objective
spirit). Menurut sprager ,kekuatan individual atau roh subjektif didudukkan dalam
posisi primer karena nilai - nilai budaya hanya akan berkembang dan bertahan
apabila didukung dan dihayati oleh individu (EDWARDS,1987).
SPRAGER(EDWARDS,1987) menggolongkan nilai itu kedalam 6 jenis ,yaitu :
1. Nilai teori atau nilai keilmuan (I )
2. Nilai ekonomi (E)
3. Nilai sosisal atau nilai solidaritas(Sd)
4. Nilai agama(A)
5. Nilai seni(S) ,dan
9
10. September 12, 2012 ]
6. Nilai politik atau nilai kuasa
Dari 6 nilai tersebut,yang dominan pada masyarakat tradisional adalah nilai
solidaritas ,nilai agama,dan nilai seni, sedangkan pada masyarakat modern nilai
yang dominan adalah nilai keilmuan,nilai ekonomi,dan nilai kuasa
MORAL
Moral berasal dari kata latin ‘’mores’’ yang artinya tata cara dalam
kehidupan,adat istiadat,atau kebiasaan (GUNARSA,1986).
Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan
kelakuan,akhlak,kewajiban,dan sebagainya (PURWADARMINTO,1950:957) .
Moral adalah merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam prilaku yang
harus diatuhi (SHAFFER,1979).
Moral adalah merupakan standar baik buruk yang ditentukan bagi individu oleh
nilai nilai sosial budaya dimana individu sebagai individu social (rogers,1985).
SIKAP
FISHBEIN(1975) mendefinisikan sikap adalah predisposisi emosional yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek.
Sikap adalah suatu kata kata yang diekspresikan dalam bentuk tindakan yang
merupakan respon reaksi dari sikap terhadapm objek,baik berupa
orang,peristiwa,atau situasi (HOROCKS:1976).
CHALPIN(1981) dalam dictionary of psikology menyamakan sikap dan
pendirian. Selain itu chalpin medefinisikan sikap sebasai predisposisi atau
kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk
bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang
lain,objek,lembaga,atau persoalan tertentu.
10
11. September 12, 2012 ]
2. KARAKTERISTIK NILAI,MORAL,dan SIKAP REMAJA
Karakteristik remaja yang sangat menonjol dalam hal nilai adalah bahwa
remaja sudah sangat merasakan pentingnya tatanilai dan mengembangkan nilai
nilai baru yang sangat diperlukan sebagai pedoman,pegangan,atau petunjuk
dalam mencari jalannya sendiri untuk menumbuhkan identitas diri menuju
kepribadian yang semakin matang (SARWONO:1989)
GUNARSA,1988 berpendapat bahwa karakteristik remaja yang menonjol dalam
perkembangan moral remaja bahwa sesuai dengsn tingkat perkembangan
kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir oprasional formal,yaitu mampu
berfikir abstrak dan mampu memecahkan masalah masalah yang bersifat
hipotesis maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalaha tidak lagi hanya
terikat pada waktu,tempat,dan situasi ,tetapi juga pada sumber moral yang
menjadi dasar mereka.Selain itu GUNARSA juga berpendapat bahwa tingkat
perkembangan fisik dan psikis yang dicapai remaja berpengaruh pada
perubahan sikap dan prilakunya .Perubahan sikap yang cukup mencolok dan
ditempatkan sebagai salah satu karaktr remaja adalah sikap menentang nilai
nilai dasar hidup orang tua dan orang dewasa lainnya.
3. TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL REMAJA
Menurut john dewey tahapan perkembangan moral remaja ada 3 tahap yaitu:
Tahap pramoral
Tahap konvensional
Tahap otonom
Menurut Lawrence E. Kohlberg(1995) tahapan perkembangan moral reja ada 3
tahap yaitu:
Tingkat prakonvensional
Tingkat prakonvensional ini memiliki 2 tahap yaitu:
1. Orientasi hukuman dan keptuhan
2. Orientasi relativis – instrumental
Tingkat konvensional
Tingkat konvensional ini memiliki 2 tahap yaitu:
1. Orientasi esepakatan pribadi atau disebut orientasi
‘’anak manis’’
11
12. September 12, 2012 ]
2. Orientasi hokum dan ketertiban
Tingkatpascakonvensional ,otonom,atau berlandaskan prinsip
Pada tinkat ini terdapat 2 tahap yaitu:
1. Orientasi kontrak social legalitas
2. Orientasi prinsip dan etika universal
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
NILAI,MORAL,dan SIKAP
Menurut (Horrocks,1976;Gunarsa,1988) factor yang berperan sangat penting
dalam mempengaruhi perkembangan nilai,moral,dan sikap remaja dalanh
lingkungan. Ligkungan yg dimaksud mencakup aspek psikologi,sosial,
budaya,dan fisik kebendaan,bak yang tedapat dala lingkungan keluarga,sekolah
maupun masyarakat.
5.IMPLIKASI PENGEMBANGAN NILAI,MORAL,dan SIKAP REMAJA
terhadap PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Menciptakan hubungan komunikasi
Menciptakan ikli lingkungan yang serasi
E. IMPLIKASI PEMENUHAN KEBUTUHAN REMAJA
TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Kebutuhan fisik setiap manusia harus dipenuhi untuk mempertahankan
kehidupannya, pemenuhan kebutuhan fisik seseorang sangat bergantung pada kondisi
ekonomi keluarganya. Keluarga dengan ekonomi yang mapan dapat dengan mudah
memenuhi kebutuhan hidupunya, namun keluarga dengan ekonomi kurang sulit
memenuhinya. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan berpengaruh pada
pembentukan individu dan perkembangan psikologi seseorang. Latihan hidu teratur,
bersih dan sehat dapat membantu pemenuhan kebutuhan fisik seseorang seperti olah
raga dan UKS.
12
13. September 12, 2012 ]
Dalam kebutuhan fisik remaja, terdapat pula kebutuhan sexsual , kebutuhan ini
harus mendapatkan perhatian khusus baik dari orang tua maupun tenaga pendidik.
Orang tua dan tenaga pendidik harus memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan
sosial kepada putra putrinya agar tidak terjerumus ke hal – hal negatif yang tidak
diinginkan. Pemberian arti dan fungsi kehidupan sexsual dapat disalurkan melalui
bimbingan keluarga dan bimbingan perkawinan yang dilakukan secara periodik oleh
setiap organisasi ibu – ibu dan wanita pada umumnya, mendatangkan ahli dan dokter
untuk ceramah tentang masalah sexsual.
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan norma sosial,
remaja diharapkan mengikuti kelompok – kelompok remaja seperti kelompok olahraga,
seni, koperasi, belajar, dan ikut menjadi panitia di acara – acara disekolaha
13
15. September 12, 2012 ]
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah,Enung.2008.Psikologi Perkembangan.Bandung:CV pustaka setia.
Ali,Mohammad dan Mohammad Asrori.2011.Psikologi Remaja.Jakarta:PT Bumi Aksara.
15