SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
Download to read offline
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH
UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH,
MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Dr. Ir. Sugeng Budiharsono
Bolmong Utara, 2 Maret 2015
2
Mengapa PELD Penting?
 Perekonomian daerah adalah bagian integral dari perekonomian nasional
 kinerja pereknas ditentukan oleh kinerja perekda.
 Dlm kerangka Kebijakan Desentralisasi & Otda, PELD = urusan pilihan
daerah
 Wilayah Indonesia luas dengan kondisi & potensi unggulan daerah yang
beragam 
 potensi ekonomi lokal akan lebih efektif & efisien jika dikelola oleh
Daerah.
 Keberagaman dapat menciptakan “mozaik” yang indah bila dikelola dg
baik
 PELD merupakan kebutuhan/strategi nasional dlm rangka meningkatkan
kualitas pertumbuhan ekonomi nasional.
 PELD menggunakan pendekatan kewilayahan & bottom-up  dpt menjadi
koreksi atas pendekatan sektoral.
 Mayoritas pelaku usahanya adalah UMKM (56.5 juta = 99,9%, pada tahun
2012) yang berbasis sumber daya lokal  PEL dapat mengatasi masalah
ketenagakerjaan & kemiskinan, serta meningkatkan ketahanan ekonomi
nasional.
PEL Penting Bagi Daerah
• Peningkatan kesempatan berusaha. Pengembangan ekonomi lokal
dan daerah yang berbasis kepada komoditi unggulan lokal maka
akan meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal
maupun investor.
• Penyerapan tenaga kerja. Pembangunan ekonomi lokal dan daerah
akan memberikan upah yang lebih baik, manfaat, dan peluang untuk
maju bagi para pekerja.
• Retensi Bisnis. Bisnis merasa dihargai oleh masyarakat dan, pada
gilirannya, lebih masyarakat akan cenderung untuk tinggal di daerah
tersebut, dan akan memberikan memberikan kontribusi bagi
perekonomian daerah tersebut.
• Diversifikasi Ekonomi. Basis ekonomi yang beragam akan membantu
memperluas pengembangan ekonomi lokal dan mengurangi
kerentanan masyarakat untuk satu bidang usaha.
• Swasembada. Basis ekonomi yang lebih kuat berarti pelayanan
publik tidak terlalu bergantung kepada pengaruh antar pemerintah
dan aliansi, yang dapat berubah kebijakannya pada setiap pemilihan
kepala daerah.
PEL Penting Bagi Daerah
(lanjutan)
• Peningkatan Basis Pajak dari Dunia Usaha dan Masyarakat. Peningkatan
kesempatan berusaha dan bekerja akan meningkatakn pendapatan
masyarakat dan dunia usaha yang disebabkan oleh pembangunan
ekonomi, peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur lokal, seperti jalan,
energy, pendidikan dan kesehatan.
• Peningkatan Kualitas Hidup. Peningkatan basis pajak yang lebih lanjut akan
meningkatkan pajak lokal dan peningkatan kesempatan bekerja akan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh masyarakat, termasuk
standar kualitas hidup masyarakat.
• Pengakuan Produk Lokal. Pembangunan ekonomi lokal yang sukses sering
terjadi ketika barang yang diproduksi secara lokal dikonsumsi di pasar
lokal, nasional maupun internasional.
• Peningkatan Daya Saing. Pengembangan ekonomi lokal dengan fokus
pengembangan komoditi unggulan daerah dalam bentuk klaster dapat
meningkatkan daya saing daerah dalam rangka menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015.
APAKAH MEA?
• Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah
bentuk integrasi ekonomi regional yang
direncanakan mulai berlaku pada tahun 2015.
Dengan pencapaian tersebut, maka ASEAN akan
menjadi pasar tunggal dan basis produksi
dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan
tenaga terampil yang bebas serta aliran modal
yang lebih bebas.
• Konsekuensinya kita bersaing dengan produk
barang dan jasa dari negara-negara ASEAN di
negara kita sendiri maupun di pasar negara-
negara ASEAN lainnya.
• Kata kuncinya adalah: DAYA SAING
DAYA SAING
 Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that
determine the level of productivity of a country (Schwab and Porter,
2007)
 Pendefinisian daya saing tergantung dimana lokasi daya saing
tersebut didefinisikan, apakah di aras mikro (perusahaan) atau di
aras makro (nasional).
 Diantara kedua konsep daya saing tersebut, muncul konsep daya
saing daerah, yang mendapatkan perhatian yang besar pada
beberapa tahun terakhir, hal ini disebabkan karena daerah
merupakan kunci dalam organisasi dan tata kelola pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan kesejahteraan.
 Meyer-Stamer (2003), daya saing daerah didefinisikan sebagai
kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan yang
tinggi dan penghidupan masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut
pada standar kehidupan yang tinggi. Sedangkan Huggins (2003)
menyatakan bahwa daya saing daerah yang sejati hanya terjadi ketika
pertumbuhan berkelanjutan dicapai pada tingkat tenaga kerja yang
meningkatkan standar kehidupan.
PELD
Berkelanjutan
Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat
Kinerja Wilayah
Kesenjangan antar wilayah
PDRB
Produktivitas
Tenaga kerja
Laju penyerapan
tenaga kerja
Penelitian
dan
Pengembang
an Teknologi
Infrastruktur
dan modal
manusia
Investasi UMKM
Kelembagaan
dan modal
sosial
Struktur
Ekonomi
Struktur Sosial
Kegiatan
Inovatif
Pusat
Pengambilan
Keputusan
Aksesibilitas
wilayah
Ketrampilan
angkatan kerja
Lingkungan Identitas Wilayah
Tujuan dan Sasaran
Kategori
Dasar
Faktor
Pembangunan
Penentu
Keberha-
silan
Sumber
daya
alam
Modifikasi
Konsep Daya
Saing Daerah
“Imre Lengyel”
TOPI
DAYA SAING
DAERAH
REGIONAL TRANSFERS
NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR
NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR
Jumlah Upah Jumlah Keuntungan
Pasar Lokal Pasar Ekspor
Perusahaan A
Perusahaan B
Sektor x
Sektor y
Sektor z
Input Wilayah
• Komposisi sektoral
• Spesialisasi
• Distribusi Perusahaan
• Kepemilikan (FDI)
Output Wilayah
• Produktifitas wilayah
• Unit labour cost
• Keuntungan
• Market shares
Outcome Wilayah
PDRB/Tenaga Kerja
Jumlah orang yang bekerja
Modal
Tenaga Kerja Lahan
Infrastruktur dasar
dan Aksesibilitas
LingkunganKualitas tempat
Sumber Daya Manusia
Lingkungan ProduktifKelembagaan
Teknologi
Keinovasian
Kewirausahaan
Internasionalisasi
Modal sosial
Insfrastruktur
pengetahuan Penduduk dan
migrasi
Budaya
HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH
Keterampilan
Perusahaan
Inovasi/Kreatifitas
Persaingan
Investasi
H. M. Treasury. 2004
Masuknya perusahaan
baru akan
meningkatkan
persaingan
Meningkatnya pesaingan
akan memberikan insentif
untuk investasi usaha
Investasi modal fisik
akan meningkatkan
kapasitas inovasi
perusahaan
Keterampilan akan
meningkatkan kapasitas
perusahaan dalam
mengembangkan dan
menggunakan teknologi
baru
Peningkatan persaingan
mendorong persaingan
Ketrampilan manajemen
akan meningkatkan
kewirausahaan dan
keunggulan bisnis.
Perusahaan baru akan
meningkatkan permintaan
terhadap keterampilan
PERBEDAAN KREATIFITAS DAN INOVASI
No Kreatifitas Inovasi
1. Intuitif/Imaginatif Rasional, percobaan,
2. Individualistik Kolektif
3. Lebih berhubungan dengan estitika dan
bakat (talenta)
Lebih berkaitan dengan
penciptaan/penemuan
4. Alat untuk inovasi/disruptive Sering berasosiasi dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Susah mengukurnya (copyright) Mudah mengukurnya (paten, kerja
yang terpublikasi)
Assimilated to progress
6, Lebih spontan Metode, spesifikasi dan proses,
evaluasi
7. Ekspresi dari nilai-nilai dan human spirit
TAHAPAN PEL
• Pembentukan Forum Stakeholder (3 – 6 bulan)
dan Penguatan forum (sejak dibentuk sampai 5
tahun)
• Analisis Komoditi Unggulan dan Kawasan (6
bulan)
• Penyusunan Rencana dan Anggaran (6 bulan)
• Pelaksanaan PEL dilakukan secara terus menerus
sampai berhasil dengan fasilitasi PEMDA.
• Monitoring dan Evaluasi (berkala dan terus
menerus)
TAHAP 1
TAHAP 2
Analisis
Stakeholder
Penguatan
Forum PED
Analisis Pengembangan
Wilayah
Analisis RALED
RTRW
Kab/Kota
RPJMD/
RENSTRA
Rencana Induk
Rencana Bisnis
Rencana Aksi
RKP/RKPD
Organisasi
Masyarakat
MadaniDONOR
Pelaksanaan
Pengembangan Klaster
dan Region Branding
Dunia
Usaha
APBN/APBD
Monitoring dan Evaluasi
TAHAP 3
TAHAP 4
TAHAP 5
Analisis
Pengembangan
Komoditi
Unggulan
Analisis Rantai Nilai
(Value Chain Analisis)
MEMBANGUN KOMITMEN
• PELD adalah proses multistakeholder, sehingga merupakan
proses yang melibatkan stakeholder kunci, terutama dunia usaha
dan pemerintah daerah, dalam seluruh tahapan PELD.
• Adanya komitmen yang kuat dari Bupati/Walikota dalam PELD,
yang diimplementasikan terutama dengan adanya
program/kegiatan serta anggarannya setiap tahunnya dalam
rentang waktu yang lama.
• Strong leadership (khususnya dari Bupati/Walikota amat
diperlukan dalam membangunan komitmen. Aplikasinya adalah
tersediannya anggaran untuk PELD dari seluruh SKPD yang
terlibat.
• Membangun komitmen antara pemerintah, dunia usaha,
masyarakat, akademisi, organisasi masyarakat madani yang kuat
dalam PELD.
• Dapat dibentuk atau meningkatkan kinerja Forum yang sudah ada
di aras kabupaten seperti FEDEP = Forum for Economic
Development and Employment Promotion yang ada di Jawa Tengah.
• Asosiasi berfungsi untuk melakukan quality control.
Pembentukan dan Penguatan Forum
Stakeholder
• Tahap Pembentukan dan Penguatan Stakeholder terdiri dari
kegiatan: identifikasi stakeholder, Pembentukan dan Penguatan
Forum Stakeholder.
• Identifikasi stakeholder dilakukan dengan menggunakan analisis
stakeholder sehingga akan diperoleh stakeholder kunci dan juga
local champion yang akan terlibat dalam Forum Stakeholder. Local
champion sangat diperlukan agar forum stakeholder tersebut dapat
berjalan dengan baik.
• Setelah diketahui stakeholder kunci yang terlibat dalam PELD,
Bappeda setempat menginisiasi pembentukan Forum Stakeholder.
• Forum stakeholder PELD sebaiknya sebagian besar berasal dari
dunia usaha dan sisanya berasal dari pemerintahan daerah
(eksekutif dan legislatif), akademisi dan LSM.
• Perlu pendampingan dalam proses pembentukan maupun penguatan
Forum Stakeholder.
ANALISIS KOMODITI UNGGULAN DAN KAWASAN
• Analisis komoditi unggulan dengan Location Quotient (LQ) atau Revealed
Comparative Advantage (RCA).
• Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada.
• Berorientasi kepada permintaan jangka pendek dan jangka panjang.
• Bukan hanya untuk pasar lokal, regional, tetapi juga untuk pasar
internasional.
• Komoditi unggulan yang dipilih harus diintegrasikan dengan sektor lainnya.
Pengembangan komoditi unggulan di Kota Depok jangan hanya satu
komoditi saja (single commodity development), namun harus diintegrasikan
dengan sektor lainnya misalnya minawisata.
• Untuk mengetahui kondisi komoditi unggulan dari hulu ke hilir
menggunakan Analisis Value Chain (VCA).
• Untuk mengetahui kondisi PELD dan faktor pengungkit digunakan Analisis
RALED (Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development).
• Analisis Pengembangan Wilayah dengan menggunakan analisis Sosiogram,
Skalogram dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN
• Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan rencana PELD dan
pengintegrasian rencana tersebut ke dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah. Dasar
penyusunan rencana dan anggaran berdasarkan hasil
analisis Pengembangan Wilayah, VCA dan Analisis RALED
• Rencana yang akan disusun meliputi: (1) Rencana Induk,
(2) Rencana Bisnis dan (3) Rencana Aksi berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan dan RTRW Kabupaten serta
RPJMD dan Renstra SKPD. Penyusunan rencana dilakukan
secara partisipatif.
• Pengintegrasian rencana ke dalam dokumen perencanaan
dan penganggaran daerah, agar pengembangan kluster
industri kreatif ini berkelanjutan.
BAGAIMANA AGAR PROGRAM DIDANAI OLEH STAKEHOLDER
LAINNYA?
• Pada waktu menyusun rencana induk dan khususnya rencana tindak dan
rencana anggaran perlu dibuat program financial matrix.
• Dalam program financial matrix ini sudah dijelaskan tentang program dan
kegiatan, volume dan lokasi kegiatan, biaya/anggaran kegiatan dan
penanggungjawab kegiatan, baik dari pemerintah daerah, pemerintah
provinsi, kementerian/lembaga, donor maupun masyarakat madani.
• Program financial matrix inilah yang akan dijual kepada stakeholder
tersebut. Dalam penyusunan program financial matriks harus
mengundang seluruh stakeholder kunci tersebut, dan yang diundang
adalah orang yang mempunyai otoritas dalam alokasi anggaran organisasi
yang diwakilinya.
• Dalam program financial matrix yang dimuat bukan hanya sekadar rencana
dan anggarannya tetapi sudah merupakan komitmen dari organisasi
tersebut.
• Setiap kegiatan dibuat TOR singkat, dan kemudian dipromosikan kepada
organisasi/lembaga yang tercantum dalam program financial matrix.
Diperlukan peran aktif dari seluruh organisasi pemerintahan yang ada
untuk ‘menjemput bola’ kepada organisasi-organisasi tersebut. Kepada
SKPD yang memperoleh dana dari stakeholder pemberi dana, misalnya
diberikan insentif.
SKEMA PROGRAM FINANCIAL MATRIX
PEMDA KAB
KEMENTERIAN/
LEMBAGA
Program
Financial Matrix
Donors
BUMN
DUNIA
USAHA
Kontraktor Kelompok
Sasaran
PEMERINTAH
PROVINSI
BAPPEDA
SKPD
lainnya
Pengembangan Komoditi Unggulan
melalui Klaster
• Klaster merupakan konsentrasi geografis perusahaan
dan institusi yang saling berhubungan pada sektor
tertentu (A cluster is a geographically proximate group
of interconnected companies and association institution
in particular field, linked by communalities and
complementarities, Porter, 1998). Klaster diharapkan
dapat menghilangkan kendala-kendala dan inefisiensi
untuk meningkatkan produktivitas.
 Jenis Klaster:
 New cluster. The new cluster grows primarily on the
initiation or intervention of the government policy.
 Mature cluster or Natural Cluster. Mature clusters are often
associated with the traditional industrial centers which have
been known as a center of industry.
PROSES PENGEMBANGAN KLASTER BARU
• Sosialisasi klaster, mulai dari batasan klaster, kelembagaan klaster hingga
strategi pengembangan klaster. Hal ini diperlukan agar terjadi kesepahaman
mengenai klaster diantara pelaku usaha, instansi pembina klaster dan lembaga-
lembaga penunjang kegiatan klaster sehingga baik usulan jenis produk
unggulan/sentra dan program pembinaan dapat tepat sasaran
• Mengidentifikasi berbagai produk unggulan daerah/sentra yang akan
berpotensi untuk dikembangkan melalui pendekatan klaster
• Melakukan survey ke lapangan untuk kepentingan validasi dan pengumpulan
data yang berhubungan kriteria produk unggulan yang dapat dikembangkan
melalui pendekatan klaster; seperti prospek pasar, jumlah pengusaha,
ketersediaan bahan baku, keterkaitan dengan usaha lain
• Evaluasi secara obyektif untuk menentukan kelayakan produk unggulan
daerah/sentra yang diusulkan berdasarkan hasil survey
• Menetapkan produk unggulan daerah/sentra yang dapat dikembangkan
berbasis klaster.
• Membentuk manajemen klaster, dengan terlebih dahulu mencari local
champion yang merupakan penggerak klaster.
• Menyusun AD/ART klaster oleh manajemen klaster
• Menyusun rencana bisnis oleh manajemen klaster
• Pelaksanaan dan pembinaan klaster
• Pengembangan klaster dapat dilkukan dengan dengan cara jejaring klaster
seperti di Klaster Borobudur Jawa Tengah.
Pengembangan Klaster Wisata Borobudur
Tilik Ndeso
Hotel
Restauran
Pertanian
Wisata Alam
Gerabah
Toko Souvenir
Penampilan
Seni Budaya
SUBSTANSI PELAKSANAAN PEL
• Mengubah mind set masyarakat.
• Pengembangan dan peningkatan produktifitas produk
dari hulu ke hilir (produksi, pasca panen, industri
pengolahan, pemasaran) dan sektor pendukungnya
seduai dengan value chain development.
• Pengembangan/inovasi teknologi produksi
• Pengintegrasian produk komoditi unggulan dengan
sektor lainnya (misalnya dengan sektor wisata)
• Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur.
• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
• Penguatan kapasitas kelembagaan: KUB, Koperasi,
Forum Stakeholder dan kerjasama antar daerah
• Penguatan branding, baik product branding maupun
region branding.
• Pendampingan baik di tingkat pemerintah daerah
maupun di aras masyarakat.
MENGUBAH MINDSET
• Pemerintah dan masyarakat harus menyadari bahwa
PELD bukan “proyek” dari pemerintah namun dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Pemerintah hanya memfasilitasi saja. Juga agar tercipta
region branding yang baik harus merubah pola pikir
(mindset) masyarakat berkelas internasional. Dan secara
sadar harus memperbaiki mindset tersebut.
• Sebenarnya untuk merubah mindset tersebut tidak susah
karena mindset masyarakat berkelas internasional
sesungguhnya merupakan dasar dari masyarakat yang
ISLAMI, karena sebagian besar penduduk di daerah ini
adalah muslim.
• Perubahan mindset terutama dalam hal: kedisiplinan,
kebersihan, moral yang baik (tidak korupsi), keamanan,
kesopansantunan, keramahtamahan, dll.
• Perlu merubah mindset stakeholder daerah bahwa PEL
merupakan milik dan merupakan kebutuhan bagi daerah.
PENGEMBANGAN SDM DAN
KELEMBAGAAN
• Pengembangan SDM baik melalui pendidikan
formal dan informal seyogyanya disesuaikan
dengan PEL pada masa kini dan mendatang.
• Penguatan kapasitas kelembagaan: KUB, Koperasi,
Forum Stakeholder dan kerjasama antar daerah
• Revitalisai BDS, koperasi dan asosiasi yang dapat
mendukung pengembangan ekonomi lokal. Peran
asosiasi/koperasi dapat menjadi quality control,
dll.
• Perlunya revitalisasi KADIN/KADINDA yang dapat
mendukung pengembangan ekonomi lokal.
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
• Perlunya pembangunan infrastruktur fisik, seperti
infrastruktur transportasi, energi, telekomunikasi,
intenet dan air baku agar dapat mencukupi untuk
PELD. Prasarana transportasi dan energi, merupakan
hal yang sangat kritis saat ini bagi Indonesia.
• Pengelolaan infrastruktur fisik yang baik sangat
diperlukan agar infrastruktur yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal dengan masa pakai yang
lama.
• Infrastruktur lunak: menghilangkan kebijakan yang
menghambat PELD dan membuat kebijakan yang
mendukung PELD.
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
(lanjutan)
• Membangun lembaga pendidikan dan penelitian dan pengembangan
– Membangun lembaga pendidikan baik di tingkat menengah
maupun tinggi (politeknik dan akademi) oleh pemerintah pusat
dan daerah dalam bidang teknologi yang pada setiap daerah yang
disesuaikan dengan PEL yang dikembangkan. Sehingga kreatifitas
tidak hanya mengandalkan individu tapi juga pemerintah
berperan dalam mengembangkan inovasi. Apabila PEL sudah
berkembang, maka dunia usaha akan mengambil alih dalam
mengembangkan inovasi.
– Membangun lembaga penelitian khususnya oleh pemerintah pusat
dan daerah yang disesuaikan dengan PEL yang dikembangkan.
Kalau tidak memungkinkan membangun kerjasama antara
Pemerintah Daerah – Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan
Dunia Usaha dalam bentuk Triple Helix of Innovation untuk
menhasilkan inovasi baru bagi pengembangan produk unggulan.
– Di Tianjin China atau Potsdam, Jerman, kota setingkat kabupaten
ini mempunyai lebih dari 20 lembaga penelitian dan perguruan
tinggi yang mendukung PEL yang dikembangkan.
– Memberikan insentif yang baik bagi peneliti dan lembaga
penelitian yang mempunyai kemampuan inovatif.
TRIPLE HELIX INNOVATION
Inovasi, Daya Saing dan Pembangunan Wilayah
Inovasi dan Kewirausahaan
Pembangunan
Wilayah dan
Daya Saing
AKADEMIA
DUNIA
USAHA
PEMERINTAH
Kunci Produksi
Kunci Penyetabil
Interaksi
Kunci Pengetahuan
Pengajaran dan Pelatihan Riset dan Pengembangan
Farinha dan Fereira
MEMBANGUN REGION BRANDING
• Pemasalahan: Globalisasi menyebabkan produk
barang dan jasa yang ditawarkan relatif sama dalam
desain, kualitas, harga dsb. Oleh karena itu perlu
sesuatu yang unik dan berbeda.
• Definisi National/Region Branding: Establishment of
an image (internally and externally) for a
country/local based on positive and relevant values
and perceptions
• Pelaku utama: Pembuat Strategi dan Dunia Usaha
• Kenapa Region Branding? Pada negara yang luas
seperti Indoneia, daerah tidak perlu tergantung
dengan kondisi nasional.
MEREK BUKAN HANYA UNTUK PRODUK
TAPI JUGA UNTUK WILAYAH
• Kalau kita diminta memilih bunga Tulip, mana yang akan
dipilih yang dari Belanda atau dari negara lainnya?
• Mana yang akan kita pilih antara nori dari Jepang atau
Thailand?
• Seandainya kita bukan orang Indonesia, mana yang akan
dipilih makanan (yang bahannya ikan) dari Indonesia
atau Thailand?
• Merek/Citra tentang suatu wilayah sangat berpengaruh
terhadap preferensi orang untuk memilih/membeli
suatu produk, yang disebut REGION BRAND.
• Region brand sangat mempengaruhi daya saing produk
dan daya saing daerah.
COMPARISON BETWEEN REGION AND
PRODUCT BRAND
Ying Fan (2006)
Aspect Region Brand Product Brand
Offer Nothing on offer A product or service on offer
Attribute Difficult to define Well defined
Benefits Purely emotional Functional and emotional
Image Complicated, various, vague Simple, clear
Association Secondary, numerous and
diverse
Primary and secondary, relatively
fewer and more specific
Purpose To promote national/regional
image
To help sales and develop
relationship
Ownership Unclear, multistakeholders Sole owner
Audience Diverse, hard to define Targeted segment
BAGAIMANA CARANYA MEMPERKUAT REGION
BRANDING?
• Siapakah yang terlibat:Pemerintah Daerah, Dunia Usaha,
aparat keamanan, Artis, Media, Olah Raga, Pendidikan, LSM
dan Konsultan.
• Siapakah yang menjadi audiens atau target? Cari
bagaimana citra kota baik menurut orang di dalam dan
luar negeri.
• Cari kekuatan dan kelemahan daerah
• Keseluruhan program harus berdasarkan sesuatu yang
positif dan relevan, jangan sebaliknya.
• Seluruh kegiatan harus dikoordinasikan untuk ekspor,
investasi dan pariwisata.
• Mengelola pesan-pesan dari audiens baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
• Program pembuatan region branding ini bisa berlangsung
lama lebih dari 20 tahun.
APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK
MEMPERKUAT REGION BRANDING?
• Meningkatkan kualitas produk: pemilihan input,
proses dan produk yang sesuai dengan standard
internasional.
• Peningkatan clean government dan good
governance, menjamin keamanan berusaha,
peningkatan kualitas perizinan dan pelayanan
dalam rangka meningkatkan kualitas iklim
berusaha.
• Meningkatkan citra daerah dan akan
meningkatkan daya saing daerah dan produknya.
LEADERSHIP
GOVERNANCE
INVESTMENT
EXPORT OF
LEADING
SECTOR
CULTURAL
AND
HERITAGE
PEOPLE REGION
BRANDING
THE HEXAGON OF REGION BRAND*)
*) Sugeng Budiharsono (2010)
Proses Pembentukan Nation/Region Branding
Mengkaji Citra/Persepsi Kiwari
Membentuk Kelompok Kerja
Mengidentifikasi Daya Saing Wilayah
Mengidentifikasi Kelompok Sasaran
Menentukan Pesan Utama dan Identitas Bangsa/Wilayah
Mengkaji Kesiapan
Mengukur Kemajuan
Manfaat Region Branding
Bagian Promosi Daerah
• Memberikan fokus strategis yang lebih besar berdasarkan memenuhi
kebutuhan , keinginan dan keinginan khalayak kunci .
• Memupuk pendekatan terpadu dan koperasi untuk membangun
reputasi kota dan menciptakan iklim usaha yang makmur dalam
kota.
• Menyediakan kerangka kerja pengambilan keputusan untuk
membangun sebuah identitas yang konsisten yang kuat untuk kota di
pasar utama dan menghindari pesan bertentangan dan berubah dan
gambar .
• Hasil dalam pengembalian yang lebih tinggi atas investasi ( ROI ) dari
investasi pemasaran .
• Menangkap kekuatan dan kepribadian tempat dalam cara yang
memungkinkan semua pemangku kepentingan untuk menggunakan
pesan yang konsisten dan menarik yang serupa .
• Menyediakan payung pemersatu untuk menciptakan produk dan
pengembangan bisnis peluang bisnis kota.
Manfaat untuk Kelompok Sasaran
• Memberikan ketenangan pikiran dengan
meningkatkan kepercayaan dan mengurangi
ketidakpastian dalam perencanaan mereka.
• Menetapkan perbedaan titik yang jelas, berharga,
dan berkelanjutan dalam benak pelanggan
• Menghemat waktu dan usaha dalam memutuskan .
• Mencerminkan sesuatu yang baik kepada pelanggan
yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
• Menyentuh kebutuhan dan keinginan mereka .
• Memberikan nilai tambah dan manfaat yang
dirasakan.
Manfaat untuk Masyarakat Secara Keseluruhan
• Menciptakan fokus pemersatu untuk membantu semua
masyarakat, swasta, dan organisasi nir-laba yang
bergantung pada reputasi dan citra wilayah untuk
semua atau bagian dari mata pencaharian mereka.
• Menghasilkan peningkatan penghormatan dan
pengakuan dikaitkan dengan wilayah yang bersangkutan
sebagai warga dan pengusaha.
• Mengoreksi hal-hal yang tidak akurat atau persepsi yang
tidak seimbang.
• Meningkatkan pendapatan stakeholder, margin
keuntungan, dan pajak.
• Meningkatkan kemampuan untuk menarik, merekrut,
dan mempertahankan orang-orang berbakat.
• Meningkatkan kebanggaan warga dan advokasi .
• Memperluas ukuran " kue " bagi para untuk
mendapatkan bagian yang lebih besar
11 Mitos tentang Region Branding
1. Kami telah mempunyai logo
2. Dan kami telah memiliki tagline
3. Kami akan membuat brand kami siang ini
4. Lebih banyak riset lebih baik
5. Kami tidak perlu persetujuan para pengambil
kebijakan
6. Kami tidak memerlukan konsultasi publik
7. Kami tidak mampu melakukannya
8. Kami dapat mengerjakannya sendiri
9. Contoh iklan merupakan cara terbaik memilih tim
perencanaan
10. Branding hanya melibatkan bagian pemasaran
11. Hanya anggaran yang besar yang dapat membangun
brand
5 CARA UNTUK MEMBUAT REGION BRANDING SUKSES
• Jadilah Berbeda dari Pesaing yang ada
• Katakan yang Sebenarnya
• Stakeholder agar bersemangat tentang apa yang terjadi
• Menunjuk Duta Daerah
– Duta daerah sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya
untuk para klien daerah tersebut
– Duta daerah dapat menjalin networking
– Duta daerah sebaiknya seseorang yang dikenal secara positif dan
memiliki kemauan ataupun kesamaan dengan daerah tsb.
• Peluncuran Region Branding adalah awal bukan akhir
– Peluncuran logo ataupun tag line bukanlah akhir re-branding
daerah tetapi merupakan awal kerja keras, agar merek daerah
dapat dikenal.
– Dalam pendekatan tradisional PELD region branding seringkali
dilihat sebagai pembuatan desain grafis dari logo dlsb, dan jarang
dilihat sebagai cara berperilaku atau cara untuk mencapai cita-
cita dari daerah tersebut.
Contoh-contoh Region Branding
di Indonesia
CONTOH PROSES REGION BRANDING DI SOLO
Situation
Analisis
 Public Private Dialog
 Input from marketing expert
 FGD
 Training
 Task force stablishment
Positioning
Tagline competition
Limited bidding for logo design
The selection of an advertising agency
Capacity building and briefing for local agencies
Creative activity
Assessment by the Jury
Tagline
Interview with multi actors
Responses from 85 stakeholders
Launching logo and tagline
First Draft
Penerapan Region Brand di Solo
PROMOSI
• Promosi amat penting dilakukan dengan
berbagai cara baik di dalam negeri maupun luar
negeri. Jangan merasa puas dengan kondisi yang
telah dicapai saat ini.
• Promosi melibatkan seluruh stakeholder kunci
terutama pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat.
• Cara promosi: internet, eksebisi, pameran,
festival, dll.
• Pemerintah kota menyiapkan materi promosi
dalam bentuk multi media, booklet, kelompok
tari, barang-barang yang akan dipromosikan, dll
KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA
• Kerjasama dengan BUMN dan Dunia Usaha dalam rangka
PKBL ataupun CSR dari BUMN atau dunia usaha tersebut.
• Biro Perjalanan (mis ASITA): agar daerah ini dimasukkan
dalam bagian promosi maupun daerah tujuan wisata.
• Asosiasi Hotel dan Restoran (mis PHRI), agar
booklet/leaflet dan program kunjungan ke di daerah ini
ada pada setiap hotel anggota PHRI.
• Maskapai Penerbangan: agar bahan-bahan promosi di
daerah ini ada di pesawat atau bahkan diputar dalam
pesawat.
• Asosiasi pengelola pariwisata, agar daerah ini
dipromosikan dalam event-event yang mereka adakan.
KERJASAMA ANTAR PEMERINTAH
• Pemerintah Pusat
– Kemendikbud, Kemendag, Kemenparekontif,
Kemenkop dan UKM dan BKPM: Agar minta
dipromosikan dalam event promosi pariwisata,
perdagangan dan investasi di luar negeri
• Pemerintah Provinsi
Meminta dukungan dari pemerintah provinsi agar
pemerintah pusat mau membangun infrastruktur yang
diperlukan, dan turut mempromosikan kabupaten/kota
di dalam dan luar negeri dalam berbagai event promosi.
• Kerjasama Antar Pemerintah Kota/Kabupaten
• Kerjasama Antar klaster
• Sister City: melakukan kerjasama khususnya dengan
kota-kota di luar negeri yang secara potensial akan
berinvestasi atau menyumbang wisatawan.
KERJASAMA DENGAN DONOR
• Banyak sekali donor yang dapat memberikan dana hibah
(grant), namun seringkali daerah tidak memperoleh
informasi yang akurat. Banyak donor yang tertarik untuk
dapat memberikan dana hibah asal program yang dibuat
pemerintah daerah sangat menarik.
• Pemerintah daerah jangan mau didikte oleh donor (donor
driven). Biasanya donor mendikte pemerintah apabila
posisi tawar pemerintah lemah, salah satunya adalah
bahwa pemerintah tidak punya konsep yang jelas.
• Dengan adanya rencana induk dan rencana aksi, khususnya
program financial matrix, maka kita dapat menawarkannya
kepada donor dengan posisi tawar yang lebih baik.
• Sebaiknya pemerintah daerah bekerjasama dengan
Bappenas, apabila ingin didanai oleh donor.
FASILITASI
• Adanya konsistensi dan komitmen dari
pemerintah daerah dalam memfasilitasi
pengembangan ekonomi lokal dan daerah selama
jangka waktu yang relative lama (minimal 10
tahun), bandingkan di Eropa fasilitasi dilakukan
selam 22 tahun. (Fasilitasi bisa dilakukan
bersama dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan
donors)
• Pemberian fasilitasi baik regulasi, lahan,
keuangan, pendampingan teknis dilakukan oleh
pemerintah daerah secara berkelanjutan sampai
daerah yang dibangun berhasil.
• Agar PELD berjalan dengan baik diperlukan
pendampingan di aras kabupaten/kota maupun
aras masyarakat.
MONITORING DAN EVALUASI
• Monitoring dan evaluasi (Monev) dilakukan
secara berkala. Monitoring dilakukan
sekurang-kurangnya 3 bulan sekali,
sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir
tahun.
• Monev dilakukan secara partisipatif dengan
melibatkan stakeholder kunci.
• Tindak lanjut dari monev amat penting
sebagai bagian perbaikan pelaksanaan pada
masa mendatang.
TERIMA KASIH
Biodata Singkat Pemateri
1. Nama : Dr. Ir. Sugeng Budiharsono
2. Tempat Tgl Lahir : Cirebon, 13 Juli 1960
3. Pendidikan : Sarjana Pertanian, IPB, 1983
Doktor Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB,
1995
Short course on Local Economic Development, ITC ILO, Turin,
Italia, 2009
Short course on Local governance and rural development,
Wageningen University and Research, CDI, The Netherlands, 2010
Short course on Market Access for Sustainable Development,
Wageningen University and Research, CDI, The Netherlands, 2013
4. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan
: Ketua Tim Ahli Pengembangan Ekonomi Lokal, Dit Perkotaan dan
Perdesaan, BAPPENAS, 2006 – sekarang
Dosen pasca sarjana Universitas Indonesia, 2006 – sekarang
Dosen pasca sarjana Institut Pertanian Bogor, 2001 – sekarang
Pengajar pada International short course on Local Economic
Development, conducted by Wageningen University and Research
CDI, The Netherlands, in Johannesburg South Africa, September
2014.
Staf Ahli pada Sekretariat Jenderal DPD RI, 2007-2013

More Related Content

What's hot

Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingSugeng Budiharsono
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahEnengNs
 
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahTugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahsiti aisah
 
9 pembangunan ekonomi daerah
9 pembangunan ekonomi daerah9 pembangunan ekonomi daerah
9 pembangunan ekonomi daerahfirman sahari
 
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAHBakhrul Ulum
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanSugeng Budiharsono
 
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahperekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahSuhanda Handa
 
Pembangunan ekonomi daerah......
Pembangunan ekonomi daerah......Pembangunan ekonomi daerah......
Pembangunan ekonomi daerah......rosita puspa
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahInas Intishar
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahLutfiyah Siti
 
7 pembangunan ekonomi daerah.
7 pembangunan ekonomi daerah.7 pembangunan ekonomi daerah.
7 pembangunan ekonomi daerah.muhammad muhaimin
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahmohamad amsanudin
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatSugeng Budiharsono
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)
7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)
7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)abdul hadi
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALVisualBee.com
 
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...Ar Tinambunan
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALVisualBee.com
 

What's hot (20)

7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahTugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
9 pembangunan ekonomi daerah
9 pembangunan ekonomi daerah9 pembangunan ekonomi daerah
9 pembangunan ekonomi daerah
 
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
 
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahperekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
 
Pembangunan ekonomi daerah......
Pembangunan ekonomi daerah......Pembangunan ekonomi daerah......
Pembangunan ekonomi daerah......
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
7 pembangunan ekonomi daerah.
7 pembangunan ekonomi daerah.7 pembangunan ekonomi daerah.
7 pembangunan ekonomi daerah.
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)
7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)
7. pembangunan ekonomi daerah 5 v abdul hadi (11140742)
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
 
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
 

Viewers also liked

8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunanJenita 'Nytha' Pangku
 
Akselerasi daya saing
Akselerasi daya saingAkselerasi daya saing
Akselerasi daya saingPEMPROP JABAR
 
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi LokalModel Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi LokalDadang Solihin
 
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A TaufikDaya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A TaufikTatang Taufik
 
Industri Kreatif Riset dan Pengembangan
Industri Kreatif Riset dan PengembanganIndustri Kreatif Riset dan Pengembangan
Industri Kreatif Riset dan PengembanganTogar Simatupang
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatsamiaji
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wSalma Van Licht
 
SLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGA
SLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGASLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGA
SLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGABJS GSDP
 
Pemberdayaan ppt
Pemberdayaan pptPemberdayaan ppt
Pemberdayaan ppthanny26
 
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi LokalStrategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi LokalDadang Solihin
 
KONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGA
KONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGAKONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGA
KONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGABJS GSDP
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Materi pemberdayaan
Materi pemberdayaanMateri pemberdayaan
Materi pemberdayaanxadhy20
 
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan MasyarakatPeran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakatnugisptrainig
 
Materi Sosialisasi Desa Siaga
Materi Sosialisasi Desa SiagaMateri Sosialisasi Desa Siaga
Materi Sosialisasi Desa SiagaDinkes Kab Lebak
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 

Viewers also liked (20)

8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
 
Akselerasi daya saing
Akselerasi daya saingAkselerasi daya saing
Akselerasi daya saing
 
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi LokalModel Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
 
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A TaufikDaya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
 
Industri Kreatif Riset dan Pengembangan
Industri Kreatif Riset dan PengembanganIndustri Kreatif Riset dan Pengembangan
Industri Kreatif Riset dan Pengembangan
 
Minapolitan
Minapolitan Minapolitan
Minapolitan
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
 
SLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGA
SLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGASLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGA
SLIDE PELAKSANAAN DESA SIAGA
 
Pemberdayaan ppt
Pemberdayaan pptPemberdayaan ppt
Pemberdayaan ppt
 
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi LokalStrategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
 
KONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGA
KONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGAKONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGA
KONSEP DAN PENGERTIAN DESA SIAGA
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Materi pemberdayaan
Materi pemberdayaanMateri pemberdayaan
Materi pemberdayaan
 
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan MasyarakatPeran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
 
Desa siaga aktif
Desa siaga aktifDesa siaga aktif
Desa siaga aktif
 
Materi Sosialisasi Desa Siaga
Materi Sosialisasi Desa SiagaMateri Sosialisasi Desa Siaga
Materi Sosialisasi Desa Siaga
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 

Similar to PELD

Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal ke Tataran Internasional
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal  ke Tataran Internasional Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal  ke Tataran Internasional
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal ke Tataran Internasional Dadang Solihin
 
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Frans Dione
 
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_xadhi nugraha
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)novie2804
 
Hout pengembangan ekonomi lokal
Hout pengembangan ekonomi lokalHout pengembangan ekonomi lokal
Hout pengembangan ekonomi lokalImaniar Nastiti
 
M7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerahM7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daeraherlina na
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerahElisabeth Marina
 
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing Frans Dione
 
7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerahAndi Sutandi
 
Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial
Amalan Terbaik Kesejahteraan SosialAmalan Terbaik Kesejahteraan Sosial
Amalan Terbaik Kesejahteraan SosialSITINURDIANAMOHDSAHA
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianKebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianJin Kazama
 
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011Ar Tinambunan
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahmariam Iam
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahmariam Iam
 

Similar to PELD (20)

Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal ke Tataran Internasional
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal  ke Tataran Internasional Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal  ke Tataran Internasional
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal ke Tataran Internasional
 
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
 
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
 
Hout pengembangan ekonomi lokal
Hout pengembangan ekonomi lokalHout pengembangan ekonomi lokal
Hout pengembangan ekonomi lokal
 
Pertemuan ix
Pertemuan ix   Pertemuan ix
Pertemuan ix
 
BAB-12-PEMB-DAERAH.ppt
BAB-12-PEMB-DAERAH.pptBAB-12-PEMB-DAERAH.ppt
BAB-12-PEMB-DAERAH.ppt
 
M7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerahM7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerah
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
 
Perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan produktivitas
Perluasan kesempatan  kerja melalui peningkatan produktivitasPerluasan kesempatan  kerja melalui peningkatan produktivitas
Perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan produktivitas
 
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
 
7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah
 
Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial
Amalan Terbaik Kesejahteraan SosialAmalan Terbaik Kesejahteraan Sosial
Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
 
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianKebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
 
Makalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapusMakalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapus
 
Makalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapusMakalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapus
 
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 

More from Sugeng Budiharsono

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfPENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfPENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationSugeng Budiharsono
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIASugeng Budiharsono
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Sugeng Budiharsono
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiSugeng Budiharsono
 
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...Sugeng Budiharsono
 
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016Sugeng Budiharsono
 

More from Sugeng Budiharsono (20)

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfPENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfPENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesia
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesia
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Indeks daya saing wilayah
Indeks daya saing wilayahIndeks daya saing wilayah
Indeks daya saing wilayah
 
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
 
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
 

Recently uploaded

Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 

Recently uploaded (19)

Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 

PELD

  • 1. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH, MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Dr. Ir. Sugeng Budiharsono Bolmong Utara, 2 Maret 2015
  • 2. 2 Mengapa PELD Penting?  Perekonomian daerah adalah bagian integral dari perekonomian nasional  kinerja pereknas ditentukan oleh kinerja perekda.  Dlm kerangka Kebijakan Desentralisasi & Otda, PELD = urusan pilihan daerah  Wilayah Indonesia luas dengan kondisi & potensi unggulan daerah yang beragam   potensi ekonomi lokal akan lebih efektif & efisien jika dikelola oleh Daerah.  Keberagaman dapat menciptakan “mozaik” yang indah bila dikelola dg baik  PELD merupakan kebutuhan/strategi nasional dlm rangka meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional.  PELD menggunakan pendekatan kewilayahan & bottom-up  dpt menjadi koreksi atas pendekatan sektoral.  Mayoritas pelaku usahanya adalah UMKM (56.5 juta = 99,9%, pada tahun 2012) yang berbasis sumber daya lokal  PEL dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan & kemiskinan, serta meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
  • 3. PEL Penting Bagi Daerah • Peningkatan kesempatan berusaha. Pengembangan ekonomi lokal dan daerah yang berbasis kepada komoditi unggulan lokal maka akan meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal maupun investor. • Penyerapan tenaga kerja. Pembangunan ekonomi lokal dan daerah akan memberikan upah yang lebih baik, manfaat, dan peluang untuk maju bagi para pekerja. • Retensi Bisnis. Bisnis merasa dihargai oleh masyarakat dan, pada gilirannya, lebih masyarakat akan cenderung untuk tinggal di daerah tersebut, dan akan memberikan memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah tersebut. • Diversifikasi Ekonomi. Basis ekonomi yang beragam akan membantu memperluas pengembangan ekonomi lokal dan mengurangi kerentanan masyarakat untuk satu bidang usaha. • Swasembada. Basis ekonomi yang lebih kuat berarti pelayanan publik tidak terlalu bergantung kepada pengaruh antar pemerintah dan aliansi, yang dapat berubah kebijakannya pada setiap pemilihan kepala daerah.
  • 4. PEL Penting Bagi Daerah (lanjutan) • Peningkatan Basis Pajak dari Dunia Usaha dan Masyarakat. Peningkatan kesempatan berusaha dan bekerja akan meningkatakn pendapatan masyarakat dan dunia usaha yang disebabkan oleh pembangunan ekonomi, peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur lokal, seperti jalan, energy, pendidikan dan kesehatan. • Peningkatan Kualitas Hidup. Peningkatan basis pajak yang lebih lanjut akan meningkatkan pajak lokal dan peningkatan kesempatan bekerja akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh masyarakat, termasuk standar kualitas hidup masyarakat. • Pengakuan Produk Lokal. Pembangunan ekonomi lokal yang sukses sering terjadi ketika barang yang diproduksi secara lokal dikonsumsi di pasar lokal, nasional maupun internasional. • Peningkatan Daya Saing. Pengembangan ekonomi lokal dengan fokus pengembangan komoditi unggulan daerah dalam bentuk klaster dapat meningkatkan daya saing daerah dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015.
  • 5. APAKAH MEA? • Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan mulai berlaku pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. • Konsekuensinya kita bersaing dengan produk barang dan jasa dari negara-negara ASEAN di negara kita sendiri maupun di pasar negara- negara ASEAN lainnya. • Kata kuncinya adalah: DAYA SAING
  • 6. DAYA SAING  Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that determine the level of productivity of a country (Schwab and Porter, 2007)  Pendefinisian daya saing tergantung dimana lokasi daya saing tersebut didefinisikan, apakah di aras mikro (perusahaan) atau di aras makro (nasional).  Diantara kedua konsep daya saing tersebut, muncul konsep daya saing daerah, yang mendapatkan perhatian yang besar pada beberapa tahun terakhir, hal ini disebabkan karena daerah merupakan kunci dalam organisasi dan tata kelola pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan.  Meyer-Stamer (2003), daya saing daerah didefinisikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan yang tinggi dan penghidupan masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut pada standar kehidupan yang tinggi. Sedangkan Huggins (2003) menyatakan bahwa daya saing daerah yang sejati hanya terjadi ketika pertumbuhan berkelanjutan dicapai pada tingkat tenaga kerja yang meningkatkan standar kehidupan.
  • 7. PELD Berkelanjutan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kinerja Wilayah Kesenjangan antar wilayah PDRB Produktivitas Tenaga kerja Laju penyerapan tenaga kerja Penelitian dan Pengembang an Teknologi Infrastruktur dan modal manusia Investasi UMKM Kelembagaan dan modal sosial Struktur Ekonomi Struktur Sosial Kegiatan Inovatif Pusat Pengambilan Keputusan Aksesibilitas wilayah Ketrampilan angkatan kerja Lingkungan Identitas Wilayah Tujuan dan Sasaran Kategori Dasar Faktor Pembangunan Penentu Keberha- silan Sumber daya alam Modifikasi Konsep Daya Saing Daerah “Imre Lengyel”
  • 8. TOPI DAYA SAING DAERAH REGIONAL TRANSFERS NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR Jumlah Upah Jumlah Keuntungan Pasar Lokal Pasar Ekspor Perusahaan A Perusahaan B Sektor x Sektor y Sektor z Input Wilayah • Komposisi sektoral • Spesialisasi • Distribusi Perusahaan • Kepemilikan (FDI) Output Wilayah • Produktifitas wilayah • Unit labour cost • Keuntungan • Market shares Outcome Wilayah PDRB/Tenaga Kerja Jumlah orang yang bekerja Modal Tenaga Kerja Lahan Infrastruktur dasar dan Aksesibilitas LingkunganKualitas tempat Sumber Daya Manusia Lingkungan ProduktifKelembagaan Teknologi Keinovasian Kewirausahaan Internasionalisasi Modal sosial Insfrastruktur pengetahuan Penduduk dan migrasi Budaya
  • 9. HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH Keterampilan Perusahaan Inovasi/Kreatifitas Persaingan Investasi H. M. Treasury. 2004 Masuknya perusahaan baru akan meningkatkan persaingan Meningkatnya pesaingan akan memberikan insentif untuk investasi usaha Investasi modal fisik akan meningkatkan kapasitas inovasi perusahaan Keterampilan akan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi baru Peningkatan persaingan mendorong persaingan Ketrampilan manajemen akan meningkatkan kewirausahaan dan keunggulan bisnis. Perusahaan baru akan meningkatkan permintaan terhadap keterampilan
  • 10. PERBEDAAN KREATIFITAS DAN INOVASI No Kreatifitas Inovasi 1. Intuitif/Imaginatif Rasional, percobaan, 2. Individualistik Kolektif 3. Lebih berhubungan dengan estitika dan bakat (talenta) Lebih berkaitan dengan penciptaan/penemuan 4. Alat untuk inovasi/disruptive Sering berasosiasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi 5. Susah mengukurnya (copyright) Mudah mengukurnya (paten, kerja yang terpublikasi) Assimilated to progress 6, Lebih spontan Metode, spesifikasi dan proses, evaluasi 7. Ekspresi dari nilai-nilai dan human spirit
  • 11. TAHAPAN PEL • Pembentukan Forum Stakeholder (3 – 6 bulan) dan Penguatan forum (sejak dibentuk sampai 5 tahun) • Analisis Komoditi Unggulan dan Kawasan (6 bulan) • Penyusunan Rencana dan Anggaran (6 bulan) • Pelaksanaan PEL dilakukan secara terus menerus sampai berhasil dengan fasilitasi PEMDA. • Monitoring dan Evaluasi (berkala dan terus menerus)
  • 12. TAHAP 1 TAHAP 2 Analisis Stakeholder Penguatan Forum PED Analisis Pengembangan Wilayah Analisis RALED RTRW Kab/Kota RPJMD/ RENSTRA Rencana Induk Rencana Bisnis Rencana Aksi RKP/RKPD Organisasi Masyarakat MadaniDONOR Pelaksanaan Pengembangan Klaster dan Region Branding Dunia Usaha APBN/APBD Monitoring dan Evaluasi TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 Analisis Pengembangan Komoditi Unggulan Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analisis)
  • 13. MEMBANGUN KOMITMEN • PELD adalah proses multistakeholder, sehingga merupakan proses yang melibatkan stakeholder kunci, terutama dunia usaha dan pemerintah daerah, dalam seluruh tahapan PELD. • Adanya komitmen yang kuat dari Bupati/Walikota dalam PELD, yang diimplementasikan terutama dengan adanya program/kegiatan serta anggarannya setiap tahunnya dalam rentang waktu yang lama. • Strong leadership (khususnya dari Bupati/Walikota amat diperlukan dalam membangunan komitmen. Aplikasinya adalah tersediannya anggaran untuk PELD dari seluruh SKPD yang terlibat. • Membangun komitmen antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, organisasi masyarakat madani yang kuat dalam PELD. • Dapat dibentuk atau meningkatkan kinerja Forum yang sudah ada di aras kabupaten seperti FEDEP = Forum for Economic Development and Employment Promotion yang ada di Jawa Tengah. • Asosiasi berfungsi untuk melakukan quality control.
  • 14. Pembentukan dan Penguatan Forum Stakeholder • Tahap Pembentukan dan Penguatan Stakeholder terdiri dari kegiatan: identifikasi stakeholder, Pembentukan dan Penguatan Forum Stakeholder. • Identifikasi stakeholder dilakukan dengan menggunakan analisis stakeholder sehingga akan diperoleh stakeholder kunci dan juga local champion yang akan terlibat dalam Forum Stakeholder. Local champion sangat diperlukan agar forum stakeholder tersebut dapat berjalan dengan baik. • Setelah diketahui stakeholder kunci yang terlibat dalam PELD, Bappeda setempat menginisiasi pembentukan Forum Stakeholder. • Forum stakeholder PELD sebaiknya sebagian besar berasal dari dunia usaha dan sisanya berasal dari pemerintahan daerah (eksekutif dan legislatif), akademisi dan LSM. • Perlu pendampingan dalam proses pembentukan maupun penguatan Forum Stakeholder.
  • 15. ANALISIS KOMODITI UNGGULAN DAN KAWASAN • Analisis komoditi unggulan dengan Location Quotient (LQ) atau Revealed Comparative Advantage (RCA). • Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada. • Berorientasi kepada permintaan jangka pendek dan jangka panjang. • Bukan hanya untuk pasar lokal, regional, tetapi juga untuk pasar internasional. • Komoditi unggulan yang dipilih harus diintegrasikan dengan sektor lainnya. Pengembangan komoditi unggulan di Kota Depok jangan hanya satu komoditi saja (single commodity development), namun harus diintegrasikan dengan sektor lainnya misalnya minawisata. • Untuk mengetahui kondisi komoditi unggulan dari hulu ke hilir menggunakan Analisis Value Chain (VCA). • Untuk mengetahui kondisi PELD dan faktor pengungkit digunakan Analisis RALED (Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development). • Analisis Pengembangan Wilayah dengan menggunakan analisis Sosiogram, Skalogram dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
  • 16. PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN • Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan rencana PELD dan pengintegrasian rencana tersebut ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Dasar penyusunan rencana dan anggaran berdasarkan hasil analisis Pengembangan Wilayah, VCA dan Analisis RALED • Rencana yang akan disusun meliputi: (1) Rencana Induk, (2) Rencana Bisnis dan (3) Rencana Aksi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan RTRW Kabupaten serta RPJMD dan Renstra SKPD. Penyusunan rencana dilakukan secara partisipatif. • Pengintegrasian rencana ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah, agar pengembangan kluster industri kreatif ini berkelanjutan.
  • 17. BAGAIMANA AGAR PROGRAM DIDANAI OLEH STAKEHOLDER LAINNYA? • Pada waktu menyusun rencana induk dan khususnya rencana tindak dan rencana anggaran perlu dibuat program financial matrix. • Dalam program financial matrix ini sudah dijelaskan tentang program dan kegiatan, volume dan lokasi kegiatan, biaya/anggaran kegiatan dan penanggungjawab kegiatan, baik dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, kementerian/lembaga, donor maupun masyarakat madani. • Program financial matrix inilah yang akan dijual kepada stakeholder tersebut. Dalam penyusunan program financial matriks harus mengundang seluruh stakeholder kunci tersebut, dan yang diundang adalah orang yang mempunyai otoritas dalam alokasi anggaran organisasi yang diwakilinya. • Dalam program financial matrix yang dimuat bukan hanya sekadar rencana dan anggarannya tetapi sudah merupakan komitmen dari organisasi tersebut. • Setiap kegiatan dibuat TOR singkat, dan kemudian dipromosikan kepada organisasi/lembaga yang tercantum dalam program financial matrix. Diperlukan peran aktif dari seluruh organisasi pemerintahan yang ada untuk ‘menjemput bola’ kepada organisasi-organisasi tersebut. Kepada SKPD yang memperoleh dana dari stakeholder pemberi dana, misalnya diberikan insentif.
  • 18. SKEMA PROGRAM FINANCIAL MATRIX PEMDA KAB KEMENTERIAN/ LEMBAGA Program Financial Matrix Donors BUMN DUNIA USAHA Kontraktor Kelompok Sasaran PEMERINTAH PROVINSI BAPPEDA SKPD lainnya
  • 19. Pengembangan Komoditi Unggulan melalui Klaster • Klaster merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling berhubungan pada sektor tertentu (A cluster is a geographically proximate group of interconnected companies and association institution in particular field, linked by communalities and complementarities, Porter, 1998). Klaster diharapkan dapat menghilangkan kendala-kendala dan inefisiensi untuk meningkatkan produktivitas.  Jenis Klaster:  New cluster. The new cluster grows primarily on the initiation or intervention of the government policy.  Mature cluster or Natural Cluster. Mature clusters are often associated with the traditional industrial centers which have been known as a center of industry.
  • 20. PROSES PENGEMBANGAN KLASTER BARU • Sosialisasi klaster, mulai dari batasan klaster, kelembagaan klaster hingga strategi pengembangan klaster. Hal ini diperlukan agar terjadi kesepahaman mengenai klaster diantara pelaku usaha, instansi pembina klaster dan lembaga- lembaga penunjang kegiatan klaster sehingga baik usulan jenis produk unggulan/sentra dan program pembinaan dapat tepat sasaran • Mengidentifikasi berbagai produk unggulan daerah/sentra yang akan berpotensi untuk dikembangkan melalui pendekatan klaster • Melakukan survey ke lapangan untuk kepentingan validasi dan pengumpulan data yang berhubungan kriteria produk unggulan yang dapat dikembangkan melalui pendekatan klaster; seperti prospek pasar, jumlah pengusaha, ketersediaan bahan baku, keterkaitan dengan usaha lain • Evaluasi secara obyektif untuk menentukan kelayakan produk unggulan daerah/sentra yang diusulkan berdasarkan hasil survey • Menetapkan produk unggulan daerah/sentra yang dapat dikembangkan berbasis klaster. • Membentuk manajemen klaster, dengan terlebih dahulu mencari local champion yang merupakan penggerak klaster. • Menyusun AD/ART klaster oleh manajemen klaster • Menyusun rencana bisnis oleh manajemen klaster • Pelaksanaan dan pembinaan klaster • Pengembangan klaster dapat dilkukan dengan dengan cara jejaring klaster seperti di Klaster Borobudur Jawa Tengah.
  • 21. Pengembangan Klaster Wisata Borobudur Tilik Ndeso Hotel Restauran Pertanian Wisata Alam Gerabah Toko Souvenir Penampilan Seni Budaya
  • 22. SUBSTANSI PELAKSANAAN PEL • Mengubah mind set masyarakat. • Pengembangan dan peningkatan produktifitas produk dari hulu ke hilir (produksi, pasca panen, industri pengolahan, pemasaran) dan sektor pendukungnya seduai dengan value chain development. • Pengembangan/inovasi teknologi produksi • Pengintegrasian produk komoditi unggulan dengan sektor lainnya (misalnya dengan sektor wisata) • Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia • Penguatan kapasitas kelembagaan: KUB, Koperasi, Forum Stakeholder dan kerjasama antar daerah • Penguatan branding, baik product branding maupun region branding. • Pendampingan baik di tingkat pemerintah daerah maupun di aras masyarakat.
  • 23. MENGUBAH MINDSET • Pemerintah dan masyarakat harus menyadari bahwa PELD bukan “proyek” dari pemerintah namun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi saja. Juga agar tercipta region branding yang baik harus merubah pola pikir (mindset) masyarakat berkelas internasional. Dan secara sadar harus memperbaiki mindset tersebut. • Sebenarnya untuk merubah mindset tersebut tidak susah karena mindset masyarakat berkelas internasional sesungguhnya merupakan dasar dari masyarakat yang ISLAMI, karena sebagian besar penduduk di daerah ini adalah muslim. • Perubahan mindset terutama dalam hal: kedisiplinan, kebersihan, moral yang baik (tidak korupsi), keamanan, kesopansantunan, keramahtamahan, dll. • Perlu merubah mindset stakeholder daerah bahwa PEL merupakan milik dan merupakan kebutuhan bagi daerah.
  • 24. PENGEMBANGAN SDM DAN KELEMBAGAAN • Pengembangan SDM baik melalui pendidikan formal dan informal seyogyanya disesuaikan dengan PEL pada masa kini dan mendatang. • Penguatan kapasitas kelembagaan: KUB, Koperasi, Forum Stakeholder dan kerjasama antar daerah • Revitalisai BDS, koperasi dan asosiasi yang dapat mendukung pengembangan ekonomi lokal. Peran asosiasi/koperasi dapat menjadi quality control, dll. • Perlunya revitalisasi KADIN/KADINDA yang dapat mendukung pengembangan ekonomi lokal.
  • 25. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR • Perlunya pembangunan infrastruktur fisik, seperti infrastruktur transportasi, energi, telekomunikasi, intenet dan air baku agar dapat mencukupi untuk PELD. Prasarana transportasi dan energi, merupakan hal yang sangat kritis saat ini bagi Indonesia. • Pengelolaan infrastruktur fisik yang baik sangat diperlukan agar infrastruktur yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dengan masa pakai yang lama. • Infrastruktur lunak: menghilangkan kebijakan yang menghambat PELD dan membuat kebijakan yang mendukung PELD.
  • 26. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR (lanjutan) • Membangun lembaga pendidikan dan penelitian dan pengembangan – Membangun lembaga pendidikan baik di tingkat menengah maupun tinggi (politeknik dan akademi) oleh pemerintah pusat dan daerah dalam bidang teknologi yang pada setiap daerah yang disesuaikan dengan PEL yang dikembangkan. Sehingga kreatifitas tidak hanya mengandalkan individu tapi juga pemerintah berperan dalam mengembangkan inovasi. Apabila PEL sudah berkembang, maka dunia usaha akan mengambil alih dalam mengembangkan inovasi. – Membangun lembaga penelitian khususnya oleh pemerintah pusat dan daerah yang disesuaikan dengan PEL yang dikembangkan. Kalau tidak memungkinkan membangun kerjasama antara Pemerintah Daerah – Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Dunia Usaha dalam bentuk Triple Helix of Innovation untuk menhasilkan inovasi baru bagi pengembangan produk unggulan. – Di Tianjin China atau Potsdam, Jerman, kota setingkat kabupaten ini mempunyai lebih dari 20 lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mendukung PEL yang dikembangkan. – Memberikan insentif yang baik bagi peneliti dan lembaga penelitian yang mempunyai kemampuan inovatif.
  • 27. TRIPLE HELIX INNOVATION Inovasi, Daya Saing dan Pembangunan Wilayah Inovasi dan Kewirausahaan Pembangunan Wilayah dan Daya Saing AKADEMIA DUNIA USAHA PEMERINTAH Kunci Produksi Kunci Penyetabil Interaksi Kunci Pengetahuan Pengajaran dan Pelatihan Riset dan Pengembangan Farinha dan Fereira
  • 28. MEMBANGUN REGION BRANDING • Pemasalahan: Globalisasi menyebabkan produk barang dan jasa yang ditawarkan relatif sama dalam desain, kualitas, harga dsb. Oleh karena itu perlu sesuatu yang unik dan berbeda. • Definisi National/Region Branding: Establishment of an image (internally and externally) for a country/local based on positive and relevant values and perceptions • Pelaku utama: Pembuat Strategi dan Dunia Usaha • Kenapa Region Branding? Pada negara yang luas seperti Indoneia, daerah tidak perlu tergantung dengan kondisi nasional.
  • 29. MEREK BUKAN HANYA UNTUK PRODUK TAPI JUGA UNTUK WILAYAH • Kalau kita diminta memilih bunga Tulip, mana yang akan dipilih yang dari Belanda atau dari negara lainnya? • Mana yang akan kita pilih antara nori dari Jepang atau Thailand? • Seandainya kita bukan orang Indonesia, mana yang akan dipilih makanan (yang bahannya ikan) dari Indonesia atau Thailand? • Merek/Citra tentang suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap preferensi orang untuk memilih/membeli suatu produk, yang disebut REGION BRAND. • Region brand sangat mempengaruhi daya saing produk dan daya saing daerah.
  • 30. COMPARISON BETWEEN REGION AND PRODUCT BRAND Ying Fan (2006) Aspect Region Brand Product Brand Offer Nothing on offer A product or service on offer Attribute Difficult to define Well defined Benefits Purely emotional Functional and emotional Image Complicated, various, vague Simple, clear Association Secondary, numerous and diverse Primary and secondary, relatively fewer and more specific Purpose To promote national/regional image To help sales and develop relationship Ownership Unclear, multistakeholders Sole owner Audience Diverse, hard to define Targeted segment
  • 31. BAGAIMANA CARANYA MEMPERKUAT REGION BRANDING? • Siapakah yang terlibat:Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, aparat keamanan, Artis, Media, Olah Raga, Pendidikan, LSM dan Konsultan. • Siapakah yang menjadi audiens atau target? Cari bagaimana citra kota baik menurut orang di dalam dan luar negeri. • Cari kekuatan dan kelemahan daerah • Keseluruhan program harus berdasarkan sesuatu yang positif dan relevan, jangan sebaliknya. • Seluruh kegiatan harus dikoordinasikan untuk ekspor, investasi dan pariwisata. • Mengelola pesan-pesan dari audiens baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. • Program pembuatan region branding ini bisa berlangsung lama lebih dari 20 tahun.
  • 32. APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MEMPERKUAT REGION BRANDING? • Meningkatkan kualitas produk: pemilihan input, proses dan produk yang sesuai dengan standard internasional. • Peningkatan clean government dan good governance, menjamin keamanan berusaha, peningkatan kualitas perizinan dan pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas iklim berusaha. • Meningkatkan citra daerah dan akan meningkatkan daya saing daerah dan produknya.
  • 34. Proses Pembentukan Nation/Region Branding Mengkaji Citra/Persepsi Kiwari Membentuk Kelompok Kerja Mengidentifikasi Daya Saing Wilayah Mengidentifikasi Kelompok Sasaran Menentukan Pesan Utama dan Identitas Bangsa/Wilayah Mengkaji Kesiapan Mengukur Kemajuan
  • 35. Manfaat Region Branding Bagian Promosi Daerah • Memberikan fokus strategis yang lebih besar berdasarkan memenuhi kebutuhan , keinginan dan keinginan khalayak kunci . • Memupuk pendekatan terpadu dan koperasi untuk membangun reputasi kota dan menciptakan iklim usaha yang makmur dalam kota. • Menyediakan kerangka kerja pengambilan keputusan untuk membangun sebuah identitas yang konsisten yang kuat untuk kota di pasar utama dan menghindari pesan bertentangan dan berubah dan gambar . • Hasil dalam pengembalian yang lebih tinggi atas investasi ( ROI ) dari investasi pemasaran . • Menangkap kekuatan dan kepribadian tempat dalam cara yang memungkinkan semua pemangku kepentingan untuk menggunakan pesan yang konsisten dan menarik yang serupa . • Menyediakan payung pemersatu untuk menciptakan produk dan pengembangan bisnis peluang bisnis kota.
  • 36. Manfaat untuk Kelompok Sasaran • Memberikan ketenangan pikiran dengan meningkatkan kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian dalam perencanaan mereka. • Menetapkan perbedaan titik yang jelas, berharga, dan berkelanjutan dalam benak pelanggan • Menghemat waktu dan usaha dalam memutuskan . • Mencerminkan sesuatu yang baik kepada pelanggan yang berkaitan dengan wilayah tersebut. • Menyentuh kebutuhan dan keinginan mereka . • Memberikan nilai tambah dan manfaat yang dirasakan.
  • 37. Manfaat untuk Masyarakat Secara Keseluruhan • Menciptakan fokus pemersatu untuk membantu semua masyarakat, swasta, dan organisasi nir-laba yang bergantung pada reputasi dan citra wilayah untuk semua atau bagian dari mata pencaharian mereka. • Menghasilkan peningkatan penghormatan dan pengakuan dikaitkan dengan wilayah yang bersangkutan sebagai warga dan pengusaha. • Mengoreksi hal-hal yang tidak akurat atau persepsi yang tidak seimbang. • Meningkatkan pendapatan stakeholder, margin keuntungan, dan pajak. • Meningkatkan kemampuan untuk menarik, merekrut, dan mempertahankan orang-orang berbakat. • Meningkatkan kebanggaan warga dan advokasi . • Memperluas ukuran " kue " bagi para untuk mendapatkan bagian yang lebih besar
  • 38. 11 Mitos tentang Region Branding 1. Kami telah mempunyai logo 2. Dan kami telah memiliki tagline 3. Kami akan membuat brand kami siang ini 4. Lebih banyak riset lebih baik 5. Kami tidak perlu persetujuan para pengambil kebijakan 6. Kami tidak memerlukan konsultasi publik 7. Kami tidak mampu melakukannya 8. Kami dapat mengerjakannya sendiri 9. Contoh iklan merupakan cara terbaik memilih tim perencanaan 10. Branding hanya melibatkan bagian pemasaran 11. Hanya anggaran yang besar yang dapat membangun brand
  • 39. 5 CARA UNTUK MEMBUAT REGION BRANDING SUKSES • Jadilah Berbeda dari Pesaing yang ada • Katakan yang Sebenarnya • Stakeholder agar bersemangat tentang apa yang terjadi • Menunjuk Duta Daerah – Duta daerah sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya untuk para klien daerah tersebut – Duta daerah dapat menjalin networking – Duta daerah sebaiknya seseorang yang dikenal secara positif dan memiliki kemauan ataupun kesamaan dengan daerah tsb. • Peluncuran Region Branding adalah awal bukan akhir – Peluncuran logo ataupun tag line bukanlah akhir re-branding daerah tetapi merupakan awal kerja keras, agar merek daerah dapat dikenal. – Dalam pendekatan tradisional PELD region branding seringkali dilihat sebagai pembuatan desain grafis dari logo dlsb, dan jarang dilihat sebagai cara berperilaku atau cara untuk mencapai cita- cita dari daerah tersebut.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45. CONTOH PROSES REGION BRANDING DI SOLO Situation Analisis  Public Private Dialog  Input from marketing expert  FGD  Training  Task force stablishment Positioning Tagline competition Limited bidding for logo design The selection of an advertising agency Capacity building and briefing for local agencies Creative activity Assessment by the Jury Tagline Interview with multi actors Responses from 85 stakeholders Launching logo and tagline First Draft
  • 47. PROMOSI • Promosi amat penting dilakukan dengan berbagai cara baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jangan merasa puas dengan kondisi yang telah dicapai saat ini. • Promosi melibatkan seluruh stakeholder kunci terutama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. • Cara promosi: internet, eksebisi, pameran, festival, dll. • Pemerintah kota menyiapkan materi promosi dalam bentuk multi media, booklet, kelompok tari, barang-barang yang akan dipromosikan, dll
  • 48. KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA • Kerjasama dengan BUMN dan Dunia Usaha dalam rangka PKBL ataupun CSR dari BUMN atau dunia usaha tersebut. • Biro Perjalanan (mis ASITA): agar daerah ini dimasukkan dalam bagian promosi maupun daerah tujuan wisata. • Asosiasi Hotel dan Restoran (mis PHRI), agar booklet/leaflet dan program kunjungan ke di daerah ini ada pada setiap hotel anggota PHRI. • Maskapai Penerbangan: agar bahan-bahan promosi di daerah ini ada di pesawat atau bahkan diputar dalam pesawat. • Asosiasi pengelola pariwisata, agar daerah ini dipromosikan dalam event-event yang mereka adakan.
  • 49. KERJASAMA ANTAR PEMERINTAH • Pemerintah Pusat – Kemendikbud, Kemendag, Kemenparekontif, Kemenkop dan UKM dan BKPM: Agar minta dipromosikan dalam event promosi pariwisata, perdagangan dan investasi di luar negeri • Pemerintah Provinsi Meminta dukungan dari pemerintah provinsi agar pemerintah pusat mau membangun infrastruktur yang diperlukan, dan turut mempromosikan kabupaten/kota di dalam dan luar negeri dalam berbagai event promosi. • Kerjasama Antar Pemerintah Kota/Kabupaten • Kerjasama Antar klaster • Sister City: melakukan kerjasama khususnya dengan kota-kota di luar negeri yang secara potensial akan berinvestasi atau menyumbang wisatawan.
  • 50. KERJASAMA DENGAN DONOR • Banyak sekali donor yang dapat memberikan dana hibah (grant), namun seringkali daerah tidak memperoleh informasi yang akurat. Banyak donor yang tertarik untuk dapat memberikan dana hibah asal program yang dibuat pemerintah daerah sangat menarik. • Pemerintah daerah jangan mau didikte oleh donor (donor driven). Biasanya donor mendikte pemerintah apabila posisi tawar pemerintah lemah, salah satunya adalah bahwa pemerintah tidak punya konsep yang jelas. • Dengan adanya rencana induk dan rencana aksi, khususnya program financial matrix, maka kita dapat menawarkannya kepada donor dengan posisi tawar yang lebih baik. • Sebaiknya pemerintah daerah bekerjasama dengan Bappenas, apabila ingin didanai oleh donor.
  • 51. FASILITASI • Adanya konsistensi dan komitmen dari pemerintah daerah dalam memfasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah selama jangka waktu yang relative lama (minimal 10 tahun), bandingkan di Eropa fasilitasi dilakukan selam 22 tahun. (Fasilitasi bisa dilakukan bersama dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan donors) • Pemberian fasilitasi baik regulasi, lahan, keuangan, pendampingan teknis dilakukan oleh pemerintah daerah secara berkelanjutan sampai daerah yang dibangun berhasil. • Agar PELD berjalan dengan baik diperlukan pendampingan di aras kabupaten/kota maupun aras masyarakat.
  • 52. MONITORING DAN EVALUASI • Monitoring dan evaluasi (Monev) dilakukan secara berkala. Monitoring dilakukan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir tahun. • Monev dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan stakeholder kunci. • Tindak lanjut dari monev amat penting sebagai bagian perbaikan pelaksanaan pada masa mendatang.
  • 54. Biodata Singkat Pemateri 1. Nama : Dr. Ir. Sugeng Budiharsono 2. Tempat Tgl Lahir : Cirebon, 13 Juli 1960 3. Pendidikan : Sarjana Pertanian, IPB, 1983 Doktor Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB, 1995 Short course on Local Economic Development, ITC ILO, Turin, Italia, 2009 Short course on Local governance and rural development, Wageningen University and Research, CDI, The Netherlands, 2010 Short course on Market Access for Sustainable Development, Wageningen University and Research, CDI, The Netherlands, 2013 4. Riwayat Pekerjaan Pekerjaan : Ketua Tim Ahli Pengembangan Ekonomi Lokal, Dit Perkotaan dan Perdesaan, BAPPENAS, 2006 – sekarang Dosen pasca sarjana Universitas Indonesia, 2006 – sekarang Dosen pasca sarjana Institut Pertanian Bogor, 2001 – sekarang Pengajar pada International short course on Local Economic Development, conducted by Wageningen University and Research CDI, The Netherlands, in Johannesburg South Africa, September 2014. Staf Ahli pada Sekretariat Jenderal DPD RI, 2007-2013