SlideShare a Scribd company logo
Makalah Meresume
Tentang Materi Ekonomi Mikro II
Kelas A
(Makalah)
PROGRAM Ilmu Ekonomi Study Pembangunan (IESP)
DISUSUN OLEH :
Bagus Cahyo Jaya Pratama
NIM :
110810101103
Mata Kuliah :
Ekonomi Mikro II
Fakultas Ekonomi UNEJ
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami sebagai penyusun telah berhasil menyelesaikan Makalah
sederhana ini.
Shalawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya hingga akhir zaman. Kami menyusun Makalah ini
dengan tema Kematian Penduduk. Makalah ini ini menjelaskan tentang berbagai macam kematian
penduduk. Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Makalah yang kami susun ini tak
luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Tujuan dari Makalah ini adalah untuk
menjelaskan Materi Ekonomi Mikro II dari awal sampai akhir. Oleh karenanya, kami sebagai
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata, semoga makalah Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Dengan adanya mata kuliah Teori Ekonomi Mikro mahasiswa akan mampu mengembangkan
suatu dasar yang kuat atas konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat
dan metoda pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan pemerintah, yang
harus memilih di antara sumberdaya yang terbatas, beserta seluruh kendala yang ada, seperti
persaingan tidak sempurna. Mahasiswa juga diharapkan akan mampu mengembangkan pemahaman
mengenai kerangka institusional perekonomian di dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti
menyangkut analisis cara-cara produsen mengorganisasikan bisnis, peranan serikat pekerja dalam
pasar tenagakerja, peranan pajak dalam pilihan-pilihan ekonomi langsung, dan dampak regulasi
pemerintah pada keputusan produksi. Mahasiswa juga diharapkan akan mampu menerapkan konsep
dasar ekonomi pada situasi-situasi yang problematik. Supaya bisa mencapai hal ini para mahasiswa
memerlukan metodologi dasar dan alat analisis yang diperlukan untuk memformulasikan keputusan-
keputusan ekonomi. Pada akhirnya mahasiswa akan mampu mengembangkan pemahaman yang lebih
baik mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro) ke dalam lingkungan sosio-politik kita secara lebih
nyata Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara
keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan
perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya
perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
II. TUJUAN
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang
membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak
penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam
memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi
suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro,
meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam
informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori
permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem
pasar.Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar
persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan
tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara
signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa
individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga.
Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-
permintaan terhadap suatu barang.
BAB 1
ANALISIS PERMINTAAN DAN PANAWARAN
A. Permintaan
1. Arti Permintaan
Permintaan yaitu jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu,
dan tempat tertentu.
2. Pembagian Permintaan
a. Berdasarkan kemampuan atau daya beli
Berdasarkan kemampuan atau daya beli, permintaan dibagi menjadi permintaan potensial, permintaan
efektif, dan permintaan absolut.
1. Permintaan Potensial
Permintaan potensial adalah permintaan yang masih berbentuk keinginan atau belum
direalisasikan oleh konsumen.
2. Permintaan efektif
Permintaan efektif adalah permintaan yang diikuti oleh daya beli.
3. Permintaan Absolut
Permintaan absolut adalah permintaan yang tidak diikuti dengan kemampuan untuk membeli.
Contoh, seseorang berkeinginan membeli dan memiliki mobil, tetapi dia tidak ada kemampuan
untuk membeli mobil tersebut.
b. Berdasarkan jumlah permintaan
1. Permintaan Individu
Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap suatu barang/jasa pada harga, saat dan
tempat tertentu.
2. Permintaan Masyarakat
Permintaan masyarakat adalah permintaan sejumlah individu terhadap suatu barang/jasa pada
harga, waktu, dan tempat tertentu.
3. Faktor-faktor yang menentukan permintaan
Setelah membahas macam-macam permintaan, kita perlu mengetahui faktor-faktor apa saja
yang memerlukan permintaan. Faktor-faktor yang memerlukan permintaan adalah harga barang itu
sendiri, harga barang substitusi, jumlah penduduk, selera masyarakat, dan peradaban.
a. Harga Barang itu sendiri
Pada saat tingkat harga barang menurun, sedangkan hal-hal lain tetap, maka permintaan akan
meningkat. Sebaliknya, bila harga barang itu naik permintaan turun.
b. Harga Barang Substitusi
Bila harga barang lain yang memiliki keterkaitan dengan barang tersebut naik, maka
permintaan terhadap barang tersebut akan naik. Contoh, bila harga bahan bakar gas naik, orang akan
beralih ke minyak tanah sehingga permintaan terhadap minyak tanah akan naik. BBM adalah barang
substitusi BBG.
c. Jumlah Penduduk
Bila jumlah penduduk naik, maka permintaan terhadap benda dan jasa naik. Kendaraan tersebut
akan mengakibatkan kenaikan harga, bila hal-hal lain tidak berubah (Ceteris Paribus).
d. Selera Masyarakat
Bila selera masyarakat terhadap suatu barang naik, permintaan terhadap barang tersebut akan
naik dan diikuti dengan kenaikkan harga. Sebaliknya jika selera masyarakat terhadap barang tersebut
turun, maka akan diikuti dengan menurunnya permintaan dan harga barang tersebut.
e. Pendapatan
Bila pendapatan individu dan masyarakat naik, daya beli dan permintaan terhadap barang dan
jasa akan naik. Sebaliknya. karena krisis ekonomi, pengurangan jam kerja, dan adanya pemutusan
hubungan kerja (PHK) mengakibatkan pendapatan hilang atau menurun, sehingga daya beli dan
permintaan cenderung menurun.
4. Hukum Permintaan
Hukum permintaan menjelaskan hubungan antara harga dan permintaan. Hukum permintaan
menyatakan bahwa bila harga mengalami kenaikan, permintaan akan mengalami penurunan.
Demikian pula sebaliknya, bila harga mengalami penurunan, permintaan akan mengalami kenaikkan.
Hal ini dapat terjadi selama faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus). Hukum permintaan tidak berlaku,
bila hal-hal lain berubah.
B. Penawaran
1. Arti Penawaran
Adanya permintaan belum mewujudkan adanya transaksi jual beli di pasar tanpa adanya
penawaran. Penawaran diperlukan untuk memenuhi permintaan. atau, adanya permintaan mendorong
penjual untuk menyediakan dan menawarkan barang dagangannya. Penawaran adalah sejumlah
barang atau jasa yang ditawarkan penjual pada harga, waktu, dan tempat tertentu.
2. Faktor-faktor yang menentukan Penawaran
Hasrat para penjual untuk menawarkan barang dagangannya pada tingkat harga tertentu
ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a.Harga Barang/Jasa
Ketika harga naik, penjual akan menambah jumlah barang karena ingin memperoleh
keuntungan yang besar. Ketika harga turun, penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya
karena takut mengalami kerugian.
b. Harga Input/Biaya Produksi
Harga input turut mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan. Ketika harga tenaga kerja, modal,
bahan baku, dan bahan pembantu naik, produsen akan terdorong untuk mengurangi kuantitas yang
ditawarkan karena menanggung biaya yang lebih besar.
c. Teknologi Produksi
Teknologi produksi yang digunakan ikut mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan sehingga
mempengaruhi penawaran.
d. Ekspektasi Penjual/Produsen
Jika penjual memperkirakan harga barang tersebut akan naik, maka ia akan menambah
kauntitas barang tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika produsen memperkirakan harga barang akan
turun, maka ia akan mengurangi kuantitas barang yang dijualnya.
e. Keuntungan yang Diinginkan oleh Produsen
Besar-kecilnya keuntungan yang diinginkan oleh produsen akan ikut mempengaruhi besar-
kecilnya harga jual sehingga jumlah barang yang ditawarkan pun akan banyak terpengaruhi. Semakin
besar keuntungan yang akan diperoleh semakin besar harga jual dan semakin banyak barang yang
ditawarkan, sebaliknya semakin kecil keuntungan semakin rendah harga jual, maka semakin sedikit
harga yang ditawarkan.
f. Banyaknya Penjual/Pesaing
Banyak atau sedikitnya jumlah penjual berpengaruh terhadap besar-kecilnya harga dan jumlah
barang yang ditawarkan.
3. Perubahan Penawaran
a. Perubahan Biaya Produksi
Biaya produksi menentukan harga pokok barang yang diproduksi. Dengan demikian, bila biaya
produksi berubah (misalnya meningkat) produsen akan mengurangi jumlah penawaran. Jika biaya
produksi turun, maka akan semakin banyak barang atau jasa yang ditawarkan.
b. Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan dalam produksi semula dimaksudkan agar terjadi efisiensi dalam
produksi. Semakin modern teknologi yang digunakan, produksi semakin efisien. Artinya, semakin
modern teknologi yang digunakan, baik kualitas maupun kuantitas produksi semakin meningkat
dengan biaya produksi yang semakin dapat ditekan. Oleh karena itu, kemajuan teknologi dapat
mempengaruhi besar-kecilnya penawaran.
c. Harapan Mendapatkan Laba
Besar-kecilnya laba yang diingin oleh penjual/produsen akan mempengaruhi besar-kecilnya
harga jual arang kepada konsumen. Besar-kecilnya harga jual akan berpengaruh terhadap besar-
kecilnya jumlah barang yang ditawarkan.
d. Harapan Masa yang akan Datang (Expectation)
Bila produsen memperkirakan kenaikan harga di masa yang akan dating, ia akan menawarkan
lebih sedikit barang saat ini. Demikian pula sebaliknya.
BAB 2
TEORI PRODUKSI
a. Pengertian Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan dimana terjadi pembuatan barang atau jasa yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam arti sempit produksi dapat diartikan sebagai proses pembuatan
barang (fisik) yg semula tidak atau kurang berguna menjadi berguna.Selain itu, dalam arti luas,
produksi merupakan setiap aktivitas manusia yang dapat menciptakan nilai guna tertentu bagi
manusia.
Sebuah Produksi yang dihasilkan oleh produsen dimaksudkan untuk mencapai keuntungan
yang diharapkan. Untuk mencapai keuntungan yang maksimum produsen harus memperhatikan
faktor-faktor produksi yang ada dan mendayagunakannya. Selain itu, dalam mencpaai keuntungan
yang maksimum produsen juga harus cermat dalam memperhitungkan beberapa hal, yakni:
1. Apa dan berapa input (faktor produksi) yg harus digunakan?
2. Berapa sebaiknya jumlah produk yang dihasilkan ?
3. Berapa sebaiknya harga produk itu dijual di masyarakat ?
Dalam analisa terhadap kegiatan produksi perlu dibedakan antara jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat ditambah bila diperlukan, jadi semua
faktor produksi termasuk input variabel (Variable Input). Dalam jangka pendek, ada sejumlah faktor
produksi yang tidak dapat ditambah karena memerlukan perencanaan dan atau proses pembelian/
pembangunan yang cukup lama termasuk faktor produksi tetap (Fixed Input).
b. FUNGSI PRODUKSI
Suatu persamaan Fungsi Produksi dapat menunjukkan hubungan antara faktor-faktor produksi
dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi yang digunakan disebut Input sedangkan
jumlah produksi yang dihasilkan disebutOutput. Fungsi Produksi dapat dinyakatakan dalam rumus:
Dimana Q merupakan Output yang dihasilkan dari berbagai faktor produksi, K merupakan Kapital
(Modal), L merupakan Labour atau tenaga kerja, R merupakan Resource atau Sumberdaya, dan T
merupakan Technology atau teknologi dan keterampilan yang digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi barang
dengan satu faktor produksi. Dalam suatu produsen memiliki satu input variabel, yakni tenaga kerja
dan memiliki faktor produksi yang tetap, seperti mesin, peralatan, perlengkapan dan tanah dapat
diketahuihubungan antara Q atau TP dengan sejumlah alat analisa produksi seperti Marginal Product
(MP), dan Average Product (AP).
Marginal Product (MP) merupakan perubahan TP yang diakibatkan oleh perubahan
penggunaan satu satuan. Bila input variabelnya L maka disebut Marginal Product of Labor atau
MPL dan bila input variabelnya K maka disebut MPK. MP dapat dicari dengan cara:
Untuk faktor produksi dalam bentuk persamaan kita dapat menurunkan (Diferensisasi) persamaan
tersebut.
Average Product (AP) merupakan rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap penggunaan
faktor produksi variabel. Sama seperti MP, AP dapat dipengaruhi oleh beberapa input variable, yakni
Labour (L) dan Kapital (K). AP dapat dicari dengan rumus:
- HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG
Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara
produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum ini
menyatakan Apabila tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyak pertambahannya, akan tetapi sudah mencapai tingkat tertentu
produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.
Berlakunya Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang ini disebabkan :
1. kelangkaan faktor produksi yang berkualitas
2. laju kejenuhan/keausan faktor produksi yang bersifat tetap
3. meningkatnya kesulitan koordinasi gerak dan waktu seiring dengan pertambahan faktor produksi.
Untuk menghindari dampak dari hukum ini :
1. Perbaikan teknologi yang digunakan dalam proses produksi
2. membagi waktu produksi dan atau memisahkan lokasi produksi
Selain menggunakan analisa satu input variabel, dalam produksi dapat menggunakan semua
input variabel dalam menganalisanya. Dalam keadaan semua input yang bersifat variabel maka
perusahaan dapat menggunakan berbagai kombinasi perbandingan input untuk menghasilkan jumlah
output yang sama.
Dalam analisa ini menggunakan garis isoquant. Garis isoquant berbentuk cembung ke titik
origin karena dipengaruhi oleh Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang. Artinya Bila
kapasitas produksi ingin dinaikkan 10 kali, maka penambahan M dan TK tidak selalu proposional,
mungkin M hanya perlu ditambah 7 kali dan TKditambah mungkin cukup 8 kali.
Slope pada kurva isoquant menggambarkan secara teknis K dan L dapat saling diubah utk
menghasilkan output yg sama. Tingkat batas penggantian secara teknis ini antar faktor produksi ini
dinamakan Marginal Rate of Technical Substitution ( MRTS ).
Bila yang diganti dari L ke K maka ditulis MRTS-LK dan ini dihitung dengan rumus :
Bila yang diganti dari K ke L maka ditulis MRTS-KL dan ini dihitung dengan rumus :
c. Teori Produksi
Teori produksi merupakan analisis mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha
mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi pada tingkat teknologi tertentu untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu secara efisien.
a. Teori Produksi dengan Satu Input Variabel
Proses produksi pada umumnya membutuhkan berbagai macam faktor produksi. Untuk
memudahkan analisis, kita asumsikan bahwa dalam suatu proses produksi tertentu diperlukan satu
faktor produksi yang bersifat variabel (variabel input), misalnya tenaga kerja langsung atau bahan
baku. Input variabel tersebut dikombinasikan dalam proporsi yang berbeda-beda dengan satu faktor
produksi yang bersifat tetap (fixed input), misalnya tanah, guna menghasilkan output tertentu.
1). Input Tetap (Fixed Input) : adalah faktor produksi yang dalam jangka pendek jumlah
yang digunakan dalam proses produksi idak dapat diubah, bila keadaan pasar menghendaki perubahan
jumlah output. Contohnya : gedung; mesin-mesin; manajerial personel.
2). Input Variabel (Variable Input ): adalah faktor produksi dimana jumlahnya dapat
diubah-ubah dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, sesuai dengan jumlah output yang
dihasilkan. Contoh variabel input : tenaga kerja langsung; bahan mentah.
b. Proses Produksi Jangka Pendek (short run ) :
Dalam jangka pendek, salah satu input yang digunakan bersifat tetap (fixed input) sementara yang
lainnya bersifat variabel. Jadi dalam periode jangka pendek, output dapat diubah jumlahnya dengan
cara mengubah input variabelnya dan dengan peralatan mesin yang ada.
c. Proses Produksi Jangka Panjang (long run)
Dalam jangka panjang semua input bersifat variabel. Artinya dalam jangka panjang bukan hanya
seluruh input yang dapat diubah, tetapi skala produksi dan teknologi juga dapat diubah.
Fungsi Produksi : adalah suatu skedul (tabel atau persamaan matematis) yang
menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi
tertentu, pada tingkat teknologi tertentu pula.
a. Produksi Total (Total Product = TP atau Q) : yaitu jumlah output yang dihasilkan
dari suatu set kombinasi faktor produksi tertentu, pada tingkat teknologi tertentu.
b. Produksi Rata-Rata (Average Product = AP) : yaitu produksi rata-rata yang
diperoleh dari Total produksi dibagi jumlah input variabel yang digunakan misal, tenaga
kerja (Labour= L). (AP =TP/ L.)
c. Marginal Product (MP) : yaitu besarnya perubahan output sebagai akibat perubahan
satu unit input variabel. (MP = TP/ L)
Perbedaan Produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang terletak pada
penggunaan faktor produksi, dimana pada produksi jangka pendek faktor produksi dibedakan
menjadi dua yaitu faktor produksi tetap (fixed input) dan variable input. Sementara pada
produksi jangka panjang semua faktor produksi dianggap sebagai variabel input.
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi
itu harus tetap tersedia. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi jumlah
penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya, semakin besar tingkat produksi makin
banyak faktor produksi yang digunakan.
a. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
1. Fungsi produksi jangka pendek apabila ada 2 macam input yang dipakai yaitu input tetap & input
variabel
Fungsi Produksi Jangka Pendek
a. - Produksi Rata-rata (average product)
Produksi yg secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja AP= TP/L
b.- Produksi marginal (marginal product)
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan MP = ∆TP
/ ∆L
2. Fungsi produksi jangka panjang apabila semua input adalah variabel.
Dalam teori produksi dengan satu faktor berubah, fungsi produksi didasarkan pada perubahan satu
variabel faktor produksi saja, misalnya tenaga kerja yang berubah.
Bagaimanakah asumsi bahwa terdapat dua jenis variabel faktor produksi yang caranya
meminimum berubah, yaitu tanah dan tenaga kerja. Dalam hal ini, kita dapat kan biaya untuk
menganggap kedua variabel faktor produksi tersebut masih harus mencapai suatu tingkat produksidi
kombinasikan dengan satu atau lebih faktor produksi tetap yang tertentu.lain, atau hanya kedua faktor
produksi itu saja yang diperlukan. Maka analisis tentang produksi dengan bagaimana seorang
produsen dapat meminimumkan biaya dalam menggunakan sejumlah biaya usahanya untuk mencapai
suatu tingkat produksi tertentu ditunjukkan. Fungsi produksi dalam teori produksi dengan dua faktor
berubah dapat digambarkan dengan kurva isokuan (isoquant).
Fungsi Produksi Jangka Panjang
Dalam Produksi Jangka Panjang, Faktor Produksi yang digunakan adalah variabel. Jika faktor
produksi yang digunakan Variabel, maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan ISOQUANT danpendekatan ISOCOST.
ISOQUANT
Kurva yang menunjukan kombinasi 2 input yang digunakan dalam proses produksi yang
menghasilkan output dalam jumlah yang sama.
Gambar :Slope dari Isoquant diturunkan dari fungsi produksinya apabila Q = f (K,L), Maka slo pe
dari isoquant adalah MPL/ MPK
Analisa dari slope Isoquant ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana suatu input bisa
digantikan dgn input lain sementara output tetap. Slope Isoquant ini dikenal dgn istilah
MRTS (Marginal Rate of Technical Substitution) yaitu tingkat dimana tenaga kerja (L) dapat
digantikan dgn modal (K) sementara output konstan disepanjang Isoquant yang sama, maka :
MRTS = MPL / MPK
Sebuah peta isokuan dimana Q3> Q2> Q1. Sebuah pilihan khas dari input akan tenaga kerja
untuk X input dan modal untuk masukan Y. Lebih dari masukan X, Y masukan, atau keduanya yang
dibutuhkan untuk memindahkan dari Q1 ke Q2 isokuan, atau dari Q2 ke Q3.
A) Contoh peta isokuan dengan dua masukan yang substitusi sempurna.
B) Contoh peta isokuan dengan dua input yang sempurna melengkapi.
Dalam ilmu ekonomi, isokuan (berasal dari kuantitas dan kata Yunani iso, yang berarti sama)
adalah garis kontur ditarik melalui himpunan titik-titik di mana kuantitas output yang sama dihasilkan
saat mengganti jumlah dari dua atau lebih input [1]. [2] Sementara pemetaan kurva indiferen
membantu untuk memecahkan masalah utilitas memaksimalkan konsumen, transaksi pemetaan
isokuan dengan masalah minimisasi biaya produsen. Isokuan biasanya digambar pada grafik modal-
tenaga kerja, menunjukkan tradeoff teknologi antara modal dan tenaga kerja dalam fungsi produksi,
dan penurunan marjinal kembali kedua input. Menambahkan satu input sambil memegang konstan
yang lain akhirnya mengarah pada penurunan output yang marjinal, dan ini tercermin dalam bentuk
isokuan. Sebuah keluarga isokuan dapat diwakili oleh sebuah peta isokuan, grafik menggabungkan
sejumlah isokuan, masing-masing mewakili kuantitas output yang berbeda. Isokuan juga disebut
kurva produk yang sama.
Produksi isoquant / Curve isocost
Isoquant menunjukkan sejauh mana perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk
mengganti antara dua input yang berbeda di akan untuk menghasilkan tingkat output yang sama.
Sebuah peta isokuan juga dapat mengindikasikan menurun atau meningkat kembali ke skala yang
didasarkan pada meningkatkan atau menurunkan jarak antara pasangan isokuan dari kenaikan output
tetap, seperti meningkatkan output. Jika jarak antara mereka meningkat isokuan dengan meningkatnya
output, fungsi produksi perusahaan adalah menunjukkan yang menurun atas skala; menggandakan
kedua masukan akan mengakibatkan penempatan pada isokuan dengan kurang dari dua kali lipat
output dari isokuan sebelumnya. Sebaliknya, jika jaraknya menurun dengan meningkatnya output,
perusahaan mengalami hasil yang meningkat atas skala; penggandaan baik hasil masukan dalam
penempatan pada isokuan dengan lebih dari dua kali output dari isokuan yang asli.
Seperti dengan kurva indiferen, dua isokuan pernah bisa menyeberang. Juga, setiap
kemungkinan kombinasi input pada isokuan. Akhirnya, setiap kombinasi input di atas atau ke kanan
dari hasil isokuan dalam output lebih dari setiap titik pada isokuan. Meskipun produk marjinal input
berkurang ketika Anda meningkatkan kuantitas input sambil memegang semua masukan lainnya
konstan, produk marjinal tidak pernah negatif dalam kisaran yang diamati secara empiris sejak
perusahaan tidak akan pernah rasional kenaikan input untuk penurunan output.
Bentuk dari Isoquant
Jika kedua input substitusi sempurna, peta yang dihasilkan dihasilkan isokuan diwakili dalam
ara. A; dengan tingkat tertentu Q3 produksi, X input dapat digantikan oleh Y masukan pada tingkat
yang tidak berubah. Masukan pengganti yang sempurna tidak mengalami penurunan tingkat marjinal
kembali ketika mereka menggantikan satu sama lain dalam fungsi produksi.
Jika kedua input yang sempurna melengkapi, peta isokuan mengambil bentuk ara. B, dengan tingkat
produksi Q3, masukan X dan Y input hanya dapat dikombinasikan efisien dalam rasio tertentu yang
terjadi pada ketegaran dalam isokuan. Perusahaan akan menggabungkan dua input dalam rasio yang
dibutuhkan untuk memaksimalkan keuntungan.
Isokuan biasanya dikombinasikan dengan garis isokos dalam rangka memecahkan masalah
minimisasi biaya untuk tingkat output tertentu. Dalam kasus yang khas terlihat pada gambar di atas,
dengan isokuan lancar melengkung, sebuah perusahaan dengan biaya unit tetap dari input akan
memiliki kurva isocost yang linear dan miring ke bawah; setiap titik singgung antara kurva isokuan
dan isocost merupakan biaya- meminimalkan kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output
yang terkait dengan isokuan itu. Sebuah garis menghubungkan titik-titik singgung dari isokuan dan
isokos (dengan harga input tetap konstan) disebut jalur ekspansi.
Hanya bagian yang relevan dari bergalah iso adalah salah satu yang cembung ke asal, bagian
dari kurva yang tidak cembung ke asal berarti produk marjinal negatif untuk faktor-faktor produksi.
ISO tinggi-tinggi produksi Quant
ISOCOST
Kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 input yang berbeda yang dapat dibeli oleh
produsen pada tingkat biaya yang sama.
Secara Umum, biaya total dapat ditulis seperti berikut:
TC = PK.k + PL .L
Dari turunan persamaan di atas, maka slope Isocost adalah PL /PK
Jika Kurva ISOQUANT bersinggungan dengan Kurva ISOCOST, maka akan terjadi keseimbangan
produsen. Titik singgung kurva ISOQUANT dgn kurva ISOCOST disebutLCC (Least Cost
Combination)
Sifat ISOQUANT:
1. Cembung terhadap titik origin
2. Turun dari kiri atas ke kanan bawah
3. Tidak boleh saling berpotongan karena bisa membingungkan
BAB 3
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan
membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). perilaku konsumen sendiri dapat di
definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana
manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dengan kata lain perilaku konsumen mengikutkan
pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi.
A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
2. Pendekatan nilai guna Ordinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif :
dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas
konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli
unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
- Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan
kepuasan. Misalnya: mata uang.
- Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh
konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Kepuasan marginal (marginal utility). Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan
jumlah barang yang dikonsumsi. Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of
Diminishing Marginal Utility). Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan
bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat
yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal,
meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
Kelemahan pendekatan ordinal
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada
kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Persamaan kardinal dan ordinal
Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam
mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu
pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).
Perbedaan kardinal dan ordinal
Nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam
bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka.
· Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal).
Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama.
B. KONSEP ELASTISITAS
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar
besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Elastisitas juga merupakan salah satu
konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas
sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran,
penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
· Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah tingkat perubahan permintaan
terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar atau kecilnya
tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas.
· Elastisitas Silang (Cross Elasticity) menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta
terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan
tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons
prubahan permintaan suatu barang.
1. Elastisitas silang positif
Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai
contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua
barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif).
2. Elastisitas silang negatif
Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh,
peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan bermotor. Kedua
barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap).
3. Elastisitas silang nol
Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam
kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi
tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor.
· 4. Elastisitas pendapatan
Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan
konsumer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh
perubahan tersebut diukur dengan apa yang di sebut elistisitas pendapatan
d. Kurva Indiferen (Indiference Curve)
Kurva indiferensi dalam mikroekonomi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
dua bundel barang di mana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama (indiferen) pada tiap-tiap
titik kombinasi kuantitas (Q) kedua bundel tersebut.
Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi dari barang yang dikonsumsi
oleh konsumen dengan manfaat atau kepuasan yang sama (Prof.Dr.Soeharno, 2006:40.Misalkan saja
konsumen ingin mengonsumsi dua jenis produk yang berbeda kita bisa ambil contoh teh dan
susu.Ketika konsumen lebih menyukai susu maka,konsumsi teh lebih rendah daripada susu.
Konsumen tetap mendapat kepuasan yang sama dengan total utilitas kombinasi 2 produk tersebut
yaitu sebagai minuman yang dapat menyehatkan tubuh. Jika konsumsi susu dikurangi,justru ada
peningkatan konsumsi teh.Bila digambarkan bentuk kurva indiferen berslope negatif dalam artian
kurva dibentuk dari sisi kiri atas lalu melengkung ke sisi kanan bawah (kira2 ada gambaran?).
Menurut Prof.Dr.Soeharno (2006:43-44) sifat2 kurva indiferen dapat dijelaskan sbb:
1. Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3..Un.Susunan kurva indiferen disebut peta
indiferen.
2. Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi.
3. Kurva indiferen mempunyai arah(slope) yang negatif.Apabila konsumen berkeinginan
untuk menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk
mendapatkan kepuasan yang sama.
4. Dua kurva indiferen tidak berpotongan.Kurva indiferen yang tinggi menggambarkan
kepuasan yang lebih tinggi.Kalau dua kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z maka
berarti kombinasi barang X dan Y yang sama akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi.
5. Sesuai dengan sifat (3),kurva indiferen mencekung terhadap titik O.
6. Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju Substitusi Marginal(Marginal
Rate of Substitution=MRS).
Teori Daya Guna
 Pendekatan Daya Guna Marginal
Konsumen yang mengkonsumsi suatu barang dalam jumlah yang semakin besar maka kepusan
totalnya (total utility) akan meningkat sedangkan tambahan kepuasan (marginal utility) semakin
menurun. Kepuasan total adalah kepuasan yang diterima konsumen dari mengkonsumsi suatu jenis
barang. Sedangkan daya guna marjinal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen untuk
setiap satu satuan tambahan barang yang dikonsumsi. Ada dua pendekatan dalam teori daya guna,
yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Dal perdekatan kardinal kepuasan (utility)
yangditerima konsumen dapat diukur, misalnya 10, 20, 30 dan sebagainya. Sedangkan dalam
pendekatan ordinal konsumen tidak perlu tahu berapa kepuasan yang diterimanya akan tetapi
konsumen tersebut dapat merangkingnya, misalnya kedua, ketiga, kelimka dan seterusnya. Artinya
konsumen dapat menentukan kepuasan dari mengkonsumsi suatu barang tertentu lebih tinggi dari
mengkonsumsi barang lain.
Konsumen harus membelanjakan semua pendapatannya pada berbagai barang-barang dan jasa-
jasa agar diperoleh kepuasan total atau daya guna total yang maksimal. Hal ini bisa dicapai bila
konsumen membelanjakan pendapatannya sedemikian rupa hingga rupiah terakhir yang dibelanjakan
pada setiap barang yang dibeli memberikan tambahan daya guna yang sama. Bila hal ini tercapai
maka konsumen tersebut mencapai keseimbangan.
Maksimisasi daya guna total dapat dinyatakan sebagai berikut:
(MUA/PA) =(MUB/PB) =….= (MUX/PX)
dengan kendala anggaran sebesar:
I =(APA + BPB +….. + XPX)
Dimana MU adalah tambahan kepuasan (marginal utility), P adalah harga (price) dan I adalah
pendapatan (income).
Gambar 1
Kurva Daya Guna Marjinal
 Pendekatan Kurva Indiferensi
Dalam pendekatan ini konsumen dapat menyatakan berbagai pilihan bundel kombinasi barang
pada urutan peringkat kesukaannya yaitu yang lebih disukai, sama sukanya dan yang kurang disukai.
Dari preferensi konsumen akan bundel-bundel kombinasai barang dapat disusun kurva indeferensi.
Kurva indeferensi yang lebih tinggi memberikan tingkat kepuasan lebih besar. Garis kendala anggaran
menunjukkan batas kombinasi konsumsi yang dapat dibeli dengan pendapatan konsumen. Konsumen
memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum pada titik keseimbangan yaitu titik singgung
antara garis kendala anggaran dengan kurva indiferensi tertinggi yang dapat dicapai.
Pada gambar dibawah terlihat bahwa konsumen mencapai kepuasan maksimum pada titik A pada
kurva indiferensi I1 yaitu pada kuantitas barang X dan barang Y yang diminta sebesar X0 dan Y0. Titik
B dan C tidak dipilih konsumen karena hanya memberikan kepuasan yang lebih kecil atau terletak
pada kurva indiferensi yang lebih rendah dari kurva indiferensi I1. Titik D juga tidak dipilih konsumen
karena terletak diluar jangkauan kendala pendapatan.
Maksimisasi Kepuasan dengan Kurva Indiferensi
Kurva berlereng menurun dapat dicari dengan menggunakan analisis kurva indiferensi dan
garis kendala anggaran. Mula-mula keseimbangan kepuasan maksimal konsumen pada titik E0 yaitu
persinggungan kurva indiferensi I0 dengan garis kendala anggaran BL0. Pada harga P0
X kuantitas X
yang diminta sebesar X0 dan kuantitas Y yang diminta sebesar Y0. Ketika harga barang X turun dari
P0
X menjadi P1
X maka garis kendala anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum jam dari
BL0 menjadi BL1 sedangkan harga barang Y dianggap tetap konstan. Keseimbangan konsumsi
sekarang adalah pada titik E1 yaitu titik singgung baru antara BL1 dan I1. Pada harga P1
X , kuantitas
barang X yang diminta sebesar X1 dan barang Y yang diminta tetap sebesar Y1. Jika titik-titik
keseimbangan konsumen tersebut dihubungkan maka akan diperoleh kurva konsumsi harga (KKH).
Jika kurva konsumsi harga tersebut diturunkan pada sumbu X kuantitas barang X dan sumbu Y pada
harga barang X maka diperoleh kurva permintaan barang X. Ketika harga barang X turun maka
jumlah barang X yang diminta konsumen lebih banyak.
Kurva Konsumsi Harga
Kurva Permintaan Barang X
Hukum permintaan dapat dijelaskan juga dengan efek pendapatan dan efek subtitusi. Posisi
keseimbangan mula-mula di titik A, bila harga barang X turun maka pada tingkat pendapatan yang
sama, garis anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum jam. Garis anggaran berubah dari
BL0 menjadi BL1 dan posisi keseimbangan baru di titik C. Ketika ada penurunan harga barang X
menyebabkan jumlah barang X bertambah dari X0 menjadi X2. Hal ini disebut dengan efek total yaitu
berasal dari efek substitusi dan efek pendapatan. Untuk mengetahui efek subtitusi,ditunjukkan oleh
garis kendala anggran BL2 yang menyinggung garis anggaran semula yaitu I0 di titik B. Garis kendala
anggaran BL2 sejajar dengan garis kendala anggaran BL1 karena keduanya didasarkan pada nisbah
harga baru setelah ada penurunan harga barang X. Dengan adanya penurunan harga barang X mula –
mula konsumen ingin melakukan menambah barang X dan mengurangi barang Y untuk
mempertahankan tingkat kurva indiferensi yang bisa dicapai. Efek subtitusi ditunjukkan dengan
bergesernya tiitk A ke titik B. Penurunan harga menyebabkan naiknya pendapatan riil yaitu
bergesernya titik B ke titik C, yang disebut dengan efek pendapatan. Jadi pada barang normal, akibat
penurunan harga barang X efek subtitusi bergerak sejalan dengan efek pendapatan yang menyebabkan
kenaikan kuantitas yang diminta dari X0 menjadi X2.
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
Pada kasus barang inferior, efek subtitusi dan efek pendapatan tidak berjalan searah dan efek
subtitusi lebih dominan dari pada efek pendapatan. Efek pendapatan pada barang inferior, ketika ada
penurunan harga barang yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil menyebabkan penuruna jumlah
barang yang diminta.
Sedangkan pada kasus barang giffen, ketika ada penurunan harga barang menyebabkan penuruna
jumlah barang yang diminta. Hal ini karena efek subtitusi berjalan berlawanan dengan efek
pendapatan dan efek pendapatan lebih besar dari pada efek subtitusi.
 Kurva Konsumsi Pendapatan dan Kurva Engel
Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan kuantitas yang
diminta. Pada barang normal, kurva engel berlereng menanjak karena kenaikan pendapatan akan
menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.
Kurva Engel dapat diturunkan dari kurva konsumsi pendapatan konsumen. Misalkan pendapatan
konsumen mula-mula N0, titik keseimbangan di titik E0 yaitu persinggungan antara kurva indiferensi
I0 dan garis kendala anggaran BL0 sehingga kuantitas barang X yang diminta sebesar X0. Bila
pendapatan konsumen naik menjadi N1 dan harga barang-barang tetap sehingga garis kendala
anggaran bergeser ke atas sejajar dengan garis kendala anggaran mula-mula menjadi BL1.
Keseimbangan baru menjadi E1 yaitu persinggungan antara kurva indiferensi I1 dengan garis kendala
anggaran BL1. Dengan naiknya pendapatan konsumen kuntitas barang X yang diminta naik menjadi
X2. Bila hubungan antara pendatan konsumen ini dengan kuantitas barang X yang diminta
dihubungkan akan diperoleh kurva Engel. Ketika pendapatan konsumen N0 kuantitas barang X yang
diminta sebesar X0 pada titik A, sewaktu pendapatan konsumen naik menjadi N1 kuantitas barang X
yang diminta sebesar X1 pada titik B.
Kurva Konsumsi Pendapatan
Kurva Enge
b. Garis Anggaran (Budget Line)
Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik kombinasi barang X dan Y yang
mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat pendapatan tertentu.
Budget line atau garis anggaran adalah sebuah teori yang dikembangkan berdasarkan teori perilaku
konsumen dimana pada teori perilaku konsumen ada dua pendekatan yakni :
1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur
dengan satu satuan, misalnya uang.
2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat
diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau
lebih rendah.
Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut :
1. Utility bisa diukur dengan uang.
2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa ―Semakin
banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan
tambahan yang dikonsumsikan akan menurun‖.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang
tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari
pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
Asumsi dasar teori utility ordinal
a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau memilih tingkat kepuasan yang
tinggi.
b. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
c. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dan bebeberapa pilihan
Garis anggaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan kombinasi untuk
memperoleh 2 macam barang yang mengeluarkan anggaran atau pendapatan yang sama. Garis
anggaran ini ditunjukkan pada gambar 3.1. dengan U sebagai fungsi linier terhadap
T, intercept sebesar A/Pu dan kemiringannya adalah -PT/Pu. Daerah di bawah garis anggaran,
menunjukkan kombinasi produk T dan U yaag dapat diraih oleh seorang konsumen; seperti titik V.
Berbagai kombinasi T dan U di atas garis anggaran menunjukkan kombinasi yang tidak bisa diraih
oleh konsumen dengan anggaran yang tersedia, misalnya titik W.
Garis anggaran dan pilihan tersedia A/Pu dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan
sumbu horisontal. Jika konsumen ini menghabiskan seluruh, anggarannya untuk produk U, maka
jumlah maksimum U yang dapat dibeli adalah U=A/P, dan ini menjadi titik potong garis anggaran
dengan sumbu vertikal. Kemiringan garis anggaran – PT / PU menunjukkan tingkat institusi pasar
(TSP) antara produk T dengan produk U.
1. Perubahan Harga Produk
Jika variabel-variabel ini berubah, maka pilihan tersedia juga akan berubah. Terdapat tiga
kemungkinan perubahan harga berubah dan pendapatan tetap, pendapatan berubah dan harga-harga
tetap atau pendapatan dan harga keduanya berubah. Gambar 3.2, menunjukkan kemungkinan yang
pertama, perubahan harga produk, dengan pendapatan tetap.
Dimisalkan PT turun dari PTI menjadi PT2 (PT2<Pr), sedangkan Pu tetap dan pendapatan tetap
dengan turunnya harga T maka kemiringan garis anggaran (PT/Pu) semakin kecil, sehingga garis
anggarannya semakin datar. Selanjutnya penurunan harga T membuat jumlah maksimum produk T
yang dapat dibeli oleh konsumen semakin banyak (AIPT,<A/PT2 karena PTI>PT2). Sedangkan
jumlah maksimum produk U yang dapat dibeli oleh konsumen tidak barubah karena harga U tidak
berubah. Jadi penurunan harga T akan memutar garis anggaran keluar seperti yang ditujukkan pada
gambar 3.3.
Jika harga T meningkat menjadi PT3 maka yang terjadi adalah sebaliknya (PT3>PTI). Jumlah
maksimum produk T yang dapat dibeli oleh seorang konsumen akan berkurang (A/I’-n>A/PT3, karena
PTI<PT3). Dengan demikian garis anggarannya akan berputar ke dalam seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.2.
2. Perubahan Pendapatan Konsumen
Kemungkinan kedua yang dihadapi oleh seorang konsumen adalah terjadi perubahan
pendapatan dengan tingkat harga tetap. Pendapatan konsumen mula-mula adalah A1. Jika pendapatan
meningkat menjadi A2sementara harga produk T dan U tetap, apakah yang akan terjadi dengan garis
anggaran? Jika harga produk T dan U tetap maka PT/Pu yang menunjukkan kemiringan garis anggaran
juga tetap. Akan tetapi jumlah maksimum kedua produk yang dibeli oleh konsumen akan meningkat
karena naiknya tingkat pendapatan konsumen tersebut.
Jika pendapatan meningkat dari A1 ke A2, garis anggaran akan bergeser ke kanan sejajar dengan
garis anggaran mula-mula. Pergeseran ke kanan menunjukkan semakin banyaknya pilihan yang
tersedia bagi konsumen karena semakin banyak produk yang dapat diraih oleh konsumen sebagai
akibat dari kenaikan pendapatan. Dan sebaliknya, jika pendapatan konsumen menurun dari A1 sampai
A3, dengan harga tetap, maka garis anggaran konsumen akan bergeser ke kiri sejajar dengan garis
anggaran mula-mula. Pergeseran ke kiri menunjukkan semakin sedikitnya pilihan tersedia seorang
konsumen, karena semakin sedikit produk yang dapat diraih oleh konsumen tersebut.
c. Keseimbangan Konsumen
Tingkat kepuasan maksimum konsumen tercapai pada waktu kurva indiferen bersinggungan
dengan garis anggaran. Pertanyaannya bagaimana kalau kurva indiferen berpotongan garis anggaran
atau menjauhi garis anggaran? Jawabannya adalah tidak memenuhi syarat, karena baik kurva
indiferen yang memotong maupun yang menjauhi, kedua-duanya telah terjadi pemborosan untuk
kurva indiferen yang memotong garis anggaran. Tingkat kepuasan yang diterima lebih kecil
dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan. Untuk kurva indiferen yang menjauhi garis
anggaran yang diperoleh dari hutang, sehingga tidak memenuhi kepuasan konsumen.
Kurva indiferen menunjukan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah semakin banyak semakin
disukai, maka seseorang konsumen akan berusaha untuk mencapai kurva indiferen yang tinggi, karena
hal ini akan memberikan kombinasi produk yang paling banyak. Akan tetapi terdapat satu hal yang
membatasi seseorang konsumen hanya dapat mencapai kurva indiferen tertentu yaitu garis anggaran.
Dengan anggaran tertentu yang dimiliki, konsumen akan berusaha mencapai kurva indiferen yang
paling tinggi. Gambar 3.6 menunjukkan proses tersebut.
Titik P, Q dan R semuanya menghabiskan seluruh anggaran yang dimiliki konsumen karena
semua terletak pada garis anggaran. Manakah di antara tiga kombinasi ini yang memberikan kepuasan
tertinggi bagi konsumen? Kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi bagi konsumen
dibandingkan kombinasi P karena terletak pada kurva indiferen yang lebih tinggi. Kombinasi Q dapat
dijangkau oleh konsumen karena masih berada pada garis anggaran. Dengan demikian jika konsumen
memilih kombinasi P daripada Q, maka konsumen itu bertindak lebih tidak efesien, karena dengan
anggaran yang sama, kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi. Apakah kombinasi Q
adalah pilihan yang paling baik? Jawabanya adalah tidak. Kombinasi Q, memang menghabiskan
seluruh anggaran.
Keseimbangan konsumen sepanjang garis anggaran yang baru tergantung pada selera
konsumen dan hubungann antara kedua produk bersubtitusi atau berkomplemen. Jika T dan U saling
bersubtitusi, maka kenaikan (penurunan) harga T akan mengakibatkan kenaikan (penurunan) jumlah
produk U yang diminta. Jika T dan U saling berkomplemen, maka kenaikan (penurunan) harga T akan
menurunkan (menaikkan) jumlah produk U yang diminta.
Gambar 3.6 menunjukkan hubungan antara produk T dan U yang saling bersubtitusi.
Keseimbangan berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T meningkat, tetapi jumlah
konsumsi U menurun. Sedangkan jika hubungan antara produk T dan U berkomplemen ditunjukkan
oleh gambar 3.6. Keseimbangan konsumen berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T
dan produk U, keduanya bertambah.
BAB 4
PASAR
- Definisi Pasar
Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli
(penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan
tempat tertentu
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan
untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
a. Pengertian secara sempit
Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan
jasa.
b. Pengertian secara luas
Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan
pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu.
Syarat-syarat terjadinya pasar adalah :
a. Ada tempat untuk berniaga
b. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan.
c. Terdapat penjual barang tertentu
d. Adanya pembeli barang
e. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.
Pengertian pasar secara khusus
1. Sebagai sarana distribusi
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen.
2. Sebagai pembentuk harga
Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga.
3. Sebagai sarana promosi
Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen
sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut.
Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan
kemauan untuk membelanjakannya”.
Dari definisi diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu :
1. Orang dengan segala keinginannya
2. Daya beli mereka
3. Kemauan untuk membelanjakannya
a. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah
penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk
melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan
pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga
(price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan.
Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari
produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan
memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar atau industry dimana terdapat banyak
penjual dan pembeli dan setiap penjual ataupun pembeli adalah tidak dapat mempengaruhi keadaan di
pasar. Adapun cirri-ciri pasar sempurna adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan adalah pengambil harga (tidak dapat mempengaruhi harga pasar).
2. Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk sebuah industri.
3. Menghasilkan barang serupa.
4. Terdapat banyak perusahaan di pasar.
5. Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar.
Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada saat
MR=MC.Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect
competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat
kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu – satunya
produsen (monopoli).
Kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi, umumnya dua kondisis peralihan antara ekstrim
persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing, tetapi masing –
masing mempunyai daya monopoli (terbatas), disebut persaingan monopolistic (monopolistic
competition). Kedua adalah dalam pasar hanya ada beberapa produsen yang jika bekerja sama mampu
menghasilkan daya monopoli dikenal sebagai oligopoli (oligopoly).
1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
-Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna:
-Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)
-Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect knowledge)
-Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively output)
-Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)
-Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
a. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa
produsennya.
b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga
produk dan input yang dijual.
c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput)
Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata – rata terendah), kendati
pun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relative kecil dibanding
jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
d. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker).
Secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
e. Keleluasaan Masuk – Kelur Pasar (Free Entry and Exit)
Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya
yang harus dikelurkan untuk memindahkan factor produksi
2. Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna
a. Permintaan
Diagram 8.1.a Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan
penawaran.
Diagram 8.1.b Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun
yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
b. Penerimaan
Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan
kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P) Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total
berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah sama
dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabel rata – rata (AVC) sama dengan harga.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau
dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
Diagram 8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat output sejumlah Q*
Diagram 8.4 Kondisi impas terjadi bila biaya rata – rata sama dengan harga, dimana laba per unit
sama dengan nol
Diagram 8.5 Menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaan mengalami kerugian sebesar BE
per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum.
4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
a. Perusahaan harus bekaerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan mencapai
keadaan yang paling optimal.
b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan
dalam produksi.
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena laba nol (zero profit), yaitu tingkat
laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama.
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat SAC = LAC.
Diagram 8.6.a Menunjukkan keseimbangan industri jangka panjang terjadi di titik E di mana tingkat
harga P0 dan jumlah output Q0.
Diagram 8.6.b Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi penambahan penawaran. Perhatikan
kurva SMC, LMC, SAC dan LMC berpotongan di satu titik, yaitu titik E.
5. Penawaran Perusahaan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kurva Penawaran Jangka Pendek
Diagram 8.7.a Menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada
penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variable per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC)
Diagram 8.7.b Dalam pasar persaingan sempurna kurva MC setelah melewati titik potong dengan
minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran jangka pendek.
b Kurva Penawaran Jangka Panjang
1. Industri Skala Biaya Konstan (Constant Cost Industry)
Penambahan penggunaan factor produksi karena masuknya perusahaan baru, tidak akan menaikkan
harga factor produksi Diagram 8.8.a.
Diagram 8.8.b Bila permintaan pasar meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2), harga output
meningkat ke P2
2. Industry Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan – perusahaan baru menyebabkan harga factor produksi naik, sehingga terjadi
perubahan stuktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
Diagram 8.9.a Struktur biaya sebelum masuknya perusahaan lain.
Diagram 8.9.b Struktur biaya setelah masuknya perusahaan lain.
Diagram 8.9.c Menunjukkan peningkatan permintaan (D1 – D2).
3. Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan – perusahaan lain ke dalam indistri justru menurunkan harga factor produksi
karena efisiensi skala besar (large scale economies). Akibatnya struktur biaya jadi lebih murah
(Diagram 8.10.a ke Diagram 8.10.b).
Diagram 8.10.c Meningkatnya permintaan (D1—D2) menaikkan harga jual ke P2 yang mengundang
masuknya perusahaan lain.
6. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kekuatan
1. Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
2. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran
maksimal).
3. Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu
dalam kualitas dan harga.
b. Kelemahan
1. Kelemahan Dalam Hal Konsumsi
2. Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
3. Konflik Efisiensi - Keadilan
b. Pasar Monopoli
- PENGERTIAN PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja atau bisa
disebut suatu pasar yang penjualnya hanya ada satu dan pembelinya banyak dan menghasilkan barang
yang tidak mempunyai pengganti.
Keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan yang melebihi
normal dan ini diperoleh karena terdapat hambatan yang sangat tangguh yang dihadapi perusahaan –
perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut, salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual
pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter
tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll.
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang
dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna,
kemasan, dan lain-lain.
1. Faktor – faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli
Hambatan Teknis (Technical Barriers to Entry)
Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit
bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm)
1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special
knowledge) yang memungkinkan berproduksi sangat efisien,.
2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva
biaya (MC dan AC) yang menurun.
3) Perusahaan memiliki kemampuan control sumber factor produksi, baik berupa SDA,
SDM, maupun lokasi produksi.
Hambatan Legalitas (Legal Barriers to Entry)
1) Undang – undang dan Hak Paten
2) Hak Paten (Patent Right) atau Hak Cipta
 Hanya ada satu produsen
 Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substitusi
 Perusahaan – perusahaan lain tidak dapat memasuki industri listrik karena ada hambatan
2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
a. Permintaan
Permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand) merupakan permintaan industri.
Posisis perusahaan monopolis adalah penentu harga (price taker).
b. Penerimaan
Diagram 9.1 Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P).
Hubungan antara besarnya TR dan MR digambarkan pada Diagram 9.2
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Diagram 9.3 laba maksimum tercapai pada output Q* di mana MR = MC. Besarnya laba seluas
bidang AP*BC.
4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangja panjang. Diagram 9.4.a
menunjukkan perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam janka pendek. Namun karena
biaya rata – rata variable masih lebih besar dari harga (AVC > P) untuk sementara perusahaan masih
dapat beroperasi.
Diagram 9.4.b ditunjukkan dengan menurunnya kurva AC(AC1 --- AC2). Karena sekarang
biaya rata – rata lebih kecil daripada harga (AC < P), perusahaan sudah dapat menikmati laba.
Diagram 9.4.c peningkatan permintaan (D1 – D2) menyebabkan
P > AC yang artinya perusahaan memperoleh laba.
5. Daya Monopoli
Daya monopoli (monopoly power) yaitu kemampuan perusahaan melakukan
eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas
mengatur jumlah output dan harga.
L = (P – MC)
-----------
P
Dimana L = indeks lerner
P = harga output
MC = biaya marjinal
Besarnya nilai indeks Lerner dipengaruhi beberapa faktor:
a. Elastisitas Harga Permintaan (Elastisitas Harga)
b. Jumlah Perusahaan Dalam Pasar
c. Interaksi Antarperusahaan
6. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)
Persahaan ini mempunyai kurva biaya rata – rata (AC) jangka panjang yang
menurun (negative slope)
.
Diagram 9.5 Menunjukkan hal tersebut, di mana titik perpotongan kurva MC dengan MR (titik
A) jauh di bawah harga jual (titik B).
c. PASAR PERSAINGAN MONOPOLOSTIK
Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri
yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun
fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan
produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan,
dan lain-lain.
1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolostik
a. Produk Yang Terdiferensiasi (Differentiated Product)
Elastisitas permintaan pasar persaingan monopolistic berada di antara pasar
persaingan sempurna dan monopoli, seperti pada diagram 10.1
b. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firms)
c. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)
2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Diagram 10.2
menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC dititik E.
3. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi
Diagram 10.3
4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Ada dua sebab pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih efisien dibanding pasar
persaingan sempurna
a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P>MC)
b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
Diagram 10.4
5. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik
a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss)
relative kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relative kecil.
c. Ketidakefienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik.
BAB 5
PASAR INPUT OUTPUT
A. Pasar Output
1. Pengertian Pasar Output
Pasar output adalah pasar tempat barang/ jasa diper-dagangkan. Pasar output atau yang biasa
disebut pasar saja merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga bisa
berinteraksi untuk membentuk harga keseimbangan.
2. Struktur pasar
Struktur pasar adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja
perusahaan dalam pasar. Faktor-faktor tersebut adalah
- Jumlah perusahaan yang berada di pasar
- Skala produksi
- Banyaknya pembeli
- Biaya memasuki pasar
- Informasi mengenai keadan pasar
- Mudah tidaknya memasuki pasar
3. Jenis-jenis Struktur Pasar
Jenis struktur pasar dibagi menjadi tiga jenis:
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk sempurna sebuah pasar. Ciri-cirinya:
-Pembeli dan penjual sangat banyak.
-Perusahaan menjual produk yang standar atau memiliki tingkat homogenistas yang sangat tinggi.
-Penjual dan pembeli memperoleh informasi yang sempurna mengenai kondisi pasar.
-Perusahaan dan sumber daya produksi bebas bergerak.
-Perusahaan dapat keluar dari pasar atau masuk ke pasar dengan sangat mudah.
b. Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terdiri dari satu penjual yang melayani permintaan yang
sangat banyak dan produk yang dijual tersebut tidak memiliki subsidi. Sebab-sebab terjadinya
monopoli:
-Monopoli sumber daya
-Monopoli Ciptaan Pemeritah
-Monopoli Alamiah
c. Oligopoli (Duopoli)
Pasar oligopoli adalah struktur pasar di mana terdapat sedikit perusahaan saja yang menjual
produk-produknya yang identik satu sama lain. Bentuk paling sederhana dari oligopoli adalah duooli,
yaitu hanya ada dua perusahaan yang berada di pasar guna melayani permintaan konsumen. Dalam
pasar oligopoli perusahaan dapat menentukan sendiri harga produknya. Pasar oligopoli ditandai oleh
beberapa produsen yang menguasai pasar. Dalam pasar oligopoli terdapat ketergantungan terhadap
perusahaan lain. Artinya tindakan suatu perusahaan dalam pasar oligopoli haruslah memperhatikan
tindakan yang diambil oleh pesaing. Terdapat beberapa model dalam pasar oligopoli. Yang pertama
yaitu kolusi, pengertiannya adalah persetujuan antarperusahaan dalam industri untuk membagi-bagi
pasar dan menetapkan harga. Kedua kepemimpinan harga, merupakan bentukkolusi informal (tidak
resmi) atau diam-diam yang terjadi pada ndustri yang memiliki kepemimpinan harga.
d. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolisik merupakan pasar yang nyata nyata terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang mengambil sebagian lagi ciri pasar
persaingan sempurna. Pasar monopolistik merupakan suatu struktur pasar di mana terdapat banyak
perusahaan yang menjual produk produk sejenis, tetapi bervariasi berdasarkan merek.
B. Pasar Input
Pasar Input adalah pasar yang tempagt berinteraksinya permintaan dan penawaran input atau
sumber daya produksi. Sumber daya produksi tersebut meliputi:
1. Tanah
Tanah merupakan input yang sangat penting dalam berproduksi. Segala sesuatu yang akan
diproduksi membutuhkan tanah. Dalam memakai tanah terdapat balas jasa yang harus dibayar atas
pemakaian tanah tersebut, hal ini disebut juga rente tanah atau sewa tanah yaitu harga atau balas jasa
yang harus dibayar untuk enggunaan tanah atau sumber daya alam lainnya yang jumlah penawarannya
tetap tidak bertambah.
2. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja adalah pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja
sehingga bisa dicapai harga keseimbangan tenaga kerja atau biasa disebut upah.
a. Sisi Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang mau dan mampu melaksanakan
pekerjaan tertentu dengan mendapat balas jasa. Ciri cirinya adalah sebagai berikut.
-Faktor tenaga kerja adalah manusia sehingga perlu diperlakukan layaknya manusia.
-Penawaran tenaga kerja bersifat inelastis.
-Penawaran tenaga kerja beraneka ragam.
b. Sisi Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan terhadap tenaga kerja berasal dari dunia bisnis. Tenaga kerja tersebut diminta
karena diperlukan. Artinya tenaga kerja diminta karena ada permintaan terhadap barangdan jasa.
Dengan demikian permintaan terhadap tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan
terhadap barang dan jasa.
c. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Pertemuan antara permintaan dan penawaran tenagakerja terjadi di pasar tenaga kerja. Selintas
pertemuan permintaan tenaga kerja dengan penawaraban tenaga kerja akan mudah terjadi. Bahkan,
pasar tenaga kerja tersebut tidak betbeda dengan pasar pasar lainnya. Pasar tenaga kerja sanga tidak
sempurna sehingga tidak bisa dengan mudah mempertemukan permintaan dengan penawaran tenaga
kerja.
3. Modal
Sumber daya modal adalah barang-barang (sarana) yang dapa digunakan untuk menghasilkan
barang lain.
a. Permintaan Modal
Permintaan modal biasanya berasal dari dunia usaha. Dunia usaha memerlukan modal untuk
membangun. Permintaan modal juga biasanya dari individu.
b. Penawaran Modal
Penawaran modal biasanya berasal dari beberapa pihak. Perbankan merupakan salah satu pihak
yang menawarkan modal kepada masyarakat, selain itu ada juga asuransi dan perorangan dengan
balasan berupa bunga.
4. Keahlian Pengusaha
Pengusaha adalahrang yang menjalankan usaha jual-beli atau memproduksi barang/jasa dengan
tujuan mencari laba. Laba yang diperoleh pengusaha disebut laba normal atau laba imbalan yang
diterima pengusaha agar ia tetap tetap mau berusaha dibidang tertentu atau biasa disebut biaya
implisit dan laba ekonomis, yaitu jumlah lebih dari harga normal.
KESIMPULAN
Mikro Ekonomi sebagai bahan kuliah untuk mempelajari pola perilaku manusia yang
kapasitasnya sebagai konsumen maupun produsen. Keduanya dalam kegiatan ekonomi selalu
menggunakan prinsip ekonomi. Untuk mempelajari Mikro ekonomi dibutuhkan pengetahuan
matematika sekalipun tidak usah mendalam. Konsep-konsep yang akan diterangkan meliputi :
permintaan / penawaran, nilai guna, keseimbangan konsumen, faktor produksi, biaya produksi,
penerimaan (revienen) perusakan, keseimbangan perusahaan dan pasar. Semua konsep tersebut
teroisinalisasi dalam grafik atau kurve, yang lebih banyak menggunakan angka-angka relatif.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Nopirin, P. hD. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro (Vol. 7). Yogyakarta, DI
YOGYAKARTA, INDONESIA: BPFE – YOGYAKARTA.
Ø Rosyidi Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada ,
Jakarta, 2006
Ø Sugiarto, dkk. (2007). Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Ø Sukirno, S. (2010). Mikroekonomi Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

More Related Content

What's hot

Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Aditya Panim
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Sugeng Budiharsono
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
magdalena praharani
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
universitas negeri padang
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
Altina Hanum
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
yunisarosa
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"
nuelsitohang
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
robbiatul Adawiyah
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Fair Nurfachrizi
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
Sudirman Jie
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
Roesdaniel Ibrahim, ST. CHt.
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
Indra Jaya
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaCikoyen
 

What's hot (20)

Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKeuntungan maksimum
Keuntungan maksimum
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 

Similar to Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)

Ekonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdfEkonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdf
IpheSambas1
 
Cbr eko mikro unimed
Cbr eko mikro unimedCbr eko mikro unimed
Cbr eko mikro unimed
Fitri Ramadhani
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Rafi
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
ImelTiana
 
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxTeori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Zukét Printing
 
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdfTeori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
Zukét Printing
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
febygalih
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
Lailyyy
 
Pengantar ekonomi
Pengantar ekonomiPengantar ekonomi
Pengantar ekonomi
Muhammad Ade Riza
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomis
dharma dina
 
Teori permintaan
Teori permintaanTeori permintaan
Teori permintaan
Alonira Ayatazzi
 
Lembaga keuangan
Lembaga keuanganLembaga keuangan
Lembaga keuangan
Alonira Ayatazzi
 
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
sarahwinengku
 
Penawaran dan permintaan Ekonomi Kelas X
Penawaran dan permintaan Ekonomi Kelas XPenawaran dan permintaan Ekonomi Kelas X
Penawaran dan permintaan Ekonomi Kelas X
Athiyatul Faiqoh
 
UAS EKONOMI MANAJERIAL
UAS EKONOMI MANAJERIALUAS EKONOMI MANAJERIAL
UAS EKONOMI MANAJERIAL
AbiAlayubi
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
nelyaarofatin
 
Permintaan, penawara, dan harga keseimbangan
Permintaan, penawara, dan harga keseimbanganPermintaan, penawara, dan harga keseimbangan
Permintaan, penawara, dan harga keseimbanganKasmadi Rais
 
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxTugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
FitriaIntanNovianti
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
Radhika ayu Maulidia
 

Similar to Makalah Ekonomi Mikro II (Resume) (20)

Ekonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdfEkonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdf
 
Cbr eko mikro unimed
Cbr eko mikro unimedCbr eko mikro unimed
Cbr eko mikro unimed
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
 
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxTeori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
 
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdfTeori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
 
Pengantar ekonomi
Pengantar ekonomiPengantar ekonomi
Pengantar ekonomi
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomis
 
Teori permintaan
Teori permintaanTeori permintaan
Teori permintaan
 
Lembaga keuangan
Lembaga keuanganLembaga keuangan
Lembaga keuangan
 
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
 
Penawaran dan permintaan Ekonomi Kelas X
Penawaran dan permintaan Ekonomi Kelas XPenawaran dan permintaan Ekonomi Kelas X
Penawaran dan permintaan Ekonomi Kelas X
 
UAS EKONOMI MANAJERIAL
UAS EKONOMI MANAJERIALUAS EKONOMI MANAJERIAL
UAS EKONOMI MANAJERIAL
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
 
Permintaan, penawara, dan harga keseimbangan
Permintaan, penawara, dan harga keseimbanganPermintaan, penawara, dan harga keseimbangan
Permintaan, penawara, dan harga keseimbangan
 
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxTugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 

More from Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama

Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam PembangunanPengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurImplementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Jenis Cuti
Jenis CutiJenis Cuti
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

More from Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama (20)

Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam PembangunanPengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
 
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
 
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurImplementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
 
Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"
 
Jenis Cuti
Jenis CutiJenis Cuti
Jenis Cuti
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
 
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
 

Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)

  • 1. Makalah Meresume Tentang Materi Ekonomi Mikro II Kelas A (Makalah) PROGRAM Ilmu Ekonomi Study Pembangunan (IESP) DISUSUN OLEH : Bagus Cahyo Jaya Pratama NIM : 110810101103 Mata Kuliah : Ekonomi Mikro II Fakultas Ekonomi UNEJ TAHUN PELAJARAN 2012/2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami sebagai penyusun telah berhasil menyelesaikan Makalah sederhana ini. Shalawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya hingga akhir zaman. Kami menyusun Makalah ini dengan tema Kematian Penduduk. Makalah ini ini menjelaskan tentang berbagai macam kematian penduduk. Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Makalah yang kami susun ini tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Tujuan dari Makalah ini adalah untuk menjelaskan Materi Ekonomi Mikro II dari awal sampai akhir. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga makalah Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
  • 3. PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dengan adanya mata kuliah Teori Ekonomi Mikro mahasiswa akan mampu mengembangkan suatu dasar yang kuat atas konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat dan metoda pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan pemerintah, yang harus memilih di antara sumberdaya yang terbatas, beserta seluruh kendala yang ada, seperti persaingan tidak sempurna. Mahasiswa juga diharapkan akan mampu mengembangkan pemahaman mengenai kerangka institusional perekonomian di dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti menyangkut analisis cara-cara produsen mengorganisasikan bisnis, peranan serikat pekerja dalam pasar tenagakerja, peranan pajak dalam pilihan-pilihan ekonomi langsung, dan dampak regulasi pemerintah pada keputusan produksi. Mahasiswa juga diharapkan akan mampu menerapkan konsep dasar ekonomi pada situasi-situasi yang problematik. Supaya bisa mencapai hal ini para mahasiswa memerlukan metodologi dasar dan alat analisis yang diperlukan untuk memformulasikan keputusan- keputusan ekonomi. Pada akhirnya mahasiswa akan mampu mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro) ke dalam lingkungan sosio-politik kita secara lebih nyata Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut. II. TUJUAN Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran- permintaan terhadap suatu barang.
  • 4. BAB 1 ANALISIS PERMINTAAN DAN PANAWARAN A. Permintaan 1. Arti Permintaan Permintaan yaitu jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat tertentu. 2. Pembagian Permintaan a. Berdasarkan kemampuan atau daya beli Berdasarkan kemampuan atau daya beli, permintaan dibagi menjadi permintaan potensial, permintaan efektif, dan permintaan absolut. 1. Permintaan Potensial Permintaan potensial adalah permintaan yang masih berbentuk keinginan atau belum direalisasikan oleh konsumen. 2. Permintaan efektif Permintaan efektif adalah permintaan yang diikuti oleh daya beli. 3. Permintaan Absolut Permintaan absolut adalah permintaan yang tidak diikuti dengan kemampuan untuk membeli. Contoh, seseorang berkeinginan membeli dan memiliki mobil, tetapi dia tidak ada kemampuan untuk membeli mobil tersebut. b. Berdasarkan jumlah permintaan 1. Permintaan Individu Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap suatu barang/jasa pada harga, saat dan tempat tertentu. 2. Permintaan Masyarakat Permintaan masyarakat adalah permintaan sejumlah individu terhadap suatu barang/jasa pada harga, waktu, dan tempat tertentu. 3. Faktor-faktor yang menentukan permintaan Setelah membahas macam-macam permintaan, kita perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang memerlukan permintaan. Faktor-faktor yang memerlukan permintaan adalah harga barang itu sendiri, harga barang substitusi, jumlah penduduk, selera masyarakat, dan peradaban. a. Harga Barang itu sendiri Pada saat tingkat harga barang menurun, sedangkan hal-hal lain tetap, maka permintaan akan meningkat. Sebaliknya, bila harga barang itu naik permintaan turun. b. Harga Barang Substitusi Bila harga barang lain yang memiliki keterkaitan dengan barang tersebut naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan naik. Contoh, bila harga bahan bakar gas naik, orang akan beralih ke minyak tanah sehingga permintaan terhadap minyak tanah akan naik. BBM adalah barang substitusi BBG. c. Jumlah Penduduk Bila jumlah penduduk naik, maka permintaan terhadap benda dan jasa naik. Kendaraan tersebut akan mengakibatkan kenaikan harga, bila hal-hal lain tidak berubah (Ceteris Paribus). d. Selera Masyarakat Bila selera masyarakat terhadap suatu barang naik, permintaan terhadap barang tersebut akan naik dan diikuti dengan kenaikkan harga. Sebaliknya jika selera masyarakat terhadap barang tersebut turun, maka akan diikuti dengan menurunnya permintaan dan harga barang tersebut.
  • 5. e. Pendapatan Bila pendapatan individu dan masyarakat naik, daya beli dan permintaan terhadap barang dan jasa akan naik. Sebaliknya. karena krisis ekonomi, pengurangan jam kerja, dan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) mengakibatkan pendapatan hilang atau menurun, sehingga daya beli dan permintaan cenderung menurun. 4. Hukum Permintaan Hukum permintaan menjelaskan hubungan antara harga dan permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa bila harga mengalami kenaikan, permintaan akan mengalami penurunan. Demikian pula sebaliknya, bila harga mengalami penurunan, permintaan akan mengalami kenaikkan. Hal ini dapat terjadi selama faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus). Hukum permintaan tidak berlaku, bila hal-hal lain berubah. B. Penawaran 1. Arti Penawaran Adanya permintaan belum mewujudkan adanya transaksi jual beli di pasar tanpa adanya penawaran. Penawaran diperlukan untuk memenuhi permintaan. atau, adanya permintaan mendorong penjual untuk menyediakan dan menawarkan barang dagangannya. Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan penjual pada harga, waktu, dan tempat tertentu. 2. Faktor-faktor yang menentukan Penawaran Hasrat para penjual untuk menawarkan barang dagangannya pada tingkat harga tertentu ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a.Harga Barang/Jasa Ketika harga naik, penjual akan menambah jumlah barang karena ingin memperoleh keuntungan yang besar. Ketika harga turun, penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya karena takut mengalami kerugian. b. Harga Input/Biaya Produksi Harga input turut mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan. Ketika harga tenaga kerja, modal, bahan baku, dan bahan pembantu naik, produsen akan terdorong untuk mengurangi kuantitas yang ditawarkan karena menanggung biaya yang lebih besar. c. Teknologi Produksi Teknologi produksi yang digunakan ikut mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan sehingga mempengaruhi penawaran. d. Ekspektasi Penjual/Produsen Jika penjual memperkirakan harga barang tersebut akan naik, maka ia akan menambah kauntitas barang tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika produsen memperkirakan harga barang akan turun, maka ia akan mengurangi kuantitas barang yang dijualnya. e. Keuntungan yang Diinginkan oleh Produsen Besar-kecilnya keuntungan yang diinginkan oleh produsen akan ikut mempengaruhi besar- kecilnya harga jual sehingga jumlah barang yang ditawarkan pun akan banyak terpengaruhi. Semakin besar keuntungan yang akan diperoleh semakin besar harga jual dan semakin banyak barang yang ditawarkan, sebaliknya semakin kecil keuntungan semakin rendah harga jual, maka semakin sedikit harga yang ditawarkan. f. Banyaknya Penjual/Pesaing Banyak atau sedikitnya jumlah penjual berpengaruh terhadap besar-kecilnya harga dan jumlah barang yang ditawarkan.
  • 6. 3. Perubahan Penawaran a. Perubahan Biaya Produksi Biaya produksi menentukan harga pokok barang yang diproduksi. Dengan demikian, bila biaya produksi berubah (misalnya meningkat) produsen akan mengurangi jumlah penawaran. Jika biaya produksi turun, maka akan semakin banyak barang atau jasa yang ditawarkan. b. Teknologi yang Digunakan Teknologi yang digunakan dalam produksi semula dimaksudkan agar terjadi efisiensi dalam produksi. Semakin modern teknologi yang digunakan, produksi semakin efisien. Artinya, semakin modern teknologi yang digunakan, baik kualitas maupun kuantitas produksi semakin meningkat dengan biaya produksi yang semakin dapat ditekan. Oleh karena itu, kemajuan teknologi dapat mempengaruhi besar-kecilnya penawaran. c. Harapan Mendapatkan Laba Besar-kecilnya laba yang diingin oleh penjual/produsen akan mempengaruhi besar-kecilnya harga jual arang kepada konsumen. Besar-kecilnya harga jual akan berpengaruh terhadap besar- kecilnya jumlah barang yang ditawarkan. d. Harapan Masa yang akan Datang (Expectation) Bila produsen memperkirakan kenaikan harga di masa yang akan dating, ia akan menawarkan lebih sedikit barang saat ini. Demikian pula sebaliknya.
  • 7. BAB 2 TEORI PRODUKSI a. Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan dimana terjadi pembuatan barang atau jasa yang bermanfaat bagi manusia. Dalam arti sempit produksi dapat diartikan sebagai proses pembuatan barang (fisik) yg semula tidak atau kurang berguna menjadi berguna.Selain itu, dalam arti luas, produksi merupakan setiap aktivitas manusia yang dapat menciptakan nilai guna tertentu bagi manusia. Sebuah Produksi yang dihasilkan oleh produsen dimaksudkan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Untuk mencapai keuntungan yang maksimum produsen harus memperhatikan faktor-faktor produksi yang ada dan mendayagunakannya. Selain itu, dalam mencpaai keuntungan yang maksimum produsen juga harus cermat dalam memperhitungkan beberapa hal, yakni: 1. Apa dan berapa input (faktor produksi) yg harus digunakan? 2. Berapa sebaiknya jumlah produk yang dihasilkan ? 3. Berapa sebaiknya harga produk itu dijual di masyarakat ? Dalam analisa terhadap kegiatan produksi perlu dibedakan antara jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat ditambah bila diperlukan, jadi semua faktor produksi termasuk input variabel (Variable Input). Dalam jangka pendek, ada sejumlah faktor produksi yang tidak dapat ditambah karena memerlukan perencanaan dan atau proses pembelian/ pembangunan yang cukup lama termasuk faktor produksi tetap (Fixed Input). b. FUNGSI PRODUKSI Suatu persamaan Fungsi Produksi dapat menunjukkan hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi yang digunakan disebut Input sedangkan jumlah produksi yang dihasilkan disebutOutput. Fungsi Produksi dapat dinyakatakan dalam rumus: Dimana Q merupakan Output yang dihasilkan dari berbagai faktor produksi, K merupakan Kapital (Modal), L merupakan Labour atau tenaga kerja, R merupakan Resource atau Sumberdaya, dan T merupakan Technology atau teknologi dan keterampilan yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi barang dengan satu faktor produksi. Dalam suatu produsen memiliki satu input variabel, yakni tenaga kerja dan memiliki faktor produksi yang tetap, seperti mesin, peralatan, perlengkapan dan tanah dapat diketahuihubungan antara Q atau TP dengan sejumlah alat analisa produksi seperti Marginal Product (MP), dan Average Product (AP). Marginal Product (MP) merupakan perubahan TP yang diakibatkan oleh perubahan penggunaan satu satuan. Bila input variabelnya L maka disebut Marginal Product of Labor atau MPL dan bila input variabelnya K maka disebut MPK. MP dapat dicari dengan cara: Untuk faktor produksi dalam bentuk persamaan kita dapat menurunkan (Diferensisasi) persamaan tersebut. Average Product (AP) merupakan rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktor produksi variabel. Sama seperti MP, AP dapat dipengaruhi oleh beberapa input variable, yakni Labour (L) dan Kapital (K). AP dapat dicari dengan rumus:
  • 8. - HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum ini menyatakan Apabila tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, akan tetapi sudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Berlakunya Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang ini disebabkan : 1. kelangkaan faktor produksi yang berkualitas 2. laju kejenuhan/keausan faktor produksi yang bersifat tetap 3. meningkatnya kesulitan koordinasi gerak dan waktu seiring dengan pertambahan faktor produksi. Untuk menghindari dampak dari hukum ini : 1. Perbaikan teknologi yang digunakan dalam proses produksi 2. membagi waktu produksi dan atau memisahkan lokasi produksi Selain menggunakan analisa satu input variabel, dalam produksi dapat menggunakan semua input variabel dalam menganalisanya. Dalam keadaan semua input yang bersifat variabel maka perusahaan dapat menggunakan berbagai kombinasi perbandingan input untuk menghasilkan jumlah output yang sama. Dalam analisa ini menggunakan garis isoquant. Garis isoquant berbentuk cembung ke titik origin karena dipengaruhi oleh Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang. Artinya Bila kapasitas produksi ingin dinaikkan 10 kali, maka penambahan M dan TK tidak selalu proposional, mungkin M hanya perlu ditambah 7 kali dan TKditambah mungkin cukup 8 kali. Slope pada kurva isoquant menggambarkan secara teknis K dan L dapat saling diubah utk menghasilkan output yg sama. Tingkat batas penggantian secara teknis ini antar faktor produksi ini dinamakan Marginal Rate of Technical Substitution ( MRTS ). Bila yang diganti dari L ke K maka ditulis MRTS-LK dan ini dihitung dengan rumus : Bila yang diganti dari K ke L maka ditulis MRTS-KL dan ini dihitung dengan rumus :
  • 9. c. Teori Produksi Teori produksi merupakan analisis mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi pada tingkat teknologi tertentu untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu secara efisien. a. Teori Produksi dengan Satu Input Variabel Proses produksi pada umumnya membutuhkan berbagai macam faktor produksi. Untuk memudahkan analisis, kita asumsikan bahwa dalam suatu proses produksi tertentu diperlukan satu faktor produksi yang bersifat variabel (variabel input), misalnya tenaga kerja langsung atau bahan baku. Input variabel tersebut dikombinasikan dalam proporsi yang berbeda-beda dengan satu faktor produksi yang bersifat tetap (fixed input), misalnya tanah, guna menghasilkan output tertentu. 1). Input Tetap (Fixed Input) : adalah faktor produksi yang dalam jangka pendek jumlah yang digunakan dalam proses produksi idak dapat diubah, bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah output. Contohnya : gedung; mesin-mesin; manajerial personel. 2). Input Variabel (Variable Input ): adalah faktor produksi dimana jumlahnya dapat diubah-ubah dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Contoh variabel input : tenaga kerja langsung; bahan mentah. b. Proses Produksi Jangka Pendek (short run ) : Dalam jangka pendek, salah satu input yang digunakan bersifat tetap (fixed input) sementara yang lainnya bersifat variabel. Jadi dalam periode jangka pendek, output dapat diubah jumlahnya dengan cara mengubah input variabelnya dan dengan peralatan mesin yang ada. c. Proses Produksi Jangka Panjang (long run) Dalam jangka panjang semua input bersifat variabel. Artinya dalam jangka panjang bukan hanya seluruh input yang dapat diubah, tetapi skala produksi dan teknologi juga dapat diubah. Fungsi Produksi : adalah suatu skedul (tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, pada tingkat teknologi tertentu pula. a. Produksi Total (Total Product = TP atau Q) : yaitu jumlah output yang dihasilkan dari suatu set kombinasi faktor produksi tertentu, pada tingkat teknologi tertentu. b. Produksi Rata-Rata (Average Product = AP) : yaitu produksi rata-rata yang diperoleh dari Total produksi dibagi jumlah input variabel yang digunakan misal, tenaga kerja (Labour= L). (AP =TP/ L.) c. Marginal Product (MP) : yaitu besarnya perubahan output sebagai akibat perubahan satu unit input variabel. (MP = TP/ L) Perbedaan Produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang terletak pada penggunaan faktor produksi, dimana pada produksi jangka pendek faktor produksi dibedakan menjadi dua yaitu faktor produksi tetap (fixed input) dan variable input. Sementara pada produksi jangka panjang semua faktor produksi dianggap sebagai variabel input.
  • 10. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap tersedia. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi jumlah penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya, semakin besar tingkat produksi makin banyak faktor produksi yang digunakan. a. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah 1. Fungsi produksi jangka pendek apabila ada 2 macam input yang dipakai yaitu input tetap & input variabel Fungsi Produksi Jangka Pendek a. - Produksi Rata-rata (average product) Produksi yg secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja AP= TP/L b.- Produksi marginal (marginal product) Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan MP = ∆TP / ∆L 2. Fungsi produksi jangka panjang apabila semua input adalah variabel. Dalam teori produksi dengan satu faktor berubah, fungsi produksi didasarkan pada perubahan satu variabel faktor produksi saja, misalnya tenaga kerja yang berubah. Bagaimanakah asumsi bahwa terdapat dua jenis variabel faktor produksi yang caranya meminimum berubah, yaitu tanah dan tenaga kerja. Dalam hal ini, kita dapat kan biaya untuk menganggap kedua variabel faktor produksi tersebut masih harus mencapai suatu tingkat produksidi kombinasikan dengan satu atau lebih faktor produksi tetap yang tertentu.lain, atau hanya kedua faktor produksi itu saja yang diperlukan. Maka analisis tentang produksi dengan bagaimana seorang produsen dapat meminimumkan biaya dalam menggunakan sejumlah biaya usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu ditunjukkan. Fungsi produksi dalam teori produksi dengan dua faktor berubah dapat digambarkan dengan kurva isokuan (isoquant). Fungsi Produksi Jangka Panjang Dalam Produksi Jangka Panjang, Faktor Produksi yang digunakan adalah variabel. Jika faktor produksi yang digunakan Variabel, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ISOQUANT danpendekatan ISOCOST. ISOQUANT Kurva yang menunjukan kombinasi 2 input yang digunakan dalam proses produksi yang menghasilkan output dalam jumlah yang sama.
  • 11. Gambar :Slope dari Isoquant diturunkan dari fungsi produksinya apabila Q = f (K,L), Maka slo pe dari isoquant adalah MPL/ MPK Analisa dari slope Isoquant ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana suatu input bisa digantikan dgn input lain sementara output tetap. Slope Isoquant ini dikenal dgn istilah MRTS (Marginal Rate of Technical Substitution) yaitu tingkat dimana tenaga kerja (L) dapat digantikan dgn modal (K) sementara output konstan disepanjang Isoquant yang sama, maka : MRTS = MPL / MPK Sebuah peta isokuan dimana Q3> Q2> Q1. Sebuah pilihan khas dari input akan tenaga kerja untuk X input dan modal untuk masukan Y. Lebih dari masukan X, Y masukan, atau keduanya yang dibutuhkan untuk memindahkan dari Q1 ke Q2 isokuan, atau dari Q2 ke Q3. A) Contoh peta isokuan dengan dua masukan yang substitusi sempurna. B) Contoh peta isokuan dengan dua input yang sempurna melengkapi.
  • 12. Dalam ilmu ekonomi, isokuan (berasal dari kuantitas dan kata Yunani iso, yang berarti sama) adalah garis kontur ditarik melalui himpunan titik-titik di mana kuantitas output yang sama dihasilkan saat mengganti jumlah dari dua atau lebih input [1]. [2] Sementara pemetaan kurva indiferen membantu untuk memecahkan masalah utilitas memaksimalkan konsumen, transaksi pemetaan isokuan dengan masalah minimisasi biaya produsen. Isokuan biasanya digambar pada grafik modal- tenaga kerja, menunjukkan tradeoff teknologi antara modal dan tenaga kerja dalam fungsi produksi, dan penurunan marjinal kembali kedua input. Menambahkan satu input sambil memegang konstan yang lain akhirnya mengarah pada penurunan output yang marjinal, dan ini tercermin dalam bentuk isokuan. Sebuah keluarga isokuan dapat diwakili oleh sebuah peta isokuan, grafik menggabungkan sejumlah isokuan, masing-masing mewakili kuantitas output yang berbeda. Isokuan juga disebut kurva produk yang sama. Produksi isoquant / Curve isocost Isoquant menunjukkan sejauh mana perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk mengganti antara dua input yang berbeda di akan untuk menghasilkan tingkat output yang sama. Sebuah peta isokuan juga dapat mengindikasikan menurun atau meningkat kembali ke skala yang didasarkan pada meningkatkan atau menurunkan jarak antara pasangan isokuan dari kenaikan output tetap, seperti meningkatkan output. Jika jarak antara mereka meningkat isokuan dengan meningkatnya output, fungsi produksi perusahaan adalah menunjukkan yang menurun atas skala; menggandakan kedua masukan akan mengakibatkan penempatan pada isokuan dengan kurang dari dua kali lipat output dari isokuan sebelumnya. Sebaliknya, jika jaraknya menurun dengan meningkatnya output, perusahaan mengalami hasil yang meningkat atas skala; penggandaan baik hasil masukan dalam penempatan pada isokuan dengan lebih dari dua kali output dari isokuan yang asli. Seperti dengan kurva indiferen, dua isokuan pernah bisa menyeberang. Juga, setiap kemungkinan kombinasi input pada isokuan. Akhirnya, setiap kombinasi input di atas atau ke kanan dari hasil isokuan dalam output lebih dari setiap titik pada isokuan. Meskipun produk marjinal input berkurang ketika Anda meningkatkan kuantitas input sambil memegang semua masukan lainnya konstan, produk marjinal tidak pernah negatif dalam kisaran yang diamati secara empiris sejak perusahaan tidak akan pernah rasional kenaikan input untuk penurunan output. Bentuk dari Isoquant Jika kedua input substitusi sempurna, peta yang dihasilkan dihasilkan isokuan diwakili dalam ara. A; dengan tingkat tertentu Q3 produksi, X input dapat digantikan oleh Y masukan pada tingkat yang tidak berubah. Masukan pengganti yang sempurna tidak mengalami penurunan tingkat marjinal kembali ketika mereka menggantikan satu sama lain dalam fungsi produksi. Jika kedua input yang sempurna melengkapi, peta isokuan mengambil bentuk ara. B, dengan tingkat produksi Q3, masukan X dan Y input hanya dapat dikombinasikan efisien dalam rasio tertentu yang
  • 13. terjadi pada ketegaran dalam isokuan. Perusahaan akan menggabungkan dua input dalam rasio yang dibutuhkan untuk memaksimalkan keuntungan. Isokuan biasanya dikombinasikan dengan garis isokos dalam rangka memecahkan masalah minimisasi biaya untuk tingkat output tertentu. Dalam kasus yang khas terlihat pada gambar di atas, dengan isokuan lancar melengkung, sebuah perusahaan dengan biaya unit tetap dari input akan memiliki kurva isocost yang linear dan miring ke bawah; setiap titik singgung antara kurva isokuan dan isocost merupakan biaya- meminimalkan kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang terkait dengan isokuan itu. Sebuah garis menghubungkan titik-titik singgung dari isokuan dan isokos (dengan harga input tetap konstan) disebut jalur ekspansi. Hanya bagian yang relevan dari bergalah iso adalah salah satu yang cembung ke asal, bagian dari kurva yang tidak cembung ke asal berarti produk marjinal negatif untuk faktor-faktor produksi. ISO tinggi-tinggi produksi Quant ISOCOST Kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama. Secara Umum, biaya total dapat ditulis seperti berikut: TC = PK.k + PL .L Dari turunan persamaan di atas, maka slope Isocost adalah PL /PK Jika Kurva ISOQUANT bersinggungan dengan Kurva ISOCOST, maka akan terjadi keseimbangan produsen. Titik singgung kurva ISOQUANT dgn kurva ISOCOST disebutLCC (Least Cost Combination)
  • 14. Sifat ISOQUANT: 1. Cembung terhadap titik origin 2. Turun dari kiri atas ke kanan bawah 3. Tidak boleh saling berpotongan karena bisa membingungkan
  • 15. BAB 3 PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dengan kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi. A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu: 1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal 2. Pendekatan nilai guna Ordinal Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif. - Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang. - Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Kepuasan marginal (marginal utility). Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus. Pendekatan nilai guna ordinal Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan. Kelemahan pendekatan ordinal Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Persamaan kardinal dan ordinal Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility). Perbedaan kardinal dan ordinal Nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka. · Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama. B. KONSEP ELASTISITAS Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Elastisitas juga merupakan salah satu
  • 16. konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran. · Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas. · Elastisitas Silang (Cross Elasticity) menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons prubahan permintaan suatu barang. 1. Elastisitas silang positif Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif). 2. Elastisitas silang negatif Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap). 3. Elastisitas silang nol Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor. · 4. Elastisitas pendapatan Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang di sebut elistisitas pendapatan d. Kurva Indiferen (Indiference Curve) Kurva indiferensi dalam mikroekonomi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara dua bundel barang di mana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama (indiferen) pada tiap-tiap titik kombinasi kuantitas (Q) kedua bundel tersebut. Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi dari barang yang dikonsumsi oleh konsumen dengan manfaat atau kepuasan yang sama (Prof.Dr.Soeharno, 2006:40.Misalkan saja konsumen ingin mengonsumsi dua jenis produk yang berbeda kita bisa ambil contoh teh dan susu.Ketika konsumen lebih menyukai susu maka,konsumsi teh lebih rendah daripada susu. Konsumen tetap mendapat kepuasan yang sama dengan total utilitas kombinasi 2 produk tersebut yaitu sebagai minuman yang dapat menyehatkan tubuh. Jika konsumsi susu dikurangi,justru ada peningkatan konsumsi teh.Bila digambarkan bentuk kurva indiferen berslope negatif dalam artian kurva dibentuk dari sisi kiri atas lalu melengkung ke sisi kanan bawah (kira2 ada gambaran?). Menurut Prof.Dr.Soeharno (2006:43-44) sifat2 kurva indiferen dapat dijelaskan sbb: 1. Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3..Un.Susunan kurva indiferen disebut peta indiferen. 2. Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi. 3. Kurva indiferen mempunyai arah(slope) yang negatif.Apabila konsumen berkeinginan untuk menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk mendapatkan kepuasan yang sama. 4. Dua kurva indiferen tidak berpotongan.Kurva indiferen yang tinggi menggambarkan
  • 17. kepuasan yang lebih tinggi.Kalau dua kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z maka berarti kombinasi barang X dan Y yang sama akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi. 5. Sesuai dengan sifat (3),kurva indiferen mencekung terhadap titik O. 6. Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju Substitusi Marginal(Marginal Rate of Substitution=MRS). Teori Daya Guna  Pendekatan Daya Guna Marginal Konsumen yang mengkonsumsi suatu barang dalam jumlah yang semakin besar maka kepusan totalnya (total utility) akan meningkat sedangkan tambahan kepuasan (marginal utility) semakin menurun. Kepuasan total adalah kepuasan yang diterima konsumen dari mengkonsumsi suatu jenis barang. Sedangkan daya guna marjinal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen untuk setiap satu satuan tambahan barang yang dikonsumsi. Ada dua pendekatan dalam teori daya guna, yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Dal perdekatan kardinal kepuasan (utility) yangditerima konsumen dapat diukur, misalnya 10, 20, 30 dan sebagainya. Sedangkan dalam pendekatan ordinal konsumen tidak perlu tahu berapa kepuasan yang diterimanya akan tetapi konsumen tersebut dapat merangkingnya, misalnya kedua, ketiga, kelimka dan seterusnya. Artinya konsumen dapat menentukan kepuasan dari mengkonsumsi suatu barang tertentu lebih tinggi dari mengkonsumsi barang lain. Konsumen harus membelanjakan semua pendapatannya pada berbagai barang-barang dan jasa- jasa agar diperoleh kepuasan total atau daya guna total yang maksimal. Hal ini bisa dicapai bila konsumen membelanjakan pendapatannya sedemikian rupa hingga rupiah terakhir yang dibelanjakan pada setiap barang yang dibeli memberikan tambahan daya guna yang sama. Bila hal ini tercapai maka konsumen tersebut mencapai keseimbangan. Maksimisasi daya guna total dapat dinyatakan sebagai berikut: (MUA/PA) =(MUB/PB) =….= (MUX/PX) dengan kendala anggaran sebesar: I =(APA + BPB +….. + XPX) Dimana MU adalah tambahan kepuasan (marginal utility), P adalah harga (price) dan I adalah pendapatan (income). Gambar 1 Kurva Daya Guna Marjinal  Pendekatan Kurva Indiferensi Dalam pendekatan ini konsumen dapat menyatakan berbagai pilihan bundel kombinasi barang pada urutan peringkat kesukaannya yaitu yang lebih disukai, sama sukanya dan yang kurang disukai. Dari preferensi konsumen akan bundel-bundel kombinasai barang dapat disusun kurva indeferensi. Kurva indeferensi yang lebih tinggi memberikan tingkat kepuasan lebih besar. Garis kendala anggaran menunjukkan batas kombinasi konsumsi yang dapat dibeli dengan pendapatan konsumen. Konsumen memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum pada titik keseimbangan yaitu titik singgung antara garis kendala anggaran dengan kurva indiferensi tertinggi yang dapat dicapai. Pada gambar dibawah terlihat bahwa konsumen mencapai kepuasan maksimum pada titik A pada kurva indiferensi I1 yaitu pada kuantitas barang X dan barang Y yang diminta sebesar X0 dan Y0. Titik B dan C tidak dipilih konsumen karena hanya memberikan kepuasan yang lebih kecil atau terletak
  • 18. pada kurva indiferensi yang lebih rendah dari kurva indiferensi I1. Titik D juga tidak dipilih konsumen karena terletak diluar jangkauan kendala pendapatan. Maksimisasi Kepuasan dengan Kurva Indiferensi Kurva berlereng menurun dapat dicari dengan menggunakan analisis kurva indiferensi dan garis kendala anggaran. Mula-mula keseimbangan kepuasan maksimal konsumen pada titik E0 yaitu persinggungan kurva indiferensi I0 dengan garis kendala anggaran BL0. Pada harga P0 X kuantitas X yang diminta sebesar X0 dan kuantitas Y yang diminta sebesar Y0. Ketika harga barang X turun dari P0 X menjadi P1 X maka garis kendala anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum jam dari BL0 menjadi BL1 sedangkan harga barang Y dianggap tetap konstan. Keseimbangan konsumsi sekarang adalah pada titik E1 yaitu titik singgung baru antara BL1 dan I1. Pada harga P1 X , kuantitas barang X yang diminta sebesar X1 dan barang Y yang diminta tetap sebesar Y1. Jika titik-titik keseimbangan konsumen tersebut dihubungkan maka akan diperoleh kurva konsumsi harga (KKH). Jika kurva konsumsi harga tersebut diturunkan pada sumbu X kuantitas barang X dan sumbu Y pada harga barang X maka diperoleh kurva permintaan barang X. Ketika harga barang X turun maka jumlah barang X yang diminta konsumen lebih banyak. Kurva Konsumsi Harga Kurva Permintaan Barang X Hukum permintaan dapat dijelaskan juga dengan efek pendapatan dan efek subtitusi. Posisi keseimbangan mula-mula di titik A, bila harga barang X turun maka pada tingkat pendapatan yang sama, garis anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum jam. Garis anggaran berubah dari BL0 menjadi BL1 dan posisi keseimbangan baru di titik C. Ketika ada penurunan harga barang X menyebabkan jumlah barang X bertambah dari X0 menjadi X2. Hal ini disebut dengan efek total yaitu berasal dari efek substitusi dan efek pendapatan. Untuk mengetahui efek subtitusi,ditunjukkan oleh garis kendala anggran BL2 yang menyinggung garis anggaran semula yaitu I0 di titik B. Garis kendala anggaran BL2 sejajar dengan garis kendala anggaran BL1 karena keduanya didasarkan pada nisbah
  • 19. harga baru setelah ada penurunan harga barang X. Dengan adanya penurunan harga barang X mula – mula konsumen ingin melakukan menambah barang X dan mengurangi barang Y untuk mempertahankan tingkat kurva indiferensi yang bisa dicapai. Efek subtitusi ditunjukkan dengan bergesernya tiitk A ke titik B. Penurunan harga menyebabkan naiknya pendapatan riil yaitu bergesernya titik B ke titik C, yang disebut dengan efek pendapatan. Jadi pada barang normal, akibat penurunan harga barang X efek subtitusi bergerak sejalan dengan efek pendapatan yang menyebabkan kenaikan kuantitas yang diminta dari X0 menjadi X2. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Pada kasus barang inferior, efek subtitusi dan efek pendapatan tidak berjalan searah dan efek subtitusi lebih dominan dari pada efek pendapatan. Efek pendapatan pada barang inferior, ketika ada penurunan harga barang yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil menyebabkan penuruna jumlah barang yang diminta. Sedangkan pada kasus barang giffen, ketika ada penurunan harga barang menyebabkan penuruna jumlah barang yang diminta. Hal ini karena efek subtitusi berjalan berlawanan dengan efek pendapatan dan efek pendapatan lebih besar dari pada efek subtitusi.  Kurva Konsumsi Pendapatan dan Kurva Engel Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan kuantitas yang diminta. Pada barang normal, kurva engel berlereng menanjak karena kenaikan pendapatan akan menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa. Kurva Engel dapat diturunkan dari kurva konsumsi pendapatan konsumen. Misalkan pendapatan konsumen mula-mula N0, titik keseimbangan di titik E0 yaitu persinggungan antara kurva indiferensi I0 dan garis kendala anggaran BL0 sehingga kuantitas barang X yang diminta sebesar X0. Bila pendapatan konsumen naik menjadi N1 dan harga barang-barang tetap sehingga garis kendala anggaran bergeser ke atas sejajar dengan garis kendala anggaran mula-mula menjadi BL1. Keseimbangan baru menjadi E1 yaitu persinggungan antara kurva indiferensi I1 dengan garis kendala anggaran BL1. Dengan naiknya pendapatan konsumen kuntitas barang X yang diminta naik menjadi X2. Bila hubungan antara pendatan konsumen ini dengan kuantitas barang X yang diminta dihubungkan akan diperoleh kurva Engel. Ketika pendapatan konsumen N0 kuantitas barang X yang diminta sebesar X0 pada titik A, sewaktu pendapatan konsumen naik menjadi N1 kuantitas barang X yang diminta sebesar X1 pada titik B.
  • 20. Kurva Konsumsi Pendapatan Kurva Enge b. Garis Anggaran (Budget Line) Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik kombinasi barang X dan Y yang mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat pendapatan tertentu. Budget line atau garis anggaran adalah sebuah teori yang dikembangkan berdasarkan teori perilaku konsumen dimana pada teori perilaku konsumen ada dua pendekatan yakni : 1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. 2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut : 1. Utility bisa diukur dengan uang. 2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa ―Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun‖. 3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan. Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu. Asumsi dasar teori utility ordinal a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau memilih tingkat kepuasan yang tinggi. b. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi c. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dan bebeberapa pilihan Garis anggaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan kombinasi untuk memperoleh 2 macam barang yang mengeluarkan anggaran atau pendapatan yang sama. Garis anggaran ini ditunjukkan pada gambar 3.1. dengan U sebagai fungsi linier terhadap
  • 21. T, intercept sebesar A/Pu dan kemiringannya adalah -PT/Pu. Daerah di bawah garis anggaran, menunjukkan kombinasi produk T dan U yaag dapat diraih oleh seorang konsumen; seperti titik V. Berbagai kombinasi T dan U di atas garis anggaran menunjukkan kombinasi yang tidak bisa diraih oleh konsumen dengan anggaran yang tersedia, misalnya titik W. Garis anggaran dan pilihan tersedia A/Pu dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan sumbu horisontal. Jika konsumen ini menghabiskan seluruh, anggarannya untuk produk U, maka jumlah maksimum U yang dapat dibeli adalah U=A/P, dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan sumbu vertikal. Kemiringan garis anggaran – PT / PU menunjukkan tingkat institusi pasar (TSP) antara produk T dengan produk U. 1. Perubahan Harga Produk Jika variabel-variabel ini berubah, maka pilihan tersedia juga akan berubah. Terdapat tiga kemungkinan perubahan harga berubah dan pendapatan tetap, pendapatan berubah dan harga-harga tetap atau pendapatan dan harga keduanya berubah. Gambar 3.2, menunjukkan kemungkinan yang pertama, perubahan harga produk, dengan pendapatan tetap. Dimisalkan PT turun dari PTI menjadi PT2 (PT2<Pr), sedangkan Pu tetap dan pendapatan tetap dengan turunnya harga T maka kemiringan garis anggaran (PT/Pu) semakin kecil, sehingga garis anggarannya semakin datar. Selanjutnya penurunan harga T membuat jumlah maksimum produk T yang dapat dibeli oleh konsumen semakin banyak (AIPT,<A/PT2 karena PTI>PT2). Sedangkan jumlah maksimum produk U yang dapat dibeli oleh konsumen tidak barubah karena harga U tidak berubah. Jadi penurunan harga T akan memutar garis anggaran keluar seperti yang ditujukkan pada gambar 3.3. Jika harga T meningkat menjadi PT3 maka yang terjadi adalah sebaliknya (PT3>PTI). Jumlah maksimum produk T yang dapat dibeli oleh seorang konsumen akan berkurang (A/I’-n>A/PT3, karena PTI<PT3). Dengan demikian garis anggarannya akan berputar ke dalam seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.
  • 22. 2. Perubahan Pendapatan Konsumen Kemungkinan kedua yang dihadapi oleh seorang konsumen adalah terjadi perubahan pendapatan dengan tingkat harga tetap. Pendapatan konsumen mula-mula adalah A1. Jika pendapatan meningkat menjadi A2sementara harga produk T dan U tetap, apakah yang akan terjadi dengan garis anggaran? Jika harga produk T dan U tetap maka PT/Pu yang menunjukkan kemiringan garis anggaran juga tetap. Akan tetapi jumlah maksimum kedua produk yang dibeli oleh konsumen akan meningkat karena naiknya tingkat pendapatan konsumen tersebut. Jika pendapatan meningkat dari A1 ke A2, garis anggaran akan bergeser ke kanan sejajar dengan garis anggaran mula-mula. Pergeseran ke kanan menunjukkan semakin banyaknya pilihan yang tersedia bagi konsumen karena semakin banyak produk yang dapat diraih oleh konsumen sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Dan sebaliknya, jika pendapatan konsumen menurun dari A1 sampai A3, dengan harga tetap, maka garis anggaran konsumen akan bergeser ke kiri sejajar dengan garis anggaran mula-mula. Pergeseran ke kiri menunjukkan semakin sedikitnya pilihan tersedia seorang konsumen, karena semakin sedikit produk yang dapat diraih oleh konsumen tersebut. c. Keseimbangan Konsumen Tingkat kepuasan maksimum konsumen tercapai pada waktu kurva indiferen bersinggungan dengan garis anggaran. Pertanyaannya bagaimana kalau kurva indiferen berpotongan garis anggaran atau menjauhi garis anggaran? Jawabannya adalah tidak memenuhi syarat, karena baik kurva indiferen yang memotong maupun yang menjauhi, kedua-duanya telah terjadi pemborosan untuk kurva indiferen yang memotong garis anggaran. Tingkat kepuasan yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan. Untuk kurva indiferen yang menjauhi garis anggaran yang diperoleh dari hutang, sehingga tidak memenuhi kepuasan konsumen. Kurva indiferen menunjukan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah semakin banyak semakin disukai, maka seseorang konsumen akan berusaha untuk mencapai kurva indiferen yang tinggi, karena hal ini akan memberikan kombinasi produk yang paling banyak. Akan tetapi terdapat satu hal yang membatasi seseorang konsumen hanya dapat mencapai kurva indiferen tertentu yaitu garis anggaran. Dengan anggaran tertentu yang dimiliki, konsumen akan berusaha mencapai kurva indiferen yang paling tinggi. Gambar 3.6 menunjukkan proses tersebut. Titik P, Q dan R semuanya menghabiskan seluruh anggaran yang dimiliki konsumen karena semua terletak pada garis anggaran. Manakah di antara tiga kombinasi ini yang memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen? Kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi bagi konsumen dibandingkan kombinasi P karena terletak pada kurva indiferen yang lebih tinggi. Kombinasi Q dapat dijangkau oleh konsumen karena masih berada pada garis anggaran. Dengan demikian jika konsumen memilih kombinasi P daripada Q, maka konsumen itu bertindak lebih tidak efesien, karena dengan anggaran yang sama, kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi. Apakah kombinasi Q adalah pilihan yang paling baik? Jawabanya adalah tidak. Kombinasi Q, memang menghabiskan seluruh anggaran.
  • 23. Keseimbangan konsumen sepanjang garis anggaran yang baru tergantung pada selera konsumen dan hubungann antara kedua produk bersubtitusi atau berkomplemen. Jika T dan U saling bersubtitusi, maka kenaikan (penurunan) harga T akan mengakibatkan kenaikan (penurunan) jumlah produk U yang diminta. Jika T dan U saling berkomplemen, maka kenaikan (penurunan) harga T akan menurunkan (menaikkan) jumlah produk U yang diminta. Gambar 3.6 menunjukkan hubungan antara produk T dan U yang saling bersubtitusi. Keseimbangan berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T meningkat, tetapi jumlah konsumsi U menurun. Sedangkan jika hubungan antara produk T dan U berkomplemen ditunjukkan oleh gambar 3.6. Keseimbangan konsumen berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T dan produk U, keduanya bertambah.
  • 24. BAB 4 PASAR - Definisi Pasar Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. a. Pengertian secara sempit Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan jasa. b. Pengertian secara luas Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu. Syarat-syarat terjadinya pasar adalah : a. Ada tempat untuk berniaga b. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan. c. Terdapat penjual barang tertentu d. Adanya pembeli barang e. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli. Pengertian pasar secara khusus 1. Sebagai sarana distribusi Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen. 2. Sebagai pembentuk harga Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga. 3. Sebagai sarana promosi Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut. Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar dapat didefinisikan sebagai berikut : “Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya”. Dari definisi diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu : 1. Orang dengan segala keinginannya 2. Daya beli mereka 3. Kemauan untuk membelanjakannya a. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 25. Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar atau industry dimana terdapat banyak penjual dan pembeli dan setiap penjual ataupun pembeli adalah tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. Adapun cirri-ciri pasar sempurna adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan adalah pengambil harga (tidak dapat mempengaruhi harga pasar). 2. Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk sebuah industri. 3. Menghasilkan barang serupa. 4. Terdapat banyak perusahaan di pasar. 5. Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar. Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada saat MR=MC.Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu – satunya produsen (monopoli). Kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi, umumnya dua kondisis peralihan antara ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing, tetapi masing – masing mempunyai daya monopoli (terbatas), disebut persaingan monopolistic (monopolistic competition). Kedua adalah dalam pasar hanya ada beberapa produsen yang jika bekerja sama mampu menghasilkan daya monopoli dikenal sebagai oligopoli (oligopoly). 1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna -Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna: -Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product) -Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect knowledge) -Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively output) -Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker) -Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit) a. Homogenitas Produk (Homogeneous Product) Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge) Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput) Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata – rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relative kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri. d. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker) Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar. e. Keleluasaan Masuk – Kelur Pasar (Free Entry and Exit) Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikelurkan untuk memindahkan factor produksi 2. Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna a. Permintaan
  • 26. Diagram 8.1.a Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Diagram 8.1.b Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah. b. Penerimaan Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P) Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0). 3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabel rata – rata (AVC) sama dengan harga. b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
  • 27. Diagram 8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat output sejumlah Q* Diagram 8.4 Kondisi impas terjadi bila biaya rata – rata sama dengan harga, dimana laba per unit sama dengan nol Diagram 8.5 Menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaan mengalami kerugian sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum. 4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
  • 28. a. Perusahaan harus bekaerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal. b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi. c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena laba nol (zero profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama. d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat SAC = LAC. Diagram 8.6.a Menunjukkan keseimbangan industri jangka panjang terjadi di titik E di mana tingkat harga P0 dan jumlah output Q0. Diagram 8.6.b Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi penambahan penawaran. Perhatikan kurva SMC, LMC, SAC dan LMC berpotongan di satu titik, yaitu titik E. 5. Penawaran Perusahaan Pasar Persaingan Sempurna a. Kurva Penawaran Jangka Pendek Diagram 8.7.a Menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC) Diagram 8.7.b Dalam pasar persaingan sempurna kurva MC setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran jangka pendek. b Kurva Penawaran Jangka Panjang 1. Industri Skala Biaya Konstan (Constant Cost Industry)
  • 29. Penambahan penggunaan factor produksi karena masuknya perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga factor produksi Diagram 8.8.a. Diagram 8.8.b Bila permintaan pasar meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2), harga output meningkat ke P2 2. Industry Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry) Masuknya perusahaan – perusahaan baru menyebabkan harga factor produksi naik, sehingga terjadi perubahan stuktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan. Diagram 8.9.a Struktur biaya sebelum masuknya perusahaan lain. Diagram 8.9.b Struktur biaya setelah masuknya perusahaan lain. Diagram 8.9.c Menunjukkan peningkatan permintaan (D1 – D2). 3. Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry) Masuknya perusahaan – perusahaan lain ke dalam indistri justru menurunkan harga factor produksi karena efisiensi skala besar (large scale economies). Akibatnya struktur biaya jadi lebih murah (Diagram 8.10.a ke Diagram 8.10.b).
  • 30. Diagram 8.10.c Meningkatnya permintaan (D1—D2) menaikkan harga jual ke P2 yang mengundang masuknya perusahaan lain. 6. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna a. Kekuatan 1. Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah 2. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal). 3. Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga. b. Kelemahan 1. Kelemahan Dalam Hal Konsumsi 2. Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi 3. Konflik Efisiensi - Keadilan b. Pasar Monopoli - PENGERTIAN PASAR MONOPOLI Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja atau bisa disebut suatu pasar yang penjualnya hanya ada satu dan pembelinya banyak dan menghasilkan barang yang tidak mempunyai pengganti. Keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan yang melebihi normal dan ini diperoleh karena terdapat hambatan yang sangat tangguh yang dihadapi perusahaan – perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut, salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain. 1. Faktor – faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli Hambatan Teknis (Technical Barriers to Entry) Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm) 1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special knowledge) yang memungkinkan berproduksi sangat efisien,. 2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. 3) Perusahaan memiliki kemampuan control sumber factor produksi, baik berupa SDA, SDM, maupun lokasi produksi. Hambatan Legalitas (Legal Barriers to Entry) 1) Undang – undang dan Hak Paten 2) Hak Paten (Patent Right) atau Hak Cipta  Hanya ada satu produsen  Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substitusi  Perusahaan – perusahaan lain tidak dapat memasuki industri listrik karena ada hambatan 2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli a. Permintaan Permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand) merupakan permintaan industri. Posisis perusahaan monopolis adalah penentu harga (price taker).
  • 31. b. Penerimaan Diagram 9.1 Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P). Hubungan antara besarnya TR dan MR digambarkan pada Diagram 9.2 3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek Diagram 9.3 laba maksimum tercapai pada output Q* di mana MR = MC. Besarnya laba seluas bidang AP*BC.
  • 32. 4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang Tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangja panjang. Diagram 9.4.a menunjukkan perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam janka pendek. Namun karena biaya rata – rata variable masih lebih besar dari harga (AVC > P) untuk sementara perusahaan masih dapat beroperasi. Diagram 9.4.b ditunjukkan dengan menurunnya kurva AC(AC1 --- AC2). Karena sekarang biaya rata – rata lebih kecil daripada harga (AC < P), perusahaan sudah dapat menikmati laba. Diagram 9.4.c peningkatan permintaan (D1 – D2) menyebabkan P > AC yang artinya perusahaan memperoleh laba.
  • 33. 5. Daya Monopoli Daya monopoli (monopoly power) yaitu kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas mengatur jumlah output dan harga. L = (P – MC) ----------- P Dimana L = indeks lerner P = harga output MC = biaya marjinal Besarnya nilai indeks Lerner dipengaruhi beberapa faktor: a. Elastisitas Harga Permintaan (Elastisitas Harga) b. Jumlah Perusahaan Dalam Pasar c. Interaksi Antarperusahaan 6. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly) Persahaan ini mempunyai kurva biaya rata – rata (AC) jangka panjang yang menurun (negative slope) . Diagram 9.5 Menunjukkan hal tersebut, di mana titik perpotongan kurva MC dengan MR (titik A) jauh di bawah harga jual (titik B). c. PASAR PERSAINGAN MONOPOLOSTIK Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain. 1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolostik a. Produk Yang Terdiferensiasi (Differentiated Product) Elastisitas permintaan pasar persaingan monopolistic berada di antara pasar
  • 34. persaingan sempurna dan monopoli, seperti pada diagram 10.1 b. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firms) c. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit) 2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Diagram 10.2 menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC dititik E. 3. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi Diagram 10.3 4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang Ada dua sebab pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P>MC) b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity) Diagram 10.4 5. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss) relative kecil. b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relative kecil. c. Ketidakefienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik.
  • 35. BAB 5 PASAR INPUT OUTPUT A. Pasar Output 1. Pengertian Pasar Output Pasar output adalah pasar tempat barang/ jasa diper-dagangkan. Pasar output atau yang biasa disebut pasar saja merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk harga keseimbangan. 2. Struktur pasar Struktur pasar adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar. Faktor-faktor tersebut adalah - Jumlah perusahaan yang berada di pasar - Skala produksi - Banyaknya pembeli - Biaya memasuki pasar - Informasi mengenai keadan pasar - Mudah tidaknya memasuki pasar 3. Jenis-jenis Struktur Pasar Jenis struktur pasar dibagi menjadi tiga jenis: a. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk sempurna sebuah pasar. Ciri-cirinya: -Pembeli dan penjual sangat banyak. -Perusahaan menjual produk yang standar atau memiliki tingkat homogenistas yang sangat tinggi. -Penjual dan pembeli memperoleh informasi yang sempurna mengenai kondisi pasar. -Perusahaan dan sumber daya produksi bebas bergerak. -Perusahaan dapat keluar dari pasar atau masuk ke pasar dengan sangat mudah. b. Monopoli Pasar monopoli adalah pasar yang terdiri dari satu penjual yang melayani permintaan yang sangat banyak dan produk yang dijual tersebut tidak memiliki subsidi. Sebab-sebab terjadinya monopoli: -Monopoli sumber daya -Monopoli Ciptaan Pemeritah -Monopoli Alamiah c. Oligopoli (Duopoli) Pasar oligopoli adalah struktur pasar di mana terdapat sedikit perusahaan saja yang menjual produk-produknya yang identik satu sama lain. Bentuk paling sederhana dari oligopoli adalah duooli, yaitu hanya ada dua perusahaan yang berada di pasar guna melayani permintaan konsumen. Dalam pasar oligopoli perusahaan dapat menentukan sendiri harga produknya. Pasar oligopoli ditandai oleh beberapa produsen yang menguasai pasar. Dalam pasar oligopoli terdapat ketergantungan terhadap perusahaan lain. Artinya tindakan suatu perusahaan dalam pasar oligopoli haruslah memperhatikan tindakan yang diambil oleh pesaing. Terdapat beberapa model dalam pasar oligopoli. Yang pertama yaitu kolusi, pengertiannya adalah persetujuan antarperusahaan dalam industri untuk membagi-bagi pasar dan menetapkan harga. Kedua kepemimpinan harga, merupakan bentukkolusi informal (tidak resmi) atau diam-diam yang terjadi pada ndustri yang memiliki kepemimpinan harga. d. Pasar Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolisik merupakan pasar yang nyata nyata terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang mengambil sebagian lagi ciri pasar persaingan sempurna. Pasar monopolistik merupakan suatu struktur pasar di mana terdapat banyak perusahaan yang menjual produk produk sejenis, tetapi bervariasi berdasarkan merek.
  • 36. B. Pasar Input Pasar Input adalah pasar yang tempagt berinteraksinya permintaan dan penawaran input atau sumber daya produksi. Sumber daya produksi tersebut meliputi: 1. Tanah Tanah merupakan input yang sangat penting dalam berproduksi. Segala sesuatu yang akan diproduksi membutuhkan tanah. Dalam memakai tanah terdapat balas jasa yang harus dibayar atas pemakaian tanah tersebut, hal ini disebut juga rente tanah atau sewa tanah yaitu harga atau balas jasa yang harus dibayar untuk enggunaan tanah atau sumber daya alam lainnya yang jumlah penawarannya tetap tidak bertambah. 2. Pasar Tenaga Kerja Pasar tenaga kerja adalah pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja sehingga bisa dicapai harga keseimbangan tenaga kerja atau biasa disebut upah. a. Sisi Penawaran Tenaga Kerja Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang mau dan mampu melaksanakan pekerjaan tertentu dengan mendapat balas jasa. Ciri cirinya adalah sebagai berikut. -Faktor tenaga kerja adalah manusia sehingga perlu diperlakukan layaknya manusia. -Penawaran tenaga kerja bersifat inelastis. -Penawaran tenaga kerja beraneka ragam. b. Sisi Permintaan Tenaga Kerja Permintaan terhadap tenaga kerja berasal dari dunia bisnis. Tenaga kerja tersebut diminta karena diperlukan. Artinya tenaga kerja diminta karena ada permintaan terhadap barangdan jasa. Dengan demikian permintaan terhadap tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan terhadap barang dan jasa. c. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja Pertemuan antara permintaan dan penawaran tenagakerja terjadi di pasar tenaga kerja. Selintas pertemuan permintaan tenaga kerja dengan penawaraban tenaga kerja akan mudah terjadi. Bahkan, pasar tenaga kerja tersebut tidak betbeda dengan pasar pasar lainnya. Pasar tenaga kerja sanga tidak sempurna sehingga tidak bisa dengan mudah mempertemukan permintaan dengan penawaran tenaga kerja. 3. Modal Sumber daya modal adalah barang-barang (sarana) yang dapa digunakan untuk menghasilkan barang lain. a. Permintaan Modal Permintaan modal biasanya berasal dari dunia usaha. Dunia usaha memerlukan modal untuk membangun. Permintaan modal juga biasanya dari individu. b. Penawaran Modal Penawaran modal biasanya berasal dari beberapa pihak. Perbankan merupakan salah satu pihak yang menawarkan modal kepada masyarakat, selain itu ada juga asuransi dan perorangan dengan balasan berupa bunga. 4. Keahlian Pengusaha Pengusaha adalahrang yang menjalankan usaha jual-beli atau memproduksi barang/jasa dengan tujuan mencari laba. Laba yang diperoleh pengusaha disebut laba normal atau laba imbalan yang diterima pengusaha agar ia tetap tetap mau berusaha dibidang tertentu atau biasa disebut biaya implisit dan laba ekonomis, yaitu jumlah lebih dari harga normal.
  • 37. KESIMPULAN Mikro Ekonomi sebagai bahan kuliah untuk mempelajari pola perilaku manusia yang kapasitasnya sebagai konsumen maupun produsen. Keduanya dalam kegiatan ekonomi selalu menggunakan prinsip ekonomi. Untuk mempelajari Mikro ekonomi dibutuhkan pengetahuan matematika sekalipun tidak usah mendalam. Konsep-konsep yang akan diterangkan meliputi : permintaan / penawaran, nilai guna, keseimbangan konsumen, faktor produksi, biaya produksi, penerimaan (revienen) perusakan, keseimbangan perusahaan dan pasar. Semua konsep tersebut teroisinalisasi dalam grafik atau kurve, yang lebih banyak menggunakan angka-angka relatif.
  • 38. DAFTAR PUSTAKA Ø Nopirin, P. hD. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro (Vol. 7). Yogyakarta, DI YOGYAKARTA, INDONESIA: BPFE – YOGYAKARTA. Ø Rosyidi Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada , Jakarta, 2006 Ø Sugiarto, dkk. (2007). Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama. Ø Sukirno, S. (2010). Mikroekonomi Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.