Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
3. a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi
b. Perbaikan Gizi khususnya stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular (ATM: HIV/ AIDS, Tuberkulosis &
Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes
Melitus, Obesitas & Kanker)
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
3
ANUNG utk PBL FKM UNDIP MAHASISWA
4. LANDASAN KEBIJAKAN
Undang-Undang No. 17 tahun 2007
tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005—2025
Pendekatan multisektor dalam pembangunan pangan dan gizi pada UU ini
telah dinyatakan dengan jelas, bahwa PEMBANGUNAN GIZI meliputi
PRODUKSI, PENGOLAHAN, DISTRIBUSI, hingga KONSUMSI PANGAN,
dengan KANDUNGAN GIZI yang cukup, seimbang, serta terjamin
keamanannya.
7. WUS KEK
WUS KEK
BBLR
BBLR
BALITA KEP
BALITA KEP
REMAJA &
REMAJA &
USIA SEKOLAH
USIA SEKOLAH
USIA LANJUT
USIA LANJUT
KURANG GIZI
KURANG GIZI
IMR, perkemb mental,
risiko penyakit kronis
pada usia dewasa
Gangguan Pertumbuhan,
prestasi & produktivitas
Kurang/ rendah
MMR
MMR meningkat
meningkat
Tumbuh
kembang
terhambat
BUMIL KEK
BUMIL KEK
(KENAIKAN
(KENAIKAN BB
BB
RENDAH)
RENDAH)
MASALAH KURANG GIZI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN
Sumber :
Nutrition Throughout The
Life Cycle. 1999
8. KEMATIAN BAYI DAN ANAK
Lain-lain
32%
Diarea
19%
Campak
7%
Perinatal
18%
ISPA
19%
Malaria
5%
Undernutrition
55%
9. AKAR MASALAH
Kemiskinan Kurangnya pemberdayaan
perempuan
Potitik, sosial dan
budaya
Rendahnya akses terhadap
MAKANAN dari
segi jumlah dan kualitas gizi
POLA ASUH
yaang kurang baik
teruatama pada perilaku
dan praktek pemberian
makan bayi dan anak
Rendahnaya akess terhadap
PELAYANAN
KESEHATAN
termasuk akses sanitasi dan
air bersih
Penyebab masalah gizi saling berkaitan antara satu dan
lainnya
Degradasi
Lingkungan
3/2/2023 9
10. Agenda Percepatan Perbaikan Gizi
RPJMN (2015-2019)
• Prevalensi anemia pada ibu hamil (28%)
• Persentase bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) (8%)
• Persentase bayi dengan usia kurang dari 6
bulan yang mendapatkan ASI eksklusif
(50%)
• Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita
(9,5%)
• Prevalensi pendek dan sangat pendek
(stunting) pada anak baduta (bayi di bawah
2 tahun) (28%)
• Prevalensi berat badan lebih dan obesitas
pada penduduk usia >18 tahun (15,4%)
• Prevalensi kekurangan gizi (underweight)
pada anak balita (17%)
WHA (2025)
• Penurunan 40% prevalensi
anemia pada WUS
• Penurunan 30% bayi dengan
berat badan lahir rendah
(BBLR)
• Perningkatan presentase bayi
dengan usia kurang dari 6 bulan
yang mendapatkan ASI
eksklusif setidaknya 50%
• Menurunkan prevalensi balita
kurus (wasting) hingga <5%
• Penurunan prevalensi balita
pendek sebesar 40%
• Tidak meningkatnya prevalensi
balita dengan berat badan
lebih
SDGs (2030)
• Menurunkan prevalensi stunting
(TB/U) pada balita
• Menurunkan prevalensi kurus
(BB/TB) pada balita
• Meningkatkan persentase bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif
• Menurunkan persentase wanita
usia subur (WUS) (15-49 tahun)
yang menderita anemia
• Menurunkan prevalensi
overweight (BB/TB) pada balita
• Menurunkan persentase bayi
BBLR (<2.500 gram)
• Meningkatkan persentase
asupan minimal wanita usia
subur (WUS) (15-49 tahun)
• Persentase alokasi dana negara
untuk masalah gizi
2
11. PROGRAM 1000 HPK
INTERVENSI SPESIFIK :
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil KEK
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
6. Pemberian Imunisasi
7. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang
8. Pemberian Vitamin A
9. Pemberian Taburia pada Baduta
10. Pemberian Obat Cacing pada Bumil
KUALITAS REMAJA PUTRI
INTERVENSI KESEHATAN :
1. Suplementasi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
2. Pemberian obat cacing pada Remaja Putri
3. Promosi Gizi Seimbang
4. Pemberian Suplementasi Zink
5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja) di Puskesmas
PEMBERDAYAAN ORANG TERDEKAT
(SUAMI, ORANG TUA, GURU,
REMAJA PUTRA)
INTERVENSI KESEHATAN :
1. Konsultasi perencanaan kehamilan dengan
melibatkan suami dan keluarga (orang tua)
2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami untuk
penundaan kehamilan
3. Bimbingan konseling ke Bidan bersama
dengan suami untuk penentuan tempat dan
penolong persalinan
4. Pendidikan Kespro bagi Remaja Putra
5. Mempersiapkan konseling Calon Pengantin
Program 1000 HPK
INTERVENSI SENSITIF :
1. Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih
serta sarana sanitasi (jamban sehat) di
keluarga
2. Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam
Keluarga
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dan Jaminan Persalinan
7. Pemberian Edukasi Kespro
INTEGRASI
KEGIATAN
PEMBERDAYAAN ORANG
TERDEKAT (SUAMI, ORANG TUA,
GURU, REMAJA PUTRA)
INTERVENSI SOSIAL :
1.Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat)
untuk mensosialisasikan Keluarga Berencana
2.Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda
untuk Keluarga Tidak Mampu (Keluarga
Miskin)
KUALITAS REMAJA PUTRI
INTERVENSI PENDIDIKAN :
1. Pendidikan Kespro di Sekolah
2. Pemberian edukasi gizi remaja
3. Pembentukan konselor sebaya untuk
membahas seputar perkembangan remaja
HOLISTIK
LINTAS
GENERASI
PENCEGAHAN STUNTING
ANUNG untuk STUNTING KEMENKES 2018
11
PRIMER
SEKUNDE
R
TERSIER
12. KEBIJAKAN
Meningkatkan AKSES PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU bagi
setiap orang pada SETIAP TAHAPAN KEHIDUPAN dengan pendekatan
SATU KESATUAN PELAYANAN (continuum of care) melalui intervensi
komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) secara
paripurna
12
FOKUS
KELOMPOK
1. IBU HAMIL
2. BAYI
3. BALITA
4. ANAK USIA SEKOLAH
5. REMAJA PUTRI
6. PEKERJA WANITA
7. PUS
8. LANSIA
DAERAH
1.POPULASI TINGGI
2.TERPENCIL
3.PERBATASAN
4.KEPULAUAN
DESA/KELURAHAN
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
FOKUS FOKUS
PENDEKATAN
1. KOMPREHENSIF (SIX
BUILDING BLOCK)
2. INTERGRATIF
PROMOTIF, PREVENTIF,
KURATIF &
REHABILITATIF
3. KEMITRAAN antar
pelaku sesuai STRATA
KEWENANGAN
13. 270 hari selama
kehamilan
730 hari kehidupan
pertama bayi
setelah dilahirkan
Merupakan PERIODE SENSITIF karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa
ini akan bersifat PERMANEN dan tidak dapat dikoreksi. DAMPAK tersebut tidak hanya
pada PERTUMBUHAN FISIK, tetapi juga pada PERKEMBANGAN MENTAL dan
KECERDASANNYA, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal
serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya
PRODUKTIVITAS EKONOMI.
13
BAYI yang mengalami KEKURANGAN GIZI di dalam KANDUNGAN, dan telah
melakukan adaptasi METABOLIK dan ENDOKRIN secara permanen, akan
mengalami KESULITAN untuk BERADAPTASI pada lingkungan ”KAYA GIZI”
pasca lahir, sehingga menyebabkan obesitas dan mengalami gangguan
toleransi terhadap glukosa.
14. Bay
i
Balita
Remaja
Ibu Nifas dan
Neonatal
1. Pendidikan Kespro di
sekolah
2. Pemberian Edukasi Gizi
remaja
3. Pemberian TTD pada
remaja Putri
4. Penyedian akses PKPR
1. KIE Kespro
Catin
2. Pemberian
TTD pada
catin
1. Promosi dan
konseling IMD
dan ASI Eksklusif
2. Kelas Ibu balita
1. Pelayanan ANC terpadu
2. Kelas Ibu Hamil
3. Suplementasi tablet Fe &
asam folat
4. PMT ibu hamil KEK
5. Pemberian obat cacing
1. konseling Dan
pemberian ASI
eksklusif
2. Pelayanan Imunisasi
dasar lengkap
3. Pemberian MP-ASI
4. Pemnataian
pertumbuhan dan
perkembangan
5. Pemberian Vit
6. PMBA
1. Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
2. Pemberian Taburia
pada baduta
3. PMT balita Kurus
4. Pemberian obat
cacing pada anak
Balita
5. PMBA
6. Vit A
CONTINUM OF CARE DALAM INTERVENSI PENURUNAN STUNTING DI KESEHATAN KELUARGA
CATIN
Ibu hamil
INTERVENSI
PROMOTIF-
PREVENTIF;
KURATIF-
REHABILITAT
IF
15. KERANGKA KONSEP PENURUNAN STUNTING
ANUNG untuk STUNTING KEMENKES 2018 15
15
Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan
Stunting
Program Intervensi Efektif
Intermediate
Outcome
• Perbaikan Gizi
Masyarakat
• PKGBM
• GSC
• PKH
• PAUD-GCD
• PAMSIMAS
• SANIMAS
• STBM
• BKB
• KRPL
• Kegiatan Lain
Remaja Putri
Bumil &
Busui:
•Anemia
•BBLR
•ASI Eksklusif
•Kecacingan
Baduta:
•Diare
•Gizi buruk
Akses ke
pelayanan
kesehatan,
dan
kesehatan
lingkungan
Konsumsi
Gizi yang
Adekuat
Pola Asuh
yang
tepat
1. Pemberian Tablet Tambah
Darah (remaja putri, catin,
bumil)
2. Promosi ASI Eksklusif
3. Promosi Makanan
Pendamping-ASI
4. Suplemen gizi mikro
(Taburia)
5. Suplemen gizi makro (PMT)
6. Tata Laksana Gizi
Kurang/Buruk
7. Suplementasi vit.A
8. Promosi garam iodium
9. Air bersih, sanitasi, dan cuci
tangan pakai sabun
10. Pemberian obat cacing
11. Bantuan Pangan Non-Tunai
17. INTERVENSI STUNTING
GIZI SPESIFIK
(berkontribusi 30%)
GIZI SENSITIF
(berkontribusi 70%)
-Kegiatan dilakukan oleh sektor
kesehatan.
-Ditujukan khusus untuk 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK)
-Bersifat jangka pendek
-Hasilnya didapat dalam waktu
relatif pendek
-Kegiatan pembangunan
diluar sektor kesehatan.
-Sasaran masyarakat umum
-Bersifat jangka panjang
INTERVENSI STUNTING
17
18. Intervensi Gizi Spesifik
I. Ibu Hamil
Suplementasi besi folat
Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang
Energi Kalori (KEK)
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu hamil yang
positif malaria
II. Ibu Menyusui
Promosi menyusui
Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki
pemberian makanan pendamping ASI
III. Bayi 0-23 Bulan
Suplementasi zink
Zink untuk manajemen diare
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
Pencegahan kurang gizi akut
Pemberian obat cacing
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
INTERVENSI PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
Intervensi Gizi Sensitif
No Kegiatan
1 Penyediaan air bersih dan
sanitasi
2 Ketahanan pangan dan gizi
3 Keluarga Berencana
4 Jaminan Kesehatan
Masyarakat
5 Jaminan Persalinan Dasar
6 Fortifikasi Pangan
7 Pendidikan gizi masyarakat
8 Intervensi untuk remaja
perempuan
9 Pengentasan Kemiskinan
6
19. Praktek Pemberian Makan dan Perilaku :
Mempromosikan ASI Eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan, dan melanjutkan
pemberian ASI samapi usia 2 tahun
dengan memberikan makanan
pendamping yang tepat
Fortifikasi Makanan: Meningkatkan
akses untuk pemenuhan gizi melalui
penambahan zat gizi pada makanan.
Suplementasi zat gizi mikro:
Penambahan zat gizi secara langsung
Tata Laksanan Gizi Buruk: Penanganan
Anak gizi buruk secara
Pertanian: Meningkatkan akses pangan bergizi
untuk semua, dan mendorong pertanian skala kecil
sebagai sumber penghasilan
Sanitasi dan air bersih: meningkatkan akses untuk
mengurangi infeksi dan penyakit
Pendidikan dan lapangan kerja: Memastikan setiap
anak mendapatkan gizi yang dibutuhkan untuk
belajar dan mendapatkan pekerjaan yang layak
ketika dewasa nanti.
Pelayanan Kesehatan: Meningkatkan akses
terutama untuk perempuan dan anak agar tetap
sehat
Mendukung daya tahan populasi menjadi populasi
yang kuat dan sehat , serta sejahtera agar mampu
bertahan dalam kondisi bencana dan konflik
Intervensi Gizi Sensitif
Intervensi Gizi Spesifik
INTERVENSI GIZI SENSITIF UNTUK MENINGKATKAN DAMPAK INTERVENSI GIZI SPESIFIK
3/2/2023 19
20. INTERVENSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN STUNTING
ANUNG untuk RAKERKESNAS 2018 20
Intervensi Gizi Spesifik
1.Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon
pengantin, ibu hamil (suplementasi besi folat)
2.Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah
3.Kelas Ibu Hamil
4.Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil
yang positif malaria
5.Suplementasi vitamin A
6.Promosi ASI Eksklusif
7.Promosi Makanan Pendamping-ASI
8.Suplemen gizi mikro (Taburia)
9.Suplemen gizi makro (PMT)
10.Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium
dan besi
11.Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku
12.Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
13.Pemberian obat cacing
14.Zinc untuk manajemen diare
Intervensi Gizi Sensitif lingkup Kemenkes:
1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
3. Pendidikan gizi masyarakat
4. Imunisasi
5. Pengendalian penyakit Malaria
6. Pengendalian penyakit TB
7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan
Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
9. Jaminan Kesehatan Nasional
10. Jaminan Persalinan (Jampersal)
11. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan
Keluarga (PIS PK)
12. Nusantara Sehat (Tenaga Ahli Gizi dan Tenaga
Promosi Kesehatan, Tenaga Kesling)
13. Akreditasi Puskesmas dan RS
21. INTERVENSI GIZI SPESIFIK : 14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR
MENGURANGI STUNTING SEBESAR 20% APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI 90%
I. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil
1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan
energi dan protein kronis
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
3. Mengatasi kekurangan iodium
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil
5. Melindungi ibu hamil dari malaria.
II. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum)
2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
III. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI
2. Menyediakan obat cacing
3. Menyediakan suplementasi zink
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria
6. Memberikan imunisasi lengkap
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
22. 14
RENCANA AKSI K/L INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD
• PAUD dengan muatan pendidikan gizi dan
kesehatan
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan
gizi untuk anak sekolah dan Remaja
KEMENPUPR
• Sarana air bersih dan sanitasi
KEMEN. PERINDUSTRIAN
• Pembinaan iodidasi industri garam rakyat
• Pengawasan fortifikasi garam beryodium
KEMENSOS
• Bantuan Pangan Non-Tunai dengan sumber
protein (telur)
• PKH, pemanfaatan fasilitator untuk
pendidikan gizi dan pemantauan kepatuhan
layanan kesehatan
KEMENDAGRI
• Nomor Induk Kependudukan
• Akta kelahiran
• Fasilitasi program dan kegiatan gizi dalam APBD
KEMENDESPDTT
• Pengangaran Dana Desa untuk kegiatan gizi
KEMENKEU
• Dana Insentif Daerah
KEMENTAN
• Ketahanan pangan
• Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
BPOM
• Keamanan pangan
• Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan
secara berkala
BKKBN
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Remaja
termasuk madrasah dan pondok pesantren
• Bina Keluarga Balita untuk peningkatan pengetahuan
dan keterampilan orang tua dan anggota kelurga lain
dalam pembinaan tumbuh kembang anak sejak
dalam kandungan
KEMENAG
• Pendidikan gizi dan kesehatan kepada
calon pengantin melalui KUA
• Pendidikan Kesehatan dan
gizi untukdi madrasah dan pondok
pesantren
• Mendorong peran serta ulama untuk
pendidikan gizi dan kesehatan
23. 1.
Penyusunan rencana aksi
penurunan stunting
2.
Kegiatan intervensi spesifik
penurunan stunting
Direktorat Gizi Masyarakat
diintegrasikan dengan
seluruh kegiatan dari
direktorat-direktorat
tersebut
3.
Identifikasi intervensi
sensitif penurunan stunting
dari lintas sektor
Rencana Aksi Pusat dan Daerah
dalam Penurunan Stunting
Melibatkan:
Direktorat Kesehatan Keluarga
Direktorat Kesehatan Lingkungan
Direktorat Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
• Kementerian Pertanian
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Kementerian Kelautan dan Perikanan
• Kementerian Desa dan Daerah Teringgal
• Kementerian Agama
• Kementerian PU-PERA
• Tim Penggerak PKK
• BKKBN
• Kementerian Dalam Negeri, dll
24. 24
RENCANA AKSI
DAERAH MULTI
SEKTOR
PENANGGULANGAN
STUNTING
Pendidikan
Kesehatan dan
Gizi
Penguatan
Surveilans
Kesehatan, Gizi,
& Pangan
Pelayanan
kesehatan
dasar,
Pemberian
Suplementasi
Gizi
Penyediaan
Air bersih
dan Sanitasi
Peningkatan
Akses Pangan
KERANGKA RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN STUNTING
4
5
1
2
3
Sosialisasi, orientasi dan
advokasi surveilans kesehatan, gizi, dan pangan
Pemantauan pertumbuhan
di Posyandu
• SKPG
Pemeriksaan Kehamilan, persalinan nakes
Imunisasi dasar lengkap
Tablet Tambah Darah bagi Ibu
Hamil & Remaja Putri
• Vitamin A bagi Ibu Nifas, Anak 6-11
bln, dan Anak 11-59 bln
• PMT bagi Balita Kurus & Bumil KEK
• Pemberian Obat Cacing bagi Balita, obat diare (zink)
KEMENKES, Kemen PU PR, dll
Penyediaan sarana & prasarana STBM
sanitarian kit, kit kesling, cetakan
jamban)
• Pembangunan SPAM di kawasan MBR
• Pembangunan IPAL kawasan, IPLT,
TPA/TPS, sarana SANIMAS, drainase
Kementan, BPOM, Kemen KKP, dll
Pemanfaatan pekarangan/ KRPL
Desa Mandiri Pangan
• Optimalisasi Reproduksi Hewan
• Desa Pangan Aman
• Pemasaran Hasil Kelautan & Perikanan
Kelas Ibu Hamil
Penyelenggaraan PAUD
Kelas Parenting
Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan
Bina Keluarga Baduta
Bina Keluarga Remaja
KIE Gizi
KEMENKES, Kemendikbud,
BKKBN, Kemen
PPPA,Kemendes,
dll
KEMENKES
KEMENKES
Kementan
25. EVIDENCE:
PERAN MULTISEKTORAL TERHADAP PENURUNAN MASALAH
GIZI DI INDONESIA
• Anak yang memiliki akses terhadap 2 atau lebih
intervensi multisektoral (ketahanan pangan,
pelayanan kesehatan, peningkatan pola asuh, dan
akses terhadap sanitasi) memiliki TB lebih tinggi
bervariasi antara 0.17 – 0.37 SD dibanding dengan
anak yang tidak memiliki akses terhadap ke 4
intervensi tersebut.
• Program multi-sektor yang sasarannya fokus pada
usia, lokasi atau status ekonomi tertentu cenderung
lebih efektif dan memberikan dampak signifikan
terhadap sasaran.
3/2/2023 25
26. • Pendekatan Multisektoral merupakan salah
satu KUNCI KEBERHASILAN perbaikan gizi
masyarakat.
3/2/2023 26
27. POLA HIDUP SEHAT
DENGAN GIZI SEIMBANG
Pilar 1
Mengonsumsi Pangan
Beraneka Ragam
Pilar 2
Membiasakan Perilaku Hidup
Sehat
Pilar 3
Melakukan
Aktivitas Fisik
Pilar 4
Mempertahankan dan
Memantau
Berat Badan Normal