Etika Islam Dalam Bisnis - Mata kuliah Filsafat dan Etika Bisnis Islami Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen Dr. Gunawan Budiyanto, M.P.
1. ETIKA ISLAM
DALAM BISNIS
ETIKA BISNIS ISLAM II
Dr.Ir. GUNAWAN BUDIYANTO
2. ETIKA MERUPAKAN CABANG
ILMU AKSIOLOGI
PREDIKAT NILAI
BENAR
(right)
SALAH
(wrong)
SUSILA
(moral)
ASUSILA
(immoral)
Etika dapat diartikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan
prilaku/sikap baik dan buruk.
Etika merupakan cabang ilmu yang bersifat normatif karena berperan
menemukan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh
individu.
Etika sebagai cabang ilmu filsafat merupakan satu ilmu yang mempelajari nilai
baik buruk perilaku manusia, dan juga dapat disebut filsafat moral.
3. ETIKA BERSIFAT
NORMATIF, DAN
MORAL BERSIFAT
PRAKTIS
Dari perspektif Islam etika sering dipadankan dengan akhlak atau dapat juga
diartikan sebagai budi pekerti, watak dan tabiat yang dalam bahasa arabnya
disebut khuluqun.
Pakar lain berpendapat bahwa etika (akhlak) adalah keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran.
Menurut Al-Ghozali akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dan
pemikiran yang menghasilkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan
syariah.
Akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan tanpa
pemikiran dan pemaksaan.
4. AKHLAK
AKHLAK DALAM DIMENSI
HORISONTAL DAN VERTIKAL
Manusia sebagai
Pribadi, Mahluk
Sosial dan Elemen
Lingkungan
Dalam pemahaman Islam, Akhlak berdimensi horisontal (habluminannas) dan berdimensi
vertikal (habluminallah) dengan nilai (value) yang berbeda.
Dimensi horisontal menggunakan tolok ukur BENAR-SALAH, sedangkan dimensi
vertikal menggunakan tolok ukur HAQ-BATHIL.
5. ETIKA-MORAL DALAM DIMENSI HORISONTAL
MANUSIA
• Pemenuhan kebutuhan dan kepentingan
• Mendapatkan sesuatu (materi)
MORAL
• KONSEP NILAI YANG BERKEMBANG ADALAH
BAIK-BURUK, BENAR-SALAH
KEMANUSIAAN
(SOSIAL)
• Konsep nilai sangat kondisional bergantung
konsep nilai yang berkembang.
6. KALIFATULLAH
ETIKA-AKHLAK DALAM DIMENSI VERTIKAL
• Kewajiban sebagai hamba Allah
• Kalifah di muka bumi
AKHLAK
• KONSEP NILAI YG BERKEMBANG ADALAH HAQ-BATHIL,
HALAL-HARAM
BERIBADAH
(RIDHO ALLAH)
• Melaksanakan yang diwajibkan dan menjauhi
yang terlarang (gugur jika dharurat)
• Masih terbuka pintu ijtihad.
7. SISTEM ETIKA BARAT
-Bersifat Dinamis
-Berubah-ubah
-Bersifat sementara
-Pengaruh dinamika
peradaban dan
perkembangan zaman
lebih dominan
SISTEM ETIKA ISLAM
Membangun dan
mengatur koneksitas
antara :
-Manusia dengan Sang
Pencipta.
- Manusia dengan
sesamanya.
- Tanggung jawab
manusia kepada
lingkungan dan alam
8. Parameter Sistem Etika Islam*
– Tindakan dan keputusan dianggap sesuai etika
tergantung karena niatnya. Allah yang Maha
Melihat mengetahui niat yang sebenarnya dari
tindakan individu.
– Niat yang baik diikuti dengan tindakan yang
baik yang dinilai sebagai ibadah. Niat yang baik
( halal intention ) tidak serta merta mengubah
tindakan yang haram menjadi halal . Dengan
kata lain, tidak ada doktrin menghalalkan cara
*(Beekun, 1997:19-20)
9. Business is the organized effort to produce and sell for a profit, the
goods and services that satisfy society’s needs.
The general terms of business refers to all such efforts within
society or within an industry.
• A business is an organisation that uses resources to create
goods and services for it’s customers.
• The word business is actually derived from the idea of ‘busy-ness’.
This idea of ‘busy-ness’ quite accurately describes most
business organizations.
• They are busy organizing resources, producing, selling,
managing people and keeping track of finances. The people
running the business have to organize people, money,
materials, machines to produce goods and services for their
customers.
• Businesses just do not exist on their own, doing as they
please. They have to rely on others (ex: suppliers, retailers
etc), they have to operate within the wishes of the
community, the law, safety of their customers and employees
and face many other constrains.
10. Pada dasarnya bisnis adalah semua kegiatan manusia kepada manusia
(masyarakat) yang selalu berorientasi kepada PROFIT. Proses bisnis yang selalu
berorientasi pada profit pada level tertentu sering melupakan sifat-sifat
humanisme yang justru lebih dibutuhkan guna mengembangkan obyek bisnis.
Etika bisnis dibutuhkan agar proses bisnis menjadi lebih manusiawi.
ETIKA BISNIS DILANDASI OLEH
KESADARAN
MANUSIA SEBAGAI
MAHLUK SOSIAL
MANUSIA
MEMILIKI
TANGGUNGJAWAB
PRIBADI, SOSIAL
DAN LINGKUNGAN
(ALAM)
BEKAL MORALITAS
AGAR DAPAT “DO
THE RIGHT THING”
11. DAPATKAH REGULASI ATAU MISALNYA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
(KPPU) MEMBERIKAN PORSI YANG CUKUP KEPADA ETIKA BISNIS UNTUK
DIAPLIKASIKAN ?
15. DASAR ETIKA BISNIS ISLAM
• Tauhid
Wacana teologis sebagai dasar segala aktivitas
bisnis
• Keseimbangan
dan keadilan
Bisnis dilaksanakan dasar kesetaraan harkat dan
martabat
• Kebebasan
Dasar manusia sebagai individu dan kolektivitas
“Semua boleh kecuali yang dilarang”
• Taggung
jawab
Mempunyai tanggung jawab moral kepada
Tuhan atas perilaku bisnis yg dikerjakan
16. An-Nisaa’ :29-30
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu:
sesungguhnya Allah adalah maha Penyayang kepadamu.
30. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan
aniaya, maka Kami akan memasukannya ke dalam neraka. Yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.
17. Al-Muthaffifin: 1-6
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka
minta dipenuhi.
3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi.
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan.
5. pada hari yang besar.
6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
18. Prinsip Nabi dalam bisnis
Bersikap Jujur
Bisnis yang berdimensi sosial
Terhindar dari janji palsu
Bersifat ramah dan kekeluargaan
Tidak menggunakan tatacara yang
tersembunyi/menjebak sehingga pembeli
membayar lebih tinggi.
19. Tidak menjatuhkan bisnis sesama
Melarang ihtikar
Menggunakan timbangan/takaran dan ukuran
yang tidak direkayasa.
Bisnis tidak menghalangi beribadah kepada
Allah.
Memberikan upah sesuai janji
Anti monopoli.
20. Tidak berbisnis dengan barang yang
mendatangkan mudharat.
Berbisnis dengan prinsip ikhlas
Sesegera mungkin melunasi transaksi yang
menjadi tanggungan.
Bebas dari riba dan tata cara pembayaran yang
menjurus kepada praktek riba.
21. KOMPARASI PADA BERBAGAI ASPEK
ASPEK BISNIS ISLAMI BISNIS SEKULER
Azas Tauhid (nilai religius,
transendental)
Sekularisme (material)
Orientasi Dunia Akherat Dunia
Etos Kerja Ibadah Kebutuhan utama
Upaya Usaha dan doa Usaha
Pertanggungja-waban
Kahlifah Allah di muka bumi Pribadi/perusahaan
Sumberdaya Tidak terbatas,
Keinginan manusia dibatasi
Terbatas,
Keinginan manusia tidak terbatas
Informasi Ayat qauliyah (Al Quran dan
Sunnah) dan ayat Kauniyah
Ayat Kauniyah (peritiwa alam
dan hasil pikir manusia.
Manajemen
Strategik
Ayat qauliyah (Al Quran dan
Sunnah) dan ayat Kauniyah
Ayat Kauniyah (peritiwa alam
dan hasil pikir manusia.
Operasionalisasi Koridor Syariah kapitalistik
Keuangan Terhindar dari maghrib
(maysir, gharar dan riba)
Maksimalisasi profit
22. ASPEK BISNIS ISLAMI BISNIS SEKULER
Pemasaran Menyediakan produk kebutuhan
utama masyarakat (primer)
Menyediakan produk keinginan
manusia (konsumerisme)
Manajemen SDM Kepribadian Islam Budaya Organisasi/perusahaan
Pemberdayaan
Zakat, Infak, Shadaqah, wakaf CSR
Masyarakat