Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan yang mencakup hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklampsia ringan, superimposed preeklampsia, dan preeklampsia berat beserta kriteria diagnosis dan tata laksananya untuk ibu dan kehamilan.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan (HDK) yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu bersalin. HDK dapat berupa preeklampsia, eklampsia, atau hipertensi kronis. Preeklampsia ditandai dengan timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah kehamilan 20 minggu, sedangkan eklampsia ditandai dengan kejang yang menyertai preeklampsia. Pengobatan HDK berfokus pada penceg
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dibagi menjadi hipertensi kronik, hipertensi gestasional, pre-eklamsi, dan eklamsi. Pre-eklamsi sendiri dibedakan menjadi pre-eklamsi ringan dan berat, yang kedua memiliki gejala yang lebih serius seperti gangguan organ. Eklamsi merupakan komplikasi akut yang ditandai dengan kejang atau koma.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan, yang menjelaskan pengertian, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, diagnosa, komplikasi, dan penanganannya. Hipertensi dalam kehamilan dapat berupa hipertensi karena kehamilan atau hipertensi kronik, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin.
Pasien perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit karena gejala preeklampsia berat pada kehamilan minggu ke-37. Diagnosis dokter adalah preeklampsia berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan kaki. Bayi lahir secara spontan pada hari kedua perawatan. Pengobatan yang diberikan mencakup magnesium sulfat, nifedipin, misoprostol, oksitosin, asam mefenamat, dan sulfat ferro.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang dapat berupa preeklamsia, eklamsia, hipertensi kronik, atau hipertensi tidak tetap. Preeklamsia dan eklamsia ditandai dengan proteinuria, edema, dan peningkatan tekanan darah dan dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat. Penatalaksanaannya meliputi pemantauan pasien, pengobatan antihipertensi dan anti ke
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan (HDK) yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu bersalin. HDK dapat berupa preeklampsia, eklampsia, atau hipertensi kronis. Preeklampsia ditandai dengan timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah kehamilan 20 minggu, sedangkan eklampsia ditandai dengan kejang yang menyertai preeklampsia. Pengobatan HDK berfokus pada penceg
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dibagi menjadi hipertensi kronik, hipertensi gestasional, pre-eklamsi, dan eklamsi. Pre-eklamsi sendiri dibedakan menjadi pre-eklamsi ringan dan berat, yang kedua memiliki gejala yang lebih serius seperti gangguan organ. Eklamsi merupakan komplikasi akut yang ditandai dengan kejang atau koma.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan, yang menjelaskan pengertian, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, diagnosa, komplikasi, dan penanganannya. Hipertensi dalam kehamilan dapat berupa hipertensi karena kehamilan atau hipertensi kronik, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin.
Pasien perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit karena gejala preeklampsia berat pada kehamilan minggu ke-37. Diagnosis dokter adalah preeklampsia berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan kaki. Bayi lahir secara spontan pada hari kedua perawatan. Pengobatan yang diberikan mencakup magnesium sulfat, nifedipin, misoprostol, oksitosin, asam mefenamat, dan sulfat ferro.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang dapat berupa preeklamsia, eklamsia, hipertensi kronik, atau hipertensi tidak tetap. Preeklamsia dan eklamsia ditandai dengan proteinuria, edema, dan peningkatan tekanan darah dan dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat. Penatalaksanaannya meliputi pemantauan pasien, pengobatan antihipertensi dan anti ke
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
a. Hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya normal atau memperburuk kondisi wanita yang sebelumnya hipertensi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan vaskularisasi plasenta, iskemia plasenta, intoleransi imunologi antara ibu dan janin, atau faktor genetik.
b. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius
Hipertensi dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat membahayakan ibu dan janin. Terdapat beberapa klasifikasi hipertensi dalam kehamilan seperti hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi yang paling berbahaya dan dapat memiliki gejala berat seperti gangguan ginjal dan saraf. Pengelolaan dan hasilnya bergantung pada ting
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklamsia selama kehamilan, termasuk faktor risiko, gejala, klasifikasi, penanganan, dan pencegahan untuk kedua kondisi tersebut. Preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine, sedangkan eklamsia merupakan preeklamsia berat ditambah dengan kejang. Penanganannya meliputi pengawasan ketat, diet, istirahat, serta induksi persalinan
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, diagnosa, dan konsep askep preeklampsia pada ibu hamil. Preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria yang terjadi pada kehamilan akibat gangguan fungsi plasenta.
1. Preeklamsi adalah hipertensi pada ibu hamil yang sebelumnya tidak hipertensi, sedangkan eklamsi ditandai dengan kejang yang diikuti gejala preeklamsi.
2. Faktor risiko termasuk sistem kekebalan tubuh, genetik, ukuran plasenta, dan aterosklerosis.
3. Komplikasi seperti kejang, hipertensi, edema otak, stroke, kelainan janin, prematuritas, gagal ginjal, dan gang
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang mencakup definisi, klasifikasi, diagnosis, dan tanda-tanda preeklampsia dan eklampsia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada 5-10% kehamilan dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Terdapat beberapa jenis hipertensi kehamilan seperti hipertensi kronis, hipert
Tatalaksana emergensi preeklampsia membahas tentang penanganan darurat terhadap preeklampsia. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan janin di seluruh dunia. Dokumen ini menjelaskan tentang etiologi, klasifikasi, gejala klinis, dan prosedur penanganan preeklampsia secara darurat untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus preeklamsia. Preeklamsia merupakan keadaan kehamilan dimana terdapat tekanan darah tinggi beserta proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan preeklamsia. Diberikan pula contoh kasus preeklamsia beserta analisis data keperawatan yang mencakup diagnosis dan rencana tindakan.
Dokumen tersebut membahas penanganan terkini preeklampsia. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, yang kedua memerlukan perawatan lebih intensif seperti pemberian magnesium sulfat dan antihipertensi serta evaluasi yang lebih sering. Termasuk komplikasi dan manajemennya di fasilitas kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia. Preeklampsia adalah penyebab kematian ibu hamil nomor dua di Indonesia yang ditandai dengan hipertensi dan gangguan organ selama kehamilan. Terdapat berbagai faktor risiko, gejala, klasifikasi, pencegahan, dan penatalaksanaannya baik secara ekspektatif maupun definitif dengan pengakhiran kehamilan. Termasuk pula t
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
a. Hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya normal atau memperburuk kondisi wanita yang sebelumnya hipertensi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan vaskularisasi plasenta, iskemia plasenta, intoleransi imunologi antara ibu dan janin, atau faktor genetik.
b. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius
Hipertensi dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat membahayakan ibu dan janin. Terdapat beberapa klasifikasi hipertensi dalam kehamilan seperti hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi yang paling berbahaya dan dapat memiliki gejala berat seperti gangguan ginjal dan saraf. Pengelolaan dan hasilnya bergantung pada ting
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklamsia selama kehamilan, termasuk faktor risiko, gejala, klasifikasi, penanganan, dan pencegahan untuk kedua kondisi tersebut. Preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine, sedangkan eklamsia merupakan preeklamsia berat ditambah dengan kejang. Penanganannya meliputi pengawasan ketat, diet, istirahat, serta induksi persalinan
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, diagnosa, dan konsep askep preeklampsia pada ibu hamil. Preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria yang terjadi pada kehamilan akibat gangguan fungsi plasenta.
1. Preeklamsi adalah hipertensi pada ibu hamil yang sebelumnya tidak hipertensi, sedangkan eklamsi ditandai dengan kejang yang diikuti gejala preeklamsi.
2. Faktor risiko termasuk sistem kekebalan tubuh, genetik, ukuran plasenta, dan aterosklerosis.
3. Komplikasi seperti kejang, hipertensi, edema otak, stroke, kelainan janin, prematuritas, gagal ginjal, dan gang
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang mencakup definisi, klasifikasi, diagnosis, dan tanda-tanda preeklampsia dan eklampsia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada 5-10% kehamilan dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Terdapat beberapa jenis hipertensi kehamilan seperti hipertensi kronis, hipert
Tatalaksana emergensi preeklampsia membahas tentang penanganan darurat terhadap preeklampsia. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan janin di seluruh dunia. Dokumen ini menjelaskan tentang etiologi, klasifikasi, gejala klinis, dan prosedur penanganan preeklampsia secara darurat untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus preeklamsia. Preeklamsia merupakan keadaan kehamilan dimana terdapat tekanan darah tinggi beserta proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan preeklamsia. Diberikan pula contoh kasus preeklamsia beserta analisis data keperawatan yang mencakup diagnosis dan rencana tindakan.
Dokumen tersebut membahas penanganan terkini preeklampsia. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, yang kedua memerlukan perawatan lebih intensif seperti pemberian magnesium sulfat dan antihipertensi serta evaluasi yang lebih sering. Termasuk komplikasi dan manajemennya di fasilitas kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia. Preeklampsia adalah penyebab kematian ibu hamil nomor dua di Indonesia yang ditandai dengan hipertensi dan gangguan organ selama kehamilan. Terdapat berbagai faktor risiko, gejala, klasifikasi, pencegahan, dan penatalaksanaannya baik secara ekspektatif maupun definitif dengan pengakhiran kehamilan. Termasuk pula t
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan salah satu penyebab kematian ibu melahirkan. Terdapat beberapa klasifikasi HDK yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia. Penatalaksanaan HDK meliputi pemberian obat penurun tekanan darah, magnesium sulfat, diazepam dan kortikosteroid. Pencegahan HDK meliputi pola makan seimbang, aktivitas fisik rutin, manajemen
Pasien didiagnosis dengan preeklamsi berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan proteinuria tingkat berat. Tatalaksana yang diberikan seperti MgSO4 dan terapi antihipertensi sudah sesuai untuk mencegah komplikasi preeklamsi berat seperti kejang dan edema paru.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan. Hipertensi kehamilan dapat berupa hipertensi kronik, preeklampsia, atau eklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi hipertensi disertai proteinuria yang dapat berakibat serius bagi ibu dan janin. Diagnosis dan penanganan preeklampsia bergantung pada tingkat keparahan gejala, dengan pemantauan yang ketat dan pengobatan yang tepat dapat menceg
Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi dan proteinuria pada kehamilan akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang menurunkan perfusi organ. Kondisi ini memiliki berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin seperti eklampsia, HELLP syndrome, dan kematian janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi hipertensi dalam kehamilan yang membutuhkan penanganan cepat untuk mencegah kematian ibu dan janin. Diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang diukur secara terpisah. Pengobatan utama adalah magnesium sulfat untuk mencegah kejang, diuretik untuk menurunkan tekanan darah, dan persalinan dini.
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.pptSitiSaskiar
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut memberikan pedoman penanganan awal dan rujukan untuk ibu hamil dengan kasus kegawatdaruratan termasuk perdarahan pervaginam, gawat janin, ketuban pecah dini, dan persalinan prematur atau postmatur; (2) Pedoman tersebut mencakup tatalaksana medikasi, monitoring, dan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Tumor jinak ovarium dapat berupa kista non-neoplastik seperti kista folikel dan kista luteum, atau tumor kistik seperti kista dermoid dan kista adenoma. Tumor padat ovarium meliputi tumor sel germinal seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa-sel teka, serta tumor stroma seperti fibroma. Pemeriksaan USG dan pencarian marker tumor digunakan untuk diagnosis, sementara tindakan seperti siktektomi dan ovariotomi dilakukan untuk pengob
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan mulai dari kontraksi uterus (his), lapisan dinding uterus, karakteristik his, akibat his, nyeri pada persalinan, hejan perut, sikap dan letak janin, presentasi janin, posisi janin, bentuk pelvis dan pengukurannya."
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis kehamilan melalui tanda-tanda presumtif, tidak pasti, dan pasti kehamilan seperti amenorea, mual, mastodinia, perubahan berat badan, dan ultrasonografi. Tanda-tanda tersebut muncul pada berbagai usia kehamilan dan membantu menentukan apakah seseorang sedang hamil.
Dokumen tersebut membahas anatomi pelvis dan perineum yang mencakup bagian-bagian pelvis beserta ukurannya untuk menilai kelayakan persalinan, serta otot-otot dan ligamen yang membentuk pelvis dan perineum untuk menyangga organ reproduksi dan persalinan.
Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta terletak terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau mendekati mulut rahim. Pendarahan vagina sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Tindakan yang dianjurkan adalah rawat inap, observasi, dan persalinan melalui operasi sesar jika diperlukan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim yang dap
1. Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin viable pada umur kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gram.
2. Faktor risiko abortus meliputi kelainan genetik janin, gangguan hormon dan hematologi ibu, infeksi, dan faktor lingkungan.
3. Klasifikasi abortus didasarkan pada tahapan dan gejala klinisnya.
Dokumen tersebut membahas faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui, termasuk cara menurunkan risiko tersebut dengan terapi ARV ibu dan bayi. Juga dibahas tata lakana untuk ibu dan bayi, kriteria diagnosis HIV pada bayi, serta pemberian makanan untuk bayi yang status HIV-nya belum diketahui atau sudah diketahui positif.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat mempengaruhi kondisi umum ibu karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Faktor risiko hiperemesis gravidarum meliputi usia muda atau tua, kehamilan pertama, kehamilan ganda, riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya, riwayat migraine, dan diet tinggi lemak.
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan patologis yang meliputi persalinan lama, faktor risiko, kelainan pada kala I dan II, ekstraksi vakum dan forceps, persalinan preterm, dan kehamilan postterm. Dokumen ini memberikan panduan mengenai definisi, faktor risiko, kriteria diagnosis, dan tata laksana untuk berbagai kondisi persalinan patologis.
- Pendarahan post partum dapat disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, retensi plasenta, sisa plasenta, atau gangguan koagulasi. Tata laksananya meliputi resusitasi, pemberian uterotonika, kompresi bimanual, repair robekan, manual plasenta, dan transfusi darah jika diperlukan. Pendarahan berat dapat mengakibatkan syok yang membutuhkan manajemen intensif.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan janin dan air ketuban, termasuk definisi dan faktor risiko ketuban pecah dini, korioamnionitis, polihidramnion, oligohidramnion, dan IUGR. Tata laksananya meliputi pengobatan, pemantauan, serta risiko komplikasi untuk ibu dan janin.
Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernapasan yang menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia. Penyebabnya antara lain asfiksia wajar, mekanik, traumatik, dan keracunan yang dapat mengakibatkan gangguan stadium pernapasan hingga kematian. Tanda umum asfiksia meliputi sianosis, petechiae, dan busa pada mulut serta hidung.
Traumatologi forensik mempelajari luka dan cedera serta hubungannya dengan kekerasan. Kekerasan dapat bersifat mekanik, fisika, atau kimia. Ada beberapa jenis luka seperti luka lecet, memar, dan luka robek yang disebabkan oleh kekerasan tumpul atau tajam. Karakteristik dan umur setiap luka penting untuk menentukan cara dan waktu terjadinya trauma.
Dokumen tersebut membahas tentang thanatologi, ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dibahas pula definisi istilah kematian, diagnosis mati, tanda-tanda kematian, dan proses yang terjadi setelah kematian seperti algor mortis dan livor mortis."
Dokumen tersebut membahas tentang pembunuhan anak sendiri (infanticide). Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi kasus ini, yaitu ibu, waktu kejadian, dan kondisi psikologis ibu. Dokumen juga menjelaskan berbagai kemungkinan kualifikasi hukum atas perbuatan tersebut, serta cara menentukan apakah bayi dilahirkan hidup atau mati, umur bayi, kemampuan bertahan hidup, tanda-
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. KRITERIA DIAGNOSIS
• Hipertensi tanpa proteinuria yang mulai muncul sebelum hamil
dan menetap setelah persalinan
– Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
– Memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil atau diketahui
hipertensi pada umur kehamilan < 20 minggu
– Tidak terdapat proteinuria melalui pemeriksaan dipstick
– Dapat disertai keterlibatan organ seperti mata, jantung, ginjal
4. TATA LAKSANA UNTUK IBU
• Istirahat yang cukup
• Jika tekanan systole ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 110 mmHg,
maka berikan obat anti-hipertensi yang sesuai
– Metildopa 250 – 500 mg 2 kali sehari
– Nifedipine short-acting 10 – 30 mg 2 kali sehari
– Nifedipine long-acting 10 – 30 mg 1 kali sehari
– Labetalol 200 – 800 mg 2 kali sehari
5. • Jika sebelum hamil sudah mendapatkan obat anti-hipertensi dan
terkontrol dengan baik, maka obat dilanjutkan sampai persalinan
– Kecuali jika mendapatkan golongan ACE inhibitor, ARB,
dan/atau tiazid, maka harus diganti karena bersifat teratogenik
• Suplementasi kalsium 1,5 – 2 gram/hari dan aspirin 75 mg/hari
mulai umur kehamilan 20 minggu
6. TATA LAKSANA UNTUK KEHAMILAN
• Monitoring pertumbuhan dan kondisi janin
• Jika tidak terdapat komplikasi, maka tunggu sampai aterm
• Jika terjadi gawat janin, maka lakukan section secarea
• Jika pertumbuhan janin terhambat, maka pertimbangkan
terminasi kehamilan
8. KRITERIA DIAGNOSIS
• Hipertensi tanpa proteinuria yang mulai muncul pada umur
kehamilan ≥ 20 minggu dan hilang setelah persalinan
– Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
– Tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil dan tekanan
darah normal pada umur kehamilan < 20 minggu
– Tidak terdapat proteinuria melalui pemeriksaan dipstick
– Dapat disertai keterlibatan organ seperti mata, jantung, ginjal
• Diagnosis pasti ditegakkan setelah persalinan
9. TATA LAKSANA UNTUK IBU
• Istirahat yang cukup
• Jika tekanan systole ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 110 mmHg,
maka berikan obat anti-hipertensi yang sesuai
– Metildopa 250 – 500 mg 2 kali sehari
– Nifedipine short-acting 10 – 30 mg 2 kali sehari
– Nifedipine long-acting 10 – 30 mg 1 kali sehari
• Suplementasi kalsium 1 gram/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai
umur kehamilan 20 minggu
– Mencegah preeklampsia pada kelompok risiko tinggi
10. TATA LAKSANA UNTUK KEHAMILAN
• Monitoring pertumbuhan dan kondisi janin
• Jika tidak terdapat komplikasi, maka tunggu sampai aterm
• Jika terjadi gawat janin, maka lakukan section secarea
• Jika pertumbuhan janin terhambat, maka pertimbangkan
terminasi kehamilan
12. KRITERIA DIAGNOSIS
• Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
• Proteinuria +1 atau ≥ 300 mg/24 jam
• Jika tidak terdapat proteinuria, maka disertai dengan salah satu
dari gangguan organ di bawah ini
– Trombositopenia : Jumlah trombosit < 100.000 sel/ml
– Gangguan ginjal : Kadar kreatinin > 1,1 mg/dl
– Gangguan hepar : Kadar transaminase meningkat 2 kali atau
nyeri region epigastrum / superior dekstra
13. – Edema paru
– Gangguan neurologi : Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
– Gangguan janin : Oligohidramnion, pertumbuhan janin
terhambat, absent or reversed end diastolic velocity
14. SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA
• Memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil atau hipertensi pada
umur kehamilan < 20 minggu
• Proteinuria > +1 atau > 300 mg/24 jam atau trombosit < 100.000
sel/ml pada umur kehamilan 20 minggu
15. TATA LAKSANA UNTUK IBU
• Bed rest dengan miring ke kiri
– Mengurangi tekanan uterus pada v. cava inferior
• Tidak perlu diberikan diuretic, anti-hipertensi, dan sedative
• Konsumsi Na 2 gram/hari atau NaCl 4 – 6 gram/hari
• Evaluasi ketat
– Evaluasi gejala klinis dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
– Evaluasi tekanan darah 2 kali/minggu
– Evaluasi jumlah trombosit dan tes fungsi hepar setiap minggu
– Evaluasi USG dan kesejahteraan janin 2 kali/minggu
16. • Indikasi rawat inap di rumah sakit
– Hipertensi atau proteinuria yang menetap selama 2 minggu
– Pemeriksaan laboratorium yang tidak normal
– Terdapat ≥ 1 gejala dan tanda preeklampsia berat
17. TATA LAKSANA UNTUK KEHAMILAN
• Terapi ekspektatif
– Kehamilan < 37 minggu
– Evaluasi kondisi janin 2
kali/minggu
• Terminasi kehamilan
– Kehamilan ≥ 37 minggu
– Kehamilan < 37 minggu
dengan ketuban pecah,
perburukan kondisi ibu dan
janin, pertumbuhan janin
terhambat, solusio plasenta
20. KRITERIA DIAGNOSIS
• Tekanan systole 160/110 mmHg yang tidak turun meskipun
sudah bed rest di rumah
• Proteinuria +2 atau > 5 gram/24 jam
• Disertai dengan salah satu dari gangguan organ di bawah ini
– Trombositopenia : Jumlah trombosit < 100.000 sel/ml
– Gangguan ginjal : Kadar kreatinin > 1,1 mg/dl
– Gangguan hepar : Kadar transaminase meningkat 2 kali atau
nyeri di region epigastrum / superior dekstra
21. – Edema paru
– Gangguan neurologi : Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
– Gangguan janin : Oligohidramnion, pertumbuhan jani
terhambat, absent or reversed end diastolic velocity
22. TATA LAKSANA UNTUK IBU
• Harus rawat inap di rumah sakit
• Monitoring input dan output cairan
– Infus NaCl 0,9%, Ringer laktat, atau Ringer-D5
– Pasang kateter Foley untuk mengukur urine output
• Pencegahan kejang
– Indikasi : Ditemukan minimal 1 kriteria preeklampsia berat
– Drug of choice : MgSO4 dosis awal 4 gram kemudian infus 6
gram selama 6 jam
23. • Diuretik
– Memperberat hypovolemia dan menurunkan perfusi plasenta
– Hanya diberikan apabila terdapat edema paru
– Drug of choice : Furosemid 20 – 40 mg IV
• Anti-hipertensi
– Indikasi : Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
– Target : Tekanan darah < 160/110 mmHg
24. Obat Dosis
Pilihan pertama Nifedipine
• 10 – 20 mg per oral
• Diulang setelah 30 menit
• Maksimal 120 mg/24 jam
Pilihan kedua
Na nitroprusida
• Infus 0,25 g/kgBB/menit
• Ditingkatkan 0,25 g/kgBB/5 menit
Diazokside
• 30 – 60 mg/5 menit IV
• Infus 10 mg/menit dititrasi
25. PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT
• Indikasi
– Preeklampsia berat dan eklampsia
• Syarat
– Refleks patella positif
– Tersedia Ca glukonat 10%
– Frekuensi napas minimal 16 kali/menit
– Urine output minimal 0,5 ml/kgBB/jam
• Dosis awal : 4 gram
– Ambil 10 ml larutan MgSO4 40% Campur dengan 10 ml
akuades Injeksi IV perlahan selama 20 menit
26. • Dosis maintenance : 6 gram
– Ambil 15 ml larutan MgSO4 40% Campur dengan 500 ml
Ringer laktat atau Ringer asetat
– Infus dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam
– Ulangi sampai 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir
• Lakukan pemeriksaan fisik setiap jam selama pemberian
– Tekanan darah, frekuensi napas, denyut nadi, reflex patella,
urine output
27. • Hentikan pemberian apabila ditemukan salah satu tanda
– Frekuensi napas < 16 kali/menit
– Refleks patella negatif
– Oliguria : Urine output < 0,5 ml/kgBB/jam
• Jika terjadi depresi napas, maka berikan Ca glukonat 1 gram (10
ml larutan Ca glukonat 10%) IV bolus selama 10 menit
• Jika terjadi eclampsia, maka berikan dosis ulang 2 gram IV
perlahan selama 15 – 20 menit
– Jika masih tetap kejang, maka berikan diazepam 10 mg IV
selama 2 menit
28. TATA LAKSANA UNTUK KEHAMILAN
• Indikasi terminasi kehamilan
– Kehamilan 37 minggu
– Tanda impending eclampsia
– Gejala preeklampsia berat
yang persisten
– Muncul tanda in partu
– Solusio plasenta, sindrom
HELLP, gangguan ginjal, DIC
– IUGR, oligohidramnion,
gawat janin, IUFD
• Indikasi terapi ekspektatif
– Kehamilan < 37 minggu
– Tidak terdapat tanda
impending eclampsia
– Kondisi janin baik
29. • Terminasi kehamilan
– Tergantung kondisi ibu
– Induksi persalinan
– Sectio secarea
• Terapi konservatif
– Kortikosteroid untuk
maturasi paru janin
– Pemeriksaan urine 24 jam
– Monitoring gejala, tekanan
darah, urine output
– Evaluasi fungsi ginjal dan
sindrom HELLP
– MgSO4 dihentikan apabila
sudah mencapai tanda
preeklampsia ringan
Editor's Notes
Mengurangi tekanan uterus pada v. cava inferior Meningkatkan venous return Meningkatkan CO Meningkatkan aliran darah ke organ vital
Meningkatkan aliran darah ke ginjal Meningkatkan filtrasi glomerulus Meningkatkan diuresis Meningkatkan ekskresi Na
Meningkatkan aliran darah ke uterus Meningkatkan oksigenasi plasenta Memperbaiki kondisi janin