SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
DAFTAR ISI

                                                                                                         Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... Error! Bookmark not de

DAFTAR ISI ..................................................................................................      i

BAB I           PENDAHULUAN .......................................................................                1

                A. Latar Belakang ......................................................................           1

                B. Batasan Masalah ....................................................................            2

                C. Tujuan ...................................................................................      3

                D. Manfaat Penulisan Makalah ..................................................                    3

BAB II          PEMBAHASAN .........................................................................               4

                A. Masalah Pokok Pendidikan ...................................................                    4

                       1.    Pemerataan Pendidikan ..................................................              4

                       2.    Mutu dan Relevansi Pendidikan ....................................                    6

                       3.    Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan ..............................                   7

                B. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan ................................                            9

                       1.    IPTEK ............................................................................    9

                       2.    Laju Pertumbuhan Penduduk .........................................                   9

                       3.    Permasalahan Pembelajaran ...........................................                10

                C. Penanggulangan Masalah Pembelajaran ...............................                            11

                       1.    Gaya Belajar ...................................................................     11

                       2.    Gaya Mengajar ...............................................................        13

BAB III         PENUTUP ...................................................................................       15

                A. Kesimpulan ...........................................................................         15

                B. Saran ......................................................................................   16

DAFTAR PUSTAKA



                                                          i
BAB I
                              PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
          Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap
   manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan
   manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari
   penerapan pendidikan. Jadi, pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk
   menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya
   sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah
   pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional
   Indonesia.
          Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan
   sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk di dalamnya.
   Diantaranya dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan
   nonformal.
          Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan
   yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum
   maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan
   perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis
   pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat
   yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu (bukan organisasi).
   Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara
   terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
          Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan
   pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
          Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua
   macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak
   positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang
   merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain
   dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala


                                       1
2


   sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut,
   sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
          Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka
   pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut
   sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat
   bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
          Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris
   yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau
   dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan
   atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-
   sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan
   pendidikan.
          Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan
   Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi
   oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang
   diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program
   utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
   1.   Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
   2.   Peningkatan mutu pendidikan
   3.   Peningkatan relevansi pendidikan
   4.   Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
   5.   Pengembangan kebudayaan
   6.   Pembinaan generasi muda

B. Batasan Masalah
          Karena sangat luasnya kajian tentang Permasalahan Pendidikan, maka
   penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
   1.   Masalah Pokok Pendidikan
   2.   Faktor Pendukung Masalah Pendidikan
   3.   Penanggulangan Masalah Pembelajaran
3


C. Tujuan
          Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah
   ini adalah sebagai berikut:
   1.   Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan
        Universitas Negeri Padang.
   2.   Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang
        dihadapi oleh bangsa kita Indonesia.
   3.   Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
   4.   Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi
        di dalam dunia pendidikan.

D. Manfaat Penulisan Makalah
          Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah,
   diantaranya sebagai berikut:
   1.   Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
   2.   Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
   3.   Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan.
   4.   Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
   5.   Membangun cara belajar yang lebih efektif.
BAB II
                               PEMBAHASAN



A. Masalah Pokok Pendidikan
          Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi
   tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang
   merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia.

   1.   Pemerataan Pendidikan
               Menurut    Kamus     Besar    Bahasa   Indonesia   (KBBI),    kata
        pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh
        bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh
        jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan
        perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
        pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan
        melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga
        seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
               Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program
        pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
        bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh
        pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut
        perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam
        pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap
        orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan.
        Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan
        menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi
        geografis.
               Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN
        1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin
        pertama menyebutkan:




                                       4
5


    “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh
    pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia
    menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi
    dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“.
       Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia
adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap
warga negara.
       Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan
Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan
tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat
dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan
pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
       Permasalahan     Pemerataan    dapat     terjadi   karena   kurang
terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain
itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang
berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses
pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang
dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearah-daerah
terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia
yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan
pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
       Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan
menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat
yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana
pendidikan      yang   dilakukan   pemerintah     sebaiknya    dikerjakan
setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum                yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini.
6


2.   Mutu dan Relevansi Pendidikan
              Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi
     pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat
     menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan
     bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait
     mangait, dan berguna secara langsung.
              Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu
     untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan.
     Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan
     lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang
     digunakan untuk menjalankan pendidikan.
              Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh
     beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu
     proses      pembelajaran   yang   belum   mampu    menciptakan   proses
     pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum
     didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan
     independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara
     ojektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah
     dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang
     diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi
     untuk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
              Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan
     beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik.
     Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas
     siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat
     sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk
     melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih
     inovatif.
              Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi
     sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring
     dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi,
7


     pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang
     ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah
     kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap
     perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
             Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh
     rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari
     kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut.
     Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar
     pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
             Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama
     antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat.
     Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat
     dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga
     penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat
     ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi
     industri.

3.   Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
             Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain
     sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka
     ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan
     pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan
     efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud
     efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai
     secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat
     memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya
     yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
             Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila
     pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat
     sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada
     saat sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien,
     dimana pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidak menghasilkan
8


lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih
dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh.
Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
       Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana
hasil yang dicapai sesuai dengan rencana/ program yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru
tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut
tidak efektif. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sedini mungkin,
terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.
       Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut
untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang
mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan
lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah
lain seperti pengangguran.
       Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan
peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik,
bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan
yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan
penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan
yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih
mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan
pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan
waktu dan tenaga.
9


B. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan
          Masalah pokok pendidikan akan terjadi di dalam dalam bidang
   pendidikan itu sendiri. Jika dianalisis lebih jauh, maka sesungguhnya
   permasalahan     pendidikan   berkaitan   dengan   beberapa   faktor   yang
   menyebabkan terjadinya masalah itu.

   1.   IPTEK
               Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini
        berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan bangsa
        menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan
        keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk
        teknologi baru dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hukum,
        pertanian dan lain sebagainya.
               Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada
        tantangan dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan
        dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan
        pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam dunia
        pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang
        pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat
        menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya.

   2.   Laju Pertumbuhan Penduduk
               Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh tehadap
        masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan
        penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin besar
        jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan
        sekolah-sekolah untuk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah
        tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak
        bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
               Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu sekolah
        dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar
10


     dengan peserta didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu dan
     relevansi pebdidikan tidak akan dapat dicapai dengan baik.
            Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan
     kepada masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Tidak heran
     jika perencanaan, sarana dan prasarana pendidikan di suatu daerah
     terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini diakibatkan karena
     lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut. Keadaan
     seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan. Keterkaitan
     antar masalah ini akan berdampak kepada keadaan pendidikan Indonesia.

3.   Permasalahan Pembelajaran
            Pelaksanaan kegiatan belajar adalah sesuatu yang sangat penting
     dalam dunia pendidikan. Dalam kegiatan belajar formal ada dua subjek
     yang berinteraksi, yaitu pengajar/ pendidik (guru/ dosen) dan peserta
     didik (murid/ siswa, dan mahasiswa).
            Pada saat sekarang ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan
     cenderung pasif, dimana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya
     sebagai orang yang serba tahu. Hal ini akan menimbulkan kejengahan
     terhadap peserta didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi
     tidak menarik dan cenderung membosankan. Kegiatan belajar yang
     terpusat seperti ini merupakan masalah yang serius dalam dunia
     pendidikan.
            Guru/ dosen yang berpandangan kuno selalu menganggap bahwa
     tugasnya hanyalah menyampaikan materi, sedangakan tugas siswa/
     mahasiswa adalah mengerti dengan apa yang disampaikannya. Bila
     peserta didik tidak mengerti, maka itu adalah urusan mereka. Tindakan
     seperti ini merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu
     dipertahankan.
            Dalam hal penilaian, Pendidik menempatkan dirinya sebagai
     penguasa nilai. Pendidik bisa saja menjatuhkan, menaikan, mengurangi
     dan mempermainkan nilai perolehan murni seorang peserta didik. Pada
     satu kasus di pendidikan tinggi, dimana seorang dosen dapat saja
11


        memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa tertentu, tanpa
        mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa
        tersebut. Proses penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan.

C. Penanggulangan Masalah Pembelajaran
             Penanggulangan masalah pembelajaran ini lebih diarahkan kepada
   pokok permasalahan pendidikan di atas.

   1.   Gaya Belajar
                Untuk menanggulangi masalah pembelajaran ini, diperlukan
        pelaksanaan kegiatan belajar baru yang lebih menarik. Gaya belajar dapat
        dilakukan dalam 3 bentuk, dan dilaksanakan pada saat yang bersamaan.
        Yaitu belajar secara Somatis, Auditori dan Visual.

        a.    Somatis
                     Somatic bersal dari bahasa Yunani, yang berarti tubuh. Jadi
              belajar somatis dapat disebut sebagai balajar dengan menggunakan
              indra peraba, kinestetis, praktis, dan melibatkan fisik serta
              menggunakan dan menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dalam
              pelaksanaan kegiatan belajar pada saat ini otak merupkan organ
              tubuh yang paling dominan. Pembelajaran yang dilakukan seperti
              merupakan kegiatan yang sangat keliru.
                     Anak-anak yang bersifat somatis tidak akan mampu untuk
              duduk tenang. Mereka harus menggerakkan tubuh mereka untuk
              membuat otak dan pikiran mereka tetap hidup. Anak-anak seperti ini
              disebut sebagai “Hiperaktif“. Pada sejumlah anak, sifat hiperaktif itu
              normal dan sehat. Namun yang dijumpai pada anak-anak hiperaktif
              adalah penderitaan, dimana sekolah mereka tidak mampu dan tidak
              tahu cara memperlakukan mereka. Aktivitas anak-anak yang
              hiperaktif cenderung dianggap mengganggu, tidak mampu belajar
              dan mengancam ketertiban proses pembelajaran.
                     Dalam satu penelitian disebutkan bahwa “jika tubuhmu tidak
              bergerak, maka otakmu tidak beranjak“. Jadi menghalangi gaya
12


     belajar anak somatis dengan menggunakan tubuh sama halnya
     dengan menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya. Mungkin dalam
     beberapa kasus, sistem pendidikan dapat membuat cacat belajar
     anak, dan bukan menggangu jalannya pembelajaran.

b. Auditori
              Pikiran auditori lebih kuat dari yang kita sadari. Telinga terus
     menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, dan bahkan
     tanpa kita sadari. Begitu juga ketika kita berbicara, area penting
     dalam otak kita akan menjadi aktif.
              Semua pembelajaran yang memiliki kecenderungan auditori,
     belajar dengan menggunakan suara dari dialog, membaca dan
     menceritakan kepada orang lain. Pada saat sekarang ini, budaya
     auditori lambat laun mulai menghilang. Seperti adanya peringatan
     jangan berisik di perpustakaan telah menekan proses belajar secara
     auditori.

c.   Visual
              Ketajaman visual merupakan hal yang sangat menonjol bagi
     sebagian peserta didik. Alasaannya adalah bahwa dalam otak
     seseorang lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual
     daripada semua indra yang lain.
              Setiap orang yang cenderung menggunakan gaya belajar
     visual akan lebih mudah belajar jika mereka melihat apa yang
     dibicarakan olah guru atau dosen. Peserta didik yang belajar secara
     visual akan menjadi lebih baik jika dapat melihat contoh dari dunia
     nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran mengenai
     suatu konsep pembahasan.
              Peserta didik yang belajar secara visual ini, akan lebih baik
     jika mereka menciptakan peta gagasan, diagram, ikon dan gambar
     lainnya dengan kreasi mereka sendiri.
13


2.   Gaya Mengajar
            Pelaksanaan pembelajaran sangat ditunjang oleh keahlian
     pendidik dalam mengatur suasana kelasnya. Seringkali dalam proses
     penyampaian materi, pendidik langsung mengajar apa adanya. Ada
     pendidik yang tidak mau memikirkan cara menyampaikan materi
     pelajaran yang akan dibahasnya. Menyampaikan materi bukan hanya
     sekedar berbicara di depan kelas saja, tetapi suatu cara dan kemampuan
     untuk membawakan materi pelajaran menjadi suatu bentuk presentasi
     yang menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan diingat oleh peserta
     didik. Dalam hal ini, komunikasi menjadi lebih penting. Dengan
     komunikasi seseorang bisa mengerti dengan apa yang dibicarakan.
            Komunikasi yang efektif tidak berarti pasti dan harus dapat
     menjangkau 100%. Komunikasi yang efektif berarti mengerti dengan
     tanggung jawab dalam proses menyampaikan pemikiran, penjelasan, ide,
     pandangan dan informasi. Dalam komunikasi pembelajaran, sering
     dijumpai permasalahan, yaitu masalah mengerti dan tidak mengerti. Jika
     peserta didik tidak mengerti dengan apa yang disampaikan pendidik,
     maka tanggung jawab seorang pendidiklah untuk membuat mereka
     menjadi lebih mengerti.
            Jika dulu pendidik dipandang sebagai sumber informasi utama,
     maka pada saat sekarang ini pandangan seperti itu perlu disingkirkan.
     Sumber-sumber informasi pada abad ini telah menimbulkan kelebihan
     informasi bagi setiap manusia di muka bumi ini. Informasi yang tersedia
     jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan
     peninjauan kembali terhadap gaya belajar masa kini.
            Oleh karena itu peran utama seorang pendidik perlu diperbaharui.
     Peran pendidik seharusnya adalah sebagai fasilitator dan katalisator.
            Peran guru sebagai fasilitator adalah menfasilitasi proses
     pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dalam hal ini, peserta didik
     harus berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap hasil pembelajaran.
14


Karena sebagai fasilitator, maka posisi peserta didik dan pendidik adalah
sama.
        Sedangkan peran pendidik sebagai katalisator adalah dimana
pendidik membantu anak-anak didik dalam menemukan kekuatan, talenta
dan kelebihan mereka. Pendidik bergerak sebagai pembimbing yang
membantu, mangarahkan dan mengembangkan aspek kepribadian,
karakter emosi, serta aspek intelektual peserta didik. Pendidik sebagai
katalisator juga berarti mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa
cinta terhadap proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajran yang
diinginkan dapat terjadi secara optimal.
        Gaya mengajar seperti ini akan lebih bermanfaat dalam proses
peningkatan mutu, kualitas, efektifitas dan efisiensi pendidikan.
BAB III
                                   PENUTUP



A. Kesimpulan
           Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah
   sebagai berikut.
   1.   Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius
        oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran
        pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana
        pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang
        pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha
        pemerataan pendidikan.
   2.   Pendidikan (dengan bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju
        pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat
        ditingkatkan dengan mengkampanyekan program KB dengan sebaik-
        baiknya hingga pelosok negeri ini.
   3.   Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu
        diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama
        tidak dapat diterapkan lagi.
   4.   Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja
        sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis.
        Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan
        terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah
        korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
   5.   Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan
        profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.




                                         15
16


B. Saran
           Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini
   adalah sebagai berikut.
   1.   Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis
        kompetensi, serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
        dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat pada saat ini.
   2.   Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha peningkatan mutu
        pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru
        dalam pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA



Depdikbud. 1982/1983. Materi Dasar Program Pendidikan Akta Mengajar V,
      (Buku II A). Jakarta: PPIPT Depdikbud.
PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Tim Dosen IKIP Malang. 1987. Pengantar Dasar - Dasar Kependidikan.
     Surabaya: Usaha Nasional.
Tim Pembina Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar: Pengantar
      Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang (UNP).
Tirta Raharja, Umar La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: P3MTK
       Dirjen Dikti Depdikbud.
UU No.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Website : www.suara pembaruan.com/25 November 2012.

More Related Content

What's hot

Hakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanHakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanSiti Sya'anah
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1saeful_4h13
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarShoffan shoffa
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
 
Pemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaranPemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaranDiardidi Ardian
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaPrincess Indry
 
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaranPemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaranIsmail Fizh
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarKumala Lestari
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
 Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Integrasi Teknologi dalam PembelajaranUwes Chaeruman
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasDedy Wiranto
 
Ppt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septyPpt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septysukma1729
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranrizka_pratiwi
 
Lingkungan sebagai media pembelajaran book
Lingkungan sebagai media pembelajaran bookLingkungan sebagai media pembelajaran book
Lingkungan sebagai media pembelajaran bookHilwaFathiaJamil
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"Nursa Fatri Nofriati
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranMayawi Karim
 
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaSumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaAndri Endianto
 

What's hot (20)

Hakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanHakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikan
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Pemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaranPemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaranPemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaran
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
 Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
Ppt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septyPpt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septy
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Rpp mind mapping
Rpp mind mappingRpp mind mapping
Rpp mind mapping
 
Lingkungan sebagai media pembelajaran book
Lingkungan sebagai media pembelajaran bookLingkungan sebagai media pembelajaran book
Lingkungan sebagai media pembelajaran book
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
 
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaSumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
 

Viewers also liked

Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan dirohama07
 
Kondisi sistem pendidikan indonesia
Kondisi sistem pendidikan indonesiaKondisi sistem pendidikan indonesia
Kondisi sistem pendidikan indonesiaAdy Setiawan
 
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di IndonesiaPermasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di Indonesiaeryeryey
 
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanContoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanMustofa Thovids
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanMastudiar Daryus
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanSMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Karya Tulis Ilmiah Es Krim Biji Durian
Karya  Tulis Ilmiah Es Krim Biji DurianKarya  Tulis Ilmiah Es Krim Biji Durian
Karya Tulis Ilmiah Es Krim Biji Duriandwinitatanisia
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Dadang Solihin
 
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMakalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMuhammad Idris
 
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di JepangSistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepangkhairunnisa mulyana
 
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANGPOLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANGadi
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparanarrull
 
Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaGlorya Sidabutar
 
Proposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjanaProposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjanaKampung Sarjana
 

Viewers also liked (20)

Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Kondisi sistem pendidikan indonesia
Kondisi sistem pendidikan indonesiaKondisi sistem pendidikan indonesia
Kondisi sistem pendidikan indonesia
 
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di IndonesiaPermasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
 
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanContoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Karya Tulis Ilmiah Es Krim Biji Durian
Karya  Tulis Ilmiah Es Krim Biji DurianKarya  Tulis Ilmiah Es Krim Biji Durian
Karya Tulis Ilmiah Es Krim Biji Durian
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
 
Makalah Yoghurt
Makalah YoghurtMakalah Yoghurt
Makalah Yoghurt
 
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMakalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di JepangSistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
 
Paparan Dpjt
Paparan DpjtPaparan Dpjt
Paparan Dpjt
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANGPOLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
 
Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
 
Proposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjanaProposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjana
 

Similar to PEMERATAAN

Produktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islamProduktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islamAfiful Ikhwan
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMALEKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMALNur Arifaizal Basri
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIAPROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIAAkmlna
 
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesiaKurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesiaripto atmaja
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifJasmin Jasin
 
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie RamadhanPermasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie RamadhanMuhammad Habibie Ramadhan
 
Model pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidupModel pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidupIyizz Hatikecil
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaAliffanin
 
Implementasi Pendidikan Berbasis Unesco
Implementasi Pendidikan Berbasis UnescoImplementasi Pendidikan Berbasis Unesco
Implementasi Pendidikan Berbasis Unescorandiramlan
 
Kbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islamKbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islamJasmin Jasin
 
Kajian kebijakan kur sd
Kajian kebijakan kur sdKajian kebijakan kur sd
Kajian kebijakan kur sdarifin
 
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islamPendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islamNikmatul W
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umumAmriDhimasMaulana
 

Similar to PEMERATAAN (20)

Produktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islamProduktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islam
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMALEKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIAPROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesiaKurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
 
Permasalahan pendidikan
Permasalahan pendidikanPermasalahan pendidikan
Permasalahan pendidikan
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie RamadhanPermasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Model pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidupModel pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidup
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Implementasi Pendidikan Berbasis Unesco
Implementasi Pendidikan Berbasis UnescoImplementasi Pendidikan Berbasis Unesco
Implementasi Pendidikan Berbasis Unesco
 
Kbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islamKbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islam
 
Kajian kebijakan kur sd
Kajian kebijakan kur sdKajian kebijakan kur sd
Kajian kebijakan kur sd
 
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islamPendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
 
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINIPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umum
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

PEMERATAAN

  • 1. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI .................................................................................................. i BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Batasan Masalah .................................................................... 2 C. Tujuan ................................................................................... 3 D. Manfaat Penulisan Makalah .................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 4 A. Masalah Pokok Pendidikan ................................................... 4 1. Pemerataan Pendidikan .................................................. 4 2. Mutu dan Relevansi Pendidikan .................................... 6 3. Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan .............................. 7 B. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan ................................ 9 1. IPTEK ............................................................................ 9 2. Laju Pertumbuhan Penduduk ......................................... 9 3. Permasalahan Pembelajaran ........................................... 10 C. Penanggulangan Masalah Pembelajaran ............................... 11 1. Gaya Belajar ................................................................... 11 2. Gaya Mengajar ............................................................... 13 BAB III PENUTUP ................................................................................... 15 A. Kesimpulan ........................................................................... 15 B. Saran ...................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA i
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Jadi, pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk di dalamnya. Diantaranya dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu (bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal. Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia. Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala 1
  • 3. 2 sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan. Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan. Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala- sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan 2. Peningkatan mutu pendidikan 3. Peningkatan relevansi pendidikan 4. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan 5. Pengembangan kebudayaan 6. Pembinaan generasi muda B. Batasan Masalah Karena sangat luasnya kajian tentang Permasalahan Pendidikan, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Masalah Pokok Pendidikan 2. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan 3. Penanggulangan Masalah Pembelajaran
  • 4. 3 C. Tujuan Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri Padang. 2. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa kita Indonesia. 3. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. 4. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan. D. Manfaat Penulisan Makalah Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah, diantaranya sebagai berikut: 1. Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik. 2. Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. 3. Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan. 4. Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik. 5. Membangun cara belajar yang lebih efektif.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Masalah Pokok Pendidikan Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia. 1. Pemerataan Pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis. Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan: 4
  • 6. 5 “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi. Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearah-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.
  • 7. 6 2. Mutu dan Relevansi Pendidikan Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan. Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan. Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif. Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi,
  • 8. 7 pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi industri. 3. Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidak menghasilkan
  • 9. 8 lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani. Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana/ program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran. Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
  • 10. 9 B. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan Masalah pokok pendidikan akan terjadi di dalam dalam bidang pendidikan itu sendiri. Jika dianalisis lebih jauh, maka sesungguhnya permasalahan pendidikan berkaitan dengan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu. 1. IPTEK Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hukum, pertanian dan lain sebagainya. Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya. 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh tehadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan sekolah-sekolah untuk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan. Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu sekolah dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar
  • 11. 10 dengan peserta didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu dan relevansi pebdidikan tidak akan dapat dicapai dengan baik. Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Tidak heran jika perencanaan, sarana dan prasarana pendidikan di suatu daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini diakibatkan karena lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut. Keadaan seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan. Keterkaitan antar masalah ini akan berdampak kepada keadaan pendidikan Indonesia. 3. Permasalahan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan belajar adalah sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dalam kegiatan belajar formal ada dua subjek yang berinteraksi, yaitu pengajar/ pendidik (guru/ dosen) dan peserta didik (murid/ siswa, dan mahasiswa). Pada saat sekarang ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan cenderung pasif, dimana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu. Hal ini akan menimbulkan kejengahan terhadap peserta didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan. Kegiatan belajar yang terpusat seperti ini merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan. Guru/ dosen yang berpandangan kuno selalu menganggap bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan materi, sedangakan tugas siswa/ mahasiswa adalah mengerti dengan apa yang disampaikannya. Bila peserta didik tidak mengerti, maka itu adalah urusan mereka. Tindakan seperti ini merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu dipertahankan. Dalam hal penilaian, Pendidik menempatkan dirinya sebagai penguasa nilai. Pendidik bisa saja menjatuhkan, menaikan, mengurangi dan mempermainkan nilai perolehan murni seorang peserta didik. Pada satu kasus di pendidikan tinggi, dimana seorang dosen dapat saja
  • 12. 11 memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa tertentu, tanpa mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Proses penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan. C. Penanggulangan Masalah Pembelajaran Penanggulangan masalah pembelajaran ini lebih diarahkan kepada pokok permasalahan pendidikan di atas. 1. Gaya Belajar Untuk menanggulangi masalah pembelajaran ini, diperlukan pelaksanaan kegiatan belajar baru yang lebih menarik. Gaya belajar dapat dilakukan dalam 3 bentuk, dan dilaksanakan pada saat yang bersamaan. Yaitu belajar secara Somatis, Auditori dan Visual. a. Somatis Somatic bersal dari bahasa Yunani, yang berarti tubuh. Jadi belajar somatis dapat disebut sebagai balajar dengan menggunakan indra peraba, kinestetis, praktis, dan melibatkan fisik serta menggunakan dan menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar pada saat ini otak merupkan organ tubuh yang paling dominan. Pembelajaran yang dilakukan seperti merupakan kegiatan yang sangat keliru. Anak-anak yang bersifat somatis tidak akan mampu untuk duduk tenang. Mereka harus menggerakkan tubuh mereka untuk membuat otak dan pikiran mereka tetap hidup. Anak-anak seperti ini disebut sebagai “Hiperaktif“. Pada sejumlah anak, sifat hiperaktif itu normal dan sehat. Namun yang dijumpai pada anak-anak hiperaktif adalah penderitaan, dimana sekolah mereka tidak mampu dan tidak tahu cara memperlakukan mereka. Aktivitas anak-anak yang hiperaktif cenderung dianggap mengganggu, tidak mampu belajar dan mengancam ketertiban proses pembelajaran. Dalam satu penelitian disebutkan bahwa “jika tubuhmu tidak bergerak, maka otakmu tidak beranjak“. Jadi menghalangi gaya
  • 13. 12 belajar anak somatis dengan menggunakan tubuh sama halnya dengan menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya. Mungkin dalam beberapa kasus, sistem pendidikan dapat membuat cacat belajar anak, dan bukan menggangu jalannya pembelajaran. b. Auditori Pikiran auditori lebih kuat dari yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, dan bahkan tanpa kita sadari. Begitu juga ketika kita berbicara, area penting dalam otak kita akan menjadi aktif. Semua pembelajaran yang memiliki kecenderungan auditori, belajar dengan menggunakan suara dari dialog, membaca dan menceritakan kepada orang lain. Pada saat sekarang ini, budaya auditori lambat laun mulai menghilang. Seperti adanya peringatan jangan berisik di perpustakaan telah menekan proses belajar secara auditori. c. Visual Ketajaman visual merupakan hal yang sangat menonjol bagi sebagian peserta didik. Alasaannya adalah bahwa dalam otak seseorang lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain. Setiap orang yang cenderung menggunakan gaya belajar visual akan lebih mudah belajar jika mereka melihat apa yang dibicarakan olah guru atau dosen. Peserta didik yang belajar secara visual akan menjadi lebih baik jika dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran mengenai suatu konsep pembahasan. Peserta didik yang belajar secara visual ini, akan lebih baik jika mereka menciptakan peta gagasan, diagram, ikon dan gambar lainnya dengan kreasi mereka sendiri.
  • 14. 13 2. Gaya Mengajar Pelaksanaan pembelajaran sangat ditunjang oleh keahlian pendidik dalam mengatur suasana kelasnya. Seringkali dalam proses penyampaian materi, pendidik langsung mengajar apa adanya. Ada pendidik yang tidak mau memikirkan cara menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahasnya. Menyampaikan materi bukan hanya sekedar berbicara di depan kelas saja, tetapi suatu cara dan kemampuan untuk membawakan materi pelajaran menjadi suatu bentuk presentasi yang menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik. Dalam hal ini, komunikasi menjadi lebih penting. Dengan komunikasi seseorang bisa mengerti dengan apa yang dibicarakan. Komunikasi yang efektif tidak berarti pasti dan harus dapat menjangkau 100%. Komunikasi yang efektif berarti mengerti dengan tanggung jawab dalam proses menyampaikan pemikiran, penjelasan, ide, pandangan dan informasi. Dalam komunikasi pembelajaran, sering dijumpai permasalahan, yaitu masalah mengerti dan tidak mengerti. Jika peserta didik tidak mengerti dengan apa yang disampaikan pendidik, maka tanggung jawab seorang pendidiklah untuk membuat mereka menjadi lebih mengerti. Jika dulu pendidik dipandang sebagai sumber informasi utama, maka pada saat sekarang ini pandangan seperti itu perlu disingkirkan. Sumber-sumber informasi pada abad ini telah menimbulkan kelebihan informasi bagi setiap manusia di muka bumi ini. Informasi yang tersedia jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan peninjauan kembali terhadap gaya belajar masa kini. Oleh karena itu peran utama seorang pendidik perlu diperbaharui. Peran pendidik seharusnya adalah sebagai fasilitator dan katalisator. Peran guru sebagai fasilitator adalah menfasilitasi proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dalam hal ini, peserta didik harus berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap hasil pembelajaran.
  • 15. 14 Karena sebagai fasilitator, maka posisi peserta didik dan pendidik adalah sama. Sedangkan peran pendidik sebagai katalisator adalah dimana pendidik membantu anak-anak didik dalam menemukan kekuatan, talenta dan kelebihan mereka. Pendidik bergerak sebagai pembimbing yang membantu, mangarahkan dan mengembangkan aspek kepribadian, karakter emosi, serta aspek intelektual peserta didik. Pendidik sebagai katalisator juga berarti mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta terhadap proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajran yang diinginkan dapat terjadi secara optimal. Gaya mengajar seperti ini akan lebih bermanfaat dalam proses peningkatan mutu, kualitas, efektifitas dan efisiensi pendidikan.
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan. 2. Pendidikan (dengan bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat ditingkatkan dengan mengkampanyekan program KB dengan sebaik- baiknya hingga pelosok negeri ini. 3. Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi. 4. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan. 5. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan. 15
  • 17. 16 B. Saran Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut. 1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis kompetensi, serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat pada saat ini. 2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1982/1983. Materi Dasar Program Pendidikan Akta Mengajar V, (Buku II A). Jakarta: PPIPT Depdikbud. PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Tim Dosen IKIP Malang. 1987. Pengantar Dasar - Dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Tim Pembina Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar: Pengantar Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang (UNP). Tirta Raharja, Umar La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: P3MTK Dirjen Dikti Depdikbud. UU No.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Website : www.suara pembaruan.com/25 November 2012.