Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai range of motion (ROM) atau rentang gerak sendi, yang merupakan gerakan normal yang dapat dilakukan oleh sendi. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip dasar, tujuan, manfaat, indikasi, dan kontraindikasi latihan ROM, serta jenis-jenis gerakan ROM berdasarkan bagian tubuh tertentu seperti leher, bahu, siku, lengan, tangan, kaki, dan lainnya.
Mempelajari tentang pemeriksaan fisik thorax dengan cara inspeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi. serta harus mengetahui suara atau bunyi yang dihasilkan dan batas pemeriksaan antara jantung dan paru. maka perawat dapat mempelajari dan harus mengetahui tentang pemeriksaan paru dan jantung
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
A. Pengertian sistem termoregulasi
Termoregulasi merupakan salah satu hal penting dalam homeostatis. Termoregulasi adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatik yang mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai dengan mempertahankan keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan
Mempelajari tentang pemeriksaan fisik thorax dengan cara inspeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi. serta harus mengetahui suara atau bunyi yang dihasilkan dan batas pemeriksaan antara jantung dan paru. maka perawat dapat mempelajari dan harus mengetahui tentang pemeriksaan paru dan jantung
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
A. Pengertian sistem termoregulasi
Termoregulasi merupakan salah satu hal penting dalam homeostatis. Termoregulasi adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatik yang mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai dengan mempertahankan keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan
Goniometry is the measuring of angles created by the bones of the body at the joints.1, 2, 3
The term goniometry is derived from two Greek words, gonia meaning angle and metron, meaning measure. 1, 2, 3, 4, 5,
System to measure the joint ranges in each plane of the joint is termed goniometry. 4
These measurements are done with instrument such as goniometer, a tape measure, inclinometers or by visual estimate.
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKATBondan Palestin
Intervensi kesehatan dan keperawatan dalam bentuk latihan fungsional serta dukungan lingkungan yang positif bagi lanjut usia dapat memelihara kapasitas fungsional dan kualitas hidup lanjut usia. , , , Latihan fungsional dengan intensitas sedang dapat meningkatkan kualitas hidup, vitalitas, dan menurunkan gejala depresi pada lanjut usia secara efektif. Menurut penelitian, program latihan berjalan, mobilitas, dan keseimbangan fleksibel dan statis selama enam minggu dapat meningkatkan kapasitas fungsional lanjut usia. Bentuk program latihan yang memiliki daya ungkit cukup besar terhadap penurunan sindroma gagal-pulih pada lanjut usia adalah perawatan restoratif. Perawatan restoratif merupakan salah satu strategi utama dalam mengatasi sindroma gagal-pulih untuk meningkatkan luaran status kesehatan klien, dan merupakan bentuk intervensi keperawatan yang paling efektif saat ini untuk meningkatkan otonomi dan kemandirian klien.
2. Latar Belakang
• Range of motion ( ROM ) adalah gerakan
dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun,
dkk, 2008).
• Latihan range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot (Potter & Perry, 2005).
3. Prinsip Dasar Latihan ROM
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal
2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan
umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya
tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM
adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan
pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau
hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami
proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya
setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan.
4. Tujuan ROM
1. Mempertahankan/memelihara fleksibilitas dan
kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
5. Mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan
5. Manfaat ROM
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang
6. Indikasi & Kontraindikasi
Indikasi ROM
1. Stroke atau penurunan tingkat
kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama
Kontra Indikasi
1. Trombus/emboli & keradangan
pada pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau tulang
3. Klien fase imobilisasi karena
kasus penyakit (jantung)
4. Trauma baru dgn kemunginan
ada fraktur yang tersembunyi
atau luka dalam
5. Nyeri berat
6. Sendi kaku atau tidak dapat
bergerak
7. Jenis ROM (Gerakan ROM Berdasarkan Bagian
Tubuh)
Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari
gerakan pada persendian sebagai berikut :
1. Leher, Spina, Serfikal
2. Bahu
3. Siku
4. Lengan bawah
5. Pergelangan tangan
6. Jari- jari tangan
7. Ibu jari
8. Pinggul
9. Lutut
10. Mata kaki
11. Kaki
12. Jari-Jari Kaki
8. 1. Leher, Spina, Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh
mungkin kearah setiap bahu,
rentang 40-45°
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan
sirkuler,
rentang 180°
9. 2. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan
ke posisi di atas kepala,
rentang 180°
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala
dengan telapak tangan jauh dari kepala,
rentang 180°
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh
sejauh mungkin,
rentang 320°
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan
menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke
dalam dan ke belakang,
rentang 90°
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari
ke atas dan samping kepala,
rentang 90°
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
10. 3. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu,
rentang 150°
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°
4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga
telapak tangan menghadap ke atas,
rentang 70-90°
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah,
rentang 70-90°
11. 5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian
dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari,
tangan, lengan bawah berada dalam arah yang
sama,
rentang 80-90°
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang
sejauh mungkin,
rentang 89-90°
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah
lima jari,
rentang 30-50°
12. 6. Jari- jari tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke belakang
sejauh mungkin,
rentang 30-60°
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang satu
dengan yang lain,
rentang 30°
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
13. 7. Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang permukaan
telapak tangan,
rentang 90°
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh dari
tangan,
rentang 90°
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
tangan pada tangan yang sama.
14. 8. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping tungkai
yang lain,
rentang 90-120°
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping menjauhi
tubuh,
rentang 30-50°
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi media
dan melebihi jika mungkin,
rentang 30-50°
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai
lain,
rentang 90°
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai
lain,
rentang 90°
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -
15. 9. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
10. Mata kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki
menekuk ke atas,
rentang 20-30°
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki
menekuk ke bawah,
rentang 45-50°
16. 11. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
12. Jari-Jari Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang
lain,
rentang 15°
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°