Dokumen ini membahas tentang pembuatan tissue ramah lingkungan dari limbah kulit jeruk siam. Tissue konvensional mengandung zat kimia berbahaya dan berdampak buruk bagi lingkungan karena memerlukan pohon untuk pembuatannya. Peneliti membuat tissue dari campuran limbah kulit jeruk, biji kelor, dan minyak kelapa dengan harapan dapat mengurangi limbah jeruk dan efek negatif zat kimia. Hasilnya menunjuk
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Abstrak KTI Tisu Kulit Jeruk
1. ABSTRAK
Tissue sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai
dari bayi hingga orang dewasa sudah menggunakan tissue untuk kebutuhan
mereka. Hal ini dikarenakan penggunaan tissue yang praktis dan harganya yang
terbilang ekonomis membuat orang tidak ragu lagi untuk menggunakan tissue.
Tidak hanya itu, bentuknya yang simpel dan mudah dibawa menambah daya tarik
dari produk yang satu ini. Padahal dibalik kelebihan yang dimiliki oleh tissue,
tersimpan banyak fakta mengejutkan mengenai pemakaian tissue ini. Fakta yang
paling mengejutkan adalah ternyata benda putih ini mengandung zat kimia yang
berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu kanker. Selain itu, tissue juga ikut
andil dalam hal perusakan hutan. Sebab, pembuatan 2 pack tissue yang berisi 40
sheet menghabiskan 1 pohon yang berumur 6 tahun. Padahal, 1 batang pohon
dapat mencukupi kebutuhan oksigen 2 orang. Singkatnya, penggunaan 2 pack
tissue yang menghabiskan 1 pohon tersebut sama saja dengan membunuh 2 orang
manusia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat tissue dari bahan lain
yaitu dengan bahan utama adalah limbah kulit jeruk siam, dipadukan dengan
bahan-bahan alami lain yang merupakan pengganti dari zat kimia yang digunakan
dalam pembuatan tissue. Alasan penulis memilih bahan-bahan ini dikarenakan
menurut (blogspot.com, diunduh Desember 2014) “Kulit jeruk mengandung
senyawa limonen yang dapat digunakan untuk membuat material yang ramah
lingkungan (biodegradable)”. Selain itu, menurut (syifacitrus.blogspot.com,
diunduh Desember 2014) “Kulit jeruk mengandung komponen minyak atsiri,
asam sitrun yang cukup tinggi, serta kaya akan vitamin B1 dan vitamin C”.
Disamping itu, di Kabupaten Majalengka terdapat sekitar 176,1 ton limbah kulit
jeruk setiap tahunnya, dan limbah tersebut belum diolah secara efektif hingga saat
ini. Penulis juga memilih mengganti zat-zat kimia dengan bahan alami dalam
pembuatan tissue karena untuk meminimalisir efek yang ditimbulkan oleh zat-zat
kimia tersebut pada tubuh dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui
perpaduan limbah kulit jeruk siam, biji kelor, minyak kelapa, dan air hujan dapat
dijadikan tissue yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Metode yang
digunakan adalah metode penyablonan, dengan campuran dari kulit jeruk, talcum,
biji kelor, dan minyak kelapa sebagai bahan utama penyablonan yang akan
dicetak agar menyerupai bentuk tissue. Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pembuatan tissue yang ramah lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa limbah
kulit jeruk, talcum, biji kelor dan minyak kelapa dapat dipadukan menjadi tissue
dengan metode penyablonan. Berdasarkan simpulan di atas, penulis menghimbau
kepada pihak produksi untuk mengembangkan produk tissue ramah lingkungan
ini agar dapat digunakan masyarakat secara luas.
Kata Kunci: Tissue, biodegradable, limbah kulit jeruk, biji kelor, dan minyak
kelapa.
ii