SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Kegawatdaruratan
Sindrome
Kompartemen
disusun oleh :
* Andra
* Nurhidayah
* Salmah
* Zainab
BAB I
PENDAHULUAN
1. Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi yang mengancam anggota tubuh dan jiwa yang dapat
diamati ketika tekanan perfusi dibawah jaringan yang tertutup mengalami penurunan. Saat sindrom kompartemen
tidak teratasi maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan dan gangguan fungsi yang permanen, dan jika
semakin berat dapat terjadi gagal ginjal dan kematian.
2. Berdasarkan data epidemiologi, sindrom kompartemen akut dan kronik paling banyak terjadi pada tungkai
bawah. 40% kasus sindrom kompartemen akut disebabkan oleh trauma.
3. Sindrom kompartemen akut paling sering terjadi berkaitan dengan fraktur, yakni mencapai 69% kasus. Fraktur tibia
merupakan kondisi presipitasi tersering dari sindrom kompartemen akut. Telah dilaporkan bahwa 2-12% kasus
sindrom kompartemen akut berkaitan dengan fraktur tibia. Sindrom kompartemen akut diperkirakan terjadi lebih
banyak pada kasus fraktur tibia terbuka dibandingkan tertutup.
4. Di sisi lain, sindrom kompartemen kronik merupakan sebuah kondisi medis yang langka. Sindrom
kompartemen kronik umumnya terjadi pada atlet dan lebih sering melibatkan ekstremitas bawah dibandingkan
ekstremitas atas. Populasi yang berisiko adalah atlet lari, pendayung, pengendara motor profesional, dan anggota
militer berbaris.
DEFINISI
Sindrom kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi
peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni
kompartemen osteofasial yang tertutup. Hal ini dapat mengawali
terjadinya kekurangan oksigen akibat penekanan pembuluh darah,
sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan diikuti
dengan kematian jaringan.
Ruangan tersebut (Kompartemen osteofasial) berisi otot, saraf
dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot-
otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Ditandai dengan nyeri
yang hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang hilang.
Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota
gerak. Paling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai
daerah tungkai bawah dan tungkai atas.
ETIOLOGI
Terdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memicu timbulnya
sindrom kompartemen, yaitu antara lain:
1. Penurunan volume kompartemen Kondisi ini disebabkan oleh:
a. Penutupan defek fascia
b. Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
2. Peningkatan tekanan eksternal
a. Balutan yang terlalu ketat
b. Berbaring di atas lengan
c. Gips
3. Peningkatan tekanan pada struktur kompartemen
Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain:
a. Pendarahan atau Trauma vaskuler
b. Peningkatan permeabilitas kapiler
c. Penggunaan otot yang berlebihan
d. Luka bakar
e. Operasi
f. Gigitan ular
g. Obstruksi vena
Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi sindrom kompartemen
berdasar penyebabnya :
1. Sindrom kompartemen Intrinsik :
merupakan sindrom kompartemen yang berasal dari
dalam tubuh,seperti : perdarahan, fraktur.
2. Sindrom kompartemen ekstrinsik :
merupakan sindrome kompartemen yang berasal dari
luar tubuh : gips, penekanan lengan terlalu lama.
Sedangkan berdasarkan lamanya gejala, dapat dibedakan menjadi :
1. Sindrom kompartemen akut
Sindrom kompartemen akut biasanya berkembang setelah
mengalami luka parah, seperti kecelakaan mobil atau patah tulang.
Jarang, ia berkembang setelah cedera yang relatif kecil.
2. Sindrom kompartemen kronik
Sindroma kompartemen kronik biasa terjadi akibat melakukan
aktivitas yang berulang-ulang, misalnya pelari jarak jauh, pemain
basket, pemain sepak bola dan militer.
Patofisiologi
Patofisiologi sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal
normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran
darah kapiler, dan nekrosis jaringan lokal yang disebabkan hipoksia. Tanpa
memperhatikan penyebabnya, peningkatan tekanan jaringan menyebabkan
obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan terus meningkat
hingga tekanan arteriolar intramuskuler bawah meninggi. Pada titik ini, tidak ada
lagi darah yang akan masuk ke kapiler, menyebabkan kebocoran ke dalam
kompartemen, sehingga tekanan (pressure) dalam kompartemen makin
meningkat. Penekanan saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat.
Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini
penghantaran oksigen juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia jaringan .
Jika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan
menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut.
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu:
1. Pain (nyeri)
2. Pallor (pucat)
3. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
4. Parestesia (rasa kesemutan)
5. Paralysis
PEMERIKSAAN PENUN JANG
1. Pemeriksaan untuk DVT simtomatis pada paha atau vena poplitea :
USG
2. Pasien resiko tinggi dengan kemungkinan asimtomatis : MRI
3. Pada ekstremitas yang terkena : Rontgen
4. CT – Scan
5. Doppler
6. SpO2
1. Terapi Medikal/non bedah
a. Menempatkan kaki setinggi jantung
b. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan pembalut kontriksi dilepas.
c. Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat menghambat perkembangan
sindroma kompartemen
d. Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah
e. Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan
kompartemen.
2. Terapi Bedah ( fasciotomi)
Sindrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera akan
menimbulkan berbagai komplikasi antara lain :
1. Nekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen
2. Kontraktur volkam, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh terlambatnya
penanganan sindrom kompartemen sehingga timbul deformitas pada tanga, jari dan
pergelangan tangan karena adanya trauma pada lengan bawah
3. Trauma vascular
4. Gagal ginjal akut
5. Sepsis
6. Acture respiratory distress syndrome (ARDS)
1. PRIMERY SURVEY
difokuskan pada airway, Breathing, Circulation (ABC).
2. SECONDERY SURVEY
a. Keluhan utama : yang paling sering adalah nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Pemeriksaan fisik
1) Look : oedem, warna kulit, pus, balutan, bandingkan dengan yang normal
2) Feel : palpasi apa ada tanda terdeness, krepitasi, deformitas
3) Move : pada pemeriksaan move, periksalah bagian tubuh yang nromal terlebih dahulu, selain
untuk mendapatkan kooperasi dari penderita, juga untuk mengetahui gerakan normal
penderita
• Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur
(kecuali fraktur incomplete)
• Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai dari
titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untuk
mengetahui apakah ada gangguan gerak.
• Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ii dapat disebabkan oleh faktor intraarticular
atau ekstraarticular
• Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang
menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa ) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang
menggerakkan).
• Pada pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat waktu berdiri
dan berjalan.
1. Nyeri akut ( D.0077 )
1. Perfusi perifer tidak efektif ( D.0009 )
2. Gangguan mobilitas fisik ( D.0054 )
3. Gangguan integritas kulit ( D.0129 )
4. Resiko syok ( D.0039 )
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Observasi:
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
 Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
D.0077 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat nyeri menurun
Pengertian : Kriteria Hasil:
Pengalaman sensorik
atau emosional yang
berkaitan dengan
kerusakan jaringan
aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak
atau lambat dan
berintensitas ringan
hingga berat yang
berlangsung kurang dari
3 bulan.
Memburuk Cukup
Memburuk
Sedang Cukup
Membaik
Membaik
1 Frekuensi nadi
1 2 3 4 5
2 Pola nafas
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
3 Keluhan nyeri
1 2 3 4 5
4 Meringis
1 2 3 4 5
5 Gelisah
1 2 3 4 5
6 Kesulitan tidur
1 2 3 4 5
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi Perifer Tidak
Efektif
Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
Observasi:
 Periksa sirkulasi perifer
 Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
 Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik
 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada
area yang cedera
 Lakukan pencegahan infeksi
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika perlu
 Anjurkan untuk melakukan perawatan kulit yang
tepat
 Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
 Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
perfusi perifer meningkat
Pengertian : Kriteria Hasil:
Penurunan sirkulasi
darah pada level
kapiler yang dapat
mengganggu
metabolisme tubuh
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
1 Warna kulit pucat
1 2 3 4 5
2 Edema perifer
1 2 3 4 5
3 Kelemahan otot
Memburuk Cukup
Memburuk
Sedang Cukup
Membaik
Membaik
4 Pengisian kapiler
1 2 3 4 5
5 Akral
1 2 3 4 5
6 Turgor Kulit
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Mobilitas
Fisik
Mobilitas Fisik Dukungan mobilisasi
Observasi:
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
 Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik:
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur)
D.0054 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan mobilitas fisik meningkat
Pengertian : Kriteria Hasil:
Keterbatasan dalam
gerakan fisik dari suatu
atau lebih ekstremitas
secara mandiri
Menurun Cukup
Menurun
Sedang Cukup
Meningkat
Meningkat
1 Pergerakan ekstremitas
1 2 3 4 5
2 Kekuatan otot
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
3 Nyeri
1 2 3 4 5
4 Kaku sendi
1 2 3 4 5
5 Gerakan terbatas
1 2 3 4 5
6 Kelemahan fisik
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit
Observasi:
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik:
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada
kulit kering
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
 Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya
Perawatan Luka
Observasi:
 Monitor karakteristik luka
 Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
 Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi
 Kolaborasi prosedur debridement
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
D.0129 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
integritas kulit dan jaringan meningkat
Pengertian : Kriteria Hasil:
Kerusakan kulit (dermis
dan/atau epidermis) atau
jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot,
tendon, tulang, kartilago,
kapsul sendi dan/atau
ligamen)
Menurun Cukup
Menurun
Sedang Cukup
Meningkat
Meningkat
1 Elastisitas
1 2 3 4 5
2 Hidrasi
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
3 Kerusakan lapisan kulit
1 2 3 4 5
4 Perdarahan
1 2 3 4 5
5 Nyeri
1 2 3 4 5
6 Hematoma
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Syok Tingkat Syok Pencegahan Syok
Observasi:
 Monitor status kardiopulmonal
 Monitor status oksigenasi
 Monitor status cairan
 Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Periksa riwayat alergi
Terapeutik:
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
 Persiapan intubasi dan ventilasi mekanik, jika
perlu
 Pasang jalur IV, jika perlu
 Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
 Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
 Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
 Jelaskan tanda dan gejala awal syok
 Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan
tanda dan gejala syok
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
 Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
D.0039 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat syok menurun
Pengertian : Kriteria Hasil:
Berisiko mengalami
ketidakcukupan aliran
darah ke jaringan tubuh,
yang dapat
mengakibatkan disfungsi
seluler yang mengancam
jiwa
Menurun Cukup
Menurun
Sedang Cukup
Meningkat
Meningkat
1 Kekuatan nadi
1 2 3 4 5
2 Tingkat kesadaran
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
3 Akral dingin
1 2 3 4 5
4 Pucat
1 2 3 4 5
5 Haus
1 2 3 4 5
6 Konfusi
1 2 3 4 5
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Storyset
Thanks!

More Related Content

What's hot

2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...Isman Firdaus
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitisKANDA IZUL
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur editzxrickyjack
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Amputation extremity
Amputation extremityAmputation extremity
Amputation extremityAnneSaputra
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anakhomeworkping7
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
UrtikariaKindal
 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedDasuki Suke
 

What's hot (20)

2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
ATLAS KUSTA
ATLAS KUSTAATLAS KUSTA
ATLAS KUSTA
 
Amputation extremity
Amputation extremityAmputation extremity
Amputation extremity
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
Skenario Pucat
Skenario PucatSkenario Pucat
Skenario Pucat
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
Urtikaria
 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leed
 

Similar to ppt kompartemen sindrom.pptx

Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialpjj_kemenkes
 
Dasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 kDasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 kTjipto19
 
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptxEniSofyanti
 
PPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptx
PPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptxPPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptx
PPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptxshelladepari
 
Pp dasar (peri heriyanto)
Pp dasar (peri heriyanto)Pp dasar (peri heriyanto)
Pp dasar (peri heriyanto)PeriHeriyanto1
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
PPT KEL 3.pptx
PPT KEL 3.pptxPPT KEL 3.pptx
PPT KEL 3.pptxAdheliaSya
 
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptMATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptRinnaRappa
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletalArmy Of God
 
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyadam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyBrianYeremia1
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxsalmanalfarisi637456
 
asuhan fisioterapi frozen shoulder
asuhan fisioterapi frozen shoulderasuhan fisioterapi frozen shoulder
asuhan fisioterapi frozen shoulderNining Mulyana Sari
 

Similar to ppt kompartemen sindrom.pptx (20)

Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
 
Dasar-Dasar P3K.pptx
Dasar-Dasar P3K.pptxDasar-Dasar P3K.pptx
Dasar-Dasar P3K.pptx
 
Dasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 kDasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 k
 
Dasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 kDasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 k
 
ditulis.pdf
ditulis.pdfditulis.pdf
ditulis.pdf
 
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
 
PPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptx
PPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptxPPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptx
PPT_Minggu7_SHELLA_BedahOrthopedi_KompartemenSyndrome.pptx
 
Pp dasar (peri heriyanto)
Pp dasar (peri heriyanto)Pp dasar (peri heriyanto)
Pp dasar (peri heriyanto)
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
PPT KEL 3.pptx
PPT KEL 3.pptxPPT KEL 3.pptx
PPT KEL 3.pptx
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptMATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
 
ASKEP BURGER DESEASE
ASKEP BURGER DESEASEASKEP BURGER DESEASE
ASKEP BURGER DESEASE
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletal
 
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyadam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 
asuhan fisioterapi frozen shoulder
asuhan fisioterapi frozen shoulderasuhan fisioterapi frozen shoulder
asuhan fisioterapi frozen shoulder
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

ppt kompartemen sindrom.pptx

  • 1. Kegawatdaruratan Sindrome Kompartemen disusun oleh : * Andra * Nurhidayah * Salmah * Zainab
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1. Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi yang mengancam anggota tubuh dan jiwa yang dapat diamati ketika tekanan perfusi dibawah jaringan yang tertutup mengalami penurunan. Saat sindrom kompartemen tidak teratasi maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan dan gangguan fungsi yang permanen, dan jika semakin berat dapat terjadi gagal ginjal dan kematian. 2. Berdasarkan data epidemiologi, sindrom kompartemen akut dan kronik paling banyak terjadi pada tungkai bawah. 40% kasus sindrom kompartemen akut disebabkan oleh trauma. 3. Sindrom kompartemen akut paling sering terjadi berkaitan dengan fraktur, yakni mencapai 69% kasus. Fraktur tibia merupakan kondisi presipitasi tersering dari sindrom kompartemen akut. Telah dilaporkan bahwa 2-12% kasus sindrom kompartemen akut berkaitan dengan fraktur tibia. Sindrom kompartemen akut diperkirakan terjadi lebih banyak pada kasus fraktur tibia terbuka dibandingkan tertutup. 4. Di sisi lain, sindrom kompartemen kronik merupakan sebuah kondisi medis yang langka. Sindrom kompartemen kronik umumnya terjadi pada atlet dan lebih sering melibatkan ekstremitas bawah dibandingkan ekstremitas atas. Populasi yang berisiko adalah atlet lari, pendayung, pengendara motor profesional, dan anggota militer berbaris.
  • 3. DEFINISI Sindrom kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen osteofasial yang tertutup. Hal ini dapat mengawali terjadinya kekurangan oksigen akibat penekanan pembuluh darah, sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan diikuti dengan kematian jaringan. Ruangan tersebut (Kompartemen osteofasial) berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot- otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Ditandai dengan nyeri yang hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang hilang. Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. Paling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas.
  • 4. ETIOLOGI Terdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memicu timbulnya sindrom kompartemen, yaitu antara lain: 1. Penurunan volume kompartemen Kondisi ini disebabkan oleh: a. Penutupan defek fascia b. Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas 2. Peningkatan tekanan eksternal a. Balutan yang terlalu ketat b. Berbaring di atas lengan c. Gips 3. Peningkatan tekanan pada struktur kompartemen Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain: a. Pendarahan atau Trauma vaskuler b. Peningkatan permeabilitas kapiler c. Penggunaan otot yang berlebihan d. Luka bakar e. Operasi f. Gigitan ular g. Obstruksi vena
  • 5. Klasifikasi Berikut merupakan klasifikasi sindrom kompartemen berdasar penyebabnya : 1. Sindrom kompartemen Intrinsik : merupakan sindrom kompartemen yang berasal dari dalam tubuh,seperti : perdarahan, fraktur. 2. Sindrom kompartemen ekstrinsik : merupakan sindrome kompartemen yang berasal dari luar tubuh : gips, penekanan lengan terlalu lama.
  • 6. Sedangkan berdasarkan lamanya gejala, dapat dibedakan menjadi : 1. Sindrom kompartemen akut Sindrom kompartemen akut biasanya berkembang setelah mengalami luka parah, seperti kecelakaan mobil atau patah tulang. Jarang, ia berkembang setelah cedera yang relatif kecil. 2. Sindrom kompartemen kronik Sindroma kompartemen kronik biasa terjadi akibat melakukan aktivitas yang berulang-ulang, misalnya pelari jarak jauh, pemain basket, pemain sepak bola dan militer.
  • 7. Patofisiologi Patofisiologi sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler, dan nekrosis jaringan lokal yang disebabkan hipoksia. Tanpa memperhatikan penyebabnya, peningkatan tekanan jaringan menyebabkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan terus meningkat hingga tekanan arteriolar intramuskuler bawah meninggi. Pada titik ini, tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler, menyebabkan kebocoran ke dalam kompartemen, sehingga tekanan (pressure) dalam kompartemen makin meningkat. Penekanan saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia jaringan . Jika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut.
  • 9. MANIFESTASI KLINIS Gejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu: 1. Pain (nyeri) 2. Pallor (pucat) 3. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi ) 4. Parestesia (rasa kesemutan) 5. Paralysis
  • 10. PEMERIKSAAN PENUN JANG 1. Pemeriksaan untuk DVT simtomatis pada paha atau vena poplitea : USG 2. Pasien resiko tinggi dengan kemungkinan asimtomatis : MRI 3. Pada ekstremitas yang terkena : Rontgen 4. CT – Scan 5. Doppler 6. SpO2
  • 11. 1. Terapi Medikal/non bedah a. Menempatkan kaki setinggi jantung b. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan pembalut kontriksi dilepas. c. Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat menghambat perkembangan sindroma kompartemen d. Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah e. Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan kompartemen. 2. Terapi Bedah ( fasciotomi)
  • 12. Sindrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera akan menimbulkan berbagai komplikasi antara lain : 1. Nekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen 2. Kontraktur volkam, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh terlambatnya penanganan sindrom kompartemen sehingga timbul deformitas pada tanga, jari dan pergelangan tangan karena adanya trauma pada lengan bawah 3. Trauma vascular 4. Gagal ginjal akut 5. Sepsis 6. Acture respiratory distress syndrome (ARDS)
  • 13. 1. PRIMERY SURVEY difokuskan pada airway, Breathing, Circulation (ABC). 2. SECONDERY SURVEY a. Keluhan utama : yang paling sering adalah nyeri b. Riwayat penyakit sekarang c. Riwayat penyakit dahulu d. Pemeriksaan fisik 1) Look : oedem, warna kulit, pus, balutan, bandingkan dengan yang normal 2) Feel : palpasi apa ada tanda terdeness, krepitasi, deformitas 3) Move : pada pemeriksaan move, periksalah bagian tubuh yang nromal terlebih dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi dari penderita, juga untuk mengetahui gerakan normal penderita • Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur (kecuali fraktur incomplete) • Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakah ada gangguan gerak. • Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ii dapat disebabkan oleh faktor intraarticular atau ekstraarticular • Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa ) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang menggerakkan). • Pada pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat waktu berdiri dan berjalan.
  • 14. 1. Nyeri akut ( D.0077 ) 1. Perfusi perifer tidak efektif ( D.0009 ) 2. Gangguan mobilitas fisik ( D.0054 ) 3. Gangguan integritas kulit ( D.0129 ) 4. Resiko syok ( D.0039 )
  • 15. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Observasi:  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri  Identifikasi skala nyeri  Identifikasi respons nyeri non verbal  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup  Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik:  Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri  Fasilitasi istirahat dan tidur  Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu D.0077 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun Pengertian : Kriteria Hasil: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik 1 Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 2 Pola nafas 1 2 3 4 5 Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 3 Keluhan nyeri 1 2 3 4 5 4 Meringis 1 2 3 4 5 5 Gelisah 1 2 3 4 5 6 Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
  • 16. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Perfusi Perifer Tidak Efektif Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi Observasi:  Periksa sirkulasi perifer  Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi  Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas Terapeutik  Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi  Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi  Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cedera  Lakukan pencegahan infeksi  Lakukan hidrasi Edukasi  Anjurkan berhenti merokok  Anjurkan berolahraga rutin  Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika perlu  Anjurkan untuk melakukan perawatan kulit yang tepat  Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi  Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan perfusi perifer meningkat Pengertian : Kriteria Hasil: Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 1 Warna kulit pucat 1 2 3 4 5 2 Edema perifer 1 2 3 4 5 3 Kelemahan otot Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik 4 Pengisian kapiler 1 2 3 4 5 5 Akral 1 2 3 4 5 6 Turgor Kulit 1 2 3 4 5
  • 17. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik Dukungan mobilisasi Observasi:  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya  Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan  Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi  Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi Terapeutik:  Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu  Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu  Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Edukasi  Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi  Anjurkan melakukan mobilisasi dini  Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur) D.0054 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik meningkat Pengertian : Kriteria Hasil: Keterbatasan dalam gerakan fisik dari suatu atau lebih ekstremitas secara mandiri Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 Pergerakan ekstremitas 1 2 3 4 5 2 Kekuatan otot 1 2 3 4 5 Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 3 Nyeri 1 2 3 4 5 4 Kaku sendi 1 2 3 4 5 5 Gerakan terbatas 1 2 3 4 5 6 Kelemahan fisik 1 2 3 4 5
  • 18. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit Observasi:  Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit Terapeutik:  Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring  Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering  Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit Edukasi  Anjurkan menggunakan pelembab  Anjurkan minum air yang cukup  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi  Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem  Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya Perawatan Luka Observasi:  Monitor karakteristik luka  Monitor tanda-tanda infeksi Terapeutik:  Lepaskan balutan dan plester secara perlahan  Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik  Bersihkan jaringan nekrotik  Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Pasang balutan sesuai jenis luka  Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka Edukasi  Jelaskan tanda dan gejala infeksi  Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein Kolaborasi  Kolaborasi prosedur debridement  Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu D.0129 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat Pengertian : Kriteria Hasil: Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen) Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 Elastisitas 1 2 3 4 5 2 Hidrasi 1 2 3 4 5 Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 3 Kerusakan lapisan kulit 1 2 3 4 5 4 Perdarahan 1 2 3 4 5 5 Nyeri 1 2 3 4 5 6 Hematoma 1 2 3 4 5
  • 19. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Risiko Syok Tingkat Syok Pencegahan Syok Observasi:  Monitor status kardiopulmonal  Monitor status oksigenasi  Monitor status cairan  Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil  Periksa riwayat alergi Terapeutik:  Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%  Persiapan intubasi dan ventilasi mekanik, jika perlu  Pasang jalur IV, jika perlu  Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine  Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi Edukasi  Jelaskan penyebab/faktor risiko syok  Jelaskan tanda dan gejala awal syok  Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala syok  Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral  Anjurkan menghindari alergen Kolaborasi  Kolaborasi pemberian IV, jika perlu  Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu  Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu D.0039 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat syok menurun Pengertian : Kriteria Hasil: Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 2 Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5 Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 3 Akral dingin 1 2 3 4 5 4 Pucat 1 2 3 4 5 5 Haus 1 2 3 4 5 6 Konfusi 1 2 3 4 5
  • 20. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Storyset Thanks!