GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
2. USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi
seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
IMT (Indeks Massa Tubuh)=
BB(kg)
TB2 (m2)
usia 19-29 tahun
usia 30-49 tahun
usia 50-64 tahun
usia >64 tahun (lansia)
3. Klasifikasi Indeks Masa Tubuh
untuk INDONESIA menurut DEPKES:
Status Gizi Kategori IMT
Sangat kurus Kekurangan badan tingkat berat <17,0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat
ringan
17 – <18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk
(overweight)
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Obesitas Kelebihan badan tingkat berat >27,0
4. FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KONSUMSI PANGAN
Faktor Sosio-budaya dan religi
Lingkungan Agama Adat Kebiasaan
Pendidikan
masyarakat
Faktor Ekonomi dan Harga
pendapatan Harga pangan
5.
6. Usia 0-6 bulan
ASI
> 6 bulan
MP-ASI
Usia Balita
Golden
period
energi
besar
Remaja
Growth
Spurt
energi
besar
Dewasa
Aktivitas
dan
produkti-
vitas
asupan
gizi besar
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA
(1) Usia Tahap Perkembangan
15. Kel.
Usia
BB (kg) TB (cm) Energi
(kkal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Karbo.
(g)
Serat
(g)
Air (ml)
Pria
19-29th 60 168 2725 62 91 375 38 2500
30-49th 62 168 2626 65 73 394 38 2600
50-64th 62 168 2325 65 65 349 27 2600
Wanita
19-29th 54 159 2250 56 75 309 32 2300
30-49th 55 159 2150 57 60 323 30 2300
50-64th 55 159 1900 57 53 285 28 2300
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
Bagi Usia Dewasa (Orang/Hari), contoh:
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013
16. IMT (Indeks Massa Tubuh)=
BB(kg)
TB2 (m2)
BB merupakan parameter antropometri yang
sangat labil oleh faktor penyakit infeksi
dan menurunnya asupan makan. BB
menggambarkan kondisi gizi masa kini
TB menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Tinggi badan menggambarkan keadaan gizi di
masa lalu
17. Berat badan aktual
Berat badan acuan AKG
x kecukupan gizi acuan AKG
Penentuan kebutuhan gizi bagi individu dapat
menggunakan parameter berat badan. Menurut Hardinsyah
dan Briawan (1994) rumus konversi tsb adalah:
Kebutuhan gizi individu=
18. Langkah-langkah Penyusunan Menu
Gizi Seimbang
Penyusunan menu dalam sehari
Distribusikan kebutuhan gizi
dalam konsumsi makanan sehari
Tentukan kebutuhan gizi
berdasarkan AKG
Tentukan status gizi • Jika status gizi kurang,
tambahkan
kebutuhannya 10-
15%.
• Jika status gizi lebih,
kurangi kebutuhannya
10-15%. Selanjutnya
buatlah batas
toleransi 10% .
• Selanjutnya buatlah
batas toleransi 10%
(batas bawah – batas
atas)
19. Contoh kasus
penentuan gizi individu:
Desi seorang ibu rumah tangga berumur 25 tahun dengan BB 50kg
dan TB 155 cm. Tentukan kebutuhan gizinya dalam sehari dan
susunlah menu yang dapat disajikan dalam sehari.
Langkah 1 menentukan status gizi
IMT =
BB(kg)
TB2 (m2)
IMT =
50(kg)
1,55 x 1,55 (m2)
= 20,8=
20,8 status gizi normal
20. Langkah 2 menentukan kebutuhan gizi
berdasarkan AKG
Kebutuhan energi=
50kg
54kg
x 2250 = 2083 kkal
Batas toleransi kebutuhan energi:
a. Batas atas (+10% kebutuhan) = 2083
+ 208,3 = 2291 kkal (dilakukan
pembulatan)
b. Batas bawah (-10% kebutuhan) =
2083 – 208,3 = 1875 kkal (dilakukan
pembulatan)
Kebutuhan protein=
50kg
54kg
x 56 = 51,9 g
Batas toleransi kebutuhan energi:
a. Batas atas (+10% kebutuhan) = 51,9
+ 5,91 = 57,1 gram
b. Batas bawah (-10% kebutuhan) =
51,9 – 5,91 = 46,7 gram
21. Kelompok
bahan makanan
satuan Energi per
satuan
(kkal)
Protein
per
satuan (g)
Energi*
(kkal)
Protein**
(g)
Sumber karbohidrat 3 175 4 525 12
Sumber protein
hewani
2 95 10 190 20
Sumber protein
nabati
2 80 6 160 12
Sayuran golongan B 2 50 3 100 6
Buah-buahan 10 40 0 400 0
Susu 1 130 7 130 7
Minyak 5 45 0 225 0
Gula 5 40 0 200 0
Jumlah gizi 1930 57
*Energi = jumlah satuan x energi per satuan
**protein = jumlah satuan x protein per satuan
Langkah 3 distribusikan gizi dalam konsumsi makanan sehari.
(jumlah gizi harus sesuai dengan batas toleransi yang telah
ditetapkan pada langkah 2
24. • Membuat dirinya
sendiri dengan sangat
kelaparan
• Berat badan turun
• Sangat cemas dgn
kenaikan BB
• Distorsi yang berat
terhadap body image
• Binge eating yang
berlanjut menjadi
obesitas ditandai dgn
lemak tubuh yang
berlebihan
25.
• Mudah letih
• Risiko sakit tinggi spt: infeksi,
depresi, anemia, diare
• Wanita kurus yang hamil
mempunyai risiko tinggi
melahirkan BBLR
• Makan secara teratur dgn gizi
seimbang
• Makan-makanan sumber energi
protein lebih banyak dari biasanya
• Olahraga secara teratur
• Cukup istirahat
ANOREKSIA
26.
• Gerak lamban
• Merupakan faktor risiko
penyakit degeneratif
• Pd wanita dapat
mengakibatkan gangguan haid
dan faktor penyulit persalinan
• Kurangi jumlah makanan sumber
energi
• Kurangi makanan berminyak dan
santan
• Makan banyak sayuran, dan buah
yang mengandung serat pangan
• Tingkatkan olahraga dan aktivitas
fisik secara teratur
OBESITAS
27. ”
“ Permasalahan Gizi dan
Penyakit Tidak Menular
Usia Dewasa
Rasa lapar
Selera makan
Pengaruh sosial
Kelezatan
makanan
Suasana hati
Laju
metabolisme
basal
Termogenesis
makanan
Aktivitas fisik
Asupanenergi
Penggunaanenergi
28.
29. Resistensi Insulin Hiperinsulinemia
trigliserida plasma
Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
Asam urat gout
Intoleransi
glukosa
diabetes
Meningkatkan
lipogenesis
obesitas
Meningkatkan
tekanan darah
hipertensi
atherosclerosis
Pengaruh genetik
Pengaruh lingkungan
• Kekurangan zat gizi
tertentu
• Asupan energi
berlebihan
• Aktivitas fisik rendah
PATOFISIOLOGI
RESISTENSI INSULIN DAN
SINDROM METABOLIK
32. Efek Penuaan Terhadap
Fungsi Fisiologis
Aktifitas hormon
yang mengubah
komposisi tubuh
Perubahan sistem imun
yang meningkatkan risiko
infeksi dan beberapa
penyakit kronis
Gastritis atrofi yang
menggganggu
pencernaan dan
absorpsi zat gizi
Tanggalnya gigi dan
depresi dapat
mengganggu pemilihan
makanan
Kehilangan
sensori
Perubahan
psikologis
34. 10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
No. Jenis Penyakit Prevalensi Menurut Kelompok Umur (%)
55-64 tahun 65-74 tahun 75+ tahun
1 Hipertensi 45.9 57.6 63.8
2 Artritis 45.0 51.9 54.8
3 Stroke 33.0 46.1 67.0
4 PPOK 5.6 8.6 9.4
5 Diabetes Melitus 5.5 4.8 3.5
6 Kanker 3.2 3.9 5.0
7 PJK 2.8 3.6 3.2
8 Batu Ginjal 1.3 1.2 1.1
9 Gagal Jantung 0.7 0.9 1.1
10 Gagal Ginjal 0.5 0.5 0.6
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Riskesdas, 2013
35. Kelompok Lansia BERISIKO
yang rentan dalam hal Gizi
Tinggal di panti
Pria lansia yang tinggal sendiri
Dari kelompok status sosial ekonomi rendah
Terasing dan kesepian secara sosial
Baru saja berduka
Depresi atau gangguan kognitif
Tidak aktif secara fisik dan sosial
36. Zat Gizi dengan Risiko Asupan
tidak Adekuat
• Penurunan massa bebas lemak serta meningkatnya
lemak perut
Disnutrisi
energi-
protein
• Lansia kehilangan lebih banyak asam folat karena terkait
dengan gastritis atrofi
Folat
• Kekurangan vitamin ini menurunkan sistem imun pada
lansia
Vitamin B6
• Kehilangan vitamin ini berhubungan dengan gastritis
atrofi dan anemia pernisiosa
Vitamin B12
• Kekurangan vitmin ini menyebabkan terjadinya
osteopenia dan osteoporosis
Vitamin D
• Zink berperan penting dalam proses penyembuhan luka,
ketajaman pengecapan, fungsi imun, dan status albumin
Zink
• Karena ada perubahan metabolisme vitamin D, absorpsi
kalsium menurun
Kalsium
37. Pengkajian Gizi pada Lansia
Asupan makanan dan zat gizi
• Berat badan
• Tinggi badan
• Panjang lengan
• LILA
• Lingkar betis
• Indeks Antropometri (rasio lingkar (AHR) yang diukur di perut
(titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan puncak tulang
iliak)
Antropometri dan komposisi tubuh
• Biokimia
• Hematologi
• imunologi
Pemeriksaan laboratorium
38. Proporsi Populasi Usia >60 Tahun Di Dunia
20152050
Sumber: WHO World Report on Ageing and Health, 2015
39. Umur Harapan
Hidup Meningkat
keberhasilan
pencapaian
pembangunan nasional
bid. Kesehatan
Dapat memperbaiki
kualitas hidup
berdampak pada
UHH
WASPADA: Indonesia
akan menghadapi
tiga beban
(1) Meningkatnya angka kelahiran, (2)
beban penyakit menular/tidak
menular, (3) peningkatan Angka
Beban Tanggungan kelompok
produktif tidak produktif
41. Strategi PENCEGAHAN
Variasi makanan Aktivitas fisik Aktivitas sosial
Kelemahan
disabilitas
Cadangan FISIOLOGI
Penurunan jaringan metabolik Penurunan jaringan organ
43. Grafik Hipotesis dari Kapasitas
Fungsional
A Optimal
trajectory
B Interrupted
trajectory
C Declining
trajectory
Sumber: World Report on Ageing and Health (31: 2015)