SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Perdarahan Obstetri TM I
Abortus
• Definisi :
• Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada
atau sebelum kehamilan 20 minggu atau buah
kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan
• Klasifikasi :
• Abortus spontan
• Abortus buatan / provokatus :
• Medisinalis
• Kriminalis
Klasifikasi:
1. Abortus imminens
2. Abortus insipiens
3. Abortus inkomplit
4. Abortus komplit
5. Missed abortion
6. Abortus infeksiosa
7. Blighted ovum
8. Abortus habitualis
Penilaianklinis :
Abortus imminens :
• Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi
seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan
Abortus insipiens :
• Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda
dimana hasil konsepsi masih berada di dalam cavum uteri.
• Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung
dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit
Penilaianklinis :
Abortus inkomplit :
• Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah ke luar dari cavum uteri melalui canalis
servikalis
Abortus komplit :
• Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil
konsepsi telah dikeluarkan dari cavum uteri
Abortus infeksiosa :
• Abortus yang disertai komplikasi infeksi.
• Adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan
cavum peritonium dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau
peritonitis.
Penilaianklinis :
Missed abortion:
• Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi
hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih.
• Biasanya diagnosis tidak dapat ditentukan hanya dalam satu
kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan
dan pemeriksaan ulang.
Abortus habitualis :
• Terjadinya abortus 3 kali atau lebih berturut-turut
Unsafe abortion :
• Upaya untuk terminasi kehamilan muda di mana pelaksana
tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan
prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan
keselamatan jiwa pasien.
Diagnosisdan penatalaksanaan
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan
Bercak Tertutup Sesuai Kram perut Abortus Observasi
hingga dengan bawah Imminens perdarahan
sedang usia Uterus lunak Istirahat
gestasi Hindarkan
coitus
Sedikit Limbung Kehamilan Laparatomi
membesar atau pingsan ektopik dan partial
dari normal Nyeri perut yang salpingektomi
bawah terganggu atau
Nyeri goyang salpingostomi
portio
Massa adnexa
Cairan bebas
intraabdomen
Tertutup/ Lebih kecil Sedikit/tanpa Abortus Tidak perlu
terbuka dari usia nyeri perut Komplet terapi spesifik
gestasi bawah kecuali
Riwayat perdarahan
ekspulsi berlanjut
hasil konsepsi atau
terjadi infeksi
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan
Sedang Terbuka Sesuai Kram atau Abortus Evakuasi
hingga usia nyeri perut insipiens
masif/banyak kehamilan bawah
Belum terjadi
ekspulsi
hasil
konsepsi
Kram atau Abortus Evakuasi
nyeri perut Inkomplit
bawah
Ekspulsi
sebagian
hasil
konsepsi
Terbuka Lunak dan Mual/muntah Mola Evakuasi
lebih besar Kram perut Tatalaksana
dari usia bawah mola
gestasi Sindroma
mirip
preeklamsia
Tak ada janin
ke luar
jaringan
seperti
anggur
Penanganan:
• Penilaian awal :
 Keadaan umum & kesadaran pasien
 Tanda vital :
 Tanda-tanda syok : pucat, keringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 X/menit
 Bila disertai massa lunak adneksa, nyeri perut bawah, cairan
bebas kavum pelvis : KET
 Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi,sekret
berbau,nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri
goyang porsio, dehidrasi, gelisah atau pingsan)
 Tentukan : penanganan pada fasilitas kesehatan setempat
atau dirujuk.
Penanganankhusus:
• Abortus imminens :
- Tidak diperlukan pengobatan medik khusus atau tirah
baring total
- Anjurkan tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan
atau melakukan hubungan seksual
- Bila perdarahan :
 berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan
penilaian ulang bila perdarahan lagi.
 perdarahan terus : nilai kondisi janin (USG). Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (KET,
Mola)
 pada fasilitas kesehatan sarana terbatas, pemantauan
hanya dilakukan melalui gejala klinik dan
pem.ginekologik.
Penanganankhusus:
• Abortus insipiens :
• Lakukan evakuasi hasil konsepsi
• Bila usia gestasi < 16 minggu :
• evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin
dikeluarkan.
• Bila usia gestasi ≥ 16 minggu :
• evakuasi dilakukan dengan prosedur Dilatasi dan
Kuretase
Penanganankhusus:
• Abortus insipiens :
• Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilakukan, atau
usia gestasi > 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan
dengan :
• Infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS atau RL mulai 8
tetes/menit dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai kondisi
kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi
• Ergometrin 0,2 mg IM yang diulang 15 menit kemudian
• Misoprostol 400 mg peroral dan apabila masih diperlukan,
dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari
dosis awal.
• Hasil konsepsi yang tersisa dikeluarkan dengan AVM atau
kuretase.
Penanganankhusus:
• Abortus inkomplit :
• Tentukan besar uterus (taksiran usia gestasi)
• Kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan
hebat,syok,infeksi/sepsis)
• Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai
perdarahan hingga ukuran sedang,dapat dikeluarkan secara
digital atau cunam ovum  evaluasi perdarahan
• Bila perdarahan terus berlangsung,evakuasi sisa hasil
konsepsi AVM atau D & K.
• Bila tak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis
(Ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
• Bila tjd infeksi : Ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg tiap
8 jam
Penanganankhusus:
• Abortus komplit :
• Apabila kondisi pasien baik, cukup beri :
• Ergometrin 3 x 1 tablet (3 hari)
• Jika tidak ada tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi
antibiotika
Penanganankhusus:
• Abortus infeksiosa :
• Risiko tinggi sepsis
• fasilitas kesehatan setempat tidak memadai Rujuk
pasien ke rumah sakit.
• Sebelum merujuk pasien lakukan :
• Infus RL atau NS  u/ restorasi cairan yang hilang
• Antibiotik : Ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg).
• Jika ada riwayat abortus tidak aman,beri ATS dan TT.
• Pada fasilitas kesehatan yang lengkap,dengan perlindungan
antibiotik berspektrum luas dan upaya
• Stabilisasi hingga kondisi pasien memadai
• Dapat dilakukan pengosongan uterus sesegera mungkin
(lakukan secara hati – hati kerena tingginya kejadian
perforasi pada kondisi ini)
Penanganankhusus:
• Missed abortion:
• Missed abortion seharusnya ditangani di rumah sakit atas
pertimbangan :
• Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding
rahim,sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih
sulit dan resiko perforasi lebih tinggi
• Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup
sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang
laminaria selama 12 jam.
• Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemi yang
berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
Kehamilan Ektopik Terganggu
• Definisi :
• Kehamilan yang berimplantasi di luar endometrium cavum
uteri
• Lokasi implantasi :
Lokasiimplantasi:
Lokasi Implantasi Ektopik
Tuba Falopii 95%
Segmen ampula 80%
Segmen ismus 12%
Ujung fimbria 5%
Kornual dan interstisial 2%
Abdomen 1,4%
Ovarium 0,2%
Serviks 0,2%
Faktorrisiko:
1. Riwayat operasi sebelumnya : operasi tuba, KET
2. Patologi tuba terdokumentasi
3. Pajanan diethylstilbestrol in utero
4. Infeksi genitalia sebelumnya : GO, klamidia, PID
5. Infertilitas
6. Faktor gaya hidup : merokok, hubungan seksual < 18 tahun,
bilas vagina
7. Riwayat abortus sebelumnya : spontan, provokatus
Diagnosis:
• Trias gejala yang khas:
• Terlambat haid,
• Perdarahan per vaginam tak beraturan, dan
• Nyeri perut bagian bawah
• Nyeri hebat pada perut dan hipotensi  gejala
kehamilan ektopik yang lanjut atau ruptur (kadang-kadang
ditemukan)
• Sebagian besar wanita datang dengan nyeri ringan atau
bercak perdarahan dari vagina jauh-jauh hari sebelum
terjadi ruptur tuba
Pemeriksaanpenunjang:
• β-hCG
• Tersebar luasnya pemeriksaan β-hCG telah mempersempit
diagnosis banding kehamilan ektopik dengan efektif
• USG
• Ultrasonografi transvaginal
• Bila tidak ditemukan kantong kehamilan intrauterin
• Massa adnexa kompleks, cairan bebas di cul-de-sac
• USG doppler / berwarna
Pemeriksaanpenunjang:
• Kuldosintesis
• Kuldosintesis merupakan prosedur klinik sederhana untuk
diagnosis perdarahan intraperitoneal
• Digunakan pada kehamilan ektopik >>>
• Informasi mengenai sifat cairan
• Peran sudah digantikan oleh USG
Persiapan:
• Pemeriksaan fisik lengkap
• Pastikan keadaan organ pelvis dalam cavum douglass
• Perhatikan riwayat sebelumnya
• Perhatikan adanya masa terfiksir
• Lakukan x-foto bila curiga adanya udara bebas
• Langkah - langkah
1. Persetujuan tindakan
2. Posisikan litotomi
3. Kosongkan Vu
4. Masukan spekulum
5. Aseptik daerah serviks dan sekitarnya
6. Portio posterior dijepit dengan tenakulum
7. Persiapkan jarum spinal dalam spuit 5-10 cc
8. Anestesi infiltrasi
9. Tusukkan jarum pada forniks posterior ke dalam cavum
douglass
10. Masukkan udara dalam spuitAspirasi cavum douglass
interpretasi
Kuldosintesis
• Interpretasi hasil kuldosintesis
• darah gelap tidak beku
• merupakan petunjuk adanya perdarahan intraperitoneal.
Sering disertai bekuan darah gelap kecil-kecil .
• cairan serosa bernoda merah
• merupakan petunjuk adanya proses peradangan pelvis, atau
ruptur kista ovarium
• cairan serosa keruh
• menggambarkan adanya suatu peritonitis
• cairan purulen
• merupakan gambaran adanya proses infeksi atau abses pelvis
• darah yang kemudian membeku
• dapat berasal dari suatu pembuluh darah . penusukan
dianggap tidak memuaskan
• tidak ada cairan
• merupakan suatu tusukan yang tidak memuaskan atau tidak
ada cairan didalam rongga peritoneum.
Kuldosintesis
• Komplikasi :
• perdarahan
• infeksi
• Perforasi
• Kuldosentesis tidak lagi menjadi bagian tak terpisahkan
dari evaluasi diagnostik wanita-wanita yang dicurigai
menderita kehamilan ektopik
• USG lebih tidak invasif dan pada dasarnya memberikan
informasi yang sama sambil menghindari nyeri akibat
kuldosentesis
Kuldosintesis
Pengelolaan:
1. Penatalaksanaan konservatif
2. Pengobatan medis
3. Terapi bedah
Penatalaksanaankonservatif:
• Pengelolaan konservatif : pengawasan seksama gejala-gejala
klinis, konsentrasi β-hCG serum, dan USG transvagina
• Bila tidak ada perubahan bermakna pada status klinis, dapat
diawasi saja selama kadar β-hCG-nya turun dengan stabil
• Kemungkinan keberhasilan pengelolaan konservatif cukup
tinggi bila tak didapatkan kantung gestasi ekstrauteri dan
kadar β-hCG relatif rendah - awal kurang dari 1000 IU/L dan
turun, hampir 90% kehamilan ektopik akan mengalami
regresi
• Macam obat :
• Metotreksat,
• kalium klorida,
• glukosa hiperosmolar,
• aktinomisin-D, dan
• prostaglandin
• Cara :
• Suntikan lokal langsung ke dalam kantong gestasi ektopik
• Terapi metotrexat sistemik
• lebih sederhana dan tidak invasif, ditetapkan sebagai
alternatif terapetik medis lini pertama selain pengobatan
bedah untuk kehamilan ektopik.
PengobatanmedisinalispadaKET
• Indikator prognostik:
• Aktivitas jantung janin
• Cairan dalam cul-de-sac / cairan peritoneum
• Kadar β-hCG serum yang tinggi
•  merupakan kontraindikasi pengobatan medisinalis
• Terapi metotrexat sistemik
• Syarat mutlak :
• Stabilitas hemodinamik
• Tak ada bukti perdarahan akut intra-abdomen
• Komitmen yang kuat untuk mematuhi langkah-langkah tindak
lanjut yang diwajibkan
• Tidak ada kontraindikasi terhadap terapi metotreksat
PengobatanmedisinalispadaKET
• Terapi metotrexat sistemik
• Syarat yg dianjurkan :
• Gejala ringan atau tidak ada (nyeri)
• Konsentrasi β-hCG serum kurang dari 10.000 IU/L
• Aktivitas jantung embrio tak didapatkan
• Massa kehamilan ektopik berdiameter kurang dari 4 cm
• Kontraindikasi :
• Menyusui
• Status imunodefisiensi
• Alkoholisme atau bukti penyakit hati kronik (peningkatan
SGOT, SGPT)
• Penyakit ginjal (peningkatan kreatinin serum)
• Kelainan hematologik (anemia berat, leukopeni, atau
trombositopeni)
• Sensitivitas terhadap metotreksat
• Penyakit paru akut
• Penyakit tukak lambung
PengobatanmedisinalispadaKET
• Macam :
• Laparatomi : salfingostomi, salfingektomi,
salfingoooforektomi
• Laparoskopi
• Indikasi salfingektomi :
• Sudah tak ingin hamil lagi
• Kehamilan ektopik berulang pada tuba fallopii yang sama
• Perdarahan tak terkendali
• Kerusakan tuba yang luas
TerapiBedahpadaKET
Kehamilan ektopik
Kehamilan abdominal
Kehamilan ovarii
Mola Hidatidosa
• Definisi :
• Tumor jinak dari trofoblas , merupakan kehamilan abnormal
dimana fetus tidak ditemukan tetapi hanya gelembung dan
jaringan saja.
• Gelembung tersebut sebenarnya vili chorialis yang berisi
cairan sehingga tegang dan berbentuk buah anggur
• Klasifikasi :
• Mola hidatidosa komplit
• Mola hidatidosa parsial
Mola hidatidosa:
• Merupakan sebuah hasil pembuahan yang tidak normal .
• Yang ditandai dengan :
• Terdapat mudigah atau janin baik hidup maupun mati
• Tali pusat dan selaput aminon dimana janin cenderung
mengalami kematian dini
• Hanya sebagian vili plasenta dibeberapa tempat mengalami
degenerasi hidropik dan membentuk kista atau anaplasia
• Epidemiologi :
• Angka kejadian MH di Indonesia berkisar antara 1 : 47
sampai 1 – 245 kehamilan
• Angka kejadian MH diluar negeri berkisar antara 1 : 120
sampai 1 : 4.369
Tanda & Gejala:
• Amenore
• Pembesaran Uterus
• Perdarahan Pervaginam dan Nyeri perut bawah
• Pengeluaran gelembung mola
• Infeksi Uterus
• Gestosis/Toksemia /Pregnancy Induced Hypertensi /
Toxemia Like Syndrom
• Kelainan Kelenjara Tiroid
• Emboli Sel Trofoblas
• Disseminated Intravaskular Coagulation
Diagnosis:
• Pemeriksaan Klinis
• Pemeriksaan Radiologi
• Ultrasonografi
• Pemeriksaan HCG ( Human Chorionic Gonadotropin)
• Sitogenetik
• Patologi Anatomi
Pemeriksaanklinis :
• Palpasi Abdomen
• Auskultasi
• Periksa Dalam Vagina / Vagina Toucher
• Pemeriksaan Dengan Sonde Uterus
• > perasat Acosta Sison
• > perasat Hanifa
• Pungsi melalui dinding perut (Amniocenthesis )
Pemeriksaanradiologi :
• Foto Abdomen
• Tidak tampak kerangka janin
• Amniografi / Histerografi
• Tampak gambaran sarang tawon (Typical Honeycomb
Pattern)
• Ultrasonografi :
• Uterus
• Ada 2 macam gambaran sonogram untuk MH ,
• Yaitu :
• Typical Molar pattern  Classic Echogram Pattern
• Atypical Molar Pattern  Atypical Echogram Pattern
• Janin
• Pada MH komplit tidak didapatkan adanya janin
• Pada`MH Parsial dapat didiagnosis dengan USG
• Kista Teka Lutein (KTLO)
Terapi Mola Hidatidosa:
Pada umumnya terapi MH terdiri atas :
1. Perbaikan keadaan umum
2. Pengeluaran (evakuasi) gelembung MH
3. Profilaksis dengan sitostatika
4. Pengawasan ( follow up ) untuk mendeteksi sedini mungkin
aktivitas sedini mungkin aktivitas trofoblast untuk
mencegah metastasis
Evakuasi gelembung mola :
• Kuretase
• Histerotomi
• Histerektomi
• Induksi Ekspulsi dengan obat – obatan :
• Oxitosin
• Prostaglandin ( garam fisiologis )
Followup :
Penderita dianjurkan kontrol setiap :
• 2 minggu selama tiga bulan
• Tiap bulan selama enam bulan
• Tiap 3 bulan sampai 3 tahun
Pengawasan meliputi :
• Perdarahan
• Involusi uterus
• Tanda metastase di vagina
• Kista lutein
• Kadar HCG
• Foto thorax
• Tugas minggu depan
• Buat 3 kelompok
• Masing2 kelompok mempresentasikan
mengenai
• Plasenta previa
• Solutio plasenta
• Ruptura uteri
Pembahasannya mengenai Definisi,
epidemiologi, pengertian, gejala klinis,
diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi
• Sumber harus dapat dipertanggung
jawabkan (jurnal lokal-
internasional,case report, text book,
dll)
• Hari-H diserahkan hand-out nya
saja, tidak usah dalam bentuk
makalah
Perdarahan Obstetri TM I.pptx

More Related Content

Similar to Perdarahan Obstetri TM I.pptx

perawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptx
perawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptxperawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptx
perawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptxkusmawati4
 
KOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILAN
KOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILANKOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILAN
KOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILANMuhammad Nasrullah
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Taufik Tias
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanAsih Astuti
 
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4itafatimahahmad
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiDokter Tekno
 
Asuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala ivAsuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala ivAyunina2
 
18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt
18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt
18. Bahaya hamil muda; perdarahan.pptSTIKESSENIORSARJANAK
 
Slide pleno repro obgyn 2
Slide pleno repro obgyn 2Slide pleno repro obgyn 2
Slide pleno repro obgyn 2Vrilisda Sitepu
 
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptxSGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptxAninImana
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.pptRisaRisa22
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxgiotamaarrizkyputra
 

Similar to Perdarahan Obstetri TM I.pptx (20)

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
perawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptx
perawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptxperawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptx
perawatan-pasien-abortus-dan-mole-hidatidosa_compress.pptx
 
KOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILAN
KOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILANKOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILAN
KOMPLIKASI PERINGKAT AWAL KEHAMILAN
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
 
Pleno obgyn - ABORTUS
Pleno obgyn - ABORTUSPleno obgyn - ABORTUS
Pleno obgyn - ABORTUS
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
Askep abortus imminens
Askep abortus imminensAskep abortus imminens
Askep abortus imminens
 
Askep abortus imminens
Askep abortus imminensAskep abortus imminens
Askep abortus imminens
 
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
Tindakan operatif pada abortus dengan kuretase kelompok 4
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 
Asuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala ivAsuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala iv
 
18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt
18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt
18. Bahaya hamil muda; perdarahan.ppt
 
Slide pleno repro obgyn 2
Slide pleno repro obgyn 2Slide pleno repro obgyn 2
Slide pleno repro obgyn 2
 
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptxSGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
SGD Kel. 2 Kelas A3 Keperawatan Maternitas 2.pptx
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
 
Abortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartumAbortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartum
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Perdarahan Obstetri TM I.pptx

  • 2. Abortus • Definisi : • Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan • Klasifikasi : • Abortus spontan • Abortus buatan / provokatus : • Medisinalis • Kriminalis
  • 3. Klasifikasi: 1. Abortus imminens 2. Abortus insipiens 3. Abortus inkomplit 4. Abortus komplit 5. Missed abortion 6. Abortus infeksiosa 7. Blighted ovum 8. Abortus habitualis
  • 4. Penilaianklinis : Abortus imminens : • Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan Abortus insipiens : • Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berada di dalam cavum uteri. • Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit
  • 5. Penilaianklinis : Abortus inkomplit : • Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah ke luar dari cavum uteri melalui canalis servikalis Abortus komplit : • Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari cavum uteri Abortus infeksiosa : • Abortus yang disertai komplikasi infeksi. • Adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan cavum peritonium dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis.
  • 6. Penilaianklinis : Missed abortion: • Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. • Biasanya diagnosis tidak dapat ditentukan hanya dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan dan pemeriksaan ulang. Abortus habitualis : • Terjadinya abortus 3 kali atau lebih berturut-turut Unsafe abortion : • Upaya untuk terminasi kehamilan muda di mana pelaksana tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
  • 7. Diagnosisdan penatalaksanaan Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan Bercak Tertutup Sesuai Kram perut Abortus Observasi hingga dengan bawah Imminens perdarahan sedang usia Uterus lunak Istirahat gestasi Hindarkan coitus Sedikit Limbung Kehamilan Laparatomi membesar atau pingsan ektopik dan partial dari normal Nyeri perut yang salpingektomi bawah terganggu atau Nyeri goyang salpingostomi portio Massa adnexa Cairan bebas intraabdomen Tertutup/ Lebih kecil Sedikit/tanpa Abortus Tidak perlu terbuka dari usia nyeri perut Komplet terapi spesifik gestasi bawah kecuali Riwayat perdarahan ekspulsi berlanjut hasil konsepsi atau terjadi infeksi
  • 8. Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan Sedang Terbuka Sesuai Kram atau Abortus Evakuasi hingga usia nyeri perut insipiens masif/banyak kehamilan bawah Belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi Kram atau Abortus Evakuasi nyeri perut Inkomplit bawah Ekspulsi sebagian hasil konsepsi Terbuka Lunak dan Mual/muntah Mola Evakuasi lebih besar Kram perut Tatalaksana dari usia bawah mola gestasi Sindroma mirip preeklamsia Tak ada janin ke luar jaringan seperti anggur
  • 9. Penanganan: • Penilaian awal :  Keadaan umum & kesadaran pasien  Tanda vital :  Tanda-tanda syok : pucat, keringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 X/menit  Bila disertai massa lunak adneksa, nyeri perut bawah, cairan bebas kavum pelvis : KET  Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi,sekret berbau,nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang porsio, dehidrasi, gelisah atau pingsan)  Tentukan : penanganan pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk.
  • 10. Penanganankhusus: • Abortus imminens : - Tidak diperlukan pengobatan medik khusus atau tirah baring total - Anjurkan tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan atau melakukan hubungan seksual - Bila perdarahan :  berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila perdarahan lagi.  perdarahan terus : nilai kondisi janin (USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (KET, Mola)  pada fasilitas kesehatan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan pem.ginekologik.
  • 11. Penanganankhusus: • Abortus insipiens : • Lakukan evakuasi hasil konsepsi • Bila usia gestasi < 16 minggu : • evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin dikeluarkan. • Bila usia gestasi ≥ 16 minggu : • evakuasi dilakukan dengan prosedur Dilatasi dan Kuretase
  • 12. Penanganankhusus: • Abortus insipiens : • Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilakukan, atau usia gestasi > 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan : • Infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS atau RL mulai 8 tetes/menit dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi • Ergometrin 0,2 mg IM yang diulang 15 menit kemudian • Misoprostol 400 mg peroral dan apabila masih diperlukan, dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal. • Hasil konsepsi yang tersisa dikeluarkan dengan AVM atau kuretase.
  • 13. Penanganankhusus: • Abortus inkomplit : • Tentukan besar uterus (taksiran usia gestasi) • Kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat,syok,infeksi/sepsis) • Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang,dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum  evaluasi perdarahan • Bila perdarahan terus berlangsung,evakuasi sisa hasil konsepsi AVM atau D & K. • Bila tak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis (Ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin 100 mg) • Bila tjd infeksi : Ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg tiap 8 jam
  • 14. Penanganankhusus: • Abortus komplit : • Apabila kondisi pasien baik, cukup beri : • Ergometrin 3 x 1 tablet (3 hari) • Jika tidak ada tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika
  • 15. Penanganankhusus: • Abortus infeksiosa : • Risiko tinggi sepsis • fasilitas kesehatan setempat tidak memadai Rujuk pasien ke rumah sakit. • Sebelum merujuk pasien lakukan : • Infus RL atau NS  u/ restorasi cairan yang hilang • Antibiotik : Ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg). • Jika ada riwayat abortus tidak aman,beri ATS dan TT. • Pada fasilitas kesehatan yang lengkap,dengan perlindungan antibiotik berspektrum luas dan upaya • Stabilisasi hingga kondisi pasien memadai • Dapat dilakukan pengosongan uterus sesegera mungkin (lakukan secara hati – hati kerena tingginya kejadian perforasi pada kondisi ini)
  • 16. Penanganankhusus: • Missed abortion: • Missed abortion seharusnya ditangani di rumah sakit atas pertimbangan : • Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim,sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi • Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12 jam. • Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemi yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
  • 17. Kehamilan Ektopik Terganggu • Definisi : • Kehamilan yang berimplantasi di luar endometrium cavum uteri • Lokasi implantasi :
  • 18. Lokasiimplantasi: Lokasi Implantasi Ektopik Tuba Falopii 95% Segmen ampula 80% Segmen ismus 12% Ujung fimbria 5% Kornual dan interstisial 2% Abdomen 1,4% Ovarium 0,2% Serviks 0,2%
  • 19. Faktorrisiko: 1. Riwayat operasi sebelumnya : operasi tuba, KET 2. Patologi tuba terdokumentasi 3. Pajanan diethylstilbestrol in utero 4. Infeksi genitalia sebelumnya : GO, klamidia, PID 5. Infertilitas 6. Faktor gaya hidup : merokok, hubungan seksual < 18 tahun, bilas vagina 7. Riwayat abortus sebelumnya : spontan, provokatus
  • 20. Diagnosis: • Trias gejala yang khas: • Terlambat haid, • Perdarahan per vaginam tak beraturan, dan • Nyeri perut bagian bawah • Nyeri hebat pada perut dan hipotensi  gejala kehamilan ektopik yang lanjut atau ruptur (kadang-kadang ditemukan) • Sebagian besar wanita datang dengan nyeri ringan atau bercak perdarahan dari vagina jauh-jauh hari sebelum terjadi ruptur tuba
  • 21. Pemeriksaanpenunjang: • β-hCG • Tersebar luasnya pemeriksaan β-hCG telah mempersempit diagnosis banding kehamilan ektopik dengan efektif • USG • Ultrasonografi transvaginal • Bila tidak ditemukan kantong kehamilan intrauterin • Massa adnexa kompleks, cairan bebas di cul-de-sac • USG doppler / berwarna
  • 22. Pemeriksaanpenunjang: • Kuldosintesis • Kuldosintesis merupakan prosedur klinik sederhana untuk diagnosis perdarahan intraperitoneal • Digunakan pada kehamilan ektopik >>> • Informasi mengenai sifat cairan • Peran sudah digantikan oleh USG Persiapan: • Pemeriksaan fisik lengkap • Pastikan keadaan organ pelvis dalam cavum douglass • Perhatikan riwayat sebelumnya • Perhatikan adanya masa terfiksir • Lakukan x-foto bila curiga adanya udara bebas
  • 23. • Langkah - langkah 1. Persetujuan tindakan 2. Posisikan litotomi 3. Kosongkan Vu 4. Masukan spekulum 5. Aseptik daerah serviks dan sekitarnya 6. Portio posterior dijepit dengan tenakulum 7. Persiapkan jarum spinal dalam spuit 5-10 cc 8. Anestesi infiltrasi 9. Tusukkan jarum pada forniks posterior ke dalam cavum douglass 10. Masukkan udara dalam spuitAspirasi cavum douglass interpretasi Kuldosintesis
  • 24. • Interpretasi hasil kuldosintesis • darah gelap tidak beku • merupakan petunjuk adanya perdarahan intraperitoneal. Sering disertai bekuan darah gelap kecil-kecil . • cairan serosa bernoda merah • merupakan petunjuk adanya proses peradangan pelvis, atau ruptur kista ovarium • cairan serosa keruh • menggambarkan adanya suatu peritonitis • cairan purulen • merupakan gambaran adanya proses infeksi atau abses pelvis • darah yang kemudian membeku • dapat berasal dari suatu pembuluh darah . penusukan dianggap tidak memuaskan • tidak ada cairan • merupakan suatu tusukan yang tidak memuaskan atau tidak ada cairan didalam rongga peritoneum. Kuldosintesis
  • 25. • Komplikasi : • perdarahan • infeksi • Perforasi • Kuldosentesis tidak lagi menjadi bagian tak terpisahkan dari evaluasi diagnostik wanita-wanita yang dicurigai menderita kehamilan ektopik • USG lebih tidak invasif dan pada dasarnya memberikan informasi yang sama sambil menghindari nyeri akibat kuldosentesis Kuldosintesis
  • 26. Pengelolaan: 1. Penatalaksanaan konservatif 2. Pengobatan medis 3. Terapi bedah Penatalaksanaankonservatif: • Pengelolaan konservatif : pengawasan seksama gejala-gejala klinis, konsentrasi β-hCG serum, dan USG transvagina • Bila tidak ada perubahan bermakna pada status klinis, dapat diawasi saja selama kadar β-hCG-nya turun dengan stabil • Kemungkinan keberhasilan pengelolaan konservatif cukup tinggi bila tak didapatkan kantung gestasi ekstrauteri dan kadar β-hCG relatif rendah - awal kurang dari 1000 IU/L dan turun, hampir 90% kehamilan ektopik akan mengalami regresi
  • 27. • Macam obat : • Metotreksat, • kalium klorida, • glukosa hiperosmolar, • aktinomisin-D, dan • prostaglandin • Cara : • Suntikan lokal langsung ke dalam kantong gestasi ektopik • Terapi metotrexat sistemik • lebih sederhana dan tidak invasif, ditetapkan sebagai alternatif terapetik medis lini pertama selain pengobatan bedah untuk kehamilan ektopik. PengobatanmedisinalispadaKET
  • 28. • Indikator prognostik: • Aktivitas jantung janin • Cairan dalam cul-de-sac / cairan peritoneum • Kadar β-hCG serum yang tinggi •  merupakan kontraindikasi pengobatan medisinalis • Terapi metotrexat sistemik • Syarat mutlak : • Stabilitas hemodinamik • Tak ada bukti perdarahan akut intra-abdomen • Komitmen yang kuat untuk mematuhi langkah-langkah tindak lanjut yang diwajibkan • Tidak ada kontraindikasi terhadap terapi metotreksat PengobatanmedisinalispadaKET
  • 29. • Terapi metotrexat sistemik • Syarat yg dianjurkan : • Gejala ringan atau tidak ada (nyeri) • Konsentrasi β-hCG serum kurang dari 10.000 IU/L • Aktivitas jantung embrio tak didapatkan • Massa kehamilan ektopik berdiameter kurang dari 4 cm • Kontraindikasi : • Menyusui • Status imunodefisiensi • Alkoholisme atau bukti penyakit hati kronik (peningkatan SGOT, SGPT) • Penyakit ginjal (peningkatan kreatinin serum) • Kelainan hematologik (anemia berat, leukopeni, atau trombositopeni) • Sensitivitas terhadap metotreksat • Penyakit paru akut • Penyakit tukak lambung PengobatanmedisinalispadaKET
  • 30. • Macam : • Laparatomi : salfingostomi, salfingektomi, salfingoooforektomi • Laparoskopi • Indikasi salfingektomi : • Sudah tak ingin hamil lagi • Kehamilan ektopik berulang pada tuba fallopii yang sama • Perdarahan tak terkendali • Kerusakan tuba yang luas TerapiBedahpadaKET
  • 34.
  • 35. Mola Hidatidosa • Definisi : • Tumor jinak dari trofoblas , merupakan kehamilan abnormal dimana fetus tidak ditemukan tetapi hanya gelembung dan jaringan saja. • Gelembung tersebut sebenarnya vili chorialis yang berisi cairan sehingga tegang dan berbentuk buah anggur • Klasifikasi : • Mola hidatidosa komplit • Mola hidatidosa parsial
  • 36. Mola hidatidosa: • Merupakan sebuah hasil pembuahan yang tidak normal . • Yang ditandai dengan : • Terdapat mudigah atau janin baik hidup maupun mati • Tali pusat dan selaput aminon dimana janin cenderung mengalami kematian dini • Hanya sebagian vili plasenta dibeberapa tempat mengalami degenerasi hidropik dan membentuk kista atau anaplasia • Epidemiologi : • Angka kejadian MH di Indonesia berkisar antara 1 : 47 sampai 1 – 245 kehamilan • Angka kejadian MH diluar negeri berkisar antara 1 : 120 sampai 1 : 4.369
  • 37. Tanda & Gejala: • Amenore • Pembesaran Uterus • Perdarahan Pervaginam dan Nyeri perut bawah • Pengeluaran gelembung mola • Infeksi Uterus • Gestosis/Toksemia /Pregnancy Induced Hypertensi / Toxemia Like Syndrom • Kelainan Kelenjara Tiroid • Emboli Sel Trofoblas • Disseminated Intravaskular Coagulation
  • 38. Diagnosis: • Pemeriksaan Klinis • Pemeriksaan Radiologi • Ultrasonografi • Pemeriksaan HCG ( Human Chorionic Gonadotropin) • Sitogenetik • Patologi Anatomi Pemeriksaanklinis : • Palpasi Abdomen • Auskultasi • Periksa Dalam Vagina / Vagina Toucher • Pemeriksaan Dengan Sonde Uterus • > perasat Acosta Sison • > perasat Hanifa • Pungsi melalui dinding perut (Amniocenthesis )
  • 39. Pemeriksaanradiologi : • Foto Abdomen • Tidak tampak kerangka janin • Amniografi / Histerografi • Tampak gambaran sarang tawon (Typical Honeycomb Pattern) • Ultrasonografi : • Uterus • Ada 2 macam gambaran sonogram untuk MH , • Yaitu : • Typical Molar pattern Classic Echogram Pattern • Atypical Molar Pattern Atypical Echogram Pattern • Janin • Pada MH komplit tidak didapatkan adanya janin • Pada`MH Parsial dapat didiagnosis dengan USG • Kista Teka Lutein (KTLO)
  • 40. Terapi Mola Hidatidosa: Pada umumnya terapi MH terdiri atas : 1. Perbaikan keadaan umum 2. Pengeluaran (evakuasi) gelembung MH 3. Profilaksis dengan sitostatika 4. Pengawasan ( follow up ) untuk mendeteksi sedini mungkin aktivitas sedini mungkin aktivitas trofoblast untuk mencegah metastasis Evakuasi gelembung mola : • Kuretase • Histerotomi • Histerektomi • Induksi Ekspulsi dengan obat – obatan : • Oxitosin • Prostaglandin ( garam fisiologis )
  • 41. Followup : Penderita dianjurkan kontrol setiap : • 2 minggu selama tiga bulan • Tiap bulan selama enam bulan • Tiap 3 bulan sampai 3 tahun Pengawasan meliputi : • Perdarahan • Involusi uterus • Tanda metastase di vagina • Kista lutein • Kadar HCG • Foto thorax
  • 42.
  • 43. • Tugas minggu depan • Buat 3 kelompok • Masing2 kelompok mempresentasikan mengenai • Plasenta previa • Solutio plasenta • Ruptura uteri Pembahasannya mengenai Definisi, epidemiologi, pengertian, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi
  • 44. • Sumber harus dapat dipertanggung jawabkan (jurnal lokal- internasional,case report, text book, dll) • Hari-H diserahkan hand-out nya saja, tidak usah dalam bentuk makalah