SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
1
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGARA
NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (4)
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika tentang Registrar Nama Domain Instansi
Penyelenggara Negara;
Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916)
3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembara Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5348);
SALINAN
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Instansi Penyelenggara Negara yang selanjutnya disebut
Instansi adalah institusi legislatif, eksekutif, dan yudikatif di
tingkat pusat, daerah, desa, dan instansi lain yang dibentuk
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Registrar Nama Domain Instansi adalah Menteri yang
melaksanakan pengelolaan dan pendaftaran Nama Domain
tingkat kedua dan Nama Domain tingkat turunan untuk
kebutuhan Instansi.
3. Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara adalah alamat
internet dari Instansi yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan
karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi
tertentu dalam internet.
4. Sekretaris Instansi adalah sekretaris jenderal, sekretaris
utama, sekretaris daerah atau sekretaris dari pimpinan
tertinggi secara struktural dari Instansi.
5 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor: 17/PER/M/KOMINFO/10/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi
dan Informatika;
6 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 81 Tahun 2012
Tentang Pedoman Penamaan, Singkatan dan Akronim
Instansi Pemerintah;
7 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama
Domain;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI
PENYELENGGARA NEGARA.
3
5. Pengguna Nama Domain yang selanjutnya disebut Pengguna
adalah Instansi yang telah mendapat Nama Domain Instansi
berdasarkan mekanisme pendaftaran sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri ini.
6. Pejabat Nama Domain adalah pejabat yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Sekretaris Instansi untuk melakukan
pendaftaran dan pengelolaan Nama Domain Instansi.
7. Server Nama Domain adalah Sistem Elektronik yang
digunakan untuk memberikan layanan domain.
8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.
9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang lingkup
tugas dan tanggung jawabnya di bidang Aplikasi Informatika.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini mengatur tentang Pengelolaan Nama
Domain yang meliputi:
a. pendaftaraan Nama Domain;
b. penggunaan Nama Domain;
c. penonaktifkan Nama Domain;
d. perpanjangan Nama Domain;
e. penunjukan Pejabat Nama Domain;
f. perubahan Nama Domain, data Pengguna, dan Pejabat
Nama Domain; dan
g. Server Nama Domain.
(2) Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan pada Nama Domain yang dibiayai oleh APBN,
APBD, hibah, hutang, dan/atau anggaran lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
(1) Menteri merupakan Registrar Nama Domain Instansi.
(2) Dalam melaksanakan Registrar Nama Domain Instansi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri melimpahkan
kewenangan kepada Direktur Jenderal sebagai pengelola
nama domain Instansi.
4
BAB III
KLASIFIKASI NAMA DOMAIN
Pasal 4
(1) Instansi wajib mendaftarkan dan menggunakan Nama
Domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi.
(2) Instansi vertikal dari Instansi pusat yang berada di daerah,
atau perwakilan di luar negeri, atau perangkat kewilayahan
pada Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa, dapat
menggunakan Nama Domain sebagai alamat elektronik
resmi Instansi.
(3) Unit kerja pada Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) harus menjadi subdomain dari Nama
Domain Instansi.
(4) Nama Domain Instansi harus dibuat sesuai format yang
tertuang dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
(1) Instansi yang memiliki Pelayanan Publik dapat mengajukan
permohonan Nama Domain sebagai alamat elektronik resmi
sesuai nomenklatur Pelayanan Publik yang dimiliki sebagai
Nama Domain Pelayanan Publik.
(2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Nama Domain Pelayanan Publik harus dibuat sesuai format
yang tertuang dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 6
(1) Instansi yang menyelenggarakan kegiatan berskala nasional
dan/atau internasional dapat mengajukan Nama Domain
sebagai Nama Domain Khusus.
(2) Kegiatan berskala nasional dan/atau internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Nama Domain Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) harus dibuat sesuai format yang tertuang
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
5
BAB IV
PENGGUNAAN NAMA DOMAIN DAN PENUNJUKAN PEJABAT
NAMA DOMAIN
Bagian Kesatu
Pendaftaran
Pasal 7
(1) Sekretaris Instansi mengajukan pendaftaran Nama Domain
kepada Menteri.
(2) Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
terdiri dari karakter yang dapat berupa nama, singkatan
nama, atau akronim dari nama resmi Instansi, nomenklatur
Pelayanan Publik, dan nama kegiatan berskala nasional
atau internasional sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Karakter Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana
tertuang dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Dalam hal mengajukan pendaftaran Nama Domain Instansi,
Sekretaris Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus melampirkan:
a. Surat permohonan Nama Domain Instansi;
b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
pembentukan Instansi;
c. Surat penunjukan Pejabat Nama Domain; dan
d. Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu
Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada
Instansi Penyelenggara Negara lainnya.
(5) Dalam hal mengajukan pendaftaran Nama Domain
Pelayanan Publik, Sekretaris Instansi harus melampirkan:
a. Surat permohonan Nama Domain Layanan Publik;
b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
penyelenggaraan Pelayanan Publik;
c. Keterangan mengenai Pelayanan Publik;
d. Surat penunjukan Pejabat Nama Domain; dan
e. Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu
Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada
Instansi Penyelenggara Negara lainnya.
(6) Dalam hal mengajukan pendaftaran Nama Domain Khusus,
Sekretaris Instansi harus melampirkan:
a. Surat permohonan Nama Domain Khusus;
b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
penyelenggaraan kegiatan berskala nasional atau
internasional;
6
c. Keterangan mengenai kegiatan berskala nasional atau
internasional yang dimaksud.
d. Surat penunjukan Pejabat Nama Domain; dan
e. Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu
Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada
Instansi Penyelenggara Negara lainnya.
Pasal 8
(1) Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak
permohonan pendaftaran Nama Domain dalam jangka
waktu paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah
penerimaan permohonan pendaftaran secara elektronik.
(2) Direktur Jenderal menolak permohonan pendaftaran Nama
Domain dalam hal:
a. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7;
b. permohonan yang diajukan bukan berasal dari Instansi
dan/atau menjadi kewenangan Instansi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Nama Domain yang diajukan telah digunakan oleh
Instansi lain; atau
d. Nama Domain yang diajukan bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Nama Domain yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal
dapat digunakan oleh Instansi untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak Nama Domain tersebut disetujui dan diaktifkan
Pasal 9
(1) Instansi berhak menggunakan Nama Domain yang diaktifkan
dan bertanggung jawab atas penggunaannya.
(2) Instansi dapat menerbitkan peraturan yang mengatur dan
penggunaan Nama Domain turunan di lingkungannya sesuai
dengan kewenangan yang ditetapkan.
(3) Instansi di tingkat daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur
tata cara pengelolaan Nama Domain Instansi Pemerintah
Desa yang berada di wilayahnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Perpanjangan dan Penonaktifan
Pasal 10
(1) Instansi dapat melakukan perpanjangan penggunaan Nama
Domain.
7
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan setiap tahun terhitung sejak tanggal
diaktifkannya Nama Domain atas permintaan Instansi.
Pasal 11
(1) Direktur Jenderal berwenang melakukan penonaktifan
Nama Domain.
(2) Penonaktifan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersifat:
a. sementara; atau
b. permanen.
(3) Penonaktifan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a, dilakukan oleh Direktur Jenderal jika:
a. pengguna tidak memperpanjang penggunaan Nama
Domain dalam batas waktu 35 (tiga puluh lima) hari
kalender terhitung sejak berakhirnya masa berlaku
Nama Domain tersebut;
b. Nama Domain dalam proses penyelesaian perselisihan;
atau
c. Nama Domain berstatus dalam pengawasan karena
mengalami masalah penyalahgunaan;
(4) Penonaktifan permanen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b, dilakukan Direktur Jenderal jika:
a. proses penyelesaian perselisihan Nama Domain
memutuskan penonaktifan;
b. merupakan keputusan hukum yang berlaku tetap;
c. tidak diperpanjang dalam kurun waktu lebih dari 1
(satu) tahun terhitung mulai tanggal penonaktifan
sementara; atau
d. atas permintaan resmi Sekretaris Instansi.
BAB V
PERUBAHAN NAMA DOMAIN, DATA PENGGUNA, DAN PEJABAT
NAMA DOMAIN
Bagian Kesatu
Perubahan Nama Domain
Pasal 12
Instansi dapat mengajukan perubahan Nama Domain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 13
(1) Dalam hal terjadi perubahan Nama Domain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12, Instansi harus mengirimkan
surat yang ditujukan kepada Direktur Jenderal yang
ditandatangani oleh Sekretaris Instansi.
8
(2) Surat pengajuan perubahan Nama Domain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus disertai dengan persyaratan
dalam Pasal 7 ayat (4) sampai dengan ayat (6).
Pasal 14
(1) Instansi yang menggunakan Nama Domain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dapat menggunakan Nama
Domain sebelum perubahan secara bersamaan.
(2) Penggunaan Nama Domain sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling lama 2 (dua) tahun sesudah
penetapan perubahan.
Pasal 15
Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak
pengajuan perubahan Nama Domain dalam jangka waktu paling
lambat 4 (empat) hari kerja setelah pengajuan secara elektronik.
Bagian Kedua
Perubahan Data Pejabat Nama Domain
Pasal 16
Instansi dapat mengajukan perubahan data Pejabat Nama
Domain kepada Direktur Jenderal.
Pasal 17
(1) Perubahan Data Pejabat Nama Domain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan atas dasar permintaan
yang disampaikan oleh Sekretaris Instansi.
(2) Permintaan perubahan data Pejabat Nama Domain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan
secara elektronik kepada Direktur Jenderal dengan
melampirkan surat permohonan perubahan Data Pejabat
Nama Domain dan ditandatangani oleh Sekretaris Instansi.
(3) Surat pengajuan perubahan Data Pejabat Nama Domain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus disertai dengan
persyaratan dalam Pasal 7 ayat (4) sampai dengan ayat (6).
Pasal 18
(1) Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak
pengajuan perubahan Data Pejabat Nama Domain.
(2) Direktur Jenderal menolak pengajuan perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila:
a. tidak dipenuhinya ketentuan dalam Pasal 17; atau
b. permintaan yang diajukan bukan berasal dari Instansi
yang berwenang.
9
Pasal 19
Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak
pengajuan perubahan Data Pejabat Nama Domain dalam jangka
waktu paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah pengajuan
secara elektronik.
BAB VI
SERVER NAMA DOMAIN
Pasal 20
(1) Instansi yang menggunakan Nama Domain wajib
menggunakan Server Nama Domain yang berada di wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Instansi yang menggunakan Nama Domain wajib
menggunakan Alamat Protokol Internet (IP Address) yang
berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(3) Server Nama Domain yang dimaksud pada ayat (1) dan
Alamat Protoko Internet (IP Address) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) wajib menggunakan Nama Domain Tingkat
Tinggi Indonesia.
BAB VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 21
Dalam hal terjadi perselisihan Nama Domain, Instansi dapat
mengajukan permohonan penyelesaian perselisihan kepada
Direktur Jenderal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Instansi yang telah
menggunakan Nama Domain sebelum berlakunya Peraturan
Menteri ini, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri
ini paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak peraturan
ini diundangkan.
(2) Dalam hal Instansi yang telah menggunakan Nama Domain
tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Direktur Jenderal menonaktifkan Nama
Domain secara permanen.
10
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 28
/PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang Penggunaan Nama Domain
.go.id untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat dan Daerah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini
diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Februari 2015
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
RUDIANTARA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Februari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 209
KARO HUKUM DIRJEN SDPPI SEKJEN
KEMKOMINFO
Konseptor : Kasubdit ALK Bambang Dwi Anggono
Typist : Kasi ALK Pusat Monika Suharko
Pemberi No : Biro Hukum
Pembaca 1 : Dirjen PPI Kalamullah Ramli
Pembaca 2 : Dirjen APTIKA Bambang Heru
Pembaca 3 : Sekjen Kominfo Suprawoto
Reviewer 1 : Direktur e-Government Firmansyah Lubis
Reviewer 2 : Sesditjen APTIKA Mariam.F.Barata
Reviewer 3 : Biro Hukum D.Susilo Hartono
Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
Salinan sesuai dengan aslinya
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kepala Biro Hukum,
D. Susilo Hartono
11
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI
PENYELENGGARA NEGARA
CONTOH NAMA DOMAIN INSTANSI
INSTANSI FORMAT PENAMAAN NAMA DOMAIN
Lembaga Tinggi
Negara dan
Sekretariat
Lembaga Tinggi
Negara
Format:
1. Karakter nama [Lembaga Tinggi Negara].go.id
2. Karakter nama [Sekretaria Jenderal].[Lembaga
Tinggi Negara].go.id
Contoh :
1. DPR RI : dpr.go.id
2. Sekretariat Jenderal DPR RI : setjen.dpr.go.id
(sebagai contoh subdomain untuk
membedakan penggunaan email antara
anggota DPR dan jajaran staf di lingkungan
kesekjenan DPR RI).
Lembaga
Legislatif Daerah
dan Sekretariat
Lembaga
Legislatif Daerah;
Format:
1. Karakter nama [Lembaga Legislatif Daerah]-[
lokasi keberadaan instansi yang
dimaksud].go.id
2. Menjadi Subdomain Instansi Pemerintah
Daerah. Karakter nama [Sekretariat].
[Lembaga Legislatif Daerah]-[lokasi
keberadaan instansi yang dimaksud].go.id
Contoh:
1. DPRD Provinsi Kalteng: dprd-kalteng.go.id
2. Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng :
sekretariat.dprd-kalteng.go.id
(sebagai contoh subdomain untuk
membedakan penggunaan email antara
anggota DPRD dan jajaran staf di lingkungan
kesekjenan DPRD).
1. Dewan Perwakilan Rakyat Papua:
dpr-papua.go.id
2. Sekretariat DPR Papua :
sekretariat.dpr-papua.go.id
3. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh :
dpr-aceh.go.id
4. Sekretariat DPRA Aceh : sekretariat.
dpr-aceh.go.id
Kementerian; Format:
Karakter nama [Kementerian].go.id
12
Contoh:
1. Kementerian Perindustrian: kemenperin.go.id
2. Kementerian Komunikasi dan Informatika:
kemenkominfo.go.id
Lembaga
Setingkat
Kementerian,
Instansi
vertikalnya di
daerah, dan
instansi
kewilayahan di
daerah;
Format:
1. Karakter nama [Lembaga setingkat
Kementerian].go.id
2. Karakter nama [(Singkatan)Lembaga Setingkat
Kementerian – Lokasi Keberadaan Lembaga
yang dimaksud].go.id
Contoh:
1. Kejaksaan Agung RI: kejaksaan.go.id
2. Kejaksaan Tinggi Prov DIY: kejati-diy.go.id
3. Kejaksaan Negeri Semarang :
kejari-semarang.go.id Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Medan : pttun-medan.go.id
4. Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin :
pta-banjarmasin.go.id
5. Rumah Sakit Umum Daerah :
rsud-drsoetomo.go.id
6. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Kota
Semarang: kpkn-semarang.go.id
7. Pengadilan Agama Depok: pa-depok.go.id
8. Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor:
kec-tanahsareal.go.id
9. Kelurahan Kedung Badak, Kota Bogor:
kel-kedungbadak.go.id
Instansi
Pemerintah Non
Kementerian;
Format:
Karakter nama [Instansi pemerintah non
kementerian].go.id
Contoh:
1. Badan Pusat Statistik: bps.go.id
2. Badan Pertanahan Nasional: bpn.go.id
3. Bank Indonesia : bi.go.id
Perwakilan
Negara Indonesia
di negara lain;
Format:
- Karakter nama [bentuk perwakilan]-[karakter
ama negara lokasi perwakilan].go.id
- Apabila dianggap perlu dengan
mempertimbangkan secara cermat, Nama
Domain dapat menggunakan bahasa inggris.
Contoh:
1. kbri-afrikaselatan.go.id
2. kbri-usa.go.id
3. kjri-jeddah.go.id
13
Komisi, Badan,
atau lembaga,
atau instansi
yang dibentuk
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan dan
atau dibiayai oleh
Negara, dan
Sekretariatnya;
Format:
1. Karakter nama [Karakter nama Komisi, Badan,
atau Lembaga, atau Instansi].go.id
2. Menjadi Subdomain : Komisi, Badan atau
Lembaga atau Instansi yang dibentuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Karakter nama [Sekretariat Komisi, Badan atau
Lembaga atau Instansi yang dibentuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan].
[ Karakter nama Komisi, Badan, atau Lembaga,
atau Instansi].go.id
Contoh:
1. Komisi Penyiaran Indonesia: kpi.go.id
2. Sekretariat KPI : sekretariat.kpi.go.id
3. Komisi Pemberantasan Korupsi: kpk.go.id
4. Sekretariat Jenderal KPK : setjen.kpk.go.id
5. KPID Provinsi Sumatera: kpi-sumutprov.go.id
6. Sekretariat KPID Prov Sumatra Utara :
sekretariat.kpi-sumutprov.go.id
7. KPUD Provinsi Jatim: kpu-jatim.go.id
8. Sekretariat KPUD Prov Jatim :
sekretariat.kpu-jatim.go.id, atau
sekretariat.kpu-jatimprov.go.id
9. KPUD Kota Malang: kpu-malangkota.go.id
10. Sekretariat KPUD Kota Malang :
sekretariat.kpu-malangkota.go.id
(Mempertimbangkan adanya Kota Malang dan
Kabupaten Malang).
Pemerintah
Daerah;
Format:
Karakter nama [Pemerintah Daerah, atau
singkatannya,diikuti wilayah keberadaan
pemerintah daerah Instansi Penyelenggara
Negara].go.id
Contoh :
1. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara:
sumut.go.id
2. Pemerintah Kota Surabaya:
surabaya.go.id
3. Pemerintah Kota Magelang:
magelangkota.go.id
4. Pemerintah Kabupaten Demak: demak.go.id,
atau demakkab.go.id
5. Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara:
mitrakab.go.id
Catatan:
Selama tidak diidentifikasi atau tidak berpotensi
diidentifikasikan duplikasi nama, maka diijinkan
tidak menggunakan istilah prov, kab atau kota.
14
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
RUDIANTARA
Pemerintah Desa Format:
Karakter nama [Desa, atau singkatannya].desa.id
Contoh :
1. Desa Karangsambung :
karangsambung.desa.id
2. Desa Karangsambung (Pada Kecamatan/
Pemerintah Daerah yang lain) :
krsambung.desa.id
3. Desa Karangsambung, Kecamatan
Karangsambung, Pemerintah Kabupaten
Kebumen: krsambung-kebumen.desa.id
Catatan:
Bupati atau Walikota dapat mengusulkan
penyeragaman nama domain desa.id di
wilayahnya sesuai Peraturan Bupati atau
Peraturan Walikota, dan selama Nama Domain
yang dimaksud belum digunakan oleh desa yang
lain.
Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
15
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI
PENYELENGGARA NEGARA
CONTOH NAMA DOMAIN PELAYANAN PUBLIK
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
RUDIANTARA
INSTANSI FORMAT PENAMAAN NAMA DOMAIN
Layanan Publik Format :
Karakter nama [layanan publik].go.id, atau
Karakter nama [layanan publik].id
1. Layanan Administrasi Perkantoran: simaya.go.id
atau simaya.id
2. Layanan Perpajakan : pajak.go.id atau pajak.id
3. Layanan Keimigrasian : paspor.go.id atau
passport.id
4. Layanan KTP : ktp.go.id atau ktp.id
5. Layanan Import ekspor NSW : insw.go.id atau
insw.id
6. Layanan SAMSAT Jawa Tengan : samsat-
jateng.go.id atau samsat-jateng.id
Catatan:
Dalam hal Pelayanan Publik tersebut berlaku secara
internasional, Nama Domain dapat menggunakan
bahasa asing.
Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
16
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI
PENYELENGGAR NEGARA
CONTOH NAMA DOMAIN KHUSUS
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
RUDIANTARA
INSTANSI FORMAT PENAMAAN NAMA DOMAIN
Kegiatan Nasional
atau Internasional
Format :
Karakter nama [Kegiatan Kenegaraan].go.id, atau
Karakter nama [Kegiatan Kenegaraan].id
1. Kegiatan untuk Asia Pacific Economy Cooperation :
apec.go.id atau apec.id
2. Kegiatan untuk PON : pon.go.id atau pon.id
3. Kegiatan MTQ : mtq.go.id atau mtq.id
Catatan:
Dalam hal Kegiatan Nasional atau Internasional
dimaksud merupakan kegiatan internasional, Nama
Domain dapat menggunakan bahasa asing.
Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
17
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI
PENYELENGGAR NEGARA
CONTOH FORMAT KARAKTER NAMA DOMAIN
1. Terdiri dari minimal 3 (tiga) karakter dan maksimal 63
(enam puluh tiga) karakter (huruf, angka, tanda minus
/penghubung ).
2. Nama Domain terdiri atas huruf (A-Z, a-z), angka (0-9) dan
karakter hypen (“-“). Karakter Hypen tidak boleh
digunakan sebagai awal atau akhir, serta sebagai karakter
ketiga dan keempat secara berurutan, dari suatu Nama
Domain.
3. Nama Domain dapat diawali dengan huruf dan diikuti
dengan angka atau diawali dengan angka dan diikuti
dengan huruf. Nama Domain tidak dapat hanya
menggunakan angka untuk seluruh Nama Domain.
4. Pengelola memiliki kewenangan untuk menolak usulan
Nama Domain yang dinilai tidak mengakomodasi azas
kepatutan umum dalam pengelolaan Nama Domain.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
RUDIANTARA
Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen

More Related Content

What's hot

Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaAde Suerani
 
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahakabupaten_pakpakbharat
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumppbkab
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintahSk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintahNurman syah
 
Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013moliiceman
 
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barangSk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barangNurman syah
 
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentuNo. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentuppbkab
 
Presentasi pph 21 baru contoh kasus
Presentasi pph 21 baru contoh kasusPresentasi pph 21 baru contoh kasus
Presentasi pph 21 baru contoh kasusprihandi
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbandika_combat
 
Uu akuntan publik no 5 2011
Uu akuntan publik no 5 2011Uu akuntan publik no 5 2011
Uu akuntan publik no 5 2011lqmn92
 
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpsePerka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpseRahmat Gani
 
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 Massaputro Delly TP
 
PER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAK
PER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAKPER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAK
PER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAKRoko Subagya
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguanPA_Klaten
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
 

What's hot (20)

Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
 
Hukum yayasan
Hukum yayasanHukum yayasan
Hukum yayasan
 
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
Uu 12 2000
Uu 12 2000Uu 12 2000
Uu 12 2000
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umum
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
 
Perda 14 th 2012 bumd
Perda 14 th 2012   bumdPerda 14 th 2012   bumd
Perda 14 th 2012 bumd
 
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintahSk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
 
Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013
 
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barangSk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
 
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentuNo. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
 
Presentasi pph 21 baru contoh kasus
Presentasi pph 21 baru contoh kasusPresentasi pph 21 baru contoh kasus
Presentasi pph 21 baru contoh kasus
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
 
Uu akuntan publik no 5 2011
Uu akuntan publik no 5 2011Uu akuntan publik no 5 2011
Uu akuntan publik no 5 2011
 
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpsePerka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
 
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
 
PER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAK
PER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAKPER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAK
PER : 21/PJ/2016 ::: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAN PENGAMPUNAN PAJAK
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
 

Similar to Peraturan Menteri Kominfo tentang Registrar Nama Domain

Peraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain
Peraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama DomainPeraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain
Peraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domainahmadefendi19
 
Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013
Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013
Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013dedemit lampung
 
SK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama Domain
SK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama DomainSK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama Domain
SK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama DomainSupri yanto
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahppbkab
 
Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara permenkomin...
Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara   permenkomin...Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara   permenkomin...
Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara permenkomin...Ibenk Dwi ANggono
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasippbkab
 
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikPermen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikSiti Halimah
 
Permen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdf
Permen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdfPermen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdf
Permen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdfpidmilkejatisulsel
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfYasaGPhotoWorks
 
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriPermen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriRederika
 
Permen no. 9 tahun 2019 ht elektronik upload
Permen no. 9 tahun 2019 ht elektronik uploadPermen no. 9 tahun 2019 ht elektronik upload
Permen no. 9 tahun 2019 ht elektronik uploadKantorHukum1
 
PERBUP NO 103 TH 2022.pdf
PERBUP NO 103 TH 2022.pdfPERBUP NO 103 TH 2022.pdf
PERBUP NO 103 TH 2022.pdfاكبر علي
 
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPartaiPelitaMaluku
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...iniPurwokerto
 
1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf
1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf
1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdfleocrys1
 
Permen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduanPermen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduantrianita hermawati
 
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdfOperator Warnet Vast Raha
 
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdfOperator Warnet Vast Raha
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Ismed Nur
 

Similar to Peraturan Menteri Kominfo tentang Registrar Nama Domain (20)

Peraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain
Peraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama DomainPeraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain
Peraturan Menkominfo No. 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain
 
Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013
Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013
Peraturan Menkominfo Nomor 23/2013
 
SK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama Domain
SK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama DomainSK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama Domain
SK Menkominfo No 23 Th 2013, Tentang Pengelolaan Nama Domain
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara permenkomin...
Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara   permenkomin...Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara   permenkomin...
Sosialisasi registrar nama domain instansi penyelenggara negara permenkomin...
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
 
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikPermen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
 
Permen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdf
Permen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdfPermen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdf
Permen ATR-KBPN Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Pengaduan_Garuda.pdf
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdf
 
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagriPermen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
Permen2012 ttg pendaftaran ormas di kemendagri
 
Permen no. 9 tahun 2019 ht elektronik upload
Permen no. 9 tahun 2019 ht elektronik uploadPermen no. 9 tahun 2019 ht elektronik upload
Permen no. 9 tahun 2019 ht elektronik upload
 
PERBUP NO 103 TH 2022.pdf
PERBUP NO 103 TH 2022.pdfPERBUP NO 103 TH 2022.pdf
PERBUP NO 103 TH 2022.pdf
 
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK ...
 
1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf
1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf
1658909405Buku Induk Kepmendagri update version.pdf
 
5 perda izin tower
5 perda izin tower5 perda izin tower
5 perda izin tower
 
Permen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduanPermen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduan
 
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
 
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
 

More from ahmadefendi19

Permendes No. 1 Tahun 2015
Permendes No. 1 Tahun 2015 Permendes No. 1 Tahun 2015
Permendes No. 1 Tahun 2015 ahmadefendi19
 
Permendagri No. 111 Tahun 2014
Permendagri No. 111 Tahun 2014 Permendagri No. 111 Tahun 2014
Permendagri No. 111 Tahun 2014 ahmadefendi19
 
Permendes No. 2 Tahun 2015
Permendes No. 2 Tahun 2015 Permendes No. 2 Tahun 2015
Permendes No. 2 Tahun 2015 ahmadefendi19
 
Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015 Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015 ahmadefendi19
 
Permendagri No. 112 Tahun 2014
Permendagri No. 112 Tahun 2014 Permendagri No. 112 Tahun 2014
Permendagri No. 112 Tahun 2014 ahmadefendi19
 
Permendagri No. 113 Tahun 2014
Permendagri No. 113 Tahun 2014 Permendagri No. 113 Tahun 2014
Permendagri No. 113 Tahun 2014 ahmadefendi19
 
Permendagri No. 114 Tahun 2014
Permendagri No. 114 Tahun 2014Permendagri No. 114 Tahun 2014
Permendagri No. 114 Tahun 2014ahmadefendi19
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014ahmadefendi19
 
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014ahmadefendi19
 
UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008ahmadefendi19
 

More from ahmadefendi19 (12)

Permendes No. 1 Tahun 2015
Permendes No. 1 Tahun 2015 Permendes No. 1 Tahun 2015
Permendes No. 1 Tahun 2015
 
Permendagri No. 111 Tahun 2014
Permendagri No. 111 Tahun 2014 Permendagri No. 111 Tahun 2014
Permendagri No. 111 Tahun 2014
 
Permendes No. 2 Tahun 2015
Permendes No. 2 Tahun 2015 Permendes No. 2 Tahun 2015
Permendes No. 2 Tahun 2015
 
Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015 Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015
 
Permendagri No. 112 Tahun 2014
Permendagri No. 112 Tahun 2014 Permendagri No. 112 Tahun 2014
Permendagri No. 112 Tahun 2014
 
Permendagri No. 113 Tahun 2014
Permendagri No. 113 Tahun 2014 Permendagri No. 113 Tahun 2014
Permendagri No. 113 Tahun 2014
 
Permendagri No. 114 Tahun 2014
Permendagri No. 114 Tahun 2014Permendagri No. 114 Tahun 2014
Permendagri No. 114 Tahun 2014
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
 
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014
 
UU No. 6 Tahun 2004
UU No. 6 Tahun 2004UU No. 6 Tahun 2004
UU No. 6 Tahun 2004
 
UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008
 
UU No.19 tahun 2016
UU No.19 tahun 2016UU No.19 tahun 2016
UU No.19 tahun 2016
 

Peraturan Menteri Kominfo tentang Registrar Nama Domain

  • 1. 1 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGARA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (4) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Registrar Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara; Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916) 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348); SALINAN
  • 2. 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Instansi Penyelenggara Negara yang selanjutnya disebut Instansi adalah institusi legislatif, eksekutif, dan yudikatif di tingkat pusat, daerah, desa, dan instansi lain yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Registrar Nama Domain Instansi adalah Menteri yang melaksanakan pengelolaan dan pendaftaran Nama Domain tingkat kedua dan Nama Domain tingkat turunan untuk kebutuhan Instansi. 3. Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara adalah alamat internet dari Instansi yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet. 4. Sekretaris Instansi adalah sekretaris jenderal, sekretaris utama, sekretaris daerah atau sekretaris dari pimpinan tertinggi secara struktural dari Instansi. 5 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 17/PER/M/KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika; 6 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penamaan, Singkatan dan Akronim Instansi Pemerintah; 7 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGARA NEGARA.
  • 3. 3 5. Pengguna Nama Domain yang selanjutnya disebut Pengguna adalah Instansi yang telah mendapat Nama Domain Instansi berdasarkan mekanisme pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini. 6. Pejabat Nama Domain adalah pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Sekretaris Instansi untuk melakukan pendaftaran dan pengelolaan Nama Domain Instansi. 7. Server Nama Domain adalah Sistem Elektronik yang digunakan untuk memberikan layanan domain. 8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika. 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Aplikasi Informatika. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini mengatur tentang Pengelolaan Nama Domain yang meliputi: a. pendaftaraan Nama Domain; b. penggunaan Nama Domain; c. penonaktifkan Nama Domain; d. perpanjangan Nama Domain; e. penunjukan Pejabat Nama Domain; f. perubahan Nama Domain, data Pengguna, dan Pejabat Nama Domain; dan g. Server Nama Domain. (2) Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan pada Nama Domain yang dibiayai oleh APBN, APBD, hibah, hutang, dan/atau anggaran lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 (1) Menteri merupakan Registrar Nama Domain Instansi. (2) Dalam melaksanakan Registrar Nama Domain Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri melimpahkan kewenangan kepada Direktur Jenderal sebagai pengelola nama domain Instansi.
  • 4. 4 BAB III KLASIFIKASI NAMA DOMAIN Pasal 4 (1) Instansi wajib mendaftarkan dan menggunakan Nama Domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi. (2) Instansi vertikal dari Instansi pusat yang berada di daerah, atau perwakilan di luar negeri, atau perangkat kewilayahan pada Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa, dapat menggunakan Nama Domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi. (3) Unit kerja pada Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus menjadi subdomain dari Nama Domain Instansi. (4) Nama Domain Instansi harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 (1) Instansi yang memiliki Pelayanan Publik dapat mengajukan permohonan Nama Domain sebagai alamat elektronik resmi sesuai nomenklatur Pelayanan Publik yang dimiliki sebagai Nama Domain Pelayanan Publik. (2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Nama Domain Pelayanan Publik harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 6 (1) Instansi yang menyelenggarakan kegiatan berskala nasional dan/atau internasional dapat mengajukan Nama Domain sebagai Nama Domain Khusus. (2) Kegiatan berskala nasional dan/atau internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Nama Domain Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
  • 5. 5 BAB IV PENGGUNAAN NAMA DOMAIN DAN PENUNJUKAN PEJABAT NAMA DOMAIN Bagian Kesatu Pendaftaran Pasal 7 (1) Sekretaris Instansi mengajukan pendaftaran Nama Domain kepada Menteri. (2) Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terdiri dari karakter yang dapat berupa nama, singkatan nama, atau akronim dari nama resmi Instansi, nomenklatur Pelayanan Publik, dan nama kegiatan berskala nasional atau internasional sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Karakter Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana tertuang dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Dalam hal mengajukan pendaftaran Nama Domain Instansi, Sekretaris Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan: a. Surat permohonan Nama Domain Instansi; b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pembentukan Instansi; c. Surat penunjukan Pejabat Nama Domain; dan d. Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada Instansi Penyelenggara Negara lainnya. (5) Dalam hal mengajukan pendaftaran Nama Domain Pelayanan Publik, Sekretaris Instansi harus melampirkan: a. Surat permohonan Nama Domain Layanan Publik; b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan Pelayanan Publik; c. Keterangan mengenai Pelayanan Publik; d. Surat penunjukan Pejabat Nama Domain; dan e. Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada Instansi Penyelenggara Negara lainnya. (6) Dalam hal mengajukan pendaftaran Nama Domain Khusus, Sekretaris Instansi harus melampirkan: a. Surat permohonan Nama Domain Khusus; b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan kegiatan berskala nasional atau internasional;
  • 6. 6 c. Keterangan mengenai kegiatan berskala nasional atau internasional yang dimaksud. d. Surat penunjukan Pejabat Nama Domain; dan e. Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada Instansi Penyelenggara Negara lainnya. Pasal 8 (1) Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak permohonan pendaftaran Nama Domain dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah penerimaan permohonan pendaftaran secara elektronik. (2) Direktur Jenderal menolak permohonan pendaftaran Nama Domain dalam hal: a. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; b. permohonan yang diajukan bukan berasal dari Instansi dan/atau menjadi kewenangan Instansi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Nama Domain yang diajukan telah digunakan oleh Instansi lain; atau d. Nama Domain yang diajukan bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Nama Domain yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal dapat digunakan oleh Instansi untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Nama Domain tersebut disetujui dan diaktifkan Pasal 9 (1) Instansi berhak menggunakan Nama Domain yang diaktifkan dan bertanggung jawab atas penggunaannya. (2) Instansi dapat menerbitkan peraturan yang mengatur dan penggunaan Nama Domain turunan di lingkungannya sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan. (3) Instansi di tingkat daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur tata cara pengelolaan Nama Domain Instansi Pemerintah Desa yang berada di wilayahnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Perpanjangan dan Penonaktifan Pasal 10 (1) Instansi dapat melakukan perpanjangan penggunaan Nama Domain.
  • 7. 7 (2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap tahun terhitung sejak tanggal diaktifkannya Nama Domain atas permintaan Instansi. Pasal 11 (1) Direktur Jenderal berwenang melakukan penonaktifan Nama Domain. (2) Penonaktifan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersifat: a. sementara; atau b. permanen. (3) Penonaktifan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan oleh Direktur Jenderal jika: a. pengguna tidak memperpanjang penggunaan Nama Domain dalam batas waktu 35 (tiga puluh lima) hari kalender terhitung sejak berakhirnya masa berlaku Nama Domain tersebut; b. Nama Domain dalam proses penyelesaian perselisihan; atau c. Nama Domain berstatus dalam pengawasan karena mengalami masalah penyalahgunaan; (4) Penonaktifan permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan Direktur Jenderal jika: a. proses penyelesaian perselisihan Nama Domain memutuskan penonaktifan; b. merupakan keputusan hukum yang berlaku tetap; c. tidak diperpanjang dalam kurun waktu lebih dari 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal penonaktifan sementara; atau d. atas permintaan resmi Sekretaris Instansi. BAB V PERUBAHAN NAMA DOMAIN, DATA PENGGUNA, DAN PEJABAT NAMA DOMAIN Bagian Kesatu Perubahan Nama Domain Pasal 12 Instansi dapat mengajukan perubahan Nama Domain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 (1) Dalam hal terjadi perubahan Nama Domain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Instansi harus mengirimkan surat yang ditujukan kepada Direktur Jenderal yang ditandatangani oleh Sekretaris Instansi.
  • 8. 8 (2) Surat pengajuan perubahan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus disertai dengan persyaratan dalam Pasal 7 ayat (4) sampai dengan ayat (6). Pasal 14 (1) Instansi yang menggunakan Nama Domain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dapat menggunakan Nama Domain sebelum perubahan secara bersamaan. (2) Penggunaan Nama Domain sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 2 (dua) tahun sesudah penetapan perubahan. Pasal 15 Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak pengajuan perubahan Nama Domain dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah pengajuan secara elektronik. Bagian Kedua Perubahan Data Pejabat Nama Domain Pasal 16 Instansi dapat mengajukan perubahan data Pejabat Nama Domain kepada Direktur Jenderal. Pasal 17 (1) Perubahan Data Pejabat Nama Domain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan atas dasar permintaan yang disampaikan oleh Sekretaris Instansi. (2) Permintaan perubahan data Pejabat Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara elektronik kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan surat permohonan perubahan Data Pejabat Nama Domain dan ditandatangani oleh Sekretaris Instansi. (3) Surat pengajuan perubahan Data Pejabat Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus disertai dengan persyaratan dalam Pasal 7 ayat (4) sampai dengan ayat (6). Pasal 18 (1) Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak pengajuan perubahan Data Pejabat Nama Domain. (2) Direktur Jenderal menolak pengajuan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila: a. tidak dipenuhinya ketentuan dalam Pasal 17; atau b. permintaan yang diajukan bukan berasal dari Instansi yang berwenang.
  • 9. 9 Pasal 19 Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak pengajuan perubahan Data Pejabat Nama Domain dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah pengajuan secara elektronik. BAB VI SERVER NAMA DOMAIN Pasal 20 (1) Instansi yang menggunakan Nama Domain wajib menggunakan Server Nama Domain yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2) Instansi yang menggunakan Nama Domain wajib menggunakan Alamat Protokol Internet (IP Address) yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. (3) Server Nama Domain yang dimaksud pada ayat (1) dan Alamat Protoko Internet (IP Address) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib menggunakan Nama Domain Tingkat Tinggi Indonesia. BAB VII PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 21 Dalam hal terjadi perselisihan Nama Domain, Instansi dapat mengajukan permohonan penyelesaian perselisihan kepada Direktur Jenderal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 (1) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Instansi yang telah menggunakan Nama Domain sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak peraturan ini diundangkan. (2) Dalam hal Instansi yang telah menggunakan Nama Domain tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal menonaktifkan Nama Domain secara permanen.
  • 10. 10 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 28 /PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang Penggunaan Nama Domain .go.id untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat dan Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 24 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 2015 MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, ttd. RUDIANTARA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 209 KARO HUKUM DIRJEN SDPPI SEKJEN KEMKOMINFO Konseptor : Kasubdit ALK Bambang Dwi Anggono Typist : Kasi ALK Pusat Monika Suharko Pemberi No : Biro Hukum Pembaca 1 : Dirjen PPI Kalamullah Ramli Pembaca 2 : Dirjen APTIKA Bambang Heru Pembaca 3 : Sekjen Kominfo Suprawoto Reviewer 1 : Direktur e-Government Firmansyah Lubis Reviewer 2 : Sesditjen APTIKA Mariam.F.Barata Reviewer 3 : Biro Hukum D.Susilo Hartono Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen Salinan sesuai dengan aslinya Kementerian Komunikasi dan Informatika Kepala Biro Hukum, D. Susilo Hartono
  • 11. 11 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGARA NEGARA CONTOH NAMA DOMAIN INSTANSI INSTANSI FORMAT PENAMAAN NAMA DOMAIN Lembaga Tinggi Negara dan Sekretariat Lembaga Tinggi Negara Format: 1. Karakter nama [Lembaga Tinggi Negara].go.id 2. Karakter nama [Sekretaria Jenderal].[Lembaga Tinggi Negara].go.id Contoh : 1. DPR RI : dpr.go.id 2. Sekretariat Jenderal DPR RI : setjen.dpr.go.id (sebagai contoh subdomain untuk membedakan penggunaan email antara anggota DPR dan jajaran staf di lingkungan kesekjenan DPR RI). Lembaga Legislatif Daerah dan Sekretariat Lembaga Legislatif Daerah; Format: 1. Karakter nama [Lembaga Legislatif Daerah]-[ lokasi keberadaan instansi yang dimaksud].go.id 2. Menjadi Subdomain Instansi Pemerintah Daerah. Karakter nama [Sekretariat]. [Lembaga Legislatif Daerah]-[lokasi keberadaan instansi yang dimaksud].go.id Contoh: 1. DPRD Provinsi Kalteng: dprd-kalteng.go.id 2. Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng : sekretariat.dprd-kalteng.go.id (sebagai contoh subdomain untuk membedakan penggunaan email antara anggota DPRD dan jajaran staf di lingkungan kesekjenan DPRD). 1. Dewan Perwakilan Rakyat Papua: dpr-papua.go.id 2. Sekretariat DPR Papua : sekretariat.dpr-papua.go.id 3. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh : dpr-aceh.go.id 4. Sekretariat DPRA Aceh : sekretariat. dpr-aceh.go.id Kementerian; Format: Karakter nama [Kementerian].go.id
  • 12. 12 Contoh: 1. Kementerian Perindustrian: kemenperin.go.id 2. Kementerian Komunikasi dan Informatika: kemenkominfo.go.id Lembaga Setingkat Kementerian, Instansi vertikalnya di daerah, dan instansi kewilayahan di daerah; Format: 1. Karakter nama [Lembaga setingkat Kementerian].go.id 2. Karakter nama [(Singkatan)Lembaga Setingkat Kementerian – Lokasi Keberadaan Lembaga yang dimaksud].go.id Contoh: 1. Kejaksaan Agung RI: kejaksaan.go.id 2. Kejaksaan Tinggi Prov DIY: kejati-diy.go.id 3. Kejaksaan Negeri Semarang : kejari-semarang.go.id Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan : pttun-medan.go.id 4. Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin : pta-banjarmasin.go.id 5. Rumah Sakit Umum Daerah : rsud-drsoetomo.go.id 6. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Kota Semarang: kpkn-semarang.go.id 7. Pengadilan Agama Depok: pa-depok.go.id 8. Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor: kec-tanahsareal.go.id 9. Kelurahan Kedung Badak, Kota Bogor: kel-kedungbadak.go.id Instansi Pemerintah Non Kementerian; Format: Karakter nama [Instansi pemerintah non kementerian].go.id Contoh: 1. Badan Pusat Statistik: bps.go.id 2. Badan Pertanahan Nasional: bpn.go.id 3. Bank Indonesia : bi.go.id Perwakilan Negara Indonesia di negara lain; Format: - Karakter nama [bentuk perwakilan]-[karakter ama negara lokasi perwakilan].go.id - Apabila dianggap perlu dengan mempertimbangkan secara cermat, Nama Domain dapat menggunakan bahasa inggris. Contoh: 1. kbri-afrikaselatan.go.id 2. kbri-usa.go.id 3. kjri-jeddah.go.id
  • 13. 13 Komisi, Badan, atau lembaga, atau instansi yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang- undangan dan atau dibiayai oleh Negara, dan Sekretariatnya; Format: 1. Karakter nama [Karakter nama Komisi, Badan, atau Lembaga, atau Instansi].go.id 2. Menjadi Subdomain : Komisi, Badan atau Lembaga atau Instansi yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Karakter nama [Sekretariat Komisi, Badan atau Lembaga atau Instansi yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan]. [ Karakter nama Komisi, Badan, atau Lembaga, atau Instansi].go.id Contoh: 1. Komisi Penyiaran Indonesia: kpi.go.id 2. Sekretariat KPI : sekretariat.kpi.go.id 3. Komisi Pemberantasan Korupsi: kpk.go.id 4. Sekretariat Jenderal KPK : setjen.kpk.go.id 5. KPID Provinsi Sumatera: kpi-sumutprov.go.id 6. Sekretariat KPID Prov Sumatra Utara : sekretariat.kpi-sumutprov.go.id 7. KPUD Provinsi Jatim: kpu-jatim.go.id 8. Sekretariat KPUD Prov Jatim : sekretariat.kpu-jatim.go.id, atau sekretariat.kpu-jatimprov.go.id 9. KPUD Kota Malang: kpu-malangkota.go.id 10. Sekretariat KPUD Kota Malang : sekretariat.kpu-malangkota.go.id (Mempertimbangkan adanya Kota Malang dan Kabupaten Malang). Pemerintah Daerah; Format: Karakter nama [Pemerintah Daerah, atau singkatannya,diikuti wilayah keberadaan pemerintah daerah Instansi Penyelenggara Negara].go.id Contoh : 1. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara: sumut.go.id 2. Pemerintah Kota Surabaya: surabaya.go.id 3. Pemerintah Kota Magelang: magelangkota.go.id 4. Pemerintah Kabupaten Demak: demak.go.id, atau demakkab.go.id 5. Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara: mitrakab.go.id Catatan: Selama tidak diidentifikasi atau tidak berpotensi diidentifikasikan duplikasi nama, maka diijinkan tidak menggunakan istilah prov, kab atau kota.
  • 14. 14 MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, ttd. RUDIANTARA Pemerintah Desa Format: Karakter nama [Desa, atau singkatannya].desa.id Contoh : 1. Desa Karangsambung : karangsambung.desa.id 2. Desa Karangsambung (Pada Kecamatan/ Pemerintah Daerah yang lain) : krsambung.desa.id 3. Desa Karangsambung, Kecamatan Karangsambung, Pemerintah Kabupaten Kebumen: krsambung-kebumen.desa.id Catatan: Bupati atau Walikota dapat mengusulkan penyeragaman nama domain desa.id di wilayahnya sesuai Peraturan Bupati atau Peraturan Walikota, dan selama Nama Domain yang dimaksud belum digunakan oleh desa yang lain. Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
  • 15. 15 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGARA NEGARA CONTOH NAMA DOMAIN PELAYANAN PUBLIK MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, ttd. RUDIANTARA INSTANSI FORMAT PENAMAAN NAMA DOMAIN Layanan Publik Format : Karakter nama [layanan publik].go.id, atau Karakter nama [layanan publik].id 1. Layanan Administrasi Perkantoran: simaya.go.id atau simaya.id 2. Layanan Perpajakan : pajak.go.id atau pajak.id 3. Layanan Keimigrasian : paspor.go.id atau passport.id 4. Layanan KTP : ktp.go.id atau ktp.id 5. Layanan Import ekspor NSW : insw.go.id atau insw.id 6. Layanan SAMSAT Jawa Tengan : samsat- jateng.go.id atau samsat-jateng.id Catatan: Dalam hal Pelayanan Publik tersebut berlaku secara internasional, Nama Domain dapat menggunakan bahasa asing. Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
  • 16. 16 LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGAR NEGARA CONTOH NAMA DOMAIN KHUSUS MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, ttd. RUDIANTARA INSTANSI FORMAT PENAMAAN NAMA DOMAIN Kegiatan Nasional atau Internasional Format : Karakter nama [Kegiatan Kenegaraan].go.id, atau Karakter nama [Kegiatan Kenegaraan].id 1. Kegiatan untuk Asia Pacific Economy Cooperation : apec.go.id atau apec.id 2. Kegiatan untuk PON : pon.go.id atau pon.id 3. Kegiatan MTQ : mtq.go.id atau mtq.id Catatan: Dalam hal Kegiatan Nasional atau Internasional dimaksud merupakan kegiatan internasional, Nama Domain dapat menggunakan bahasa asing. Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen
  • 17. 17 LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG REGISTRAR NAMA DOMAIN INSTANSI PENYELENGGAR NEGARA CONTOH FORMAT KARAKTER NAMA DOMAIN 1. Terdiri dari minimal 3 (tiga) karakter dan maksimal 63 (enam puluh tiga) karakter (huruf, angka, tanda minus /penghubung ). 2. Nama Domain terdiri atas huruf (A-Z, a-z), angka (0-9) dan karakter hypen (“-“). Karakter Hypen tidak boleh digunakan sebagai awal atau akhir, serta sebagai karakter ketiga dan keempat secara berurutan, dari suatu Nama Domain. 3. Nama Domain dapat diawali dengan huruf dan diikuti dengan angka atau diawali dengan angka dan diikuti dengan huruf. Nama Domain tidak dapat hanya menggunakan angka untuk seluruh Nama Domain. 4. Pengelola memiliki kewenangan untuk menolak usulan Nama Domain yang dinilai tidak mengakomodasi azas kepatutan umum dalam pengelolaan Nama Domain. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, ttd. RUDIANTARA Biro Hukum Dirjen APTIKA Dirjen PPI Sekjen