SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
MEMI L I H METO D E
P ENGO L A H A N PA NGA N
YA NG TEPAT DA L A M
I NTERVENSI GI ZI
INTERVENSI GIZI
DEFINISI:
Intervensigizimerupakansuatutindakanyang
didalamnya mencakup perencanaan dan
implementasi untuk mengatasi masalah gizi
yangsudahdiidentifikasi.
MASALAH GIZI DI NEGARA
BERKEMBANG
MASALAH
• Protein Energy Malnutrition
• Obesity
• Micronutrient Deficiency
üIron deficiency anemia
üVit A deficiency
üZinc deficiency
üFolate deficiency
INTERVENSI GIZI DI NEGARA
BERKEMBANG
INTERVENSI
•Suplementasi Makanan
•Pendidikan Gizi
•Fortifikasi
•Makanan formulasi
•Subsidi harga pangan
•Integrated program
SUPLEMENTASI MAKANAN
ü Suplemen kesehatan adalah produk kesehatan yang mengandung satu
atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat, yang bersifat nutrisi
termasuk vitamin, mineral, dan asam asam- amino, sedangkan yang
bersifat menyembuhkan umumnya diambil dari tanaman atau jaringan
tubuh hewan yang memiliki khasiat meyembuhkan
ü Suplementasi makanan adalah Proses penambahan satu atau lebih
zat gizi ke dalam produk pangan untuk menjaga atau meningkatkan
nilai gizi suatu produk pangan dengan tujuan tertentu.
PENDIDIKAN GIZI
Pendidikan gizi adalah tindakan dan usaha
dengan maksud untuk merubah pikiran serta
sikap masyarakat dengan tujuan menanamkan
pengertian kepada masyarakat mengenai gizi
yang baik dikonsumsi sehari-hari.
FORTIFIKASI
Fortifikasi pangan adalah
penambahan satu atau lebih zat
gizi (nutrien) ke pangan. T
ujuan
utama adalah untuk meningkatkan
tingkat konsumsi dari zat gizi yang
ditambahkan untuk meningkatkan
status gizipopulasi.
MAKANAN FORMULASI
Formulasi adalah rangkaian kegiatan untuk
merumuskan kebutuhan gizi spesifik penderita masalah
gizi, memilih bahan-bahan makanan yang berkhasiat,
dan kemudian menentukan proses pengolahan,
distribusi serta penyajian yang tepat
SUBSIDI HARGA PANGAN
Subsidi pangan merupakan
alokasi anggaran yang
disalurkan dari pemerintah
ke masyarakat agar dapat
memenuhi hajat hidup
orang banyak sedemikian
rupa, sehingga harga
jualnya dapat dijangkau
masyarakat
INTEGRATED PROGRAM
Program lain yang terintegrasi yang mendukung
perubahan status gizi masyarakat.
• Penyediaan air bersih
• Penyetaraan gender
• Penanggulangan kemiskinan
• Penurunan Stunting
Penanggulangan Kemiskinan ekstrim
Adalah program infrastruktur berbasis masyarakat dan penyediaan
perumahan. Program infrastruktur berbasis masyarakat yang meliputi
penyediaan air minum dan sanitasi, pengembangan infrastruktur
sosial ekonomi wilayah, dan kota tanpa kumuh.
Berdasarkan arahan Presiden dalam
Rapat Terbatas tanggal 4 Maret 2020
tentang Strategi Percepatan
Pengentasan Kemiskinan serta Rapat
Terbatas tanggal 21 Juni 2021 tentang
Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Kronis, agar pengentasan kemiskinan
dilakukan secara terkonsolidasi,
terintegrasi dan tepat sasaran melalui
kolaborasi intervensi, sehingga
kemiskinan ekstrem dapat mencapai
tingkat not persen pada 2024.
Tim Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK)
Yang mempunyai
kewenangan
melakukan koordinasi
perumusan kebijakan,
perencanaan, pelaksan
aan, dan pemantauan
pelaksanaan
penanggulangan
kemiskinan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2020
tentang Tata Kerja Dan Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan
Kelembagaan Dan Sumber Daya ManusiaTKPK Provinsi dan Kab/Kota
MULTIPLE
INTERVENTIONS.
Upaya tersebut dilakukan dengan dua pendekatan utama yaitu:
1. Mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan
melalui berbagai program perlindungan sosial dan subsidi.
2. Melakukan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan
produktivitas kelompok miskin dan rentan untuk
meningkatkan kapasitas ekonomi atau pendapatan.
• Melalui kolaborasi intervensi, salah satunya dengan melakukan
pemetaan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan baik
yang bersumber dari APBN maupun dari APBD.
• Dalam rangka memperkuat koordinasi dan konsolidasi
program/kegiatan dan anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah
maka diselenggarakan kegiatan asistensi kepada TKPK daerah
1. BANSOS (Bantuan Sosial) yaitu program berupa pemberian bantuan yang
bersifat non-contributory (tanpa iuran) yang bersumber dari APBN dan/atau
APBD. Basis data penerima bantuan sosial adalah Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial,
antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Program
Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, dan Bantuan
Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. JAMSOS (Jaminan Sosial) dikenal juga dengan asuransi sosial, adalah
program yang bersifat contributory, yaitu adanya kontribusi iuran dari
peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah. Sasaran program jaminan
sosial adalah seluruh masyarakat Indonesia, meliputi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang wajib untuk seluruh masyarakat, Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang wajib untuk seluruh pekerja, seperti Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Pensiun (JP), dan
Jaminan Hari Tua (JHT), serta Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)..
3. BANTUAN LAINNYA, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT), Pembiayaan
Ultra Mikro (UMi), Kartu Prakerja, dan Subsidi Listrik dan LPG. Pada masa
Pandemi Covid-19, pemerintah memberikan perlindungan sosial antara
lain Diskon Listrik, Bantuan Beras, Bantuan Subsidi Upah, dan Bantuan
Kuota Internet.
Penurunan Stunting
MASALAH GIZI DI INDONESIA
DAN INTERVENSINYA
1. Kurang Energi Protein ( KEP )
2.Anemia zat gizi (AGB)
3. Kurang vitamin A (KVA)
4. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI)
5. Obesitas
PROGRAM PEMERINTAH
PENANGGULANGAN / KEP
• Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama Ibu hamil,
bayi, balita, anak-anak sekolah dasar.
• Keterpaduan kegiatan bisa dilakukan dengan cara penyuluhan gizi,
peningkatan pendapatan, peningkatan pelayanan kesehatan, keluarga
berencana, peningkatan peran serta masyarakat dan peningkatan upaya
pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan
posyandu.
Salah satu gejala dari penderita KEP ialah
hepatomegali, yaitu pembesaran hepar
yang terlihat sebagai pembuncitan perut.
Anak yang menderita tersebut sering pula
terkena infeksi cacing.
PENANGANAN ANEMIA GIZI
BESI
• Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta
suplemen tambahan pada ibu hamil maupun menyusui
• Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta
pemberian suplemen dalam bentuk multivitamin kepada
balita
• Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih
memperhatikan keadaan anak usia sekolah serta
pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah
• Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta
pemberian suplemen kepada tenaga kerja wanita
• Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada
wanita usia subur (WUS)
UPAYA PEMERINTAH
PENANGGULANGAN KVA :
• Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin
A dan pro vitamin A
• Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita
1-5 tahun (200.000 IU pada bulan februari dan
agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12
bulan (100.000 IU)
PENANGGULANGAN GAKI
• Penanggulangan masalah GAKI secara khusus
dilakukan melalui pemberian kapsul minyak
beriodium/iodized oil capsule kepada semua wanita
usia subur dan anak sekolah dasar di daerah endemik.
• Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut
seperti ikan, rumput laut dan sea food.
PENANGANAN OVERWEIGHT ATAU
OBESITAS
• Pencegahan Primer: pendekatan komunitas untuk
mempromosikan cara hidup sehat. (Usaha
pencegahan dari lingkungan keluarga, sekolah,
tempat kerja dan pusat kesehatan masyarakat)
• Pencegahan sekunder: menurunkan prevalensi
Obesitas
• Pencegahan tertier: mengurangi Obesitas dan
komplikasi penyakit yang ditimbulkannya
PROGRAM INTERVENSI, GAGAL?
• Permasalahan pada keterandalan pasokan, penyampaian dan distribusi
makanan atau nutrien
• Kapasitas Institusi yang tidak memadai ( pelatihan, supervisi,
pemantauan, evaluasi, keterlibatan masyarakat)
• Penentuan sasaran dan kontrol yang buruk terhadap siapa yang akan
mendapatkan nutrien.
• Kwalitas, kwantitas atau densitas makanan yang tidak memadai
sehingga subjek yang menjadi sasaran tidak mendapat cukup makanan
• Pemilihan metode pengolahan pangan dalam intervensi gizi
yang SALAH
• Makanan yang digunakan tidak dapat diterima secara kultural
• Kekurangan pemahaman terhadap kepercayaan dan persepsi tentang
praktik distribusi makanan didalam rumah tangga
• Kekurangan konseling tentang kebutuhan akan makanan tambahan
• Kegagalan dalam menangani penyebab kurangnya gizi yang penting
DASAR-DASAR PEMILIHAN METODE PENGOLAHAN
PANGAN YANG COCOK UNTUK INTERVENSI GIZI
Tujuan intervensi
Sasaran intervensi
Bentuk intervensi
METODE
PENGOLAHAN
PANGAN
M E TO D E P E N G O L A H A N PA N G A N YA N G
T E PAT DA L A M I N T E RV E N S I G I Z I
METODE PENGOLAHAN PADA
UMUMNYA DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI
DUA
•Teknik Pengolahan Metode Panas
Basah
•Teknik Pengolahan Metode Panas
Kering
TEKNIK PENGOLAHAN METODE
PANAS BASAH
Teknik pengolahan
metode panas basah
yaitu penghantaran
panas pada makanan
melalui bahan cair
seperti: stock, sauce
ataupun uap.
BOILING
SIMMERING
POACHING
BRAISING
BLANCHING
STEWING
STEAMING
BOILING
Adalah memasak makanan
dalam air mendidih
(merebus) pada
temperatur 100º C. Bahan
makanan seluruhnya harus
tertutup cairan
Bahan Makanan yang
dapat diolah dengan
metode ini adalah: sayuran,
telur, ayam, ikan, daging dll
SIMMERING
Adalah memasak dalam
cairan mendidih dengan
api kecil dan pelan.
Temperatur panas sekitar
85 – 96 º C. Bahan
makanan seluruhnya harus
tertutup cairan
Contoh : Sayuran
bersantan, kaldu, semur,
soto, rawon.
POACHING
Adalah Memasak
makanan dalam
sedikit cairan
dengan panas yang
diatur agar tidak
sampai mendidih.
Temperatur yang
digunakan antara 71
- 82 º C
Contoh : egg poach.
BRAISING
Biasa disebut
mengungkep.
Memasak
makanan dengan
sedikit cairan yang
ditutup dan
menggunakan
suhu sedang.
Contoh hidangan:
Semur ayam.
BLANCHING
Blanching biasanya
dilakukan dengan air
panas mendidih.
Makanan yang telah di
blancing harus
disiram dengan air
dingin, untuk
menghentikan proses
pemasakan lebih
lanjut.
STEWING
Mengolah bahan makanan
dengan menumis bumbu
terlebih dahulu (bumbu
juga bisa tidak ditumis),
direbus dengan cairan
diatas api sedang dan
sering diaduk-aduk. Cairan
yang biasa di pakai adalah
santan dan stock.
Contoh: soup, opor ayam.
STEAMING
Proses memasak
lembab/basah,
dengan panas dari
uap air atau dikenal
dengan istilah
mengukus.
Contoh: Siomay, roti
kukus, ubi kukus
TEKNIK PENGOLAHAN
METODE PANAS KERING
Metode panas kering,
yaitu penghantaran
panas kering pada
makanan melalui udara
panas, metal panas,
radiasi atau lemak panas.
BAKING
ROASTING
GRILLING
DEEP FRYING
SHALLOW FRYING
SAUTING
BAKING
Adalah Memasak
makanan dengan
menggunakan panas
udara yang mengitarinya,
metode ini biasanya
dilakukan dengan oven
Contoh: cookies, pie,
hot pudding, puff pastry.
ROASTING
Adalah Metode memasak
dengan menggunakan panas
kering, dari nyala api yang
terbuka, oven atau sumber
panas lain. Selama proses
memasak ada proses basting.
Bahan makanan yang cocok
dengan teknik griling adalah
daging, ikan, ayam dll.
GRILLING
Adalah Memasak diatas
grill yang diletakkan diatas
sumber panas , dapat
berupa arang, elemen
listrik atau elemen yang
dipanaskan dengan gas.
Contoh: Sate, Barbeque
DEEP FRYING
Adalah Memasak dengan
banyak lemak/minyak
dalam temperatur 100 º C,
menggunakan minyak
dalam jumlah yang banyak
sehingga makanan
tenggelam.
Contoh: French fries,
tempe goreng, donat, fried
chicken.
SHALLOW FRYING
Adalah Metode memasak
makanan dalam jumlah sedikit,
dengan lemak atau minyak yang
dipanaskan terlebih dahulu
dalam pan dangkal (shallow pan)
atau ceper. Jumlah lemak yang
digunakan untuk menggoreng
hanya sedikit yaitu dapat
merendam sekitar 1/3 bagian
makanan yang digoreng.
Contoh: telur goreng, bakwan
SAUTEING
Adalah metode memasak
makanan dengan menggunakan
sedikit minyak atau lemak yang
hanya menempel pada
permukaan wajan atau alat
pemanas. Lemak dipanaskan
dengan panas yang relatif tinggi
sehingga proses memasak
makanan dapat berlangsung
secara cepat.
Contoh: vegetable saute, koloke,
capcay
INTERVENSI GIZI OLEH
PEMERINTAH
BADAN PANGAN NASIONAL
mencatat situasi ketahanan
pangan nasional per 2021
terdapat lima wilayah yang
menunjukkan perlu adanya
intervensi karena harga
komoditas lebih dari 25 persen
dari harga eceran tertinggi.
Seperti HARGA MINYAK
GIORENG, selain itu kedelai,
bawang merah, cabai merah
keriting, cabai rawit merah,
daging sapi, telur, dan ayam.
Dalam mendorong stabilitas harga dan
pasokan, Badan Pangan Nasional rutin
mendistribusikan komoditas dari wilayah
surplus ke deficit (PETA KERENTANAN DAN
KETAHANAN PANGAN / FSVA (Food Security
and Vulnerabillity Atlas)
FSVA(FOOD SECURITY AND
VULNERABILLITY ATLAS)
FSVA merupakan instrumen untuk mengidentifikasi tingkat
kerentanan terhadap terjadinya rawan pangan di wilayah secara
komprehensif.
LINGKUP KERAWANAN PANGAN
Transien Kronis
Ringan Transien ringan
Periodik/musiman
Kronis ringan
(kelaparan kronis)
Berat Transien berat
(darurat)
Kronis berat
(AKB tinggi,
Tingkat kematian
tinggi
Jangka waktu
Kedalaman
Terjadi terus menerus
PDRP
Sb : DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP
KERENTANAN
PANGAN
Gangguan iklim
Hama dan penyakit
tanaman
Bencana alam
Konflik, Perang. dll
Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003
dalam DKP, 2010 (dimodifikasi)
Berada pada kondisi berisiko menjadi rawan pangan kronis maupun
transien pada waktu yang akan datang, meskipun pada saat ini
masih tergolong tahan pangan.
Ketahanan pangan
Ketahanan pangan yang jatuh menjadi
kerawanan pangan kronis
Ketahanan pangan yang jatuh menjadi
kerawanan pangan transien
Mewujudkan ketahanan pangan tidak hanya diartikan
(1)mencapai tingkat ketahanan pangan (kuantitas dan kualitas
konsumsi tertentu) saja, tetapi juga untuk (2)memperkecil resiko
terjadinya kerawanan pangan
Kerentanan terhadap kerawanan pangan
(vulnerability to food insecurity)
Data pertanian/ketersediaan pangan, kemiskinan/akses pangan,
kesehatan/pemanfaatan pangan & lokal/ sosek→indikasi
kerawanan pangan → SKPG dan kerentanan terhadap
kerawanan pangan/food security & vulnerability atlas
SKPG :
vsuatu sistem pendeteksian & pengelolaan informasi situasi
pangan & gizi yang berjalan terus menerus, sebagai dasar
perencanaan, penentuan kebijakan, koordinasi program &
kegiatan penanggulangan rawan pangan dan gizi.
vdikembangkan di Kab Lombok Tengah, NTB & Kab Boyolali,
Jateng (kerjasama Indonesia dg AS-Cornell University) → mulai
dilaksanakan th 1979
Proses terjadinya kerawanan pangan & gizi
AKSES PANGAN
Aspek Fisik Aspek Ekonomi Aspek Sosial
vPenduduk
yang tidak tamat
sekolah dasar
Bantuan sosial
vOP
vPadat karya
vraskin
Pendapatan
Usaha
Pendapatan
Bekerja
vProduk
Domestik
Regional
Bruto (PDRB)
vekonomi
kerakyatan
vPenduduk yg
hidup di
bawah garis
kemiskinan
vPenduduk
yang bekerja
kurang dari 36
jam per
minggu
Distribusi
Ketersediaan
INFRASTRUKTUR
vPersentase desa
yang tidak dapat
dilalui oleh
kendaraan roda
empat
vPersentase desa
yang tidak
mempunyai pasar
dan jarak terdekat
ke pasar lebih dari
3 km
PRODUKSI
vUsaha tani pp
(padi, jagung,
umbi2an)
vKonsumsi
normative
terhadap
ketersediaan
bersih pangan
pokok
Penunjang:
-Keamanan
-Budaya
-geografi
Sumber: dikembangkan dari
BKP Deptan 2008
KONSUMSI PANGAN
TUGAS KELOMPOK
BuatVidio berdurasi 10-15 menit
mengenai perencanaan intervensi gizi
integrated intervention/multi intervention
terhadap penanganan masalah stunting
atau kemiskinan ekstrim. Upload video
pada chanel youtube dan tampilkan di
kelas

More Related Content

What's hot

SIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSriFajriakusuma
 
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitasIptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitasAgnescia Sera
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
Diet komplikasi kehamilan
Diet komplikasi kehamilanDiet komplikasi kehamilan
Diet komplikasi kehamilanCahya
 
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilNur Angraini
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolonelsegintzna
 
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMariaSunvratys
 
Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)
Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)
Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)Dokter Tekno
 
Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans giziPepi Umar
 
Gizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah newGizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah newTriana Septianti
 
Memperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat gizi
Memperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat giziMemperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat gizi
Memperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat giziLolyta Sucihara
 
Fungsional Foods (Makanan Fungsional)
Fungsional  Foods (Makanan Fungsional)Fungsional  Foods (Makanan Fungsional)
Fungsional Foods (Makanan Fungsional)Arsad Rahim Ali
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 

What's hot (20)

Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
 
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitasIptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
PPT PMT LOKAL 2023.ppt
PPT PMT LOKAL 2023.pptPPT PMT LOKAL 2023.ppt
PPT PMT LOKAL 2023.ppt
 
Diet komplikasi kehamilan
Diet komplikasi kehamilanDiet komplikasi kehamilan
Diet komplikasi kehamilan
 
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolon
 
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
 
Konsep ncp 2018
Konsep ncp 2018Konsep ncp 2018
Konsep ncp 2018
 
Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)
Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)
Lampiran 18 (53 56 dan 73 76)
 
Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans gizi
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Gizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah newGizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah new
 
Memperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat gizi
Memperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat giziMemperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat gizi
Memperkirakan kecukupan gizi dengan menghitung nilai zat gizi
 
Fungsional Foods (Makanan Fungsional)
Fungsional  Foods (Makanan Fungsional)Fungsional  Foods (Makanan Fungsional)
Fungsional Foods (Makanan Fungsional)
 
Menu seimbang
Menu seimbang Menu seimbang
Menu seimbang
 
Presentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansiaPresentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansia
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 

Similar to MULTI INTERVENTIONS

Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfMursidTriSusilo2
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxAchmadAS
 
Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi septy nora
 
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptxPaparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptxAsriFebria
 
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptxPaparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptxPinkpool
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxRahmatBuludawa2
 
MATERI PENYULUHAN.pptx
MATERI PENYULUHAN.pptxMATERI PENYULUHAN.pptx
MATERI PENYULUHAN.pptxjanjun6
 
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)renimunazir30
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsCut Ampon Lambiheue
 
Advokasi Gizi klmpk 2.pptx
Advokasi Gizi klmpk 2.pptxAdvokasi Gizi klmpk 2.pptx
Advokasi Gizi klmpk 2.pptxRiry Saud
 
stunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdfstunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdferlina72
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxRidaNengsih
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 

Similar to MULTI INTERVENTIONS (20)

STUNTING.pptx
STUNTING.pptxSTUNTING.pptx
STUNTING.pptx
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
Sumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam IntervensiSumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam Intervensi
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptx
 
Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi Konsumsi pangan dan gizi
Konsumsi pangan dan gizi
 
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptxPaparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA (2).pptx
 
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptxPaparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptx
Paparan-PERGUB-STUNTING-LSA.pptx
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptx
 
MATERI PENYULUHAN.pptx
MATERI PENYULUHAN.pptxMATERI PENYULUHAN.pptx
MATERI PENYULUHAN.pptx
 
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
 
Advokasi Gizi klmpk 2.pptx
Advokasi Gizi klmpk 2.pptxAdvokasi Gizi klmpk 2.pptx
Advokasi Gizi klmpk 2.pptx
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
TM1_DL_Peran AG.pptx
TM1_DL_Peran AG.pptxTM1_DL_Peran AG.pptx
TM1_DL_Peran AG.pptx
 
stunting.ppt
stunting.pptstunting.ppt
stunting.ppt
 
APIT SIAP EDIT.docx
APIT SIAP EDIT.docxAPIT SIAP EDIT.docx
APIT SIAP EDIT.docx
 
stunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdfstunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdf
 
STUNTING.ppt
STUNTING.pptSTUNTING.ppt
STUNTING.ppt
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 

More from Syartiwidya Syariful (20)

Edible Insects
Edible InsectsEdible Insects
Edible Insects
 
Pengemasan
PengemasanPengemasan
Pengemasan
 
Jasa Boga
Jasa BogaJasa Boga
Jasa Boga
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
 
Identifikasi Kerusakan
 Identifikasi Kerusakan Identifikasi Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
 
Kerusakan Pangan
Kerusakan  PanganKerusakan  Pangan
Kerusakan Pangan
 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
 
Fermentasi
Fermentasi Fermentasi
Fermentasi
 
Pengawetan beku
Pengawetan bekuPengawetan beku
Pengawetan beku
 
Manipulasi Genetika.pdf
Manipulasi Genetika.pdfManipulasi Genetika.pdf
Manipulasi Genetika.pdf
 
Apa itu Vitamin?
Apa itu Vitamin?Apa itu Vitamin?
Apa itu Vitamin?
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Apa itu Protein
Apa itu ProteinApa itu Protein
Apa itu Protein
 
Karbohidrat
 Karbohidrat Karbohidrat
Karbohidrat
 
Hubungan gizi dengan kesehatan.pdf
Hubungan gizi dengan kesehatan.pdfHubungan gizi dengan kesehatan.pdf
Hubungan gizi dengan kesehatan.pdf
 
Konsep ilmu gizi
Konsep ilmu giziKonsep ilmu gizi
Konsep ilmu gizi
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Zat gizi dan Evaluasi gizi Hasil Pertanian
Zat gizi dan Evaluasi gizi Hasil PertanianZat gizi dan Evaluasi gizi Hasil Pertanian
Zat gizi dan Evaluasi gizi Hasil Pertanian
 
Pengeringan
PengeringanPengeringan
Pengeringan
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
 

MULTI INTERVENTIONS

  • 1. MEMI L I H METO D E P ENGO L A H A N PA NGA N YA NG TEPAT DA L A M I NTERVENSI GI ZI
  • 2.
  • 3. INTERVENSI GIZI DEFINISI: Intervensigizimerupakansuatutindakanyang didalamnya mencakup perencanaan dan implementasi untuk mengatasi masalah gizi yangsudahdiidentifikasi.
  • 4. MASALAH GIZI DI NEGARA BERKEMBANG MASALAH • Protein Energy Malnutrition • Obesity • Micronutrient Deficiency üIron deficiency anemia üVit A deficiency üZinc deficiency üFolate deficiency
  • 5. INTERVENSI GIZI DI NEGARA BERKEMBANG INTERVENSI •Suplementasi Makanan •Pendidikan Gizi •Fortifikasi •Makanan formulasi •Subsidi harga pangan •Integrated program
  • 6. SUPLEMENTASI MAKANAN ü Suplemen kesehatan adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat, yang bersifat nutrisi termasuk vitamin, mineral, dan asam asam- amino, sedangkan yang bersifat menyembuhkan umumnya diambil dari tanaman atau jaringan tubuh hewan yang memiliki khasiat meyembuhkan ü Suplementasi makanan adalah Proses penambahan satu atau lebih zat gizi ke dalam produk pangan untuk menjaga atau meningkatkan nilai gizi suatu produk pangan dengan tujuan tertentu.
  • 7. PENDIDIKAN GIZI Pendidikan gizi adalah tindakan dan usaha dengan maksud untuk merubah pikiran serta sikap masyarakat dengan tujuan menanamkan pengertian kepada masyarakat mengenai gizi yang baik dikonsumsi sehari-hari.
  • 8. FORTIFIKASI Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrien) ke pangan. T ujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizipopulasi.
  • 9. MAKANAN FORMULASI Formulasi adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan kebutuhan gizi spesifik penderita masalah gizi, memilih bahan-bahan makanan yang berkhasiat, dan kemudian menentukan proses pengolahan, distribusi serta penyajian yang tepat
  • 10. SUBSIDI HARGA PANGAN Subsidi pangan merupakan alokasi anggaran yang disalurkan dari pemerintah ke masyarakat agar dapat memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat
  • 11. INTEGRATED PROGRAM Program lain yang terintegrasi yang mendukung perubahan status gizi masyarakat. • Penyediaan air bersih • Penyetaraan gender • Penanggulangan kemiskinan • Penurunan Stunting
  • 12. Penanggulangan Kemiskinan ekstrim Adalah program infrastruktur berbasis masyarakat dan penyediaan perumahan. Program infrastruktur berbasis masyarakat yang meliputi penyediaan air minum dan sanitasi, pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah, dan kota tanpa kumuh. Berdasarkan arahan Presiden dalam Rapat Terbatas tanggal 4 Maret 2020 tentang Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan serta Rapat Terbatas tanggal 21 Juni 2021 tentang Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kronis, agar pengentasan kemiskinan dilakukan secara terkonsolidasi, terintegrasi dan tepat sasaran melalui kolaborasi intervensi, sehingga kemiskinan ekstrem dapat mencapai tingkat not persen pada 2024. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Yang mempunyai kewenangan melakukan koordinasi perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksan aan, dan pemantauan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2020 tentang Tata Kerja Dan Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan Kelembagaan Dan Sumber Daya ManusiaTKPK Provinsi dan Kab/Kota
  • 13. MULTIPLE INTERVENTIONS. Upaya tersebut dilakukan dengan dua pendekatan utama yaitu: 1. Mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan melalui berbagai program perlindungan sosial dan subsidi. 2. Melakukan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan produktivitas kelompok miskin dan rentan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi atau pendapatan. • Melalui kolaborasi intervensi, salah satunya dengan melakukan pemetaan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan baik yang bersumber dari APBN maupun dari APBD. • Dalam rangka memperkuat koordinasi dan konsolidasi program/kegiatan dan anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah maka diselenggarakan kegiatan asistensi kepada TKPK daerah
  • 14. 1. BANSOS (Bantuan Sosial) yaitu program berupa pemberian bantuan yang bersifat non-contributory (tanpa iuran) yang bersumber dari APBN dan/atau APBD. Basis data penerima bantuan sosial adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial, antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, dan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 2. JAMSOS (Jaminan Sosial) dikenal juga dengan asuransi sosial, adalah program yang bersifat contributory, yaitu adanya kontribusi iuran dari peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah. Sasaran program jaminan sosial adalah seluruh masyarakat Indonesia, meliputi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang wajib untuk seluruh masyarakat, Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang wajib untuk seluruh pekerja, seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Hari Tua (JHT), serta Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).. 3. BANTUAN LAINNYA, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT), Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), Kartu Prakerja, dan Subsidi Listrik dan LPG. Pada masa Pandemi Covid-19, pemerintah memberikan perlindungan sosial antara lain Diskon Listrik, Bantuan Beras, Bantuan Subsidi Upah, dan Bantuan Kuota Internet.
  • 15.
  • 17. MASALAH GIZI DI INDONESIA DAN INTERVENSINYA 1. Kurang Energi Protein ( KEP ) 2.Anemia zat gizi (AGB) 3. Kurang vitamin A (KVA) 4. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) 5. Obesitas
  • 18. PROGRAM PEMERINTAH PENANGGULANGAN / KEP • Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama Ibu hamil, bayi, balita, anak-anak sekolah dasar. • Keterpaduan kegiatan bisa dilakukan dengan cara penyuluhan gizi, peningkatan pendapatan, peningkatan pelayanan kesehatan, keluarga berencana, peningkatan peran serta masyarakat dan peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan posyandu. Salah satu gejala dari penderita KEP ialah hepatomegali, yaitu pembesaran hepar yang terlihat sebagai pembuncitan perut. Anak yang menderita tersebut sering pula terkena infeksi cacing.
  • 19. PENANGANAN ANEMIA GIZI BESI • Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada ibu hamil maupun menyusui • Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam bentuk multivitamin kepada balita • Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah • Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen kepada tenaga kerja wanita • Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)
  • 20. UPAYA PEMERINTAH PENANGGULANGAN KVA : • Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A • Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)
  • 21. PENANGGULANGAN GAKI • Penanggulangan masalah GAKI secara khusus dilakukan melalui pemberian kapsul minyak beriodium/iodized oil capsule kepada semua wanita usia subur dan anak sekolah dasar di daerah endemik. • Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food.
  • 22. PENANGANAN OVERWEIGHT ATAU OBESITAS • Pencegahan Primer: pendekatan komunitas untuk mempromosikan cara hidup sehat. (Usaha pencegahan dari lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan pusat kesehatan masyarakat) • Pencegahan sekunder: menurunkan prevalensi Obesitas • Pencegahan tertier: mengurangi Obesitas dan komplikasi penyakit yang ditimbulkannya
  • 23. PROGRAM INTERVENSI, GAGAL? • Permasalahan pada keterandalan pasokan, penyampaian dan distribusi makanan atau nutrien • Kapasitas Institusi yang tidak memadai ( pelatihan, supervisi, pemantauan, evaluasi, keterlibatan masyarakat) • Penentuan sasaran dan kontrol yang buruk terhadap siapa yang akan mendapatkan nutrien. • Kwalitas, kwantitas atau densitas makanan yang tidak memadai sehingga subjek yang menjadi sasaran tidak mendapat cukup makanan • Pemilihan metode pengolahan pangan dalam intervensi gizi yang SALAH • Makanan yang digunakan tidak dapat diterima secara kultural • Kekurangan pemahaman terhadap kepercayaan dan persepsi tentang praktik distribusi makanan didalam rumah tangga • Kekurangan konseling tentang kebutuhan akan makanan tambahan • Kegagalan dalam menangani penyebab kurangnya gizi yang penting
  • 24. DASAR-DASAR PEMILIHAN METODE PENGOLAHAN PANGAN YANG COCOK UNTUK INTERVENSI GIZI Tujuan intervensi Sasaran intervensi Bentuk intervensi
  • 25. METODE PENGOLAHAN PANGAN M E TO D E P E N G O L A H A N PA N G A N YA N G T E PAT DA L A M I N T E RV E N S I G I Z I
  • 26. METODE PENGOLAHAN PADA UMUMNYA DAPAT DIKLASIFIKASIKAN MENJADI DUA •Teknik Pengolahan Metode Panas Basah •Teknik Pengolahan Metode Panas Kering
  • 27. TEKNIK PENGOLAHAN METODE PANAS BASAH Teknik pengolahan metode panas basah yaitu penghantaran panas pada makanan melalui bahan cair seperti: stock, sauce ataupun uap. BOILING SIMMERING POACHING BRAISING BLANCHING STEWING STEAMING
  • 28. BOILING Adalah memasak makanan dalam air mendidih (merebus) pada temperatur 100º C. Bahan makanan seluruhnya harus tertutup cairan Bahan Makanan yang dapat diolah dengan metode ini adalah: sayuran, telur, ayam, ikan, daging dll
  • 29. SIMMERING Adalah memasak dalam cairan mendidih dengan api kecil dan pelan. Temperatur panas sekitar 85 – 96 º C. Bahan makanan seluruhnya harus tertutup cairan Contoh : Sayuran bersantan, kaldu, semur, soto, rawon.
  • 30. POACHING Adalah Memasak makanan dalam sedikit cairan dengan panas yang diatur agar tidak sampai mendidih. Temperatur yang digunakan antara 71 - 82 º C Contoh : egg poach.
  • 31. BRAISING Biasa disebut mengungkep. Memasak makanan dengan sedikit cairan yang ditutup dan menggunakan suhu sedang. Contoh hidangan: Semur ayam.
  • 32. BLANCHING Blanching biasanya dilakukan dengan air panas mendidih. Makanan yang telah di blancing harus disiram dengan air dingin, untuk menghentikan proses pemasakan lebih lanjut.
  • 33. STEWING Mengolah bahan makanan dengan menumis bumbu terlebih dahulu (bumbu juga bisa tidak ditumis), direbus dengan cairan diatas api sedang dan sering diaduk-aduk. Cairan yang biasa di pakai adalah santan dan stock. Contoh: soup, opor ayam.
  • 34. STEAMING Proses memasak lembab/basah, dengan panas dari uap air atau dikenal dengan istilah mengukus. Contoh: Siomay, roti kukus, ubi kukus
  • 35. TEKNIK PENGOLAHAN METODE PANAS KERING Metode panas kering, yaitu penghantaran panas kering pada makanan melalui udara panas, metal panas, radiasi atau lemak panas. BAKING ROASTING GRILLING DEEP FRYING SHALLOW FRYING SAUTING
  • 36. BAKING Adalah Memasak makanan dengan menggunakan panas udara yang mengitarinya, metode ini biasanya dilakukan dengan oven Contoh: cookies, pie, hot pudding, puff pastry.
  • 37. ROASTING Adalah Metode memasak dengan menggunakan panas kering, dari nyala api yang terbuka, oven atau sumber panas lain. Selama proses memasak ada proses basting. Bahan makanan yang cocok dengan teknik griling adalah daging, ikan, ayam dll.
  • 38. GRILLING Adalah Memasak diatas grill yang diletakkan diatas sumber panas , dapat berupa arang, elemen listrik atau elemen yang dipanaskan dengan gas. Contoh: Sate, Barbeque
  • 39. DEEP FRYING Adalah Memasak dengan banyak lemak/minyak dalam temperatur 100 º C, menggunakan minyak dalam jumlah yang banyak sehingga makanan tenggelam. Contoh: French fries, tempe goreng, donat, fried chicken.
  • 40. SHALLOW FRYING Adalah Metode memasak makanan dalam jumlah sedikit, dengan lemak atau minyak yang dipanaskan terlebih dahulu dalam pan dangkal (shallow pan) atau ceper. Jumlah lemak yang digunakan untuk menggoreng hanya sedikit yaitu dapat merendam sekitar 1/3 bagian makanan yang digoreng. Contoh: telur goreng, bakwan
  • 41. SAUTEING Adalah metode memasak makanan dengan menggunakan sedikit minyak atau lemak yang hanya menempel pada permukaan wajan atau alat pemanas. Lemak dipanaskan dengan panas yang relatif tinggi sehingga proses memasak makanan dapat berlangsung secara cepat. Contoh: vegetable saute, koloke, capcay
  • 42. INTERVENSI GIZI OLEH PEMERINTAH BADAN PANGAN NASIONAL mencatat situasi ketahanan pangan nasional per 2021 terdapat lima wilayah yang menunjukkan perlu adanya intervensi karena harga komoditas lebih dari 25 persen dari harga eceran tertinggi. Seperti HARGA MINYAK GIORENG, selain itu kedelai, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, daging sapi, telur, dan ayam. Dalam mendorong stabilitas harga dan pasokan, Badan Pangan Nasional rutin mendistribusikan komoditas dari wilayah surplus ke deficit (PETA KERENTANAN DAN KETAHANAN PANGAN / FSVA (Food Security and Vulnerabillity Atlas)
  • 43. FSVA(FOOD SECURITY AND VULNERABILLITY ATLAS) FSVA merupakan instrumen untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan terhadap terjadinya rawan pangan di wilayah secara komprehensif.
  • 44. LINGKUP KERAWANAN PANGAN Transien Kronis Ringan Transien ringan Periodik/musiman Kronis ringan (kelaparan kronis) Berat Transien berat (darurat) Kronis berat (AKB tinggi, Tingkat kematian tinggi Jangka waktu Kedalaman Terjadi terus menerus PDRP Sb : DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP
  • 45. KERENTANAN PANGAN Gangguan iklim Hama dan penyakit tanaman Bencana alam Konflik, Perang. dll Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 dalam DKP, 2010 (dimodifikasi)
  • 46. Berada pada kondisi berisiko menjadi rawan pangan kronis maupun transien pada waktu yang akan datang, meskipun pada saat ini masih tergolong tahan pangan. Ketahanan pangan Ketahanan pangan yang jatuh menjadi kerawanan pangan kronis Ketahanan pangan yang jatuh menjadi kerawanan pangan transien Mewujudkan ketahanan pangan tidak hanya diartikan (1)mencapai tingkat ketahanan pangan (kuantitas dan kualitas konsumsi tertentu) saja, tetapi juga untuk (2)memperkecil resiko terjadinya kerawanan pangan Kerentanan terhadap kerawanan pangan (vulnerability to food insecurity)
  • 47. Data pertanian/ketersediaan pangan, kemiskinan/akses pangan, kesehatan/pemanfaatan pangan & lokal/ sosek→indikasi kerawanan pangan → SKPG dan kerentanan terhadap kerawanan pangan/food security & vulnerability atlas SKPG : vsuatu sistem pendeteksian & pengelolaan informasi situasi pangan & gizi yang berjalan terus menerus, sebagai dasar perencanaan, penentuan kebijakan, koordinasi program & kegiatan penanggulangan rawan pangan dan gizi. vdikembangkan di Kab Lombok Tengah, NTB & Kab Boyolali, Jateng (kerjasama Indonesia dg AS-Cornell University) → mulai dilaksanakan th 1979
  • 49. AKSES PANGAN Aspek Fisik Aspek Ekonomi Aspek Sosial vPenduduk yang tidak tamat sekolah dasar Bantuan sosial vOP vPadat karya vraskin Pendapatan Usaha Pendapatan Bekerja vProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) vekonomi kerakyatan vPenduduk yg hidup di bawah garis kemiskinan vPenduduk yang bekerja kurang dari 36 jam per minggu Distribusi Ketersediaan INFRASTRUKTUR vPersentase desa yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat vPersentase desa yang tidak mempunyai pasar dan jarak terdekat ke pasar lebih dari 3 km PRODUKSI vUsaha tani pp (padi, jagung, umbi2an) vKonsumsi normative terhadap ketersediaan bersih pangan pokok Penunjang: -Keamanan -Budaya -geografi Sumber: dikembangkan dari BKP Deptan 2008 KONSUMSI PANGAN
  • 50.
  • 51. TUGAS KELOMPOK BuatVidio berdurasi 10-15 menit mengenai perencanaan intervensi gizi integrated intervention/multi intervention terhadap penanganan masalah stunting atau kemiskinan ekstrim. Upload video pada chanel youtube dan tampilkan di kelas