2. ANATOMI
• Arteri membawa darah dari jantung dan
disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui
cabang-cabangnya.
• Vena adalah pembuluh darah yang
mengalirkan darah kembali ke jantung, banyak
vena mempunyai kutup.
• Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang
membentuk jalinan yang menghubungkan
arteriol dengan venula.
3. HISTOLOGI
• Tunica intima. merupakan lapisan
yang kontak langsung dengan darah.
Lapisan ini dibentuk terutama oleh
sel endothel.
• Tunica media. Lapisan yang berada
diantara tunika media dan adventitia,
disebut juga lapisan media. Lapisan
ini terutama dibentuk oleh sel otot
polos dan and jaringan elastis.
• Tunica adventitia. Merupakan
Lapisan yang paling luar yang
tersusun oleh jaringan ikat.
4. DEFENISI
• Penyakit buerger atau tromboangiitis obliterans
(TAO) adalah penyakit oklusi kronis pembuluh darah
arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang.
Terutama mengenai pembuluh darah perifer
ekstremitas inferior dan superior. Penyakit
pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat
segmental pada anggota gerak dan jarang pada
alat-alat dalam.
5. EPIDEMIOLOGI
• Hampir 100% kasus tromboangiitis obliterans menyerang perokok pada usia dewasa muda. Penyakit ini
banyak terdapat di korea, jepang, indonesia, india dan negara lain di asia selatan, asia tenggara dan asia
timur.
• Prevalensi penyakit buerger di amerika serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir.
• Kematian yang diakibatkan oleh penyakit buerger masih jarang.
6. ETIOLOGI
• Penyebab penyakit buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan
penggunaan tembakau tidak dapat disangkal.
• Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia
muda, kadang pada usia sekolah. Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan
pada penyakit ini.
7. PATOFISIOLOGI
• Mekanisme penyebaran penyakit buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa penelitian telah
mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah
dan wilayah sekitar thrombus.
• Akibat iskemia pembuluh darah, akan terjadi perubahan patologis:
(a) Otot menjadi atrofi,
(b) Tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang
menjadi osteomielitis,
(c) Terjadi kontraktur dan atrofi,
(d) Kulit menjadi atrofi,
(e) Fibrosis perineural dan perivaskular,
(f) Ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari.
8. GEJALA KLINIS
1. Rasa nyeri
A. Klaudikasio intermiten, yaitu rasa nyeri yang muncul setelah bejalan beberapa saat dan kemudian hilang
setelah istirahat. Gejala ini progresif sehingga satu saat nyeri menetap.
B. Nyeri spontan pada ekstremitas, timbul pada saat istirahat biasanya malam hari, merupakan tanda awal
akan terjadi gangren atau ulkus. Nyeri lebih hebat bila ekstremitas ditinggikan dan berkurang bila di
rendahkan.
C. Pada keaadaan osteoporotik nyeri lebih hebat pada saat kaki diinjakkan karena terjadi kelaian pada saraf
dan merasa hiperestesi.
9. 2. Terjadi perubahan warna kulit pada jari jari yang terkena, merah,
normal atau sianotik, derajat sianotik tergantung derajat beratnya
penyakit
3. Bila diraba jari-jari yang terkena lebih dingin dibanding jari yang
sehat
4. Pulsasi arteri di punggung kaki atau dibawah mata kaki (arteri
dorsalis pedis dan tibialis posterior) biasanya menghilang.
5. Gangren atau ulkus, sering terjadi spontan atau terkena trauma
ringan. Gangren biasanya unilateral pada unjung jari
6. Peradangan pada vena kecil di betis atau kaki yang berpindah
(tromboflebitis superficial migrans)
10. DIAGNOSIS
• Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit buerger:
1. Adanya tanda insufisiensi arteri
2. Umumnya pria dewasa muda
3. Perokok berat
4. Adanya gangren yang sukar sembuh
5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah
6. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaaan darah lengkap
2) Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran “corkscrew”
dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian pergelangan
tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada
berbagai daerah dari tangan dan kaki.
13. TATALAKSANA
Manajemen terapi
• 1.Berhenti merokok atau penghentian penggunaan tembakau merupakan terapi definitif dan efektif TAO. penghentian merokok total,
termasuk cerutu dan produk tembakau tanpa asap, sangat penting, karena penggunaan tembakau sekecil apapun setiap hari dapat
memengaruhi perkembangan penyakit. edukasi pasien mengenai peran paparan tembakau terhadap perkembangan penyakit TAO sangat
penting. dapat diberikan tindakan tambahan untuk membantu pasien menghentikan penggunaan tembakau seperti psikoterapi,
farmakoterapi, dan terapi kelompok berhenti merokok. terapi pengganti nikotin harus dihindari karena dapat berefek pada aktivitas dan
perkembangan penyakit.
Terapi medikamentosa untuk klaudikasio intermiten
• a.Inhibitor trombosit/platelet inhibitors inhibitor trombosit yang paling sering digunakan adalah aspirin dan klopidogrel. Aspirin efektif
mencegah kejadian sekunder dan harus dipertimbangkan pada penyakit arteri perifer (PAD). klopidogrel adalah agen antiplatelet yang telah
terbukti lebih efektif daripada aspirin dalam mengurangi kejadian sekunder pada pasien penyakit arterosklerotik.
• b.Vasodilator penghambat saluran kalsium dihidropiridin, seperti amlodipin atau nifedipin, efektif pada kondisi vasospasme. bagger, dkk.
Mengemukakan teori bahwa penghambat saluran kalsium memiliki efek sekunder, yaitu mengubah kapasitas ekstraksi/pemanfaatan
oksigen, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan oksigen di ekstremitas
14. Bedah revaskularisasi
• bedah revaskularisasi sering tidak dapat dilakukan karena kerusakan pembuluh darah yang menyebar dan
mengenai pembuluh darah bagian distal. bedah revaskularisasi dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan
meningkatkan penyembuhan ulkus iskemik. operasi bypass (bypass in situ) dapat dipertimbangkan pada
kondisi iskemia berat dan pembuluh darah target distal yang sesuai. Menyatakan bahwa tingkat patensi primer
selama lima tahun sebesar 49% dan tingkat patensi sekunder 62% pada 61 pasien setelah bypass
infrainguinal. Tingkat patensi sebesar 67% pada pasien yang berhenti merokok dan 35% pada pasien yang
terus merokok.
15. PENCEGAHAN
• Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan panas atau juga luka karena
kimia lainnya.
• Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis untuk menghindari infeksi
• Menghindar dari lingkungan yang dingin
• Menghindari obat yang dapat memicu vasokontriksi
16. PROGNOSIS
• Prognosis sangat bergantung pada kemampuan untuk menghentikan penggunaan tembakau. risiko amputasi
hasil jangka panjang pengelolaan TAO adalah sebesar 25% per 5 tahun, 38% per 10 tahun, dan 46% per 20
tahun.3,8 pada penelitian lain didapatkan prevalensi amputasi sebesar 26% dan 34% pada 10 tahun dan 15
tahun kemudian. dari hasil penelitian didapatkan bahwa berhenti merokok mempunyai efek protektif sangat
tinggi sehubungan dengan menghindari amputasi, sedangkan mengurangi jumlah rokok yang diisap setiap
hari tidak memberikan efek.
17. KESIMPULAN
• Thromboangitis obliterans merupakan penyakit inflamasi yang tidak diketahui penyebabnya dan berkaitan erat
dengan penggunaan tembakau. Penyakit ini ditandai dengan gejala iskemia akibat oklusi atau stenosis pada
pembuluh darah distal berupa klaudikasio intermiten yang akan berkembang menjadi nyeri iskemik menetap
saat istirahat dan dapat menyebabkan ulserasi iskemik yang dapat berujung pada amputasi. Dignosis
berdasarkan gejala klinis dengan riwayat penyakit yang sesuai, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Belum ada terapi standar; penghentian penggunaan tembakau menjadi terapi definitif dan efektif