1. Sindrom kompartemen adalah kondisi peningkatan tekanan dalam ruang osteofasial yang membungkus otot, saraf, dan pembuluh darah, menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis jaringan.
2. Gejala klinis terdiri dari 5P: nyeri, pucat, denyut nadi lemah, kesemutan, dan kelumpuhan.
3. Penanganan definitifnya adalah bedah dekompresi untuk menurunkan tekanan intrakompar
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Sindrom Kompartemen
1. KOMPARTEMEN SYNDROME
Shella Jobiwarma Chaniago
1407101030247
dr. T. Nanta Aulia, Sp. OT (K) Spine
BAGIAN SMF/BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2020
2. ANATOMI
Secara anatomi, sebagian besar kompartemen terletak di
anggota gerak. Kompartemen osteofasial merupakan
ruangan yang berisi otot, saraf dan pembuluh darah
yang dibungkus oleh tulang dan fasia serta otot-otot
yang masing-masing dibungkus oleh epimisium.
Berdasarkan letaknya, kompartemen terdiri dari
beberapa jenis, antara lain:
Syilvianti. 2010. Sindrom Kompartemen. Diunduh dari: http://en.netlog.com/syilvianti/blog/blogid=3756199 [Access on July, 16th 2011]
3. Anggota Gerak Atas
• Lengan Atas
Kompartemen volar, berisi otot flexor pergelangan
tangan dan jari tangan, nervus ulnar dan nervus
median.
Kompartemen dorsal, berisi otot ekstensor
pergelangan tangan dan jari tangan, nervus
interosseous posterior.
• Lengan Bawah
Kompartemen volar, berisi otot flexor pergelangan
tangan dan jari tangan, nervus ulnar dan nervus
median.
Kompartemen dorsal, berisi otot ekstensor
pergelangan tangan dan jari tangan, nervus
interosseous posterior
Mobile wad, berisi otot ekstensor carpi radialis
longus, otot ekstensor carpi radialis brevis, otot
brachioradialis.
• Wrist Joint
Kompartemen I, berisi otot abduktor pollicis longus
dan otot ekstensor pollicis brevis.
Kompartemen II, berisi otot ekstensor carpi radialis
brevis, otot ekstensor carpi radialis longus.
Kompartemen III, berisi otot ekstensor pollicis
longus.
Kompartemen IV, berisi otot ekstensor digitorum
communis, otot ekstensor indicis.
Kompartemen V, berisi otot ekstensor digiti minimi.
Kompartemen VI, berisi otot ekstensor carpi ulnaris.
Syilvianti. 2010. Sindrom Kompartemen. Diunduh dari: http://en.netlog.com/syilvianti/blog/blogid=3756199 [Access on July, 16th 2011]
4. Anggota Gerak Bawah
• Tungkai bawah: terdapat tiga
kompartemen, yaitu
kompartermen anterior,
kompartemen lateral dan
kompartemen posterior.
• Setiap kompartemen tungkai
bawah memiliki fungsi dan
peranan masing-masing.
Kompartemen depan terdiri dari
kelompok otot ekstensor yang
berfungsi untuk melakukan
gerakan ekstensi.
Kompartemen lateral terdiri dari
kelompok otot yang berfungsi
untuk melakukan gerakan eversi.
Kompartemen posterior terdiri dari
kelompok otot dalam (deep) dan
kelompok otot luar (superficial) .
1. Shuler MS, Reisman WM, Kinsey TL, Whitesides TE Jr, Hammerberg EM, Davila MG, et al. Correlation between muscle oxygenation and
compartment pressure in acute compartment syndrome of the leg. J Bone Joint Surg [Am] 2010; 92(4): 863-70. doi: 10.2106/JBJS.I.00816
2. von Keudell AG, Weaver MJ, Appleton PT. Diagnosis and treatment of accute extremity compartment syndrome. Lancet 2015;386:1299-310
5. DEFINISI
• Sindrom kompartemen merupakan
suatu peningkatan tekanan dalam suatu
kompartemen sehingga mengakibatkan
penekanan terhadap saraf, pembuluh
darah dan otot di dalam kompartemen
osteofasial yang tertutup. Hal ini
mengawali terjadinya peningkatan
tekanan interstisial, kurangnya oksigen
dari penekanan pembuluh darah,
sehingga mengakibatkan berkurangnya
perfusi jaringan (iskemia) dan diikuti
dengan kematian jaringan (nekrosis).
Mcqueen. Margareth, Acute Compartement Syndrome. Dalam: Rockwood and Green’s Fracture in Adults. 8th edition. Philadelphia : Wolter
Kluwer; 2015. Page 895-91
6. EPIDEMIOLOGI
Insiden sindroma kompartemen akut di luar negeri adalah 3,1 per
100.000 penduduk per tahun.
Insidensi pada pria sebesar 7,3 per 100.000 penduduk yaitu lebih
besar jika dibandingkan dengan insidensi pada wanita yang cuma
0,7 per 100.000 penduduk.
Dengan kata lain pria 10 kali lipat lebih sering terkena sindroma
kompartemen dibandingkan wanita. Daerah yang sering terkena
adalah tungkai bawah, lengan bawah, kaki, tangan, regio gluteal
dan paha.
1. M. Mcqueen. Margareth, Acute Compartement Syndrome. Dalam: Rockwood and Green’s Fracture in Adults. 8th edition. Philadelphia : Wolter
Kluwer; 2015. Page 895-91
2. American Follege of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life Support. 9th edition. United States of America; 2012. Page
262-263
7. KLASIFIKASI
• Sindroma Kompartemen Akut
Ditandai dengan pembengkakan dan nyeri yang terjadi dengan cepat.
Tekanan dalam kompartemen yang meningkat dengan cepat dapat
menyebabkan tekanan pada saraf, arteri dan vena sehingga tanpa
penanganan yang tepat akan terjadi paralisis, iskemik jaringan bahkan
kematian. Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah
fraktur, trauma jaringan lunak, kerusakan pada arteri dan luka bakar.
• Sindroma Kompartemen Kronik
Sindroma kompartemen kronik bukan merupakan suatu kegawatan medis
dan seringkali dikaitkan dengan nyeri ketika aktivitas olahraga. Ditandai
dengan meningkatnya tekanan kompartemen ketika melakukan aktivitas
olahraga saja. Gejala ini dapat hilang dengan hanya menghentikan aktivitas
olahraga tersebut. Penyebab umum sindroma kompartemen kronik biasa
terjadi akibat melakukan aktivitas berulang-ulang, misalnya pelari jarak
jauh, pemain basket, sepak bola dan militer
Panjaitan AL. Sindroma Compartemen. Fakultas Kedokteran TRISAKTI Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah RSAL dr. Mintohardjo (serial
online). 2013 (citied August 21, 2016); (47 Screens). Available from: <https://www.scribd.com/document/174065935/sindrom-kompartemen>.
8. ETIOLOGI
1. Penurunan volume kompartemen. Kondisi ini
disebabkan oleh:
Penutupan defek fascia
Traksi internal berlebihan pada fraktur
ekstremitas
2. Peningkatan tekanan pada struktur
komparteman. Beberapa hal yang bisa
menyebabkan kondisi ini antara lain:
Pendarahan atau Trauma vaskuler
Peningkatan permeabilitas kapiler
Penggunaan otot yang berlebihan
Luka bakar
Operasi
Gigitan ular
Obstruksi vena
3. Peningkatan tekanan eksternal
Balutan yang terlalu ketat
Berbaring di atas lengan
Gips
M. Mcqueen. Margareth, Acute Compartement Syndrome. Dalam: Rockwood and Green’s Fracture in Adults. 8th edition. Philadelphia : Wolter Kluwer; 2015.
Page 895-91
9. PATOFISIOLOGI
Frink M, Hildebrad F, Kretten C, Brad J, Hankemeier S. Compartment syndrome of the lower leg and foot. Clin Orthop. 2010; 468: 940-50
10. TANDA & GEJALA
• Gejala klinis yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu:
1. Pain (nyeri). Nyeri yang hebat terjadi saat peregangan pasif pada otot-otot yang
terkena, ketika ada trauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang paling
penting. Otot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik
dan sering.
2. Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.
3. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
4. Parestesia (rasa kesemutan)
5. Paralysis. Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang
berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena sindrom kompartemen.
Sedangkan pada sindrom kompartemen akan timbul beberapa gejala khas,
antara lain:
Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat olehraga. Biasanya setelah
berlari atau beraktivitas selama 20 menit.
Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat 15-30 menit.
Terjadi kelemahan atau atrofi otot.
Frink M, Hildebrad F, Kretten C, Brad J, Hankemeier S. Compartment syndrome of the lower leg and foot. Clin Orthop. 2010; 468: 940-50
11. DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. Panjaitan AL. Sindroma Compartemen. Fakultas Kedokteran TRISAKTI Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah RSAL dr. Mintohardjo (serial
online). 2013 (citied August 21, 2016); (47 Screens). Available from: <https://www.scribd.com/document/174065935/sindrom-kompartemen>.
2. Sahara EM dan Primanita R. Sindrome Kompartmen. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSUD dr. Soeselo Slawi. 2014:1-33
12. Gold Standard
Sahara EM dan Primanita R. Sindrome Kompartmen. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSUD dr. Soeselo Slawi. 2014:1-33
13. PENATALAKSANAAN
• Terapi Bedah
Tatalaksana harus sesegera mungkin. Prinsip utama penanganan
sindrom kompartemen adalah dekompresi. Dekompresi dengan
tujuan menurunkan tekanan dalam kompartemen dapat dilakukan
dengan cara:
Lepaskan semua plaster yang mengikat tungkai bawah
Letakkan tungkai pada posisi sejajar dengan jantung, karena posisi
lebih tinggi dari jantung dapat menurunkan aliran darah arterial ke
otot dan akan memperburuk keadaan iskemia.
Lakukan imobilisasi fraktur dengan posisi paling relaks; dengan
menyangga kaki dalam posisi sedikit fleksi plantaris (kaki condong
ke arah bawah)
Lakukan tindakan fasiotomi (pemotongan fascia) apabila ada
indikasi.
1. Prayson MJ, Chen JL, Hampers D, Vogt M, Fenwick J, Meredick R. Baseline compartment pressure measurements in isolated lower extremity fractures without clinical
compartment syndrome. J Trauma 2010;60:1037-40
2. Al-Dadeh OQ, Darrah C, Cooper A, Dorell ST, Patel AD. Continuous compartment pressure monitoring vs. clinical monitoring in tibial diaphyseal fractures. Injury 2010;
39:1204-9
14. The Doe Report. Ischemic leg with fasciotomy [Internet]. Available from: http://medical-eyes.doereport.com
15. KOMPLIKASI
• Nekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen.
• Kontraktur Volkman
• Sindroma Crush
• Trauma Vascular
• Gagal ginjal akut
• Sepsis
• Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
1. Panjaitan AL. Sindroma Compartemen. Fakultas Kedokteran TRISAKTI Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah RSAL dr. Mintohardjo (serial online).
2013 (citied August 21, 2016); (47 Screens). Available from: <https://www.scribd.com/document/174065935/sindrom-kompartemen>.
2. Jafril S. Sindroma Kompartemen. Departemen Orthopaedi & Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan (serial online). 2012
(citied August 21, 2016) ; (12 Screens). Available from : <https://www.scribd.com/doc/110297280/Sindroma-Kompartemen>.
16. DIAGNOSIS BANDING
• Selulitis
• Deep Venous Trombosis dan Thrombophlebitis
• Gas Ganggrene
• Necrotizing Fasciitis
• Peripheral Vascular Injuries
• Rhabdomyolis
Abukalyadi. 2010. Sindrom Kompartemen. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/44029028/sindrom-kompartemen [Access on July, 16th 2011]
17. KESIMPULAN
• Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi emergensi
yang mengancam anggota tubuh dan jiwa yang paling sering
terjadi pada daerah tungkai bawah.
• Gejala klinis yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal
dengan 5-P yaitu: Pain (nyeri) , Pallor (pucat), Pulselesness
(berkurang atau hilangnya denyut nadi), Parestesia (rasa
kesemutan), Paralysis.
• Tujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah
mengurangi defisit fungsi neurologis dengan lebih dulu
mengembalikan aliran darah lokal, melalui bedah dekompresi
dan dilakukan jika tekanan intra-kompartemen mencapai >30
mmHg.