3. A. STRUKTUR KERUANGAN
SERTA PERKEMBANGAN DESA
DAN KOTA
1. Struktur Keruangan Serta
Perkembangan Desa
Menurut Bintarto (1983: 11-12),
desa adalah suatu hasil perpaduan
antara kegiatan sekelompok
manusia dengan lingkungannya.
Hasil perpaduan itu adalah
perwujudan geografis, yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis sosial, ekonomi, politik
dan budaya dan memiliki
hubungan timbal balik dengan
daerah lain.
Undang-undang No 6 Tahun
2014 desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diak
4. a. Ciri-Ciri Desa
Interaksi antar
manusia yang
sangat kuat
Memiliki pertalian
perasaan yang
sama tentang
kesukaan dan
perasaan
Keluarga di desa-
desa merupakan
satu unit sosial dan
unit kerja
Mata pencaharian
penduduknya
bersifat agraris
Proses sosial
berjalan lambat
Kontrol sosial di
dasarkan pada
hukum informal
Jumlah penduduk
desa relatif sedikit
sehingga warga
desa banyak
bergantung pada
musim
6. c. Klasifikasi Pembentuk Desa
1. Potensi Sumber
Daya Alam
2. Potensi Sumber
Daya Manusia
3. Potensi
Klembagaan
4. Potensi Sarana
dan Prasaranan
7. d. Tipe-Tipe Desa
1. Desa
Pesisir/ Nelayan
( DNL)
2. Desa
Persawahan
(DPS)
3. Desa
Perladangan
(DPL)
4. Desa
Perkebunan
(DRS)
5. Desa
Peternakan
(DPT)
6. Desa
Perdagangan
(DJP)
7. Desa
Pertambangan
(DPG)
8. Desa
Industri Kecil
dan kerajinan
(DIK)
8. Tipe-Tipe Desa Soekandar Wiriaatmadja membagi pola pemukiman di
pedesaan ke dalam empat pola, yakni
1. Pola
Permukiman
Menyebar
2. Pola
Permukiman
Melingkar
3. Pola
Permukiman
Memanjang
4. Pola
Permukiman
Berkumpul
10. f. Tingkat Perkembangan Desa
1. Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang
masyarakatnya telah mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Penduduknya masih jarang dan kurang
berkomunikasi dengan masyarakat luar,
sehingga proses kemajuan yang
diperoleh sebagai hasil interaksi
dengan wilayah berjalan lambat
11. f. Tingkat Perkembangan Desa
2. Desa Swakarya
Desa swakaryaadalah desa yang masyarakatnya
sudah lebih maju dibandingkan dengan desa
swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan
penduduk sudah mulai dijual ke daerah lain. Desa
swakaryamulai mengadakan kontak atau hubungan
dengan warga lain, walaupun intensitasnya masih
sedikit. (Fahmi : 2014)
12. f. Tingkat Perkembangan Desa
3. Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang sudah mampu
mengembangkan semua potensi yang ada secara
optimal. Masyarakat desa ini sudah mulai
mengadakan interaksi atau hubungan dengan
masyarakat luar untuk melakukan tukar menukar
barang dengan wilayah lain. Hasil dari interaksi
tersebut menyebabkan masyarakat yang tinggal
didesa swasembada mampu menyerap teknologi
baru untuk memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki, sehingga proses pembangunan dapat
berjalan dengan baik.
14. a. Ciri Ciri Masyarakat Kota
Egois
pekerjaan yang
beraneka ragam
pendidikan
tinggi
materialis
tis
agen perubahan
kesempata
n kerja
yang luas
bersifat
glamour
(mewah)
terdapat
kesenjangan sosial
tinggi
tidak
mengenal
gotong-
royong
15. Bintarto
Kota sebagai kesatuan jaringan
kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan diwarnai dengan
strata sosial ekonomi yang
heterogen serta coraknya
materialistis. Masyarakat kota
terdiri atas penduduk asli daerah
tersebut dan pendatang
Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang
penghuninya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal. Ciri
kota adalah adanya pasar sebagai
benteng serta mempunyai sistem
hukum tersendiri dan bersifat
kosmopolitan
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 1987,
pasal 1
Disebutkan kota adalah pusat
permukiman dan kegiatan
penduduk yang mempunyai
batasan administrasi yang diatur
dalam perundang-undangan,
serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan
Pengertian kota
16. Adapun elemen-elemen yang membentuk
struktur ruang kota (Sinulingga, 2005:97) yaitu
1. Kumpulan dari
pelayanan jasa termasuk
di dalamnya
perdagangan,
pemerintahan, keuangan
yang cenderung
terdistribusi secara
berkelompok dalam
pusat pelayanan
2. Kumpulan dari
industri sekunder
(manufaktur)
pergudangan dan
perdagangan grosir
yang cenderung
untuk berkumpul
pada suatu tempat.
3. Lingkungan
permukiman sebagai
tempat tinggal dari
manusia dan ruang
terbuka hijau
4. Jaringan
transportasi yang
menghubungkan
ketiga tempat di atas.
17. Bentuk dan model struktur ruang Kota
adalah kota yang belum berkembang
pesat, jumlah penduduknya belum
banyak, dan hanya mempunyai satu
pusat pelayanan yang sekaligus
berfungsi sebagai Central Bussines
District (CBD)
Perkembangan kota mengakibatkan
pelayanan oleh satu pusat pelayanan
tidak efisien lagi. Kota-kota yang
bertambah besar membutuhkan lebih
dari satu pusat pelayanan yang
jumlahnya tergantung pada jumlah
penduduk kota.
Kota Metropolitan adalah kota besar
yang dikelilingi oleh kota-kota satelit
yang terpisah cukup jauh
dengan urban fringe dari kota
tersebut, tetapi semuanya membentuk
satu kesatuan sistem dalam pelayanan
penduduk wilayah metropolitan.
1. Monocentric City 2. Polycentric City 3. Kota Metropolitan
18. Teori Konsentris (The Consentric Theory)
Teori Ini dikembangkan oleh Ernest W
.
Burgess yang menyatakan bahwa
perkembangan suatu kota akan
mengikuti pola lingkaran-lingkaran
konsentrik. Masing-masing zone
tumbuh sedikit demi sedikit kea rah luar
pada semua bagian sehingga pada
akihirnya akan terbentuk pola
keruangan yang berlapis-lapis dengan
daerah Central Bussinis District (CBD)
sebagai pusat. (Rostam, dalam
Bakaruddin,2012: 173)
19. Teori Sektor
Diperkenalkan oleh Homer Hoyt
(1930) yang menyatakan bahwa
perkembangan unit-unit kegiatan di
daerah kota tidak mengiukuti zone-
zone yang teratur secara konsentris,
tetapi dengan membentuk sektor-
sektor tertentu. Sector-sektor tersebut
bisa terjadi di sepanjang jalur
transportasi darat maupun air,
sehingga perkembangan kota lebih
menyerupai gurita
20. Teori Inti Ganda (Multiple
Nucleus Theory)
Dikemukakan oleh Harris dan Ullman
pada tahun 1945. Pertumbuhan kota
berawal dari pusat pertumbuhan
kemudian menjadi bentuk kompleks
karena muncul nukleus-nukleus baru
sebagai kutub pertumbuhan, seperti
perguruan tinggi, kompleks industri,
dan terminal bus. Dalam teori ini tidak
ada urutan-urutan yang teratur dari
zona-zona kota seperti halnya pada
teori konsentris dan sektoral.
21. Teori Konsektoral (Tipe Eropa)
Teori konsektoral tipe Eropa
dikemukakan oleh Peter Mann pada
tahun 1965 dengan mengambil
lokasi penelitian di Inggris. Teori ini
mencoba menggabungkan teori
konsentris dan sektoral, namun
penekanan konsentris lebih
ditonjolkan
22. Teori Konsektoral (Tipe Amerika
Latin)
Teori konsektoral tipe Amerika
Latin dikemukakan oleh Ernest
Griffin dan Larry Ford pada tahun
1980 berdasarkan penelitian di
Amerika Latin
23. Teori Poros
Teori poros dikemukakan oleh
Babcock (1932), yang
menekankan pada peranan
transportasi dalam
memengaruhi struktur
keruangan kota
24. Teori Historis
Dalam teori historis, Alonso
mendasarkan analisisnya
pada kenyataan historis yang
berkaitan dengan perubahan
tempat tinggal penduduk di
dalam kota.
25. Teori Pusat Pelayanan (Christaller)
Walter Christaller seorang geograf
jerman (1933) mengemukakan teori
lokasi yang dikenal sebagai teori
tempat sentral (central placetheory).
Christaller memperkenalkan teori ini
tahun 1933 dalam tulisannya yang
berjudul ”Die ZentralenOrte la
Suddeutschland”..
Tempat yang sentral diasumsikan
sebagai tempat yang memberikan
peluang kepada manusia yang
jumlahnya maksimum untuk
berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan, baik sebagai
pelayannya maupun sebagai pihak
yang dilayani.
27. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
a. Bentuk Desa Menyusur Sepanjang
Pantai
Di daerah pantai yang landai dapat tumbuh
suatu permukiman, yang mata pencarian
penduduknya dibidang perikanan, perkebunan
kelapa, dan perdagangan. Jika desa pantai
seperti itu berkembang, maka tempat tinggal
meluas dengan cara menyambung yang lama
dengan menyusur pantai, sampai bertemu
dengan desa pantai lainnya
28. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
b. Bentuk Desa Terpusat
Pola keruangan desa yang terpusat
terdapat didaerah pergunungan. Pola
desa terpusat di jumpai pada suatu desa
yang permukiman penduduknya
berdekatan antara yang satu dengan
yang lain dan membentuk suatu
kelompok besar.
29. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
c. Bentuk Desa Linear di Daratan Rendah
Pemukiman penduduk didataran rendah
umumnya memanjang sejajar dengan
rentangan jalan raya yang menembus desa yang
bersangkutan. Jika kemudian secara wajar
artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah
pertanian diluar desa sepanjang jalan desa
menjadi pemukiman baru memang ada kalanya
juga pemekaran kearah pedalaman sebelah
menyebelah jalan raya
30. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
d. Bentuk Desa yang Mengelilingi Fasilitas
Tertentu
Jenis ini terdapat didataran rendah,
yang dimaksudkan dengan fasilitas
misalnya mata air, waduk, lapangan
terbang, dan lain-lain.Arah
pemekarannya dapat kesegala jurusan,
sedang fasilitas-fasilitas untuk industri
kecil dapat disebarkan dimana-mana
sesuai dengan keinginan
31. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
Menurut R. Bintarto ada 6 pola desa yang
dikemukakan yaitu
1. Memanjang jalan: Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya: terdapat
didaerah Bantul, Jokyakarta
2. Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya terdapat
didaerah Bantul, Yogyakarta
3. Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai dilereng
gunung
4. Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri sendiri.
5. Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang
pantai.
6. Sejajar jalan kereta api.
32.
33. Fungsi Desa
1. Hinterland ialah daerah
penyokong atau penyuplai
kebutuhan masyarakat kota
2. Raw Material and Man
Power, desa berfungsi sebagai
penghasil bahan mentah
untuk industri, dan tenaga
kerja.
3. segi kegiatan kerja, desa
dapat berfungsi sebagai desa
agraris, desa industri, desa
nelayan, dan sebagainya
4. sebagai bentuk
pemerintahan terendah,
artinya desa diharapkan
mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan
34. Fungsi Kota
1. Kota sebagai
pusat produksi
2. Kota sebagai
pusat
perdagangan.
3. Kota sebagai
pusat
pemerintahan
4. Kota sebagai
pusat
kebudayaan
5. Kota sebagai
pusat
pengobatan dan
rekreasi
6. Kota yang
berfungsi ganda
35. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota
Relationship: hubungan antar dua
gejala, dua komponen, dua individu
atau lebih yang menimbulkan
pengaruh
Interelation :hubungan
berpengaruh antar dua gejala atau
lebih dalam satu wilayah
Interaction : kontak atau hubungan
antar dua wilayah atau lebih yang
dapat menimbulkan gejala atau
masalah hidup
Integration : bertemunya beberapa
unsur yang saling mengisi, sehingga
dapat dicapai suatu keserasian dan
kelengkapan
36. Pengaruh Interaksi Desa Dan Kota
Pergerakan barang dari desa ke kota,
atau sebaliknya
Pergerakan gagasan dan informasi,
terutama dari kota ke desa
Pergerakan manusia, baik dalam
bentuk bekerja, rekreasi, menuntut
ilmu, ataupun keperluan-keperluan
lainnya
Adanya komunikasi penduduk antara
kedua wilayah
Wujud interaksi desa-kota yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut
37. Dampak Interaksi Bagi Desa
Pengetahuan desa
menjadi meningkat
Jumlah guru dan
sekolah sudah banyak
terdapat di desa.
Perluasan jalur jalan
desa-kota dan
peningkatan jumlah
kendaraan bermotor
Produktivitas desa
semakin meningkat
Pelestarian
lingkungan hidup
pedesaan
Dengan peningkatan
kegiatan wiraswasta
yang menghasilkan
produk yang berkualitas
Adanya pengetahuan
tentang
kependudukan
Adanya seperti
koperasi dan
organisasi sosial
Dampak Positif Bagi Desa
38. Dampak Interaksi Bagi Desa
Modernisasi kota
telah melunturkan
orientasi pertanian
bisa meningkatkan
konsumerisme dan
kriminalitas
Pengurangan tenaga
produktif bidang
pertanian di desa
Perubahan tata guna
lahan di pedesaan
mengubah budaya
desa
Ketersediaan bahan
pangan yang berkurang
peningkatan
pengangguran
pencemaran
lingkungan menjadi
masalah penting
akibat interaksi desa-
kota
Dampak Negatif Bagi Desa
39. Dampak Interaksi Bagi Kota
Tercukupinya kebutahan
bahan pangan bagi
penduduk perkotaan yang
sebagian besar berasal dari
daerah perdesaan, seperti
sayuran, buah-buahan,
beras dan lain-lain.
Jumlah tenaga kerja di
perkotaan melimpah
karena banyaknya
penduduk dari desa yang
pergi ke kota
Produk-produk yang
dihasilkan di daerah
perkotaan bisa dipasarkan
hingga ke pelosok desa
sehingga keuntungan yang
diperoleh lebih besar.
Dampak Positif Bagi Kota
40. Dampak Interaksi Bagi Kota
Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota
tanpa keahlian menimbulkan permasalahan
bagi daerah perkotaan yaitu meningkatnya
jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
Penduduk dengan pendapatan rendah
kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya
seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan, hiburan dan lain-lain
Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa
warga menggunakan lahan atau tempat yang
tidak layak untuk permukiman
Terjadi degradasi kualitas lingkungan,
peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di
wilayah kota
Dampak Negatif Bagi Kota
41. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Menghitung Kekuatan Interaksi
Desa Kota
Interaksi desa kota menggunakan model
gravitasi
Teori ini diterapkan dalam Geografi oleh
W
.J. Reilly untuk mengukur kekuatan
interaksi keruangan antara 2 wilayah atau
lebih. Kekuatan interaksi antara dua
wilayah dapat di ukur dengan
memperhatikan jumlah penduduk masing-
masing wilayah, serta jarak mutlak antara
wilayah-wilayah tersebut.
42. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Menghitung Kekuatan Interaksi
Desa Kota
Interaksi desa kota menggunakan model
titik henti
Bahwa jarak titik henti dari pusat
perdagangan yang lebih kecil ukurannya
berbanding lurus dengan jarak antara
kedua pusat perdagangan tsbdan
berbanding terbalik dgn satu ditambah
akar kwadrat jumlah penduduk dari
wilayah yang penduduknya lebih besar
dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah
yang jumlah penduduknya lebih kecil.
43. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Dampak Pembangunan Kota Terhadap
Masyarakat Desa Dan Kota
1.Aspek Fisik
Penggunaan Lahan
Lingkungan Hidup
2.Aspek Sosial
Penduduk
Tenaga Kerja
Masalah Sosial
Aspek Ekonomi
Pertumbukan
Ekonomi
Pemerataan
Ekonomi
44. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Urbanisasi
Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi diartikan sebagai
proses pembengkakan kota
yang diakibatkan oleh
peningkatan jumlah penduduk
yang sangat cepat. Peningkatan
ini disebabkan oleh
pertumbuhan alami penduduk
kota dan adanya perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
Dari pengertian ini sering
diartikan bahwa urbanisasi
adalah perpindahan penduduk
dari desa ke kota
Urbanisasi diartikan sebagai
proses berubahnya suasana
kehidupan pedesaan menjadi
suasana perkotaan
Urbanisasi diartikan juga
sebagai proses bertambahnya
jumlah kota pada suatu wilayah
atau negara yang disebabkan
oleh perkembangan sosial,
ekonomi dan teknologi.
45. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Urbanisasi
Faktor Penarik Urbanisasi
1. Mudah untuk
mendapatkan
pekerjaan
2. Tingkat upah yang
lebih tinggi.
3. Kelengkapan
fasilitas baik sekolah,
hiburan dan
kesehatan.
4. Kebebasan pribadi
lebih terjamin.
5. Pengaruh adat
agak longgar.
6.Anggapan yang
bersifat budaya.
46. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Urbanisasi
Faktor PendorongUrbanisasi
1. Lahan garapan
semakin sempit
2. Lapangan kerja
makin terbatas akibat
iptek
3. Pendapatan lebih
kecil
4. Kurangnya fasilitas
baik sosial, pendidikan,
olah raga, rekreasi, dsb
5. Meningkatnya
pengangguran.
6. Tekanan adat
istiadat. Alasan
memasarkan produk.
47. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Urbanisasi
Dampak Positif Urbanisasi
1. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota
2. Meningkatnya aktivitas perekonomian kota
3. Meluasnya kesempatan untuk membuka usaha-usaha baru
4. Meningkatnya tingkat kesejahteraan warga desa yang berurbanisasi ke kota
5. Meningkatnya tarf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa.
6. Lapangan kerja di pedesaan semakin sesuai dengan jumlah angkatan kerja yang ada
48. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Urbanisasi
Upaya pemerintah untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya urbanisasi
1. Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi
2. Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan
3. Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan
4. Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana
5. Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan
6. Meningkatkan keamanan di pedesaan
49. C. DAMPAKPEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESADAN
KOTA
Urbanisasi
Usaha-usaha untuk mengatasi akibat
urbanisasi di kota
1. Menertibkan pemukiman kumuh, pembuangan sampah, dan air limbah
2. Mengadakan penghijauan kota, yaitu mengadakan jalur hijau dan taman kota.
3. Memperluas pemukiman dengan membangun kota satelit, yaitu kota kecil di sekitar kotabesar.
4. Menambah perumahan rakyat dengan membangun rumah murah
5. Menciptakan kutub pertumbuhan baru
50. D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTAOLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA
Pembangunan Wilayah Pedesaan
Beberapa hal yang perlu untuk mendapat
perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan
1. Pembangunan
masyarakat desa
masih bersifat
dekonsentrasi.
Disisi lain, sifat
ragam dan hakikat
desa sangat
beranekaragam
yang secepatnya
membutuhkan
penanganan.
2. Perangkat desa
perlu mendapat
bantuan teknis
dan insentif.
Perangkat desa
yang menjadi
tulang punggung
pelaksanaan
pembangunan
desa, keadaannya
secara umum
masih
membutuhkan
bantuan teknis
yang efektif
3. Dana
pembangunan
desa secara lintas
sektoral masih
belum bermanfaat
bagi masyarakat
desa. Karena itu
dibutuhkan usaha
dan dorongan
yang kuat
4. Kurangnya
keterpaduan
kepentingan antar
sektor, sehingga
dibutuhkan
koordinasi lintas
sektoral tentang
pemerintahan
desa melalui
penyatuan
program, misi dan
visi
pembangunan.
51. D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTAOLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA
Solusi dalam Memelihara Keseimbangan
Desa dan Kota
1. Pasar Kerja di
Desa.
Karena itu
langkah pertama
yang harus
ditempuh adalah
membuka
kesempatan kerja
untuk menyerap
tenaga kerja
pasaran di desa.
2. Modal usaha
kecil.
Untuk
mendorong
keberadaan usaha
ini, maka
pemerintah perlu
untuk
memberikan
bantuan kredit
kecil ala desa,
seperti BKD
3. Teknologi kurang
terampil.
Tenaga kerja di desa
biasanya mempunyai
kualitas yang rendah,
karena itu untuk
mengatasi masalah
maka perlu diadakan
berbagai macam
penyuluhan,
pelatihan, dan
berbagai macam
bentuk pembinaan
4. Pemasaran hasil
produksi.
Membaiknya
pemasaran hasil
produksi di desa
akan mendukung
masuknya modal
ke daerah
pedesaan
52. D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTAOLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA Program-program dan usaha pembangunan
desa yang dapat menciptakan suasana pra-
conditioning untuk tumbuh dan berkembang
1. Sistem
kepemimpi
nan di desa
2.
Pembinaan
kelembaga
an
3.
Peningkatan
kualitas
SDM
4. Bantuan
teknis