Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan SIDS (Surfactant Infant Distress Syndrome). Ringkasannya adalah: (1) SIDS terjadi karena ketidakcukupan surfaktan paru yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan pertukaran gas, (2) Manifestasi klinisnya adalah pernafasan cepat dan dangkal, takipnea, dan sianosis, (3) Penatalaksanaannya meliputi pemberian oksigen, posisi yang tepat, dan pence
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
Asuhan keperawatan anak dengan SIDS
1. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN SIDS
(Surfactan Infant Distress Sindrom)
Kelompok 4:
1. Arihta Ginting
2. Dedek Riahna Purba
3. Dian Esvani Manurung
STIKES SANTA ELISABETH MEDAN 24 Maret 2017
By: Dian Esvani
2. A. Definisi
Surfactant adalah phospolipid yang terdapat
pada paru-paru. Mengontrol ketegangan
permukaan paru-paru. Bayi premature sering
kekurangan jumlah surfactant yang memadai untuk
bernafas tanpa bantuan (B. Curtis glade.430.2009)
SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom) adalah
perkembangan yang imatur pada system
pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfactant
dalam paru (askep pada anak .240. 2006).
3. B. Etiology
1. Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi
dibawah 32 minggu) dan tidak adanya, gangguan atau
defisiensi surfactant.
2. Bayi prematur yang lahir dengan operasi Caesar.
3. Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat
kelahiran pada bayi matur atau prematur.
4. Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat badan
bayi lahir kurang dari 2500 gram. Sering kali pada bayi
dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. 20%
berkembang dengan bronchopulmonary dysplansia
(BPD).
4. C. Anatomi Dan Fisiologi System Respirasi
a. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, yang berfungsi sebagai saluran nafas, melembabkan, penyaring
udara, pelindung.
b. Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Letaknya adalah di belakang hidung (nasofaring), dibelakang mulut
(orofaring), dan dibelakang laring (faring-laringeal).
c. Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebrata, berjalan dari faring sampai
ketinggian vertebrata srvikalis dan masuk dalam trakea dibawahnya.
d. Trakea atau batang tenggorok kira-kira kesembilan secntimeter
panjangnya.
e. Bronkus, cabang kanaan lebih lebar serta cenderung lebih vertical
daripada cabang yang kiri.
f. Bronkiolus merupakan awal dari pertukaran gas.
g. Alveoli fungsi utamanya adalah sebagai pertukaran oksigen dan
karbondioksida diantara kapiler pulmonary dan alveoli (C. Pearce Evelyn.
256. 2009).
6. E. Manifestasi Klinis
a. Pernafasan cepat dan dangkal
b. Takipnea
c. Pernafasan merintih
d. Cupping hidung mengembang
e. Warna kulit kehitaman
f. Sianosis
7. F. Patofisiologis
Peranan surfaktan ialah merendahkan
tegangan permukaan alveolus sehingga tidak
terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara
fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru
ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi
sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan
asidosis.
10. J. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada penderita SIDS meliputi:
1. Pengobatan SIDS diarahkan untuk tujuan pencegahan.
Bayi yang beresiko tinggi (diidentifikasi sebagai
pengalaman hamper mengalami SIDS atau memiliki
saudara kandung yang mengalami SIDS) memakai monitor
yang dapat memakai monitor yang dapat member sinyal
episode apnea.
2. Jika dilaporkan jantung cenderung mengalami disritmia,
obat anritmia atau monitor mungkin digunakan.
3. Pencegahan penyebab lain dari bayi mati mendadak
antara lain adalah berhati-hati meletakkan bayi agar posisi
wajah tidak ke bawah menghadap kasur atau bantal dan
usaha-usaha untuk mencegah penganiayaan anak.
11. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Riwayat Maternal
1. Placental abruption
atau placenta previa
2. Penyakit ibu parah
3. Stress fetal
4. Perkiraan usia
kehamilan yang tidak
tepat
b. Status infant saat lahir
1. Bayi premature, sering
kekurangan jumlah
surfactant yangmemadai
untuk bernafas tanpa
bantuan.
2. Operasi Caesar.
3. Kematangan paru-paru
dan system pernafasan
bayi.
12. LANJUTAN...
c. Cardiovascular
1. Detak jantung lebih
lambat berkisar 60-80
kali per menit.
2. Mendengarkan dengan
stetoskop denyut
jantung bayi.
3. Mur-mur sistolik
d. Integument
e. Neurologis
f. Pulmonary
g. Pemeriksaan fisik akan
ditemukan tanda dan
gejala SIDS, gejala
tersebut dapat terjadi
pada saat kelahiran atau
antara waktu 2 jam.
13. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI
1. Gangan pertukaran gas
berhubungan dengan imatur
paru dan dinding dada atau
kurangnya jumlah cairan
surfactant
Intervensi:
a. Memonitor status pernafasan,
lapor kepada dokter apabila
terjadi keburukan kondisi
pernafasan
b. Mempertahankan suhu netral
c. Memberikan oksigen sesuai
program
d. Memposisikan bayi dengan
tepat agar ada upaya bernafas
2. Ketidak efektifan bersihan
jalan nafas berhubungan
dengan obstruksi atau
pemasangan intubasi trakea
yang kurang tepat dan adanya
secret pada jalan nafas.
Intervensi:
a. Mengatur posisi bayi untuk
memudahkan drainage
b. Lakukan pengisapan lender
(suction)
c. Auskultasi kedua lapang paru
d. Mengkaji posisi ketepatan alat
ventilator setiap jam.