SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Menimbang
Mengingat
BUPATI PAKPAK BHARAT
PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT
NOMOR 30 TAHUN 201 1
TENTANG
IZIN LOKASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PAKPAK BHARAT,
a. bahwa arahan pemanfaatan ruang di daerah diatur dalam rencana tata
ruang wilayah daerah maupun rencana umum tata ruang termasuk
kedalamannya dalam bentuk perencanaan yang lebih rinci ;
b. bahwa untuk pengendalian penataan ruang dimaksud sebagaimana
dimaksud pada huruf "a" yang berkenaan dongan penggunaan tanah
untuk keperluan penanaman modal diperlukan iain lokasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaintana dimaksud pada huruf
"a" dan "b" perlu diatur izin lokasi dengan suatu Peraturan Bupati.
1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3501);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20A7 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4724),
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
504e);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2OO4 tentang Penaiagunaan
Tanah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndorresia Nomor a3B5);
5. Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan (Lembaran Negara Republik
6 P$:ffi ;*if i,:i Xl?f :]' r xup, r, Badan perrana ha n Nasic,na r
Nomor 2 Tahun 1999 tentang lzin Lokasi;
7. Keputusan Menteri Dalam Negerr Nomor 147 Tahun 2003 tentang
Pengendalian Penataan Ruang;
B. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
63/Kep/MPAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik;
l0.Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lerrbaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (l-enibaran
Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor 6, Tambaharr
Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 59);
11. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok
l^
dan Fungsi Masing+,1$asing Jabatan pada Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Pakpak Eharat (Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat
Tahun 2009 Nomor 4);
'12. Peraturan Bupati Nomor 15 tahun 2009 tentang Pendelegasian
sebagian wewenang Pengurusan Perizinan dan Non perizinan Kepada
Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal
Kabupaten Pakpak Bharat (Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat
Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Berita Daerah Kabupaten pakpak
Bharat Nomor 3).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUpATt TENTANG tztN LoKASt.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten pakpak Bharat.
3. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat.
4. Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal selanjutnya disebut
KP2SP-PM adalah Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal
Kabupaten Pakpak Bharat.
5. Kepala KP2SP-PM adalah Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu pintu dan
Penanaman Modal Kabupaten pakpak Bharat.
6. Petugas adalah pegawai yang ditunjuk oleh Kepala KP2SP-PM yang bertugas
melaksanakan rangkaian proses pelayanan perizinan dan non perizinan di kpZSp-pty
mulai dari melayani informasi dan pengaduan, menerima dan menolak berkas,
memverifikasi berkas, mencetak dan mengolah data perizinan dan membantu tim teknis.
7 - Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur Satuan Kerja perangkat
Daerah teknis terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelaya-nan
perizlnan.
8. lzin Lokasi adalah lzin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang
diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai lzin peminOatran
hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal.
9. Penanaman Modal adalah usaha menanamkan modal yang menggunakan maupun yang
tidak menggunakan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam undang-u6dang.
10. Perusahaan adalah perseorangan atau badan hukum yang telahhemperoleh lzin untuk
melakukan penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku.
11. Group perusahaan adalah dua atau lebih badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki
oleh seorang atau oleh badan hukum yang sama baik secara langsung maupun melalui
badan hukum lain, dengan jumlah atau sifat pemilikan sedemikian iupa, sehingga melalui
pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan
penyelenggaraan atau jalannya badan usaha.
l2.Persetujuan prinsip adalah persetujuan yang diberikan Bupati kepada pengusaha untuk
mendapatkan izin lokasi.
BABII
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup lzin
Pasal 2
(1) Setiap perusahaan yang akan menggunakan tanah untuk kepentingan penanaman
modal wajib memiliki izin lokasi dari Bupati.
(2) Untuk mendapatkan izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui KP2SP-PM.
(3) lzin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah mendapat
pertimbangan dari instansi teknis terkait.
Bagian Kedua
Persetujuan Prinsip
Pasal 3
(1) Sebelum mendapatkan izin lokasi, pengusaha harus memiliki persetujuan prinsip dari
Bupati.
(2) Untuk mendapatkan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pengelolalpimpinan usaha wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Bupati melalui
Kepala KP2SP-PM dengan mengisi formulir yang disediakan dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (lfiP) pemohon;
c. fotokopi akta pendirian badan hukum;
d. rencana tapak dan studi kelayakan.
(1 ) Persyaratan perpanjangan:
^ a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
b. fotokopi identitas diri;
c. naskah/sertifikat persetujuan prinsip yang asli.
(2 ) Persyaratan pen gganti an naskahlsertifi kat karena rusak:
a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
b. fotokopi identitas diri;
c. fotokopi naskah/sertifikat persetujuan prinsip yang rusak;
d. dokumen pendukung lainnya.
(3) Persyaratan penggantian naskah/sertifikat karena hilang:
a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
b. fotokopi identitas diri;
c. surat keterangan hilang daripihak berwajib ;
d. dokumen pendukung lainnya.
(4) Persyaratan perubahan izin sama dengan persyaratan izin usaha baru dengan
melampirkan izin aslinya.
(5) Persetujuan prinsip tidak dapat dipindahtangankan.
(6) Persetujuan prinsip paling lama selesal 12 (dua hetas) hari kerja setelah herkas
dinyatakan lengkap dan benar.
_ (7) Persetujuan prinsip berlaku 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali.
(8) Persetujuan prinsip batal demi hukum dan tidak dapat diperpanjang apabila dalam waktu
paling lama 1 {satu) tahun sejak tanggal dikeluarkannya persetujuan prinsip pemegang
izin belum memulai pembangunan.
Bagian Ketiga
Tata Cara Memperoleh Persetujuan Prinsip
Pasal 4
(1) Pemohon mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh KP2SP-PM;
(2) Apabila pengurusan dikuasakan maka pemohon wajib melampirkan surat kuasa yang
bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pemitik atau pengurus atau
penanggungjawab usaha.
(3) Formulir permohonan dan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibuat rangkap 3 (tiga).
(4) Petugas meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas permohonan yang diajukan oleh
pemohon;
(5) Apabila berkas belum lengkap maka petugas akan mengembalikan berkas permohonan
untuk dilengkapi dan dapat diajukan kembali setelah diperbaiki dan atau dilengkapi.
(6) Berkas yang dinyatakan lengkap dan benar akan diproses lebih lanjut dengan membuat
resi penerimaan berkas dan menyerahkan 1 (satu) rangkap ke Bupati;
(7) Tim teknis melakukan peninjauan lapangan untuk mengecek kelayakan izin usaha dan
menerbitkan berita acara pemeriksaan lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja.
(8) Setelah melalui pertimbangan Bupati menerbitkan persetujuan prinsip paling lama 7
(tujuh) hari kerja setetah berita acara pemeriksaan lapangan diterbitkan.
(9) Apabila setelah melakukan pertimbangan Bupati tidak menyetujui pemberian
persetujuan prinsip maka Bupati melalui KP2SP-PM menyurati pemohon tentang alasan
penolakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah berkas dinyatakan lengkap
dan benar.
(10) Tata cara untuk mendapatkan perpanjangan persetujuan prinsip sama dengan tata cara
mengurus persetujuan prinsip baru serta melampirkan persetujuan prlnsip yang [ama.
Bagian Keempat
lzin Lokasi
Pasal 5
Untuk memperoleh izin lokasi, pemohon mengisi furmulir yang telah disediakan dengan
melengkapi persyaratan sebagai berikut :
a. untuk izin lokasi permohonan baru :
1. Surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
2. Fotokopi bukti kepemilikan tanah;
3. Akte pendirian perusahaan bagi perusahaan berbadan hukum atau surat izin usaha
bagi perusahaan perorangan;
4. Surat keterangan NPWP;
5. Gambar kasarlsketsa tanah yang dimohon;
6. Pernyataan kesanggupan dan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat
penampungan bagi pemilik tanah;
7. Uraian rencana proyek yang akan dibangun;
8. $urat persetujuan Presiden bagi Perusahaan yang menggunakan fasilitas Penanaman
Modal Asing (PMA) atau dari Menteri Negara lnvestasi/Ketua BKPM bagi perusahaan
yang menggunakan fasilitas PenanamaR Modal Dalam Negeri (PMDNi atau surat
persetujuan prinsip dari instansi teknis yang menggunakan fasilitas PMAIPMDN;
9. Surat persetujuan pemanfaatan ruang dari instansi teknis terkait;
10.Surat pernyataan mengenai luas tanah yang sudah dikuasai/dimiliki oleh Perusahaan
pemohon dan Perusahaan-perusahaan lain yang merupakan satu group dengannya;
11. Surat pernyataan kesediaan melepaskan/mengalihkan hak atas tanah dari para
pemilik tanah yang sah;
12. $urat keterangan lain yang dipandang perlu;
13. Surat bermaterai cukup, bita pengurusan izin dikuasakan.
b. untuk izin lokasi perpanjangan atau dispensasi perpanjangan :
1. Surat permohonan tiepaOa Bupati melalui fpZSp-pRn;-
2. Fotokopi bukti kepemilikan tanah;
3. Peta lokasi tanah yang dimohon;
4. Peta penggunaan detail tanah yang dimohon saat ini;
5. Peta tata ruang di lskasiyang bersangkutan;
6. Peta site plan/blok plan dari tanah yang dimohon;
7. Hasil monitoring pelaksanaan izin lokasi saat diajukan dispensasi (dinyatakan dalam
daftar dan peta) :
a) Iuas tanah yang telah diperoleh;
b) luas yang telah diberikan SK Hak;
c) luas yang telah disertifikatkan;
d) luas yang telah dibangun.
8. Rencana tahapan pembangunan yang jelas sesuai proyek proposal dan kapan seluruh
proyek dapat diselesaikan;
9. Data lain yang relevan;
10.Surat pernyataan kesanggupan untuk rnelakeanakan pembangunan keseluruhan
dalam jangka waktu 10 tahun terhitung sejak penerbitan SK izin lokasi pertama.
11, Surat bermaterai cukup, bila pengurusan izin dikuasakan.
Bagian Kelima
Tata Cara Memperoleh lzin
Pasal 6
(1) Pemohon mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh KP2SP-PM.
{21 Pemohon menyerahkan berkas permohonan disertai kelengkapan persyaratan
disampaikan ke KP2SP=PM untuk diteliti kelengkapan dan kebenaran dokumen oleh
petugas.
(3) Petugas melakukan pencatatan dalam buku registrasi apabila berkas telah lengkap dan
benar.
(4) Petugas menyerahkan resi atau berita acara serah terima berkas apabila berkas telah
Iengkap dan benar.
(5) Peninjauan lapangan oleh tirn pertimbangan izin lokasi dan penerbitan berita acara
pemeriksaan lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja,
(6) KP2SP-PM mengundang pemohon untuk melakukan ekspose rencana proyek yang
akan dibangun oleh pemohon paling lama 1 (satu) hari kerja setelah berita acara
pemeriksaan lapangan ditandatangani.
(7) Rapat tim pertimbangan izin lokasi paling lama 2 (dua) hari kerja setelah ekspose
rencana proyek selesai.
(8) Penerbitan draft izin lokasi oleh Kepala KP2SP-PM paling lama 1 (satu) hari kerja
setelah rapat tim pertimbangan izin lokasiselesai.
(9) Penandatangan surat keputusan izin lokasi oleh Bupati paling lama 3 (tiga) hari kerja.
(10) Penyerahan izin lokasi kepada pemohon.
Bagian Keenam
Lama Penyelesaian
Pasal 7
Jangka waktu penyelesaian maksimal 12 hari terhitung setelah persyaratan dinyatakan
lengkap dan benar.
Bagian Ketujuh
Masa Berlaku
Pasal I
{1} Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu adalah :
a. izin lokasi sampai dengan 25 hektar adalah 1 (satu) tahun;
b. izin lokasi lebih dari 25 hektar sampai dengan 50 hektar adalah 2 (dua) tahun;
c. izin lokasi lebih dari 50 hektar adalah 3 (tiga) tahun.
(2) Perolehan tanah oleh pemegang izin lokasi harus diselesaikan dalam jangka waktu yang
ditentukan.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perolehan tanah
belum selesai, maka izin lokasi dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun apabila tanah
yang sudah diperoleh mencapai lebih dari 50% dari luas tanah yang ditunjuk dalam lzin
Lokasi.
(4) Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan,
termasuk perpanjangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), maka
perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh pemegang izin lokasi dan terhadap
bidang-b,idang tanah yang sudah diperoleh dilakukan tindakan sebagai berikut :
a. dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal dengan penyesuaian
mengenai luas pembangunan, dengan ketentuan bahwa apabila diperlukan masih
dapat dilaksanakan perolehan tanah sehingga diperoleh bldang tanah yang
merupakan satu kesatuan bidang;
b. dilepaskan kepada perusahaan atau pihak lain yang memenuhi syarat.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN LOKASI
Pasal 9
(1) Pemegang izin lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal izin lokasi dari hak
dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak atau pihak
yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian,
konsolidasi tanah atau cara lain sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang izin lokasi sesuai
ketentuan pada ayat (1), maka semua hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada
atas tanah yang bersangkutan tidak berkurang dan tetap diakui, termasuk kewenangan
yang menurut hukum dipunyai oleh pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda
bukti hak atau sertifikat, dan kewenangan untuk menggunakan dan rnemanfaatkan
tanahnya bagi keperluan pribadi atau usahanya sesuai rencana tata ruang yang berlaku,
serta kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak lain.
(3) Pemegang izin lokasi wajib menghormati kepentingan pihakpihak lain atas tanah yang
belum dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup atau mengurangi
aksesibilitas yang dimiliki masyarakat di sekitar lokasi dan wajib memperhatikan
kepentingan umum.
(4) Tanah yang dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), izin lokasi dapat diberikan
dan memberikan kewenangan kepadanya untuk rnenggunakan tanah tersebut gesual
dengan keperluan pelaksanaan renmna penanaman modalnya.
BAB IV
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 10
{1)Pemegang izin lokasi yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I
dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha.
(2) Pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah
diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu
masing-masing 30 (tiga puluh) hari kalender.
(3) Pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
Keputusan KP2SP-PM.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka:
a. izin lokasi yang telah dimiliki tetap berlaku sampai dengan masa berakhirnyaizin.
b. apabila masa berlaku izin sebagaimana dimaksud pada huruf a sudah habis, tetapi belum
ada aktifitas berkenaan dengan pembebasan atau penggunaan tanah, harus segera
mengajukan izin lokasi baru berdasarkan Peraturan Bupati ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Hal-hal yang belum cukup diatur dengan Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 13
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Ditetapkan di Salak
pada tanggal 1 &apru* z6lt
BUPATI PAKPAK BHARAT,
Diundangkan di Salak
pada tanggaf 2 Aopraor 2a1y
SEKRETARTS OnenaH
PAtrENPAKPAK BHARAT,
NOMOR l3s*
REMIGO YOLANDO BERUTU
A DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 201 1

More Related Content

What's hot

Kuliahukl upl16-160604023647
Kuliahukl upl16-160604023647Kuliahukl upl16-160604023647
Kuliahukl upl16-160604023647
agusrifkhi
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
ppbkab
 
Contoh presentasi
Contoh presentasiContoh presentasi
Contoh presentasi
jasmithaMP
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
Leks&Co
 

What's hot (20)

Materi sistem informasi permohonan penerbitan izin lingkungan online 1
Materi sistem informasi permohonan penerbitan izin lingkungan online 1Materi sistem informasi permohonan penerbitan izin lingkungan online 1
Materi sistem informasi permohonan penerbitan izin lingkungan online 1
 
07 spp-izin-lingkungan
07 spp-izin-lingkungan07 spp-izin-lingkungan
07 spp-izin-lingkungan
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Izin lokasi untuk pertanahan
Izin lokasi untuk pertanahanIzin lokasi untuk pertanahan
Izin lokasi untuk pertanahan
 
PLKJ Pengawasan dan Pembangunan Kota
PLKJ Pengawasan dan Pembangunan KotaPLKJ Pengawasan dan Pembangunan Kota
PLKJ Pengawasan dan Pembangunan Kota
 
Kuliahukl upl16-160604023647
Kuliahukl upl16-160604023647Kuliahukl upl16-160604023647
Kuliahukl upl16-160604023647
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
 
Contoh presentasi
Contoh presentasiContoh presentasi
Contoh presentasi
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
 
Izin Usaha Industri PT. Helori
Izin Usaha Industri PT. HeloriIzin Usaha Industri PT. Helori
Izin Usaha Industri PT. Helori
 
Bab vii jadwal dan pembiayaan larap tol_ok
Bab vii jadwal dan pembiayaan larap tol_okBab vii jadwal dan pembiayaan larap tol_ok
Bab vii jadwal dan pembiayaan larap tol_ok
 
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
 
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
 
Bab iii rencana larap tol_rev
Bab iii rencana  larap tol_revBab iii rencana  larap tol_rev
Bab iii rencana larap tol_rev
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
 
PLKJ Keterangan Rencana Tata Letak Bangunan
PLKJ Keterangan Rencana Tata Letak BangunanPLKJ Keterangan Rencana Tata Letak Bangunan
PLKJ Keterangan Rencana Tata Letak Bangunan
 
Dlh Perling dan Pertek
Dlh   Perling dan PertekDlh   Perling dan Pertek
Dlh Perling dan Pertek
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tol
 
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruangPermen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
 

Similar to Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi

Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Ismed Nur
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
ppbkab
 
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdfPer Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
GunawanFebruarianto
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
ppbkab
 
Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...
Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...
Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...
Deni Mawar
 
Penangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptx
Penangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptxPenangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptx
Penangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptx
FaizRivaldy1
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1
Sukman Sukman
 

Similar to Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi (20)

PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdfPP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdfPer Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
ppt tugas hpl akbar.pptx
ppt tugas hpl akbar.pptxppt tugas hpl akbar.pptx
ppt tugas hpl akbar.pptx
 
PERCEPATAN PENSERTIPIKATAN TANAH WAKAF KANTAH CIAMIS 2021.pptx
PERCEPATAN PENSERTIPIKATAN TANAH WAKAF KANTAH CIAMIS 2021.pptxPERCEPATAN PENSERTIPIKATAN TANAH WAKAF KANTAH CIAMIS 2021.pptx
PERCEPATAN PENSERTIPIKATAN TANAH WAKAF KANTAH CIAMIS 2021.pptx
 
Perpres nomor 3 tahun 2016
Perpres nomor 3 tahun 2016Perpres nomor 3 tahun 2016
Perpres nomor 3 tahun 2016
 
Permen 18-2016- Pengendalian Penguasaan Tanah Pertanian
Permen 18-2016- Pengendalian Penguasaan Tanah PertanianPermen 18-2016- Pengendalian Penguasaan Tanah Pertanian
Permen 18-2016- Pengendalian Penguasaan Tanah Pertanian
 
UU 20 2000
UU 20 2000UU 20 2000
UU 20 2000
 
Materi_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptxMateri_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptx
 
Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...
Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...
Peraturan kepala bkpm no. 12 tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permoho...
 
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usahaSyarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
 
Uu 20 2000
Uu 20 2000Uu 20 2000
Uu 20 2000
 
Penangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptx
Penangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptxPenangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptx
Penangaan Sengketa, Blokir & Sita.pptx
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1
 
Penggunaan bmn #1
Penggunaan bmn #1Penggunaan bmn #1
Penggunaan bmn #1
 
3. PERAN BPN PPT.pptx
3.  PERAN BPN PPT.pptx3.  PERAN BPN PPT.pptx
3. PERAN BPN PPT.pptx
 
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
 
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
 

More from ppbkab

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013
ppbkab
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
ppbkab
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
ppbkab
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
ppbkab
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
ppbkab
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksiPeraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...
Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...
Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...
ppbkab
 

More from ppbkab (20)

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
 
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksiPeraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
 
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
 
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
 
Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...
Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...
Peraturan bupati-no.-11-ttg-retribusi-pemakaian-kantor-perwakilan-pemerintah-...
 

Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi

  • 1. Menimbang Mengingat BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 30 TAHUN 201 1 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, a. bahwa arahan pemanfaatan ruang di daerah diatur dalam rencana tata ruang wilayah daerah maupun rencana umum tata ruang termasuk kedalamannya dalam bentuk perencanaan yang lebih rinci ; b. bahwa untuk pengendalian penataan ruang dimaksud sebagaimana dimaksud pada huruf "a" yang berkenaan dongan penggunaan tanah untuk keperluan penanaman modal diperlukan iain lokasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaintana dimaksud pada huruf "a" dan "b" perlu diatur izin lokasi dengan suatu Peraturan Bupati. 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3501); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20A7 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4724), 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 504e); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2OO4 tentang Penaiagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik lndorresia Nomor a3B5); 5. Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan (Lembaran Negara Republik 6 P$:ffi ;*if i,:i Xl?f :]' r xup, r, Badan perrana ha n Nasic,na r Nomor 2 Tahun 1999 tentang lzin Lokasi; 7. Keputusan Menteri Dalam Negerr Nomor 147 Tahun 2003 tentang Pengendalian Penataan Ruang; B. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/Kep/MPAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; l0.Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lerrbaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (l-enibaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor 6, Tambaharr Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 59); 11. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok
  • 2. l^ dan Fungsi Masing+,1$asing Jabatan pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Eharat (Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat Tahun 2009 Nomor 4); '12. Peraturan Bupati Nomor 15 tahun 2009 tentang Pendelegasian sebagian wewenang Pengurusan Perizinan dan Non perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat (Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat Nomor 3). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUpATt TENTANG tztN LoKASt. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten pakpak Bharat. 3. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat. 4. Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal selanjutnya disebut KP2SP-PM adalah Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat. 5. Kepala KP2SP-PM adalah Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu pintu dan Penanaman Modal Kabupaten pakpak Bharat. 6. Petugas adalah pegawai yang ditunjuk oleh Kepala KP2SP-PM yang bertugas melaksanakan rangkaian proses pelayanan perizinan dan non perizinan di kpZSp-pty mulai dari melayani informasi dan pengaduan, menerima dan menolak berkas, memverifikasi berkas, mencetak dan mengolah data perizinan dan membantu tim teknis. 7 - Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur Satuan Kerja perangkat Daerah teknis terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelaya-nan perizlnan. 8. lzin Lokasi adalah lzin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai lzin peminOatran hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal. 9. Penanaman Modal adalah usaha menanamkan modal yang menggunakan maupun yang tidak menggunakan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam undang-u6dang. 10. Perusahaan adalah perseorangan atau badan hukum yang telahhemperoleh lzin untuk melakukan penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku. 11. Group perusahaan adalah dua atau lebih badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki oleh seorang atau oleh badan hukum yang sama baik secara langsung maupun melalui badan hukum lain, dengan jumlah atau sifat pemilikan sedemikian iupa, sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya badan usaha. l2.Persetujuan prinsip adalah persetujuan yang diberikan Bupati kepada pengusaha untuk mendapatkan izin lokasi. BABII PERIZINAN Bagian Kesatu Ruang Lingkup lzin Pasal 2 (1) Setiap perusahaan yang akan menggunakan tanah untuk kepentingan penanaman modal wajib memiliki izin lokasi dari Bupati.
  • 3. (2) Untuk mendapatkan izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui KP2SP-PM. (3) lzin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah mendapat pertimbangan dari instansi teknis terkait. Bagian Kedua Persetujuan Prinsip Pasal 3 (1) Sebelum mendapatkan izin lokasi, pengusaha harus memiliki persetujuan prinsip dari Bupati. (2) Untuk mendapatkan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengelolalpimpinan usaha wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Bupati melalui Kepala KP2SP-PM dengan mengisi formulir yang disediakan dengan persyaratan sebagai berikut: a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (lfiP) pemohon; c. fotokopi akta pendirian badan hukum; d. rencana tapak dan studi kelayakan. (1 ) Persyaratan perpanjangan: ^ a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi identitas diri; c. naskah/sertifikat persetujuan prinsip yang asli. (2 ) Persyaratan pen gganti an naskahlsertifi kat karena rusak: a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi identitas diri; c. fotokopi naskah/sertifikat persetujuan prinsip yang rusak; d. dokumen pendukung lainnya. (3) Persyaratan penggantian naskah/sertifikat karena hilang: a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi identitas diri; c. surat keterangan hilang daripihak berwajib ; d. dokumen pendukung lainnya. (4) Persyaratan perubahan izin sama dengan persyaratan izin usaha baru dengan melampirkan izin aslinya. (5) Persetujuan prinsip tidak dapat dipindahtangankan. (6) Persetujuan prinsip paling lama selesal 12 (dua hetas) hari kerja setelah herkas dinyatakan lengkap dan benar. _ (7) Persetujuan prinsip berlaku 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali. (8) Persetujuan prinsip batal demi hukum dan tidak dapat diperpanjang apabila dalam waktu paling lama 1 {satu) tahun sejak tanggal dikeluarkannya persetujuan prinsip pemegang izin belum memulai pembangunan. Bagian Ketiga Tata Cara Memperoleh Persetujuan Prinsip Pasal 4 (1) Pemohon mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh KP2SP-PM; (2) Apabila pengurusan dikuasakan maka pemohon wajib melampirkan surat kuasa yang bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pemitik atau pengurus atau penanggungjawab usaha. (3) Formulir permohonan dan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat rangkap 3 (tiga). (4) Petugas meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas permohonan yang diajukan oleh pemohon; (5) Apabila berkas belum lengkap maka petugas akan mengembalikan berkas permohonan untuk dilengkapi dan dapat diajukan kembali setelah diperbaiki dan atau dilengkapi. (6) Berkas yang dinyatakan lengkap dan benar akan diproses lebih lanjut dengan membuat resi penerimaan berkas dan menyerahkan 1 (satu) rangkap ke Bupati; (7) Tim teknis melakukan peninjauan lapangan untuk mengecek kelayakan izin usaha dan
  • 4. menerbitkan berita acara pemeriksaan lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja. (8) Setelah melalui pertimbangan Bupati menerbitkan persetujuan prinsip paling lama 7 (tujuh) hari kerja setetah berita acara pemeriksaan lapangan diterbitkan. (9) Apabila setelah melakukan pertimbangan Bupati tidak menyetujui pemberian persetujuan prinsip maka Bupati melalui KP2SP-PM menyurati pemohon tentang alasan penolakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah berkas dinyatakan lengkap dan benar. (10) Tata cara untuk mendapatkan perpanjangan persetujuan prinsip sama dengan tata cara mengurus persetujuan prinsip baru serta melampirkan persetujuan prlnsip yang [ama. Bagian Keempat lzin Lokasi Pasal 5 Untuk memperoleh izin lokasi, pemohon mengisi furmulir yang telah disediakan dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut : a. untuk izin lokasi permohonan baru : 1. Surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; 2. Fotokopi bukti kepemilikan tanah; 3. Akte pendirian perusahaan bagi perusahaan berbadan hukum atau surat izin usaha bagi perusahaan perorangan; 4. Surat keterangan NPWP; 5. Gambar kasarlsketsa tanah yang dimohon; 6. Pernyataan kesanggupan dan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat penampungan bagi pemilik tanah; 7. Uraian rencana proyek yang akan dibangun; 8. $urat persetujuan Presiden bagi Perusahaan yang menggunakan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) atau dari Menteri Negara lnvestasi/Ketua BKPM bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas PenanamaR Modal Dalam Negeri (PMDNi atau surat persetujuan prinsip dari instansi teknis yang menggunakan fasilitas PMAIPMDN; 9. Surat persetujuan pemanfaatan ruang dari instansi teknis terkait; 10.Surat pernyataan mengenai luas tanah yang sudah dikuasai/dimiliki oleh Perusahaan pemohon dan Perusahaan-perusahaan lain yang merupakan satu group dengannya; 11. Surat pernyataan kesediaan melepaskan/mengalihkan hak atas tanah dari para pemilik tanah yang sah; 12. $urat keterangan lain yang dipandang perlu; 13. Surat bermaterai cukup, bita pengurusan izin dikuasakan. b. untuk izin lokasi perpanjangan atau dispensasi perpanjangan : 1. Surat permohonan tiepaOa Bupati melalui fpZSp-pRn;- 2. Fotokopi bukti kepemilikan tanah; 3. Peta lokasi tanah yang dimohon; 4. Peta penggunaan detail tanah yang dimohon saat ini; 5. Peta tata ruang di lskasiyang bersangkutan; 6. Peta site plan/blok plan dari tanah yang dimohon; 7. Hasil monitoring pelaksanaan izin lokasi saat diajukan dispensasi (dinyatakan dalam daftar dan peta) : a) Iuas tanah yang telah diperoleh; b) luas yang telah diberikan SK Hak; c) luas yang telah disertifikatkan; d) luas yang telah dibangun. 8. Rencana tahapan pembangunan yang jelas sesuai proyek proposal dan kapan seluruh proyek dapat diselesaikan; 9. Data lain yang relevan; 10.Surat pernyataan kesanggupan untuk rnelakeanakan pembangunan keseluruhan dalam jangka waktu 10 tahun terhitung sejak penerbitan SK izin lokasi pertama. 11, Surat bermaterai cukup, bila pengurusan izin dikuasakan.
  • 5. Bagian Kelima Tata Cara Memperoleh lzin Pasal 6 (1) Pemohon mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh KP2SP-PM. {21 Pemohon menyerahkan berkas permohonan disertai kelengkapan persyaratan disampaikan ke KP2SP=PM untuk diteliti kelengkapan dan kebenaran dokumen oleh petugas. (3) Petugas melakukan pencatatan dalam buku registrasi apabila berkas telah lengkap dan benar. (4) Petugas menyerahkan resi atau berita acara serah terima berkas apabila berkas telah Iengkap dan benar. (5) Peninjauan lapangan oleh tirn pertimbangan izin lokasi dan penerbitan berita acara pemeriksaan lapangan paling lama 3 (tiga) hari kerja, (6) KP2SP-PM mengundang pemohon untuk melakukan ekspose rencana proyek yang akan dibangun oleh pemohon paling lama 1 (satu) hari kerja setelah berita acara pemeriksaan lapangan ditandatangani. (7) Rapat tim pertimbangan izin lokasi paling lama 2 (dua) hari kerja setelah ekspose rencana proyek selesai. (8) Penerbitan draft izin lokasi oleh Kepala KP2SP-PM paling lama 1 (satu) hari kerja setelah rapat tim pertimbangan izin lokasiselesai. (9) Penandatangan surat keputusan izin lokasi oleh Bupati paling lama 3 (tiga) hari kerja. (10) Penyerahan izin lokasi kepada pemohon. Bagian Keenam Lama Penyelesaian Pasal 7 Jangka waktu penyelesaian maksimal 12 hari terhitung setelah persyaratan dinyatakan lengkap dan benar. Bagian Ketujuh Masa Berlaku Pasal I {1} Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu adalah : a. izin lokasi sampai dengan 25 hektar adalah 1 (satu) tahun; b. izin lokasi lebih dari 25 hektar sampai dengan 50 hektar adalah 2 (dua) tahun; c. izin lokasi lebih dari 50 hektar adalah 3 (tiga) tahun. (2) Perolehan tanah oleh pemegang izin lokasi harus diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perolehan tanah belum selesai, maka izin lokasi dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun apabila tanah yang sudah diperoleh mencapai lebih dari 50% dari luas tanah yang ditunjuk dalam lzin Lokasi. (4) Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan, termasuk perpanjangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), maka perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh pemegang izin lokasi dan terhadap bidang-b,idang tanah yang sudah diperoleh dilakukan tindakan sebagai berikut : a. dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal dengan penyesuaian mengenai luas pembangunan, dengan ketentuan bahwa apabila diperlukan masih dapat dilaksanakan perolehan tanah sehingga diperoleh bldang tanah yang merupakan satu kesatuan bidang; b. dilepaskan kepada perusahaan atau pihak lain yang memenuhi syarat.
  • 6. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN LOKASI Pasal 9 (1) Pemegang izin lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal izin lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang izin lokasi sesuai ketentuan pada ayat (1), maka semua hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada atas tanah yang bersangkutan tidak berkurang dan tetap diakui, termasuk kewenangan yang menurut hukum dipunyai oleh pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda bukti hak atau sertifikat, dan kewenangan untuk menggunakan dan rnemanfaatkan tanahnya bagi keperluan pribadi atau usahanya sesuai rencana tata ruang yang berlaku, serta kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak lain. (3) Pemegang izin lokasi wajib menghormati kepentingan pihakpihak lain atas tanah yang belum dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup atau mengurangi aksesibilitas yang dimiliki masyarakat di sekitar lokasi dan wajib memperhatikan kepentingan umum. (4) Tanah yang dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), izin lokasi dapat diberikan dan memberikan kewenangan kepadanya untuk rnenggunakan tanah tersebut gesual dengan keperluan pelaksanaan renmna penanaman modalnya. BAB IV SANKSI ADMINISTRASI Pasal 10 {1)Pemegang izin lokasi yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha. (2) Pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari kalender. (3) Pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan KP2SP-PM. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka: a. izin lokasi yang telah dimiliki tetap berlaku sampai dengan masa berakhirnyaizin. b. apabila masa berlaku izin sebagaimana dimaksud pada huruf a sudah habis, tetapi belum ada aktifitas berkenaan dengan pembebasan atau penggunaan tanah, harus segera mengajukan izin lokasi baru berdasarkan Peraturan Bupati ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum cukup diatur dengan Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
  • 7. Ditetapkan di Salak pada tanggal 1 &apru* z6lt BUPATI PAKPAK BHARAT, Diundangkan di Salak pada tanggaf 2 Aopraor 2a1y SEKRETARTS OnenaH PAtrENPAKPAK BHARAT, NOMOR l3s* REMIGO YOLANDO BERUTU A DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 201 1