Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta terletak terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau mendekati mulut rahim. Pendarahan vagina sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Tindakan yang dianjurkan adalah rawat inap, observasi, dan persalinan melalui operasi sesar jika diperlukan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang mencakup dua kondisi utama yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh permukaan plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi dapat menyebabkan
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum dan faktor penyebabnya seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi karena implantasi plasenta di bagian bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis, sedangkan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan ibu dan janin.
Hemoraj antepartum dan postpartum adalah perdarahan yang berlaku pada ibu hamil dan selepas bersalin. Ia disebabkan oleh pemisahan pramatang plasenta atau kegagalan uterus untuk mengecut dengan betul. Rawatan utama termasuk mengawal perdarahan, memantau tanda vital, transfusi darah, dan pembedahan jika perlu untuk mengeluarkan plasenta atau menstabilkan keadaan pesakit. Pendidikan kesihatan penting untuk mengenal
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan ante partum pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Mencakup kriteria diagnosis, pemeriksaan, diagnosis banding antara solusio plasenta, plasenta previa dan vasa previa, serta terapi yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing kondisi."
1. Dokumen membahas tentang Kala IV persalinan dan perdarahan ante partum. Kala IV berlangsung setelah bayi dan plasenta lahir dan meliputi 7 hal pokok seperti kontraksi rahim dan keadaan ibu dan bayi.
2. Perdarahan ante partum terjadi pada trimester III kehamilan yang disebabkan oleh kondisi seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah implatasi plasenta di serviks yang dapat menut
Dokumen ini membahas tentang perdarahan ante partum yang dapat terjadi akibat solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa previa. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik, dan ultrasonografi. Penanganannya bervariasi antara pengawasan konservatif hingga persalinan secara vagina atau sesarana, tergantung pada usia kehamilan dan berat janin. Komplikasi yang mungkin timbul termasuk asfiksia
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang mencakup dua kondisi utama yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh permukaan plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi dapat menyebabkan
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum dan faktor penyebabnya seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi karena implantasi plasenta di bagian bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis, sedangkan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan ibu dan janin.
Hemoraj antepartum dan postpartum adalah perdarahan yang berlaku pada ibu hamil dan selepas bersalin. Ia disebabkan oleh pemisahan pramatang plasenta atau kegagalan uterus untuk mengecut dengan betul. Rawatan utama termasuk mengawal perdarahan, memantau tanda vital, transfusi darah, dan pembedahan jika perlu untuk mengeluarkan plasenta atau menstabilkan keadaan pesakit. Pendidikan kesihatan penting untuk mengenal
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan ante partum pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Mencakup kriteria diagnosis, pemeriksaan, diagnosis banding antara solusio plasenta, plasenta previa dan vasa previa, serta terapi yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing kondisi."
1. Dokumen membahas tentang Kala IV persalinan dan perdarahan ante partum. Kala IV berlangsung setelah bayi dan plasenta lahir dan meliputi 7 hal pokok seperti kontraksi rahim dan keadaan ibu dan bayi.
2. Perdarahan ante partum terjadi pada trimester III kehamilan yang disebabkan oleh kondisi seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah implatasi plasenta di serviks yang dapat menut
Dokumen ini membahas tentang perdarahan ante partum yang dapat terjadi akibat solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa previa. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik, dan ultrasonografi. Penanganannya bervariasi antara pengawasan konservatif hingga persalinan secara vagina atau sesarana, tergantung pada usia kehamilan dan berat janin. Komplikasi yang mungkin timbul termasuk asfiksia
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
1. Perdarahan pada hamil tua dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, atau vasa previa.
2. Plasenta previa dan solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan hamil tua yang paling umum.
3. Penatalaksanaan bervariasi antara konservatif hingga tindakan aktif seperti persalinan atau seksio sesarea, tergantung besarnya perdarahan dan kondisi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi ketika plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks uteri dan dapat menyebabkan perdarahan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Kedua kondisi ini membahas gejala, diagnosis, pen
Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan pada kehamilan tua yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks atau ostium uteri. Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi perbaikan cairan dan darah, pemant
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal di dinding rahim sebelum bayi lahir. Hal ini dapat terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin."
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi di setiap usia kehamilan. Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (hamil muda). Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan. Tetapi, yang paling sering adalah abortus. Penyebab lainnya adalah kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Semoga artikel ini membantu :)
Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik, atau mola hidatidosa. Abortus dapat berupa abortus imminens, insipiens, inkomplit, atau komplit. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari observasi, evakuasi manual, hingga infus oksitosin tergantung tingkat keparahan dan usia kehamilan.
Makalah ini membahas tentang solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Makalah ini menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, komplikasi, dan prognosis dari solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa masalah kebidanan seperti solusio plasenta, atonia uteri, dan emboli cairan ketuban. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari korpus uteri setelah 20 minggu kehamilan. Atonia uteri adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi sehingga menyebabkan perdarahan yang tidak terkendali. Emboli cairan ketuban
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Dokumen tersebut membahas tentang kematian janin dalam kandungan yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Ada beberapa klasifikasi dan penyebab plasenta previa. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, penanganan darurat seperti sesar, serta persalinan dengan berbagai metode sesuai kondisi ibu dan janin. Kasus yang diringkas memu
Dokumen tersebut membahas mengenai perdarahan antepartum (APB) yang merupakan masalah umum pada kehamilan. Ada beberapa penyebab APB seperti plasenta previa, solusio plasenta, dan vasa previa. Dokumen ini menjelaskan definisi, patogenesis, diagnosis, klasifikasi, tatalaksana, dan komplikasi masing-masing kondisi tersebut.
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
1. Perdarahan pada hamil tua dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, atau vasa previa.
2. Plasenta previa dan solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan hamil tua yang paling umum.
3. Penatalaksanaan bervariasi antara konservatif hingga tindakan aktif seperti persalinan atau seksio sesarea, tergantung besarnya perdarahan dan kondisi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi ketika plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks uteri dan dapat menyebabkan perdarahan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Kedua kondisi ini membahas gejala, diagnosis, pen
Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan pada kehamilan tua yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks atau ostium uteri. Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi perbaikan cairan dan darah, pemant
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal di dinding rahim sebelum bayi lahir. Hal ini dapat terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin."
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi di setiap usia kehamilan. Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (hamil muda). Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan. Tetapi, yang paling sering adalah abortus. Penyebab lainnya adalah kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Semoga artikel ini membantu :)
Perdarahan pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik, atau mola hidatidosa. Abortus dapat berupa abortus imminens, insipiens, inkomplit, atau komplit. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari observasi, evakuasi manual, hingga infus oksitosin tergantung tingkat keparahan dan usia kehamilan.
Makalah ini membahas tentang solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Makalah ini menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, komplikasi, dan prognosis dari solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa masalah kebidanan seperti solusio plasenta, atonia uteri, dan emboli cairan ketuban. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari korpus uteri setelah 20 minggu kehamilan. Atonia uteri adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi sehingga menyebabkan perdarahan yang tidak terkendali. Emboli cairan ketuban
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Dokumen tersebut membahas tentang kematian janin dalam kandungan yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Ada beberapa klasifikasi dan penyebab plasenta previa. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, penanganan darurat seperti sesar, serta persalinan dengan berbagai metode sesuai kondisi ibu dan janin. Kasus yang diringkas memu
Dokumen tersebut membahas mengenai perdarahan antepartum (APB) yang merupakan masalah umum pada kehamilan. Ada beberapa penyebab APB seperti plasenta previa, solusio plasenta, dan vasa previa. Dokumen ini menjelaskan definisi, patogenesis, diagnosis, klasifikasi, tatalaksana, dan komplikasi masing-masing kondisi tersebut.
1. Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin viable pada umur kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gram.
2. Faktor risiko abortus meliputi kelainan genetik janin, gangguan hormon dan hematologi ibu, infeksi, dan faktor lingkungan.
3. Klasifikasi abortus didasarkan pada tahapan dan gejala klinisnya.
Tiga lokasi kemungkinan kehamilan ektopik pada anak perempuan yang lahir dari ibu yang mengambil DES ialah tiub falopian, ovari, dan abdomen. Kehamilan ektopik disebabkan oleh faktor seperti infeksi, pembedahan sebelum ini, dan penggunaan hormon."
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia 20 minggu atau janin belum mampu hidup di luar rahim. Ada beberapa jenis abortus seperti abortus imminens, insipiens, inkomplit, komplit, missed abortion, infeksiosa, dan habitualis. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan. Pengobatan meliputi observasi, evakuasi, atau antibiotik sesuai kondisi. Kehamilan ektopik adalah implatasi di l
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan janin dan air ketuban, termasuk definisi dan faktor risiko ketuban pecah dini, korioamnionitis, polihidramnion, oligohidramnion, dan IUGR. Tata laksananya meliputi pengobatan, pemantauan, serta risiko komplikasi untuk ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan patologis yang meliputi persalinan lama, faktor risiko, kelainan pada kala I dan II, ekstraksi vakum dan forceps, persalinan preterm, dan kehamilan postterm. Dokumen ini memberikan panduan mengenai definisi, faktor risiko, kriteria diagnosis, dan tata laksana untuk berbagai kondisi persalinan patologis.
Dokumen tersebut membahas mengenai konsep kehamilan dengan kelainan hasil konsepsi, khususnya membahas mengenai kehamilan kembar dan hidramnion (polihidramnion). Dua kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi bagi ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan."
Tumor jinak ovarium dapat berupa kista non-neoplastik seperti kista folikel dan kista luteum, atau tumor kistik seperti kista dermoid dan kista adenoma. Tumor padat ovarium meliputi tumor sel germinal seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa-sel teka, serta tumor stroma seperti fibroma. Pemeriksaan USG dan pencarian marker tumor digunakan untuk diagnosis, sementara tindakan seperti siktektomi dan ovariotomi dilakukan untuk pengob
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan mulai dari kontraksi uterus (his), lapisan dinding uterus, karakteristik his, akibat his, nyeri pada persalinan, hejan perut, sikap dan letak janin, presentasi janin, posisi janin, bentuk pelvis dan pengukurannya."
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis kehamilan melalui tanda-tanda presumtif, tidak pasti, dan pasti kehamilan seperti amenorea, mual, mastodinia, perubahan berat badan, dan ultrasonografi. Tanda-tanda tersebut muncul pada berbagai usia kehamilan dan membantu menentukan apakah seseorang sedang hamil.
Dokumen tersebut membahas anatomi pelvis dan perineum yang mencakup bagian-bagian pelvis beserta ukurannya untuk menilai kelayakan persalinan, serta otot-otot dan ligamen yang membentuk pelvis dan perineum untuk menyangga organ reproduksi dan persalinan.
Dokumen tersebut membahas faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui, termasuk cara menurunkan risiko tersebut dengan terapi ARV ibu dan bayi. Juga dibahas tata lakana untuk ibu dan bayi, kriteria diagnosis HIV pada bayi, serta pemberian makanan untuk bayi yang status HIV-nya belum diketahui atau sudah diketahui positif.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan yang mencakup hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklampsia ringan, superimposed preeklampsia, dan preeklampsia berat beserta kriteria diagnosis dan tata laksananya untuk ibu dan kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat mempengaruhi kondisi umum ibu karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Faktor risiko hiperemesis gravidarum meliputi usia muda atau tua, kehamilan pertama, kehamilan ganda, riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya, riwayat migraine, dan diet tinggi lemak.
- Pendarahan post partum dapat disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, retensi plasenta, sisa plasenta, atau gangguan koagulasi. Tata laksananya meliputi resusitasi, pemberian uterotonika, kompresi bimanual, repair robekan, manual plasenta, dan transfusi darah jika diperlukan. Pendarahan berat dapat mengakibatkan syok yang membutuhkan manajemen intensif.
Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernapasan yang menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia. Penyebabnya antara lain asfiksia wajar, mekanik, traumatik, dan keracunan yang dapat mengakibatkan gangguan stadium pernapasan hingga kematian. Tanda umum asfiksia meliputi sianosis, petechiae, dan busa pada mulut serta hidung.
Traumatologi forensik mempelajari luka dan cedera serta hubungannya dengan kekerasan. Kekerasan dapat bersifat mekanik, fisika, atau kimia. Ada beberapa jenis luka seperti luka lecet, memar, dan luka robek yang disebabkan oleh kekerasan tumpul atau tajam. Karakteristik dan umur setiap luka penting untuk menentukan cara dan waktu terjadinya trauma.
Dokumen tersebut membahas tentang thanatologi, ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dibahas pula definisi istilah kematian, diagnosis mati, tanda-tanda kematian, dan proses yang terjadi setelah kematian seperti algor mortis dan livor mortis."
Dokumen tersebut membahas tentang pembunuhan anak sendiri (infanticide). Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi kasus ini, yaitu ibu, waktu kejadian, dan kondisi psikologis ibu. Dokumen juga menjelaskan berbagai kemungkinan kualifikasi hukum atas perbuatan tersebut, serta cara menentukan apakah bayi dilahirkan hidup atau mati, umur bayi, kemampuan bertahan hidup, tanda-
Antibiotik - Golongan Fluorokuinolon dan Antagonis FolatEvan Permana
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik, yaitu fluorokuinolon dan antagonis folat. Fluorokuinolon bekerja dengan menghambat DNA gyrase dan topoisomerase IV, sehingga menghambat replikasi DNA bakteri. Sedangkan antagonis folat bekerja dengan menghambat sintesis asam folat oleh bakteri melalui inhibisi enzim dihidropteroat sintetase dan dihidrofolat reductase. Kedua golongan antibiotik ini memiliki efek samping
Dokumen tersebut merupakan daftar resep untuk berbagai penyakit sistem saraf, mata, dan psikiatri yang mencakup nama penyakit, terapi yang dianjurkan, dan contoh resep obat.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. DEFINISI
• Plasenta yang terletak abnormal pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi ostium uteri internum
• Klasifikasi
– Plasenta previa totalis : Menutupi semua OUI
– Plasenta previa parsialis : Menutupi sebagian OUI
– Plasenta previa marginalis : Tepi plasenta terletak di pinggir OUI
– Plasenta previa letak rendah : Tepi plasenta terletak di sekitar 2
cm dari OUI
4.
5. FAKTOR RISIKO
• Kehamilan pada umur yang terlalu tua (> 35 tahun)
• Multipara, terutama jika paritas ≥ 5
• Riwayat section cesarea sebelumnya
• Kehamilan kembar
– Ukuran plasenta yang terlalu besar
• Merokok
– Hipoksemia akibat karbon monoksida pada asap rokok
menyebabkan hipertrofi plasenta
6. PATOFISIOLOGI
• Isthmus uteri melebar menjadi segmen bawah rahim Semakin
tipis Pelepasan plasenta dari desidua Pendarahan
• Saat dilatasi dan pendataran serviks, terdapat bagian plasenta
yang terlepas Pendarahan
• Penyebab pendarahan
– Elemen otot pada segmen bawah rahim dan serviks sangat
sedikit Tidak dapat berkontraksi Tidak dapat menutup
pembuluh darah
7. ANAMNESIS
• Pendarahan pervaginam yang tidak nyeri pada trimester akhir
– Pendarahan pertama tidak banyak dan berhenti sendiri
– Pendarahan ulang muncul beberapa waktu kemudian
– Setiap pendarahan ulang, volume darah selalu lebih banyak
bahkan seperti mengalir
• Pada plasenta previa letak rendah, pendarahan dimulai saat
dalam persalinan
• Darah segar yang keluar sesuai dengan derajat anemia
8. PEMERIKSAAN FISIK
• Janin biasanya masih hidup
• Tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan
• Bagian terendah janin belum masuk ke PAP (floating head)
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG transabdominal Vesica urinaria harus kosong
– Menentukan letak plasenta
– Menentukan lokasi insisi operasi
• Double set-up examination
– Dilakukan di ruang operasi dengan persiapan untuk section
cesarea emergency
– Pasien dalam posisi litotomi, 2 jari telunjuk dan jari tengah
meraba forniks posterior untuk menentukan letak plasenta
– Jarang dilakukan karena sudah tersedia USG transabdominal
10.
11. TATA LAKSANA UMUM
• Resusitasi cairan dengan NaCl 0,9% atau Ringer laktat
• Menilai jumlah pendarahan
• Jangan melakukan pemeriksaan dalam tanpa persiapan section
cesarea karena dapat memperberat pendarahan
– Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati – hati untuk
menentukan sumber pendarahan
12. TATA LAKSANA KHUSUS
• Manajemen pasif
– Kehamilan preterm dengan
pendarahan sedikit dan
dapat berhenti
– Belum in partu
– Kondisi ibu cukup baik
– Kadar Hb ≥ 8
– Janin masih hidup dan
kondisinya baik
• Manajemen aktif
– Kehamilan aterm
– Janin mati atau terdapat
kelainan kongenital berat
– Pendarahan aktif dan
banyak tanpa memandang
umur kehamilan
– Sudah in partu
13. MANAJEMEN PASIF
• Rawat inap, tirah baring, observasi dalam 24 jam
• Tokolitik apabila terdapat kontraksi
– MgSO4 dosis awal 4 gram IV kemudian 4 gram setiap 6 jam
– Nifedipin 20 mg 3 kali sehari
• Kortikosteroid pada umur kehamilan < 34 minggu
– Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
– Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
• Tablet tambah darah untuk mengatasi anemia
14. MANAJEMEN AKTIF
• Syarat persalinan pervaginam
– Plasenta letak rendah
– Pendarahan sangat sedikit
– Presentasi kepala
• Jika tidak memenuhi syarat, maka lakukan section secarea
• Jika saat section cesarea terjadi pendarahan dari plasenta, maka
– Jahit lokasi pendarahan dengan benang
– Infus oksitosisn 10 IU dalam 500 ml NS atau RL dengan
kecepatan 60 tetes/menit
15. KOMPLIKASI
• Komplikasi ibu
– Anemia, syok hypovolemia
– Plasenta akreta : Vili
chorialis masuk sampai ke
dalam myometrium
– Rupture uteri
– Solusio plasenta
– Infeksi
• Komplikasi janin
– Asfiksia dan gawat janin
– Intrauterine fetal death
– Persalinan prematur
17. DEFINISI
• Terlepasnya sebagian atau semua bagian plasenta dari
endometrium sebelum waktunya
– Lebih berbahaya daripada plasent previa karena dapat
mengurangi aliran darah utero-plasenta Hipoksia janin
• Klasifikasi
– Solusio plasenta totalis : Semua bagian plasenta lepas
– Solusio plasenta parsialis : Sebagian plasenta lepas
– Rupture sinus marginalis : Bagian tepi plasenta lepas
18. FAKTOR RISIKO
• Kehamilan pada umur yang terlalu muda atau terlalu tua
• Primipara, single parent, riwayat solusio plasenta sebelumnya
• Faktor fisik
– Trauma abdomen saat hamil misalnya karena kecelakaan
– Versi luar pada presentasi bokong
• Faktor kelainan uterus
– Leiomyoma uteri di belakang plasenta
19. • Faktor penyakit ibu
– Ketuban pecah dini dan korioamnionitis
– Preeklampsia dan hipertensi kronis
– Gangguan koagulasi dan trombofilia
• Faktor iatrogenik
– Merokok, konsumsi kokain
20. PATOFISIOLOGI
• Revealed haemorrhage : Darah mengalir ke canalis servicalis dan
keluar melalui vagina
• Concealed haemorrhage : Darah tidak keluar melalui vagina dan
membentuk hematoma retroplasenta
– Terdapat bagian plasenta yang melekat pada dinding rahim
– Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim
– Pendarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput
ketuban pecah
– Bagian terbawah janin melekat erat pada segmen bawah rahim
21.
22. ANAMNESIS
• Pendarahan pervaginam yang nyeri
– Darah berwarna hitam dan cair
• Nyeri abdomen dan nyeri uterus
• Anemia berat dan syok hypovolemia yang tidak sesuai dengan
tingkat pendarahan
23. PEMERIKSAAN FISIK
• Tinggi fundus uteri lebih tinggi daripada umur kehamilan karena
akumulasi darah retroplasenta
• Uterus in bois / wooden uterus
– Uterus tegang karena kontraksi terus – menerus (hipertonus)
• DJJ menurun sampai hilang, bagian janin tidak teraba, gawat janin
• Nyeri tekan pada lokasi terlepasnya plasenta
• Cairan amnion yang bercampur dara
24. Ringan Sedang Berat
Syok Tidak Mulai muncul Ya
Uterus tegang Tidak Ya Ya
Luas placenta 1/6 1/6 – 2/3 > 2/3
Nyeri abdomen Ringan Terus - menerus Sangat nyeri
Uterus Sedikit tegang Tegang
Keras seperti
papan (wooden)
Bagian janin Dapat dikenali Sulit dikenali
Tidak dapat
dikenali
Pendarahan < 250 ml 250 – 1000 ml > 1000 ml
Warna darah Merah tua Merah tua Gelap
Kondisi janin Hidup Gawat janin Meninggal
Fibrinogen > 350 mg% 150 – 250 mg% < 150 mg%
25. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG transabdominal
– Membedakan dengan plasenta previa
– Tetapi gambaran solusio plasenta sulit dibedakan dengan
kondisi normal
• USG color Doppler
– Tidak terdapat aliran darah yang aktif
26. TATA LAKSANA UMUM
• Harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
• Resusitasi cairan dengan NaCl 0,9% atau Ringer laktat
• Transfusi darah apabila anemia berat
27. TATA LAKSANA KHUSUS
• Pendarahan hebat dengan syok Persalinan segera
– Pembukaan lengkap : Ekstraksi vakum
– Pembukaan belum lengkap : Sectio secarea
• Pendarahan ringan atau sedang tanpa syok Tergantung DJJ
– DJJ normal : Sectio secarea
– DJJ tidak terdengar tetapi denyut nadi dan tekanan darah ibu
normal : Pertimbangkan persalinan pervaginam
– DJJ tidak terdengar serta denyut nadi dan tekanan darah ibu
bermasalah : Amniotomi kemudian infus oksitosin atau SC
– Fetal tachycardia atau bradycardia : Persalinan pervaginam
segera atau section secarea
28. KOMPLIKASI
• Komplikasi ibu
– Anemia, syok hypovolemia
– DIC karena pelepasan
tromboplastin yang cukup
banyak akibat hematoma
– Koagulopati konsumtif
karena defisiensi fibrinogen
– Gagal ginjal akut
– Uterus Couvelaire : Infiltrasi
darah pada myometrium
• Komplikasi janin
– Intrauterine fetal death
– Persalinan premature
– Gawat janin