SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
POLA KERUANGAN KOTA 
Nama Anggota Kelompok 
1.Fauzan Noviardi 
2.Pebtrian Gian Pratama 
3.M.Al Agus Syarif 
4.M.Ikhwan Kurniawan
1. PENGERTIAN KOTA 
A. Menurut Ahli 
1. Kota menurut Bintarto, kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai 
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial 
ekonomi heterogen serta coraknya lebih matrealistis dibandingkan dengan 
daerah dibelakangnya. 
2. Kota menurut Max Weber, suatu tempat yang penghuninya dapat 
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 
3. Kota menurut Grunfeld, permukiman dengan kepadatan penduduk yang 
lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk nasional, struktur mata 
pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan yang beraneka ragam, serta 
ditutupi gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
4. Kota menurut Ilhami, suatu wilayah administratif memiliki batas-batas dengan 
didalamnya terdapat komponen-komponen yang meliputi penduduk dengan ukuran 
tertentu, sistem ekonomi, sistem sosial, sarana dan infrastuktur yang keseluruhannya 
menjadi satu kesatuan kelengkapan. 
5. Kota menurut UU No 26 th 2007 tentang penataan ruang, kawasan perkotaan yang 
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai 
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan pendistribusi pelayanan jasa 
pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 
6. Kota menurut Menteri Dalam Negeri RI No 4 / 1980, suatu wilayah yang 
mempunyai batas administrasi wilayah, lingkungan kehidupan yang 
mempunyai ciri nonagraris. 
7. Kota menurut Nasional Urban Development Strategi (NUDS) 1985, kota sebagai 
pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi, dan jasa-jasa yang mendukung 
pertumbuhan ekonomi diwilayah sekitarnya.
B. Secara Umum, kota merupakan hasil penggabungan 
karakteristik dan struktur khas yang dapat 
membedakannya dengan desa. 
C. Secara Geografis, kota adalah suatu bentang 
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan 
nonalam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk 
tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat 
penduduknya idividualis, dan matrealistis.
2. CIRI-CIRI KOTA 
A. Ciri Fisik 
1.Tersedianya sarana perekonomian (pasar, 
supermarket) 
2.Tempat parkir yang memadai 
3.Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga 
4.Banyak gedung-gedung tinggi 
5.Terdapat pusat-pusat pemerintahan
Sejarah Pertumbuhan Kota 
• Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota 
di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan 
sebagai berikut. 
1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. 
Di Indonesia kota-kota yang berasal dari 
kegiatan perdagangan, antara lain adalah 
Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini 
merupakan kota perdagangan yang ramai.
2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan. 
Pembukaan lahan baru untuk areal 
perkebunan berdampak pada pembuatan 
permukiman baru yang kemudian 
berkembang menjadi kota. Contohnya: 
Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa 
(perkebunan kopi), dan Jambi (perkebunan 
karet).
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. 
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari 
perluasan daerah pertambangan, antara lain 
Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan 
(pertambangan timah), Palembang dan Plaju 
(tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan, 
Balikpapan (tambang minyak Bumi).
4. Kota yang berawal dari pusat administrasi 
pemerintah. 
Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia 
merupakan pusat pemerintahan Hindia 
Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kota 
Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan 
Republik Indonesia.
B. Ciri Sosial 
1.Adanya keanekaragaman penduduk 
2.Penduduk bersifat individualisme 
3. Hubungan sosial bersifat geselsechaft / 
patembayan 
4.Adanya pemisahan keruangan yang dapat 
membentuk kompleks-kompleks tertentu 
5.Norma agama tidak ketat 
6.Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional 
7.Kesenjangan sosial sangan mencolok
3. KLASIFIKASI KOTA 
A. Berdasarkan Jumlah Penduduknya 
1.Kota kecil, jumlah penduduknya antara 20.000-50.000 
jiwa 
2.Kota sedang, jumlah penduduknya antara 50.000- 
100.000 jiwa 
3.Kota besar, jumlah penduduknya antara 100.000- 
1.000.000 jiwa 
4.Metropolitan, jumlah penduduknya antara 1.000.000- 
5.000.000 jiwa 
5.Megapolitan, jumlah penduduknya > 5.000.000 jiwa
B. Berdasarkan Fungsinya / Pembentukan Sejarahnya 
1.Kota sebagai pusat kebudayaan 
2.Kota sebagai pusat industri 
3,Kota sebagai pusat perdagangan 
4.Kota sebagai pusat pemerintahan 
5.Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
C. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Kota 
1.Tahap Eopolis, tahap perkembangan desa yang sudah 
teratur menuju arah kehidupan kota. 
2.Tahap Polis, suatu kota yang sebagian kegiatan 
penduduknya masih bersifat agraris. 
3.Tahap Metropolis, kota yang kehidupannya sudah 
mengarah industri. 
4.Tahap Megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas 
beberapa kota metropolis. 
5.Tahap Tryanopolis, kota yang ditandai dengan 
kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi. 
6.Tahap Nekropolis, suatu kota yang mulai mengalami 
keruntuhan.
D. Berdasarkan teknologi dan peradaban 
1.Fase Mezo Teknik, perkembangan kota yang 
menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya 
angin dan air. 
2.Fase Paleo Teknik, perkembangan kota yang sumber 
tenaga yang digunakan uap air dan mesin-mesinnya 
dikonstruksi dari besi dan baja. 
3.Fase Neo Teknik, perkembangan kota yang sumber 
tenaga yang digunakan bensin dan uap air.
4. TAHAP PERKEMBANGAN KOTA 
1.Stadium Infentile, di dalam staduim ini tidak terlihat 
batas yang jelas antara daerah permukiman dan 
perdagangan. 
2.Stadium Juvenile, di dalam stadium ini mulai terlihat 
bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak 
perumahan-perumahan baru, terdapat pemisah antara 
daerah pertokoan dan daerah perumahan.
3.Stadium Mature, di dalam stadium ini mulai 
terbentuk tata ruang wilayah yang baik, muncul kota-kota 
baru sebagai bagian dari kota lama. 
4.Staduim Senile, di dalam staduim ini kota kembali 
menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan 
kota yang lebih luas sehingga terjadi 
pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun 
untuk dipindah keluar kota.
5. TEORI STRUKTUR KOTA 
a. Teori Konsentris (Concentric Theory) 
Teori Konsentris dari Ernest W. Burgess, kota 
berkembang kesegala arah, merata, dan bentuknya 
melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota 
dibagi menjadi lima : 
1. Zona daerah pusat kegiatan / DPK (central 
business district / CBD) 
· Zona peralihan (zona perdagangan beralih pada 
zona permukiman) 
2. Zona permukiman kelas pekerja / buruh / 
proletar 
3. Zona kelas menengah 
4. Zona penglaju / orang kaya (zona permukiman 
beralih pada zona pertanian)
Teori Konsentris (Concentric Theory)
B. Teori Sektoral (Sector Theory) 
Dikemukakan oleh Hommer Hoyt, Hoyt berkesimpulan 
bahwa proses pertumbuhan kota lebih ditentukan oleh 
sektor-sektor dari pada sistem melingkar.
Teori Sektoral (Sector Theory)
C. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) 
Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. 
Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan 
kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul 
nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, 
seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan 
terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-urutan 
yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada 
teori konsentris dan sektoral.
Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus 
Theory)
d. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) 
Dikemukakan oleh Peter Mann (1965). Teori ini 
mencoba menggabungkan teori konsentris dan 
sektoral, tapi penekanan konsentris lebih ditonjolkan
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII

More Related Content

What's hot

Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesia
Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesiaPengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesia
Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesia
shafaayu2
 
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.pptPola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
MukarobinspdMukarobi
 
Geografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaGeografi desa dan kota
Geografi desa dan kota
Nasron Spd
 
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
GhufronAffandy
 

What's hot (20)

Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesia
Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesiaPengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesia
Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya indonesia
 
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
 
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.pptPola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt
 
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat PertumbuhanKonsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
 
Geografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaGeografi desa dan kota
Geografi desa dan kota
 
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.pptPPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
 
Pengaruh Letak Geografis Indonesia terhadap Bidang Sosial,.pptx
Pengaruh Letak Geografis Indonesia terhadap Bidang Sosial,.pptxPengaruh Letak Geografis Indonesia terhadap Bidang Sosial,.pptx
Pengaruh Letak Geografis Indonesia terhadap Bidang Sosial,.pptx
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasiXii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional Indonesia
 
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
 
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
 
Geomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesiaGeomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesia
 
Negara maju dan Negara berkembang
Negara maju dan Negara berkembangNegara maju dan Negara berkembang
Negara maju dan Negara berkembang
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
 
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASIPENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
 
Pusat pertumbuhan
Pusat pertumbuhanPusat pertumbuhan
Pusat pertumbuhan
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 

Similar to Pola keruangan kota Geografi Kelas XII

Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)
Asa Ahya
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kota
SyaifOer
 
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
anifahrizki6
 

Similar to Pola keruangan kota Geografi Kelas XII (20)

Geografi : Kota
Geografi : KotaGeografi : Kota
Geografi : Kota
 
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
 
geografi kelas XII.pptx
geografi kelas XII.pptxgeografi kelas XII.pptx
geografi kelas XII.pptx
 
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
 
Rangkuman Pola Keruangan.docx
Rangkuman Pola Keruangan.docxRangkuman Pola Keruangan.docx
Rangkuman Pola Keruangan.docx
 
interaksi desa dan kota
interaksi desa dan kotainteraksi desa dan kota
interaksi desa dan kota
 
INTERAKSI DESA-KOTA.pdf
INTERAKSI DESA-KOTA.pdfINTERAKSI DESA-KOTA.pdf
INTERAKSI DESA-KOTA.pdf
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptx
 
Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)
 
Geografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxGeografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptx
 
pola_keruangan.ppt
pola_keruangan.pptpola_keruangan.ppt
pola_keruangan.ppt
 
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kotaSejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
 
Pep.7
Pep.7Pep.7
Pep.7
 
Struktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kotaStruktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kota
 
pegertian kota
pegertian kotapegertian kota
pegertian kota
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kota
 
Urbanisasi sugiono
Urbanisasi sugionoUrbanisasi sugiono
Urbanisasi sugiono
 
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan KotaRangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
 
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
 
interaksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kotainteraksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kota
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Pola keruangan kota Geografi Kelas XII

  • 1. POLA KERUANGAN KOTA Nama Anggota Kelompok 1.Fauzan Noviardi 2.Pebtrian Gian Pratama 3.M.Al Agus Syarif 4.M.Ikhwan Kurniawan
  • 2. 1. PENGERTIAN KOTA A. Menurut Ahli 1. Kota menurut Bintarto, kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi heterogen serta coraknya lebih matrealistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. 2. Kota menurut Max Weber, suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 3. Kota menurut Grunfeld, permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan yang beraneka ragam, serta ditutupi gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
  • 3. 4. Kota menurut Ilhami, suatu wilayah administratif memiliki batas-batas dengan didalamnya terdapat komponen-komponen yang meliputi penduduk dengan ukuran tertentu, sistem ekonomi, sistem sosial, sarana dan infrastuktur yang keseluruhannya menjadi satu kesatuan kelengkapan. 5. Kota menurut UU No 26 th 2007 tentang penataan ruang, kawasan perkotaan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan pendistribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 6. Kota menurut Menteri Dalam Negeri RI No 4 / 1980, suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah, lingkungan kehidupan yang mempunyai ciri nonagraris. 7. Kota menurut Nasional Urban Development Strategi (NUDS) 1985, kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi, dan jasa-jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi diwilayah sekitarnya.
  • 4. B. Secara Umum, kota merupakan hasil penggabungan karakteristik dan struktur khas yang dapat membedakannya dengan desa. C. Secara Geografis, kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan nonalam dengan gejala-gejala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya idividualis, dan matrealistis.
  • 5. 2. CIRI-CIRI KOTA A. Ciri Fisik 1.Tersedianya sarana perekonomian (pasar, supermarket) 2.Tempat parkir yang memadai 3.Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga 4.Banyak gedung-gedung tinggi 5.Terdapat pusat-pusat pemerintahan
  • 6. Sejarah Pertumbuhan Kota • Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut. 1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara lain adalah Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai.
  • 7. 2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan. Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan permukiman baru yang kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa (perkebunan kopi), dan Jambi (perkebunan karet).
  • 8. 3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan (pertambangan timah), Palembang dan Plaju (tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan, Balikpapan (tambang minyak Bumi).
  • 9. 4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah. Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
  • 10. B. Ciri Sosial 1.Adanya keanekaragaman penduduk 2.Penduduk bersifat individualisme 3. Hubungan sosial bersifat geselsechaft / patembayan 4.Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu 5.Norma agama tidak ketat 6.Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional 7.Kesenjangan sosial sangan mencolok
  • 11. 3. KLASIFIKASI KOTA A. Berdasarkan Jumlah Penduduknya 1.Kota kecil, jumlah penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa 2.Kota sedang, jumlah penduduknya antara 50.000- 100.000 jiwa 3.Kota besar, jumlah penduduknya antara 100.000- 1.000.000 jiwa 4.Metropolitan, jumlah penduduknya antara 1.000.000- 5.000.000 jiwa 5.Megapolitan, jumlah penduduknya > 5.000.000 jiwa
  • 12. B. Berdasarkan Fungsinya / Pembentukan Sejarahnya 1.Kota sebagai pusat kebudayaan 2.Kota sebagai pusat industri 3,Kota sebagai pusat perdagangan 4.Kota sebagai pusat pemerintahan 5.Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
  • 13. C. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Kota 1.Tahap Eopolis, tahap perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota. 2.Tahap Polis, suatu kota yang sebagian kegiatan penduduknya masih bersifat agraris. 3.Tahap Metropolis, kota yang kehidupannya sudah mengarah industri. 4.Tahap Megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis. 5.Tahap Tryanopolis, kota yang ditandai dengan kekacauan dan tingkat kriminalitas yang tinggi. 6.Tahap Nekropolis, suatu kota yang mulai mengalami keruntuhan.
  • 14. D. Berdasarkan teknologi dan peradaban 1.Fase Mezo Teknik, perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air. 2.Fase Paleo Teknik, perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin-mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja. 3.Fase Neo Teknik, perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air.
  • 15. 4. TAHAP PERKEMBANGAN KOTA 1.Stadium Infentile, di dalam staduim ini tidak terlihat batas yang jelas antara daerah permukiman dan perdagangan. 2.Stadium Juvenile, di dalam stadium ini mulai terlihat bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak perumahan-perumahan baru, terdapat pemisah antara daerah pertokoan dan daerah perumahan.
  • 16. 3.Stadium Mature, di dalam stadium ini mulai terbentuk tata ruang wilayah yang baik, muncul kota-kota baru sebagai bagian dari kota lama. 4.Staduim Senile, di dalam staduim ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindah keluar kota.
  • 17. 5. TEORI STRUKTUR KOTA a. Teori Konsentris (Concentric Theory) Teori Konsentris dari Ernest W. Burgess, kota berkembang kesegala arah, merata, dan bentuknya melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima : 1. Zona daerah pusat kegiatan / DPK (central business district / CBD) · Zona peralihan (zona perdagangan beralih pada zona permukiman) 2. Zona permukiman kelas pekerja / buruh / proletar 3. Zona kelas menengah 4. Zona penglaju / orang kaya (zona permukiman beralih pada zona pertanian)
  • 19. B. Teori Sektoral (Sector Theory) Dikemukakan oleh Hommer Hoyt, Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih ditentukan oleh sektor-sektor dari pada sistem melingkar.
  • 21. C. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan sektoral.
  • 22. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
  • 23. d. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) Dikemukakan oleh Peter Mann (1965). Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, tapi penekanan konsentris lebih ditonjolkan