SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
PERLAWANAN MASYARAKAT DAERAH KALIMANTAN
SELATAN DIBAWAH KEPEMIMPINAN PANGERAN
ANTASARI TERHADAP KOLONIALISME BELANDA
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia
Kelompok 7
Kelas XI.IPA 4
Anggota:
Delonix Regiandira A.
Fransiska Dewi Retno
M. Irham Naufal
Sulistian Nur F.
Syavira Putri Melia S.
SMA NEGERI 1 MAJALENGKA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Kuasa. Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
Makalah ini berjudul “Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan Selatan
dibawah Kepemimpinan Pangeran Antasari terhadap Kolonialisme Belanda”.
Makalah ini mengemukakan mengenai perlawanan yang dilakukan oleh
masyarakat daerah Kalimantan terhadap kolonialisme Belanda, terutama
perlawanan masyarakat daerah Kalimantan yang dipimpin oleh Pangeran
Antasari.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan dukungan, bimbingan
serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Hj. Aah Suniah, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Majalengka yang telah
memberikan izin kepada penulis sehingga dapat berpartisipasi dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak Didin Mafrudin, S.Pd, M.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia SMA Negeri 1 Majalengka yang telah memberikan bimbingan serta
arahan kepada penulis.
3. Orang tua yang telah memberikan do’a serta dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
4. Guru-guru dan rekan-rekan di SMA Negeri 1 Majalengka serta pihak-pihak
yang telah membantu penulis, baik berupa moril maupun berupa materil.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah selanjutnya. Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat.
Majalengka, 20 Oktober 2015
Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
I.1 Latar Belakang....................................................................................
I.2 Maksud dan Tujuan............................................................................
I.3 Perumusan Masalah............................................................................
I.4 Metode Penulisan..............................................................................
1
1
2
2
3
I.5 Sistematika Penulisan........................................................................ 6
BAB II PERLAWANAN MASYARAKAT DAERAH KALIMANTAN
SELATAN DIBAWAH KEPEMIMPINAN PANGERAN ANTASARI
TERHADAP KOLONIALISME BELANDA............................................ 7
II.1 Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda.............. 7
II.2 Jalannya perang terhadap Belanda.................................................... 14
II.3 Akhir dari Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan terhadap
Belanda.................................................................................................... 18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................
III.1 Kesimpulan......................................................................................
III.2 Saran...............................................................................................
19
19
19
Daftar Pustaka.............................................................................................. 20
Lampiran....................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sekitar tahun 1595 Masehi, Belanda datang ke Indonesia. Kedatangan
Belanda ke Indonesia ini terutama didorong oleh faktor ekonomi. Selain itu,
faktor kesuburan dan kekayaan bangsa Indonesia juga menjadi penambah minat
dan semangat mereka dalam memperluas kekuasaannya. Dalam menanamkan
pengaruhnya di Indonesia, pemerintah Belanda bertindak sangat hati-hati. Pertama
sekali mereka mengadakan pendekatan dengan para kerabat kerajaan dan
selanjutnya segera mengadakan perjanjian kerja sama. Kedatangan bangsa
Belanda ke Indonesia ini ternyata berhasil menyebar ke berbagai pelosok tanah
air, termasuk wilayah Kalimantan.
Pada masa kedatangan bangsa Belanda, wilayah Kalimantan masih
berbentuk satu kepulaun, yaitu Pulau Kalimantan. Di pulau ini masih terdapat
beberapa bentuk wilayah kerajaan dan kesultanan, diantaranya : Kerajaan Sambas,
Kerajaan Sintang, Kerajaan Kubu, Kerajaan Landak, Kerajaan Pontianak,
Kesultanan Banjar dan kerajaan lainnya yang sampai saat ini peninggalannya
masih terdapat di wilayah Kalimantan.
Pada waktu itu setiap kerajaan diperintah oleh seorang Sultan atau Raja dan
dialah sebagai penguasa tertinggi dalam wilayah daerah kekuasaannya. Dia
jugalah yang berhak menerima dan menolak kehadiran bangsa asing dalam
wilayah kerajaannya.
Dalam melancarkan maksud dan tujuannya, bangsa Belanda memiliki suatu
perkumpulan dagang yang dinamakan VOC. Ciri perdagangan VOC ini bersifat
monopoli. Mereka ingin berkuasa penuh atas wilayah kekuasaan dan kegiatan
perekonomian dari daerah yang mereka datangi. Ternyata sikap dan perbuatan
bangsa Belanda ini tidak dapat diterima oleh rakyat, termasuk rakyat Kalimantan.
Rakyat menantang keras sikap bangsa Belanda tersebut.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud kami membuat karya tulis ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah
satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia, dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perlawanan rakyat daerah
Kalimantan dibawah pimpinan Pangeran Antasari terhadap
kolonialisme Belanda.
2. Untuk mengetahui kronologis kejadian serta kelanjutan atau akhir dari
perlawanan rakyat Kalimantan dibawah pimpinan Pangeran Antasari
terhadap kolonialisme Belanda.
I.3 Perumusan Masalah
Dengan mengindahkan uraian yang ada dalam latar belakang masalah
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dipandang perlu untuk melakukan
pembatasan baik secara tematis maupun temporal. Secara tematis, sesuai dengan
pernyataan masalah maka fokus penelitian ini adalah perlawanan masyarakat
daerah Kalimantan pada masa pemerintahan Pangeran Antasari terhadap
kolonialisme Belanda. Pembahasan ini dimulai dari latar belakang terjadinya
perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pangeran Antasari terhadap Belanda,
kronologis peristiwa perlawanan rakyat terhadap Belanda, hingga kelanjutan atau
akhir dari perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap Belanda. Sedangkan
batasan temporalnya pada abad ke XVIII, dimana terjadi peristiwa Perang Banjar
sebagai salah satu upaya perlawanan terhadap Belanda.
Rumusan masalah secara umum yaitu, “Bagaimana upaya perlawanan
masyarakat daerah Kalimantan terhadap Kolonialisme Belanda?” Secara rinci,
rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut.
1. Apakah latar belakang munculnya perlawanan rakyat daerah pada masa
pemerintahan Pangeran Antasari di Kalimantan?
2. Bagaimana kronologis kejadian perlawanan rakyat daerah Kalimantan
terhadap kolonialisme Belanda?
I.4 Metode Penulisan
a. Waktu dan Tempat
Pada tanggal 3 sampai dengan 8 Oktober 2015, bertempat di Kampus SMA
Negeri 1 Majalengka.
b. Metode Penulisan
Kejadian-kejadian masa lampau itu demikian banyaknya sehingga tidak
mungkin kita ketahui semua dan pelajari, seluruh waktu hidup kita tidak cukup
untuk menjangkau, kejadian-kajadian yang dipelajari dalam sejarah itu pada
pokoknya hanya meliputi kejadian-kajadian yang penting saja, kejadian yang
mempunyai arti bagi kehidupan kemanusiaan
Metodologi penelitian sejarah tidak bisa lepas dari definisi sejarah secara
umum, yaitu bahwa sejarah merupakan gambaran pengalaman manusia pada masa
lalu. Adapun tujuan seorang sejarawan adalah untuk memperoleh pengetahuan
tentang masa lampau kemudian menyajikannya. Metode penulisan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode histories yaitu penyelidikan yang
mengklafisikasikan metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif historis
suatu masalah.
Proses awal yang dilalui oleh sejarawan untuk menulis sejarah dengan
menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan
dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh, jika
dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang lebih
baik.
Metode penelitian sejarah dalam makalah ini dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Pemilihan judul atau topik
Topik yang penulis bahas pada makalah ini ditentukan oleh guru mata
pelajaran Sejarah Indonesia, yaitu Pak Didin. Adapun untuk judul, penulis
memilih judul yang tidak terlalu panjang dan dapat menggambarkan isi makalah
ini dengan jelas.
2. Heuristik
Tahap selanjutnya adalah heuristik atau pengumpulan sumber. Sumber
sejarah dapat berupa bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala
aktifitasnya di masa lampau baik berupa peninggalan-peninggalan maupun
catatan-catatan. Sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan-perpustakaan, dari
internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi
tertentu dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sumber yang berupa
buku-buku dan internet.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan
informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni dengan penelitian
kepustakaan. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang
dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik
yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini
peneliti akan mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan informasi-
informasi serta data-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut.
Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang dapat dijadikan
sebagai referensi dalam penulisan makalah ini. sumber perpustakaan yang akan di
kaji adalah Perpustakaan SMAN 1 Majalengka.
3. Verikatif
Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata
kepala sendiri atau saksi dengan panca indra yang lain atau dengan alat
mekanisme. Sumber kedua adalah sumber sekunder, sumber sekunder adalah
merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang
tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi
sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik
sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas
sumber.
- Kritik Eksternal
Hal ini berguna untuk menetapkan keaslian atau autentitas data, dilakukan
kritik eksternal. Apakah fakta peninggalan atau dokumen itu merupakan yang
sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian
tersebut. Misalnya untuk menetapkan umum dokumen melibatkan tanda tangan,
tulisan tangan, kertas, cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain.
- Kritik Internal
Setelah dilakukan suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya
dilakukan kritik internal. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah
mengungkapkan gambaran yang benar. Bagaimana mengenai penulis dan
penciptanya, apakah ia jujur, adil dan benar-benar memahami faktanya, dan
banyak lagi pertanyaan yang dapat muncul seperti diatas. Sejarahwan harus benar-
benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat. Hanya jika datanya autentik dan
akuratlah sejarawan bisa memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang
sangat berharga untuk ditelaah secara serius.
4. Interpretasi
Tahap keempat adalah interpretasi atau penafsiran sejarah penulisan.
Dalam tahap ini dilakukan analisis berdasarkan data-data yang diperoleh yang
akhirnya dihasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penulisan yang utuh disebut
dengan historiografi. Setelah penulis mengkomunikasikan hasil penelitiannya
maka disebut tulisan atau karya sejarah.
Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut
hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta
yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta
yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang
ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja
belum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk
mencari landasan penafsiran yang digunakan.
5. Historiografi
Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja mencapai
tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan
agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan
sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam
bentuk narasi kronologis.
Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai
sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah
melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa
tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk
dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa
penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat
mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
I.5 Sistematika Penulisan
Secara umum penelitian ini terdiri dari lima (3) bab, yaitu Bab I Pendahuluan
yang terdiri dari sub bab: (I.1) Latar Belakang (I.2) Maksud dan Tujuan (I.3)
Perumusan Masalah (I.4) Metode Penulisan (I.5) Sistematika Penulisan. Bab II
Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan Dibawah Kepemimpinan Pangeran
Antasari terhadap Koloanialisme Belanda, yang terdiri dari sub bab yaitu (II.1)
Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda (II.2) Jalannya perang
terhadap Belanda (II.3) Akhir dari Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan
terhadap Belanda. Bab III yaitu Penutup yang terdiri dari sub bab yaitu (III.1)
Kesimpulan (III.2) Saran.
BAB II
PERLAWANAN MASYARAKAT DAERAH KALIMANTAN SELATAN
DIBAWAH KEPEMIMPINAN PANGERAN ANTASARI TERHADAP
KOLONIALISME BELANDA
II.1 Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda
Di Kalimantan Selatan, Belanda telah lama melakukan campur tangan
dalam urusan Istana Banjar. Berikut beberapa alasan terjadinya perlawanan rakyat
Banjar antara lain sebagai berikut:
1. Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan internal kesultanan.
2. Belanda memonopoli perdagangan lada, rotan, damar, serta emas dan
intan.
3. Rakyat hidup menderita karena beban pajak serta kewajiban kerja rodi
membuka jalan dalam rangka mempermudah akses Belanda ke daerah-
daerah pertambangan Belanda.
4. Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan bagian selatan karena
di daerah ini ditemukan batu bara.
5. Belanda semakin memperluas wilayahnya di Kalimantan bagian selatan
untuk perkebunan dan pertambangan, sehingga wilayah kerajaan menjadi
semakin sempit.
Perlawanan yang terjadi di Kalimantan Selatan, di wilayah kerajaan Banjar
berlangsung hampir setengah abad lamanya. Jika dilihat coraknya, perlawanan
dapat dibedakan antara perlawanan ofensif yang berlangsung dalam waktu relative
pendek (1859-1863), dan perlawanan defensive yang mengisi seluruh perjuangan
selanjutnya (1863-1905).Perlawanan ini meletus pada tahun 1859 karena rakyat
dan beberapa bangsawan di Banjar merasa tidak senang dengan pengangkatan
Pangeran Tamjidillah. Pajak yang semakin berat ini berhubungan dengan semakin
kecilnya daerah kekuasaan kesultanan.Penyempitan daerah Banjar, dari waktu ke
waktu berdasarkan perjanjian dengan Belanda, berpangkal pada adanya hasil
tertentu di daerah kesultanan yang dapat di perdagangkan. Hasil tersebut adalah
lada, rotan, damar, emas, dan intan. Hasil-hasil ini yang mengundang orang asing
(Belanda dan Inngris) datang ke tempat ini.
Guna mendapatkan hasil-hasil Banjar, pada awal abad ke-17 datang
pedagang Belanda yang dengan susah payah mendapatkan izin untuk berdagang
disana. Akan tetapi, kemudian mereka di usir, karena ternyata merugikan dari
pedagang dari Banjar sendiri. Setelah kepergian pedagang Belanda, datang pula
pedagang asing lain, yaitu Inggris. Bangsa ini pun akhirnya bernasib serupa
dengan pedagang Belanda, yaitu mereka diusir dari wilayah negara Banjar karena
ternyata juga merugikan pedagang pribumi. Orang-orang asing dengan mudah
dapat di usir dan di kalahkan oleh rakyat atau penguasa Banjar karena dalam taraf
ini kedudukan mereka belum kuat,. Orang asing di sana belum merupakan suatu
kekuatan yang berarti, suatu kekuatan yang dapat mengguncang kewibawaan dan
ketentraman di wilayah Banjar.
Setelah pedagang Inggris meninggalkan Banjar pada dasawarsa ketiga
abad ke-18, Banjar di datangi lagi pedagang Belanda. Sulatan Tahlilillah dapat di
dekati oleh Belanda. Pada tahun 1734 diadakan suatu perjanjian dimana
pedagang-pedagang Belanda diberikan fasilitas perdagangan. Pada masa awal,
hidup matinya Belanda sangat bergantung pada sikap dan tindakan sultan. Setelah
setengah abad Belanda melakukan perdagangan di sana, muncul kesempatan
untuk berkembang, yaitu adanya pertentangan di kalangan bangsawan mengenai
kedudukan Sultan, yaitu antara Pangeran Nata dan Pangeran Amir. Untuk dapat
mempertahankan kedudukannya, Pangeran Nata meminta bantuan kepada
Belanda.
Kesempatan baik ini tidak disia-siakan belanda. Dengan bantuan Belanda,
akhirnya Pangeran Amir dapat di tangkap, kemudian di buang ke Ceylon. Akan
tetapi, Pangeran Nata, sebagaimana di sebutkan dalam perjanjian baru yang
diadakan tanggal 13 Agustus 1787, harus menyerahkan sebagian wilayah
kesultanan kepada Belanda, seperti daerah-daerah Tanah Bambu, Pegatan,
Kuatai, Bulongan, dan Kotawaringin. Sementara wilayah negara lainnya tetap di
kuasai sultan, tetapi sebagai pinjaman. Pada masa 1811-1816, daerah-daerah
Belanda di kesultanan Banjarmasin ini di kuasai oleh Inggris. Setalah Inggris
meninggalkan Banjarmasin tahun 1816, Sultan Sulaiman yang memerintah tahun
1808-1825 mengadakan perjanjian baru dengan Belanda pada tanggal 1 Januari
1817, yang isinya menyebutkan penyerahan daerah-daerah kesultanan kepada
Belanda. Daerah-daerah itu adalah Dayak, Sintang, Bakumpai, Tanah Laut,
Mendawai, Kotawaringin, Lawai, Jelai, Pegatan, Pulau Laut, Pasir, Kuati, dan
Berau.
Selain pertentangan antar bangsawan di pusat pemerintahan, kericuhan
yang terjadi di daerah-daerah juga di jadikan alasan oleh Belanda untuk
mengadakan intervensi. Seperti kericuhan yang terjadi di Marabahan dan Tanah
Dusun tahun 1825 yang sedikit mengkhawatirkan Belanda. Untuk mengatasi
kesulitan, diadakan perjanjian tambahan baru dengan sultan dan daerah tersebut
kemudian milik Belanda.
Perjanjian yang di lakukan antara Sultan Adam Alasikh Billah (1825-
1857) dengan Belanda pada tanggal 4 Mei 1826 memberi kesempatan kepada
Belanda untuk memperoleh daerah yang lebih luas lagi. Seluruh daerah
kesultanan, kecuali daerah Hulu Sungai, Martapura, dan kota Banjarmasin, masuk
dalam kekuasaan Belanda. Selain itu, dalam perjanjian tersebut disebutkan adanya
pemberian kekuasaan kepada Belanda untuk menentukan personalian dalam
pengangkatan pejabat kesultanan. Guna menguatkan kedudukannya di
Banjarmasin agar tidak terdesak oleh Inggris, Belanda mengangkat seorang
gubernur. Tahun 1845 Gubernur Weddik mengadakan perjanjian dengan sultan
untuk memperbarui perjanjian tahun 1826. Dalam perjanjian ini ditetapkan batas-
batas kesultanan yang baru dan Belanda juga mendapat izin untuk mengerjakan
tambang batu arang di distrik Riam.
Sebagaimana telah disinggung di awal, penyempitan daerah kesultanan
mempunyai pengaruh terhadap keadaan social-ekonomi penuasa, baik di tingkat
tinggi maupun rendah. Hal ini disebabkan pendapatan para penguasa ini adalah
dari hasil penarikan pajak dan kerja wajib di wilayahnya. Sejak sekitar tahun 1824
sudah disinyalir bahwa kehidupan para penguasa terasa lebih berat dan sukar.
Tambahan pula, adanya kontak dengan unsur-unsur kebudayaan barat
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan mereka. Untuk mengatasi kesulitan ini
jalan yang di tempuh oleh penguasa ialah dengan menaikkan pajak. Perlu di
kemukakan bahwa seperti halnya di dalam masyarakat tradisional umumnya,
masyarakat Banjar dapat terbagi dua kelas. Sebagian besar adalah golongan
bawah yang di perintah, sedangkan sebagian lainnya yang hanya sedikit adalah
golongan atas, yaitu golongan yang memerintah. Di puncak struktur social ini
terdapat kelas yang memerintah secara turun-temurun, terdiri atas sultan dan
sanak keluarganya. Di bawahnya adalah golongan agama, kemudian pejabat
birokrasi.
Golongan rakyat biasa, sebagian besar terdiri atas orang-orang yang
produktif, yaitu suatu golongan yang menghasilkan barang-barang untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, seperti hasil-hasil makanan ikan, dan kerajinan
tangan. Golongan di atasnya, hidupnya terutama dari penarikan berbagai macam
pajak yang pungut dari rakyat. Pajak-pajak itu umunya di pungut langsung oleh
petugas-petugas pajak dengan perantaraan dan bantuan kepala desa masing-
masing. Dengan persetujuan kepala desa, petugas pajak dapat menentukan
kebijakan sendiri, baik mengenai jumlah maupun cara penarikannya. Mereka
berkeliling dengan pengawalan yang kuat. Selama dalam tugas mereka menjadi
tanggungan penuh desa yang di datangani dan tidak akan pergi sebelum pajak
yang di pungut terbayar. Daerah kaya dikenakan pajak yang tinggi. Selain pajak,
rakyat juga di kenakan kerja wajib untuk kepentingan golongan yang
berkuasa.dengan demikian, tidak mengherankan kalau persoalan pajak atau kerja
wajib menjadi pangkal timbulnya kegelisahan social.
Di lain pihak, campur tangan Belanda dalam urusan intern kesultanan
yaitu dalam pengangkatan pejabat-pejabat penting termasuk jabatan sultan,
membuat kegelisahan social ini semakin besar. Dalam hal ini bukan saja rakyat
yang merasa tidak senang , melainkan juga beberapa orang dari kalangan
penguasa dari yang tingkat rendah sampai ke tingkat tinggi yaitu sultan. Rasa
tidak senang dengan campur tangan Belanda dalam urusan intern dimulai tahun
1851, yaitu ketika Mangkubumi meninggal dunia. Timbul perbedaan pendapat
mengenai penggantinya. Sultan Adam menginginkan Prabu Anom (putranya yang
ke-4) sebagai pengganti, sedangkan Belanda tidak menyetujui dan kemudian yang
di angkat pangeran Tamjidillah (putra dari kakak Prabu Anom, Yaitu Raja Muda
Abdurrakhman Dengan Nyai Aminah). Tidak setujunya sultan Adam terhadap
pengangkatan Pangeran Tamjidillah selain Pangeran Tamjidillah dan bukan
keturunan perempuan bangsawan, yaitu Nyai Aminah, juga karena ia menghina
agama Islam.
Lepas dari perbedaan pendapat di atas, timbul masalah baru yaitu dengan
meninggalnya Sultan Muda Abdurrakhman tahun 1852. Sultan Adam
menghendaki Pangeran Hidayat sebagai Sultan Muda. Pengangkatan ini
didasarkan atas perjanjian antara Sultan Adam dengan Pangerana Abdurrakhman
ketika di langsungkan perkawinannya dengan Ratu Siti (ibu Pangeran Hidayat).
Kemudian yang di calonkan oleh Sultan Adam untuk menduduki Mangkubumi
adalah Prabu Anom. Keinginan Sultan Adam tidak disetujui oleh Belanda.
Belanda menilai bahwa Pangeran hidayat tidak cakap, tidak pernah bergaul
dengan Belanda, dan tidak pernah menolong Belanda dalam perdagangan.
Belanda memaksa Sultan Adam agar mencabut usulnya, yaitu mencalonkan
Pangeran Hidayat sebagai Sultan Muda, dan agar penggantinya dengan Pangeran
Tamjidillah. Demikian juga agar usul sultan Adam mengangkat Prabu Anom
sebagai Mangkubumi, dicabut.
Dalam bulan Mei 1853 sultan Adam mengirimkan utusan ke Batavia
(Jakarta) untuk meminta agar Pangeran Tamjidillah, yang sudah di angkat sebagai
Mangkubumi dipecat dan Pangeran Hidayat diangkat sebagai Raja Muda dan
Prabu Anom sebagai Mangkubumi. Usahanya ini akhirnya tidak dikabulkan oleh
Belanda. Guna mencapai cita-citanya, Sultan Adam menempuh jalan lain. Ia
mengusulkan kepada Belanda agar Prabu Anom diangkat menjadi Raja Muda.
Usul inipun ditolak. Karena penolakan itu, tahun 1855 secara diam-diam ia
melantik Prabu Anom sebagai Raja Muda (putra mahkota). Dalam tahun ini juga
sultan Adam membuat surat wasiat, yang boleh dibuka setelah ia meninggal. Surat
wasiat itu menetapkan Pangeran Hidayat sebagai penggantinya jika ia meninggal.
Anaknya sendiri yaitu Prabu Anom, dan cucunya, Pangeran Tamjidilah, akan
diancam hukuman mati jika menghalang-halangi maksudnya. Sehubungan dengan
pengangkatan Prabu Anom dan pembuat surat wasit, sultan Adam memecat
Pangeran Tamjidillah sebagai Mangkubumi.
Akan tetapi, pada buan Mei 1856 datang surat yang menyatakan Pangeran
Tamjidillah diangkat Belanda sebagai Raja Muda dan memerintah Belanda
memaksa Sultan Adam agar mengakui pengangkatan tersebut dan selanjutnya
akan diangkat Mangkubumi yang baru oleh Belanda. Sementara itu, Parbu Anom
dilarang meninggalkan Banjarmasin dan gerak-geriknya diawasi. Pada bulan Mei
1856 sultan Adam juga mengajukan usul agar Pangeran Hidayat di angkat
menjadi Mangkubumi seperti kemauan Belanda. Usulnya diterima, dan pada
bulan Agustus 1856 Pangeran Hidayat dilantik. Pengajuan Pangeran Hidayat
sebagai Mangkubumi adalah siasat Sultan Adam guna mendinginkan hati rakyat
yang menilai bahwa Prabu Anom dijadikan tawanan.
Sesudah pelantikan Pangeran Hidayat sebagai mangkubumi, tanggal 1
November 1857 sultan Adam meninggal dunia. Dua hari kemudian, Pangeran
Tamjidillah di lantik sebagai Sultan. Pengangkatan Pangeran Tamjidillah menjadi
sultan menimbulkan kekecewaan dikalangan Bangsawan dan rakyat. Kekecewaan
itu karena Pangeran Tamjidillah adalah anak Sultan Muda (Pangeran
Abdurrahkaman) dengan Nyai Aminah (keturunan Cina). Ia amat dibenci, baik
oleh golongan keraton maupun rakyat. Kebiasaan mabuk menyebabkan ia
dimusuhi oleh golongan agama. Sementara Pangeran Hidayat adalah seseorang
yang berhak atas tahta, karena sebelum ia lahir telah ditetapkan oleh Sultan
Sulaiman dan Sultan Adam untuk naik tahta sesuai dengan perjanjian antara
sultan kedua dengan Mangkubumi Nata, ayah Ratu Siti sebelum ibu Pangeran
Hidayat kawin dengan sultan Muda. Menurut tradisi, hanya sultan yang ibunya
seorang keturunan yang boleh menaiki tahta. Selain itu, Pangeran Hidayat
mempunyai sifat yang baik, yaitu rendah hati, dan ramah tamah sehingga
disenangi rakyat. Terakhir, adanya surat wasiat dari Sultan Adam yang
menyatakan bahwa Pangeran Hidayatlah yang akan menggantikannya.
Kekecewaan di kalangan rakyat di Batang Balangan memperoleh saluran
setelah Penghulu Abdulgani dengan terang-terangan mengecam penganakatan
Pangeran Tamjidillah. Suatu pengangkatan seseorang yang tidak berhak menjadi
raja dipandang dari adat sebagai tanda kemerosotan kerajaan. Mereka lebih
menaruh simpati kepada Pangeran Hidayat. Sebaliknya, Belanda memandang
Pangeran Tamjidillah lebih menguntungkan. Kedudukan Pangeran Hidayat sejak
diangkat menjadi Mangkubumi tahun 1856, menjadi sulit. Sewaktu Pangeran
Tamjidillah menggantikan Sultan Adam menjadi sultan tahun 1857, Pangeran
Hidayat merasa tersisihkan. Pendiriannya yang selalu bertentangan dengan
Pangeran Tamjidillah juga menyulitkan kedudukannya sebagai mangkubumi.
Pangeran Prabu Anom yang sewaktu itu dicurigai oleh Belanda dapat ditangkap
Belanda dengan menggunakan pengaruh Pangeran Hidayat sebagai mangkubumi.
Namun, pembuangan Prabu Anom ke Jawa menimbulkan kekecewaan pada diri
Pangeran Hidayat karena menurut residen Belanda bahwa Pangeran Prabu Anom
hanya akan ditahan di Banjarmasin.
Kericuhan ini dijadikan Belanda untuk mencampuri urusan dalam kerajaan
Banjarmasin. Colonel Andresen, utusan pemerintah Belanda di Batavia datang di
Banjarmasin untuk menyelidiki dari dekat sebab-sebab kericuhan. Andresen
kemudian berkesimpulan bahwa Pangeran Tamjidillah yang tidak disenangi oleh
rakyat adalah sumber kericuhan itu. Sultan Tamjidillah kemudian diturunkan dari
tahta dan kekuasaan kerajaan Banjarmasin diambil alih oleh Belanda.
Penentangan rakyat terhadap Sultan Tamjidillah kemudian beralih kepada
pemerintahan Belanda. Dalam situasi demikian, Pangeran Hidayat akhirnya
condong kepada rakyat.
II.2 Jalannya Perang terhadap Belanda
Perlawanan rakyat terhadap Belanda berkobar di daerah-daerah di bawah
pimpinan Pangeran Antasari yang berhasil menghimpun pasukan sebanyak 3.000
orang dan menyerbu pos-pos Belanda. Pos-pos Belanda di Martapura dan
Pengaron diserang oleh pasukan Antasari pada tanggal 28 April 1859. Di samping
itu, kawan-kawan seperjuangan Pangeran Antasari juga telah mengadakan
penyerangan terhadap pasukan-pasukan Belanda yang dijumpai. Pada saat
pangeran Antasari mengepung benteng Belanda di Pengaron, Kiai Demang
Leman dengan pasukannya telah bergerak disekitar Riam Kiwa dan mengancam
benteng Belanda di Pengaron. Bersama-sama dengan Haji Nasrun pada tanggal 30
Juni 1859, kiai Demang Leman menyerbu pos Belanda yang berada di istana
Martapura. Dalam bulan Agustus 1859 bersama Haji Buyasin dan Kiai Langlang,
Kiai Demang Leman berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio.
Pada tanggal 27 September 1859 pertempuran terjadi juga di benteng
Gunung Lawak yang dipertahankan oleh Kiai Demang Leman dan kawan-kawan.
Dalam pertempuran ini kekuatan pasukan Kiai Demang Leman ternyata lebih
kecil dibandingkan dengan kekuatan musuh sehingga ia terpaksa mengundurkan
diri. Karena rakyat berkali-kali melakukan penyerangan gerilya, Belanda setelah
beberapa waktu lamanya menduduki benteng tersebut, kemudian merusak dan
meninggalkannya. Sewaktu meninggalkan benteng, pasukan Belanda mendapat
serangan dari pasukan Kiai Demang Leman yang masih aktif melakukan perang
gerilya di daerah sekitarnya. Sementara itu, Tumenggung Surapati menyanggupi
permintaan Belanda untuk membantu menangkap Pangeran Antasari. Setelah
mengadakan perundingan diatas kapal Onsurt pada bulan Desember 1859,
Tumenggung Surapati dengan anak buahnya berbalik menyerang tentara Belanda
yang berada di atas kapal tersebut, kemudian merebut senjata dan
menenggelamkannya. Benteng pertahanan Tumenggung Surapati di Lambang
mendapat serangan dari Belanda dalam bulan Februari 1860. Serbuan yang kuat
dari pasukan Belanda menyebabkan Tumenggung Surapati meninggalkan bentang
tersebut.
Tumenggung Jalil yang mengadakan perlawanan di daerah Amuntai dan
Negara mendapat serangan dari pasukan Belanda dengan bantuan Adipati
Danureja, yang sejak semula setia kepada Belanda. Atas jasanya turut
mengalahkan Tumenggung Jalil, Danureja dijadikan kepala daerah Benua Lima.
Tampaklah dalam peperangan ini Belanda menggunakan pajabat kerajaan yang
memihak kepadanya untuk menindas perlawanan. Sebagaimana telah di singgung
dimuka, Pangeran Hidayat condong kepada rakyat. Karena sikap ini, ia kemudian
diturunakan dari kedudukannya sebagai mangkubumi oleh Belnda. Desakan
Belanda melalui suratnya bertanggal 7 Maret 1860 yang berisi permintaan supaya
ia menyerah dalam waktu 12 hari, mendapat jawaban tegas dari Pangeran hidayat
bahwa ia tidak akan menyerah. Dengan demikian, ia di anggap benar-benar
memberontak terhadap Belanda.
Kekosongan jabatan sultan dan mangkubumi dalam Kerajaan Banjarmasin
mengakibatkan kerajaan di hapus oleh pemerintah Belanda pada tanggal 11 Juni
1860. Wilayahnya dimasukkan ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.
Karena tindakan pemerintah Hindia Belanda itu, di samping perlawanan yang
sedang berlangsung, di daerah-daerah timbul perlawanan baru, seperti daerah
Hulu Sungai, Tanah Laut, Barito, dan Kapuas Kahayan. Tempat-tempat separti
Tembarang, Muning, Amawang, Gadung dan Barabai di jadikan pusat-pusat
perlawanan untuk daerah Hulu Sungai, sedangkan daerah Tanah Laut pusat
perlawanan terdapat, antara lain di Riam Kiwa, Riam Kanan, dan Tabattio.
Dengan meluasnya perlawanan rakyat ini pemerintah Hindia Belanda di Banjar
mengalami kesulitan. Perluasan pengaruh perlawanan di kalangan rakyat di
batasi. Kepala-kepala daerah dan para ulama diberi peringatan agar mereka
menunjukkan sikap setia kepada pemerintah Belanda dan agar mereka mengecam
kaum pejuang. Peringatan tersebut dikemukakan dengan disertai ancaman yang
berat bagi yang tidak mengindahkannya.
Kepala-kepala daerah dan para ulama menjadi cemas karena adanya
pengumuman tersebut. Namun, kebanyakan diantara mereka tidak mengindahkan
ancaman tersebut. Mereka melarikan diri dan bergabung dengan para pejuang.
Sementara itu, Pangeran Hidayat melakukan perlawanan dari daerah satu ke
daerah lainnya bersama orang-orang yang setia kepadanya. Pada tanggal 16 Juni
1860 Pangeran Hidayat bertempur selama satu minggu di Ambawang, kemudian
terpaksa mundur karena persenjataan Belanda ternyata lebih kuat. Pasukan
Hidayat ternyata sampai di Wang Bangkal. Tidak lama disini pasukan Hidayat
diserang pasukan Belanda pada tanggal 2 Juli 1860. Pasukan Belanda yang datang
ke Wang Bangkal ini berasal dari posnya di Martapura. Dalam pertempuran ini
pun pasukan Pangeran Hidayat terdesak dan terpaksa mundur lagi. Selama dalam
pengunduran ini, pasukannya selalu mengadakan gangguan-gangguan terhadap
pasukan Belanda berupa penyergapan secara gerilya. Mereka bertahan di tempat
itu dan baru pada tanggal 10 Juli 1860 pasukan Pangeran Hidayat pindah ke
tempat lain setelah mendapat pukulan berat dari pasukan Belanda. Sementara di
daerah lain, pasukan Pangeran Antasari masih tetap melakukan serangan terhadap
pos-pos Belanda. Pada permulaan bulan Agustus 1860 pasukan Antasari berada di
Rangkau Katan, dan pada 9 Agustus terjadi kontak senjata dengan pasukan
Belanda. Pasukan Belanda berkekuatan 225 orang pemberi hukuman yang
dipersenjatai, serta 10 orang penembak meriam.
Dalam pertempuran itu pasukan Antasari dapat membunuh dan melukai
beberapa orang tentara Belanda, dan kemudian Pangeran Antasari bersama
pasukannya mengundurkan diri dari Ringkau Katan. Kekalahan Antasari ini
terutama karena datangnya bala bantuan Belanda yang bergerak dari Amuntai
melalui Awang menuju Ringkau Katan. Di Tameang Layang kemudian di dirikan
pos penjagaan Belanda yang dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan
merembesnya kembali pasukan Antasari ke Ringkau Katan. Gerakan cepat
pasukan Pangeran Hidayat dari satu daerah ke daerah lain cukup menyulitkan
Belanda. Pasukan Hidayat yang berada Gunung Mandela dapat di ketahui.
Belanda mendatangkan pasukan sebanyak 140 orang dari pantai Ambawang
bersenjata senapan berbayonet. Akan tetapi, pasukan Belanda yang bermaksud
menangkap Pangeran Hidayat tidak menjumpainya, karena pasukan Hidayat
sudah meninggalkan Gunung Mandela menuju Haroman. Pasukan Hidayat di
kejar oleh dua kelompok pasukan lain pada tanggal 20 Juli. Pasukan Hidayat
tidak juga di jumpainya. Kecepatan gerak pasukan Hidayat membuat Belanda
kesal. Pangeran Hidayat di ancam akan tetap di anggap sebagai pemberontak dan
akan ditindas jika tidak mau menyerah secepatnya.
Menyerahnya Kiai Demang Leman atas kemauannya sendiri kepada
Belanda pada tanggal 2 Oktober 1861 sedikit banyak memperlemah semangat
para pejuang. Namun, pengangkapan Pangeran Hidayat, yang kemudian
diasingkan ke Jawa pada tanggal 5 Februari 1862, menimbulkan kekesalan pada
diri Kiai Demang Leman. Tuntutan untuk pembatalan pengasingan ke Jawa oleh
Kiai Demang Leman dan rakyat, tidak mendapat perhatian dari pihak Belanda.
Kiai Demang Leman kesal dan melarikan diri dari lingkungan Belanda dan
kemudian mengadakan perlawanan lagi. Sementara itu, Pangeran Antasari makin
giat melakukan perlawanan lebih-lebih setelah mendengar kabar tentang
pengasingan Pangeran Hidayat, saudara sepupunya, ke Jawa. Kemahirannya
dalam bertempur cukup memberi kepercayaan kepada para pengikut atas
kepemimpinannya, misalnya ketika ia mempertahankan benteng Tundakan pada
tanggal 24 September 1861 bersama kawan-kawan seperjuangannya, yaitu
Pangeran Miradipa dan Tumenggung Mancanegara. Demikian pula waktu ia
bersama Gusti Umar dan Tumenggung Surapati bertempur mempertahankan
benteng di Gunung Tongka pada tanggal 8 November 1861. Karena kepercayaan
ini, pada tanggal 14 Maret 1862 rakyat mengangkat Antasari sebagai pemimpin
tertinggi agama dengan gelar Panembahan Amiruddin khalifatul Mukminin.
Sudah barang tentu gelar tersebut sangat besar pengaruhnya bagi kepemimpinan
Pangeran Antasari. Ia masih terus memimpin perlawanan terhadap Belanda
sampai akhir hayatnya pada tanggal 11 Oktober 1862 di Hulu Taweh, tempat
pertahanannya yang cukup kaut.
Setelah Pangeran Antasari meninggal, perlawanan rakyat masih terus
berlangsung dipimpin oleh teman-teman seperjuangan dan putra-putra Pangeran
Antasari. Kiai Demang Leman terus mengadakan perlawanan secara gerilya di
sekitar Martapura. Aminullah memusatkan operasinya di perbatasan Pasir,
sedangkan Pangeran Prabu Anom bergerilya di daerah Amandit. Demikian pula
sekitar Khayahan Atas tetap tidak aman bagi Belanda karena gangguan para
gerilyawan. Belanda menyadari bahwa kekuatan perlawanan rakyat terletak pada
pemimpin-pemimpin mereka. Oleh karena itu, para pemimpin itu selalu di cari
untuk ditangkap ataupun dibunuh. Hal ini dapat dilihat, misalnya, usaha untuk
menangkap Kiai Demang Leman. Atas bantuan kepala pelarian orang-orang Jawa,
Kiai Demang Leman dan kawan-kawan seperjuangan seperti Tumenggung Aria
Pati, dapat ditemui Pangeran Syarif Hamid yang dijadikan alat oleh Belanda.
Pangeran Syarif Hamid melakukan pekerjaan ini karena Belanda menjanjikan
akan mengangkat dirinya sebagai raja di Batu jika ia dapat menangkap Kiai
Demang Leman. Kiai Demang Leman akhirnya dapat di tangkap dan pada
Februari 1864 dibawa ke Martapura untuk menjalani hukuman gantung. Dengan
tertangkap dan meninggalnya Kiai Demang Leman, pihak pejuang kehilangan
seorang pemimpin yang berani.
II.3 Akhir dari Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan terhadap
Belanda
Putra-putra Pangeran Antasari, antara lain Pangeran Muhammad Seman
(Gusti Matseman) tetap melanjutkan perjuangan ayahnya. Demikian pula
beberapa pejuang lain tetap melanjutkan perlawanan. Haji Buyasin yang banyak
berjasa dalam kerja sama dengan Pangeran Antasari dan Kiai Demang Leman
akhirnya mengalami nasib yang malang juga. Pada tanggal 26 Januari 1866,
ketika berusaha menyelamatkan diri dari Tanah Laut ke Tanah Dusun, ia
ditembak oleh Pembakal Buang yang menjadi alat pemerintah Belanda. Sebagai
penerus perlawanan dapat disebutkan, antara lain Gusti Matsaid, Pangeran Mas
Natawijaya, Tumenggung Surapati, Tumenggung Naro, dan Penghulu Rasyid.
Mereka mengobarkan perlawanan terhadap pemerintah Belanda di perbatasan
antara Amuntai, Kulua, dan Rantau. Meskipun perlawanan rakyat yang timbul di
berbagai daerah itu tidak sekuat perlawanan-perlawanan pada masa Pangeran
Antasari, perlawanan mereka cukup menghambat kemajuan Belanda dalam
memperluas wilayahnya. Pemerintah Hindia Belanda mengira bahwa dalam
menyerahnya putra-putra Pangeran Antasari daerah Dusun Atas dapat di
tenangkan. Akan tetapi, kenyataannya daerah sekitar Dusun Atas tetap melakukan
perlawanan.
Pada tanggal 25 September 1864 Tumenggung Surapati beserta
pengikutnya menyerang benteng Belanda di Muara Teweh dan membunuh dua
orang penjaga benteng. Karena kejadian ini, pada bulan Maret 1865 di Muara
Teweh didirikan pertahanan yang berkekuatan 4 orang opsir, 75 serdadu yang
dilengkapi dengan meriam 2 pon dan 2 mortir. Tumenggung Surapati mencoba
menyerang benteng di Muara Teweh itu pada akhir tahun 1865, tetapi karena
kekuatan pertahanan Belanda di situ cukup besar, usahanya tidak berhasil. Ia
kemudian bergerak bersama pasukannya menuju Sungai Kawatan. Pada tanggal 1
November 1865 satu pasuakn Belanda bergerak sampai di Kuala Baru untuk
memutuskan jalan-jalan yang menuju ke tempat-tempat pihak pejuang di kawatan.
Sementara itu, pasukan Belanda yang lain pada hari berikutnya berhasil mendaki
Kawatan. Pasuakan Surapati yang berada di benteng Kawatan menembaki dengan
meriam perahu-perahu Belanda yang mencoba mendekati benteng tersebut. Dalam
pertempuran yang terjadi pasukan Surapati menderita kekalahan sehingga
mengundurkan diri.
Dalam membicarakan perlawanan di daerah lain perlu disebut tokoh
Demang Wangkang yang juga berpengaruh. Di Marahaban ia sepakat dengan
Tumenggung Surapati untuk menyerang ibu kota Banjarmasin. Pada tanggal 25
November 1870 ia bersama pengikutnya sebanyak 500 orang meninggalkan
Marahaban menuju Banjarmasin. Pertempuran terjadi di dalam kota, tetapi karena
kekuatana Belanda cukup besar, Demang Wangkang menarik
kembalipasukaannya keluar kota. Demang Wangkang dan anak buahnya tidak
kembali ke tempat pertahanan semula di Marahaban, tetapi ke Sungai
Durrakhman. Tidak berapa lama di situ, pada akhir Desember 1870 datang
pasukan Belanda yang kuat, terdiri atas 150 orang serdadu dan 8 orang opsir.
Pasukan Belanda ini sudah mendapat tambahan pasukan bantuan yang di
datangkan dari Surabaya dan pasukan oarng Dayak di bawah pimpinan Suto Ono.
Sebelum tiba di Durrakhman, pasukan Belanda ini telah datang ke tempat
pertahanan Demang Wangkang semula yaitu di Marahaban, tetapi ternyata
kosong. Benteng Demang Wangkang di Durrakhman didekati pasukan pemerintah
Belanda. Terjadilah pertempuran, dan dalam pertempuran ini Demang Wangkang
menemui ajalnya.
Gusti Matseman pada bagian akhir bulan Agustus 1883 beroperasi di
daerah Dusun Hulu. Ia dengan pasukannya kemudian bergerak ke Telok Mayang
dan berkali-kali mengadakan serangan terhadap pos Belanda di Muara Teweh.
Sementara itu, Pangeran Perbatasari, menantu Gusti Matseman, mengadakan
perlawanan terhadap Belanda di Pahu, daerah Kutai. Kekalahan yang di deritanya
menyebabkan ia tertangkap pada tahun 1885. Demikian pula perlawanan
Tumenggung Gamar di Lok Tunggul tidak berhasil sehingga ia dengan
pasukannya terpaksa mengundurka diri ke Tanah Bambu. Di tempat ini
pertempuran terjadi lagi. Tumenggung Gamar gugur dalam salah satu
pertempuran tahun 1886. Gusti Matseman masih terus mengadakan perlawanan di
daerah Khayalan Hulu.
Gusti Matseman berusaha untuk mendirikan benteng di daerah hilir Sungai
Taweh. Usaha ini membuat Belanda kemudian memperkuat posnya di Khayalan
dengan menambah pasukan baru, dan mendirikan lagi pos darurat di Tuyun.
Dalam bulan Desmber 1886, pasukan Gusti Matseman berusaha memutuskan
hubungan antara kedua pos Belanda tersebut. Sementara itu, benteng pejuang di
Taweh makin diperkuat dengan datangnya pasukan bantuan dan tambahan
makanan yang di angkut melalui hutan. Namun, di lain pihak pos Matseman ini
terancam bahaya. Di sebelah utara dan selatan benteng muncul kubu-kubu baru
Belanda yang berusaha menghalang-halangi masuknya bahan makanan ke dalam
benteng. Keadaan di sekitar benteng Matseman semakin kritis. Pada suatu ketika
benteng di serang pasukan Belanda. Dalam pertempuran itu pasukan Gusti
Matseman terdesak sehingga terpaksa meloloskan diri dan benteng jatuh ke
tangan Belanda yang kemudian di bakar. Gusti Matseman masih terus melakukan
perlawanan walaupun teman-teman seperjuangannya, yaitu Gusti Acil, Gusti
Arsat, dan Antung Durrakhman menyerah pada pemerintah Belanda.
Perlawanannya baru berhenti setelah ia gugur tahun 1905.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari uraian materi di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa:
1. Kedatangan Belanda ke Kalimantan Selatan sebagai salah satu upaya
untuk mewujudkan semboyan 3G (Gold, Glory, Gospel) dengan cara
menguasai Kalimantan Selatan. Jalan yang mereka tempuh yaitu dengan
cara mengadu domba atau ikut campur dalam urusan pemerintahan.
2. Perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Antasari merupakan akibat yang
ditimbulkan dari politik adu domba yang dilakukan oleh Belanda terhadap
Pangeran Hidayat dan Pangeran Tamjidillah.
III.2 Saran
Kemerdekaan bangsa Indonesia saat ini tidak diperoleh dengan mudah.
Para pahlawan dengan gagah berani harus mengorbankan harta, keluarga,
bahkan nyawa mereka sendiri demi mendapatkan kemerdekaan. Tidak hanya
itu, para pahlawan juga harus berjuang keras membrantas para penjajah
dengan perlengkapan yang sederhana. Karena pengorbanan mereka yang
sangat besar itu, seharusnya kita sebagai para generasi muda dapat
menghargainya. Salah satunya dengan cara mempelajari kisah-kisah
perjuangan yang mereka lakukan sehingga jiwa nasionalisme dan patriotisme
tetap tertanam dalam diri kita. Dampaknya kita akan selalu berusaha
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, R. (2012). Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Ilmi, M. (2014). Kelanjutan dan Akhir Perlawanan Pangeran Antasari. [Online].
Tersedia: http://www.smansax1-edu.com/2014/11/kelanjutan-dan-akhir-
perlawanan.html (9 Oktober 2015)
Anonim. (2014). Sejarah Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap
Belanda. [Online]. Tersedia: http://www.materisma.com/2014/01/sejarah-
perlawanan-di-kalimantan.html (9 Oktober 2015)
Hafiz, A. (2014). Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Belanda. [Online].
Tersedia: http://hafizborneo.blogspot.co.id/2014/08/perlawanan-rakyat-
kalimantan-barat.html (9 Oktober 2015).
PERLAWANAN

More Related Content

What's hot

Kesultanan banten.docx
Kesultanan banten.docxKesultanan banten.docx
Kesultanan banten.docxfithaniawfs
 
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...Mustofa Hidayat
 
Datangnya bangsa inggris ke indonesia
Datangnya bangsa inggris ke indonesia Datangnya bangsa inggris ke indonesia
Datangnya bangsa inggris ke indonesia NSS Slide
 
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belandaPerlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belandaNidya Milano
 
Letak kerajaan banten
Letak kerajaan bantenLetak kerajaan banten
Letak kerajaan bantenDinasti_Tiara
 
Perlawanan kerajaan banten
Perlawanan kerajaan bantenPerlawanan kerajaan banten
Perlawanan kerajaan bantencanisius75
 
PPT Pelayaran Belanda
PPT Pelayaran BelandaPPT Pelayaran Belanda
PPT Pelayaran BelandaArmadira Enno
 
Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar
Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan BanjarPerlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar
Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan BanjarRahma Kahar
 
Kedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di Indonesia
Kedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di IndonesiaKedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di Indonesia
Kedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di IndonesiaNSS Slide
 
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaPPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaErika N. D
 
Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)Ulva Susanti
 
Puputan Margarana
Puputan MargaranaPuputan Margarana
Puputan MargaranaErna S
 

What's hot (20)

Historiografi
HistoriografiHistoriografi
Historiografi
 
Perlawanan Diponegoro
Perlawanan DiponegoroPerlawanan Diponegoro
Perlawanan Diponegoro
 
MAKALAH DI TII
MAKALAH DI TIIMAKALAH DI TII
MAKALAH DI TII
 
Kesultanan banten.docx
Kesultanan banten.docxKesultanan banten.docx
Kesultanan banten.docx
 
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia
 
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
 
Datangnya bangsa inggris ke indonesia
Datangnya bangsa inggris ke indonesia Datangnya bangsa inggris ke indonesia
Datangnya bangsa inggris ke indonesia
 
Perang Padri
Perang PadriPerang Padri
Perang Padri
 
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belandaPerlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
 
Sejarah Perang Aceh
Sejarah Perang AcehSejarah Perang Aceh
Sejarah Perang Aceh
 
Letak kerajaan banten
Letak kerajaan bantenLetak kerajaan banten
Letak kerajaan banten
 
Perlawanan kerajaan banten
Perlawanan kerajaan bantenPerlawanan kerajaan banten
Perlawanan kerajaan banten
 
PPT Pelayaran Belanda
PPT Pelayaran BelandaPPT Pelayaran Belanda
PPT Pelayaran Belanda
 
Perang paderi
Perang paderiPerang paderi
Perang paderi
 
Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar
Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan BanjarPerlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar
Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar
 
Kedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di Indonesia
Kedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di IndonesiaKedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di Indonesia
Kedatangan dan Perkembangan Bangsa Inggris di Indonesia
 
Biografi pahlawan
Biografi  pahlawanBiografi  pahlawan
Biografi pahlawan
 
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaPPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
 
Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)
 
Puputan Margarana
Puputan MargaranaPuputan Margarana
Puputan Margarana
 

Viewers also liked

Perlawanan Kalimantan Selatan
Perlawanan Kalimantan SelatanPerlawanan Kalimantan Selatan
Perlawanan Kalimantan SelatanFriskilla Suwita
 
Perang Batak
Perang BatakPerang Batak
Perang BatakEko Nur
 
Sejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda
Sejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap BelandaSejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda
Sejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap BelandaImega Anggraitaning Widi
 
Ppt sejarah
Ppt sejarahPpt sejarah
Ppt sejarahDini33
 
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Perlawanan pangeran antasari
Perlawanan pangeran antasariPerlawanan pangeran antasari
Perlawanan pangeran antasariike nabawiyah
 
Perang Banjar-Perlawanan Rakyat Palembang
Perang Banjar-Perlawanan Rakyat PalembangPerang Banjar-Perlawanan Rakyat Palembang
Perang Banjar-Perlawanan Rakyat Palembangchelseyvioletaa
 
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda Linkin Park News
 
Kelompok v si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
Kelompok v   si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantanKelompok v   si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
Kelompok v si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantanUmar Mukhtar
 
sejarah Perang bali, perang batak, perang banjar
sejarah Perang bali, perang batak, perang banjarsejarah Perang bali, perang batak, perang banjar
sejarah Perang bali, perang batak, perang banjarRahmi kamaruddin
 
Perlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidorePerlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidorecanisius75
 
Kelas 7 smp seni budaya
Kelas 7 smp seni budayaKelas 7 smp seni budaya
Kelas 7 smp seni budayaMuhammad Idris
 
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 

Viewers also liked (18)

Perlawanan Kalimantan Selatan
Perlawanan Kalimantan SelatanPerlawanan Kalimantan Selatan
Perlawanan Kalimantan Selatan
 
Perang Batak
Perang BatakPerang Batak
Perang Batak
 
Sejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda
Sejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap BelandaSejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda
Sejarah Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda
 
Ppt sejarah
Ppt sejarahPpt sejarah
Ppt sejarah
 
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
16. perang banjar tahun 1859 1863
16. perang banjar tahun 1859 186316. perang banjar tahun 1859 1863
16. perang banjar tahun 1859 1863
 
Perlawanan pangeran antasari
Perlawanan pangeran antasariPerlawanan pangeran antasari
Perlawanan pangeran antasari
 
Perang Banjar-Perlawanan Rakyat Palembang
Perang Banjar-Perlawanan Rakyat PalembangPerang Banjar-Perlawanan Rakyat Palembang
Perang Banjar-Perlawanan Rakyat Palembang
 
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
 
Kelompok v si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
Kelompok v   si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantanKelompok v   si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
Kelompok v si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
 
sejarah Perang bali, perang batak, perang banjar
sejarah Perang bali, perang batak, perang banjarsejarah Perang bali, perang batak, perang banjar
sejarah Perang bali, perang batak, perang banjar
 
Bpupki presentasi2
Bpupki presentasi2Bpupki presentasi2
Bpupki presentasi2
 
Masa perjuangan
Masa perjuanganMasa perjuangan
Masa perjuangan
 
Perlawanan maluku
Perlawanan malukuPerlawanan maluku
Perlawanan maluku
 
Perlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidorePerlawanan kerajaan ternate tidore
Perlawanan kerajaan ternate tidore
 
Kelas 7 smp seni budaya
Kelas 7 smp seni budayaKelas 7 smp seni budaya
Kelas 7 smp seni budaya
 
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
BPUPKI dan PPKI
BPUPKI dan PPKIBPUPKI dan PPKI
BPUPKI dan PPKI
 

Similar to PERLAWANAN

Analisis Novel Perempuan Kembang Jepun
Analisis Novel Perempuan Kembang JepunAnalisis Novel Perempuan Kembang Jepun
Analisis Novel Perempuan Kembang JepunChurifiani Eva
 
Konsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPSKonsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPSSiti Hardiyanti
 
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”Armadira Enno
 
Rpp pertemuan 1 10
Rpp pertemuan 1 10Rpp pertemuan 1 10
Rpp pertemuan 1 10mashud94jkt
 
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdfBuku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdfJumaidiSaefulloh
 
RPP Sejarah kelas X 25
RPP Sejarah kelas X 25RPP Sejarah kelas X 25
RPP Sejarah kelas X 25Ressa
 
Perencanaan karangan kelompok 9
Perencanaan karangan kelompok 9Perencanaan karangan kelompok 9
Perencanaan karangan kelompok 9ichachaku
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxFirman Anz
 
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 finalProsiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 finalSTISIPWIDURI
 
Karangan revisi
Karangan revisiKarangan revisi
Karangan revisiAbu Ja'far
 
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversiSistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversiSulai Sulaiman
 
PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdf
PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdfPERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdf
PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdfOctaviaryBintanFamil
 
Rpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmuRpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmuseptiputri
 

Similar to PERLAWANAN (20)

Rpp 15 dan 16
Rpp 15 dan 16Rpp 15 dan 16
Rpp 15 dan 16
 
Analisis Novel Perempuan Kembang Jepun
Analisis Novel Perempuan Kembang JepunAnalisis Novel Perempuan Kembang Jepun
Analisis Novel Perempuan Kembang Jepun
 
Konsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPSKonsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPS
 
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
 
Rpp pertemuan 1 10
Rpp pertemuan 1 10Rpp pertemuan 1 10
Rpp pertemuan 1 10
 
Masyarakat prasejarah indonesia
Masyarakat prasejarah indonesiaMasyarakat prasejarah indonesia
Masyarakat prasejarah indonesia
 
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdfBuku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
 
RPP Sejarah kelas X 25
RPP Sejarah kelas X 25RPP Sejarah kelas X 25
RPP Sejarah kelas X 25
 
Perencanaan karangan kelompok 9
Perencanaan karangan kelompok 9Perencanaan karangan kelompok 9
Perencanaan karangan kelompok 9
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
 
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 finalProsiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
 
Karangan revisi
Karangan revisiKarangan revisi
Karangan revisi
 
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversiSistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
 
PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdf
PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdfPERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdf
PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1.pdf
 
Peradaban kuno asia dan afrika 1
Peradaban kuno asia dan afrika 1Peradaban kuno asia dan afrika 1
Peradaban kuno asia dan afrika 1
 
Rpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmuRpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmu
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 
Kelas v sd ips
Kelas v sd ipsKelas v sd ips
Kelas v sd ips
 
Ips kelas 5 sd - sri mulyaningsih
Ips kelas 5 sd  - sri mulyaningsihIps kelas 5 sd  - sri mulyaningsih
Ips kelas 5 sd - sri mulyaningsih
 

More from regiandira739

Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...
Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...
Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...regiandira739
 
Perlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasari
Perlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasariPerlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasari
Perlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasariregiandira739
 
Persoalan wilayah perbatasan
Persoalan wilayah perbatasanPersoalan wilayah perbatasan
Persoalan wilayah perbatasanregiandira739
 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...regiandira739
 
Bab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jerukregiandira739
 
Bab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jerukregiandira739
 
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jerukregiandira739
 
Bab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jerukregiandira739
 
Abstrak KTI Tisu Kulit Jeruk
Abstrak KTI Tisu Kulit JerukAbstrak KTI Tisu Kulit Jeruk
Abstrak KTI Tisu Kulit Jerukregiandira739
 
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga Keuangan Bukan BankLembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga Keuangan Bukan Bankregiandira739
 
Virus Demam Berdarah
Virus Demam BerdarahVirus Demam Berdarah
Virus Demam Berdarahregiandira739
 

More from regiandira739 (13)

Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...
Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...
Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...
 
Perlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasari
Perlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasariPerlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasari
Perlawanan terhadap kolonialisme dibawah pimpinan pangeran antasari
 
Persoalan wilayah perbatasan
Persoalan wilayah perbatasanPersoalan wilayah perbatasan
Persoalan wilayah perbatasan
 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
 
Bab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab V Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
 
Bab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab III Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
 
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab II Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
 
Bab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit JerukBab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
Bab I Karya Tulis Ilmiah Tisu Berbahan Dasar Kulit Jeruk
 
Abstrak KTI Tisu Kulit Jeruk
Abstrak KTI Tisu Kulit JerukAbstrak KTI Tisu Kulit Jeruk
Abstrak KTI Tisu Kulit Jeruk
 
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga Keuangan Bukan BankLembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga Keuangan Bukan Bank
 
Kerajaan Demak
Kerajaan DemakKerajaan Demak
Kerajaan Demak
 
Virus Demam Berdarah
Virus Demam BerdarahVirus Demam Berdarah
Virus Demam Berdarah
 
Musik Religi
Musik ReligiMusik Religi
Musik Religi
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

PERLAWANAN

  • 1. PERLAWANAN MASYARAKAT DAERAH KALIMANTAN SELATAN DIBAWAH KEPEMIMPINAN PANGERAN ANTASARI TERHADAP KOLONIALISME BELANDA MAKALAH Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelompok 7 Kelas XI.IPA 4 Anggota: Delonix Regiandira A. Fransiska Dewi Retno M. Irham Naufal Sulistian Nur F. Syavira Putri Melia S. SMA NEGERI 1 MAJALENGKA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Makalah ini berjudul “Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan Selatan dibawah Kepemimpinan Pangeran Antasari terhadap Kolonialisme Belanda”. Makalah ini mengemukakan mengenai perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat daerah Kalimantan terhadap kolonialisme Belanda, terutama perlawanan masyarakat daerah Kalimantan yang dipimpin oleh Pangeran Antasari. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Ibu Hj. Aah Suniah, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Majalengka yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga dapat berpartisipasi dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak Didin Mafrudin, S.Pd, M.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia SMA Negeri 1 Majalengka yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis. 3. Orang tua yang telah memberikan do’a serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 4. Guru-guru dan rekan-rekan di SMA Negeri 1 Majalengka serta pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik berupa moril maupun berupa materil.
  • 3. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat. Majalengka, 20 Oktober 2015 Penulis Kelompok 7
  • 4. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. I.1 Latar Belakang.................................................................................... I.2 Maksud dan Tujuan............................................................................ I.3 Perumusan Masalah............................................................................ I.4 Metode Penulisan.............................................................................. 1 1 2 2 3 I.5 Sistematika Penulisan........................................................................ 6 BAB II PERLAWANAN MASYARAKAT DAERAH KALIMANTAN SELATAN DIBAWAH KEPEMIMPINAN PANGERAN ANTASARI TERHADAP KOLONIALISME BELANDA............................................ 7 II.1 Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda.............. 7 II.2 Jalannya perang terhadap Belanda.................................................... 14 II.3 Akhir dari Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan terhadap Belanda.................................................................................................... 18 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... III.1 Kesimpulan...................................................................................... III.2 Saran............................................................................................... 19 19 19 Daftar Pustaka.............................................................................................. 20 Lampiran....................................................................................................... 21 BAB I PENDAHULUAN
  • 5. I.1 Latar Belakang Sekitar tahun 1595 Masehi, Belanda datang ke Indonesia. Kedatangan Belanda ke Indonesia ini terutama didorong oleh faktor ekonomi. Selain itu, faktor kesuburan dan kekayaan bangsa Indonesia juga menjadi penambah minat dan semangat mereka dalam memperluas kekuasaannya. Dalam menanamkan pengaruhnya di Indonesia, pemerintah Belanda bertindak sangat hati-hati. Pertama sekali mereka mengadakan pendekatan dengan para kerabat kerajaan dan selanjutnya segera mengadakan perjanjian kerja sama. Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia ini ternyata berhasil menyebar ke berbagai pelosok tanah air, termasuk wilayah Kalimantan. Pada masa kedatangan bangsa Belanda, wilayah Kalimantan masih berbentuk satu kepulaun, yaitu Pulau Kalimantan. Di pulau ini masih terdapat beberapa bentuk wilayah kerajaan dan kesultanan, diantaranya : Kerajaan Sambas, Kerajaan Sintang, Kerajaan Kubu, Kerajaan Landak, Kerajaan Pontianak, Kesultanan Banjar dan kerajaan lainnya yang sampai saat ini peninggalannya masih terdapat di wilayah Kalimantan. Pada waktu itu setiap kerajaan diperintah oleh seorang Sultan atau Raja dan dialah sebagai penguasa tertinggi dalam wilayah daerah kekuasaannya. Dia jugalah yang berhak menerima dan menolak kehadiran bangsa asing dalam wilayah kerajaannya. Dalam melancarkan maksud dan tujuannya, bangsa Belanda memiliki suatu perkumpulan dagang yang dinamakan VOC. Ciri perdagangan VOC ini bersifat monopoli. Mereka ingin berkuasa penuh atas wilayah kekuasaan dan kegiatan perekonomian dari daerah yang mereka datangi. Ternyata sikap dan perbuatan bangsa Belanda ini tidak dapat diterima oleh rakyat, termasuk rakyat Kalimantan. Rakyat menantang keras sikap bangsa Belanda tersebut.
  • 6. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud kami membuat karya tulis ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia, dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perlawanan rakyat daerah Kalimantan dibawah pimpinan Pangeran Antasari terhadap kolonialisme Belanda. 2. Untuk mengetahui kronologis kejadian serta kelanjutan atau akhir dari perlawanan rakyat Kalimantan dibawah pimpinan Pangeran Antasari terhadap kolonialisme Belanda. I.3 Perumusan Masalah Dengan mengindahkan uraian yang ada dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dipandang perlu untuk melakukan pembatasan baik secara tematis maupun temporal. Secara tematis, sesuai dengan pernyataan masalah maka fokus penelitian ini adalah perlawanan masyarakat daerah Kalimantan pada masa pemerintahan Pangeran Antasari terhadap kolonialisme Belanda. Pembahasan ini dimulai dari latar belakang terjadinya perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pangeran Antasari terhadap Belanda, kronologis peristiwa perlawanan rakyat terhadap Belanda, hingga kelanjutan atau akhir dari perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap Belanda. Sedangkan batasan temporalnya pada abad ke XVIII, dimana terjadi peristiwa Perang Banjar sebagai salah satu upaya perlawanan terhadap Belanda. Rumusan masalah secara umum yaitu, “Bagaimana upaya perlawanan masyarakat daerah Kalimantan terhadap Kolonialisme Belanda?” Secara rinci, rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut. 1. Apakah latar belakang munculnya perlawanan rakyat daerah pada masa pemerintahan Pangeran Antasari di Kalimantan?
  • 7. 2. Bagaimana kronologis kejadian perlawanan rakyat daerah Kalimantan terhadap kolonialisme Belanda? I.4 Metode Penulisan a. Waktu dan Tempat Pada tanggal 3 sampai dengan 8 Oktober 2015, bertempat di Kampus SMA Negeri 1 Majalengka. b. Metode Penulisan Kejadian-kejadian masa lampau itu demikian banyaknya sehingga tidak mungkin kita ketahui semua dan pelajari, seluruh waktu hidup kita tidak cukup untuk menjangkau, kejadian-kajadian yang dipelajari dalam sejarah itu pada pokoknya hanya meliputi kejadian-kajadian yang penting saja, kejadian yang mempunyai arti bagi kehidupan kemanusiaan Metodologi penelitian sejarah tidak bisa lepas dari definisi sejarah secara umum, yaitu bahwa sejarah merupakan gambaran pengalaman manusia pada masa lalu. Adapun tujuan seorang sejarawan adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang masa lampau kemudian menyajikannya. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode histories yaitu penyelidikan yang mengklafisikasikan metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Proses awal yang dilalui oleh sejarawan untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
  • 8. Metode penelitian sejarah dalam makalah ini dibagi menjadi 5, yaitu: 1. Pemilihan judul atau topik Topik yang penulis bahas pada makalah ini ditentukan oleh guru mata pelajaran Sejarah Indonesia, yaitu Pak Didin. Adapun untuk judul, penulis memilih judul yang tidak terlalu panjang dan dapat menggambarkan isi makalah ini dengan jelas. 2. Heuristik Tahap selanjutnya adalah heuristik atau pengumpulan sumber. Sumber sejarah dapat berupa bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau baik berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan-perpustakaan, dari internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sumber yang berupa buku-buku dan internet. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni dengan penelitian kepustakaan. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini peneliti akan mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan informasi- informasi serta data-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut. Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan makalah ini. sumber perpustakaan yang akan di kaji adalah Perpustakaan SMAN 1 Majalengka. 3. Verikatif
  • 9. Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah sumber sekunder, sumber sekunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber. - Kritik Eksternal Hal ini berguna untuk menetapkan keaslian atau autentitas data, dilakukan kritik eksternal. Apakah fakta peninggalan atau dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut. Misalnya untuk menetapkan umum dokumen melibatkan tanda tangan, tulisan tangan, kertas, cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain. - Kritik Internal Setelah dilakukan suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya dilakukan kritik internal. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah mengungkapkan gambaran yang benar. Bagaimana mengenai penulis dan penciptanya, apakah ia jujur, adil dan benar-benar memahami faktanya, dan banyak lagi pertanyaan yang dapat muncul seperti diatas. Sejarahwan harus benar- benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat. Hanya jika datanya autentik dan akuratlah sejarawan bisa memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang sangat berharga untuk ditelaah secara serius. 4. Interpretasi Tahap keempat adalah interpretasi atau penafsiran sejarah penulisan. Dalam tahap ini dilakukan analisis berdasarkan data-data yang diperoleh yang akhirnya dihasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penulisan yang utuh disebut
  • 10. dengan historiografi. Setelah penulis mengkomunikasikan hasil penelitiannya maka disebut tulisan atau karya sejarah. Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan. 5. Historiografi Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja mencapai tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis. Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan. I.5 Sistematika Penulisan Secara umum penelitian ini terdiri dari lima (3) bab, yaitu Bab I Pendahuluan yang terdiri dari sub bab: (I.1) Latar Belakang (I.2) Maksud dan Tujuan (I.3) Perumusan Masalah (I.4) Metode Penulisan (I.5) Sistematika Penulisan. Bab II
  • 11. Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan Dibawah Kepemimpinan Pangeran Antasari terhadap Koloanialisme Belanda, yang terdiri dari sub bab yaitu (II.1) Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda (II.2) Jalannya perang terhadap Belanda (II.3) Akhir dari Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan terhadap Belanda. Bab III yaitu Penutup yang terdiri dari sub bab yaitu (III.1) Kesimpulan (III.2) Saran. BAB II PERLAWANAN MASYARAKAT DAERAH KALIMANTAN SELATAN DIBAWAH KEPEMIMPINAN PANGERAN ANTASARI TERHADAP KOLONIALISME BELANDA II.1 Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda Di Kalimantan Selatan, Belanda telah lama melakukan campur tangan dalam urusan Istana Banjar. Berikut beberapa alasan terjadinya perlawanan rakyat Banjar antara lain sebagai berikut: 1. Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan internal kesultanan. 2. Belanda memonopoli perdagangan lada, rotan, damar, serta emas dan intan. 3. Rakyat hidup menderita karena beban pajak serta kewajiban kerja rodi membuka jalan dalam rangka mempermudah akses Belanda ke daerah- daerah pertambangan Belanda. 4. Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan bagian selatan karena di daerah ini ditemukan batu bara.
  • 12. 5. Belanda semakin memperluas wilayahnya di Kalimantan bagian selatan untuk perkebunan dan pertambangan, sehingga wilayah kerajaan menjadi semakin sempit. Perlawanan yang terjadi di Kalimantan Selatan, di wilayah kerajaan Banjar berlangsung hampir setengah abad lamanya. Jika dilihat coraknya, perlawanan dapat dibedakan antara perlawanan ofensif yang berlangsung dalam waktu relative pendek (1859-1863), dan perlawanan defensive yang mengisi seluruh perjuangan selanjutnya (1863-1905).Perlawanan ini meletus pada tahun 1859 karena rakyat dan beberapa bangsawan di Banjar merasa tidak senang dengan pengangkatan Pangeran Tamjidillah. Pajak yang semakin berat ini berhubungan dengan semakin kecilnya daerah kekuasaan kesultanan.Penyempitan daerah Banjar, dari waktu ke waktu berdasarkan perjanjian dengan Belanda, berpangkal pada adanya hasil tertentu di daerah kesultanan yang dapat di perdagangkan. Hasil tersebut adalah lada, rotan, damar, emas, dan intan. Hasil-hasil ini yang mengundang orang asing (Belanda dan Inngris) datang ke tempat ini. Guna mendapatkan hasil-hasil Banjar, pada awal abad ke-17 datang pedagang Belanda yang dengan susah payah mendapatkan izin untuk berdagang disana. Akan tetapi, kemudian mereka di usir, karena ternyata merugikan dari pedagang dari Banjar sendiri. Setelah kepergian pedagang Belanda, datang pula pedagang asing lain, yaitu Inggris. Bangsa ini pun akhirnya bernasib serupa dengan pedagang Belanda, yaitu mereka diusir dari wilayah negara Banjar karena ternyata juga merugikan pedagang pribumi. Orang-orang asing dengan mudah dapat di usir dan di kalahkan oleh rakyat atau penguasa Banjar karena dalam taraf ini kedudukan mereka belum kuat,. Orang asing di sana belum merupakan suatu kekuatan yang berarti, suatu kekuatan yang dapat mengguncang kewibawaan dan ketentraman di wilayah Banjar. Setelah pedagang Inggris meninggalkan Banjar pada dasawarsa ketiga abad ke-18, Banjar di datangi lagi pedagang Belanda. Sulatan Tahlilillah dapat di dekati oleh Belanda. Pada tahun 1734 diadakan suatu perjanjian dimana
  • 13. pedagang-pedagang Belanda diberikan fasilitas perdagangan. Pada masa awal, hidup matinya Belanda sangat bergantung pada sikap dan tindakan sultan. Setelah setengah abad Belanda melakukan perdagangan di sana, muncul kesempatan untuk berkembang, yaitu adanya pertentangan di kalangan bangsawan mengenai kedudukan Sultan, yaitu antara Pangeran Nata dan Pangeran Amir. Untuk dapat mempertahankan kedudukannya, Pangeran Nata meminta bantuan kepada Belanda. Kesempatan baik ini tidak disia-siakan belanda. Dengan bantuan Belanda, akhirnya Pangeran Amir dapat di tangkap, kemudian di buang ke Ceylon. Akan tetapi, Pangeran Nata, sebagaimana di sebutkan dalam perjanjian baru yang diadakan tanggal 13 Agustus 1787, harus menyerahkan sebagian wilayah kesultanan kepada Belanda, seperti daerah-daerah Tanah Bambu, Pegatan, Kuatai, Bulongan, dan Kotawaringin. Sementara wilayah negara lainnya tetap di kuasai sultan, tetapi sebagai pinjaman. Pada masa 1811-1816, daerah-daerah Belanda di kesultanan Banjarmasin ini di kuasai oleh Inggris. Setalah Inggris meninggalkan Banjarmasin tahun 1816, Sultan Sulaiman yang memerintah tahun 1808-1825 mengadakan perjanjian baru dengan Belanda pada tanggal 1 Januari 1817, yang isinya menyebutkan penyerahan daerah-daerah kesultanan kepada Belanda. Daerah-daerah itu adalah Dayak, Sintang, Bakumpai, Tanah Laut, Mendawai, Kotawaringin, Lawai, Jelai, Pegatan, Pulau Laut, Pasir, Kuati, dan Berau. Selain pertentangan antar bangsawan di pusat pemerintahan, kericuhan yang terjadi di daerah-daerah juga di jadikan alasan oleh Belanda untuk mengadakan intervensi. Seperti kericuhan yang terjadi di Marabahan dan Tanah Dusun tahun 1825 yang sedikit mengkhawatirkan Belanda. Untuk mengatasi kesulitan, diadakan perjanjian tambahan baru dengan sultan dan daerah tersebut kemudian milik Belanda. Perjanjian yang di lakukan antara Sultan Adam Alasikh Billah (1825- 1857) dengan Belanda pada tanggal 4 Mei 1826 memberi kesempatan kepada
  • 14. Belanda untuk memperoleh daerah yang lebih luas lagi. Seluruh daerah kesultanan, kecuali daerah Hulu Sungai, Martapura, dan kota Banjarmasin, masuk dalam kekuasaan Belanda. Selain itu, dalam perjanjian tersebut disebutkan adanya pemberian kekuasaan kepada Belanda untuk menentukan personalian dalam pengangkatan pejabat kesultanan. Guna menguatkan kedudukannya di Banjarmasin agar tidak terdesak oleh Inggris, Belanda mengangkat seorang gubernur. Tahun 1845 Gubernur Weddik mengadakan perjanjian dengan sultan untuk memperbarui perjanjian tahun 1826. Dalam perjanjian ini ditetapkan batas- batas kesultanan yang baru dan Belanda juga mendapat izin untuk mengerjakan tambang batu arang di distrik Riam. Sebagaimana telah disinggung di awal, penyempitan daerah kesultanan mempunyai pengaruh terhadap keadaan social-ekonomi penuasa, baik di tingkat tinggi maupun rendah. Hal ini disebabkan pendapatan para penguasa ini adalah dari hasil penarikan pajak dan kerja wajib di wilayahnya. Sejak sekitar tahun 1824 sudah disinyalir bahwa kehidupan para penguasa terasa lebih berat dan sukar. Tambahan pula, adanya kontak dengan unsur-unsur kebudayaan barat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan mereka. Untuk mengatasi kesulitan ini jalan yang di tempuh oleh penguasa ialah dengan menaikkan pajak. Perlu di kemukakan bahwa seperti halnya di dalam masyarakat tradisional umumnya, masyarakat Banjar dapat terbagi dua kelas. Sebagian besar adalah golongan bawah yang di perintah, sedangkan sebagian lainnya yang hanya sedikit adalah golongan atas, yaitu golongan yang memerintah. Di puncak struktur social ini terdapat kelas yang memerintah secara turun-temurun, terdiri atas sultan dan sanak keluarganya. Di bawahnya adalah golongan agama, kemudian pejabat birokrasi. Golongan rakyat biasa, sebagian besar terdiri atas orang-orang yang produktif, yaitu suatu golongan yang menghasilkan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sendiri, seperti hasil-hasil makanan ikan, dan kerajinan tangan. Golongan di atasnya, hidupnya terutama dari penarikan berbagai macam pajak yang pungut dari rakyat. Pajak-pajak itu umunya di pungut langsung oleh
  • 15. petugas-petugas pajak dengan perantaraan dan bantuan kepala desa masing- masing. Dengan persetujuan kepala desa, petugas pajak dapat menentukan kebijakan sendiri, baik mengenai jumlah maupun cara penarikannya. Mereka berkeliling dengan pengawalan yang kuat. Selama dalam tugas mereka menjadi tanggungan penuh desa yang di datangani dan tidak akan pergi sebelum pajak yang di pungut terbayar. Daerah kaya dikenakan pajak yang tinggi. Selain pajak, rakyat juga di kenakan kerja wajib untuk kepentingan golongan yang berkuasa.dengan demikian, tidak mengherankan kalau persoalan pajak atau kerja wajib menjadi pangkal timbulnya kegelisahan social. Di lain pihak, campur tangan Belanda dalam urusan intern kesultanan yaitu dalam pengangkatan pejabat-pejabat penting termasuk jabatan sultan, membuat kegelisahan social ini semakin besar. Dalam hal ini bukan saja rakyat yang merasa tidak senang , melainkan juga beberapa orang dari kalangan penguasa dari yang tingkat rendah sampai ke tingkat tinggi yaitu sultan. Rasa tidak senang dengan campur tangan Belanda dalam urusan intern dimulai tahun 1851, yaitu ketika Mangkubumi meninggal dunia. Timbul perbedaan pendapat mengenai penggantinya. Sultan Adam menginginkan Prabu Anom (putranya yang ke-4) sebagai pengganti, sedangkan Belanda tidak menyetujui dan kemudian yang di angkat pangeran Tamjidillah (putra dari kakak Prabu Anom, Yaitu Raja Muda Abdurrakhman Dengan Nyai Aminah). Tidak setujunya sultan Adam terhadap pengangkatan Pangeran Tamjidillah selain Pangeran Tamjidillah dan bukan keturunan perempuan bangsawan, yaitu Nyai Aminah, juga karena ia menghina agama Islam. Lepas dari perbedaan pendapat di atas, timbul masalah baru yaitu dengan meninggalnya Sultan Muda Abdurrakhman tahun 1852. Sultan Adam menghendaki Pangeran Hidayat sebagai Sultan Muda. Pengangkatan ini didasarkan atas perjanjian antara Sultan Adam dengan Pangerana Abdurrakhman ketika di langsungkan perkawinannya dengan Ratu Siti (ibu Pangeran Hidayat).
  • 16. Kemudian yang di calonkan oleh Sultan Adam untuk menduduki Mangkubumi adalah Prabu Anom. Keinginan Sultan Adam tidak disetujui oleh Belanda. Belanda menilai bahwa Pangeran hidayat tidak cakap, tidak pernah bergaul dengan Belanda, dan tidak pernah menolong Belanda dalam perdagangan. Belanda memaksa Sultan Adam agar mencabut usulnya, yaitu mencalonkan Pangeran Hidayat sebagai Sultan Muda, dan agar penggantinya dengan Pangeran Tamjidillah. Demikian juga agar usul sultan Adam mengangkat Prabu Anom sebagai Mangkubumi, dicabut. Dalam bulan Mei 1853 sultan Adam mengirimkan utusan ke Batavia (Jakarta) untuk meminta agar Pangeran Tamjidillah, yang sudah di angkat sebagai Mangkubumi dipecat dan Pangeran Hidayat diangkat sebagai Raja Muda dan Prabu Anom sebagai Mangkubumi. Usahanya ini akhirnya tidak dikabulkan oleh Belanda. Guna mencapai cita-citanya, Sultan Adam menempuh jalan lain. Ia mengusulkan kepada Belanda agar Prabu Anom diangkat menjadi Raja Muda. Usul inipun ditolak. Karena penolakan itu, tahun 1855 secara diam-diam ia melantik Prabu Anom sebagai Raja Muda (putra mahkota). Dalam tahun ini juga sultan Adam membuat surat wasiat, yang boleh dibuka setelah ia meninggal. Surat wasiat itu menetapkan Pangeran Hidayat sebagai penggantinya jika ia meninggal. Anaknya sendiri yaitu Prabu Anom, dan cucunya, Pangeran Tamjidilah, akan diancam hukuman mati jika menghalang-halangi maksudnya. Sehubungan dengan pengangkatan Prabu Anom dan pembuat surat wasit, sultan Adam memecat Pangeran Tamjidillah sebagai Mangkubumi. Akan tetapi, pada buan Mei 1856 datang surat yang menyatakan Pangeran Tamjidillah diangkat Belanda sebagai Raja Muda dan memerintah Belanda memaksa Sultan Adam agar mengakui pengangkatan tersebut dan selanjutnya akan diangkat Mangkubumi yang baru oleh Belanda. Sementara itu, Parbu Anom dilarang meninggalkan Banjarmasin dan gerak-geriknya diawasi. Pada bulan Mei 1856 sultan Adam juga mengajukan usul agar Pangeran Hidayat di angkat menjadi Mangkubumi seperti kemauan Belanda. Usulnya diterima, dan pada bulan Agustus 1856 Pangeran Hidayat dilantik. Pengajuan Pangeran Hidayat
  • 17. sebagai Mangkubumi adalah siasat Sultan Adam guna mendinginkan hati rakyat yang menilai bahwa Prabu Anom dijadikan tawanan. Sesudah pelantikan Pangeran Hidayat sebagai mangkubumi, tanggal 1 November 1857 sultan Adam meninggal dunia. Dua hari kemudian, Pangeran Tamjidillah di lantik sebagai Sultan. Pengangkatan Pangeran Tamjidillah menjadi sultan menimbulkan kekecewaan dikalangan Bangsawan dan rakyat. Kekecewaan itu karena Pangeran Tamjidillah adalah anak Sultan Muda (Pangeran Abdurrahkaman) dengan Nyai Aminah (keturunan Cina). Ia amat dibenci, baik oleh golongan keraton maupun rakyat. Kebiasaan mabuk menyebabkan ia dimusuhi oleh golongan agama. Sementara Pangeran Hidayat adalah seseorang yang berhak atas tahta, karena sebelum ia lahir telah ditetapkan oleh Sultan Sulaiman dan Sultan Adam untuk naik tahta sesuai dengan perjanjian antara sultan kedua dengan Mangkubumi Nata, ayah Ratu Siti sebelum ibu Pangeran Hidayat kawin dengan sultan Muda. Menurut tradisi, hanya sultan yang ibunya seorang keturunan yang boleh menaiki tahta. Selain itu, Pangeran Hidayat mempunyai sifat yang baik, yaitu rendah hati, dan ramah tamah sehingga disenangi rakyat. Terakhir, adanya surat wasiat dari Sultan Adam yang menyatakan bahwa Pangeran Hidayatlah yang akan menggantikannya. Kekecewaan di kalangan rakyat di Batang Balangan memperoleh saluran setelah Penghulu Abdulgani dengan terang-terangan mengecam penganakatan Pangeran Tamjidillah. Suatu pengangkatan seseorang yang tidak berhak menjadi raja dipandang dari adat sebagai tanda kemerosotan kerajaan. Mereka lebih menaruh simpati kepada Pangeran Hidayat. Sebaliknya, Belanda memandang Pangeran Tamjidillah lebih menguntungkan. Kedudukan Pangeran Hidayat sejak diangkat menjadi Mangkubumi tahun 1856, menjadi sulit. Sewaktu Pangeran Tamjidillah menggantikan Sultan Adam menjadi sultan tahun 1857, Pangeran Hidayat merasa tersisihkan. Pendiriannya yang selalu bertentangan dengan Pangeran Tamjidillah juga menyulitkan kedudukannya sebagai mangkubumi. Pangeran Prabu Anom yang sewaktu itu dicurigai oleh Belanda dapat ditangkap Belanda dengan menggunakan pengaruh Pangeran Hidayat sebagai mangkubumi.
  • 18. Namun, pembuangan Prabu Anom ke Jawa menimbulkan kekecewaan pada diri Pangeran Hidayat karena menurut residen Belanda bahwa Pangeran Prabu Anom hanya akan ditahan di Banjarmasin. Kericuhan ini dijadikan Belanda untuk mencampuri urusan dalam kerajaan Banjarmasin. Colonel Andresen, utusan pemerintah Belanda di Batavia datang di Banjarmasin untuk menyelidiki dari dekat sebab-sebab kericuhan. Andresen kemudian berkesimpulan bahwa Pangeran Tamjidillah yang tidak disenangi oleh rakyat adalah sumber kericuhan itu. Sultan Tamjidillah kemudian diturunkan dari tahta dan kekuasaan kerajaan Banjarmasin diambil alih oleh Belanda. Penentangan rakyat terhadap Sultan Tamjidillah kemudian beralih kepada pemerintahan Belanda. Dalam situasi demikian, Pangeran Hidayat akhirnya condong kepada rakyat. II.2 Jalannya Perang terhadap Belanda Perlawanan rakyat terhadap Belanda berkobar di daerah-daerah di bawah pimpinan Pangeran Antasari yang berhasil menghimpun pasukan sebanyak 3.000 orang dan menyerbu pos-pos Belanda. Pos-pos Belanda di Martapura dan Pengaron diserang oleh pasukan Antasari pada tanggal 28 April 1859. Di samping itu, kawan-kawan seperjuangan Pangeran Antasari juga telah mengadakan penyerangan terhadap pasukan-pasukan Belanda yang dijumpai. Pada saat pangeran Antasari mengepung benteng Belanda di Pengaron, Kiai Demang Leman dengan pasukannya telah bergerak disekitar Riam Kiwa dan mengancam benteng Belanda di Pengaron. Bersama-sama dengan Haji Nasrun pada tanggal 30 Juni 1859, kiai Demang Leman menyerbu pos Belanda yang berada di istana Martapura. Dalam bulan Agustus 1859 bersama Haji Buyasin dan Kiai Langlang, Kiai Demang Leman berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio. Pada tanggal 27 September 1859 pertempuran terjadi juga di benteng Gunung Lawak yang dipertahankan oleh Kiai Demang Leman dan kawan-kawan. Dalam pertempuran ini kekuatan pasukan Kiai Demang Leman ternyata lebih
  • 19. kecil dibandingkan dengan kekuatan musuh sehingga ia terpaksa mengundurkan diri. Karena rakyat berkali-kali melakukan penyerangan gerilya, Belanda setelah beberapa waktu lamanya menduduki benteng tersebut, kemudian merusak dan meninggalkannya. Sewaktu meninggalkan benteng, pasukan Belanda mendapat serangan dari pasukan Kiai Demang Leman yang masih aktif melakukan perang gerilya di daerah sekitarnya. Sementara itu, Tumenggung Surapati menyanggupi permintaan Belanda untuk membantu menangkap Pangeran Antasari. Setelah mengadakan perundingan diatas kapal Onsurt pada bulan Desember 1859, Tumenggung Surapati dengan anak buahnya berbalik menyerang tentara Belanda yang berada di atas kapal tersebut, kemudian merebut senjata dan menenggelamkannya. Benteng pertahanan Tumenggung Surapati di Lambang mendapat serangan dari Belanda dalam bulan Februari 1860. Serbuan yang kuat dari pasukan Belanda menyebabkan Tumenggung Surapati meninggalkan bentang tersebut. Tumenggung Jalil yang mengadakan perlawanan di daerah Amuntai dan Negara mendapat serangan dari pasukan Belanda dengan bantuan Adipati Danureja, yang sejak semula setia kepada Belanda. Atas jasanya turut mengalahkan Tumenggung Jalil, Danureja dijadikan kepala daerah Benua Lima. Tampaklah dalam peperangan ini Belanda menggunakan pajabat kerajaan yang memihak kepadanya untuk menindas perlawanan. Sebagaimana telah di singgung dimuka, Pangeran Hidayat condong kepada rakyat. Karena sikap ini, ia kemudian diturunakan dari kedudukannya sebagai mangkubumi oleh Belnda. Desakan Belanda melalui suratnya bertanggal 7 Maret 1860 yang berisi permintaan supaya ia menyerah dalam waktu 12 hari, mendapat jawaban tegas dari Pangeran hidayat bahwa ia tidak akan menyerah. Dengan demikian, ia di anggap benar-benar memberontak terhadap Belanda. Kekosongan jabatan sultan dan mangkubumi dalam Kerajaan Banjarmasin mengakibatkan kerajaan di hapus oleh pemerintah Belanda pada tanggal 11 Juni 1860. Wilayahnya dimasukkan ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Karena tindakan pemerintah Hindia Belanda itu, di samping perlawanan yang
  • 20. sedang berlangsung, di daerah-daerah timbul perlawanan baru, seperti daerah Hulu Sungai, Tanah Laut, Barito, dan Kapuas Kahayan. Tempat-tempat separti Tembarang, Muning, Amawang, Gadung dan Barabai di jadikan pusat-pusat perlawanan untuk daerah Hulu Sungai, sedangkan daerah Tanah Laut pusat perlawanan terdapat, antara lain di Riam Kiwa, Riam Kanan, dan Tabattio. Dengan meluasnya perlawanan rakyat ini pemerintah Hindia Belanda di Banjar mengalami kesulitan. Perluasan pengaruh perlawanan di kalangan rakyat di batasi. Kepala-kepala daerah dan para ulama diberi peringatan agar mereka menunjukkan sikap setia kepada pemerintah Belanda dan agar mereka mengecam kaum pejuang. Peringatan tersebut dikemukakan dengan disertai ancaman yang berat bagi yang tidak mengindahkannya. Kepala-kepala daerah dan para ulama menjadi cemas karena adanya pengumuman tersebut. Namun, kebanyakan diantara mereka tidak mengindahkan ancaman tersebut. Mereka melarikan diri dan bergabung dengan para pejuang. Sementara itu, Pangeran Hidayat melakukan perlawanan dari daerah satu ke daerah lainnya bersama orang-orang yang setia kepadanya. Pada tanggal 16 Juni 1860 Pangeran Hidayat bertempur selama satu minggu di Ambawang, kemudian terpaksa mundur karena persenjataan Belanda ternyata lebih kuat. Pasukan Hidayat ternyata sampai di Wang Bangkal. Tidak lama disini pasukan Hidayat diserang pasukan Belanda pada tanggal 2 Juli 1860. Pasukan Belanda yang datang ke Wang Bangkal ini berasal dari posnya di Martapura. Dalam pertempuran ini pun pasukan Pangeran Hidayat terdesak dan terpaksa mundur lagi. Selama dalam pengunduran ini, pasukannya selalu mengadakan gangguan-gangguan terhadap pasukan Belanda berupa penyergapan secara gerilya. Mereka bertahan di tempat itu dan baru pada tanggal 10 Juli 1860 pasukan Pangeran Hidayat pindah ke tempat lain setelah mendapat pukulan berat dari pasukan Belanda. Sementara di daerah lain, pasukan Pangeran Antasari masih tetap melakukan serangan terhadap pos-pos Belanda. Pada permulaan bulan Agustus 1860 pasukan Antasari berada di Rangkau Katan, dan pada 9 Agustus terjadi kontak senjata dengan pasukan
  • 21. Belanda. Pasukan Belanda berkekuatan 225 orang pemberi hukuman yang dipersenjatai, serta 10 orang penembak meriam. Dalam pertempuran itu pasukan Antasari dapat membunuh dan melukai beberapa orang tentara Belanda, dan kemudian Pangeran Antasari bersama pasukannya mengundurkan diri dari Ringkau Katan. Kekalahan Antasari ini terutama karena datangnya bala bantuan Belanda yang bergerak dari Amuntai melalui Awang menuju Ringkau Katan. Di Tameang Layang kemudian di dirikan pos penjagaan Belanda yang dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan merembesnya kembali pasukan Antasari ke Ringkau Katan. Gerakan cepat pasukan Pangeran Hidayat dari satu daerah ke daerah lain cukup menyulitkan Belanda. Pasukan Hidayat yang berada Gunung Mandela dapat di ketahui. Belanda mendatangkan pasukan sebanyak 140 orang dari pantai Ambawang bersenjata senapan berbayonet. Akan tetapi, pasukan Belanda yang bermaksud menangkap Pangeran Hidayat tidak menjumpainya, karena pasukan Hidayat sudah meninggalkan Gunung Mandela menuju Haroman. Pasukan Hidayat di kejar oleh dua kelompok pasukan lain pada tanggal 20 Juli. Pasukan Hidayat tidak juga di jumpainya. Kecepatan gerak pasukan Hidayat membuat Belanda kesal. Pangeran Hidayat di ancam akan tetap di anggap sebagai pemberontak dan akan ditindas jika tidak mau menyerah secepatnya. Menyerahnya Kiai Demang Leman atas kemauannya sendiri kepada Belanda pada tanggal 2 Oktober 1861 sedikit banyak memperlemah semangat para pejuang. Namun, pengangkapan Pangeran Hidayat, yang kemudian diasingkan ke Jawa pada tanggal 5 Februari 1862, menimbulkan kekesalan pada diri Kiai Demang Leman. Tuntutan untuk pembatalan pengasingan ke Jawa oleh Kiai Demang Leman dan rakyat, tidak mendapat perhatian dari pihak Belanda. Kiai Demang Leman kesal dan melarikan diri dari lingkungan Belanda dan kemudian mengadakan perlawanan lagi. Sementara itu, Pangeran Antasari makin giat melakukan perlawanan lebih-lebih setelah mendengar kabar tentang pengasingan Pangeran Hidayat, saudara sepupunya, ke Jawa. Kemahirannya dalam bertempur cukup memberi kepercayaan kepada para pengikut atas
  • 22. kepemimpinannya, misalnya ketika ia mempertahankan benteng Tundakan pada tanggal 24 September 1861 bersama kawan-kawan seperjuangannya, yaitu Pangeran Miradipa dan Tumenggung Mancanegara. Demikian pula waktu ia bersama Gusti Umar dan Tumenggung Surapati bertempur mempertahankan benteng di Gunung Tongka pada tanggal 8 November 1861. Karena kepercayaan ini, pada tanggal 14 Maret 1862 rakyat mengangkat Antasari sebagai pemimpin tertinggi agama dengan gelar Panembahan Amiruddin khalifatul Mukminin. Sudah barang tentu gelar tersebut sangat besar pengaruhnya bagi kepemimpinan Pangeran Antasari. Ia masih terus memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhir hayatnya pada tanggal 11 Oktober 1862 di Hulu Taweh, tempat pertahanannya yang cukup kaut. Setelah Pangeran Antasari meninggal, perlawanan rakyat masih terus berlangsung dipimpin oleh teman-teman seperjuangan dan putra-putra Pangeran Antasari. Kiai Demang Leman terus mengadakan perlawanan secara gerilya di sekitar Martapura. Aminullah memusatkan operasinya di perbatasan Pasir, sedangkan Pangeran Prabu Anom bergerilya di daerah Amandit. Demikian pula sekitar Khayahan Atas tetap tidak aman bagi Belanda karena gangguan para gerilyawan. Belanda menyadari bahwa kekuatan perlawanan rakyat terletak pada pemimpin-pemimpin mereka. Oleh karena itu, para pemimpin itu selalu di cari untuk ditangkap ataupun dibunuh. Hal ini dapat dilihat, misalnya, usaha untuk menangkap Kiai Demang Leman. Atas bantuan kepala pelarian orang-orang Jawa, Kiai Demang Leman dan kawan-kawan seperjuangan seperti Tumenggung Aria Pati, dapat ditemui Pangeran Syarif Hamid yang dijadikan alat oleh Belanda. Pangeran Syarif Hamid melakukan pekerjaan ini karena Belanda menjanjikan akan mengangkat dirinya sebagai raja di Batu jika ia dapat menangkap Kiai Demang Leman. Kiai Demang Leman akhirnya dapat di tangkap dan pada Februari 1864 dibawa ke Martapura untuk menjalani hukuman gantung. Dengan tertangkap dan meninggalnya Kiai Demang Leman, pihak pejuang kehilangan seorang pemimpin yang berani.
  • 23. II.3 Akhir dari Perlawanan Masyarakat Daerah Kalimantan terhadap Belanda Putra-putra Pangeran Antasari, antara lain Pangeran Muhammad Seman (Gusti Matseman) tetap melanjutkan perjuangan ayahnya. Demikian pula beberapa pejuang lain tetap melanjutkan perlawanan. Haji Buyasin yang banyak berjasa dalam kerja sama dengan Pangeran Antasari dan Kiai Demang Leman akhirnya mengalami nasib yang malang juga. Pada tanggal 26 Januari 1866, ketika berusaha menyelamatkan diri dari Tanah Laut ke Tanah Dusun, ia ditembak oleh Pembakal Buang yang menjadi alat pemerintah Belanda. Sebagai penerus perlawanan dapat disebutkan, antara lain Gusti Matsaid, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung Surapati, Tumenggung Naro, dan Penghulu Rasyid. Mereka mengobarkan perlawanan terhadap pemerintah Belanda di perbatasan antara Amuntai, Kulua, dan Rantau. Meskipun perlawanan rakyat yang timbul di berbagai daerah itu tidak sekuat perlawanan-perlawanan pada masa Pangeran Antasari, perlawanan mereka cukup menghambat kemajuan Belanda dalam memperluas wilayahnya. Pemerintah Hindia Belanda mengira bahwa dalam menyerahnya putra-putra Pangeran Antasari daerah Dusun Atas dapat di tenangkan. Akan tetapi, kenyataannya daerah sekitar Dusun Atas tetap melakukan perlawanan. Pada tanggal 25 September 1864 Tumenggung Surapati beserta pengikutnya menyerang benteng Belanda di Muara Teweh dan membunuh dua orang penjaga benteng. Karena kejadian ini, pada bulan Maret 1865 di Muara Teweh didirikan pertahanan yang berkekuatan 4 orang opsir, 75 serdadu yang dilengkapi dengan meriam 2 pon dan 2 mortir. Tumenggung Surapati mencoba menyerang benteng di Muara Teweh itu pada akhir tahun 1865, tetapi karena kekuatan pertahanan Belanda di situ cukup besar, usahanya tidak berhasil. Ia kemudian bergerak bersama pasukannya menuju Sungai Kawatan. Pada tanggal 1 November 1865 satu pasuakn Belanda bergerak sampai di Kuala Baru untuk memutuskan jalan-jalan yang menuju ke tempat-tempat pihak pejuang di kawatan. Sementara itu, pasukan Belanda yang lain pada hari berikutnya berhasil mendaki
  • 24. Kawatan. Pasuakan Surapati yang berada di benteng Kawatan menembaki dengan meriam perahu-perahu Belanda yang mencoba mendekati benteng tersebut. Dalam pertempuran yang terjadi pasukan Surapati menderita kekalahan sehingga mengundurkan diri. Dalam membicarakan perlawanan di daerah lain perlu disebut tokoh Demang Wangkang yang juga berpengaruh. Di Marahaban ia sepakat dengan Tumenggung Surapati untuk menyerang ibu kota Banjarmasin. Pada tanggal 25 November 1870 ia bersama pengikutnya sebanyak 500 orang meninggalkan Marahaban menuju Banjarmasin. Pertempuran terjadi di dalam kota, tetapi karena kekuatana Belanda cukup besar, Demang Wangkang menarik kembalipasukaannya keluar kota. Demang Wangkang dan anak buahnya tidak kembali ke tempat pertahanan semula di Marahaban, tetapi ke Sungai Durrakhman. Tidak berapa lama di situ, pada akhir Desember 1870 datang pasukan Belanda yang kuat, terdiri atas 150 orang serdadu dan 8 orang opsir. Pasukan Belanda ini sudah mendapat tambahan pasukan bantuan yang di datangkan dari Surabaya dan pasukan oarng Dayak di bawah pimpinan Suto Ono. Sebelum tiba di Durrakhman, pasukan Belanda ini telah datang ke tempat pertahanan Demang Wangkang semula yaitu di Marahaban, tetapi ternyata kosong. Benteng Demang Wangkang di Durrakhman didekati pasukan pemerintah Belanda. Terjadilah pertempuran, dan dalam pertempuran ini Demang Wangkang menemui ajalnya. Gusti Matseman pada bagian akhir bulan Agustus 1883 beroperasi di daerah Dusun Hulu. Ia dengan pasukannya kemudian bergerak ke Telok Mayang dan berkali-kali mengadakan serangan terhadap pos Belanda di Muara Teweh. Sementara itu, Pangeran Perbatasari, menantu Gusti Matseman, mengadakan perlawanan terhadap Belanda di Pahu, daerah Kutai. Kekalahan yang di deritanya menyebabkan ia tertangkap pada tahun 1885. Demikian pula perlawanan Tumenggung Gamar di Lok Tunggul tidak berhasil sehingga ia dengan pasukannya terpaksa mengundurka diri ke Tanah Bambu. Di tempat ini pertempuran terjadi lagi. Tumenggung Gamar gugur dalam salah satu
  • 25. pertempuran tahun 1886. Gusti Matseman masih terus mengadakan perlawanan di daerah Khayalan Hulu. Gusti Matseman berusaha untuk mendirikan benteng di daerah hilir Sungai Taweh. Usaha ini membuat Belanda kemudian memperkuat posnya di Khayalan dengan menambah pasukan baru, dan mendirikan lagi pos darurat di Tuyun. Dalam bulan Desmber 1886, pasukan Gusti Matseman berusaha memutuskan hubungan antara kedua pos Belanda tersebut. Sementara itu, benteng pejuang di Taweh makin diperkuat dengan datangnya pasukan bantuan dan tambahan makanan yang di angkut melalui hutan. Namun, di lain pihak pos Matseman ini terancam bahaya. Di sebelah utara dan selatan benteng muncul kubu-kubu baru Belanda yang berusaha menghalang-halangi masuknya bahan makanan ke dalam benteng. Keadaan di sekitar benteng Matseman semakin kritis. Pada suatu ketika benteng di serang pasukan Belanda. Dalam pertempuran itu pasukan Gusti Matseman terdesak sehingga terpaksa meloloskan diri dan benteng jatuh ke tangan Belanda yang kemudian di bakar. Gusti Matseman masih terus melakukan perlawanan walaupun teman-teman seperjuangannya, yaitu Gusti Acil, Gusti Arsat, dan Antung Durrakhman menyerah pada pemerintah Belanda. Perlawanannya baru berhenti setelah ia gugur tahun 1905.
  • 26. BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Dari uraian materi di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa: 1. Kedatangan Belanda ke Kalimantan Selatan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan semboyan 3G (Gold, Glory, Gospel) dengan cara menguasai Kalimantan Selatan. Jalan yang mereka tempuh yaitu dengan cara mengadu domba atau ikut campur dalam urusan pemerintahan. 2. Perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Antasari merupakan akibat yang ditimbulkan dari politik adu domba yang dilakukan oleh Belanda terhadap Pangeran Hidayat dan Pangeran Tamjidillah. III.2 Saran
  • 27. Kemerdekaan bangsa Indonesia saat ini tidak diperoleh dengan mudah. Para pahlawan dengan gagah berani harus mengorbankan harta, keluarga, bahkan nyawa mereka sendiri demi mendapatkan kemerdekaan. Tidak hanya itu, para pahlawan juga harus berjuang keras membrantas para penjajah dengan perlengkapan yang sederhana. Karena pengorbanan mereka yang sangat besar itu, seharusnya kita sebagai para generasi muda dapat menghargainya. Salah satunya dengan cara mempelajari kisah-kisah perjuangan yang mereka lakukan sehingga jiwa nasionalisme dan patriotisme tetap tertanam dalam diri kita. Dampaknya kita akan selalu berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Hapsari, R. (2012). Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga Ilmi, M. (2014). Kelanjutan dan Akhir Perlawanan Pangeran Antasari. [Online]. Tersedia: http://www.smansax1-edu.com/2014/11/kelanjutan-dan-akhir- perlawanan.html (9 Oktober 2015) Anonim. (2014). Sejarah Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan terhadap Belanda. [Online]. Tersedia: http://www.materisma.com/2014/01/sejarah- perlawanan-di-kalimantan.html (9 Oktober 2015)
  • 28. Hafiz, A. (2014). Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Belanda. [Online]. Tersedia: http://hafizborneo.blogspot.co.id/2014/08/perlawanan-rakyat- kalimantan-barat.html (9 Oktober 2015).