SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
,-r Menimbang :
Mengirigat:
BUPATI PAKPAK BHARAT
PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT
NOMOR 33 TAHUN 2011
TENTANG
PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PAKPAK BHARAT,
a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nornor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka izin usaha jasa konstruksi tidak
termasuk sebagai objek wajib retribusi sehingga atas penerbitan izin
dimaksud tidak dikenakan biaya retribusi;
b. bahwa untuk ketertiban pelaksanaan usaha jasa konstruksi dan pemberian
izin perlu diatur mekanisme dan petunjuk teknis pemberian izin usaha jasa
konstruksi;
c. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf "a" dan "b" diatas,
dipandang perlu pemberian izin usaha jasa konstruksi ditetapkan dalam
suatu Peraturan Bupati.
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun lggg tentang Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3833i;
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang
Hasundutan di Provinsi $umatera Utara (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4272);
3. Undang-Unggfg Nomor 32 Tahun 2AA4 tentang Pemerintahan Daerah
(LembffadNegara Republik Indonesia Tahun 2AA4 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengap Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 4844'1;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
3e55);
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor
64, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3956);
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
6.
7.
^t
2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
3e57);
8' Peraturan Menteri_Dalam Negeri Nomor 24Tahun 2006 tentang pedoman
^ Penyelenggaraan pelayanan Terpadu Satu pintu;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang pedoman
Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Saerah;
10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak
-Bhalat
(Lembaran Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat rahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran
. . Daerah Kabupaten pakpak Bharat Nomor 5g);
11. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas pokok dan
Fungsi Masing-Masing Jabatan pada LembagJTeknis Daeiah Kabupaten
Pakpak Bharat (Berita Daerah Kabupaten Fakpak Bharat rahun 2009
Nomor 4);
l2.Peraturan Bupati pakpak Bharat Nomor .15 Tahun 2009 tentang
Pendelegasian sebagian wewenang pengurusan perizinan dan Non
Perizinan Kepada Kepala Kantor eetayanJn Perizinan Satu pintu dan
Penanaman Modal Kabupaten Pakpak bharat (Berita Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat rahun 2009 Nomor 68, Tambahan Berita Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3).
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA JASA
KONSTRUKSI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten pakpak Bharat.
2' Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah.
3. Bupati adalah Bupati pakpak Bharat.
I Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten pakpak Bharat.
5' Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Pakpak Bharat.
6' 53!t^o! Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal selanjutnya disebut
KP2SP-PM adalah Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan penanaman Modal
Kabupaten Pakpak Bharat.
Kepala KP2SP-PM adalah Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu pintu dan
Penanaman Modal Kabupaten pakpak Bharat;
Bagian Ekonomi Pembangunan adalah Bagian Ekonomi pembangunan Sekretariat
Daerah Kabupaten Pakpak Bharat;
7.
B
9' Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan adalah Kepala Bagian Ekonomi pembangunan
Sekretariat Daerah Kabupaten pakpak Bharat;
10' Petugas adalah pegawai yang ditunjuk oleh Kepala Kp2Sp-pM yang bertugas
melaksanakan rangkaian proses pelayanan perizinan dan non perizinan di Kp2Sp-pM
mulai dari melayani informasi dan pengaduan, menerima dan menolak berkas,
memverifikasi berkas, mencetak dan mengolah data perizinan dan membantu tim teknis.
11'Tim Teknis adalah kelompok kerja yang t6rdiri dari unsur-unsursatuan Kerja perangkat
Daerah teknis terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan
perizinan.
12'Surat Permohonan lzin (SPl) adalah Surat Permohonan untuk mendapatkan lzin Usaha
Jasa Konstruksi.
13'Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konstruksi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa
.pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasipengawasan pekerjaan konstruksi.
?
14. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan atau pelaksanaan serta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya.
't5.Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) adalah Organisasi sebagaimana
dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang bertujuan
untuk mengembangkan kegiatan Jasa Konstruksi nasional,
16.lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah izin yang diberikan bagi perusahaan Jasa
Konstruksi untuk dapat melaksanakan kegiatan dibidang Jasa Konstruksi yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
17. lnstansi pelaksana adalah lembaga yang menyelenggarakan lzin Usaha Konstruksi.
18. Sertifikasi adalah proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi
dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha dibidang Jasa Konstruksi yang
berbentuk badan usaha.
19. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan kualifikasi atau
kompetensi dan kemampuan usaha bidang jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha
yang selanjutnya disebutkan Sertifikat Badan Usaha (SBU).
20. Perusahaan Jasa konstruksi untuk selanjutnya disebut perusahaan adalah orang
perorangan atau badan usaha yang bergerak dibidang usaha Jasa Konstruksi dan
meliputi kegiatan Usaha Jasa Perencanaan Konstruksi, Usaha Jasa Pelaksanaan
Konstruksi dan Usaha Jasa Pengawasan Konstruksi.
21. Perusahaan Cabang adalah Perusahaan yang merupakan bagian perusahaan induknya
dan dapat menandatangani serta melaksanakan kontrak.
22. Pengurus perusahaan adalah komisaris perusahaan (fungsi pengawasan) dan
Direksi/Penanggung-jawab perusahaan (fungsi operasional) sesuai dengan akte
pendirian perusahaan atau akte perubahannya.
23. Penanggung jawab perusahaan adalah Direksi/Pimpinan untuk kantor pusat dan Kepala
Cabang untuk kantor cabang.
24.Tenaga tugas penuh (full timer) adalah tenaga teknik dan nonteknik yang bekerja
selama jam kerja perusahaan dan tidak bekerja pada perusahaan lain.
25. Tenaga teknik adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan serendah-rendahnya
Sekolah Teknik Menengah (STM) dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun dan mempunyai Nomor Akte Tenaga Teknik (N[fiT).
26. Duplikasi adalah perlengkapan kerja lebih dari satu perusahaan yang mencakup
penanggung jawab dan tenaga teknik.
27. Legalisasi adalah pemberian tanda sah sesuai dengan hasilnya atas IUJK perusahaan.
28. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Persekutuan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah
dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi,
yayasan atau organisasi yang sejenisnya, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap
serta badan usaha lainnya.
BAB II
LINGKUP BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI
Pasal 2
(1)Usaha jasa konstruksi mencakup jenis usaha, bentuk usaha, golongan usaha dan
bidang jasa konstruksi.
(2) Jenis usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jasa
perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan konstruksi.
(3)Bentuk usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi usaha
orang perorangan dan badan usaha baik nasional maupun asing.
(4) Kualifikasi usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kualifikasi usaha jasa kecil, menengah dan besar.
(S)Bidang usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi pekerjaan
arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan atau tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya.
BAB III
PRINSIP PELAKSANAAN PEMBERIAN IUJK
Pasal 3
Pelaksanaan pemberian IUJK berpedoman pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. IUJK tidak merupakan tambahan simpul birokrasi;
b. IUJK harus mencerminkan profesionalisme pengusaha;
c. IUJK harus terkait secara baik dengan kegiatan sertifikasi;
d. IUJK merupakan salah satu sarana pembinaan dunia usaha jasa konstruksi.
BAB IV
IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
Pasal 4
(1) Perusahaan yang memberikan jasa konstruksi perencanaan, pelaksanaan atau
pengawasan konstruksi bangunan yang digunakan untuk kepentingan umum atau untuk
dijual, disewakan, wajib memiliki lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).
(2) Dalam melaksanakan kegiatan usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pemegang IUJK wajib menaati peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5
IUJK diterbitkan untuk perusahaan yang berdomisili di Kabupaten Pakpak Bharat oleh
Bupati melalui KP2SP-PM.
Pasal 6
(1) Pelayanan pemberian IUJK dilaksanakan setiap hari/jam kerja.
(2) Proses pemberian IUJK diperlukan waktu paling lama 5 (limai hari kerja terhitung sejak
diterimanya $urat Permohonan lzin (SPl) dan berkas persyaratan sudah lengkap dan
benar.
Pasal 7
IUJK mempunyai masa berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap
kali habis masa berlaku.
Pasal I
(1) Perusahaan dengan status cabang wajib meregistrasi IUJK yang dimilikinya kepada
pemerintah daerah.
(2) Perusahaan di luar Kabupaten Pakpak Bharat wajib melakukan registrasi dengan
menunjukkan sertifikat IUJK aslinya.
Pasal I
(1) Perusahaan wajib menyampaikan kepada lnstansi pelaksana pemberian IUJK :
a. laporan tahunan;
b. laporan pelaksanaan pekerjaan diluar daerah;
c. laporan perubahan data perusahaan.
(2) Perusahaan yang dimaksud pada ayat (1) adalah perusahaan yang berdomisili di
Kabupaten Pakpak Bharat.
(3) Bentuk laporan sebagaimana terlampir pada lampiran I dan ll pada Peraturan Bupati ini.
BAB V
PENYELENGGARA
Pasal 10
(1) Penyelenggara pemberian IUJK dilaksanakan oleh lnstansi Pelaksana.
(2) lnstansi Pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah Kp2Sp-pM.
4
(3) Pejabat yang menandatangani lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah Kepala
KP2SP-PM.
(4)Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), dibantu oleh suatu Tim
Prakualifikasi Jasa Konstruksi yang ditetapkan oleh Kepala KP2SP-PM.
BAB VI
TATA CARA PEMBERIAN IUJK
Pasal 11
Tata cara pemberian lzin Usaha Jasa Kontruksi :
a. perusahaan yang berminat mendapatkan IUJK mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Bupati melalui KP2SP-PM dengan cara mengisi formulir yang disediakan;
b. petugas perusahaan yang mengambil formulir menandatangani tanda bukti pengambilan
formulir dan menyerahkan kembali formulir yang telah diisi dan melengkapi persyaratan
yang ditetapkan dibuat masing-masing rangkap 3 (tiga) dan tiap rangkap dimasukkan
kedalam map;
c. berkas kelengkapan persyaratan Surat Permohonan lzin (SPl) tersebut adalah :
1. Baru :
a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
b. fotokopi akta notaris pendirian perusahaan : Perseroan Terbatas / Koperasi I CV I
Firma / Lain-Lain dilegalisir;
c. fotokopi akte tanah/bangunan kantor dilegalisir;
d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (?fiP) pemiliklDirektur Utama/Penanggung
Jawab perusahaan;
e. kekayaan bersih badan usaha dan fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP)
dilegalisir;
f. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP} dilegalisir;
g. fotokopi lzin Gangguan (HO) dilegalisir;
h. fotokopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) dilegalisir;
i. fotokopi ijazah tenaga ahli bidang jasa konstruksi dan tenaga administrasi
dilegalisir;
j. fotokopi surat dukungan dari bank (referensi bank);
k. bukti kepemilikan peralatan/dukungan penyedia peralatan dari perusahaan
penyewaan alat kerja konstruksi;
l. bukti pengalaman kerja perusahaan atau kompetensi manajerial berkaitan
dengan sistem jaminan mutu pekerjaan konstruksi;
m. pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar.
2. PerpanjanganlDaftar Ulang/Penggantian
a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM;
b. IUJK asli;
c. akte perubahan fiika ada);
d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KfP) pemilit</direktur utama/penanggung jawab
perusahaan;
e. fotokopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) bila perlu;
f . pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar;
g. surat keterangan hilang dari kepolisian (jika hilang)
h. fotokopi IUJK asli dan/atau surat keterangan hilang fiika hilang).
d. kepada pemohon yang telah memenuhi persyaratan diberikan Surat IUJK;
e. bagi pemohon yang tidak atau belum memenuhi persyaratan, akan dikembalikan untuk
dilengkapi;
f. bagi permohonan yang telah memenuhi persyaratan, akan dilakukan survei lapangan
untuk mengecek kelayakan dan kebenaran data yang dilampirkan;
g. apabila hasil pemeriksaan sudah layak, maka IUJK dapat diterbitkan paling lama 5 (lima)
hari kerja.
h. penolakan atas permohonan lzin diberitahukan secara tertulis alasan penolakan kepada
pemohon selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima dengan
lengkap dan benar;
i. setiap pemegang IUJK yang telah melampaui batas waktu sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan apabila tidak mengajukan permohonan perpanjangan, maka surat
izinnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
5
Pasal 12
(1) IUJK badan usaha atau perorangan harus menyampaikan permohonan perpanjangan
perubahan data dan registrasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum habis
masa berlakunya.
(2) Penulisan bidang pekerjaan pada IUJK sesuai dengan kelulusan registrasi LPJK dan
sesuai dengan Surat Rekaman Kartu Tenaga Teknik Perusahaan.
(3) Bagi Badan Usaha yang lulus Sertifikat dari LPJK dengan kualifikasi Gred 1, Gred 2,
Gred 3 dan Gred 4 diberikan dispensasi untuk dapat menggunakan rumah dengan
ruangan minimal 15 m2 dan Gred 5, Gred 6 serta Gred 7 mempunyai kantor dengan
ruangan minimal 30 m2.
(4) Bagi Badan Usaha Jasa Konsultasi (Konsultan) kualifikasi Kecil, Menengah dan Besar
wajib mempunyai kantor dengan ruangan minimal 30 m2.
Pasal 13
(1) Dokumen yang telah diisi beserta lampiran-lampirannya diserahkan ke KP2SP-PM.
(2) Dokumen SPI diberi Nomor Urut Pendaftaran oleh petugas penerima dokumen SPI dari
pemohon dan akan mendapatkan tanda terima Dokumen SPl.
(3) Bagi perusahaan cabang yang akan meregistrasi IUJK diwajibkan melampirkan fotokopi
IUJK perusahaan induknya.
Pasal 14
(1) Dokumen yang telah diterima, diperiksa kelengkapan dan kebenarannya oleh petugas di
instansi pelaksana.
(2) Untuk meneliti kebenaran dokumen harus dilakukan pengecekan dan pemeriksaan di
lapangan seperti data peralatan tertera dalam dokumen.
(3) Setiap dokumen yang telah diperiksa harus dapat drjamin kebenarannya.
(4) Nomor kode diberikan oleh instansi pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 15
(1) Pemeriksaan dokumen SPI dilakukan oleh petugas di instansi pelaksana.
(2) Hasil pemeriksaan disahkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
(3) Kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan diberikan nomor kode sesuai dengan
ketentuan petunjuk yang berlaku.
Pasal 16
Setiap akhir bulan hasil pemeriksaan dokumen diberikan dengan cara :
a. Diumumkan di instansi pelaksana dengan tembusan asosiasi perusahaan setempat;
b. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada masing-masing pemohon.
Pasal 17
(1) IUJK dapat diambil di instansi pelaksana tempat domisili perusahaan dengan
menunjukkan tanda bukti yang sah,
(2) IUJK harus diambil selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak tanggal diumumkan.
(3) IUJK yang tidak diambil dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dinyatakan batal/gugur.
Pasal 18
(1) Pemohon yang mengajukan izin wajib mengambil surat izin paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak lewat waktu atau sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan
penerbitan izin.
{2} Apabila telah lewat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemohon tidak
mengambil izin dimaksud maka izin dianggap tidak berlaku sehingga untuk memperoleh
kembali harus mengajukan permohonan baru,
6
BAB VII
TARIF RETRIBUSI DAN REGISTRASI
Pasal 19
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, maka IUJK tidak termasuk kedalam kelompok wajib retribusi sehingga atas
penerbitan IUJK dan registrasi ulang IUJK tidak lagi dikenakan biaya retribusi.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 20
Setiap pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi berupa:
a. Peringatan tertulis, berupa teguran terhadap pelanggaran yang bersifat ringan sehingga
tidak menghentikan dan meniadakan hak berusaha perusahaan;
b. Pembekuan IUJK, berupa pengenaan sanksi terhadap pelanggaran yang bersifat
sedang sehingga menghentikan (sementara) hak berusaha perusahaan;
c. Pencabutan IUJK berupa pengenaan sanksi terhadap pelanggaran yang bersifat berat
sehingga meniadakan hak berusaha perusahaan.
Pasal 21
Kriteria pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 adalah sebagai berikut .
a. Pelanggaran yang bersifat ringan :
1. perusahaan tidak memasang papan nama;
2. perusahaan tidak melaporkan perubahan data perusahaan;
3. perusahaan tidak melaporkan kegiatan pekerjaannya yang diluar daerah;
4. perusahaan tidak memenuhi kewajibannya menyerahkan laporan tahunan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak habisnya waktu pelaporan tahunan;
5. dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak pemberian IUJK, perusahaan tidak dapat
memulai kegiatan operasionalnya;
6. terdapat duplikasi penanggungjawaban maupun tenaga teknik tugas penuh
perusahaan.
b. Pelanggaran yang bersifat sedang :
1. perusahaan yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada huruf "a"
dan telah mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu
masing-masing 1 (satu) bulan, namun tidak memenuhi kewajibannya dan
mengindahkan peringatan yang disampaikan;
2. perusahaan yang sedang diperiksa oleh lembaga peradilan karena didakwa
melakukan tindakan pidana ekonomi atau perbuatan lain yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan;
3. perusahaan pemegang IUJK menyerahkan pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan
lain tanpa persetujuan dari pemberi kerja.
c. Pelanggaran yang bersifat berat :
1. terbuktinya bahwa IUJK diperoleh dengan cara melanggar hukum;
2. perusahaan telah dijatuhi hukuman oleh lembaga peradilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
perusahaan dinyatakan pailit;
perusahaan ternyata tidak memenuhi lagi persyaratan minimal yang ditetapkan untuk
kegiatan usaha dan atau dibidang pekerjaan yang bersangkutan;
perusahaan pemegang IUJK meminjamkan izinnya kepada perusahaan lain,
perusahaan pemegang IUJK secara sengaja merumuskan pelanggaran penyerahan
pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan lain tanpa persetujuan dari pemberi kerja
atau mengulangi kesalahan yang sama;
7. perusahaan pemegang IUJK telah secara sengaja atau membuat kekeliruan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan obyek pekerjaan mengandung cacat
atau mengalami proses kerusakan yang sangat cepat;
8. terbukti perusahaan yang terkena sanksi pembekuan IUJK masih mencari pekerjaan
lain.
3.
4.
5.
6.
Pasal 22
(1) IUJK yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali.
(2i Kriteria untuk dapat diberikan sebagaimana pada ayat (1i adalah:
a. Perusahaan telah mengindahkan peringatan teguran dan melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Perusahaan tidak terbukti melakukan tindak pidana ekonomi sesuai dengan
keputusan Lembaga Peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(3) Pemberlakuan kembali IUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai
berikut:
a. Perusahaan dapat mengajukan permohonan pemberlakuan kembali IUJK secara
tertulis kepada instansi pelaksana;
b. Setelah melalui penelitian dan penilaian pelanggaran dengan hasil telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka instansi pelaksana
memberikan surat pemberlakuan kembali IUJK;
c. lnstansi pelaksana menyebarluaskan pemberlakuan kembali IUJK perusahaan yang
bersangkutan kepada pengguna jasa asosiasi dan Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi.
BAB IX
LEGALISASI
Pasal 23
(1) Legalisasi diberikan untuk persyaratan pelelangan seleksi umum, pemilihan langsung,
seleksi langsung dan penunjukan langsung.
(2) Legalisasi dilakukan oleh instansi pelaksana.
{3) Legalisasi diberikan kepada perusahaan yang mengikuti pelelangan, seleksi umum,
pemilihan langsung, seleksi langsung, penunjukan langsung, yang merupakan
persyaratan yang telah ditentukan.
(4) Legalisasi dapat juga diberikan untuk perusahaan yang lzin Usaha Jasa Konstruksi
(IUJK) terkena sanksi ringan dan sedang dengan ketentuan perusahaan yang telah
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(5) Tata cara pelaksanaan legalisasi adalah sebagai berikut :
a. perusahaan mengajukan legalisasi lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) kepada
lnstansi Pelaksana;
b. pada waktu mengajukan permohonan legalisasi, rekaman IUJK yang disampaikan
untuk legalisasi harus sesuai dengan aslinya dan dengan menunjukkan aslinya;
c. instansi pelaksana membubuhkan cap tanda legalisasi kepada perusahaan yang
IUJK telah memenuhi persyaratan dan sudah memenuhi ketentuan yang sudah
berlaku;
d. legalisasi ditandatangani oleh kepala lnstansi lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau
pejabat yang ditunjuk.
BAB X
PEMBINAAN
Pasal 24
Pembinaan terhadap usaha jasa konstruksi bertujuan sebagai berikut :
a. tercapainya mutu hasil produksi/kerja, sesuai dengan standar bangun yang berlaku
diberbagai tingkatan;
b. meningkatkan efektifitas dan efisiensi termasuk produktivitas usaha dibidang jasa
konstruksi sehingga dapat mewujudkan kegiatan usaha yang profesional;
c. tercapainya keserasian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Pasal 25
(1) Pembinaan dibidang konstruksi diberikan oleh Bupati melalui Dinas Pekerjaan Umum
dan Bagian Ekonomi Pembangunan.
(2) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dilakukan dalam bentuk pengaturan,
pemberdayaan dan pengawasan.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pemantauan, evaluasi
dan laporan secara berkala terhadap perusahaan jasa konstruksi baik berdasarkan
laporan sumber-sumber lain ataupun hasil pemeriksaan dari petugas (Tim).
BAB XI
PENGAWASAN
Pasal 26
(1) Bupati melalui Dinas Pekerlaan Umum dan Bagian Ekonomi Pembangunan memiliki
wewenang untuk melaksanakan pengawasan penerbitan IUJK.
(2) Dalam pelaksanaan pengawasan, Bupati melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Bagian
Ekonomi Pembangunan harus membuat suatu pedoman sebagai acuan untuk
melakukan pengawasan, disebut sebagai Pedoman Umum Pengawasan Penerbitan
IUJK.
(3) Bupati melalui KP2SP-PM harus mengecek atau memeriksa ke lapangan kebenaran
data yang tertera dalam SBU yang diberikan untuk memenuhi persyaratan perolehan
IUJK.
(4) Jika hasil pengecekan atau pemeriksaan menyimpulkan bahwa SBU yang diajukan oleh
perusahaan ternyata palsu atau data tertera dalam SBU tidak sesuai dengan hasil
pengecekan atau pemeriksaan lapangan, Bupati melalui KP2SP-PM harus menolak
permohonan perusahaan tersebut.
(5) Pemerintah Daerah harus mengirimkan secara tertulis ke BSA terkait dan LPJK Provinsi
Sumatera Utara bahwa perusahaan bersangkutan telah melakukan SBU palsu atau data
yang tertera dalam SBU tidak sesuai dengan hasil pengecekan atau pemeriksaan
lapangan.
(6) Bupati melalui KP2SP-PM harus mengirim 1 (satu) kali setahun laporan penerbitan IUJK
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini kepada DPRD Kabupaten.
(7) Bupati melalui KP2SP-PM harus menegakkan prinsip partisipasi, kesetaraan,
transparansi dan akuntabilitas publik dalam pengolahan penerbitan IUJK.
BAB XII
KETENTUAN LAIN.LAIN
Pasal 27
Penanaman Modal Asing (PMA) dan atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
dibidang usaha jasa konstruksi dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diberlakukan Peraturan Bupati ini, maka lzin
Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
sebelum Peraturan Bupati ini dikeluarkan dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati
pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Bupati.
sepanjang mengenai
Pasal 30
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Ditetapkan di Salak
pada tanggal 2 fiz1pe,1w. Aav
BUPATI PAKPAK BHARAT,
REMIGO YOLANDO BERUTU
Diundangkan di Salak
Pada tanggal g- lttrymup- za tt
SEKRETANIS DAERAH
N PAKPAK BHARAT
A DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 201 1
NOMOR l3B
10

More Related Content

What's hot

Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Agus Nurwahyudi
 
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...Joy Irman
 
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...Penataan Ruang
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Henni Gusnia
 
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...Penataan Ruang
 
Undang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksi
Undang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksiUndang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksi
Undang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksiEMLI Indonesia
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020azarashwad
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Yuni
 
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejosoBachtiar Setiadi
 
Bkn 162 2000
Bkn 162 2000Bkn 162 2000
Bkn 162 2000borneoneo
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Penataan Ruang
 
Pergub no 189_ump dki 2013
Pergub no 189_ump dki 2013Pergub no 189_ump dki 2013
Pergub no 189_ump dki 2013saslirais
 
Perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peratur
Perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peraturPerka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peratur
Perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peraturMuhaiat
 
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...Yudhi Aldriand
 
No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...
No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...
No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...ppbkab
 

What's hot (19)

Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
 
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
 
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...
Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan...
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
 
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...
 
Undang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksi
Undang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksiUndang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksi
Undang undang nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa konstruksi
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020
 
Kepanjangan pcm
Kepanjangan pcmKepanjangan pcm
Kepanjangan pcm
 
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
 
Permenpan2008 220
Permenpan2008 220Permenpan2008 220
Permenpan2008 220
 
Bkn 162 2000
Bkn 162 2000Bkn 162 2000
Bkn 162 2000
 
Osc
OscOsc
Osc
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
 
Pergub no 189_ump dki 2013
Pergub no 189_ump dki 2013Pergub no 189_ump dki 2013
Pergub no 189_ump dki 2013
 
Permenpan2013 045
Permenpan2013 045Permenpan2013 045
Permenpan2013 045
 
Perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peratur
Perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peraturPerka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peratur
Perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan peratur
 
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
 
No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...
No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...
No. 4 ttg perubahan kedua atas peraturan daerah kab. ppb no. 6 thn 2008 tenta...
 

Similar to Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi

Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Abdul Aziz
 
1. bab i laporan akhir 1 des
1. bab i laporan akhir 1 des1. bab i laporan akhir 1 des
1. bab i laporan akhir 1 destkrahardja
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa KonstruksiArifuddin Ali.
 
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010Mohammad Singgih
 
PP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdf
PP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdfPP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdf
PP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdfaspeknasoki
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industrippbkab
 
78725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-2012
78725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-201278725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-2012
78725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-2012scoz_rf
 
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII manafhsb
 
4. Modul Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf
4. Modul  Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf4. Modul  Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf
4. Modul Undang-undang Jasa Konstruksi.pdfRikyCaniago2
 
Uu 18 1999 - jasa konstruksi
Uu 18 1999 - jasa konstruksiUu 18 1999 - jasa konstruksi
Uu 18 1999 - jasa konstruksifranst
 
Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015muhfidzilla
 
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIPerbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Mohammad Singgih
 
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)Martios Alius
 
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcmBintek
 
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNGPEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNGinideedee
 

Similar to Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi (20)

Askum
AskumAskum
Askum
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011
 
1. bab i laporan akhir 1 des
1. bab i laporan akhir 1 des1. bab i laporan akhir 1 des
1. bab i laporan akhir 1 des
 
Permenpu 8 prt_m_2011
Permenpu 8 prt_m_2011Permenpu 8 prt_m_2011
Permenpu 8 prt_m_2011
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
 
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
 
PP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdf
PP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdfPP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdf
PP28-2000 PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI.pdf
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
 
78725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-2012
78725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-201278725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-2012
78725587 daftar-peraturan-jasa-konstruksi-di-indonesia-2012
 
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
 
4. Modul Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf
4. Modul  Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf4. Modul  Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf
4. Modul Undang-undang Jasa Konstruksi.pdf
 
Uu 18 1999 - jasa konstruksi
Uu 18 1999 - jasa konstruksiUu 18 1999 - jasa konstruksi
Uu 18 1999 - jasa konstruksi
 
Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015
 
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIPerbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
 
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
 
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
 
standart-pelayanan-2021.pdf
standart-pelayanan-2021.pdfstandart-pelayanan-2021.pdf
standart-pelayanan-2021.pdf
 
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNGPEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 

More from ppbkab

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013ppbkab
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009ppbkab
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbppbkab
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...ppbkab
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...ppbkab
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibppbkab
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdppbkab
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklameppbkab
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranppbkab
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanppbkab
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahppbkab
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanppbkab
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganppbkab
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasippbkab
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanppbkab
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoppbkab
 
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...ppbkab
 

More from ppbkab (20)

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
 
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
 

Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi

  • 1. ,-r Menimbang : Mengirigat: BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nornor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka izin usaha jasa konstruksi tidak termasuk sebagai objek wajib retribusi sehingga atas penerbitan izin dimaksud tidak dikenakan biaya retribusi; b. bahwa untuk ketertiban pelaksanaan usaha jasa konstruksi dan pemberian izin perlu diatur mekanisme dan petunjuk teknis pemberian izin usaha jasa konstruksi; c. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf "a" dan "b" diatas, dipandang perlu pemberian izin usaha jasa konstruksi ditetapkan dalam suatu Peraturan Bupati. 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun lggg tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3833i; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi $umatera Utara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4272); 3. Undang-Unggfg Nomor 32 Tahun 2AA4 tentang Pemerintahan Daerah (LembffadNegara Republik Indonesia Tahun 2AA4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengap Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844'1; 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3e55); Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3956); Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 6. 7. ^t
  • 2. 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3e57); 8' Peraturan Menteri_Dalam Negeri Nomor 24Tahun 2006 tentang pedoman ^ Penyelenggaraan pelayanan Terpadu Satu pintu; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Saerah; 10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak -Bhalat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat rahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran . . Daerah Kabupaten pakpak Bharat Nomor 5g); 11. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas pokok dan Fungsi Masing-Masing Jabatan pada LembagJTeknis Daeiah Kabupaten Pakpak Bharat (Berita Daerah Kabupaten Fakpak Bharat rahun 2009 Nomor 4); l2.Peraturan Bupati pakpak Bharat Nomor .15 Tahun 2009 tentang Pendelegasian sebagian wewenang pengurusan perizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala Kantor eetayanJn Perizinan Satu pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak bharat (Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat rahun 2009 Nomor 68, Tambahan Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3). MEMUTUSKAN : MENETAPKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten pakpak Bharat. 2' Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati pakpak Bharat. I Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten pakpak Bharat. 5' Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak Bharat. 6' 53!t^o! Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal selanjutnya disebut KP2SP-PM adalah Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharat. Kepala KP2SP-PM adalah Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu pintu dan Penanaman Modal Kabupaten pakpak Bharat; Bagian Ekonomi Pembangunan adalah Bagian Ekonomi pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pakpak Bharat; 7. B 9' Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan adalah Kepala Bagian Ekonomi pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten pakpak Bharat; 10' Petugas adalah pegawai yang ditunjuk oleh Kepala Kp2Sp-pM yang bertugas melaksanakan rangkaian proses pelayanan perizinan dan non perizinan di Kp2Sp-pM mulai dari melayani informasi dan pengaduan, menerima dan menolak berkas, memverifikasi berkas, mencetak dan mengolah data perizinan dan membantu tim teknis. 11'Tim Teknis adalah kelompok kerja yang t6rdiri dari unsur-unsursatuan Kerja perangkat Daerah teknis terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan perizinan. 12'Surat Permohonan lzin (SPl) adalah Surat Permohonan untuk mendapatkan lzin Usaha Jasa Konstruksi. 13'Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konstruksi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa .pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasipengawasan pekerjaan konstruksi. ?
  • 3. 14. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan serta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya. 't5.Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) adalah Organisasi sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan Jasa Konstruksi nasional, 16.lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah izin yang diberikan bagi perusahaan Jasa Konstruksi untuk dapat melaksanakan kegiatan dibidang Jasa Konstruksi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah atau pejabat yang ditunjuk. 17. lnstansi pelaksana adalah lembaga yang menyelenggarakan lzin Usaha Konstruksi. 18. Sertifikasi adalah proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha dibidang Jasa Konstruksi yang berbentuk badan usaha. 19. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan kualifikasi atau kompetensi dan kemampuan usaha bidang jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha yang selanjutnya disebutkan Sertifikat Badan Usaha (SBU). 20. Perusahaan Jasa konstruksi untuk selanjutnya disebut perusahaan adalah orang perorangan atau badan usaha yang bergerak dibidang usaha Jasa Konstruksi dan meliputi kegiatan Usaha Jasa Perencanaan Konstruksi, Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi dan Usaha Jasa Pengawasan Konstruksi. 21. Perusahaan Cabang adalah Perusahaan yang merupakan bagian perusahaan induknya dan dapat menandatangani serta melaksanakan kontrak. 22. Pengurus perusahaan adalah komisaris perusahaan (fungsi pengawasan) dan Direksi/Penanggung-jawab perusahaan (fungsi operasional) sesuai dengan akte pendirian perusahaan atau akte perubahannya. 23. Penanggung jawab perusahaan adalah Direksi/Pimpinan untuk kantor pusat dan Kepala Cabang untuk kantor cabang. 24.Tenaga tugas penuh (full timer) adalah tenaga teknik dan nonteknik yang bekerja selama jam kerja perusahaan dan tidak bekerja pada perusahaan lain. 25. Tenaga teknik adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Teknik Menengah (STM) dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan mempunyai Nomor Akte Tenaga Teknik (N[fiT). 26. Duplikasi adalah perlengkapan kerja lebih dari satu perusahaan yang mencakup penanggung jawab dan tenaga teknik. 27. Legalisasi adalah pemberian tanda sah sesuai dengan hasilnya atas IUJK perusahaan. 28. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Persekutuan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenisnya, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya. BAB II LINGKUP BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI Pasal 2 (1)Usaha jasa konstruksi mencakup jenis usaha, bentuk usaha, golongan usaha dan bidang jasa konstruksi. (2) Jenis usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jasa perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan konstruksi. (3)Bentuk usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi usaha orang perorangan dan badan usaha baik nasional maupun asing. (4) Kualifikasi usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kualifikasi usaha jasa kecil, menengah dan besar. (S)Bidang usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan atau tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya.
  • 4. BAB III PRINSIP PELAKSANAAN PEMBERIAN IUJK Pasal 3 Pelaksanaan pemberian IUJK berpedoman pada prinsip-prinsip sebagai berikut : a. IUJK tidak merupakan tambahan simpul birokrasi; b. IUJK harus mencerminkan profesionalisme pengusaha; c. IUJK harus terkait secara baik dengan kegiatan sertifikasi; d. IUJK merupakan salah satu sarana pembinaan dunia usaha jasa konstruksi. BAB IV IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI Pasal 4 (1) Perusahaan yang memberikan jasa konstruksi perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan konstruksi bangunan yang digunakan untuk kepentingan umum atau untuk dijual, disewakan, wajib memiliki lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). (2) Dalam melaksanakan kegiatan usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemegang IUJK wajib menaati peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 IUJK diterbitkan untuk perusahaan yang berdomisili di Kabupaten Pakpak Bharat oleh Bupati melalui KP2SP-PM. Pasal 6 (1) Pelayanan pemberian IUJK dilaksanakan setiap hari/jam kerja. (2) Proses pemberian IUJK diperlukan waktu paling lama 5 (limai hari kerja terhitung sejak diterimanya $urat Permohonan lzin (SPl) dan berkas persyaratan sudah lengkap dan benar. Pasal 7 IUJK mempunyai masa berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali habis masa berlaku. Pasal I (1) Perusahaan dengan status cabang wajib meregistrasi IUJK yang dimilikinya kepada pemerintah daerah. (2) Perusahaan di luar Kabupaten Pakpak Bharat wajib melakukan registrasi dengan menunjukkan sertifikat IUJK aslinya. Pasal I (1) Perusahaan wajib menyampaikan kepada lnstansi pelaksana pemberian IUJK : a. laporan tahunan; b. laporan pelaksanaan pekerjaan diluar daerah; c. laporan perubahan data perusahaan. (2) Perusahaan yang dimaksud pada ayat (1) adalah perusahaan yang berdomisili di Kabupaten Pakpak Bharat. (3) Bentuk laporan sebagaimana terlampir pada lampiran I dan ll pada Peraturan Bupati ini. BAB V PENYELENGGARA Pasal 10 (1) Penyelenggara pemberian IUJK dilaksanakan oleh lnstansi Pelaksana. (2) lnstansi Pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah Kp2Sp-pM. 4
  • 5. (3) Pejabat yang menandatangani lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah Kepala KP2SP-PM. (4)Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), dibantu oleh suatu Tim Prakualifikasi Jasa Konstruksi yang ditetapkan oleh Kepala KP2SP-PM. BAB VI TATA CARA PEMBERIAN IUJK Pasal 11 Tata cara pemberian lzin Usaha Jasa Kontruksi : a. perusahaan yang berminat mendapatkan IUJK mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui KP2SP-PM dengan cara mengisi formulir yang disediakan; b. petugas perusahaan yang mengambil formulir menandatangani tanda bukti pengambilan formulir dan menyerahkan kembali formulir yang telah diisi dan melengkapi persyaratan yang ditetapkan dibuat masing-masing rangkap 3 (tiga) dan tiap rangkap dimasukkan kedalam map; c. berkas kelengkapan persyaratan Surat Permohonan lzin (SPl) tersebut adalah : 1. Baru : a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. fotokopi akta notaris pendirian perusahaan : Perseroan Terbatas / Koperasi I CV I Firma / Lain-Lain dilegalisir; c. fotokopi akte tanah/bangunan kantor dilegalisir; d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (?fiP) pemiliklDirektur Utama/Penanggung Jawab perusahaan; e. kekayaan bersih badan usaha dan fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP) dilegalisir; f. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP} dilegalisir; g. fotokopi lzin Gangguan (HO) dilegalisir; h. fotokopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) dilegalisir; i. fotokopi ijazah tenaga ahli bidang jasa konstruksi dan tenaga administrasi dilegalisir; j. fotokopi surat dukungan dari bank (referensi bank); k. bukti kepemilikan peralatan/dukungan penyedia peralatan dari perusahaan penyewaan alat kerja konstruksi; l. bukti pengalaman kerja perusahaan atau kompetensi manajerial berkaitan dengan sistem jaminan mutu pekerjaan konstruksi; m. pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar. 2. PerpanjanganlDaftar Ulang/Penggantian a. surat permohonan kepada Bupati melalui KP2SP-PM; b. IUJK asli; c. akte perubahan fiika ada); d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KfP) pemilit</direktur utama/penanggung jawab perusahaan; e. fotokopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) bila perlu; f . pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar; g. surat keterangan hilang dari kepolisian (jika hilang) h. fotokopi IUJK asli dan/atau surat keterangan hilang fiika hilang). d. kepada pemohon yang telah memenuhi persyaratan diberikan Surat IUJK; e. bagi pemohon yang tidak atau belum memenuhi persyaratan, akan dikembalikan untuk dilengkapi; f. bagi permohonan yang telah memenuhi persyaratan, akan dilakukan survei lapangan untuk mengecek kelayakan dan kebenaran data yang dilampirkan; g. apabila hasil pemeriksaan sudah layak, maka IUJK dapat diterbitkan paling lama 5 (lima) hari kerja. h. penolakan atas permohonan lzin diberitahukan secara tertulis alasan penolakan kepada pemohon selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar; i. setiap pemegang IUJK yang telah melampaui batas waktu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan apabila tidak mengajukan permohonan perpanjangan, maka surat izinnya dinyatakan tidak berlaku lagi. 5
  • 6. Pasal 12 (1) IUJK badan usaha atau perorangan harus menyampaikan permohonan perpanjangan perubahan data dan registrasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum habis masa berlakunya. (2) Penulisan bidang pekerjaan pada IUJK sesuai dengan kelulusan registrasi LPJK dan sesuai dengan Surat Rekaman Kartu Tenaga Teknik Perusahaan. (3) Bagi Badan Usaha yang lulus Sertifikat dari LPJK dengan kualifikasi Gred 1, Gred 2, Gred 3 dan Gred 4 diberikan dispensasi untuk dapat menggunakan rumah dengan ruangan minimal 15 m2 dan Gred 5, Gred 6 serta Gred 7 mempunyai kantor dengan ruangan minimal 30 m2. (4) Bagi Badan Usaha Jasa Konsultasi (Konsultan) kualifikasi Kecil, Menengah dan Besar wajib mempunyai kantor dengan ruangan minimal 30 m2. Pasal 13 (1) Dokumen yang telah diisi beserta lampiran-lampirannya diserahkan ke KP2SP-PM. (2) Dokumen SPI diberi Nomor Urut Pendaftaran oleh petugas penerima dokumen SPI dari pemohon dan akan mendapatkan tanda terima Dokumen SPl. (3) Bagi perusahaan cabang yang akan meregistrasi IUJK diwajibkan melampirkan fotokopi IUJK perusahaan induknya. Pasal 14 (1) Dokumen yang telah diterima, diperiksa kelengkapan dan kebenarannya oleh petugas di instansi pelaksana. (2) Untuk meneliti kebenaran dokumen harus dilakukan pengecekan dan pemeriksaan di lapangan seperti data peralatan tertera dalam dokumen. (3) Setiap dokumen yang telah diperiksa harus dapat drjamin kebenarannya. (4) Nomor kode diberikan oleh instansi pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 15 (1) Pemeriksaan dokumen SPI dilakukan oleh petugas di instansi pelaksana. (2) Hasil pemeriksaan disahkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (3) Kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan diberikan nomor kode sesuai dengan ketentuan petunjuk yang berlaku. Pasal 16 Setiap akhir bulan hasil pemeriksaan dokumen diberikan dengan cara : a. Diumumkan di instansi pelaksana dengan tembusan asosiasi perusahaan setempat; b. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada masing-masing pemohon. Pasal 17 (1) IUJK dapat diambil di instansi pelaksana tempat domisili perusahaan dengan menunjukkan tanda bukti yang sah, (2) IUJK harus diambil selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak tanggal diumumkan. (3) IUJK yang tidak diambil dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dinyatakan batal/gugur. Pasal 18 (1) Pemohon yang mengajukan izin wajib mengambil surat izin paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak lewat waktu atau sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan penerbitan izin. {2} Apabila telah lewat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemohon tidak mengambil izin dimaksud maka izin dianggap tidak berlaku sehingga untuk memperoleh kembali harus mengajukan permohonan baru, 6
  • 7. BAB VII TARIF RETRIBUSI DAN REGISTRASI Pasal 19 Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, maka IUJK tidak termasuk kedalam kelompok wajib retribusi sehingga atas penerbitan IUJK dan registrasi ulang IUJK tidak lagi dikenakan biaya retribusi. BAB VIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 20 Setiap pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi berupa: a. Peringatan tertulis, berupa teguran terhadap pelanggaran yang bersifat ringan sehingga tidak menghentikan dan meniadakan hak berusaha perusahaan; b. Pembekuan IUJK, berupa pengenaan sanksi terhadap pelanggaran yang bersifat sedang sehingga menghentikan (sementara) hak berusaha perusahaan; c. Pencabutan IUJK berupa pengenaan sanksi terhadap pelanggaran yang bersifat berat sehingga meniadakan hak berusaha perusahaan. Pasal 21 Kriteria pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 adalah sebagai berikut . a. Pelanggaran yang bersifat ringan : 1. perusahaan tidak memasang papan nama; 2. perusahaan tidak melaporkan perubahan data perusahaan; 3. perusahaan tidak melaporkan kegiatan pekerjaannya yang diluar daerah; 4. perusahaan tidak memenuhi kewajibannya menyerahkan laporan tahunan selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan sejak habisnya waktu pelaporan tahunan; 5. dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak pemberian IUJK, perusahaan tidak dapat memulai kegiatan operasionalnya; 6. terdapat duplikasi penanggungjawaban maupun tenaga teknik tugas penuh perusahaan. b. Pelanggaran yang bersifat sedang : 1. perusahaan yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada huruf "a" dan telah mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan, namun tidak memenuhi kewajibannya dan mengindahkan peringatan yang disampaikan; 2. perusahaan yang sedang diperiksa oleh lembaga peradilan karena didakwa melakukan tindakan pidana ekonomi atau perbuatan lain yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan; 3. perusahaan pemegang IUJK menyerahkan pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan lain tanpa persetujuan dari pemberi kerja. c. Pelanggaran yang bersifat berat : 1. terbuktinya bahwa IUJK diperoleh dengan cara melanggar hukum; 2. perusahaan telah dijatuhi hukuman oleh lembaga peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; perusahaan dinyatakan pailit; perusahaan ternyata tidak memenuhi lagi persyaratan minimal yang ditetapkan untuk kegiatan usaha dan atau dibidang pekerjaan yang bersangkutan; perusahaan pemegang IUJK meminjamkan izinnya kepada perusahaan lain, perusahaan pemegang IUJK secara sengaja merumuskan pelanggaran penyerahan pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan lain tanpa persetujuan dari pemberi kerja atau mengulangi kesalahan yang sama; 7. perusahaan pemegang IUJK telah secara sengaja atau membuat kekeliruan dalam pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan obyek pekerjaan mengandung cacat atau mengalami proses kerusakan yang sangat cepat; 8. terbukti perusahaan yang terkena sanksi pembekuan IUJK masih mencari pekerjaan lain. 3. 4. 5. 6.
  • 8. Pasal 22 (1) IUJK yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali. (2i Kriteria untuk dapat diberikan sebagaimana pada ayat (1i adalah: a. Perusahaan telah mengindahkan peringatan teguran dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Perusahaan tidak terbukti melakukan tindak pidana ekonomi sesuai dengan keputusan Lembaga Peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (3) Pemberlakuan kembali IUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut: a. Perusahaan dapat mengajukan permohonan pemberlakuan kembali IUJK secara tertulis kepada instansi pelaksana; b. Setelah melalui penelitian dan penilaian pelanggaran dengan hasil telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka instansi pelaksana memberikan surat pemberlakuan kembali IUJK; c. lnstansi pelaksana menyebarluaskan pemberlakuan kembali IUJK perusahaan yang bersangkutan kepada pengguna jasa asosiasi dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. BAB IX LEGALISASI Pasal 23 (1) Legalisasi diberikan untuk persyaratan pelelangan seleksi umum, pemilihan langsung, seleksi langsung dan penunjukan langsung. (2) Legalisasi dilakukan oleh instansi pelaksana. {3) Legalisasi diberikan kepada perusahaan yang mengikuti pelelangan, seleksi umum, pemilihan langsung, seleksi langsung, penunjukan langsung, yang merupakan persyaratan yang telah ditentukan. (4) Legalisasi dapat juga diberikan untuk perusahaan yang lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) terkena sanksi ringan dan sedang dengan ketentuan perusahaan yang telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (5) Tata cara pelaksanaan legalisasi adalah sebagai berikut : a. perusahaan mengajukan legalisasi lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) kepada lnstansi Pelaksana; b. pada waktu mengajukan permohonan legalisasi, rekaman IUJK yang disampaikan untuk legalisasi harus sesuai dengan aslinya dan dengan menunjukkan aslinya; c. instansi pelaksana membubuhkan cap tanda legalisasi kepada perusahaan yang IUJK telah memenuhi persyaratan dan sudah memenuhi ketentuan yang sudah berlaku; d. legalisasi ditandatangani oleh kepala lnstansi lzin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau pejabat yang ditunjuk. BAB X PEMBINAAN Pasal 24 Pembinaan terhadap usaha jasa konstruksi bertujuan sebagai berikut : a. tercapainya mutu hasil produksi/kerja, sesuai dengan standar bangun yang berlaku diberbagai tingkatan; b. meningkatkan efektifitas dan efisiensi termasuk produktivitas usaha dibidang jasa konstruksi sehingga dapat mewujudkan kegiatan usaha yang profesional; c. tercapainya keserasian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pasal 25 (1) Pembinaan dibidang konstruksi diberikan oleh Bupati melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Bagian Ekonomi Pembangunan. (2) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dilakukan dalam bentuk pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan.
  • 9. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pemantauan, evaluasi dan laporan secara berkala terhadap perusahaan jasa konstruksi baik berdasarkan laporan sumber-sumber lain ataupun hasil pemeriksaan dari petugas (Tim). BAB XI PENGAWASAN Pasal 26 (1) Bupati melalui Dinas Pekerlaan Umum dan Bagian Ekonomi Pembangunan memiliki wewenang untuk melaksanakan pengawasan penerbitan IUJK. (2) Dalam pelaksanaan pengawasan, Bupati melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Bagian Ekonomi Pembangunan harus membuat suatu pedoman sebagai acuan untuk melakukan pengawasan, disebut sebagai Pedoman Umum Pengawasan Penerbitan IUJK. (3) Bupati melalui KP2SP-PM harus mengecek atau memeriksa ke lapangan kebenaran data yang tertera dalam SBU yang diberikan untuk memenuhi persyaratan perolehan IUJK. (4) Jika hasil pengecekan atau pemeriksaan menyimpulkan bahwa SBU yang diajukan oleh perusahaan ternyata palsu atau data tertera dalam SBU tidak sesuai dengan hasil pengecekan atau pemeriksaan lapangan, Bupati melalui KP2SP-PM harus menolak permohonan perusahaan tersebut. (5) Pemerintah Daerah harus mengirimkan secara tertulis ke BSA terkait dan LPJK Provinsi Sumatera Utara bahwa perusahaan bersangkutan telah melakukan SBU palsu atau data yang tertera dalam SBU tidak sesuai dengan hasil pengecekan atau pemeriksaan lapangan. (6) Bupati melalui KP2SP-PM harus mengirim 1 (satu) kali setahun laporan penerbitan IUJK berdasarkan Peraturan Pemerintah ini kepada DPRD Kabupaten. (7) Bupati melalui KP2SP-PM harus menegakkan prinsip partisipasi, kesetaraan, transparansi dan akuntabilitas publik dalam pengolahan penerbitan IUJK. BAB XII KETENTUAN LAIN.LAIN Pasal 27 Penanaman Modal Asing (PMA) dan atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dibidang usaha jasa konstruksi dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diberlakukan Peraturan Bupati ini, maka lzin Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan Bupati ini dikeluarkan dinyatakan tidak berlaku lagi. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Bupati. sepanjang mengenai Pasal 30 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
  • 10. Ditetapkan di Salak pada tanggal 2 fiz1pe,1w. Aav BUPATI PAKPAK BHARAT, REMIGO YOLANDO BERUTU Diundangkan di Salak Pada tanggal g- lttrymup- za tt SEKRETANIS DAERAH N PAKPAK BHARAT A DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 201 1 NOMOR l3B 10