Dokumen tersebut membahas tentang hernia diafragmatika, yaitu penonjolan organ perut ke dada melalui lubang pada diafragma. Hernia diafragmatika disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma dan dapat berupa kongenital atau akuisita. Tanda dan gejalanya meliputi perut kecil, bunyi jantung dan usus di dada, serta gangguan pernafasan. Penanganannya meliputi pemberian oksigen, posisi semifowler, dan rujukan ke fas
2. Definisi
• Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke
dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma.
• Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau
jaringan melalui lubang abnormal
3. Penyebab Hernia Diafragmatika
Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma.
Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei,
septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari
otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa
kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga
unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot.
Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia,
sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan
diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli belum
seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab
hernia diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang
diturunkan orang tua.
4. Pembagian Hernia diafragmatika
a. Traumatica : akibat pukulan, tembakan, tusukan
b. Non-traumatica
1. Kongenital
• Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal
Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis diafragma.
• Hernia Morgagni atau Para sternalis
Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum
2. Akuisita
Hernia Hiatus esophagus
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada
sisi tubuh bagian kiri.
7. Tanda dan Gejala
1. Perut kecil dan cekung
2. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
3. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi
perut.
4. Terdengar bising usus di daerah dada.
5. Gangguan pernafasan yang berat
6. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
7. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
8. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
9. Takikardia (denyut jantung yang cepat).
8. Komplikasi Hernia Diafragmatika
• Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika
hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang
secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas
sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong
jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat
pernafasan. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita
hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami
kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan
kromosom.
• Selain komplikasi di atas, ada pula beberapa komplikasi lainnya, yaitu:
1. Adanya penurunan jumlah alvieoli dan pembentukan bronkus.
2. Bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam pertama.
3. Mengalami muntah akibat obstuksi usus.
4. Kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama
5. Tidak ada suara nafas.
9. Penatalaksanaan Hernia Diafragmatika
Pemeriksaan fisik
1. Pada hernia diafragmatika dada tampak
menonjol, tetapi gerakan nafas tidak
nyata.
2. Perut kempis dan menunjukkan
gambaran scafoid.
3. Pada hernia diafragmatika pulsasi apeks
jantung bergeser sehingga kadang-
kadang terletak di hemitoraks kanan.
4. Bila anak didudukkan dan diberi oksigen,
maka sianosis akan berkurang.
5. Gerakan dada pada saat bernafas tidak
simetris.
6. Tidak terdengar suara pernafasan pada
sisi hernia.
7. Bising usus terdengar di dada
Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks akan memperlihatkan
adanya bayangan usus di daerah toraks.
2. Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi
untuk membedakan antara paralisis
diafragmatika dengan eventerasi (usus
menonjol ke depan dari dalam
abdomen).
10. Yang dapat dilakukan seorang bidan bila
menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia
diafragmatika yaitu :
1. Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2. Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau
sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap
paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak
bebas
3. Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut
terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
4. Lakukan informed consent dan informed choice untuk
rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.