2. 1. JELASKAN APA YANG DIMAKSUD
DENGAN PERTOLONGAN PERTAMA ?
2. APAKAH ANDA PERNAH MENOLONG
ORANG YANG TERLUKA, JELASKAN
DAN PRAKTEKAN APA YANG ANDA
LAKUKAN PADA SAAT ITU ?
7. Adalah : Penolong yang
pertama kali tiba ditempat
kejadian, yang memiliki
kemampuan dan terlatih
dalam penanganan medis
dasar
8.
9. Dasar Hukum ;
1. Pasal 531 KUH Pidana :
“ Barang siapa menyaksikan sendiri ada
orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai
memberikan atau mengadakan pertolongan
kepadanya sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tidak
akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau
orang lain akan kena bahaya dihukum
kurungan selama-lamanya tiga bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-. Jika
orang yang perlu ditolong itu mati, diancam
dengan : KUHP 45, 165,187, 304, 478, 525,
566 “.
10. 2. Pasal 322 KUH Pidana :
a. “Barang siapa dengan sengaja membuka
sesuatu rahasia yg wajib menyimpannya
baik yang sekarang atau yang dahulu,
dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya sembilan bulan atau dengan denda
sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah ”.
b. “Jika kejahatan itu dilakukan yg tertentu,
maka perbuatan itu hanya dapat dituntut
atas pengaduan orang itu “.
11. 1.Menjaga keselamatan diri, Orang
lain,Penderita dan Orang
disekitarnya.
2.Dapat menjangkau Penderita.
3.Mengenali & mengatasi masalah yang
mengancam nyawa.
4.Meminta bantuan / rujukan
5.Memberikan pertolongan secara
cepat & tepat.
12. 6. Membantu pelaku PP lainnya.
7. Ikut menjaga kerahasiaan medis
penderita.
8. Melakukan komunikasi dengan
petugas lainnya.
9. Mempersiapkan penderita untuk
ditransportasi.
13. • Jujur dan bertanggung jawab.
• Berlaku Profesional.
• Kematangan emosi.
• Kemampuan bersosialisasi.
• Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
• Kondisi fisik baik.
• Mempunyai rasa bangga.
14.
15.
16.
17.
18. Jika dalam penilaian dini penolong menemukan
Gangguan pada salah satu dari komponen :
Tersumbatnya jalan nafas,Tidak ditemukan
adanya nafas dan nadi maka Penolong harus
melakukan tindakan yang dikenal dengan
Bantuan Hidup Dasar ( BHD )
19. M A T I
Dalam istilah kedokteran dikenal dua istilah Mati ;
Mati Klinis dan Mati Biologis.
Mati Klinis :
Tidak ditemukannya adanya pernapasan dan denyut nadi, Mati klinis
dapat reversibel. Penderita mempunyai kesempatanWaktu selama 4 – 6
menit untuk dilakukan RJP tanpa Kerusakan Otak.
Mati Biologis:
Kematian sel dimulai terutama sel otak dan bersifat Irreversibel, biasa
terjadi dalam waktu 8 – 10 menit dari henti jantung.
20. Tanda – tanda pasti mati :
• Lebam Mayat ( terjadi 20 – 30 menit setelah kematian )
• Kaku Mayat ( terjadi antara 1 – 2 jam kemudian )
• Pembusukan ( terjadi setelah 6 – 12 jam setelah kematian )
• Tanda lainnya / Cedera yang mematikan
21. RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP harus dimulai sesegera mungkin.
Tindakan ini merupakan gabungan dari ketiga
Komponen ABC.
22. Airway control ( Penguasaan jalan nafas )
ANGKAT DAGU TEKAN DAHI PERASAT PENDORONGAN
RAHANG BAWAH
23. Breathing Support ( Bantuan Pernafasan )
Frekuensi pernafasan :
Dewasa : 10 –12 X / menit, masing-masing 1,5 - 2detik
Anak ( 1-8 th ) : 20 X / menit, masing-masing 1 – 1,5 detik
Bayi (0-1 th) : lebih dari 20 X /menit, masing-masing 1 – 1,5 detik
Bayi baru lahir : 40 X/ menit, masing-masing 1 – 1,5 detik
24. Circulatory Support
Dewasa Anak - anak Bayi
Jumlah penekanan (Rasio) :
Dewasa : 30 : 2 (5 siklus)
Anak-anak : 30 : 2 (5 siklus)
Bayi : 30 : 2 (5 siklus)
Kedalaman Penekanan :
Dewasa : 4 – 5 cm
Anak-anak : 3 – 4 cm
Bayi : 1,5 – 2,5 cm
25.
26. Kapan RJP tidak dilakukan ?
• Lebam Mayat
• Kaku mayat
• Pembusukan
• Luka yang mematikan
• Penyakit Kronis
• Bayi yang mati dalam kandungan
Efek Samping/komplikasi dari
RJP :
• Patah tulang dada
• Pneumotorax (bocornya paru-paru)
• Hemotorax (perdarahan dlm paru-
paru/rongga dada
• Robekan atau memar paru
27. Tindakan RJP dapat dihentikan
apabila :
• Penderita pulih kembali
• Penolong kelelahan
• Diambil alih oleh tenaga yang sama atau
yang lebih terlatih
• Jika ada tanda pasti mati, tidak usah
lakukan RJP
30. 2. Perdarahan Balik ( Vena )
- Darah keluar mengalir
- Berwarna merah gelap
3. Perdarahan Rambut ( kapiler )
- Darah keluar merembes
- Berwarna merah gelap
Klasifikasi sumber perdarahan / Golongan Perdarahan
1. Perdarahan Nadi ( Arteri )
- Berasal dari pembuluh Nadi
- keluarnya memancar seirama denyut nadi
- berwarna merah terang
31. Perdarahan yang tampak
/ terlihat jelas keluar
dari luka terbuka.
Biasanya tak terlihat
dan kulit tampak rusak,
kadang-kadang terlihat
dibawah permukaan kulit
berupa memar.
32. Perlindungan terhadap Infeksi
pada penangan perdarahan :
1. Gunakan APD
2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata,
makanan sewaktu memberi perawatan.
3. Buang bahan yang telah ternoda.
33. Teknik Mengendalikan Perdarahan Luar
1. Tekan langsung tepat diatas luka dengan penutup
luka. Umumnya perdarahan akan berhenti ± 5 s.d.15
menit. Jika perdarahan belum berhenti, tambahkan
penutup luka tanpa melepas penutup luka
sebelumnya.
2. Tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari jantung.
(biasanya hanya pada cedera alat gerak saja).
3. Tekan Pada Titik Tekan : menekan pembuluh nadi
diantara luka dengan jantung.
34. Posisi Titik Tekan
Arteri Temporalis
Arteri brakialis
Arteri femuralis
Arteri jaringan lutut
M
v3
Gue
Bange
ut
Brachial artery
Femoral artery
36. 1. Pada perdarahan besar :
a. Tutup langsung luka
b. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
c. Rawat luka setelah perdarahan terkendali.
2. Pada Perdarahan ringan atau terkendali
a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Jangan melepas penutup luka atau balutan pertama.
37. a.Baringkan & Istirahatkan penderita
b.Buka jalan nafas & pertahankan
c. Perawatan Syok jika ada
d.Periksa berkala pernapasan & denyut nadi
e.Jangan beri makan & minum
f. Rawat cedera lain
g. Beri O2 & Rujuk
38.
39. Secara umum cedera pada alat gerak
dapat berupa :
1. Patah tulang
2. Cerai sendi / dislokasi
3. Terkilir otot / Strain
4. Terkilir sendi / Sprain
40. Terputusnya jaringan tulang , baik seluruhnya atau
hanya sebagian saja.
Penyebab :
Terjadinya gaya yang melampaui batas elastisitas
jaringan tulang sehingga jaringan tulang rusak.
Cedera dapat terjadi :
1. Gaya langsung
2. Gaya tidak langsung
3. Gaya puntir
41. Gejala dan tanda :
1. Terjadi perubahan bentuk
2. Daerah yang patah nyeri & kaku saat ditekan
3. Bengkak disertai memar
4. Terjadi gangguan fungsi gerak
5. Terdengar suara berderik
6. Mungkin terlihat bagian yang patah
42. Jenis Patah Tulang
• Patah Tulang
tertutup.
Tidak ada luka ,
permukaan kulit
utuh, Fragmen tulang
tidak berhubungan
dengan udara luar.
• Patah tulang terbuka.
Ada luka terbuka,
kulit di atas/dekat
bagian yang patah
rusak, fragmen
tulang mungkin
terlihat atau
menonjol keluar.
43. A.Terkilir Sendi ( Sprain )
Robeknya / putusnya jaringan ikat
sekitar sendi teregang melebihi
batas normal.
Penyebab :
Terpeleset, gerakan yang salah, dll.
Gejala & Tanda :
1. Nyeri & bengkak
2. Nyeri tekan
3. Warna kulit merah kebiruan
44. B. Terkilir Otot ( Strain )
Robeknya jaringan otot pada bagian
tendon (ekor otot ).
Penyebab :
a. latihan peregangan tak cukup
b. Teregang melampaui kemampuan
c. Gerakan yang tak benar
Gejala & Tanda :
1. Nyeri yang tajam dan mendadak
2. Nyeri menyebar keluar dengan kejang
3. Bengkak
46. Pembidaian :
Tujuan & Macamnya.
Pembidaian :
tindakan penggunaan
alat bantu guna
menstabilkan bagian
tubuh yang cedera.
Tujuannya :
1. Mencegah pergerakan
(immobilisasi) bagian
yang cedera.
2. Menghindari terjadinya
cedera baru.
3. Mengistirahatkan.
4. Mengurangi rasa nyeri.
Macam-macam bidai :
• Bidai keras
• Bidai yang dapat
dibentuk.
• Bidai traksi.
• Gendongan
• Bidai improvisasi.
Alat bidai harus cukup kuat &
ringan agar bisa difungsikan
sebagai penopang.
49. Pembidaian untuk
Cedera Alat Gerak Atas
Fraktur Lengan Atas
Dislokasi/Fraktur Siku
Fraktur Lengan Bawah
Fraktur Jari Tangan Cedera Bahu
50. Pembidaian untuk
Cedera Alat Gerak Bawah
Fraktur Tungkai Atas
Cedera Lutut Cedera Pergelangan Kaki
Fraktur Tungkai Bawah
51. Penanganan Terkilir :
1. Letakan penderita dalam posisi yang nyaman,
istirahatkan bagian yang cedera.
2. Tinggikan daerah yang cedera.
3. Beri kompres dingin, maksimum selama 30 menit,
ulangi setiap jam bila perlu.
4. Balut tekan dan tetap tinggikan.
5. Bila ragu rawat sebagai patah tulang.
6. Rujuk kefasilitas kesehatan
52.
53. Gejala dan Tanda Umum
• Perubahan yang tidak normal dari tanda
vital sudah mengarah pada kedaruratan
medis
• Bervariasi sesuai dengan sistem yang
terganggu :
demam, nyeri, mual muntah, BAB
berlebih,sesak nafas, kejang, lumpuh, dan
lainnya
54. Tugas Penolong Pertama
• Mengenali kedaruratannya sedini mungkin
dengan :
– Wawancara (anamnesa)
– Penilaian (pemeriksaan)
– Tatalaksana sesuai hasil penilaian dan sesuai
kewenangan
55. Tatalaksana Secara Umum
• Tenangkan korban, jangan panik
• Jangan tinggalkan sendiri
• Hentikan semua kegiatan korban
• Airway
• Kendorkan pakaian
• Jangan beri makan & minum
• Bawa ke RS
56. Pembagian Gangguan Medis
1. Gangguan Jantung
2. Gangguan Pernapasan
3. Gangguan Kesadaran (Perubahan Status
Mental)
4. Gangguan Akibat Perubahan Lingkungan
5. hipotermia
6. Lain-lain
57. Pingsan (Syncope)
• Terjadi karena peredaran darah ke otak berkurang
• Penyebab
– Emosi hebat
– Ruangan yang penuh orang dan sempit
– Lelah dan lapar
– Terlalu banyak mengeluarkan tenaga
58. Tatalaksana
• Baringkan dengan tungkai ditinggikan
• Longgarkan pakaian
• Usahakan mendapat udara segar
• Beri selimut
• Istirahat setelah pulih
• Jika tidak pulih awasi tanda vital dan
rujuk
59. Hipotermia
– Hipotermia dapat menyebabkan suhu tubuh
menurun <35 drajat celcius, tubuh akan
berusaha menuruninya dengan cara gemetar,
suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan
suhu tubuh melalui akifitas otot
– Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada
dialam terbuka dalam waktu yang lama
– Ada beberapa hal yang dapat memperburuk
hipotermia, antara lain: suhu, angin, air, usia
penderita, kesehatan penderita, penyakit yang di
derita, alcohol, dan kekurangan makanan
60. Gejala dan tandanya
Menggigil
Terasa melayang
Pernafasan cepat nadi lambat
Gangguan pengelihatan
Reaksi mata lambat
Alat gerak kaku
Pupil mata lebar atau tidak bereaksi
Kesadaran menurun
61. Cara penanganannya
Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita,
usahakan tetap kering
Bila penderita sadar, dapat diberikan minuman
hangat secara pelan pelan
Pantau tanda vital secara berkala
Rujuk ke fasilitas kesehatan