SlideShare a Scribd company logo
BAB 15
ANALISIS
REGRESI DAN
KORELASI
LINIER
1
PENGERTIAN ANALISIS KORELASI
Analisis Korelasi
• Suatu teknik statistika yang
digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan atau
korelasi antara dua variabel.
2
HUBUNGAN POSITIF DAN NEGATIF
3
Hubungan Produksi dan
Harga Minyak Goreng
(Korelasi Positif)
0
100
200
300
400
500
600
700
637 740 722 781 849 881
Harga Minyak Goreng
Hubungan Inflasi dan Suku
Bunga (Korelasi Negatif)
0
5
10
15
20
25
30
35
2,01 9,35 12,55 10,33
Inflasi
Gambar pertama menunjukkan hubungan antara
variabel inflasi dan suku bunga.Apabila dilihat pada
gambar saat inflasi rendah, maka suku bunga tinggi
dan pada saat inflasi tinggi, suku bunga rendah.
Gambar tersebut menunjukkan adanya hubungan
antara inflasi dan suku bunga yang bersifat negatif.
Gambar kedua memperlihatkan hubungan yang
positif antara variabel produksi dan harga minyak
goreng yaitu apabila harga meningkat, maka
produksi juga meningkat.
RUMUS KOEFISIEN KORELASI
4
Rumus di atas adalah rumus koefiseien regresi, di mana:
r : Nilai koefisien korelasi
ΣX : Jumlah pengamatan variabel X
ΣY : Jumlah pengamatan variabel Y
ΣXY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(ΣX2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(ΣX)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(ΣY2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(ΣY)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n : Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
    
       
2 22 2
n XY X Y
r
n X X n Y Y


    
   
  
   
HUBUNGAN KUAT DAN LEMAHNYA SUATU
KORELASI
5
0,0 0,5 1,0
Skalar
Korelasinegatif Korelasipositif
Korelasi negatif
sempurna
Korelasi negatif
sedang
Korelasi negatif
kuat
Korelasi negatif
lemah
Korelasi positif
lemah
Korelasipositif
kuat
Korelasipositif
sedang
Korelasi positif
sempurna
Tidakada
Korelasi
-0,5-1,0
Contoh Regresi Linier
M.S.Hidayat selaku ketua kamar dagang Indonesia (Kadin)
dalam acara rakornas kadin 2008 yang dibuka presiden SBY,
mengharapkan agar pemerintah segera menurunkan tingkat
suku bunga kredit. Hal tersebut didasarkan bahwa selama
suku bunga tinggi, maka investasi akan menurun sehingga
akan berdampak pada peningkatan pengangguran.
Bagaimana sebenarnya hubungan antara suku bunga kredit
dengan besarnya investasi? Berikut adalah data besarnya
suku bunga dan nilai kredit di Indonesia pada agustus sampai
desember 2007, carilah koefisien korelasinya dan apa
kesimpulannya ?
6
Kredit (dalam triliun ) Bunga (%/tahun)
Agustus 129 15
September 134 14
Oktober 152 13
November 178 13
desember 186 12
7
Kredit (X) Bunga (Y) Y2 X2 XY
Agustus 129 15 225 16.641 1.935
September 134 14 196 17.956 1.876
Oktober 152 13 169 23.104 1.976
November 178 13 169 31.684 2.314
Desember 186 12 144 34.596 2.232
Jumlah 779 67 903 123.981 10.333
Rumus koefisien korelasi
Untuk menghitung koefisien korelasi diperlukan perhitungan sebagai berikut :
    
       
2 22 2
n XY X Y
r
n X X n Y Y


    
   
  
   
𝑟 =
𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌)
𝑛 ∑𝑋2 − ∑𝑋 2 [𝑛 ∑𝑌2 −(∑𝑌)2]
=
5 10.333 − 779 (67)
5 123981 − 779 2 [5 903 −(67)2]
= -0,91
8
PENGERTIAN KOEFISIEN DETERMINASI
 Koefisien determinasi
Bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y (variabel
yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan
atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X
(variabel yang mempengaruhi atau independent).
 Koefisien determinasi r2
12
    
       
2
2
2 22 2
n XY X Y
r
n X X n Y Y


    
   
  
   
RUMUS UJI t UNTUK UJI KORELASI
2
2
1
r n
t
r


 di mana:
t : Nilai t-hitung
r : Nilai koefisien korelasi
n : Jumlah data
pengamatan
13
2-n
r-1
r
t 2

 atau
CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI SOAL A
14
Ujilah apakah (a) nilai r = - 0,412 pada hubungan antara suku bunga dan investasi dan (b) r
= 0,86 pada hubungan antara harga minyak dan produksi kelapa sawit sama dengan nol
pada taraf nyata 5%?
1. Perumusan hipotesis:
hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
dilambangkan dengan sedang pada sampel r.
H0 : r = 0
H1 : r ¹ 0
2. Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n-k = 9 - 2 =
7. Nilai taraf nyata a/2= 0,025 dan df =7 adalah = 2,36. Ingat bahwa n adalah jumlah data
pengamatan yaitu = 9, sedangkan k adalah jumlah variabel yaitu Y dan X, jadi k=2.
3. Menentukan nilai uji t
21,1
2-9
(,041)-1
0,41-
2-n
r-1
r
t 22

CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI
15
4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,36
Daerah menolak Ho Daerah menolak Ho
–2,36 t = –1,21 2,36
Daerah tidak menolak Ho
5. Menentukan keputusan. Nilai t-hitung ternyata terletak pada daerah tidak menolak H0.
Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menolak H0, sehingga dapat
disimpulkan bahwa korelasi dalam populasi sama dengan nol, hubungan antara tingkat
suku bunga dengan investasi lemah dan tidak nyata.
CONTOH UJI T UNTUK UJI KORELASI SOAL B
16
1.Perumusan hipotesis:
hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
dilambangkan dengansedang pada sampel r.
H0 : r = 0
H1 : r 0
2.Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n-k =
12 - 2 = 10. Nilai taraf nyata a/2=0,025 dan df =10 adalah = 2,23.
3. Menentukan nilai uji t
33,5
2-12
(0,86)-1
0,86
2-n
r-1
r
t 22

RUMUS KOEFISIEN DETERMINASI
17
4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,23
Daerah menolak Ho
Daerah tidak menolak Ho
Daerah menolak Ho
–2,23 t= 5,332,23
5. Menentukan keputusan. Nilai t-hitung berada di daerah menolak H0, yang berarti bahwa
H0 di tolak dan menerima H1. Ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi pada populasi
tidak sama dengan nol, dan ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan
nyata antara harga minyak dan produksi kelapa sawit.
REGRESI LINIER
• Regresi merupakan metode untuk memprediksi
sesuatu yang belum diketahui berdasarkan
sesuatu yang sudah diketahui dan mempengaruhi
variabel yang akan diprediksi itu
• Garis regresi adalah garis lurus yang terdapat
dalam diagram pencar (scatter diagram), yang
memperlihatkan adanya hubungan diantara kedua
variabel.
Next……..
• Regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk
membangun suatu persamaan yang menghubungkan
antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas
(X) dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan dan
dugaannya.
• Regresi: suatu persamaan matematika yang
mendifinisikan hubungan antara dua variabel
• Untuk mengetahui pola hubungan di antara variabel
atau pengaruh variabel yg satu terhadap yang lain.
Analisis Regresi
• Variabel yg akan diduga dinamakan variabel terikat (dependent
variable), yang biasanya digambarkan pada sumbu vertikal dari
suatu diagram
• Variabel yang menerangkan variabel terikat dinamakan variabel
bebas (explanatory variable atau indepandent variable), yang
biasanya digambarkan pada sumbu horizontal
• Dengan kata lain, analisis regresi menjawab bagaimana pola
hubungan (pengaruh) variabel-variabel
FORMULASI
Y =
X =
a =
b =
Y = a + bX^
baca Y cap adalah variabel terikat,
yaitu variabel yg besarnya dipengaruhi
oleh variabel X
variabel bebas, yaitu variabel yg
mempengaruhi variabel yg lain
konstanta/intercept, yg merupakan titik
potong dgn sumbu vertikal jika X = 0
slope, yaitu koefisien kecondongan
garis regresi
Lanjutan….
Untuk menentukan hasil peramalan, maka kita harus
mencari nilai a dan b dengan metode kuadrat terkecil:
Rumus 1:
Y = n a + b X
XY = a X + b X2
Next…..Rumus 2
(Y) - b (∑X)
a =
n n
n. XY- (∑X) (∑Y)
b =
n. (X2 ) - (X)2
Lanjutan …..
Semakin besar nilai a berarti semakin besar pula
nilai Y (variabel terikat) meskipun nilai X=0.
Begitu pula sebaliknya.
Semakin besar nilai a sedangkan nilai b konstan,
maka titik potong persamaan
Y = a + bX semakin tinggi, garis regresi bergeser
ke atas secara sejajar.
Semakin tinggi nilai b, maka garis regresi
semakin tegak, berarti semakin besar pengaruh
nilai variabel X terhadap variabel Y. Begitu pula
sebaliknya.
RUMUS PERSAMAAN REGRESI
Persamaan regresi
Suatu persamaan matematika yang
mendefinisikan hubungan antara dua variabel.
25
SCATTER DIAGRAM UNTUK MEMBANTU
MENARIK GARIS REGRESI
26
Hubungan Inflasi dan Suku Bunga
0
5
10
15
20
25
30
35
2,01 9,35 12,55 10,33
Inflasi
Scatter diagram untuk hubungan antara inflasi dan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar A
SCATTER DIAGRAM UNTUK MEMBANTU
MENARIK GARIS REGRESI
27
Scatter diagram untuk hubungan antara inflasi dan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar B
Hubungan Inflasi dan Suku Bunga
0
5
10
15
20
25
30
35
2,01 9,35 12,55 10,33
Inflasi
a
b
d
c
CONTOH SELISIH ANTARA DUGAAN DAN AKTUAL LEBIH
KECIL
28
Gambar A: selisih antara dugaan dan aktual lebih kecil
e1
Y1
e2
Y2 e3
Y3
Y4
e4 Y5
e5
Yne
n
Hubungan Inflasi dan Suku Bunga
0
10
20
30
40
2.01 9.35 12.55 10.33
Inflasi
SukuBunga
e1
Y1
e2
Y2 e3
Y3
Y4
e4
Yne
n
CONTOH SELISIH ANTARA DUGAAN DAN AKTUAL
LEBIH BESAR
29
e3
Y3
Hubungan Inflasi dan Suku Bunga
0
5
10
15
20
25
30
35
2.01 9.35 12.55 10.33
Inf lasi
SukuBunga
e1
Y1
Y2e2
Y4e4
e5
Y5
Ynen
GAMBAR PERSAMAAN REGRESI
30
-b
+b
X
Y
a
X
Gambar A: = a + b X Gambar B: = a - b XYˆ Yˆ
RUMUS MENCARI KOEFISIEN a DAN b
31
 
  


 22
)X()X(n
)X)(X()XYn
a
b
)X(b
n
)Y(
b  
Y : Nilai variabel bebas Y
a : Intersep yaitu titik potong garis dengan sumbu Y
b : Slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata pada untuk setiap unit
perubahan pada variabel X
X : Nilai variabel bebas X
n : Jumlah sampel
Yˆ
CONTOH HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI DENGAN
HARGA MINYAK KELAPA SAWIT
32
= a + b XYˆ
33
n Y X Y2 XY X2
1997 4,54 271 20,61 1230,34 73441
1998 4,53 319 20,52 1445,07 101761
1999 5,03 411 25,30 2067,33 168921
2000 6,05 348 36,60 2105,40 121104
2001 6,09 287 37,09 1747,83 82369
2002 6,14 330 37,70 2026,20 108900
2003 6,37 383 40,58 2439,71 146689
2004 7,40 384 54,76 2841,60 147456
7,22 472 52,13 3407,84 222784
Maka nilai b dan a diperoleh sebagai berikut :
b=
𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌)
𝑛 ∑𝑋2 −(∑𝑋)2]
=
11 29509 − 4455 (69,67)
11 1955125 −(4455)2
= 0,0086
a =
(𝟔𝟗,𝟔𝟕)
𝟏𝟏
=
𝟎,𝟎𝟏 ( 𝟒𝟒𝟓𝟓 )
𝟏𝟏
= 2,8631
Jadi, persamaan dugaan menjadi
34
Persamaan = 2,8631 + 0,0086 X.
DEFINISI STANDAR ERROR
 Standar error atau kesalahan baku
Pendugaan
Suatu ukuran yang mengukur
ketidakakuratan pencaran atau persebaran
nilai-nilai pengamatan (Y) terhadap garis
regresinya (Ŷ).
35
Yˆ
RUMUS STANDAR ERROR
36
22
22






n
)YˆY(
n
e
Syx
Di mana:
Sy.xC : Standar error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui
Y : Nilai pengamatan dari Y
: Nilai dugaan dari Y
n : Jumlah sampel, derajat bebas n-2 karena terdapat dua parameter yang akan
digunakan yaitu a dan b.
ˆY
Contoh Soal
 Hitunglah standar error antara X dengan Y dan standar error
untuk penduga a dan b dari diketahui bahwa Ŷ = 2,8631 +
0,0086x
Jawab :
Untuk mengetahui SY.X, ada 2 rumus yang dapat dipakai, yaitu :
1. Sy,x =
∑𝑒²
n−2
=
∑ 𝑦−Ў ²
n−2
2. Sy,x =
∑𝑦²−𝑎 ∑𝑦−𝑏∑𝑥𝑦
n−2
N Y X X2 Y2 XY
1 4.54 271 73441 20.61 1230
2 4.53 319 101761 20.52 1445
3 5.03 411 168921 25.30 2067
4 6.05 348 121104 36.60 2105
5 6.09 287 82369 37.09 1748
6 6.14 330 108900 37.70 2026
7 6.37 383 146689 40.58 2440
8 7.4 384 147456 54.76 2842
9 7.22 472 222784 52.13 3408
10 7.81 610 372100 61.00 4764
11 8.49 640 409600 72.08 5434
38
Untuk mengetahui nilai sy,x’ maka diperlukan tabel seperti di bawah
ini:
n Y Y-Y (Y-Y)2
1 5.1853 -0.6453 0.4164
2 5.5966 -1.0666 1.1376
3 6.3850 -1.3550 1.8359
4 5.8451 0.2049 0.0420
5 5.3224 0.7676 0.5892
6 5.6909 0.4491 0.2017
7 6.1450 0.2250 0.0506
8 6.1536 1.2464 1.5535
9 6.9077 0.3123 0.0976
10 8.0902 -0.2802 0.0785
11 8.3473 0.1427 0.0204
Jumlah 69.6689 0.0011 6.0235
39
Sy,x =
∑𝑒²
n−2
=
∑ 𝑦−Ў ²
n−2
=
∑ 6,0235 ²
11−2
= 0,815
Sy,x =
∑𝑦2−𝑎 ∑𝑦−𝑏∑𝑥𝑦
n−2
-
458,37−2,8631.69,67−0,0086.29609
11−2 = 0,818
Jadi menggunakan rumus 1 dan 2 hasilnya sama. Standar error sebesar
0,818 menunjukkan bahwa nilai pengamatan Y menyebar dari persamaan
regresi sebesar 0,818.
Standar error untuk koefisien regresi b:
sb =
Sᵪᵧ
[ ∑𝑋2− ∑𝑋 2/𝑛]
=
O,818
[ 1955125− 4455 2/11]
= 0,0021
standar error untuk koefisien regresi a:
sa =
∑𝑥²𝑠ᵪᵧ
n∑x2−(∑x)²
=
( 1955125.0,818)
11.1955125−(4455)²
= 0,98
40
Y
Garis regresi
Satudeviasi
standar
Nilai tengahterletak
padagaris regresi
X1 X2 X3 X
41
Beberapa asumsi penting metode kuadrat terkecil adalah sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata dari error term atau expected value untuk setiap nilai X sama dengan nol. Asumsi ini
dinyatakan E(ei/Xi) = 0.
2. Nilai error dari Ei dan Ej atau biasa disebut dengan kovarian saling tidak berhubungan
atau berkorelasi. Asumsi ini biasa dilambangkan sebagai berikut, Cov (Ei, Ej) = 0, di mana
i ¹ j. Berdasarkan pada asumsi nomor 1, pada setiap nilai Xi akan terdapat Ei, dan untuk
Xj akan ada Ej, yang dimaksud dengan nilai kovarian = 0 adalah nilai Ei dari Xi tidak ada
hubungan dengan nilai Ej dari Xj.
.
ASUMSI METODE KUADRAT TERKECIL
42
3. Varian dari error bersifat konstan. Ingat bahwa varian dilambangkan dengan s2, sehingga
asumsi ini dilambangkan dengan Var (Ei/Ej) = E(ei – ej)2 = s2. Anda perhatikan pada
gambar di atas bahwa nilai Ei (yang dilambangkan dengan tanda titik) untuk setiap X yaitu
X1, X2 dan X3 tersebar secara konstan sebesar variannya yaitu s2. Pada gambar tersebut
nilai E tersebar 1 standar deviasi di bawah garis regresi dan 1 standar deviasi di atas garis
regresi. Seluruh sebaran nilai Ei untuk Xi dan Ej untuk Xj, di mana i ¹ j terlihat sama dengan
ditunjukkan kurva yang berbentuk simetris dengan ukuran yang sama, hal inilah yang
dikenal dengan varians dari error bersifat konstan.
4. Variabel bebas X tidak berkorelasi dengan error term E, ini biasa dilambangkan dengan Cov
(Ei, Xi) = 0. Pada garis regresi Y=a + bxi + ei maka nilai Xi dan Ei tidak saling
mempengaruhi, sebab apabila saling mempengaruhi maka pengaruh masing-masing yaitu
X dan E tidak saling dapat dipisahkan. Ingat bahwa yang mempengaruhi Y selain X adalah
pasti E yaitu faktor diluar X. Oleh sebab itu varians dari E dan X saling terpisah atau tidak
berkorelasi.
ASUMSI METODE KUADRAT TERKECIL
 


n/)X(X
)XX(
n
)S(tYˆ
yx 22
2
1
43
: Nilai dugaan dari Y untuk nilai X tertentu
t : Nilai t-tabel untuk taraf nyata tertentu
Sy.x : Standar error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui
X : Nilai data pengamatan variabel bebas
Yˆ
RUMUS
44
Dengan menggunakan asumsi bahwa nilai Ei bersifat normal, maka hasil dugaan a
dan b juga mengikuti distribusi normal. Sehingga nilai t = (b – B)/b, juga merupakan
variabel normal. Dalam praktiknya nilai standar deviasi populasi b sulit diketahui,
maka standar deviasi populasi biasa diduga dengan standar deviasi sampel yaitu Sb,
sehingga nilai t menjadi t = (b – B)/Sb. Selanjutnya probabilitasnya dinyatakan
sebagai berikut:
P(-ta/2  (b – B)/Sb  ta/2 ) = 1 - a
P(-ta/2. Sb  (b – B)  ta/2 . Sb) = 1 - a
Sehingga interval B adalah:
(b -ta/2. Sb  B  b + ta/2 . Sb)
sedangkan dengan cara yang sama interval A adalah:
(a -ta/2. Sa  A  a + ta/2 . Sa)
di mana Sa dan Sb adalah sebagai berikut:
Sb = Sy.x / [ X2 – (X)2/n]
Sa =  (X2.Sy.x)/ (nX2 – (X)2)
PENDUGAAN INTERVAL NILAI KOEFISIEN REGRESI A DAN B
45
Di mana:
Y adalah nilai sebenarnya,
adalah nilai regresi
e adalah error atau kesalahan
Analisis varians atau ANOVA merupakan alat atau peranti yang dapat menggambarkan
hubungan antara koefisien korelasi, koefisien determinasi dan kesalahan baku
pendugaan. Untuk mengukur kesalahan baku kita menghitung error yaitu selisih Y
dengan atau dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan:
e = Y –
atau dalam bentuk lain yaitu
Y = + e
Yˆ
Yˆ
ˆY
ANALISIS VARIANS ATAU ANOVA
46
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan intervalhartantoahock
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
Judianto Nugroho
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
Iskandar Tambunan
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Trisnadi Wijaya
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
deskaaisyiahanifa
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
Eman Mendrofa
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
Junianto Junianto
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
Cabii
 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratIr. Zakaria, M.M
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
rizka_safa
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
Lusi Kurnia
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Raden Maulana
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Trisnadi Wijaya
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
Perum Perumnas
 

What's hot (20)

Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 

Similar to Bab 15 regresi

regresi.ppt
regresi.pptregresi.ppt
regresi.ppt
Ryan904514
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
RahmaniaPamungkas2
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
BambangismeOurTeam
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
ssusera89b03
 
14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf
14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf
14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf
Maulidiaftr
 
Analisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaAnalisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhana
Mitha Viani
 
Pertemuan 1 analisis regresi
Pertemuan 1 analisis regresiPertemuan 1 analisis regresi
Pertemuan 1 analisis regresi
Chimel2
 
4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt
4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt
4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt
BanjarMasin4
 
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.pptAnalisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Wan Na
 
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdfanalisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
HamjaAbdulHalik
 
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi bergandaPpt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
SOFIATUL JANNAH
 
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptxPertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
RidwanMusa4
 
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptxPertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
RidwanMusa4
 
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.pptPertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Setrireski
 
1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx
ShabrinaAlma
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
Fisheries and Marine Department
 
Analisis Statistika Korelasi dan Regresi
Analisis Statistika Korelasi dan RegresiAnalisis Statistika Korelasi dan Regresi
Analisis Statistika Korelasi dan Regresi
RahmaniaPamungkas2
 
Materi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Materi Analisis Regresi dan Korelasi.pptMateri Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Materi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
AbdulRozak821135
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
Universitas Negeri Makassar
 
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptAnalisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
WawanJoko
 

Similar to Bab 15 regresi (20)

regresi.ppt
regresi.pptregresi.ppt
regresi.ppt
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf
14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf
14-15_ Analisis Korelasi & Olahan Data - min.pdf
 
Analisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaAnalisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhana
 
Pertemuan 1 analisis regresi
Pertemuan 1 analisis regresiPertemuan 1 analisis regresi
Pertemuan 1 analisis regresi
 
4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt
4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt
4._ANALISIS_pada konsep KORELASI_nerisa.ppt
 
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.pptAnalisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
 
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdfanalisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
 
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi bergandaPpt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
 
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptxPertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
 
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptxPertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
Pertemuan-12-Analisis-Regresi-Korelasi.pptx
 
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.pptPertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
 
1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx1.Regresi (1).pptx
1.Regresi (1).pptx
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
 
Analisis Statistika Korelasi dan Regresi
Analisis Statistika Korelasi dan RegresiAnalisis Statistika Korelasi dan Regresi
Analisis Statistika Korelasi dan Regresi
 
Materi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Materi Analisis Regresi dan Korelasi.pptMateri Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Materi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptAnalisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
 

Recently uploaded

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 

Recently uploaded (20)

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 

Bab 15 regresi

  • 2. PENGERTIAN ANALISIS KORELASI Analisis Korelasi • Suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. 2
  • 3. HUBUNGAN POSITIF DAN NEGATIF 3 Hubungan Produksi dan Harga Minyak Goreng (Korelasi Positif) 0 100 200 300 400 500 600 700 637 740 722 781 849 881 Harga Minyak Goreng Hubungan Inflasi dan Suku Bunga (Korelasi Negatif) 0 5 10 15 20 25 30 35 2,01 9,35 12,55 10,33 Inflasi Gambar pertama menunjukkan hubungan antara variabel inflasi dan suku bunga.Apabila dilihat pada gambar saat inflasi rendah, maka suku bunga tinggi dan pada saat inflasi tinggi, suku bunga rendah. Gambar tersebut menunjukkan adanya hubungan antara inflasi dan suku bunga yang bersifat negatif. Gambar kedua memperlihatkan hubungan yang positif antara variabel produksi dan harga minyak goreng yaitu apabila harga meningkat, maka produksi juga meningkat.
  • 4. RUMUS KOEFISIEN KORELASI 4 Rumus di atas adalah rumus koefiseien regresi, di mana: r : Nilai koefisien korelasi ΣX : Jumlah pengamatan variabel X ΣY : Jumlah pengamatan variabel Y ΣXY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y (ΣX2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X (ΣX)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X (ΣY2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y (ΣY)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y n : Jumlah pasangan pengamatan Y dan X              2 22 2 n XY X Y r n X X n Y Y                  
  • 5. HUBUNGAN KUAT DAN LEMAHNYA SUATU KORELASI 5 0,0 0,5 1,0 Skalar Korelasinegatif Korelasipositif Korelasi negatif sempurna Korelasi negatif sedang Korelasi negatif kuat Korelasi negatif lemah Korelasi positif lemah Korelasipositif kuat Korelasipositif sedang Korelasi positif sempurna Tidakada Korelasi -0,5-1,0
  • 6. Contoh Regresi Linier M.S.Hidayat selaku ketua kamar dagang Indonesia (Kadin) dalam acara rakornas kadin 2008 yang dibuka presiden SBY, mengharapkan agar pemerintah segera menurunkan tingkat suku bunga kredit. Hal tersebut didasarkan bahwa selama suku bunga tinggi, maka investasi akan menurun sehingga akan berdampak pada peningkatan pengangguran. Bagaimana sebenarnya hubungan antara suku bunga kredit dengan besarnya investasi? Berikut adalah data besarnya suku bunga dan nilai kredit di Indonesia pada agustus sampai desember 2007, carilah koefisien korelasinya dan apa kesimpulannya ? 6
  • 7. Kredit (dalam triliun ) Bunga (%/tahun) Agustus 129 15 September 134 14 Oktober 152 13 November 178 13 desember 186 12 7 Kredit (X) Bunga (Y) Y2 X2 XY Agustus 129 15 225 16.641 1.935 September 134 14 196 17.956 1.876 Oktober 152 13 169 23.104 1.976 November 178 13 169 31.684 2.314 Desember 186 12 144 34.596 2.232 Jumlah 779 67 903 123.981 10.333 Rumus koefisien korelasi Untuk menghitung koefisien korelasi diperlukan perhitungan sebagai berikut :              2 22 2 n XY X Y r n X X n Y Y                  
  • 8. 𝑟 = 𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌) 𝑛 ∑𝑋2 − ∑𝑋 2 [𝑛 ∑𝑌2 −(∑𝑌)2] = 5 10.333 − 779 (67) 5 123981 − 779 2 [5 903 −(67)2] = -0,91 8
  • 9. PENGERTIAN KOEFISIEN DETERMINASI  Koefisien determinasi Bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independent).  Koefisien determinasi r2 12              2 2 2 22 2 n XY X Y r n X X n Y Y                  
  • 10. RUMUS UJI t UNTUK UJI KORELASI 2 2 1 r n t r    di mana: t : Nilai t-hitung r : Nilai koefisien korelasi n : Jumlah data pengamatan 13 2-n r-1 r t 2   atau
  • 11. CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI SOAL A 14 Ujilah apakah (a) nilai r = - 0,412 pada hubungan antara suku bunga dan investasi dan (b) r = 0,86 pada hubungan antara harga minyak dan produksi kelapa sawit sama dengan nol pada taraf nyata 5%? 1. Perumusan hipotesis: hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi dilambangkan dengan sedang pada sampel r. H0 : r = 0 H1 : r ¹ 0 2. Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n-k = 9 - 2 = 7. Nilai taraf nyata a/2= 0,025 dan df =7 adalah = 2,36. Ingat bahwa n adalah jumlah data pengamatan yaitu = 9, sedangkan k adalah jumlah variabel yaitu Y dan X, jadi k=2. 3. Menentukan nilai uji t 21,1 2-9 (,041)-1 0,41- 2-n r-1 r t 22 
  • 12. CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI 15 4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,36 Daerah menolak Ho Daerah menolak Ho –2,36 t = –1,21 2,36 Daerah tidak menolak Ho 5. Menentukan keputusan. Nilai t-hitung ternyata terletak pada daerah tidak menolak H0. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menolak H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi dalam populasi sama dengan nol, hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi lemah dan tidak nyata.
  • 13. CONTOH UJI T UNTUK UJI KORELASI SOAL B 16 1.Perumusan hipotesis: hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi dilambangkan dengansedang pada sampel r. H0 : r = 0 H1 : r 0 2.Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n-k = 12 - 2 = 10. Nilai taraf nyata a/2=0,025 dan df =10 adalah = 2,23. 3. Menentukan nilai uji t 33,5 2-12 (0,86)-1 0,86 2-n r-1 r t 22 
  • 14. RUMUS KOEFISIEN DETERMINASI 17 4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,23 Daerah menolak Ho Daerah tidak menolak Ho Daerah menolak Ho –2,23 t= 5,332,23 5. Menentukan keputusan. Nilai t-hitung berada di daerah menolak H0, yang berarti bahwa H0 di tolak dan menerima H1. Ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi pada populasi tidak sama dengan nol, dan ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan nyata antara harga minyak dan produksi kelapa sawit.
  • 15. REGRESI LINIER • Regresi merupakan metode untuk memprediksi sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui dan mempengaruhi variabel yang akan diprediksi itu • Garis regresi adalah garis lurus yang terdapat dalam diagram pencar (scatter diagram), yang memperlihatkan adanya hubungan diantara kedua variabel.
  • 16. Next…….. • Regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan dan dugaannya. • Regresi: suatu persamaan matematika yang mendifinisikan hubungan antara dua variabel • Untuk mengetahui pola hubungan di antara variabel atau pengaruh variabel yg satu terhadap yang lain.
  • 17. Analisis Regresi • Variabel yg akan diduga dinamakan variabel terikat (dependent variable), yang biasanya digambarkan pada sumbu vertikal dari suatu diagram • Variabel yang menerangkan variabel terikat dinamakan variabel bebas (explanatory variable atau indepandent variable), yang biasanya digambarkan pada sumbu horizontal • Dengan kata lain, analisis regresi menjawab bagaimana pola hubungan (pengaruh) variabel-variabel
  • 18. FORMULASI Y = X = a = b = Y = a + bX^ baca Y cap adalah variabel terikat, yaitu variabel yg besarnya dipengaruhi oleh variabel X variabel bebas, yaitu variabel yg mempengaruhi variabel yg lain konstanta/intercept, yg merupakan titik potong dgn sumbu vertikal jika X = 0 slope, yaitu koefisien kecondongan garis regresi
  • 19. Lanjutan…. Untuk menentukan hasil peramalan, maka kita harus mencari nilai a dan b dengan metode kuadrat terkecil: Rumus 1: Y = n a + b X XY = a X + b X2
  • 20. Next…..Rumus 2 (Y) - b (∑X) a = n n n. XY- (∑X) (∑Y) b = n. (X2 ) - (X)2
  • 21. Lanjutan ….. Semakin besar nilai a berarti semakin besar pula nilai Y (variabel terikat) meskipun nilai X=0. Begitu pula sebaliknya. Semakin besar nilai a sedangkan nilai b konstan, maka titik potong persamaan Y = a + bX semakin tinggi, garis regresi bergeser ke atas secara sejajar. Semakin tinggi nilai b, maka garis regresi semakin tegak, berarti semakin besar pengaruh nilai variabel X terhadap variabel Y. Begitu pula sebaliknya.
  • 22. RUMUS PERSAMAAN REGRESI Persamaan regresi Suatu persamaan matematika yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. 25
  • 23. SCATTER DIAGRAM UNTUK MEMBANTU MENARIK GARIS REGRESI 26 Hubungan Inflasi dan Suku Bunga 0 5 10 15 20 25 30 35 2,01 9,35 12,55 10,33 Inflasi Scatter diagram untuk hubungan antara inflasi dan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar A
  • 24. SCATTER DIAGRAM UNTUK MEMBANTU MENARIK GARIS REGRESI 27 Scatter diagram untuk hubungan antara inflasi dan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar B Hubungan Inflasi dan Suku Bunga 0 5 10 15 20 25 30 35 2,01 9,35 12,55 10,33 Inflasi a b d c
  • 25. CONTOH SELISIH ANTARA DUGAAN DAN AKTUAL LEBIH KECIL 28 Gambar A: selisih antara dugaan dan aktual lebih kecil e1 Y1 e2 Y2 e3 Y3 Y4 e4 Y5 e5 Yne n Hubungan Inflasi dan Suku Bunga 0 10 20 30 40 2.01 9.35 12.55 10.33 Inflasi SukuBunga e1 Y1 e2 Y2 e3 Y3 Y4 e4 Yne n
  • 26. CONTOH SELISIH ANTARA DUGAAN DAN AKTUAL LEBIH BESAR 29 e3 Y3 Hubungan Inflasi dan Suku Bunga 0 5 10 15 20 25 30 35 2.01 9.35 12.55 10.33 Inf lasi SukuBunga e1 Y1 Y2e2 Y4e4 e5 Y5 Ynen
  • 27. GAMBAR PERSAMAAN REGRESI 30 -b +b X Y a X Gambar A: = a + b X Gambar B: = a - b XYˆ Yˆ
  • 28. RUMUS MENCARI KOEFISIEN a DAN b 31         22 )X()X(n )X)(X()XYn a b )X(b n )Y( b   Y : Nilai variabel bebas Y a : Intersep yaitu titik potong garis dengan sumbu Y b : Slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata pada untuk setiap unit perubahan pada variabel X X : Nilai variabel bebas X n : Jumlah sampel Yˆ
  • 29. CONTOH HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI DENGAN HARGA MINYAK KELAPA SAWIT 32 = a + b XYˆ
  • 30. 33 n Y X Y2 XY X2 1997 4,54 271 20,61 1230,34 73441 1998 4,53 319 20,52 1445,07 101761 1999 5,03 411 25,30 2067,33 168921 2000 6,05 348 36,60 2105,40 121104 2001 6,09 287 37,09 1747,83 82369 2002 6,14 330 37,70 2026,20 108900 2003 6,37 383 40,58 2439,71 146689 2004 7,40 384 54,76 2841,60 147456 7,22 472 52,13 3407,84 222784
  • 31. Maka nilai b dan a diperoleh sebagai berikut : b= 𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌) 𝑛 ∑𝑋2 −(∑𝑋)2] = 11 29509 − 4455 (69,67) 11 1955125 −(4455)2 = 0,0086 a = (𝟔𝟗,𝟔𝟕) 𝟏𝟏 = 𝟎,𝟎𝟏 ( 𝟒𝟒𝟓𝟓 ) 𝟏𝟏 = 2,8631 Jadi, persamaan dugaan menjadi 34 Persamaan = 2,8631 + 0,0086 X.
  • 32. DEFINISI STANDAR ERROR  Standar error atau kesalahan baku Pendugaan Suatu ukuran yang mengukur ketidakakuratan pencaran atau persebaran nilai-nilai pengamatan (Y) terhadap garis regresinya (Ŷ). 35 Yˆ
  • 33. RUMUS STANDAR ERROR 36 22 22       n )YˆY( n e Syx Di mana: Sy.xC : Standar error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui Y : Nilai pengamatan dari Y : Nilai dugaan dari Y n : Jumlah sampel, derajat bebas n-2 karena terdapat dua parameter yang akan digunakan yaitu a dan b. ˆY
  • 34. Contoh Soal  Hitunglah standar error antara X dengan Y dan standar error untuk penduga a dan b dari diketahui bahwa Ŷ = 2,8631 + 0,0086x Jawab : Untuk mengetahui SY.X, ada 2 rumus yang dapat dipakai, yaitu : 1. Sy,x = ∑𝑒² n−2 = ∑ 𝑦−Ў ² n−2 2. Sy,x = ∑𝑦²−𝑎 ∑𝑦−𝑏∑𝑥𝑦 n−2
  • 35. N Y X X2 Y2 XY 1 4.54 271 73441 20.61 1230 2 4.53 319 101761 20.52 1445 3 5.03 411 168921 25.30 2067 4 6.05 348 121104 36.60 2105 5 6.09 287 82369 37.09 1748 6 6.14 330 108900 37.70 2026 7 6.37 383 146689 40.58 2440 8 7.4 384 147456 54.76 2842 9 7.22 472 222784 52.13 3408 10 7.81 610 372100 61.00 4764 11 8.49 640 409600 72.08 5434 38 Untuk mengetahui nilai sy,x’ maka diperlukan tabel seperti di bawah ini:
  • 36. n Y Y-Y (Y-Y)2 1 5.1853 -0.6453 0.4164 2 5.5966 -1.0666 1.1376 3 6.3850 -1.3550 1.8359 4 5.8451 0.2049 0.0420 5 5.3224 0.7676 0.5892 6 5.6909 0.4491 0.2017 7 6.1450 0.2250 0.0506 8 6.1536 1.2464 1.5535 9 6.9077 0.3123 0.0976 10 8.0902 -0.2802 0.0785 11 8.3473 0.1427 0.0204 Jumlah 69.6689 0.0011 6.0235 39 Sy,x = ∑𝑒² n−2 = ∑ 𝑦−Ў ² n−2 = ∑ 6,0235 ² 11−2 = 0,815 Sy,x = ∑𝑦2−𝑎 ∑𝑦−𝑏∑𝑥𝑦 n−2 - 458,37−2,8631.69,67−0,0086.29609 11−2 = 0,818
  • 37. Jadi menggunakan rumus 1 dan 2 hasilnya sama. Standar error sebesar 0,818 menunjukkan bahwa nilai pengamatan Y menyebar dari persamaan regresi sebesar 0,818. Standar error untuk koefisien regresi b: sb = Sᵪᵧ [ ∑𝑋2− ∑𝑋 2/𝑛] = O,818 [ 1955125− 4455 2/11] = 0,0021 standar error untuk koefisien regresi a: sa = ∑𝑥²𝑠ᵪᵧ n∑x2−(∑x)² = ( 1955125.0,818) 11.1955125−(4455)² = 0,98 40
  • 38. Y Garis regresi Satudeviasi standar Nilai tengahterletak padagaris regresi X1 X2 X3 X 41 Beberapa asumsi penting metode kuadrat terkecil adalah sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata dari error term atau expected value untuk setiap nilai X sama dengan nol. Asumsi ini dinyatakan E(ei/Xi) = 0. 2. Nilai error dari Ei dan Ej atau biasa disebut dengan kovarian saling tidak berhubungan atau berkorelasi. Asumsi ini biasa dilambangkan sebagai berikut, Cov (Ei, Ej) = 0, di mana i ¹ j. Berdasarkan pada asumsi nomor 1, pada setiap nilai Xi akan terdapat Ei, dan untuk Xj akan ada Ej, yang dimaksud dengan nilai kovarian = 0 adalah nilai Ei dari Xi tidak ada hubungan dengan nilai Ej dari Xj. . ASUMSI METODE KUADRAT TERKECIL
  • 39. 42 3. Varian dari error bersifat konstan. Ingat bahwa varian dilambangkan dengan s2, sehingga asumsi ini dilambangkan dengan Var (Ei/Ej) = E(ei – ej)2 = s2. Anda perhatikan pada gambar di atas bahwa nilai Ei (yang dilambangkan dengan tanda titik) untuk setiap X yaitu X1, X2 dan X3 tersebar secara konstan sebesar variannya yaitu s2. Pada gambar tersebut nilai E tersebar 1 standar deviasi di bawah garis regresi dan 1 standar deviasi di atas garis regresi. Seluruh sebaran nilai Ei untuk Xi dan Ej untuk Xj, di mana i ¹ j terlihat sama dengan ditunjukkan kurva yang berbentuk simetris dengan ukuran yang sama, hal inilah yang dikenal dengan varians dari error bersifat konstan. 4. Variabel bebas X tidak berkorelasi dengan error term E, ini biasa dilambangkan dengan Cov (Ei, Xi) = 0. Pada garis regresi Y=a + bxi + ei maka nilai Xi dan Ei tidak saling mempengaruhi, sebab apabila saling mempengaruhi maka pengaruh masing-masing yaitu X dan E tidak saling dapat dipisahkan. Ingat bahwa yang mempengaruhi Y selain X adalah pasti E yaitu faktor diluar X. Oleh sebab itu varians dari E dan X saling terpisah atau tidak berkorelasi. ASUMSI METODE KUADRAT TERKECIL
  • 40.     n/)X(X )XX( n )S(tYˆ yx 22 2 1 43 : Nilai dugaan dari Y untuk nilai X tertentu t : Nilai t-tabel untuk taraf nyata tertentu Sy.x : Standar error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui X : Nilai data pengamatan variabel bebas Yˆ RUMUS
  • 41. 44 Dengan menggunakan asumsi bahwa nilai Ei bersifat normal, maka hasil dugaan a dan b juga mengikuti distribusi normal. Sehingga nilai t = (b – B)/b, juga merupakan variabel normal. Dalam praktiknya nilai standar deviasi populasi b sulit diketahui, maka standar deviasi populasi biasa diduga dengan standar deviasi sampel yaitu Sb, sehingga nilai t menjadi t = (b – B)/Sb. Selanjutnya probabilitasnya dinyatakan sebagai berikut: P(-ta/2  (b – B)/Sb  ta/2 ) = 1 - a P(-ta/2. Sb  (b – B)  ta/2 . Sb) = 1 - a Sehingga interval B adalah: (b -ta/2. Sb  B  b + ta/2 . Sb) sedangkan dengan cara yang sama interval A adalah: (a -ta/2. Sa  A  a + ta/2 . Sa) di mana Sa dan Sb adalah sebagai berikut: Sb = Sy.x / [ X2 – (X)2/n] Sa =  (X2.Sy.x)/ (nX2 – (X)2) PENDUGAAN INTERVAL NILAI KOEFISIEN REGRESI A DAN B
  • 42. 45 Di mana: Y adalah nilai sebenarnya, adalah nilai regresi e adalah error atau kesalahan Analisis varians atau ANOVA merupakan alat atau peranti yang dapat menggambarkan hubungan antara koefisien korelasi, koefisien determinasi dan kesalahan baku pendugaan. Untuk mengukur kesalahan baku kita menghitung error yaitu selisih Y dengan atau dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan: e = Y – atau dalam bentuk lain yaitu Y = + e Yˆ Yˆ ˆY ANALISIS VARIANS ATAU ANOVA