Dokumen tersebut membahas tentang thanatologi, ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dibahas pula definisi istilah kematian, diagnosis mati, tanda-tanda kematian, dan proses yang terjadi setelah kematian seperti algor mortis dan livor mortis."
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi pada tulang belakang seperti spondilitis, spondiloartrosis, dan spondilolistesis. Spondilitis adalah inflamasi pada tulang belakang yang biasanya disebabkan infeksi atau imunitas. Spondiloartrosis adalah degenerasi sendi belakang. Spondilolistesis terjadi ketika satu tulang belakang tergeser ke depan. Dokumen ini menjelaskan gejala klinis dan gambaran radiologi d
1. Atelektasis adalah kondisi paru atau sebagian paru yang tidak berkembang sempurna sehingga tidak berisi udara.
2. Penyebabnya antara lain penyumbatan bronkus, tekanan luar, dan gangguan pernapasan.
3. Pada radiologi tampak penurunan volume paru, pergeseran mediastinum dan fissura.
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Berikut adalah ringkasan dokumen laporan kasus Tinea (Pityriasis) versicolor dalam 3 kalimat:
Kasus seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan bercak kulit di dada yang muncul sejak 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan skuama hipopigmentasi dan hiperpigmentasi di dada. Diagnosis yang didiagnosis adalah Tinea (Pityriasis) versicolor berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas tentang edema paru, yaitu penimbunan cairan di jaringan interstisial dan alveolus paru yang disebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah paru. Edema paru dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik, perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler, atau gangguan sistem limfatik. Gejala klinisnya antara lain sesak napas, batuk, dan hip
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi pada tulang belakang seperti spondilitis, spondiloartrosis, dan spondilolistesis. Spondilitis adalah inflamasi pada tulang belakang yang biasanya disebabkan infeksi atau imunitas. Spondiloartrosis adalah degenerasi sendi belakang. Spondilolistesis terjadi ketika satu tulang belakang tergeser ke depan. Dokumen ini menjelaskan gejala klinis dan gambaran radiologi d
1. Atelektasis adalah kondisi paru atau sebagian paru yang tidak berkembang sempurna sehingga tidak berisi udara.
2. Penyebabnya antara lain penyumbatan bronkus, tekanan luar, dan gangguan pernapasan.
3. Pada radiologi tampak penurunan volume paru, pergeseran mediastinum dan fissura.
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Berikut adalah ringkasan dokumen laporan kasus Tinea (Pityriasis) versicolor dalam 3 kalimat:
Kasus seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan bercak kulit di dada yang muncul sejak 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan skuama hipopigmentasi dan hiperpigmentasi di dada. Diagnosis yang didiagnosis adalah Tinea (Pityriasis) versicolor berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas tentang edema paru, yaitu penimbunan cairan di jaringan interstisial dan alveolus paru yang disebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah paru. Edema paru dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik, perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler, atau gangguan sistem limfatik. Gejala klinisnya antara lain sesak napas, batuk, dan hip
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebih di antara lapisan tunika vaginalis testis yang dapat terjadi pada bayi akibat belum menutupnya prosesus vaginalis. Pada bayi, hidrokel cenderung sembuh sendiri pada usia 2 tahun, namun jika tidak sembuh atau semakin membesar diperlukan operasi. Tindakan operasi hidrokel pada anak meliputi insisi kantung prosesus vaginalis dan ligasi untuk mencegah ak
Hiperplasia prostat benigna merupakan pembesaran prostat yang tidak kanker yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jaringan prostat. Gejala yang muncul antara lain gangguan buang air kecil dan iritasi kandung kemih. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik rektal, skor IPSS, pemeriksaan laboratorium seperti PSA dan urinalisis, serta pemeriksaan gambar seperti USG. Terapi yang d
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Pasien wanita berusia 35 tahun dengan keluhan nyeri dan panas di perut bagian bawah saat buang air kecil selama 3 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan sensitivitas di area suprapubik dan hasil laboratorium mengindikasikan infeksi saluran kemih.
Hernia adalah kelainan dimana organ atau jaringan menonjol melalui celah pada dinding yang mengelilinginya. Hernia paling sering terjadi pada dinding perut, terutama di area inggu, paha, dan pusar. Hernia dibagi berdasarkan etiologi, penampakan, lokasi anatomi, sifat, dan klinis. Pemeriksaan hernia meliputi inspeksi, palpasi, dan manuver-manuver seperti Valsalva. Tatalaksana hernia mel
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Laporan kasus ini membahas tentang skabies pada seorang pelajar berusia 18 tahun. Pasien mengeluhkan luka dan gatal pada sela-sela jari tangan dan kaki. Pemeriksaan fisik menemukan papula eritematosa dan skuama tipis pada tangan dan kaki. Diagnosis skabies dengan infeksi sekunder ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan dilakukan dengan obat anti skabies topikal dan
Dokumen tersebut membahas tentang pembunuhan anak sendiri (infanticide). Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi kasus ini, yaitu ibu, waktu kejadian, dan kondisi psikologis ibu. Dokumen juga menjelaskan berbagai kemungkinan kualifikasi hukum atas perbuatan tersebut, serta cara menentukan apakah bayi dilahirkan hidup atau mati, umur bayi, kemampuan bertahan hidup, tanda-
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang aturan semester 2 mata pelajaran biologi dan sistem peredaran darah manusia, termasuk jantung, pembuluh darah, peredaran darah, tekanan darah, golongan darah, dan faktor yang mempengaruhi denyut jantung serta gangguan pada sistem peredaran darah.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebih di antara lapisan tunika vaginalis testis yang dapat terjadi pada bayi akibat belum menutupnya prosesus vaginalis. Pada bayi, hidrokel cenderung sembuh sendiri pada usia 2 tahun, namun jika tidak sembuh atau semakin membesar diperlukan operasi. Tindakan operasi hidrokel pada anak meliputi insisi kantung prosesus vaginalis dan ligasi untuk mencegah ak
Hiperplasia prostat benigna merupakan pembesaran prostat yang tidak kanker yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jaringan prostat. Gejala yang muncul antara lain gangguan buang air kecil dan iritasi kandung kemih. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik rektal, skor IPSS, pemeriksaan laboratorium seperti PSA dan urinalisis, serta pemeriksaan gambar seperti USG. Terapi yang d
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Pasien wanita berusia 35 tahun dengan keluhan nyeri dan panas di perut bagian bawah saat buang air kecil selama 3 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan sensitivitas di area suprapubik dan hasil laboratorium mengindikasikan infeksi saluran kemih.
Hernia adalah kelainan dimana organ atau jaringan menonjol melalui celah pada dinding yang mengelilinginya. Hernia paling sering terjadi pada dinding perut, terutama di area inggu, paha, dan pusar. Hernia dibagi berdasarkan etiologi, penampakan, lokasi anatomi, sifat, dan klinis. Pemeriksaan hernia meliputi inspeksi, palpasi, dan manuver-manuver seperti Valsalva. Tatalaksana hernia mel
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Laporan kasus ini membahas tentang skabies pada seorang pelajar berusia 18 tahun. Pasien mengeluhkan luka dan gatal pada sela-sela jari tangan dan kaki. Pemeriksaan fisik menemukan papula eritematosa dan skuama tipis pada tangan dan kaki. Diagnosis skabies dengan infeksi sekunder ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan dilakukan dengan obat anti skabies topikal dan
Dokumen tersebut membahas tentang pembunuhan anak sendiri (infanticide). Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi kasus ini, yaitu ibu, waktu kejadian, dan kondisi psikologis ibu. Dokumen juga menjelaskan berbagai kemungkinan kualifikasi hukum atas perbuatan tersebut, serta cara menentukan apakah bayi dilahirkan hidup atau mati, umur bayi, kemampuan bertahan hidup, tanda-
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang aturan semester 2 mata pelajaran biologi dan sistem peredaran darah manusia, termasuk jantung, pembuluh darah, peredaran darah, tekanan darah, golongan darah, dan faktor yang mempengaruhi denyut jantung serta gangguan pada sistem peredaran darah.
FOLLOW ME : @Nana_Karina11
makalah untuk memenuhi kriteria tugas Tanda-Tanda Vital SMK KESEHATAN VISI GLOBAL.
Niken ariesti P
rachma dina f
putri febriana s
raditya karina s
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Definisi dan tujuan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) untuk menjaga aliran darah dan udara ke jantung dan paru-paru
2. Langkah-langkah dasar CPR meliputi pembukaan saluran pernafasan, pemberian nafas buatan, dan tekanan dada
3. Faktor risiko dan tanda-tanda penyakit jantung seperti serangan jantung dan stroke serta penyebab kematian mendadak
SOP dan definisi perawatan klien meninggalnew.pptxTeguhSetiawan64
Perawatan jenazah merupakan tindakan penting yang harus dilakukan oleh perawat setelah kematian pasien. Tindakan ini bertujuan untuk membersihkan tubuh jenazah dari peralatan medis, menghormati jenazah, dan mencegah penyebaran infeksi. Perawatan jenazah meliputi melepaskan peralatan medis, membersihkan tubuh, memakaikan label identitas, serta merapikan penampilan jenazah sebelum diserahkan kep
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai laporan kasus seorang pasien wanita berusia 27 tahun dengan keluhan sakit panggul dan tungkai yang dirujuk ke poli RSOB. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menemukan anemia dan diagnosis stroke hemoragik. Pasien diberikan terapi obat-obatan dan prognosisnya dinilai kurang baik.
Spondilitis tuberkulosis adalah peradangan granulomatosa di tulang vertebrae yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan berlangsung kronis serta destruktif. Penyakit ini dapat menyebabkan deformitas tulang belakang seperti kifosis dan paraplegia jika tidak ditangani dengan tepat. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pencitraan seperti CT scan atau MRI. Penatalaksanaannya meliputi terapi konserv
Tumor jinak ovarium dapat berupa kista non-neoplastik seperti kista folikel dan kista luteum, atau tumor kistik seperti kista dermoid dan kista adenoma. Tumor padat ovarium meliputi tumor sel germinal seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa-sel teka, serta tumor stroma seperti fibroma. Pemeriksaan USG dan pencarian marker tumor digunakan untuk diagnosis, sementara tindakan seperti siktektomi dan ovariotomi dilakukan untuk pengob
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan mulai dari kontraksi uterus (his), lapisan dinding uterus, karakteristik his, akibat his, nyeri pada persalinan, hejan perut, sikap dan letak janin, presentasi janin, posisi janin, bentuk pelvis dan pengukurannya."
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis kehamilan melalui tanda-tanda presumtif, tidak pasti, dan pasti kehamilan seperti amenorea, mual, mastodinia, perubahan berat badan, dan ultrasonografi. Tanda-tanda tersebut muncul pada berbagai usia kehamilan dan membantu menentukan apakah seseorang sedang hamil.
Dokumen tersebut membahas anatomi pelvis dan perineum yang mencakup bagian-bagian pelvis beserta ukurannya untuk menilai kelayakan persalinan, serta otot-otot dan ligamen yang membentuk pelvis dan perineum untuk menyangga organ reproduksi dan persalinan.
Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta terletak terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau mendekati mulut rahim. Pendarahan vagina sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Tindakan yang dianjurkan adalah rawat inap, observasi, dan persalinan melalui operasi sesar jika diperlukan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim yang dap
1. Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin viable pada umur kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gram.
2. Faktor risiko abortus meliputi kelainan genetik janin, gangguan hormon dan hematologi ibu, infeksi, dan faktor lingkungan.
3. Klasifikasi abortus didasarkan pada tahapan dan gejala klinisnya.
Dokumen tersebut membahas faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui, termasuk cara menurunkan risiko tersebut dengan terapi ARV ibu dan bayi. Juga dibahas tata lakana untuk ibu dan bayi, kriteria diagnosis HIV pada bayi, serta pemberian makanan untuk bayi yang status HIV-nya belum diketahui atau sudah diketahui positif.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan yang mencakup hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklampsia ringan, superimposed preeklampsia, dan preeklampsia berat beserta kriteria diagnosis dan tata laksananya untuk ibu dan kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat mempengaruhi kondisi umum ibu karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Faktor risiko hiperemesis gravidarum meliputi usia muda atau tua, kehamilan pertama, kehamilan ganda, riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya, riwayat migraine, dan diet tinggi lemak.
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan patologis yang meliputi persalinan lama, faktor risiko, kelainan pada kala I dan II, ekstraksi vakum dan forceps, persalinan preterm, dan kehamilan postterm. Dokumen ini memberikan panduan mengenai definisi, faktor risiko, kriteria diagnosis, dan tata laksana untuk berbagai kondisi persalinan patologis.
- Pendarahan post partum dapat disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, retensi plasenta, sisa plasenta, atau gangguan koagulasi. Tata laksananya meliputi resusitasi, pemberian uterotonika, kompresi bimanual, repair robekan, manual plasenta, dan transfusi darah jika diperlukan. Pendarahan berat dapat mengakibatkan syok yang membutuhkan manajemen intensif.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan janin dan air ketuban, termasuk definisi dan faktor risiko ketuban pecah dini, korioamnionitis, polihidramnion, oligohidramnion, dan IUGR. Tata laksananya meliputi pengobatan, pemantauan, serta risiko komplikasi untuk ibu dan janin.
Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernapasan yang menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia. Penyebabnya antara lain asfiksia wajar, mekanik, traumatik, dan keracunan yang dapat mengakibatkan gangguan stadium pernapasan hingga kematian. Tanda umum asfiksia meliputi sianosis, petechiae, dan busa pada mulut serta hidung.
Traumatologi forensik mempelajari luka dan cedera serta hubungannya dengan kekerasan. Kekerasan dapat bersifat mekanik, fisika, atau kimia. Ada beberapa jenis luka seperti luka lecet, memar, dan luka robek yang disebabkan oleh kekerasan tumpul atau tajam. Karakteristik dan umur setiap luka penting untuk menentukan cara dan waktu terjadinya trauma.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. DEFINISI
Berasal dari kata thanatos (kematian) dan logos (ilmu)
Ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi
setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut
Fungsi thanatology
• Menegakkan diagnosis mati
• Memperkirakan waktu kematian
• Menentukan cara kematian
• Mengetahui sebab kematian
3. ISTILAH KEMATIAN
Mati somatic / mati klinis
• Berhentinya fungsi ketiga system penunjang kehidupan secara
menetap (irreversible)
• Sistem saraf pusat, system kardiovaskular, system pernapasan
Mati suri / apparent death / suspended animation
• Penurunan fungsi organ vital sampai taraf minimal yang reversible
• Berhentinya fungsi ketiga system penunjang kehidupan menurut alat
kedokteran sederhana Dengan alat kedokteran modern, ketiga
system tersebut masih berfungsi
• Misalnya pada keracunan obat tidur, sengatan listrik, tenggelam
4. Mati seluler / mati molecular
• Kematian sel dari organ atau jaringan yang muncul beberapa saat
setelah mati somatic
• Daya tahan hidup setiap organ atau jaringan berbeda sehingga mati
seluler tidak terjadi bersamaan
Mati serebral
• Kerusakan kedua hemispherium cerebri secara irreversible, kecuali
batang otak dan cerebellum
• System pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan
bantuan alat Seperti mayat hidup
5. Mati batang otak / mati otak
• Kerusakan semua neuron intracranial secara irreversible termasuk
batang otak dan cerebellum
• Secara keseluruhan, tidak dapat dinyatakan hidup lagi sehingga
penggunaan alat bantu dapat dihentikan
6. DIAGNOSIS MATI BATANG OTAK
Tahap pertama
• Memastikan bahwa penyebab koma adalah kerusakan struktural otak
yang irreversible seperti hipoksia, trauma, keracunan
Tahap kedua
• Menyingkirkan penyebab koma yang reversible
• Hipotermia berat (< 320C), penggunaan obat sedatif-hipnotik,
gangguan metabolic atau endokrin, dan intoksikasi alkohol
Tahap ketiga Lihat kriteria diagnosis
• Menunjukkan bahwa sudah tidak terdapat reflex batang otak dan
pasien tidak bernapas meskipun diberikan stimulus yang kuat
7. KRITERIA DIAGNOSIS
Koma
Tidak terdapat sikap abnormal seperti dekortikasi atau deserebrasi
Tidak terdapat reflex batang otak Kelima reflex harus negatif
• Refleks pupil (aff N. II eff N. III)
• Refleks kornea (aff N. V eff N. VII)
• Refleks vestibule-ocular (aff N. VIII eff N. V, N. VI) dengan tes kalori
• Refleks grimace (aff N. V eff N. VII)
• Refleks batuk atau muntah (aff N. IX eff N. X)
Tidak bernapas spontan
• Tes apnea negatif
8. CARA, SEBAB, DAN MEKANISME
Cara kematian / manner of death Jenis kejadian
• Wajar : Hanya karena penyakit
• Tidak wajar : Pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan
Sebab kematian / cause of death
• Penyakit
• Trauma
• Keracunan
Mekanisme kematian / mechanism of death Gangguan fisiologi
• Asfiksia, pendarahan, emboli, kerusakan organ vital, reflex vagal
9. TANDA KEMATIAN
Fase awal / tanda tidak pasti
• Berhentinya system
pernapasan (10 menit)
• Berhentinya system
kardiovaskular (15 menit)
• Perubahan pada mata
• Kepucatan pada kulit
• Relaksasi primer
Fase lanjut / tanda pasti
• Algor mortis (penurunan suhu)
• Livor mortis (lebam mayat)
• Rigor mortis (kaku mayat)
• Putrefaction (pembusukan)
• Maserasi
• Mumifikasi (pengeringan)
• Adiposera (saponifikasi)
11. BERHENTINYA SISTEM PERNAPASAN
Inspeksi : Gerakan dinding dada (-/-)
Palpasi : Pengembangan dinding dada (-/-)
Auskultasi : Suara dasar vesicular (-/-)
Pemeriksaan khusus
• Tes Winslow : Tidak terdapat getaran air saat baskom yang berisi air
diletakkan di atas dada atau perut
• Tes bulu : Bulu burung tidak bergerak saat diletakkan di depan lubang
hidung atau mulut
• Tes cermin : Tidak tampak uap air pada kaca saat diletakkan di depan
lubang hidung atau mulut
12. BERHENTINYA SISTEM
KARDIOVASKULAR
Palpasi
• Denyut a. radialis, a. brachialis, a. femoralis, dan a. carotis tidak
teraba selama minimal 15 menit
Auskultasi
• Suara jantung (-) selama minimal 10 menit
• Tekanan darah tidak terukur dengan stetoskop atau per palpasi
EKG
• Flat atau asystole
13. Pemeriksaan khusus
Cara Pemeriksaan Hidup Meninggal
Tes Diaphanous
Di ruangan yang gelap,
sorotkan lampu pada
jaringan interdigitalis
Merah translusent Kuning pucat
Tes Magnus
Ikat pangkal jari sedemikian
rupa sampai menghambat
aliran vena tanpa
menghambat aliran arteri
Sianosis dan edema Tidak berubah
Tes Icard Injeksi zat fluoresen 1 ml SC Kulit tampak hijau Tidak berubah
Cut test Insisi a. radialis Keluar darah pulsatil Darah tidak keluar
14. BERHENTINYA SISTEM SARAF
Semua reflex fisiologis (-/-)
Refleks batang otak (-)
Gerakan tubuh (-)
Tonus otot (-)
EEG mendatar
15. KEPUCATAN PADA KULIT
Disebabkan oleh aliran darah berhenti dan darah turun ke bagian yang
lebih rendah di pembuluh darah
16. RELAKSASI OTOT PRIMER
Sistem saraf pusat berhenti Tidak dapat menghantarkan impuls ke
otot Tidak terdapat potensial aksi Otot relaksasi (flaccid)
Ditandai oleh
• Relaksasi otot wajah menyebabkan jenazah tampak lebih muda
• Rahang turun sehingga mulut akan terbuka
• Dinding dada collapse
• Ekstremitas terasa lebih berat saat diangkat
• Pendataran bagian tubuh yang tertekan, misalnya bokong
17. PERUBAHAN MATA
Pandangan mata kosong dan hanya terfiksasi pada satu titik
Tonus otot hilang sehingga mata biasanya menutup
Perubahan sklera : Tache Norie sclerotiques
• Sklera berwarna coklat kehitaman seperti hematoma
• Muncul dalam waktu 8 – 10 jam post mortem
Perubahan kornea
• Kornea menjadi keruh dalam waktu 10 – 12 jam post mortem
• Kekeruhan awalnya dapat hilang dengan air tetapi lama – kelamaan
tidak dapat hilang dengan air
• Refleks kornea negatif
18. Perubahan pupil
• Fixed and dilated pupil
• Refleks pupil negatif
• Diameter pupil tidak berhubungan dengan waktu kematian
Tekanan intraocular menurun sehingga bola mata menjadi lunak,
mengerut, dan tampak tenggelam
19. PERUBAHAN RETINA
Gambaran Fundoskopi
Segera Segmentasi vena (truckling phenomenon)
2 jam
• Retina tampak pucat
• Daerah di sekitar discus opticus tampak kuning
• Pola vascular koroid masih tampak
3 jam Koroid tampak pucat secara bertahap
5 jam Koroid tampak homogeny dan lebih pucat
6 jam
• Batas discus opticus tampak kabur
• Segmentasi pembuluh darah besar
• Pembuluh darah kecil tidak tampak
12 jam Discus opticus hanya diketahui melalui konvergensi pembuluh darah
15 jam Hanya tampak macula yang berwarna coklat gelap
22. DEFINISI
Penurunan suhu tubuh setelah kematian karena proses perpindahan
panas melalui konduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi
Grafik penurunan suhu berbentuk sigmoid atau seperti huruf S
Penyebab
• Perbedaan suhu antara jenazah dengan lingkungan
• Metabolisme tubuh berhenti sehingga tidak terjadi thermogenesis
• Tidak terdapat aliran darah untuk meratakan panas
24. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Perbedaan suhu antara jenazah dengan lingkungan
• Semakin besar, maka penurunan suhu semakin cepat
Suhu tubuh saat meninggal
• Suhu tubuh yang tinggi memperlambat penurunan suhu
Aliran udara
• Aliran udara yang baik mengalirkan lebih banyak udara dingin
sehingga mempercepat penurunan suhu
Kelembapan udara
• Semakin tinggi, maka penurunan suhu semakin lambat
25. Komposisi tubuh
• Penurunan suhu lebih cepat pada anak – anak karena memiliki luas
permukaan tubuh yang luas
• Penurunan suhu lebih lambat pada orang gemuk karena lemak
berfungsi sebagai isolator dan mempertahankan panas
Aktivitas sebelum meninggal
• Aktivitas berat dapat memperlambat penurunan suhu
Sebab kematian
• Sepsis atau bakteremia menyebabkan suhu tubuh meningkat saat
meninggal dan memperlambat penurunan suhu
26. Pakaian
• Pakaian yang tipis mempercepat penurunan suhu
Media pembuangan (hukum Casper)
• Rasio kecepatan penurunan suhu pada air : udara : tanah = 4 : 2 : 1
Posisi tubuh saat meninggal
• Posisi telentang mempercepat penurunan suhu
27. SKALA WAKTU
Perkiraan waktu kematian = 370C – suhu rectal jenazah + 3
Misalnya suhu rectal jenazah 350C
• Perkiraan waktu kematian = 37 – 35 + 3 = 5 jam
• Jadi jenazah sudah meninggal sejak 5 jam yang lalu
28. LIVOR MORTIS
LEBAM MAYAT / POST MORTEM LIVIDITY / HYPOSTASIS /
POST MORTEM SUGGILATION / STAINNING
29. PATOFISIOLOGI
Aliran darah berhenti Stagnasi aliran darah Eritrosit menempati
bagian terbawah karena gaya gravitasi Membentuk bercak berwarna
merah kebiruan (livide)
Lokasi
• Bagian terbawah tubuh, kecuali bagian yang tertekan alas keras dan
tertekan oleh pakaian
• Jika terdapat penekanan, maka pembuluh darah akan menutup
sehingga tidak terisi oleh eritrosit
30. SKALA WAKTU
Mulai muncul : 20 – 30 menit post mortem
• Dimulai dengan bercak – bercak berwarna ungu
• Semakin lama, intensitasnya semakin kuat dan saling bergabung
Lebam hilang dengan penenakan : 30 menit – 8 jam post mortem
• Lebam masih dapat berpindah apabila posisi jenazah berubah
• Disebabkan oleh kapiler di bagian terbawah belum terisi semuanya
oleh darah Eritrosit bergerak ke bagian tersebut
31. Lebam tidak hilang dengan penekanan : 8 – 12 post mortem
• Lebam sudah menetap dan tidak dapat berpindah apabila posisi
jenazah berubah (terfiksasi)
• Disebabkan oleh kapiler sudah terisi penuh oleh darah dan kekakuan
dinding pembuluh darah Eritrosit sulit bergerak
32.
33. LOKASI LEBAM MAYAT
Posisi telentang
• Bagian belakang kepala, bagian ekstensor lengan, punggung, bagian
fleksor tungkai, ujung jari di bawah kuku
• Tidak terdapat di daerah scapula, bokong, dan bekas tempat dasi
Posisi tengkurap
• Dahi, pipi, dagu, dada, bagian fleksor lengan, bagian ekstensor tungka
Posisi menggantung
• Bagian distal tangan dan kaki (glove and stocking), organ genital luar
34. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Posisi tubuh
• Fixed and undisturbed position is essential for formation of lividity
Pendarahan dan anemia
• Lebam mayat tidak terlalu jelas karena kadar Hb rendah
Viskositas darah
• Semakin kental, maka lebam mayat muncul semakin cepat
Suhu
• Suhu dingin menghambat fiksasi lebam mayat sehingga tidak akurat
untuk memperkirakan waktu kematian
36. WARNA KHUSUS
Warna Mekanisme
Karbon monoksida Merah terang Karboksihemoglobin
Sianida, fluoroasetat Merah terang
Inhibitor sitokrom oksidase Oksigen
tidak dapat masuk ke dalam sel
Suhu dingin Merah terang
• Disosiasi oksiHb terhambat
• Retensi oksiHb di jaringan
Fosfor, klorat, nitrat,
nitrit, anilin
Coklat gelap Methemoglobin
Hidrogen sulfida Hijau kebiruan Sulfhemoglobin
Karbon dioksida Biru Deoksihemoglobin
Asfiksia Biru gelap
Opium Hitam
39. PATOFISIOLOGI
Relaksasi primer
• Sistem saraf pusat berhenti Tidak dapat menghantarkan impuls ke
otot Tidak terdapat potensial aksi Otot relaksasi (flaccid)
• Masih terdapat glikogen untuk sintesis ATP
Rigor mortis
• Glikogen habis ATP tidak terbentuk Ikatan aktin-myosin tidak
terlepas Kontraksi otot terus – menerus
Relaksasi sekunder
• Disebabkan oleh destruksi protein otot dan dekomposisi
40.
41. SKALA WAKTU : RULE OF 12
Rigor mortis maksimal terjadi 12 jam post mortem
• Sentripetal : Dimulai dari otot kecil kemudian ke otot besar
• Craniocaudal : Menyebar dari atas ke bawah
Dipertahankan selama 12 jam
Menghilang 12 jam kemudian (24 – 36 jam post mortem)
• Dengan urutan yang sama seperti kemunculannya
42.
43. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Umur
• Janin, anak – anak, usia lanjut : Muncul cepat, hilang cepat, dan
intensitas lemah karena glikogen sedikit
• Dewasa : Muncul lambat dan hilang lama
Kondisi fisik
• Otot besar dan gizi baik : Muncul lambat dan hilang lama
• Otot kecil dan gizi buruk : Muncul cepat dan hilang cepat
Iklim dan cuaca
• Cuaca panas : Muncul cepat dan hilang cepat
• Cuaca dingin : Muncul lambat dan hilang lama
44. Sebab kematian
• Muncul cepat dan hilang cepat : Tersambar petir dan wasting disease
seperti kanker, uremia, kejang, gagal ginjal kronis, hiperpireksia
• Muncul lambat : Asfiksia, stroke, hipotermia
• Muncul cepat dan hilang lama : Keracunan striknin dan HCN
Kondisi otot sebelum meninggal
• Relaksasi : Muncul lambat dan hilang lama
• Kontraksi dan exhausted : Muncul cepat dan hilang cepat
45. CADAVERIC SPASM
Kekakuan otot yang sangat kuat tanpa didahului relaksasi primer
Hanya melibatkan sekelompok otot terutama otot anggota gerak
Berhubungan dengan kematian yang tragis (violent death)
Dapat menunjukkan cara kematian misalnya
• Jari tangan mengenggam tumbuhan air saat tenggelam
• Jari tangan mengenggam senjata untuk bunuh diri
• Jari tangan mengenggam rumput dan ranting saat jatuh dari gunung
46.
47. HEAT STIFFENING
Paparan suhu tinggi (> 750C) atau sengatan listik Koagulasi protein
otot Kontraksi otot dan otot menjadi kaku
Disertai tanda – tanda trauma panas
• Luka lecet, bullae, luka bakar, current mark
• Pugilistic attitude pada kasus mati terbakar
48. COLD STIFFENING
Paparan suhu dingin Pembekuan cairan tubuh dan lemak Otot
menjadi kaku seperti rigor mortis
Jika sendi ditekuk, maka akan terdengar suara seperti es yang pecah
Jika dipindahkan ke tempat yang hangat, maka kaku otot akan hilang
secara bertahap dan diikuti oleh rigor mortis
50. PATOFISIOLOGI
Proses degradasi jaringan akibat autolisis dan aktivitas bakteri
Autolisis
• Perlunakan dan pencairan jaringan dalam kondisi steril
• Disebabkan oleh enzim yang dilepaskan oleh sel setelah mati
• Hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan
Aktivitas bakteri
• Sebagian besar berasal dari usus besar, terutama Clostridium welchii
• Menghasilkan gas alkane, H2S, HCN, CO2, amonia
51. SKALA WAKTU
24 jam post mortem
• Bakteri masuk ke pembuluh darah Destruksi eritrosit Hb
bergabung dengan H2S membentuk sulfmetHb Warna hijau
• Pertama kali muncul bercak hijau pada caecum (perut kanan bawah)
karena terletak paling dekat dengan kulit dan paling banyak
mengandung bakteri
• Bercak hijau kemudian menyebar ke semua dinding abdomen, organ
genital, dan dada Tercium bau busuk
52. 36 – 48 jam post mortem
• Bakteri masuk ke vena Hemolisis dan produksi gas Dilatasi
pembuluh darah dan marbelisasi
• Marbelisasi : Tampak garis berwarna merah kehijauan gelap terutama
sepanjang pembuluh darah perut, bahu, dada, dan paha
12 – 24 jam post mortem
• Pembentukan gas di lambung dan usus Perut distended dan
tegang, keluar cairan merah dari mulut dan hidung
53. 24 – 48 jam post mortem
• Pembentukan gas di bagian tubuh yang lain Teraba derik udara
• Penis, scrotum dan payudara membesar dan tegang
• Pugilistic attitude karena akumulasi gas di rongga sendi
36 – 48 jam post mortem
• Terbentuk bullae pembusukan karena akumulasi gas dan cairan di
antara epidermis dan dermis
• Bau busuk menyebabkan lalat datang Lalat meletakkan telur dalam
waktu 12 – 18 jam Menetas 12 – 24 jam kemudian
• Larva lalat muncul di alis, lubang hidung, dan bibir dalam
54. 48 – 72 jam post mortem
• Bloating face : Wajah menggembung berwarna ungu kehijauan,
kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah
membengkak kadang sampai keluar Wajah sulit dikenali
• Rambut dan kuku mudah dilepas
• Skin slippage : Kulit menjadi licin dan epidermis terkelupas
58. PEMBUSUKAN ORGAN DALAM
Early decomposition
• Otak
• Mukosa trakea dan laring
• Lambung dan usus halus
• Hepar
• Lien
Late decomposition
• Esofagus
• Diafragma
• Jantung
• Paru
• Ginjal
• Kandung kemih
• Uterus
• Prostat
59. FAKTOR INTERNAL
Umur dan jenis kelamin
• Bayi lebih lambat mengalami pembusukan karena jumlah bakteri
masih sedikit dan mudah kehilangan panas tubuh
• Perempuan post partum lebih cepat mengalami pembusukan
Komposisi tubuh
• Semakin banyak jumlah lemak, maka pembusukan semakin cepat
Sebab kematian
• Pembusukan cepat : Sepsis, rhabdomyolisis, overdosis kokain, edema
• Pembusukan lambat : Dehidrasi, pendarahan massif, lingkungan
dingin, embalming
60. FAKTOR EKSTERNAL
Suhu
• Suhu optimal adalah 26,5 – 37,50C
• Semakin tinggi, maka pembusukan semakin cepat
Udara dan kelembapan
• Semakin tinggi, maka pembusukan semakin cepat
Medium pembusukan (hukum Casper)
• Rasio kecepatan pembusukan pada udara : air : tanah = 1 : 2 : 8
• Kondisi jenazah setelah 1 minggu di udara terbuka sama dengan 2
minggu di dalam air sama dengan 8 minggu di dalam tanah
62. PATOFISIOLOGI
Berasal dari kata adipo (lemak) dan cire (lilin)
• Memiliki sifat di antara lemak dan lilin
Terbentuknya bahan seperti lilin pada jenazah
Mekanisme pembentukan
• Lemak dalam tubuh Hidrolisis Asam lemak tidak jenuh
• Hidrogenisasi Asam lemak jenuh Bergabung dengan sisa
jaringan dan otot Adiposera
63. KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI
Karakteristik
• Awal : Putih pucat, lunak
• Lama : Kuning, kering, rapuh
• Berminyak, berbau tengik
• Mengapung dalam air
• Larut dalam eter dan alcohol
• Mudah terbakar dengan api
berwarna kuning bercahaya
Distribusi
• Pipi, payudara, perut, bokong
Fungsi
• Menghambat pembusukan
• Mempertahankan bentuk
tubuh bagian luar
• Mempertahankan jejas luka
• Mempermudah identifikasi
jenazah dan sebab kematian
64.
65. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Faktor yang mempermudah
• Kelembapan tinggi
• Suhu hangat
• Aliran udara rendah
• Lemak tubuh yang cukup
Faktor yang menghambat
• Kelembapan rendah
• Suhu dingin
• Aliran udara tinggi
• Air yang mengalir
67. PATOFISIOLOGI
Penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cepat Pengeringan
jaringan Menghambat pembusukan
Syarat
• Suhu hangat
• Kelembapan rendah
• Aliran udara baik
• Tubuh mengalami dehidrasi
• Waktu yang lama (12 – 14 minggu)
68. KARAKTERISTIK
Karakteristik
• Bagian tubuh menjadi keras, kering, dan berkeriput
• Berwarna coklat gelap seperti perkamen
Fungsi
• Menghambat pembusukan
• Mempertahankan bentuk tubuh bagian luar
• Mempertahankan jejas luka
• Mempermudah identifikasi jenazah dan sebab kematian
Editor's Notes
Pugilistic attitude / boxer attitude / fencer attitude karena otot berkontraksi dan kaku Lengan, tangan, dan jari tangan fleksi seperti posisi tinju