2. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang
dari 22 minggu
Kemungkinan:
Abortus
KET
Mola
Nilai KU, TNSP
Periksa tanda-tanda syok
N cepat dan lemah (>110 x/m)
TD sistolik < 90 mmHg
Pucat, keringat dingin
P cepat (>30 x/m)
Gelisah, oliguria (<30 ml/jam)
3. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Jenis-jenis abortus
Abortus spontan
Penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (22
minggu)
Ab. imminens; Ab. Insipiens; Ab. Inkomplet; Ab. komplet
Abortus provokatus
Dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas
Abortus tidak aman
Prosedur abortus yang dilakukan dengan prosedur dan oleh
orang yang tidak memenuhi standar medis minimal
Abortus septik
Abortus yang mengalami komplikasi infeksi
4. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Abortus imminens
Tidak ada pengobatan khusus
Tirah baring
Kurangi aktivitas fisik
Kurangi aktivitas seksual
Anjurkan pemeriksaan USG
Tidak perlu terapi hormonal atau penghilang
rasa mules
5.
6. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Abortus insipiens
Usia kehamilan kurang dari 16 minggu
Rujuk ke dokter
Evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual
(AVM)
Bila tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin
0.2 mg IM atau misoprostol 400 mcg oral (harus
dirawat)
Usia kehamilan lebih dari 16 minggu
Rujuk ke dokter
Tunggu ekspulsi spontan, kemudian evakuasi sisa-sisa
konsepsi
Infus oksitosin 20 U dalam 500 ml NaCl atau RL, 40
tetes/menit
7. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Abortus inkomplet
Usia kehamilan kurang dari 16 minggu
Rujuk ke dokter
Perdarahan sedikit lahirkan secara digital atau dengan cunam
ovum. Berikan ergometrin 0.2 mg IM atau misoprostol 400 mcg
oral
Perdarahan banyak AVM, ergometrin 0.2 mg IM atau
misoprostol 400 mcg oral
Usia kehamilan lebih dari 16 minggu
Rujuk ke dokter
Infus oksitosin 20 U dalam 500 ml NaCl atau RL 40 tts/m
Berikan misoprostil 200 mcg pervaginam tiap 4 jam (maksimal
800 mcg)
Evakuasi sisa konsepsi
8. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Abortus komplet
Tidak perlu evakuasi
Observasi perdarahan
Pantau kondisi ibu
Bila anemia sedang berikan SF 600 mg/hr
selama 2 minggu; anemia berat transfusi
Konseling asuhan pasca keguguran dan
pemantauan lanjut
9. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Pemantauan pasca abortus
15 % kejadian dari seluruh kehamilan
Berikan dukungan untuk kehamilan berikutnya
Anjurkan istirahat dulu sebelum hamil lagi
Anjurkan menggunakan kontrasepsi bila
kehamilan tersebut bukan kehamilan yang
diinginkan (kondom, pil, suntikan, implan,
AKDR, tubektomi)
10. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan yang terjadi di luar rongga uterus
Diagnosis banding: abortus imminens, PRP,
usus buntu, kista ovarium terpuntir
Rujuk ke rumah sakit
11. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Kehamilan ektopik
Tanda-tanda
kehamilan
Nyeri perut bawah
Kehamilan ektopik
terganggu
Pingsan
Syok
Nyeri perut
Akut abdomen
Pucat
Konseling: Beritahu prognosis kesuburan, kontrasepsi
Perbaiki anemia dengan SF
Kunjungan pada 4 minggu berikutnya
12.
13.
14.
15. Manajemen kasus perdarahan kehamilan muda
Mola hidatidosa
Kehamilan dengan proliferasi vili korialis
yang abnormal
Penanganan
Rujuk ke dokter
Evakuasi kehamilan
Penanganan lanjutan
Anjurkan pemakaian kontrasepsi hormonal
Pemantauan bHCG setiap 8 minggu selama 1
tahun
16.
17. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Perdarahan pada kehamilan setelah 22
minggu sampai sebelum bayi dilahirkan
Perdarahan intrapartum sebelum kelahiran
Jenis perdarahan:
Mukus campur darah (blood show)
Perdarahan lainnya
18. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Plasenta previa
Plasenta berimplantasi pada daerah atau
dekat serviks
Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan > 22
minggu
Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
Perdarahan setelah BAK atau BAB, aktivitas,
kontraksi Braxton Hicks atau koitus
Banyak pada grande multipara
19. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Plasenta previa
JANGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM
Pasang infus NaCl 0.9% atau RL
Segera rujuk ke rumah sakit terdekat
Bila perdarahan banyak segera SC
Bila perdarahan sedikit dan bayi prematur
rawat di RS
Bila perdarahan sedikit dan bayi sudah
matur SC berencana
20. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Konfirmasi diagnosis dengan pemeriksaan
USG
21. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta dari tempat
melekatnya yang normal pada uterus
sebelum bayi dilahirkan
Perdarahan dengan nyeri intermitten atau
menetap
Darah kehitaman dan cair, bisa saja ada
bekuan bila baru terjadi
Jika ostium terbuka terjadi perdarahan
berwarna merah segar
22. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Solusio plasenta
Faktor predisposisi
Hipertensi
Versi luar
Trauma abdomen
Hidramnion
Gemelli
Defisiensi gizi
23. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Solusio plasenta
Komplikasi
Syok (dapat tidak sesuai dengan perdarahan)
Anemia berat
Gerak janin melemah atau hilang
Gawat janin
Uterus tegang dan nyeri
24.
25. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Solusio plasenta
Segera rujuk ke rumah sakit terdekat
Lakukan uji pembekuan darah
Transfusi darah segar
Segera akhiri kehamilan
26.
27. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan persalinan
Koagulopati
Kegagalan pembekuan darah
Bisa ditemukan pada solusio plasenta,
kematian janin dalam uterus, eklampsia,
emboli air ketuban, dll
Klinis bervariasi dari perdarahan hebat sampai
tidak ada gejala.
Perdarahan berwarna merah segar
Faktor pembekuan darah rendah
28. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Koagulopati
Rujuk ke rumah sakit
Tangani penyebab
Berikan darah lengkap (WB)
Jika tidak ada WB, berikan plasma beku
segar, sel darah merah packed
Kriopresipitat
Trombosist
29. Manajemen kasus perdarahan kehamilan lanjut dan
persalinan
Ruptura uteri
Bisa terjadi perdarahan intraabdomen atau
melalui vagina
Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok
Pada bekas SC, partus lama, CPD, kelainan
letak, persalinan traumatik
Rujuk segera ke rumah sakit terdekat
Pasang infus NaCl 0.9% atau RL
Segera dilakukan operasi
30.
31. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500
ml setelah persalinan
Primer (P3) dalam 24 jam pertama setelah
bayi lahir
Sekunder (P2S) setelah 24 jam pertama
persalinan
32. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Observasi TNSP
Atasi syok bila terjadi syok
Pasang infus NaCl 0.9% atau RL
Segera rujuk ke rumah sakit terdekat
Pastikan kontraksi uterus baik
Lakukan pijatan pada uterus
Berikan 10 U oksitosin IM
33. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Pasang kateter, observasi jumlah urin
Periksa kelengkapan plasenta
Periksa kemungkinan robekan serviks,
vagina, dan perineum
Lakukan uji pembekuan bila perdarahan
terus berlangsung
Setelah perdarahan teratasi, periksan kadar
Hb
Hb < 8 g/dl transfusi
Hb > 8 g/dl SF 600 mg/hr atau FF 60 mg/hr
34. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Atonia uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
Perdarahan primer
Bisa disertai syok
Lakukan pemijatan uterus
Uterotonika diberikan bersamaan atau
berurutan
35. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Jenis dan cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol
Dosis dan cara
pemberian awal
IV : infus 10 U
dalam 500 cc
NaCl 0.9%, 60
tts/m
IM : 10 U
IM atau IV
(perlahan): 0.2 mg
Oral 600 mcg atau
rectal 400 mcg
Dosis lanjutan IV : infus 10 U
dalam 500 cc
NaCl 0.9 %, 40
tts/m
Ulangi 0.2 mg IM
setiap 15 menit
Jika diperlukan
IM/IV setiap 2-4
jam
400 mcg 2-4 jam
setelah dosis awal
Dosis maksimal
per hari
Tidak lebih dari 3 l
larutan dengan
oksitosin
Total 1 mg atau 5
dosis
Total 1200 mcg
atau 3 dosis
Indikasi kontra
atau hati
Tidak boleh
diberikan terlalu
cepat atau bolus
Preeklampsia,
Hipertensi,
Penyakit jantung
Nyeri kontraksi
Asma
36. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Atonia uteri
Jika perdarahan terus berlangsung
Pastikan plasenta lahir lengkap
Bila tidak lengkap, keluarkan sisa plasenta
Uji pembekuan darah
Jika masih perdarahan
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
Jika masih perdarahan
Ligasi a uterina dan a ovarika
Histerektomi
37. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Robekan jalan lahir (serviks, vagina, dan
perineum)
Perdarahan segera
Darah segar segera setelah bayi lahir
Uterus kontraksi baik
Plasenta lengkap
Periksa jalan lahir dengan seksama dan
perbaiki robekan
Uji pembekuan darah
38. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Retensio plasenta
Plasenta atau bagiannya tetap berada dalam
uterus setelah bayi lahir
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan
Jika plasenta terlihat di vagina, minta ibu untuk
mengedan
Kosongkan kandung kemih
Berikan oksitosin 10 U IM (jangan berikan
ergometrin)
Lakukan traksi tali pusat terkendali
39. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Sisa plasenta
Plasenta tidak lengkap
Perdarahan
Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa
plasenta
Keluarkan sisa plasenta dengan tangan,
cuman ovum, kuret besar
Kalau tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit
40. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Inversio uteri
Bagian dalam menjadi di luar saat
melahirkan plasenta
Uterus tidak teraba
Vagina berisi massa
Perdarahan
Nyeri
Segera reposisi
Dapat dengan petidin
Berikan antibiotik
41. Manajemen kasus perdarahan pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan tertunda
Jika anemia berat (Hb < 8 g/dl dan Ht <
20%) transfusi
Bila ada infeksi berikan antibiotik
Serviks masih terbuka, eksplorasi secara
manual
Serviks tertutup, lakukan kuretase
Rujuk ke rumah sakit