Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penanganan kegawatan pada anak, termasuk tersedak makanan, terkena bahan kimia atau serangga di mata, gigitan binatang, dan keracunan. Beberapa penanganan yang direkomendasikan adalah membersihkan luka, mengompres area yang terkena, mengompres dengan es untuk sengatan serangga, dan memberikan cairan untuk menetralisir racun.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
Pedoman ini merupakan acuan bagi ibu dan keluarga serta tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan ANC, persalinan dan PNC di masa pandemi COVID-19. Diharapkan ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor risiko dapat dikenali secara dini serta mendapatkan akses pertolongan kegawatdaruratan dan tenaga kesehatan mendapatkan perlindungan dari tertular COVID-19
Pedoman ini merupakan revisi dari Pedoman serupa yang dikeluarkan pada 26 Maret 2020 dengan perubahan pada beberapa substansi sesuai perkembangan situasi dan rekomendasi terbaru dari organisasi profesi terkait. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai Prinsip Pencegahan COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terkait pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
Pedoman ini merupakan acuan bagi ibu dan keluarga serta tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan ANC, persalinan dan PNC di masa pandemi COVID-19. Diharapkan ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor risiko dapat dikenali secara dini serta mendapatkan akses pertolongan kegawatdaruratan dan tenaga kesehatan mendapatkan perlindungan dari tertular COVID-19
Pedoman ini merupakan revisi dari Pedoman serupa yang dikeluarkan pada 26 Maret 2020 dengan perubahan pada beberapa substansi sesuai perkembangan situasi dan rekomendasi terbaru dari organisasi profesi terkait. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai Prinsip Pencegahan COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terkait pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Asuhan Keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnosa medis gastritis, di rumah sakit umum, jadikan bahan ini sebagai referensi keperawatan yang dapat dilakukan kepada pasien guna sebagai pengobatan medis lengkap
2. 1. Tersedak Makanan
• Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya
dengan kedua tangan. kepalkan tangan anda dan tekan kepala
ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas
pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas.
Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan
penderita.
3.
4. • Tersedak (tertelan suatu benda) ditandai dengan gejala-gejala sebagai
berikut :
Sesak nafas
• Pada usia balita, maka balita tersebut akan memegang lehernya yang
merasa seperti tercekik.
• Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan batuk-
batuk hingga muntah.
• Apabila tersedak dengan kategori berat maka ditandai dengan batuk-
batuk yang semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat
batuk sama sekali.
• Wajah membiru dan kemudian pingsan
• Penanganan Kegawatan :Pada tersedak berat, tengkurapkan anak di
atas lengan kiri. Kemudian telapak tangan kanan memukul punggung
anak/bayi (diantara 2 tulang belikat) sebanyak 5 kali hingga bayi
tersebut batuk, muntah dan menangis.
Bawalah segera ke rumah sakit terdekat
5. 2. Bahan Kimia Atau Serangga
Mengenai Mata
• Baringkan korban dan tuangkan air steril ke
dalam matanya untuk menghilangkan bahan
kimianya, kemudian kompreslah dengan kain
kasa steril dan segera ke dokter.
• Jika serangga yang mengenai mata, ambillah
dengan ujung saputangan bersih. Namun jika
masih terasa tidak enak segeralah ke dokter.
Jangan sekali-kali mengusap mata yang terkena
bahan kimia atau serangga dengan tangan
telanjang
6. 3. Sengatan Serangga
• Sengatan lebah, jika bengkak telah muncul, kompreslah
segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan
serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan dokter.
7. GIGITAN BINATANG
• Gigitan binatang termasuk kategori racun melalui suntikan
• Gigitan dpt membahayakan jiwa dengan menimbulkan
reaksi alergi
• Gigitan binatang:
• Darat
• laut
8. Gigitan Binatang Darat
• Gigitan anjing ,kucing, kera
• Menimbulkan luka memar hebat, infeksi, serta robekan
jaringan.
• Tanda dan gejala:
• Sakit kepala
• Demam
• Kejang-kejang
• Kemungkinan rabies
9. Penanganan
• Amankan diri dan lingkungan sekitar
• Nilai keadaan dari A,B,C
• Cuci luka dengan air mengalir
• Imobilisasi bagian luka yang digigit
• Berikan SAR ( serum anti rabies )
• Bila dpt, lakukan penangkapan binatang g
menggigit u/ identifikasi
• Segera bawa ke RS
10. Gigitan Ular
• Parahnya tergantung dr Ular berbisa/tidak, jenis ular, bagian
tubuh yg digigit, seberapa banyak racun yg disemprotkan
• Bisa ular menyebabkan reaksi toksik pada syaraf, darah, dan
jantung.
11. Sifat Bisa Ular
• Neurotoksin: berakibat pd syaraf tepi/ pusat
• Myotoksin: Kerusakan sel otot ( ginjal)
• Kardiotoksin: Kerusakan otot jantung
• Cytotoksin : gangguan jantung dan pembuluh
darah
• Cytolytik; peradangan dan mati jaringan
• Enzim : zat aktif penyebaran bisa
12. Tanda dan Gejala Lokal
• Ada dua lubang bekas gigitan yang sejajar
• Ada tanda kemerahan disekitar luka
• Bengkak dan nyeri
• Timbul dalam 10 mnt
13. Tanda dan gejala umum
• Demam
• Mual-muntah
• Kelemahan
• Mimisan
• Nadi cepat dan kecil
• Penurunan rasa raba- mati rasa
• Kejang, pingsan
• Gangguan pernafasan
14. Penanganan
• Aman diri dan lingkungan sekitar
• Nilai A,B,C
• Tenangkan penderita
• Beri kompres dingin/ es bila ada luka bekas gigitan
• Lakukan tourniquet selama 2 jam tanpa
membukanya, kecuali SABU telah diberikan
• Imobolisasikan angggota badan yang digigit dibawah
ketinggian jantung
• Usahakan ular dapat ditangkap u/ identifikasi
• Bawa segera ke RS
15. Gigitan Arthopoda
• Jenis : laba2, tawon, kelabang,kaljengking
• Tanda dan gejala :
• Bengkak dan kemerahan di daerah gigitan
• Gatal2
• Nyeri dan terasa panas
• Demam,menggigil, sulit tidur
• Dapat terjadi syok
16. Penanganan
• Aman diri dan lingkungan sekitar
• Nilai keadaan A,B,C
• Tenangkan penderita
• Ambil sengatan kalau nampak ( hati-hati saat
mencabut jangan sampai menekan kantong
bisa)
• Kompres dingin
• Imobilisasikan daerah yang digigit
• Dapat diberikan penawar sakit;ponstan
• Bawa ke RS
17. Gigitan Binatang Air
• Gigitan Trigonid ( duri babi)
• Terdapat di laut dangkal
• Sengatan disebabkan menginjak/ bersentuhan
• Tanda dan gejala ;
• Nyeri setelah 90 mnt
• Panas didaerah gigitan
• Pusing sampai hilang kesadaran
18. Penanganan
• Amankan diri dan lingkungan
• Nilai A,B,C
• Tenangkan penderita
• Cabut duri babi yang menusuk
• Rendan dengan air hangat
• Bersihkan luka dan imobolisasikan daerah luka
19. Gigitan Ubur2
• Tanda dan gejala :
• Rasa panas dan terbakar
• Sedikit perdarahan di kulit
• Mual-muntah
• Kejang otot
• Syok sampai kesulitan bernafas
20. Penanganan
• Aman diri dan lingkungan sekitar
• Nilai A,B,c
• Bebaskan anggota badan yang cidera dengan handuk basah
• Cuci luka dg larutan amoniak / alkohol 70%
• Bawa ke RS
21. Gigitan ikan pari
• Tanda dan gejala
• Pembengkakan
• Mual muntah sampai diare
• Kejang-kejang bahkan disertai kelumpuhan otot
• Bawa ke RS
22. Gigitan Gurita
• Kegagalan nafas dalam 10-15 mnt
• Luka gigitan kecil tdk nyeri
• Berwarna merah dan benjolan
• Kehilangan rasa raba
• Mual-muntah
• Kesulitan menelan, bernafas
• G3 penglihatan,inkoordinasi
• Kelumpuhan otot
• Pernafasan, nadi berhenti, diikuti kematian
23. Penanganan
• Aman diri dan lingkungan sekitar
• Nilai A,B,c
• Tenangkan penderita
• Bersihkan/ cuci luka bekas gigitan dengan air hangat
• Lakukan pressure pada bagian cidera
• Lakukan RJP bila perlu
• Bawa ke RS
24. 4. Keracunan
• Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa)sebanyak mungkin
hingga korban bisa muntah, dan bawalah ke dokter. meski
demikian, tidak selalu korban muntah.
25. Masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat
mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Hakeket semua zat dapat berlaku sebagai racun,
tergantung dosis dan cara pemberiannya
26. • Petugas kesehatan harus mengenal dengan cepat,tepat
dugaan keracunan
• Kasus keracunan merupakan keadaan gawat darurat
medis, perlu pertolongan segera
• Tanpa menunda waktu evakuasi korban ke RS
27. Tanda seseorang mengalami keracunan
• Seseorang yang sehat mendadak sakit
• Gejalanya tak sesuai dengan suatu keadaan patologik
tertentu
• Gejala menjadi cepat karena dosis yang besar
• Anamnestik menunjukan keracunan, terutama kasus
bunuh diri/kecelakan ( perhatikan benda disekitar
penderita dan simpan semua zat yang ada di tempat
kejadian )
• Keracunan kronik dicurigai bila digunakan obat dlm
waktu lama/ lingkungan kerja dngn zat kimia
28. Cara seseorang mengalami keracunan
• Cara msk ke tubuh dari jenis racun menentukan gejala yang
timbul dan cara penanggulangannya :
• Tertelan melalui mulut : makanan,minuman
• Terhisap melalui hidung : gas CO
• Terserap melalui kulit/mata : zat kimia
• Suntikan : gigitan binatang/ alt suntik
29. Sifat racun terbagi atas :
- korosif : asam/basa kuat
exp.HCl,2NaOH, bensin minyak
tanah.
- Non korosif : makanan, obat-obatan
Bentuk zat racun :
- Cair : alkohol,bensin, minyak tanah
- Gas : CO, H2S
- Padat : obat, makanan
30. Penyebab
. Bunuh diri/ attended suicide
. Diracuni/ homicide
. Tidak disengaja/ accidental poisoning
. Berlebihan/ over dosis
. Sengaja untuk maksud tertentu, tahu ukuran mematikan/
poisoning for kick
31. Keracunan Makanan
Keracunan botolinum
Clostridium botolinum dihasilkan oleh kuman anaerob dngn
sifat racun eksotoksin mis : makanan kaleng
Tanda dan gejala :
. Masa laten 4 jam – 6 hari
. Lemah, gangguan penglihatan, reflek pupil (-)
Tidak ada gangguan pencernaan/ kesadaran
Penanganan :
Netralisasi cairan
Upayakan muntah
Anti botollinum serum
Periksa laboratorum
32. Keracunan Sea food
Mis: kepiting rajungan ikan laut lainnya.
Gejala : - mual, muntah, panas disekitar mulut, nyeri perut, diare,
pruritis, sulit bernafas, rasa baal pd ekstremitas
Masa laten : ¼ - 4 jam
Penanganan : Netralsasi cairan, upayakan muntah, kuras lambung, bla
perlu nafas buatan
33. Keracunan Jengkol
Terbentuknya asam jengkol
Diduga menimbulkan keracunan : jumlah, cara pengolahan.
Masa laten beberapa jam - 48 jam
Gejala : nafas, mulut, air seni berbau jengkol, sakit pinggang disertai
sakit perut, nyeri waktu b.a.k/ disertai darah.
34. Keracunan Jengkol
• Penanganan
• Nitralisir dengan cairan : minum air putih banyak
• Upayakan untuk muntah
• Berikan norit 1 – 2 sendok makan dengan air hangat
• Pemberian analgetik
35. Keracunan jamur
Terjadi krn penyimpanan,pengolahan, yang tidak baik
Masa laten : beberapa menit – 2 jam
Gejala : sakit perut, diare, mual, muntah, keringat banyak,
Penanganan : Netralisasi cairan, upayakan muntah, norit 1 – 2 sdm,
berikan SA bila perlu
36. Keracunan singkong
Singkong mengandung HCN
Masa laten 1 – beberapa jam
Gejala : mual, muntah, sesak, sianosis, menurunnya tingkat
kesadaran
Penanganan : Netralsasi cairan, berikan susu, upayakan muntah,
berikan norit, 1 – 2 sdm
37. Keracunan Tempe bongkrek
• Mengandung Baccillus cocovenans membentuk asam bongkrek
• Tanda dan gejala :
• Masa laten terjadi dalam beberapa jam
• Kejang perut, otot
• Sesak nafas, bisa terjadi kematian
39. Keracunan makanan basi
• Penyebab Staphylococcus aureus denga sifat racun endotoksin/
enterotoksin
• Tanda dan gejala:
• Mual, muntah
• Diare
• Nyeri perut, kepala
• Demam, dehidrasi dpt menyerupai disentri
40. Penanganan
• Netralisasikan dengan cairan
• Upayakan untuk muntah
• Berikan norit1-2 sdk mkn dengan air hangat
• Obati seperti kasus gastroenteritis
41. Keracunan bahan Kimia
Alkohol/ etil alkohol (wiski 40%, alkohol pekat 95%/75%, Spiritus
/ Metil alkohol
Gejala : kekacauan mental, pupil dilatasi, muntah, berbau
alkohol
Penanganan : upayakan muntah, pertahankan nafas, beri kopi
hitam, nafas buatan bila perlu
43. Acetosal (aspirin, naspro, bodrex)
Gejala : nafas, nadi cepat, gelisah, nyeri perut,muntah sering
bercampur darah, sakit kepala
Penanganan : upayakan muntah, beri susu, beri Vit K bila ada
perdarahan
44. Sedative psikotropik
Jenis : luminal dan obat tidur sejenisnya
Gejala : Reflek berkurang, depresi pernafasan, pupil kecil akhirnya
dilatasi melebar, Syok.
Penanganan : berikan air hangat, norit, upayakan muntah, jaga jalan
nafas
45. Arsenicum
Jenis : racun tikus, insektisida, pengawat kayu
Gejala : perut, tenggorokan rasa terbakar, muntah, mulut kering,
buang air besar seperti cucian beras, nafas dan kotoran bau
bawang, kejang ----- syok.
Penanganan : upayakan muntah,beri air hangat atau larutan norit,
bawa ke RS
46. Keracunan monoksida (CO)
Sfat: tidak berbau dan tidak berwarna.
Gejala : bibir dan kulit berwarna merah jambu, sakit kepala dan
pusing, bingung---sesak nafas, syok.
Penanganan : pindahkan ke area berlawanan mata angin, berikan
oksigen, beri O2 konsentrasi tinggi, beri nafas buatan k/p
47. Keracunan senyawa hidrokarbon
(minyak tanah, baygon, detergen
terpentin dll)
Inhalasi : nyeri kepala, mual, muntah, lemah, sesak nafas.
Tertelan : muntah, diare,sangat berbahaya bila aspirasi.
Penanganan : Jangan lakukan muntah buatan, beri larutan norit atau
air hangat.
48. Keracunan H2S
• Sifat : tidak berbau dan tdk berwarna lebih ringan dari Co
• Berasal dari tambang eksplorasi gas alam
• Masuk kedalam organ pernafasan tp dihirup
• Berat ringan tergantung jumlah yang masuk
49. Tanda dan gejala
• Sesak nafas seperti tercekik
• Sianotik, Syok
• Hilang keasadaran
• Dapat terjadi kematian
50. Penanganan
• Penolong harus memakai alat breathing apparatus
• Jauhkan penderita dari sumber lokasi H2S berlawanan dengan arah
angin
• Berikan O2 konsentrasi tinggi
• Segera bawa ke RS
51. 5. LUKA BAKAR
• Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang
terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit
hilang.
• Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit.
52. 6. Luka lecet/gores/tersayat
• Cucilah dengan air dan tutuplah luka dengan plester atau
band aid. Namun jika luka gores/robek terlalu besar, harus
segera ditangani dokter.
53. 7. PERDARAHAN
• Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar
luka. Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap
sebentar hanya untuk melihat apakah pendarahan sudah
berhenti.
54. •Apabila setelah diberikan tekanan
pendarahan masih belum berhenti,
mungkin nadi atau pembuluh darah
balik terputus, tekan nadi yang di
dekat luka, untuk menghentikan
aliran darah dari jantung ke tempat
lain. Segera bawa ke dokter !!
55. 8. Patah Tulang
• Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan
korban jika belum mahir melakukannya.
• Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh
diusung dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas
alas keras.
• Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah
hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan
dibawa ke dokter.
• Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat
atau setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah
sebelum memperoleh pertolongan dokter.
56. 9. Terkilir
• Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh
lainnya, untuk mencegah pembengkakan, lalu segera meminta
pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut yang terkilir,
segera bawa ke dokter, karena jika ditangani oleh yang kurang
professional, akan berakibat buruk di kemudian hari.
57. 10. Gangguan nafas atau
bahkan sampai henti nafas
Untuk mengenal gangguan pada sistem
pernapasan digunakan tahap pemeriksaan
dan penanganan sebagai berikut :
1.Penolong mengetahui apakah penderita masih
bernapas atau tidak. Tindakan ini dilakukan dengan
cara yang sederhana yaitu
LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan nafas
korban).
58. 2. Bila sulit bernapas/bahkan tidak bernapas segera cari
bantuan/telepon ambulance. lakukan pemeriksaan jalan napas,
apakah terdapat sumbatan atau tidak(pangkal lidah, muntahan,
kotoran dalam mulut.)
3. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah
membebaskan jalan napas dengan menarik lidah ke luar,
mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua
jari)
59. Bila henti nafas dan henti jantung
• maka harus dilakukan pemberian pernapasan buatan dari
mulut ke mulut (mouth to mouth) dan kompresi dada.‑ ‑
Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga (boneka)
secara periodik.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
60. Pernafasan Buatan Mulut ke
Mulut
• Baringkan penderita dalam posisi terlentang. Buka mulut
penderita dengan cara menguakkan rahangnya. Jaga
agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu
dalam keadaan terbuka. Tutup lubang hidung penderita.
Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut anda dari
mulut penderita serta perhatikan apakah mulut
penderita mengeluarkan kembali udara yang anda
tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih
terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam
mulut penderita. Berikan 2x napas bantuan
61. Pijat Jantung
• Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua telapak
tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling
bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah
sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan dengan
rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)