SlideShare a Scribd company logo
ANALISIS REGRESI &
KORELASI SEDERHANA
Analisis Regresi dan Korelasi
• Analisis regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur
hubungan statistik yang terjadi antara dua varibel atau lebih
variabel.
• Variabel tersebut adalah variabel X (variabel independent /
variabel yang mempengaruhi / variabel yang diketahui), dan
variabel Y (variabel dependent / variabel yang dipengaruhi/
variabel yang tidak diketahui)
• Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur “seberapa kuat”
atau “derajat kedekatan”, suatu relasi yang terjadi antar
variabel.
Macam hubungan antara 2 variabel
• Pada dasarnya hubungan antar 2 variabel dapat dibedakan atas:
1. Hubungan searah/positif
2. Hubungan bersifat kebalikan/negatif
3. Tidak ada hubungan
Hubungan searah/positif
• Hubungan yang searah diartikan apabila perubahan variabel x
(independent) akan mempengaruhi variabel y (dependent) yang
searah.
Atau jika variabel x bertambah, maka variabel y bertambah pula, dan
sebaliknya.
• Contoh :
a. hubungan antara pengeluaran iklan (x) dan
jumlah penjualan (y).
b. Hubungan antara penghasilan (X) dan pengeluaran konsumsi (Y)
Hubungan bersifat kebalikan/negatif
• Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang bersifat kebalikan
atau negatip, apabila perubahan variabel independent (x) akan
mempengaruhi variabel dependent (Y) pada arah yang berlawanan.
• Artinya apabila variabel x bertambah, maka variabel y berkurang atau
sebaliknya, jika variabel x berkurang maka variabel y bertambah.
Hubungan bersifat kebalikan/negatif
Contoh :
a. Hubungan antara usia kendaraan (X) dengan tingkat harga (Y).
b. Hubungan antara harga barang (x) dengan jumlah yang diminta (Y)
Tidak ada hubungan
• Dua variabel dikatakan tidak punya hubungan apabila perubahan
pada variabel independent (x) tidak mempengaruhi perubahan pada
variabel dependent (y).
• Contoh :
Hubungan antara konsumsi pangan (x) dengan tingginya gedung (y).
Relasi yang Logis
• Seorang pimpinan perusahaan selalu dihadapkan pada
masalah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
hal-hal di masa mendatang.
• Untuk pengambilan keputusan yang tepat, maka harus
berdasarkan pada data yang diketahui, dihubungkan dengan
hal-hal di masa mendatang.
• Seperti kita ketahui, pada semua kejadian, baik kejadian
ekonomi maupun lainnya, pasti ada faktor yang
menyebabkan terjadinya kejadian-kejadian tersebut
(merosotnya hasil penjualan tekstil mungkin disebabkan
karena kalah bersaing dengan tekstil impor, merosotnya
produksi padi mungkin karena pupuknya berkurang, dan lain
sebagainya)
Penggambaran Garis Regresi
Ada 2 cara penggambaran garis regresi :
1. Metode diagram berserak (The scatter diagram)
2. Metode jumlah kuadrat terkecil (The least
square’s method)
Diagram Pencar
Setelah ditetapkan bahwa terdapat hubungan logis di antara
variabel, maka untuk mendukung analisis lebih jauh,
barangkali tahap selanjutnya adalah menggunakan grafik.
Grafik ini disebut diagram pencar, yang menunjukkan titik-titik
tertentu. Setiap titik memperlihatkan suatu hasil yang kita
nilai sebagai varibel tak bebas maupun bebas
Diagram pencar ini memiliki 2 manfaat, yaitu :
- membantu menunjukkan apakah terdapat
hubungan yang bermanfaat antara dua variabel,
- dan membantu menetapkan tipe persamaan yang
menunjukkan hubungan antara kedua variabel
tersebut.
Karyawan Hasil Produksi
(lusin)
(Y)
Skor Tes
Kecerdasan
(X)
A 30 6
B 49 9
C 18 3
D 42 8
E 39 7
F 25 5
G 41 8
H 52 10
Tabel perhitungan
Diagram Pencar
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Hasil Tes Kecerdasan
Hasil
Produksi
(lusin)
Karyawan Hasil Produksi
(lusin)
(Y)
Skor Tes
Kecerdasan
(X)
A 30 6
B 49 9
C 18 3
D 42 8
E 39 7
F 25 5
G 41 8
H 52 10
Metode jumlah kuadrat terkecil
Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk
mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabelnya.
Istilah regresi itu sendiri berarti ramalan atau taksiran.
Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan garis regresi
pada data diagram pencar disebut persamaan regresi.
Untuk menempatkan garis regresi pada data yang diperoleh maka digunakan
metode kuadrat terkecil, sehingga bentuk persamaan regresi adalah sebagai
berikut:
Y’ = a + b X
Dimana:
Y’: nilai estimate variabel terikat
a: titik potong garis regresi pd sumbu y (nilai estimate Y’ bila x=0)
b: gradien garis regresi (perub nilai estimate Y’ per satuan perubahan nilai x)
X: nilai variabel bebas
Kesamaan diantara garis regresi dan garis trend tidak dapat berakhir dengan
persamaan garis lurus. Garis regresi (seperti garis trend dan nilai tengah
aritmatika) memiliki dua sifat matematis berikut :
(Y – Y’) = 0
dan (Y – Y’)2 = nilai terkecil atau terendah
Dengan perkataan lain, garis regresi akan ditempatkan pada
data dalam diagram sedemikian rupa sehingga penyimpangan
(perbedaan) positif titik-titik terhadap titik-titik pencar di atas
garis akan mengimbangi penyimpangan negatif titik-titik
pencar yang terletak di bawah garis, sehingga hasil
penyimpangan keseluruhan titik-titik terhadap garis lurus
adalah nol.
Untuk tujuan di atas, perhitungan analisis regresi dan analisis
korelasi dapat dipermudah dengan menggunakan rumus
dalam bentuk penyimpangan nilai tengah variabel X dan Y,
yaitu penyimpangan dari
Y
dan
X
Oleh karena itu, dapat digunakan simbol berikut ini :
( )
( )
( )( )
Y
Y
X
X
xy
dan
Y
Y
y
X
X
x
−
−
=
−
=
−
=
Nilai dari a dan b pada persamaan regresi dapat dihitung dengan
rumus berikut :
( )
X
b
Y
a
X
X
n
Y
X
Y
X
n
b
x
y
x
b
i
i
i
i
i
i
i
i
i
−
=
−
−
=
=
 
  


2
2
2
Karyawan Hasil Produksi
(lusin) (Y)
Skor Tes
(X)
y x xy x2 y2
A 30 6 -7 -1 7 1 49
B 49 9 12 2 24 4 144
C 18 3 -19 -4 76 16 361
D 42 8 5 1 5 1 25
E 39 7 2 0 0 0 4
F 25 5 -12 -2 24 4 144
G 41 8 4 1 4 1 16
H 52 10 15 3 45 9 225
296 56 0 0 185 36 968
Tabel perhit.
( )
X
X −
( )
Y
Y −
7
8
56
37
8
296
=
=
=
=
=
=


N
X
X
N
Y
Y
( ) 02
,
1
7
14
,
5
37
14
,
5
~
138
,
5
36
185
2
=
−
=
−
=
=
=
=


X
b
Y
a
x
xy
b
X
Y 14
,
5
02
,
1
' +
=
( )
( )
( )
( ) 42
,
52
10
14
,
5
02
,
1
'
10
86
,
31
6
14
,
5
02
,
1
'
6
72
,
26
5
14
,
5
02
,
1
'
5
44
,
16
3
14
,
5
02
,
1
'
3
=
+
=
→
=
=
+
=
→
=
=
+
=
→
=
=
+
=
→
=
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Diagram Pencar
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Hasil Tes Kecerdasan
Hasil
Produksi
(lusin)
Pembacaan garis regresi
Contoh: Jika garis regresi ditunjukkan dengan persamaan :
maka dapat diartikan bahwa : hasil penjualan akan bertambah
sebesar 0,95 pada setiap kenaikan pengeluaran iklan sebanyak 1
satuan
x
y 95
,
0
94
,
2
1
+
=
Koefisien Regresi
• Adalah lereng garis regresi (nilai b)
• Nilai b positif , menunjukkan hubungan antara variabel x dan y searah
atau hubungannya positif.
• Nilai b negatif, menunjukkan hubungan antara variabel x dan y
berlawanan arah atau hubungannya negatif
• Besar kecilnya perubahan variabel x terhadap variabel y ditentukan
besar kecilnya koefisien regresi.
Perbedaan Regresi dan Korelasi
• Regresi menunjukkan hubungan antara variabel satu dengan variabel
lainnya.
• Sifat hubungan dapat dijelaskan: variabel yang satu sebagai
penyebab, variabel yang lain sebagai akibat.
• Korelasi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, akan tetapi
menunjukkan hubungan antara variabel satu dengan yang lain.
Interpretasi penyimpangan standar terhadap garis
regresi
(standart error of estimate)
• Penyimpangan standar terhadap garis regresi
diinterpretasikan sebagai penyimpangan terhadap rata-rata.
• Semakin besar nilai Se semakin tersebar titik-titik yang
berada di sekitar garis regresi.
• Apabila Se=0 atau penyimpangan standar terhadap garis
regresi = 0, maka semua titik berada di sepanjang garis
regresi.
• Se=0 maka persamaan garis regresi dapat digunakan secara
sempurna untuk menaksir variabel dependen.
Koefisien Determinasi
• Adalah alat utama untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan
antara variabel x dan y.
• Nilai koefisien determinasi antara 0   1
• Nilai koefisien determinasi = 1 menunjukkan hubungan sempurna.
• Nilai koefisien determinasi = 0 menunjukkan tidak ada hubungan.
• 81 artinya 81% perubahan dari variabel y ditentukan oleh variabel
x.
r
2
=
2
r
Koefisien korelasi
• Adalah alat kedua untuk menjelaskan hubungan antara variabel x dan
y.
• Koefisien korelasi merupakan akar dari koefisien determinasi ( )
• Koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan antara variabel x dan
y.
2
r
r =
Hubungan dua variabel ada yang positif dan negatif.
Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila
kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh
kenaikan (penurunan) Y.
Sebaliknya dikatakan negatif kalau kenaikan
(penurunan) X pada umumnya diikuti oleh
penurunan (kenaikan) Y.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Koefisien korelasi (x dan y) mempunyai hubungan positif
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Koefisien korelasi (x dan y) mempunyai hubungan negatif
0
Y
X 0
Y
X
atau
Koefisien korelasi (x dan y) tidak mempunyai hubungan atau
hubungan lemah sekali
Kuat dan tidaknya hubungan antara X dan Y apabila dapat dinyatakan dengan
fungsi linear(paling tidak mendekati), diukur dengan suatu nilai yang disebut
koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit –1 dan paling besar
+1.
Jadi jika r = koefisien korelasi, maka r dapat dinyatakan sebagai berikut :
-1 r  +1
-1 +1
Kuat (-) Kuat (+)
Lemah (-) Lemah (+)
Jika r =+1, hubungan X dan Y sempurna dan positif,
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif,
r mendekati +1, hubungan sangat kuat dan positif,
r mendekati –1, hubungan sangat lemah dan
negatif.
Kalau koefisien penentuan ditulis KP, maka untuk menghitung KP
digunakan rumus berikut : KP = r2
Cara menghitung r adalah sebagai berikut:

=

=

=
=
n
i
i
y
n
i
i
x
n
i
i
y
i
x
r
1
2
1
2
1
( 7.2 )
atau
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1






−






−
−
=







=
=
=
=
=
=
=
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
i
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
r
Kedua rumus diatas disebut koefisien korelasi Pearson
Contoh 7.1
X 1 2 4 5 7 9 10 12
Y 2 4 5 7 8 10 12 14
X Y x2 y2 xy
(x) (y)
1 2 -5,25 -5,75 27,5625 33,0625 30,1875
2 4 -4,25 -3,75 18,0625 14,0625 15,9375
4 5 -2,25 -2,75 5,0625 7,5625 6,1875
5 7 -1,25 -0,75 1,5625 0,5625 0,9375
7 8 0,75 0,25 0,5625 0,0625 0,1875
9 10 2,75 2,25 7,5625 5,0625 6,1875
10 12 3,75 4,25 14,0625 18,0625 15,9375
12 14 5,75 6,25 33,0625 39,0625 35,9375
X
X − Y
Y −
 = 50
i
X
25
,
6
=
X 75
,
7
=
Y
 = 62
i
Y  = 0
i
x  = 0
i
y  = 5
,
107
2
i
x  = 5
,
117
2
i
y  = 5
,
111
i
i y
x
Tabel 7.2
99
,
0
5
,
117
5
,
107
5
,
111
8
1
2
8
1
2
8
1
=
=
=



=
=
=
x
r
y
x
y
x
r
i
i
i
i
i
i
i
( ) %
98
%
100
9801
,
0
99
,
0
2
2
=
=
=
= x
r
KP

More Related Content

What's hot

Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Eman Mendrofa
 
Powerpoint SPtLDV
Powerpoint SPtLDVPowerpoint SPtLDV
Powerpoint SPtLDV
SanthiRosaliaLestari
 
Materi Turunan
Materi TurunanMateri Turunan
Materi Turunan
Sridayani
 
Nilai harapan
Nilai harapanNilai harapan
Nilai harapan
Welly Dian Astika
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
Rini Ayu Agustin
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1
ruslancragy8
 
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianSMKN 9 Bandung
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
Universitas Negeri Padang
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
hazhiyah
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
Nur Sandy
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
Ratih Vihafsari
 
Simpleks maksimum
Simpleks maksimum Simpleks maksimum
Simpleks maksimum
Andina Aulia Rachma
 
Materi Aljabar linear
Materi Aljabar linearMateri Aljabar linear
Materi Aljabar linear
Sriwijaya University
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
SartiniNuha
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Kristalina Dewi
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Muhammad Arif
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional
Ig Fandy Jayanto
 

What's hot (20)

Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Powerpoint SPtLDV
Powerpoint SPtLDVPowerpoint SPtLDV
Powerpoint SPtLDV
 
Materi Turunan
Materi TurunanMateri Turunan
Materi Turunan
 
Nilai harapan
Nilai harapanNilai harapan
Nilai harapan
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1
 
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Grafik fungsi rasional
Grafik fungsi rasionalGrafik fungsi rasional
Grafik fungsi rasional
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Fungsi non linier
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Simpleks maksimum
Simpleks maksimum Simpleks maksimum
Simpleks maksimum
 
Materi Aljabar linear
Materi Aljabar linearMateri Aljabar linear
Materi Aljabar linear
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional
 

Similar to Pertemuan 1 analisis regresi

1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx
ShabrinaAlma
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
RahmaniaPamungkas2
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
BambangismeOurTeam
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
ssusera89b03
 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
arlinfachrina
 
Regresi dan korelasi
Regresi dan korelasiRegresi dan korelasi
Regresi dan korelasi
Akmal
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
Evikurniafitri
 
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.pptPertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Setrireski
 
Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4
Judianto Nugroho
 
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptxKel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
AkmalRijLdi
 
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAnalisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Agung Anggoro
 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
Rizkisetiawan13
 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docx
AngraArdana
 
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.pptmateri regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
vinryan03
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
nur cendana sari
 
analisa regresi dan korelasi sederhana rs
analisa regresi dan korelasi sederhana rsanalisa regresi dan korelasi sederhana rs
analisa regresi dan korelasi sederhana rs
سو نن ازهار
 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Gandi Wibowo
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
farah fauziah
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaDian Arisona
 

Similar to Pertemuan 1 analisis regresi (20)

1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
 
Regresi dan korelasi
Regresi dan korelasiRegresi dan korelasi
Regresi dan korelasi
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
 
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.pptPertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
 
Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4
 
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptxKel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
Kel 7_Statistika Analisis Regresi (1)-1.pptx
 
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAnalisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docx
 
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.pptmateri regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
analisa regresi dan korelasi sederhana rs
analisa regresi dan korelasi sederhana rsanalisa regresi dan korelasi sederhana rs
analisa regresi dan korelasi sederhana rs
 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhana
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 

Recently uploaded

Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 

Recently uploaded (20)

Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 

Pertemuan 1 analisis regresi

  • 2. Analisis Regresi dan Korelasi • Analisis regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan statistik yang terjadi antara dua varibel atau lebih variabel. • Variabel tersebut adalah variabel X (variabel independent / variabel yang mempengaruhi / variabel yang diketahui), dan variabel Y (variabel dependent / variabel yang dipengaruhi/ variabel yang tidak diketahui) • Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur “seberapa kuat” atau “derajat kedekatan”, suatu relasi yang terjadi antar variabel.
  • 3. Macam hubungan antara 2 variabel • Pada dasarnya hubungan antar 2 variabel dapat dibedakan atas: 1. Hubungan searah/positif 2. Hubungan bersifat kebalikan/negatif 3. Tidak ada hubungan
  • 4. Hubungan searah/positif • Hubungan yang searah diartikan apabila perubahan variabel x (independent) akan mempengaruhi variabel y (dependent) yang searah. Atau jika variabel x bertambah, maka variabel y bertambah pula, dan sebaliknya. • Contoh : a. hubungan antara pengeluaran iklan (x) dan jumlah penjualan (y). b. Hubungan antara penghasilan (X) dan pengeluaran konsumsi (Y)
  • 5. Hubungan bersifat kebalikan/negatif • Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang bersifat kebalikan atau negatip, apabila perubahan variabel independent (x) akan mempengaruhi variabel dependent (Y) pada arah yang berlawanan. • Artinya apabila variabel x bertambah, maka variabel y berkurang atau sebaliknya, jika variabel x berkurang maka variabel y bertambah.
  • 6. Hubungan bersifat kebalikan/negatif Contoh : a. Hubungan antara usia kendaraan (X) dengan tingkat harga (Y). b. Hubungan antara harga barang (x) dengan jumlah yang diminta (Y)
  • 7. Tidak ada hubungan • Dua variabel dikatakan tidak punya hubungan apabila perubahan pada variabel independent (x) tidak mempengaruhi perubahan pada variabel dependent (y). • Contoh : Hubungan antara konsumsi pangan (x) dengan tingginya gedung (y).
  • 8. Relasi yang Logis • Seorang pimpinan perusahaan selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan hal-hal di masa mendatang. • Untuk pengambilan keputusan yang tepat, maka harus berdasarkan pada data yang diketahui, dihubungkan dengan hal-hal di masa mendatang. • Seperti kita ketahui, pada semua kejadian, baik kejadian ekonomi maupun lainnya, pasti ada faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian-kejadian tersebut (merosotnya hasil penjualan tekstil mungkin disebabkan karena kalah bersaing dengan tekstil impor, merosotnya produksi padi mungkin karena pupuknya berkurang, dan lain sebagainya)
  • 9. Penggambaran Garis Regresi Ada 2 cara penggambaran garis regresi : 1. Metode diagram berserak (The scatter diagram) 2. Metode jumlah kuadrat terkecil (The least square’s method)
  • 10. Diagram Pencar Setelah ditetapkan bahwa terdapat hubungan logis di antara variabel, maka untuk mendukung analisis lebih jauh, barangkali tahap selanjutnya adalah menggunakan grafik. Grafik ini disebut diagram pencar, yang menunjukkan titik-titik tertentu. Setiap titik memperlihatkan suatu hasil yang kita nilai sebagai varibel tak bebas maupun bebas
  • 11. Diagram pencar ini memiliki 2 manfaat, yaitu : - membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara dua variabel, - dan membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut.
  • 12.
  • 13. Karyawan Hasil Produksi (lusin) (Y) Skor Tes Kecerdasan (X) A 30 6 B 49 9 C 18 3 D 42 8 E 39 7 F 25 5 G 41 8 H 52 10 Tabel perhitungan
  • 14. Diagram Pencar 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Hasil Tes Kecerdasan Hasil Produksi (lusin) Karyawan Hasil Produksi (lusin) (Y) Skor Tes Kecerdasan (X) A 30 6 B 49 9 C 18 3 D 42 8 E 39 7 F 25 5 G 41 8 H 52 10
  • 15. Metode jumlah kuadrat terkecil Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabelnya. Istilah regresi itu sendiri berarti ramalan atau taksiran. Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan garis regresi pada data diagram pencar disebut persamaan regresi.
  • 16. Untuk menempatkan garis regresi pada data yang diperoleh maka digunakan metode kuadrat terkecil, sehingga bentuk persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y’ = a + b X Dimana: Y’: nilai estimate variabel terikat a: titik potong garis regresi pd sumbu y (nilai estimate Y’ bila x=0) b: gradien garis regresi (perub nilai estimate Y’ per satuan perubahan nilai x) X: nilai variabel bebas Kesamaan diantara garis regresi dan garis trend tidak dapat berakhir dengan persamaan garis lurus. Garis regresi (seperti garis trend dan nilai tengah aritmatika) memiliki dua sifat matematis berikut :
  • 17. (Y – Y’) = 0 dan (Y – Y’)2 = nilai terkecil atau terendah Dengan perkataan lain, garis regresi akan ditempatkan pada data dalam diagram sedemikian rupa sehingga penyimpangan (perbedaan) positif titik-titik terhadap titik-titik pencar di atas garis akan mengimbangi penyimpangan negatif titik-titik pencar yang terletak di bawah garis, sehingga hasil penyimpangan keseluruhan titik-titik terhadap garis lurus adalah nol.
  • 18. Untuk tujuan di atas, perhitungan analisis regresi dan analisis korelasi dapat dipermudah dengan menggunakan rumus dalam bentuk penyimpangan nilai tengah variabel X dan Y, yaitu penyimpangan dari Y dan X
  • 19. Oleh karena itu, dapat digunakan simbol berikut ini : ( ) ( ) ( )( ) Y Y X X xy dan Y Y y X X x − − = − = − =
  • 20. Nilai dari a dan b pada persamaan regresi dapat dihitung dengan rumus berikut : ( ) X b Y a X X n Y X Y X n b x y x b i i i i i i i i i − = − − = =        2 2 2
  • 21. Karyawan Hasil Produksi (lusin) (Y) Skor Tes (X) y x xy x2 y2 A 30 6 -7 -1 7 1 49 B 49 9 12 2 24 4 144 C 18 3 -19 -4 76 16 361 D 42 8 5 1 5 1 25 E 39 7 2 0 0 0 4 F 25 5 -12 -2 24 4 144 G 41 8 4 1 4 1 16 H 52 10 15 3 45 9 225 296 56 0 0 185 36 968 Tabel perhit. ( ) X X − ( ) Y Y − 7 8 56 37 8 296 = = = = = =   N X X N Y Y
  • 22. ( ) 02 , 1 7 14 , 5 37 14 , 5 ~ 138 , 5 36 185 2 = − = − = = = =   X b Y a x xy b X Y 14 , 5 02 , 1 ' + = ( ) ( ) ( ) ( ) 42 , 52 10 14 , 5 02 , 1 ' 10 86 , 31 6 14 , 5 02 , 1 ' 6 72 , 26 5 14 , 5 02 , 1 ' 5 44 , 16 3 14 , 5 02 , 1 ' 3 = + = → = = + = → = = + = → = = + = → = Y X Y X Y X Y X Diagram Pencar 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Hasil Tes Kecerdasan Hasil Produksi (lusin)
  • 23. Pembacaan garis regresi Contoh: Jika garis regresi ditunjukkan dengan persamaan : maka dapat diartikan bahwa : hasil penjualan akan bertambah sebesar 0,95 pada setiap kenaikan pengeluaran iklan sebanyak 1 satuan x y 95 , 0 94 , 2 1 + =
  • 24. Koefisien Regresi • Adalah lereng garis regresi (nilai b) • Nilai b positif , menunjukkan hubungan antara variabel x dan y searah atau hubungannya positif. • Nilai b negatif, menunjukkan hubungan antara variabel x dan y berlawanan arah atau hubungannya negatif • Besar kecilnya perubahan variabel x terhadap variabel y ditentukan besar kecilnya koefisien regresi.
  • 25. Perbedaan Regresi dan Korelasi • Regresi menunjukkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. • Sifat hubungan dapat dijelaskan: variabel yang satu sebagai penyebab, variabel yang lain sebagai akibat. • Korelasi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, akan tetapi menunjukkan hubungan antara variabel satu dengan yang lain.
  • 26. Interpretasi penyimpangan standar terhadap garis regresi (standart error of estimate) • Penyimpangan standar terhadap garis regresi diinterpretasikan sebagai penyimpangan terhadap rata-rata. • Semakin besar nilai Se semakin tersebar titik-titik yang berada di sekitar garis regresi. • Apabila Se=0 atau penyimpangan standar terhadap garis regresi = 0, maka semua titik berada di sepanjang garis regresi. • Se=0 maka persamaan garis regresi dapat digunakan secara sempurna untuk menaksir variabel dependen.
  • 27. Koefisien Determinasi • Adalah alat utama untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antara variabel x dan y. • Nilai koefisien determinasi antara 0   1 • Nilai koefisien determinasi = 1 menunjukkan hubungan sempurna. • Nilai koefisien determinasi = 0 menunjukkan tidak ada hubungan. • 81 artinya 81% perubahan dari variabel y ditentukan oleh variabel x. r 2 = 2 r
  • 28. Koefisien korelasi • Adalah alat kedua untuk menjelaskan hubungan antara variabel x dan y. • Koefisien korelasi merupakan akar dari koefisien determinasi ( ) • Koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan antara variabel x dan y. 2 r r =
  • 29. Hubungan dua variabel ada yang positif dan negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Sebaliknya dikatakan negatif kalau kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh penurunan (kenaikan) Y.
  • 30. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Koefisien korelasi (x dan y) mempunyai hubungan positif
  • 31. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Koefisien korelasi (x dan y) mempunyai hubungan negatif
  • 32. 0 Y X 0 Y X atau Koefisien korelasi (x dan y) tidak mempunyai hubungan atau hubungan lemah sekali
  • 33. Kuat dan tidaknya hubungan antara X dan Y apabila dapat dinyatakan dengan fungsi linear(paling tidak mendekati), diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit –1 dan paling besar +1. Jadi jika r = koefisien korelasi, maka r dapat dinyatakan sebagai berikut : -1 r  +1 -1 +1 Kuat (-) Kuat (+) Lemah (-) Lemah (+) Jika r =+1, hubungan X dan Y sempurna dan positif, r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif, r mendekati +1, hubungan sangat kuat dan positif, r mendekati –1, hubungan sangat lemah dan negatif.
  • 34. Kalau koefisien penentuan ditulis KP, maka untuk menghitung KP digunakan rumus berikut : KP = r2 Cara menghitung r adalah sebagai berikut:  =  =  = = n i i y n i i x n i i y i x r 1 2 1 2 1 ( 7.2 )
  • 36. Contoh 7.1 X 1 2 4 5 7 9 10 12 Y 2 4 5 7 8 10 12 14
  • 37. X Y x2 y2 xy (x) (y) 1 2 -5,25 -5,75 27,5625 33,0625 30,1875 2 4 -4,25 -3,75 18,0625 14,0625 15,9375 4 5 -2,25 -2,75 5,0625 7,5625 6,1875 5 7 -1,25 -0,75 1,5625 0,5625 0,9375 7 8 0,75 0,25 0,5625 0,0625 0,1875 9 10 2,75 2,25 7,5625 5,0625 6,1875 10 12 3,75 4,25 14,0625 18,0625 15,9375 12 14 5,75 6,25 33,0625 39,0625 35,9375 X X − Y Y −  = 50 i X 25 , 6 = X 75 , 7 = Y  = 62 i Y  = 0 i x  = 0 i y  = 5 , 107 2 i x  = 5 , 117 2 i y  = 5 , 111 i i y x Tabel 7.2