SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
A. Prinsip pendidikan kesehatan
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan
pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan
sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya
sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat
Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :
1. Dimensi sasaran
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat
atau pekerja.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal :
imunisasi
c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic
and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat
menghindari dari resiko kecacatan.
d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan
kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.
C. Metode pendidikan kesehatan
1. Metode pendidikan Individual (perorangan)
Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;
1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya.
3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)
b. Interview (wawancara)
1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan
2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode pendidikan Kelompok
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar
atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah.
2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok ;
Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh
duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya
kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan,
mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada
dominasi dari salah satu peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming) ;
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu
masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban
tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya
mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah
semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya
terjadi diskusi.
3) Bola salju (Snow Balling)
Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2
pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut,
dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan
4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan
suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap
kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan peranan (Role Play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk
memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai
perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota
masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan
dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya
persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk
arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai nara sumber.
3. Metode pendidikan Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Contoh :
a. Ceramah umum (public speaking)
Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh
menteri atau pejabat kesehatan lain.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun
radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga
merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo”
di Televisi.
d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan
kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab
/konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”.
Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
D. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan
1. Alat bantu (peraga)
a. Pengertian ;
Alat-alat yang digunakan oleh peserta didik dalam menyampaikan bahan
pendidikan/pengajaran, sering disebut sebagai alat peraga. Elgar Dale membagi alat
peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat
intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu kerucut. Menempati dasar
kerucut adalah benda asli yang mempunyai intensitas tertinggi disusul benda tiruan,
sandiwara, demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film,
rekaman/radio, tulisan, kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja sangat
kurang efektif/intensitasnya paling rendah.
b. Faedah alat bantu pendidikan
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak.
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa.
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
kepada orang lain.
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik/pelaku pendidikan.
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Menurut penelitian ahli indra, yang paling banyak menyalurkan
pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75-87% pengetahuan
manusia diperoleh/disalurkan melalui mata, sedangkan 13-25% lainnya
tersalurkan melalui indra lain. Di sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual
lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan
pendidikan.
9) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan
akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.
10) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
c. Macam-macam alat bantu pendidikan
1) Alat bantu lihat (visual aids) ;
- alat yang diproyeksikan : slide, film, film strip dan sebagainya.
- alat yang tidak diproyeksikan ; untuk dua dimensi misalnya gambar, peta,
bagan ; untuk tiga dimensi misalnya bola dunia, boneka, dsb.
2) Alat bantu dengar (audio aids) ; piringan hitam, radio, pita suara, dsb.
3) Alat bantu lihat dengar (audio visual aids) ; televisi dan VCD.
d. Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan
1) Individu atau kelompok
2) Kategori-kategori sasaran seperti ; kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dsb.
3) Bahasa yang mereka gunakan
4) Adat istiadat serta kebiasaan
5) Minat dan perhatian
6) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima.
e. Merencanakan dan menggunakan alat peraga
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Tujuan pendidikan, tujuan ini dapat untuk :
a) Mengubah pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep.
b) Mengubah sikap dan persepsi.
c) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.
2) Tujuan penggunaan alat peraga
a) Sebagai alat bantu dalam latihan / penataran/pendidikan.
b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah.
c) Untuk mengingatkan sesuatu pesan / informasi.
d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
f. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu belajar dan
tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita
harus mengembangkan ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara
tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
Contoh : Satu set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi/anak-anak harus
diperlihatkan satu persatu secara berurutan sambil menerangkan tiap-
tiap gambar beserta pesannya. Kemudian diadakan pembahasan sesuai
dengan kebutuhan pendengarnya agar terjadi komunikasi dua arah.
Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya mempertunjukkan
lembaran-lembaran flip chart satu demi satu tanpa menerangkan atau
membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal.
g. Cara mengunakan alat peraga
Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung dengan alatnya.
Menggunakan gambar sudah barang tentu lain dengan menggunakan film slide.
Faktor sasaran pendidikan juga harus diperhatikan, masyarakat buta huruf akan
berbeda dengan masyarakat berpendidikan. Lebih penting lagi, alat yang digunakan
juga harus menarik, sehingga menimbulkan minat para pesertanya.
Ketika mempergunakan AVA, hendaknya memperhatikan :
1) Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.
2) Tunjukkan perhatian, bahwa hal yang akan dibicarakan/diperagakan itu, adalah
penting.
3) Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan
kontrol dari pihak pendidik.
4) Nada suara hendaknya berubah-ubah, adalah agar pendengar tidak bosan dan
tidak mengantuk.
5) Libatkan para peserta/pendengar, berikan kesempatan untuk memegang dan atau
mencoba alat-alat tersebut.
6) Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana dan sebagainya.
FILOSOFI PENDIDIKAN
Pengertian Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi peserta didik agar potensi itu menjadi
nyata dan dapat berfungsi dalam hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang
mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme
modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia
berada. Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam
semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam
arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana
keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek
tersebut.
Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang
apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan
sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional
yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut
realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi
satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan
antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah
bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang
masa.
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti
sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang
telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala
isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab
hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan
akal (Plato)
2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat
untuk mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif
atau nyata. (Thomas Aquinas)
SIKAP BELAJAR ORANG DEWASA
Dalam sistem pendidikan, salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian
adalah pendidikan untuk orang dewasa. Tidak seharusnya pendidikan selalu berorientasi pada
murid sekolah yang berusia relatif muda karena kenyataan di lapangan, tidak sedikit orang
dewasa yang harus mendapat pendidikan, baik melalui pendidikan informal maupun nonformal.
Orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti
anak didik pada umumnya sehingga memerlukan pendekatan khusus, konsep, metode, dan
strategi yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai siswa. Dalam
pendidikan orang dewasa, terdapat proses belajar mengajar diantara peserta dan pendidiknya.
Dari sudut pandang pendidik, proses itu disebut dengan peristiwa pengajaran.Menurut Gange &
Briggs (1974) peristiwa pengajaran adalah dirancang untuk membuat peserta didik bergerak
dari “dimana dia berada” pada saat awal pengajaran menuju pencapaian kemampuan yang
telah ditetapkan dalam tujuan khusus pengajaran.
Pada umumnya, peristiwa pengajaran ini perlu disusun secara hati-hati oleh perancang
pengajaran sebagai peristiwa yang dikenakan secara eksternal kepada peserta didik. Jika
diamati peristiwa pengajaran tidak lain adalah kegiatan pembimbing untuk memberi
rangsangan eksternal kepada peserta didik agar proses belajar mereka lebih cepat. Proses
belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing.
Proses ini juga dapat dikatakan sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta
menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran.
Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang perlu diperhatikan dan
dipahami adalah tahap proses belajar, suasana belajar, jenis belajar, cara belajar, ciri-ciri
belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Sedangkan hal-hal yang berhubungan
dengan mengajar yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah fungsi pendidik, sikap pendidik,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pendidik. Proses belajar terjadi dalam diri
seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar tanpa dapat terlihat secara lahiriah (terjadi
dalam pikiran orang). Proses belajar tersebut disebut proses intern. Sedangkan yang tampak
dari luar adalah proses ekstern yang merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam
diri peserta didik. Proses ekstern ini merupakan indikator yang menunjukkan apakah dalam diri
seseorang telah terjadi proses belajar atau tidak. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan
pendidik adalah mengarahkan proses ekstern itu agar dapat mempengaruhi proses intern.
Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung
melalui enam tahapan, yaitu
(1) motivasi yang merupakan keinginan untuk mencapai sesuatu;
(2) perhatian pada pelajaran,
(3) menerima dan mengingat,
(4) reproduksi dalam proses belajar bahwa seseorang tidak hanya harus menerima dan
mengingat informasi baru saja, tetapi juga harus dapat menemukan kembali apa
yang pernah diterima,
(5) generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi
yang satu ke situasi yang lain,dan
(6) melaksanakan tugas belajar dan umpan balik.
Sementara, bentuk komunikasi kepada peserta tidak dapat ditentukan dan berlaku untuk
semua pelajaran, tetapi harus ditentukan untuk setiap pelajaran. Komunikasi tertentu yang
dipilih harus sesuai dengan lingkungan dan dirancang agar mempunyai pengaruh langsung
yang diinginkan terhadap peserta. Peristiwa pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memperoleh perhatian peserta.
2. Memberitahu tujuan khusus pengajaran kepada peserta.
3. Membantu peserta didik mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Menyajikan materi pelajaran.
5. Memberi bimbingan belajar.
6. Memperoleh performansi.
7. Memberi umpan balik tentang perbaikan performansi (jika performansi peserta salah).
8. Menilai performansi peserta.
9. Meningkatkan retensi dan transfer.
Dalam memilih materi pelajaran dalam pendidikan orang dewasa perlu menggunakan
kriteria antara lain: materi harus menarik, dapat dimengerti, bermanfaat, dapat membantu
mencapai tujuan pendidikan, dan sesuai dengan subjek yang telah ditetapkan. Membentuk
kebiasaan baru yang baik dan mengakhiri kebiasaan lama yang buruk adalah hal yang penting
bagi orang dewasa. Cara yang biasa dilakukan untuk membentuk kebiasaaan baru antara lain:
(1) menemukan konsep kebiasaan baru,
(2) memulai dengan kemauan yang kuat,
(3) jangan membiarkan pengecualian sampai kebiasaan baru benar-benar berakar,
(4) melakukan latihan pada setiap kesempatan,
(5) melakukan latihan sesempurna mungkin,
(6) mengatur situasi sehingga menyenangkan, dan
(7) pembentukan kebiasaan baru seyogianya dari dorongan diri sendiri.
Sementara itu, ciri-ciri belajar orang dewasa yang perlu diperhatikan antara lain:
(1) motivasi belajar berasal dari dirinya sendiri,
(2) orang dewasa belajar jika bermanfaat bagi dirinya,
(3) orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati,
(4) perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik,
(5) mengharapkan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang,
(6) orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya,
(7) orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata,
(8) sumber (bahan belajar bagi orang dewasa berada pada diri orang itu sendiri),
(9) mengutamakan perannya sebagai peserta didik,
(10)belajar adalah proses emosional dan intelektual sekaligus,
(11) belajar orang dewasa adalah hasil mengalami sesuatu,
(12) belajar adalah hasil kerja sama antara manusia,
(13) mungkin terjadi komunikasi timbal balik dan pertukaran pendapat,
(14) belajar bagi orang dewasa bersifat unik, dan
(15) orang dewasa umumnya mempunyai pendapat, kecerdasan, dan cara belajar yang
berbeda.
Orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana belajar yang kondusif agar
proses belajarnya dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini suasana belajar yang diharapkan:
(1) mendorong peserta didik untuk aktif dan mengembangkan bakat;
(2) suasana saling menghormati (saling menghargai);
(3) suasana saling percaya dan terbuka;
(4) suasanapenemuan diri;
(5) suasana tidak mengancam;
(6) suasana mengakui kekhasan pribadi;
(7) suasana membolehkan perbedaan berbuat salah, dan keragu-raguan;
(8) memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan minat, perhatian, dan sumber daya
lingkungnya;
(9) memungkinkan peserta didik mengakui dan mengkaji kelemahan dan kekuatan pribadi,
kelompok dan masyarakatnya;
(10)memungkinkan peserta didik tumbuh sesuai dengan nilai dan norma yang ada di
masyarakat.
Sikap pendidik orang dewasa mempunyai arti penting dan pengaruh yang besar. Ada
beberapa alasan untuk itu, antara lain: orang dewasa lebih kritis, orang dewasa mempunyai
bahan pertimbangan untuk menilai sikap pendidik, orang dewasa berpegang pada normanorma
yang berlaku di masyarakat. Maksud sikap disini adalah sikap mental maupun sikap fisik. Sikap
pendidik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
(1) Bekerja dengan suasana hati awal yang menyenangkan;
(2) Tenggang rasa (empati);
(3) Wajar (jujur, apa adanya, wajar, terus terang, konsisten, dan terbuka);
(4) Respek, mempunyai pandangan positif terhadap peserta didik;
(5) Komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh;
(6) Mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik;
(7) Membuka diri, bersedia menerima dan memberi pendapat;
(8) Tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-olahmenjadi ahli dalam
segala hal;
(9) Tidak diskriminatif, memberi perhatian kepada semua peserta didik secara rata;
(10)Suka membantu, riang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian;
(11) Membangkitkan keinginan belajar;
(12) Tegas, menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat;
(13) Tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar tidak dengan sikap
emosional;
(14) Tidak suka mengomel, mencela, mengejek, dan menyindir.
Sikap pendidik tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: tujuan dan
rancangan pendidikan, lama pendidikan, komposisi peserta didik, harapan peserta didik,
harapan penyelenggara, profesi pendidik, dan keadaan pendidik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dalam mengajar orang dewasa, seorang pembimbing diharapkan mengenal ciri-ciri belajar
orang dewasa, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sehingga kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan kondusif.
Sumber:
• Konsep Promosi Kesehatan
• Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan
kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah
atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)
• Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan
terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.
Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984)
1. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan
1. Dukungan Sosial (social support)
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat
1. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya
Sasaran Promosi Kesehatan
• Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui, anak sekolah
• Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama
• Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Abstrak :
Kesehatan merupakan salah satu bidang pelayanan publik yang dalam
penyelenggaraannya merupakan wewenang wajib Pemerintah Daerah. Seiring dengan
ditetapkannya bidang kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan
oleh daerah, maka banyak daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan dibidang tersebut.
Kota Surabaya merupakan salah satu daerah yang berusaha untuk meningkatkan pelayanan di
bidang kesehatan ini melalui pelayanan kesehatan di Puskesmas. Diwilayah kerja Puskesmas
Jagir yaitu Kelurahan Sawonggaling, Darmo dan Jagir terdapat banyak pelayanan kesehatan
lainnya seperti Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta, praktek dokter, praktek
bidan dan apoteker, namun mengapa masyarakat di Kelurahan Sawonggaling, Darmo dan Jagir
lebih memilih berobat di Puskesmas Jagir.
Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan motode penelitian kualitatif
dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
mendalam. Selain itu, pengumpulan data juga menggunakan teknik observasi serta dokumentasi.
Teknik penentuan informan untuk pegawai Puskesmas, secara purposive yang selanjutnya
berkembang dengan teknik snowball sedangkan untuk informan dari pasien menggunakan teknik
sistematic random sampling.
Proses analisis data dilakukan dengan mengelompokkan serta mengkombinasikan data
yang diperoleh, dan juga menetapkan serangkaian hubungan keterkaitan antara data tersebut.
Sedangkan validitas data diuji melalui triangulasi sumber data sehingga data yang disajikan
merupakan data yang absah. Berdasarkan temuan data dilapangan menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas Jagir dapat dikatakan sudah efektif.
Hal ini dapat dilihat dalam proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah
terdapat kesesuaian dengan standart pelayanan yang telah ditetapkan, dan pelayanan yang
diberikan sudah sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam mengenai sumberdaya staf
yang dimiliki oleh Puskesmas Jagir masih dirasa kurang, melihat beban kerja yang cukup
banyak. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Puskesmas Jagir sebagai
pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat telah menjadikan pelayanan kesehatan yang
lebih kompleks dan spesifik sesuai dengan kecenderungan masalah kesehatan di Kelurahan
Jagir, Kelurahan Darmo dan Kelurahan Sawonggaling.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1947159-filosofi-
pendidikan/#ixzz1zohMkNVZ
1. Gange, R.M. & Briggs, L.J. 1974. Principles of Instructional Design. New York: Holt,
Rinehart an Winston.
2. Suprijanto, Dr., Ir., H. 2008. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi.
PT Bumi Aksara. Jakarta.
Ragil Setiyabudi, S.KM
By: Elisabeth Lindawati Sigiro, S.S.

More Related Content

Similar to PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Konsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkes
Konsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkesKonsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkes
Konsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkesMeiRianitaElfridaSin
 
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptxPPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptxqiqi71
 
Metode dan media promkes
Metode dan media promkes Metode dan media promkes
Metode dan media promkes nasirululum8
 
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaMakalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaafidah1995
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanAya Wie Saya
 
PPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologi
PPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologiPPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologi
PPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologiSenior High School
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanzaraamalia1
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanzaraamalia1
 
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)Donny kurnianto
 
2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdfElisaike20
 
KIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.pptKIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.pptHelmiDiana4
 
KIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.pptKIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.pptHelmiDiana4
 
Mi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhanMi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhanrickygunawan84
 
PENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.ppt
PENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.pptPENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.ppt
PENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.pptFairuzHilwaShahab
 
Pert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptx
Pert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptxPert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptx
Pert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptxssuser97a23f
 

Similar to PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT (20)

Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatan
 
Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatan
 
Konsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkes
Konsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkesKonsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkes
Konsep dasar pendidikan kesehatan dalam promkes
 
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptxPPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
 
Pkgl media
Pkgl mediaPkgl media
Pkgl media
 
Metode dan media promkes
Metode dan media promkes Metode dan media promkes
Metode dan media promkes
 
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaMakalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatan
 
PPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologi
PPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologiPPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologi
PPT Sosiologi Tenteng Media atau agen sosiologi
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
 
2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf
 
KIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.pptKIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.ppt
 
KIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.pptKIE dan SABR.ppt
KIE dan SABR.ppt
 
Mi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhanMi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan1 prinsip penyuluhan
 
Kebudayaan
KebudayaanKebudayaan
Kebudayaan
 
PENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.ppt
PENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.pptPENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.ppt
PENGERTIAN-KOMUNIKASI-KESEHATAN.ppt
 
Pert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptx
Pert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptxPert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptx
Pert. 6. Alat Peraga-Media Promkes.pptx
 

More from Yasirecin Yasir (20)

Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinyaBentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
 
Cara menambah ram pc
Cara menambah ram pcCara menambah ram pc
Cara menambah ram pc
 
Ujian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatanUjian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatan
 
Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas ppd
Tugas ppdTugas ppd
Tugas ppd
 
Tugas pp
Tugas ppTugas pp
Tugas pp
 
Tugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hattaTugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hatta
 
Tugas jepang
Tugas jepangTugas jepang
Tugas jepang
 
Tugas ekonomi
Tugas ekonomiTugas ekonomi
Tugas ekonomi
 
Tugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigiTugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigi
 
Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
 
Tugas bahasa
Tugas bahasaTugas bahasa
Tugas bahasa
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Tugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisiTugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisi
 
Tugas antropologi budaya
Tugas antropologi budayaTugas antropologi budaya
Tugas antropologi budaya
 
Translate medicene
Translate mediceneTranslate medicene
Translate medicene
 
Tanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbhTanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbh
 
Spesies gajah
Spesies gajahSpesies gajah
Spesies gajah
 
Rutinit as
Rutinit asRutinit as
Rutinit as
 
Rrp ng vini
Rrp ng viniRrp ng vini
Rrp ng vini
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

  • 1. PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT A. Prinsip pendidikan kesehatan 1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan. 2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri. 3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri. 4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi : 1. Dimensi sasaran a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu. c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
  • 2. 2. Dimensi tempat pelaksanaan a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar. c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerja. 3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya. b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal : imunisasi c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan. d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu. C. Metode pendidikan kesehatan 1. Metode pendidikan Individual (perorangan) Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk : a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ; 1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif 2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
  • 3. 3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku) b. Interview (wawancara) 1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan 2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi. 2. Metode pendidikan Kelompok Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan. a. Kelompok besar 1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. 2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. b. Kelompok kecil 1) Diskusi kelompok ; Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan,
  • 4. mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta. 2) Curah pendapat (Brain Storming) ; Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. 3) Bola salju (Snow Balling) Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas. 4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group) Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya. 5) Memainkan peranan (Role Play) Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota
  • 5. masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas. 6) Permainan simulasi (Simulation Game) Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber. 3. Metode pendidikan Massa Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh : a. Ceramah umum (public speaking) Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain. b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi. d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
  • 6. e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk). D. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan 1. Alat bantu (peraga) a. Pengertian ; Alat-alat yang digunakan oleh peserta didik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran, sering disebut sebagai alat peraga. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu kerucut. Menempati dasar kerucut adalah benda asli yang mempunyai intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara, demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film, rekaman/radio, tulisan, kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja sangat kurang efektif/intensitasnya paling rendah. b. Faedah alat bantu pendidikan 1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan. 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak. 3) Membantu mengatasi hambatan bahasa. 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan. 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
  • 7. 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain. 7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/pelaku pendidikan. 8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Menurut penelitian ahli indra, yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75-87% pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata, sedangkan 13-25% lainnya tersalurkan melalui indra lain. Di sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan. 9) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik. 10) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. c. Macam-macam alat bantu pendidikan 1) Alat bantu lihat (visual aids) ; - alat yang diproyeksikan : slide, film, film strip dan sebagainya. - alat yang tidak diproyeksikan ; untuk dua dimensi misalnya gambar, peta, bagan ; untuk tiga dimensi misalnya bola dunia, boneka, dsb. 2) Alat bantu dengar (audio aids) ; piringan hitam, radio, pita suara, dsb. 3) Alat bantu lihat dengar (audio visual aids) ; televisi dan VCD.
  • 8. d. Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan 1) Individu atau kelompok 2) Kategori-kategori sasaran seperti ; kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dsb. 3) Bahasa yang mereka gunakan 4) Adat istiadat serta kebiasaan 5) Minat dan perhatian 6) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima. e. Merencanakan dan menggunakan alat peraga Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1) Tujuan pendidikan, tujuan ini dapat untuk : a) Mengubah pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep. b) Mengubah sikap dan persepsi. c) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. 2) Tujuan penggunaan alat peraga a) Sebagai alat bantu dalam latihan / penataran/pendidikan. b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah. c) Untuk mengingatkan sesuatu pesan / informasi. d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
  • 9. f. Persiapan penggunaan alat peraga Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal. Contoh : Satu set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi/anak-anak harus diperlihatkan satu persatu secara berurutan sambil menerangkan tiap- tiap gambar beserta pesannya. Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar terjadi komunikasi dua arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya mempertunjukkan lembaran-lembaran flip chart satu demi satu tanpa menerangkan atau membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal. g. Cara mengunakan alat peraga Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung dengan alatnya. Menggunakan gambar sudah barang tentu lain dengan menggunakan film slide. Faktor sasaran pendidikan juga harus diperhatikan, masyarakat buta huruf akan berbeda dengan masyarakat berpendidikan. Lebih penting lagi, alat yang digunakan juga harus menarik, sehingga menimbulkan minat para pesertanya. Ketika mempergunakan AVA, hendaknya memperhatikan : 1) Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati. 2) Tunjukkan perhatian, bahwa hal yang akan dibicarakan/diperagakan itu, adalah penting. 3) Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan kontrol dari pihak pendidik.
  • 10. 4) Nada suara hendaknya berubah-ubah, adalah agar pendengar tidak bosan dan tidak mengantuk. 5) Libatkan para peserta/pendengar, berikan kesempatan untuk memegang dan atau mencoba alat-alat tersebut. 6) Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana dan sebagainya. FILOSOFI PENDIDIKAN Pengertian Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Ciri-ciri berfikir filosfi : 1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. 2. Berfikir secara sistematis. 3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan 4. Menyeluruh. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi peserta didik agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Beberapa aliran filsafat pendidikan; 1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme. 2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan 3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme. Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada. Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut. Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan
  • 11. antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa. Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik. Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan: 1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato) 2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles) 3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas) SIKAP BELAJAR ORANG DEWASA Dalam sistem pendidikan, salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian adalah pendidikan untuk orang dewasa. Tidak seharusnya pendidikan selalu berorientasi pada murid sekolah yang berusia relatif muda karena kenyataan di lapangan, tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan, baik melalui pendidikan informal maupun nonformal. Orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak didik pada umumnya sehingga memerlukan pendekatan khusus, konsep, metode, dan strategi yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai siswa. Dalam pendidikan orang dewasa, terdapat proses belajar mengajar diantara peserta dan pendidiknya. Dari sudut pandang pendidik, proses itu disebut dengan peristiwa pengajaran.Menurut Gange & Briggs (1974) peristiwa pengajaran adalah dirancang untuk membuat peserta didik bergerak dari “dimana dia berada” pada saat awal pengajaran menuju pencapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam tujuan khusus pengajaran. Pada umumnya, peristiwa pengajaran ini perlu disusun secara hati-hati oleh perancang pengajaran sebagai peristiwa yang dikenakan secara eksternal kepada peserta didik. Jika diamati peristiwa pengajaran tidak lain adalah kegiatan pembimbing untuk memberi rangsangan eksternal kepada peserta didik agar proses belajar mereka lebih cepat. Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini juga dapat dikatakan sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah tahap proses belajar, suasana belajar, jenis belajar, cara belajar, ciri-ciri belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan mengajar yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah fungsi pendidik, sikap pendidik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pendidik. Proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar tanpa dapat terlihat secara lahiriah (terjadi dalam pikiran orang). Proses belajar tersebut disebut proses intern. Sedangkan yang tampak dari luar adalah proses ekstern yang merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam
  • 12. diri peserta didik. Proses ekstern ini merupakan indikator yang menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar atau tidak. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan pendidik adalah mengarahkan proses ekstern itu agar dapat mempengaruhi proses intern. Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan, yaitu (1) motivasi yang merupakan keinginan untuk mencapai sesuatu; (2) perhatian pada pelajaran, (3) menerima dan mengingat, (4) reproduksi dalam proses belajar bahwa seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi juga harus dapat menemukan kembali apa yang pernah diterima, (5) generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain,dan (6) melaksanakan tugas belajar dan umpan balik. Sementara, bentuk komunikasi kepada peserta tidak dapat ditentukan dan berlaku untuk semua pelajaran, tetapi harus ditentukan untuk setiap pelajaran. Komunikasi tertentu yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan dan dirancang agar mempunyai pengaruh langsung yang diinginkan terhadap peserta. Peristiwa pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Memperoleh perhatian peserta. 2. Memberitahu tujuan khusus pengajaran kepada peserta. 3. Membantu peserta didik mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki. 4. Menyajikan materi pelajaran. 5. Memberi bimbingan belajar. 6. Memperoleh performansi. 7. Memberi umpan balik tentang perbaikan performansi (jika performansi peserta salah). 8. Menilai performansi peserta. 9. Meningkatkan retensi dan transfer. Dalam memilih materi pelajaran dalam pendidikan orang dewasa perlu menggunakan kriteria antara lain: materi harus menarik, dapat dimengerti, bermanfaat, dapat membantu mencapai tujuan pendidikan, dan sesuai dengan subjek yang telah ditetapkan. Membentuk kebiasaan baru yang baik dan mengakhiri kebiasaan lama yang buruk adalah hal yang penting bagi orang dewasa. Cara yang biasa dilakukan untuk membentuk kebiasaaan baru antara lain: (1) menemukan konsep kebiasaan baru, (2) memulai dengan kemauan yang kuat, (3) jangan membiarkan pengecualian sampai kebiasaan baru benar-benar berakar, (4) melakukan latihan pada setiap kesempatan, (5) melakukan latihan sesempurna mungkin, (6) mengatur situasi sehingga menyenangkan, dan (7) pembentukan kebiasaan baru seyogianya dari dorongan diri sendiri. Sementara itu, ciri-ciri belajar orang dewasa yang perlu diperhatikan antara lain: (1) motivasi belajar berasal dari dirinya sendiri, (2) orang dewasa belajar jika bermanfaat bagi dirinya, (3) orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati,
  • 13. (4) perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik, (5) mengharapkan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang, (6) orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya, (7) orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata, (8) sumber (bahan belajar bagi orang dewasa berada pada diri orang itu sendiri), (9) mengutamakan perannya sebagai peserta didik, (10)belajar adalah proses emosional dan intelektual sekaligus, (11) belajar orang dewasa adalah hasil mengalami sesuatu, (12) belajar adalah hasil kerja sama antara manusia, (13) mungkin terjadi komunikasi timbal balik dan pertukaran pendapat, (14) belajar bagi orang dewasa bersifat unik, dan (15) orang dewasa umumnya mempunyai pendapat, kecerdasan, dan cara belajar yang berbeda. Orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini suasana belajar yang diharapkan: (1) mendorong peserta didik untuk aktif dan mengembangkan bakat; (2) suasana saling menghormati (saling menghargai); (3) suasana saling percaya dan terbuka; (4) suasanapenemuan diri; (5) suasana tidak mengancam; (6) suasana mengakui kekhasan pribadi; (7) suasana membolehkan perbedaan berbuat salah, dan keragu-raguan; (8) memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan minat, perhatian, dan sumber daya lingkungnya; (9) memungkinkan peserta didik mengakui dan mengkaji kelemahan dan kekuatan pribadi, kelompok dan masyarakatnya; (10)memungkinkan peserta didik tumbuh sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Sikap pendidik orang dewasa mempunyai arti penting dan pengaruh yang besar. Ada beberapa alasan untuk itu, antara lain: orang dewasa lebih kritis, orang dewasa mempunyai bahan pertimbangan untuk menilai sikap pendidik, orang dewasa berpegang pada normanorma yang berlaku di masyarakat. Maksud sikap disini adalah sikap mental maupun sikap fisik. Sikap pendidik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) Bekerja dengan suasana hati awal yang menyenangkan; (2) Tenggang rasa (empati); (3) Wajar (jujur, apa adanya, wajar, terus terang, konsisten, dan terbuka); (4) Respek, mempunyai pandangan positif terhadap peserta didik; (5) Komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh; (6) Mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik; (7) Membuka diri, bersedia menerima dan memberi pendapat; (8) Tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-olahmenjadi ahli dalam segala hal; (9) Tidak diskriminatif, memberi perhatian kepada semua peserta didik secara rata; (10)Suka membantu, riang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian;
  • 14. (11) Membangkitkan keinginan belajar; (12) Tegas, menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat; (13) Tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar tidak dengan sikap emosional; (14) Tidak suka mengomel, mencela, mengejek, dan menyindir. Sikap pendidik tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: tujuan dan rancangan pendidikan, lama pendidikan, komposisi peserta didik, harapan peserta didik, harapan penyelenggara, profesi pendidik, dan keadaan pendidik. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar orang dewasa, seorang pembimbing diharapkan mengenal ciri-ciri belajar orang dewasa, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan kondusif. Sumber: • Konsep Promosi Kesehatan • Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986) • Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan. Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984) 1. Advokasi (advocacy) Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan 1. Dukungan Sosial (social support) Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat 1. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment) Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya Sasaran Promosi Kesehatan • Sasaran Primer Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui, anak sekolah
  • 15. • Sasaran Sekunder Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama • Sasaran Tersier Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah Pelayanan Kesehatan Masyarakat Abstrak : Kesehatan merupakan salah satu bidang pelayanan publik yang dalam penyelenggaraannya merupakan wewenang wajib Pemerintah Daerah. Seiring dengan ditetapkannya bidang kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah, maka banyak daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan dibidang tersebut. Kota Surabaya merupakan salah satu daerah yang berusaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan ini melalui pelayanan kesehatan di Puskesmas. Diwilayah kerja Puskesmas Jagir yaitu Kelurahan Sawonggaling, Darmo dan Jagir terdapat banyak pelayanan kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta, praktek dokter, praktek bidan dan apoteker, namun mengapa masyarakat di Kelurahan Sawonggaling, Darmo dan Jagir lebih memilih berobat di Puskesmas Jagir. Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan motode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Selain itu, pengumpulan data juga menggunakan teknik observasi serta dokumentasi. Teknik penentuan informan untuk pegawai Puskesmas, secara purposive yang selanjutnya berkembang dengan teknik snowball sedangkan untuk informan dari pasien menggunakan teknik sistematic random sampling. Proses analisis data dilakukan dengan mengelompokkan serta mengkombinasikan data yang diperoleh, dan juga menetapkan serangkaian hubungan keterkaitan antara data tersebut. Sedangkan validitas data diuji melalui triangulasi sumber data sehingga data yang disajikan merupakan data yang absah. Berdasarkan temuan data dilapangan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas Jagir dapat dikatakan sudah efektif. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah terdapat kesesuaian dengan standart pelayanan yang telah ditetapkan, dan pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam mengenai sumberdaya staf yang dimiliki oleh Puskesmas Jagir masih dirasa kurang, melihat beban kerja yang cukup banyak. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Puskesmas Jagir sebagai pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat telah menjadikan pelayanan kesehatan yang lebih kompleks dan spesifik sesuai dengan kecenderungan masalah kesehatan di Kelurahan Jagir, Kelurahan Darmo dan Kelurahan Sawonggaling.
  • 16. Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1947159-filosofi- pendidikan/#ixzz1zohMkNVZ 1. Gange, R.M. & Briggs, L.J. 1974. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart an Winston. 2. Suprijanto, Dr., Ir., H. 2008. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi. PT Bumi Aksara. Jakarta. Ragil Setiyabudi, S.KM By: Elisabeth Lindawati Sigiro, S.S.