SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN
BERBASIS KLASTER
Sugeng Budiharsono
Unit Manajemen Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Dipresentasikan pada Pelatihan Daring Pusat Pengembangan Kawasan Perdesaan yang
Berdayasaing yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis KAHMI, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Universitas Nusa Bangsa dan
Alumni Pengembangan Wilayah Perdesaan (APWD) yang diselenggarakan pada tanggal 28-29 Maret 2022
ARAH BARU PENGEMBANGAN EKONOMI
(Porter, 2014)
 Fokus pada daya saing;
 Berbasis klaster;
 Membangun berdasarkan kekuatan dan potensi yang ada;
 Mengembangkan strategi pembangunan wilayah secara
kesuluruhan;
 Menyusun prioritas dan urutan strategi pembangunan; dan
 Pembangunan berbasis data dan pengetahuan, tidak politis
atau berdasarkan angan-angan.
KLASTER
• Klaster adalah konsentrasi geografis dari perusahaan yang
saling berhubungan, pemasok, penyedia layanan, dan lembaga-
lembaga yang terkait dalam bidang tertentu yang ada di suatu
negara atau wilayah dalam suatu rantai nilai vertikal dan
horisontal.
• Klaster muncul karena mereka berusaha meningkatkan
produktivitas sehingga perusahaan dapat bersaing.
• Pengembangan dan peningkatan klaster merupakan agenda
penting bagi pemerintah, perusahaan, dan lembaga lainnya.
• Kata kuncinya adalah: DAYA SAING
DEFINISI KLASTER MENURUT BERBAGAI AHLI
• Enright (1992) mendefinisikan klaster sebagai perusahaan-perusahaan yang
sejenis/sama atau yang saling berkaitan, berkumpul dalam suatu batasan geografis
tertentu.
• Cooke dan Huggins (2002) mendefinisikan klaster sebagai ekumpulan perusahaan yang
secara geografis berdekatan dan mempunyai hubungan secara vertikal dan horizontal
perusahaan dalam hubungan yang melibatkan perusahaan lokal yang mendukung
infrastruktur yang memiliki visi perkembangan bersama untuk pertumbuhan bisnis,
berdasarkan kompetisi dan kerjasama di bidang pasar tertentu"
• Menurut Gault (2002) mendefinisikan klaster sebagai kelompok lembaga swasta dan
publik yang terkait untuk tujuan bersama.
• United Nations Industrial Development Organizations- UNIDO (2001) mendefinisikan
klaster sebagai konsentrasi perusahaan secara sektoral dan geografis yang
memproduksi dan menjual berbagai produk terkait atau saling melengkapi dan
menghadapi tantangan dan peluang yang sama.
DEFINISI KLASTER MENURUT BERBAGAI AHLI (lanjutan)
• Andersson (2004) mendefinisikan klaster sebagai proses perusahaan dan aktor-aktor lain
yang saling bekerja sama di dalam konsentrasi area geografis, bekerja sama dalam
fungsional tertentu dan membangun hubungan serta aliansi yang bekerja untuk
meningkatkan daya saing kolektif mereka.”
• Kementerian Perindustrian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008
mendefinisikan klaster sebagai sekelompok industri inti yang terkonsentrasi secara
regional maupun global yang saling berhubungan atau berinteraksi sosial secara dinamis,
baik dengan industri terkait, industri pendukung maupun jasa penunjang, infrastruktur
ekonomi dan lembaga terkait dalam meningkatkan efisiensi, menciptakan aset secara
kolektif dan mendorong terciptanya inovasi sehingga tercipta keunggulan kompetitif.
• Simmie dan Sennett (1999) mendefinisikan cluster inovatif sebagai sejumlah besar
perusahaan industri dan/atau jasa yang saling berhubungan yang memiliki tingkat
kolaborasi tinggi, biasanya melalui rantai pasokan, dan beroperasi di bawah kondisi pasar
yang sama.
DEFINISI KLASTER MENURUT BERBAGAI AHLI (lanjutan)
o Roelandt dan den Hertag (1999) menyatakan bahwa klaster
dapat dicirikan sebagai jaringan produsen perusahaan yang
sangat saling bergantung (termasuk pemasok khusus) yang
saling terkait dalam rantai produksi yang menambah nilai.
o Klaster adalah sekumpulan usaha atas produk barang/jasa
tertentu dalam suatu wilayah, yang membentuk kerjasama
dengan usaha pendukung dan usaha terkait untuk
menciptakan efisiensi kolektif berdasarkan kearifan lokal
guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
ILUSTRASI KLASTER DAN KETERKAITANNYA
KUB
BUMDES/
BUMDESMA
KUD
KUB
OPD YANG BERKAITAN
DENGAN KOMODITAS
UNGGULAN
OPD Lainnya
K/L
NGO
PT/LP
Klaster
lain
KLASTER
KEUNTUNGAN KLASTER BAGI KAB/KOTA
• Peningkatan produktivitas (melalui input khusus, akses terhadap informasi,
sinergi, dan akses terhadap barang publik).
• Inovasi yang lebih cepat (melalui penelitian kooperatif dan persaingan
dalam klaster). Tidak ada yang memicu inovasi produktif yang lebih baik
daripada persaingan di lokasi yang berdekatan - apakah inovasi teknologi,
seperti yang terlihat di klaster teknologi informasi di Bangalore atau
Korea, atau inovasi kreatif, seperti dalam kelompok desain mode di New
York dan Paris.
• Pembentukan bisnis baru (mengisi ceruk dan memperluas batas klaster).
Dalam kelompok, bisnis baru terbentuk sebagai konsekuensi persaingan,
permintaan akan layanan, dan daya tarik investor; Dinamika ini pada
gilirannya memacu inovasi.
DAMPAK POSITIF ADANYA KLASTER
• Akses infrastruktur dan sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih efisien, termasuk
modal. Perusahaan dengan mudah memperoleh akses terhadap pemasok, informasi,
teknologi, lembaga pembiayaan, dan institusi pendidikan tinggi.
• Pengurangan biaya. Biaya transaksi turun karena lokasi yang berdekatan, termasuk lokasi
layanan publik. Kedekatan menawarkan keuntungan penting bagi sektor pertanian di
negara-negara berkembang, khususnya untuk UKM. Seringkali perusahaan dapat
memperoleh produk dan layanan dari perusahaan lainnya yang ada di dalam klaster dan
melupakan untuk mengembangkan atau memproduksi produk atau layanan sendiri karena
biaya yang besar. Biaya juga dikurangi melalui peningkatan skala usaha ekonomi, seperti
dalam kasus pemasaran bersama dan pembelian massal. Biaya yang berkaitan dengan
perekrutan karyawan berbakat juga berkurang, asalkan bakat tersedia di klaster.
• Akses terhadap informasi dan layanan. Berada di dalam sebuah cluster memberi para
anggota akses ke pasar yang luas, dan informasi kompetitif.
• Menarik investasi asing. Jika klaster merupakan pusat utama kegiatan ekonomi, maka akan
menarik semua pemain kunci dari dalam dan luar negeri.
• Pengakuan dan pemasaran yang lebih baik. Bagi usaha kecil dan perusahaan yang sedang
berkembang, berlokasi dan dekat dengan pesaing dan kegiatan ekonomi terkait dapat
membantu mereka tumbuh, mendapatkan pengakuan, dan mencapai status lebih cepat di
pasar.
MANFAAT KLASTER
 Membantu produsen kecil mencapai skala ekonomi
 Melakukan kegiatan bersama
 Meningkatkan kapasitas produsen melalui transfer
pengetahuan dan ketrampilan serta menarik tenaga kerja
untuk masuk kedalam klaster
 Meningkatkan posisi tawar, melalui kelompok pelobi yang
progresif
 Menciptakan lingkungan yang kreatif untuk mendorong
tumbuhnya inovasi dan kerjasama
 Memperluas jaringan dan meningkatkan akses terhadap
sumber informasi
MANFAAT KLASTER UNTUK UKM
• Lokalisasi ekonomi. Melalui klaster, dengan memanfaatkan kedekatan lokasi,
UMKM yang menggunakan input (informasi, teknologi atau layanan jasa) yang sama
dapat menekan biaya perolehan dalam penggunaan jasa tersebut. Misalnya
pendirian pusat pelatihan di klaster akan memudahkan akses UMKM pelaku klaster
tersebut.
• Pemusatan tenaga kerja. Klaster akan menarik tenaga kerja dengan berbagai
keahlian yang dibutuhkan klaster tersebut, sehingga memudahkan UMKM pelaku
klaster untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya dan mengurangi biaya
pencarian tenaga kerja.
• Akses pada pertukaran informasi dan patokan kinerja. UMKM yang tergabung dalam
klaster dapat dengan mudah memonitor dan bertukar informasi mengenai kinerja
supplier dan nasabah potensial. Dorongan untuk inovasi dan teknologi akan
berdampak pada peningkatan produktivitas dan perbaikan produk.
• Produk komplemen. Karena kedekatan lokasi, produk dari satu pelaku klaster dapat
memiliki dampak penting bagi aktivitas usaha UMKM yang lain. Disamping itu
kegiatan usaha yang saling melengkapi ini dapat bergabung dalam pemasaran
bersama.
PROSES PENGEMBANGAN KLASTER
• Sosialisasi pengembangan klaster kepada stakeholder kunci
• Identifikasi komoditas unggulan
• Melakukan survei lapangan untuk memvalidasi dan mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi ketersediaan bahan mendtah dan keterkaitannya dengan usaha
lainnya.
• Mencari local champion
• Mengevaluasi komoditas unggulan
• Menetapkan komoditi unggulan bahwa komoditi tersebut dan komoditi lainnya
yang terkait dapat dikembangkan melalui klaster atau jaringan klaster.
• Menetapkan manajemen klaster
• Menetapkan AD/ART klaster
• Menyusun rencana bisnis klaster
• Implementasi pengembangan klaster
Klaster Embrio
Klaster Mapan
Klaster Matang
Klaster
Menurun
TAHAP PERKEMBANGAN KLASTER
TAHAP PERKEMBANGAN KLASTER
• Klaster Embrio adalah klaster pada tahap awal pertumbuhan.
• Klaster Mapan adalah klaster yang dianggap memiliki ruang
untuk pertumbuhan lebih lanjut.
• Klaster Matang yaitu klaster yang stabil atau akan mengalami
pertumbuhan lebih lanjut.
• Klaster Menurun adalah klaster yang telah mencapai
puncaknya kemudian menurun. Klaster pada tahap ini
kadang-kadang mampu menemukan kembali dirinya sendiri
dan memasuki siklus lagi.
RANTAI NILAI
• Rantai nilai (value chain) pertama kali diperkenalkan oleh Michael E. Porter dalam
bukunya Competitive Advantage: Creating and Sustaining superior Performance
(1985).
• Analisis rantai nilai menggambarkan aktivitas di dalam dan di sekitar organisasi, dan
menghubungkannya dengan analisis kekuatan kompetitif organisasi. Oleh karena itu,
mengevaluasi nilai dari setiap kegiatan tertentu dapat menambah produk atau
layanan organisasi. Gagasan ini dibangun di atas wawasan bahwa sebuah organisasi
lebih dari sekadar kumpulan secara acak dari mesin, peralatan, orang dan uang.
• Porter berpendapat bahwa kemampuan untuk melakukan aktivitas tertentu dan untuk
mengelola keterkaitan beberapa kegiatan ini merupakan sumber keunggulan
kompetitif. Rantai Nilai Porter berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah
menjadi output. Dengan menggunakan sudut pandang ini, Porter menggambarkan
serangkaian kegiatan yang umum dilakukan pada semua usaha, dan membaginya
menjadi kegiatan utama dan pendukung. Kegiatan utama berhubungan langsung
dengan penciptaan atau penyampaian produk atau layanan.
MODEL DASAR RANTAI NILAI
• Dapat dikelompokkan menjadi lima bidang utama: logistik ke
dalam, operasi, logistik ke luar, pemasaran dan penjualan, dan
layanan.
• Masing-masing kegiatan utama ini terkait dengan kegiatan
pendukung yang membantu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi mereka.
• Ada empat bidang utama dari kegiatan pendukung: pengadaan,
pengembangan teknologi (termasuk litbang), manajemen sumber
daya manusia, dan infrastruktur (sistem untuk perencanaan,
keuangan, kualitas, manajemen informasi dlsb).
Logistik
Input
(bahan
baku)
Operasi
(proses
produksi)
Logistik
Output
(distribusi
hasil
produksi)
Pemasaran
dan
Penjualan
Jasa
Prasarana pelaku usaha dan wilayah:
gedung dan bangunan, pabrik, peralatan produksi, jalan
jembatan, listrik, air bersih, irigasi, telekomunikasi,
pelabuhan, bandara dan lain sebagainya
Kegiatan
Pendukung
Kegiatan
Utama
Sumber Daya Manusia:
Pelaku usaha. petani/nelayan, pengolah, buruh dlsb
Teknologi:
Teknologi yang digunakan mulai dari produksi,
pengolahan dan pemasaran
Pengadaan/pembelian:
Pengadaan bahan baku/input produksi, peralatan dlsb
RANTAI NILAI KOMODITAS PERTANIAN
Produksi
Pertanian
• Proses dari mulai
penanaman,
pemupukan,
pemeliharaan sampai
pemanenan
• Sarana produksi
• Penyuluhan
• Kredit/pembiayaan
Pengolahan
• Proses pasca panen
• Pengolahan yang
memberikan nilai
tambah
• Pembiayaan pada proses
pengolahan
Pemasaran
dalam dan
luar negeri
• Pemasaran dengan cara
konvesional baik untuk
pasar domestik maupun
ekspor
• Pembiayaan untuk
pemasaran
Konsumen
UP-STREAM MIDDLE-STREAM DOWN-STREAM
M A R J I N
RANTAI NILAI KOMODITAS PARIWISATA
Saran kpd
wisatawan
tentang
produk
Transportasi ke
tujuan wisata
Pemyediaan
Akomodasi,
Makanan, oleh-
oleh dlsb
Organize,
experiences,
events
Transpor-
tasi dari
lokasi
Agen
Perjalananan
Pesawat udara, kapal,
kereta api, bus
M A R J I N
Hotel, Restoran,
toko souvenir dll
Operator wisata lokal,
tour guide, grup
kesenian dll
Kendaraan
OPERATOR WISATA
DEWAN PARIWISATA LOKAL
Koordinasi pelayanan
Asin
Asap
Pindang
Krupuk
Otak-otak
Lainnya
Diolah
Ikan
Segar
Ikan
Hidup
Pemasaran
Ikan
Sarana Produksi
Saprodi
Padi
Beras
Dedak,
sekam
dll
Beras
Tepung
Pemasaran
Wisata
Oleh-oleh
Hotel
Pemasaran
Kuliner
KONDISI PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN KIWARI
Asin
Asap
Pindang
Krupuk
Otak-otak
Lainnya
Diolah
Ikan
Segar
Ikan
Hidup
Pemasaran
Ikan
Sarana Produksi
Saprodi
Padi
Beras
Dedak,
sekam
dll
Beras
Tepung
Pemasaran
Wisata
Oleh-oleh
Hotel
Pemasaran
Kuliner
PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN YANGN SEHARUSNYA
Keterpaduan Horisontal dan Vertikal
KLASTER WINE DI KALIFORNIA
Educational, Research, & Trade
Organizations (e.g. Wine Institute,
UC Davis, Culinary Institutes)
Growers/Vineyards
Sources: California Wine Institute, Internet search, California State Legislature. Based on research by MBA
1997 students R. Alexander, R. Arney, N. Black, E. Frost, and A. Shivananda.
Wineries/Processing
Facilities
Grapestock
Fertilizer, Pesticides,
Herbicides
Grape Harvesting
Equipment
Irrigation Technology
Winemaking Equipment
Barrels
Labels
Bottles
Caps and Corks
Public Relations and
Advertising
Specialized Publications
(e.g., Wine Spectator, Trade
Journal)
Food Cluster
Tourism Cluster
California
Agricultural Cluster
State Government Agencies
(e.g., Select Committee on Wine
Production and Economy)
KLASTER BOROBUDUR
Tilik Ndeso
Hotel
Restauran
Pertanian
Wisata lainnya
Gerabah
Toko Sovenir
Penampilan
Kesenian
DESAIN KLASTER SISAL/TEBU SUMBA TIMUR
Pasola
Hotel
Restauran
Peternakan
Wisata Pantai
Toko Sovenir
Penampilan
Kesenian
Wisata Padang
Rumput
Wisata
Kampung Adat
Tenaga Listrik
KARAKTERISTIK UMUM KLASTER
• Klaster dikelola oleh pelaku usaha dan dibantu oleh apparat
pemerintah. Manajemen klaster pembentukan dapat dinisiasi oleh
pelaku usaha sendiri maupun difasilitasi oleh pemerintah.
Pembentukan klaster perlu difasilitasi oleh pemerintah, mengingat
masyarakat masih belum memahami tentang pentingnya klaster
dalam peningkatan daya saing wilayah perdesaan.
• Dasar klaster adalah kerja sama dan persaingan;
• Hubungan yang bersifat tetap antara perusahaan dan lembaga
administrasi publik;
• Setiap anggota klaster memiliki kepentingan yang sama;
• Anggota klaster memiliki kesamaan teknologi, pelanggan, saluran
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaEka Saputra
 
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiMewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanTri Widodo W. UTOMO
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfWEST NUSA TENGGARA
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalDadang Solihin
 
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESAData IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESATV Desa
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptxIrwin Sopyanudin
 
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting  Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting Akademi Desa 4.0
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALVisualBee.com
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator Desa
Inovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator DesaInovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator Desa
Inovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator DesaTri Widodo W. UTOMO
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Paparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].pptPaparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].pptdpmdbusel
 
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...Sugeng Budiharsono
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaanEkoWahyudi107
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 

What's hot (20)

Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desa
 
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiMewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
 
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESAData IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
 
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting  Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
 
Inovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator Desa
Inovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator DesaInovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator Desa
Inovasi Desa Berbasis Potensi dan Peran Motivator Desa
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Paparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].pptPaparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].ppt
 
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 0901...
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaan
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 

Similar to PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf

Pengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TATPengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TATTatang Taufik
 
Akselerasi peningkatan daya saing sumedang
Akselerasi peningkatan daya saing sumedangAkselerasi peningkatan daya saing sumedang
Akselerasi peningkatan daya saing sumedangPEMPROP JABAR
 
KB greenbook-3-ind-06
KB greenbook-3-ind-06KB greenbook-3-ind-06
KB greenbook-3-ind-06PUPUK
 
Workshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluWorkshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluTatang Taufik
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Pemberdayaan Jaringan Riset Nasional
Pemberdayaan Jaringan Riset NasionalPemberdayaan Jaringan Riset Nasional
Pemberdayaan Jaringan Riset NasionalDwi Sulisworo
 
Bahan Konsep Kelembagaan PI UMKM oleh Tatang Taufik
Bahan Konsep Kelembagaan PI UMKM   oleh Tatang TaufikBahan Konsep Kelembagaan PI UMKM   oleh Tatang Taufik
Bahan Konsep Kelembagaan PI UMKM oleh Tatang TaufikTatang Taufik
 
Pengembangan kawasan cipacing
Pengembangan kawasan cipacingPengembangan kawasan cipacing
Pengembangan kawasan cipacingPEMPROP JABAR
 
Kb cluster pocket-06
Kb cluster pocket-06Kb cluster pocket-06
Kb cluster pocket-06PUPUK
 
KB cluster pocket-07
KB cluster pocket-07KB cluster pocket-07
KB cluster pocket-07PUPUK
 
Penguatan daya saing dengan cluster Industri
Penguatan daya saing dengan cluster IndustriPenguatan daya saing dengan cluster Industri
Penguatan daya saing dengan cluster IndustriKacung Abdullah
 
9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...
9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...
9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...Adrianto Dasoeki
 
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu KudusStrategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kuduspujiatisrirejeki
 
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMEN
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMENPERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMEN
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMENFalanni Firyal Fawwaz
 

Similar to PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf (20)

Ekonomi industri
Ekonomi industriEkonomi industri
Ekonomi industri
 
Pengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TATPengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TAT
 
Akselerasi peningkatan daya saing sumedang
Akselerasi peningkatan daya saing sumedangAkselerasi peningkatan daya saing sumedang
Akselerasi peningkatan daya saing sumedang
 
KB greenbook-3-ind-06
KB greenbook-3-ind-06KB greenbook-3-ind-06
KB greenbook-3-ind-06
 
Fix ppt ekwil
Fix ppt ekwilFix ppt ekwil
Fix ppt ekwil
 
Workshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluWorkshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota Palu
 
Ch07 miiii
Ch07 miiiiCh07 miiii
Ch07 miiii
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
 
Pemberdayaan Jaringan Riset Nasional
Pemberdayaan Jaringan Riset NasionalPemberdayaan Jaringan Riset Nasional
Pemberdayaan Jaringan Riset Nasional
 
Bahan Konsep Kelembagaan PI UMKM oleh Tatang Taufik
Bahan Konsep Kelembagaan PI UMKM   oleh Tatang TaufikBahan Konsep Kelembagaan PI UMKM   oleh Tatang Taufik
Bahan Konsep Kelembagaan PI UMKM oleh Tatang Taufik
 
Pengembangan kawasan cipacing
Pengembangan kawasan cipacingPengembangan kawasan cipacing
Pengembangan kawasan cipacing
 
Kuliah.pptx
Kuliah.pptxKuliah.pptx
Kuliah.pptx
 
KLASTER PP
KLASTER PP KLASTER PP
KLASTER PP
 
Kb cluster pocket-06
Kb cluster pocket-06Kb cluster pocket-06
Kb cluster pocket-06
 
KB cluster pocket-07
KB cluster pocket-07KB cluster pocket-07
KB cluster pocket-07
 
MULTI BUSINESS STRATEGY
MULTI BUSINESS STRATEGYMULTI BUSINESS STRATEGY
MULTI BUSINESS STRATEGY
 
Penguatan daya saing dengan cluster Industri
Penguatan daya saing dengan cluster IndustriPenguatan daya saing dengan cluster Industri
Penguatan daya saing dengan cluster Industri
 
9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...
9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...
9, sm, adrianto, hapzi ali, business model canvas, diversification & bala...
 
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu KudusStrategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
 
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMEN
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMENPERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMEN
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI - PENGANTAR MANAJEMEN
 

More from Sugeng Budiharsono

Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanSugeng Budiharsono
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationSugeng Budiharsono
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIASugeng Budiharsono
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Sugeng Budiharsono
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatSugeng Budiharsono
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiSugeng Budiharsono
 
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016Sugeng Budiharsono
 
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaSugeng Budiharsono
 
Mekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan dan monev pel bank indonesia
Mekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan  dan monev pel bank indonesiaMekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan  dan monev pel bank indonesia
Mekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan dan monev pel bank indonesiaSugeng Budiharsono
 

More from Sugeng Budiharsono (20)

Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesia
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesia
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Indeks daya saing wilayah
Indeks daya saing wilayahIndeks daya saing wilayah
Indeks daya saing wilayah
 
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
Tantangan industrialisasi perikanan untuk membangun wilayah2016
 
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
 
Mekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan dan monev pel bank indonesia
Mekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan  dan monev pel bank indonesiaMekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan  dan monev pel bank indonesia
Mekanisme koordinasi, alat analisis, perencanaan dan monev pel bank indonesia
 

Recently uploaded

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 

PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf

  • 1. PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER Sugeng Budiharsono Unit Manajemen Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dipresentasikan pada Pelatihan Daring Pusat Pengembangan Kawasan Perdesaan yang Berdayasaing yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis KAHMI, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Universitas Nusa Bangsa dan Alumni Pengembangan Wilayah Perdesaan (APWD) yang diselenggarakan pada tanggal 28-29 Maret 2022
  • 2. ARAH BARU PENGEMBANGAN EKONOMI (Porter, 2014)  Fokus pada daya saing;  Berbasis klaster;  Membangun berdasarkan kekuatan dan potensi yang ada;  Mengembangkan strategi pembangunan wilayah secara kesuluruhan;  Menyusun prioritas dan urutan strategi pembangunan; dan  Pembangunan berbasis data dan pengetahuan, tidak politis atau berdasarkan angan-angan.
  • 3. KLASTER • Klaster adalah konsentrasi geografis dari perusahaan yang saling berhubungan, pemasok, penyedia layanan, dan lembaga- lembaga yang terkait dalam bidang tertentu yang ada di suatu negara atau wilayah dalam suatu rantai nilai vertikal dan horisontal. • Klaster muncul karena mereka berusaha meningkatkan produktivitas sehingga perusahaan dapat bersaing. • Pengembangan dan peningkatan klaster merupakan agenda penting bagi pemerintah, perusahaan, dan lembaga lainnya. • Kata kuncinya adalah: DAYA SAING
  • 4. DEFINISI KLASTER MENURUT BERBAGAI AHLI • Enright (1992) mendefinisikan klaster sebagai perusahaan-perusahaan yang sejenis/sama atau yang saling berkaitan, berkumpul dalam suatu batasan geografis tertentu. • Cooke dan Huggins (2002) mendefinisikan klaster sebagai ekumpulan perusahaan yang secara geografis berdekatan dan mempunyai hubungan secara vertikal dan horizontal perusahaan dalam hubungan yang melibatkan perusahaan lokal yang mendukung infrastruktur yang memiliki visi perkembangan bersama untuk pertumbuhan bisnis, berdasarkan kompetisi dan kerjasama di bidang pasar tertentu" • Menurut Gault (2002) mendefinisikan klaster sebagai kelompok lembaga swasta dan publik yang terkait untuk tujuan bersama. • United Nations Industrial Development Organizations- UNIDO (2001) mendefinisikan klaster sebagai konsentrasi perusahaan secara sektoral dan geografis yang memproduksi dan menjual berbagai produk terkait atau saling melengkapi dan menghadapi tantangan dan peluang yang sama.
  • 5. DEFINISI KLASTER MENURUT BERBAGAI AHLI (lanjutan) • Andersson (2004) mendefinisikan klaster sebagai proses perusahaan dan aktor-aktor lain yang saling bekerja sama di dalam konsentrasi area geografis, bekerja sama dalam fungsional tertentu dan membangun hubungan serta aliansi yang bekerja untuk meningkatkan daya saing kolektif mereka.” • Kementerian Perindustrian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 mendefinisikan klaster sebagai sekelompok industri inti yang terkonsentrasi secara regional maupun global yang saling berhubungan atau berinteraksi sosial secara dinamis, baik dengan industri terkait, industri pendukung maupun jasa penunjang, infrastruktur ekonomi dan lembaga terkait dalam meningkatkan efisiensi, menciptakan aset secara kolektif dan mendorong terciptanya inovasi sehingga tercipta keunggulan kompetitif. • Simmie dan Sennett (1999) mendefinisikan cluster inovatif sebagai sejumlah besar perusahaan industri dan/atau jasa yang saling berhubungan yang memiliki tingkat kolaborasi tinggi, biasanya melalui rantai pasokan, dan beroperasi di bawah kondisi pasar yang sama.
  • 6. DEFINISI KLASTER MENURUT BERBAGAI AHLI (lanjutan) o Roelandt dan den Hertag (1999) menyatakan bahwa klaster dapat dicirikan sebagai jaringan produsen perusahaan yang sangat saling bergantung (termasuk pemasok khusus) yang saling terkait dalam rantai produksi yang menambah nilai. o Klaster adalah sekumpulan usaha atas produk barang/jasa tertentu dalam suatu wilayah, yang membentuk kerjasama dengan usaha pendukung dan usaha terkait untuk menciptakan efisiensi kolektif berdasarkan kearifan lokal guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. ILUSTRASI KLASTER DAN KETERKAITANNYA KUB BUMDES/ BUMDESMA KUD KUB OPD YANG BERKAITAN DENGAN KOMODITAS UNGGULAN OPD Lainnya K/L NGO PT/LP Klaster lain KLASTER
  • 11. KEUNTUNGAN KLASTER BAGI KAB/KOTA • Peningkatan produktivitas (melalui input khusus, akses terhadap informasi, sinergi, dan akses terhadap barang publik). • Inovasi yang lebih cepat (melalui penelitian kooperatif dan persaingan dalam klaster). Tidak ada yang memicu inovasi produktif yang lebih baik daripada persaingan di lokasi yang berdekatan - apakah inovasi teknologi, seperti yang terlihat di klaster teknologi informasi di Bangalore atau Korea, atau inovasi kreatif, seperti dalam kelompok desain mode di New York dan Paris. • Pembentukan bisnis baru (mengisi ceruk dan memperluas batas klaster). Dalam kelompok, bisnis baru terbentuk sebagai konsekuensi persaingan, permintaan akan layanan, dan daya tarik investor; Dinamika ini pada gilirannya memacu inovasi.
  • 12. DAMPAK POSITIF ADANYA KLASTER • Akses infrastruktur dan sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih efisien, termasuk modal. Perusahaan dengan mudah memperoleh akses terhadap pemasok, informasi, teknologi, lembaga pembiayaan, dan institusi pendidikan tinggi. • Pengurangan biaya. Biaya transaksi turun karena lokasi yang berdekatan, termasuk lokasi layanan publik. Kedekatan menawarkan keuntungan penting bagi sektor pertanian di negara-negara berkembang, khususnya untuk UKM. Seringkali perusahaan dapat memperoleh produk dan layanan dari perusahaan lainnya yang ada di dalam klaster dan melupakan untuk mengembangkan atau memproduksi produk atau layanan sendiri karena biaya yang besar. Biaya juga dikurangi melalui peningkatan skala usaha ekonomi, seperti dalam kasus pemasaran bersama dan pembelian massal. Biaya yang berkaitan dengan perekrutan karyawan berbakat juga berkurang, asalkan bakat tersedia di klaster. • Akses terhadap informasi dan layanan. Berada di dalam sebuah cluster memberi para anggota akses ke pasar yang luas, dan informasi kompetitif. • Menarik investasi asing. Jika klaster merupakan pusat utama kegiatan ekonomi, maka akan menarik semua pemain kunci dari dalam dan luar negeri. • Pengakuan dan pemasaran yang lebih baik. Bagi usaha kecil dan perusahaan yang sedang berkembang, berlokasi dan dekat dengan pesaing dan kegiatan ekonomi terkait dapat membantu mereka tumbuh, mendapatkan pengakuan, dan mencapai status lebih cepat di pasar.
  • 13. MANFAAT KLASTER  Membantu produsen kecil mencapai skala ekonomi  Melakukan kegiatan bersama  Meningkatkan kapasitas produsen melalui transfer pengetahuan dan ketrampilan serta menarik tenaga kerja untuk masuk kedalam klaster  Meningkatkan posisi tawar, melalui kelompok pelobi yang progresif  Menciptakan lingkungan yang kreatif untuk mendorong tumbuhnya inovasi dan kerjasama  Memperluas jaringan dan meningkatkan akses terhadap sumber informasi
  • 14. MANFAAT KLASTER UNTUK UKM • Lokalisasi ekonomi. Melalui klaster, dengan memanfaatkan kedekatan lokasi, UMKM yang menggunakan input (informasi, teknologi atau layanan jasa) yang sama dapat menekan biaya perolehan dalam penggunaan jasa tersebut. Misalnya pendirian pusat pelatihan di klaster akan memudahkan akses UMKM pelaku klaster tersebut. • Pemusatan tenaga kerja. Klaster akan menarik tenaga kerja dengan berbagai keahlian yang dibutuhkan klaster tersebut, sehingga memudahkan UMKM pelaku klaster untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya dan mengurangi biaya pencarian tenaga kerja. • Akses pada pertukaran informasi dan patokan kinerja. UMKM yang tergabung dalam klaster dapat dengan mudah memonitor dan bertukar informasi mengenai kinerja supplier dan nasabah potensial. Dorongan untuk inovasi dan teknologi akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan perbaikan produk. • Produk komplemen. Karena kedekatan lokasi, produk dari satu pelaku klaster dapat memiliki dampak penting bagi aktivitas usaha UMKM yang lain. Disamping itu kegiatan usaha yang saling melengkapi ini dapat bergabung dalam pemasaran bersama.
  • 15. PROSES PENGEMBANGAN KLASTER • Sosialisasi pengembangan klaster kepada stakeholder kunci • Identifikasi komoditas unggulan • Melakukan survei lapangan untuk memvalidasi dan mengumpulkan data untuk mengidentifikasi ketersediaan bahan mendtah dan keterkaitannya dengan usaha lainnya. • Mencari local champion • Mengevaluasi komoditas unggulan • Menetapkan komoditi unggulan bahwa komoditi tersebut dan komoditi lainnya yang terkait dapat dikembangkan melalui klaster atau jaringan klaster. • Menetapkan manajemen klaster • Menetapkan AD/ART klaster • Menyusun rencana bisnis klaster • Implementasi pengembangan klaster
  • 16. Klaster Embrio Klaster Mapan Klaster Matang Klaster Menurun TAHAP PERKEMBANGAN KLASTER
  • 17. TAHAP PERKEMBANGAN KLASTER • Klaster Embrio adalah klaster pada tahap awal pertumbuhan. • Klaster Mapan adalah klaster yang dianggap memiliki ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut. • Klaster Matang yaitu klaster yang stabil atau akan mengalami pertumbuhan lebih lanjut. • Klaster Menurun adalah klaster yang telah mencapai puncaknya kemudian menurun. Klaster pada tahap ini kadang-kadang mampu menemukan kembali dirinya sendiri dan memasuki siklus lagi.
  • 18. RANTAI NILAI • Rantai nilai (value chain) pertama kali diperkenalkan oleh Michael E. Porter dalam bukunya Competitive Advantage: Creating and Sustaining superior Performance (1985). • Analisis rantai nilai menggambarkan aktivitas di dalam dan di sekitar organisasi, dan menghubungkannya dengan analisis kekuatan kompetitif organisasi. Oleh karena itu, mengevaluasi nilai dari setiap kegiatan tertentu dapat menambah produk atau layanan organisasi. Gagasan ini dibangun di atas wawasan bahwa sebuah organisasi lebih dari sekadar kumpulan secara acak dari mesin, peralatan, orang dan uang. • Porter berpendapat bahwa kemampuan untuk melakukan aktivitas tertentu dan untuk mengelola keterkaitan beberapa kegiatan ini merupakan sumber keunggulan kompetitif. Rantai Nilai Porter berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output. Dengan menggunakan sudut pandang ini, Porter menggambarkan serangkaian kegiatan yang umum dilakukan pada semua usaha, dan membaginya menjadi kegiatan utama dan pendukung. Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan atau penyampaian produk atau layanan.
  • 19. MODEL DASAR RANTAI NILAI • Dapat dikelompokkan menjadi lima bidang utama: logistik ke dalam, operasi, logistik ke luar, pemasaran dan penjualan, dan layanan. • Masing-masing kegiatan utama ini terkait dengan kegiatan pendukung yang membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi mereka. • Ada empat bidang utama dari kegiatan pendukung: pengadaan, pengembangan teknologi (termasuk litbang), manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur (sistem untuk perencanaan, keuangan, kualitas, manajemen informasi dlsb).
  • 20. Logistik Input (bahan baku) Operasi (proses produksi) Logistik Output (distribusi hasil produksi) Pemasaran dan Penjualan Jasa Prasarana pelaku usaha dan wilayah: gedung dan bangunan, pabrik, peralatan produksi, jalan jembatan, listrik, air bersih, irigasi, telekomunikasi, pelabuhan, bandara dan lain sebagainya Kegiatan Pendukung Kegiatan Utama Sumber Daya Manusia: Pelaku usaha. petani/nelayan, pengolah, buruh dlsb Teknologi: Teknologi yang digunakan mulai dari produksi, pengolahan dan pemasaran Pengadaan/pembelian: Pengadaan bahan baku/input produksi, peralatan dlsb
  • 21. RANTAI NILAI KOMODITAS PERTANIAN Produksi Pertanian • Proses dari mulai penanaman, pemupukan, pemeliharaan sampai pemanenan • Sarana produksi • Penyuluhan • Kredit/pembiayaan Pengolahan • Proses pasca panen • Pengolahan yang memberikan nilai tambah • Pembiayaan pada proses pengolahan Pemasaran dalam dan luar negeri • Pemasaran dengan cara konvesional baik untuk pasar domestik maupun ekspor • Pembiayaan untuk pemasaran Konsumen UP-STREAM MIDDLE-STREAM DOWN-STREAM M A R J I N
  • 22. RANTAI NILAI KOMODITAS PARIWISATA Saran kpd wisatawan tentang produk Transportasi ke tujuan wisata Pemyediaan Akomodasi, Makanan, oleh- oleh dlsb Organize, experiences, events Transpor- tasi dari lokasi Agen Perjalananan Pesawat udara, kapal, kereta api, bus M A R J I N Hotel, Restoran, toko souvenir dll Operator wisata lokal, tour guide, grup kesenian dll Kendaraan OPERATOR WISATA DEWAN PARIWISATA LOKAL Koordinasi pelayanan
  • 26. KLASTER WINE DI KALIFORNIA Educational, Research, & Trade Organizations (e.g. Wine Institute, UC Davis, Culinary Institutes) Growers/Vineyards Sources: California Wine Institute, Internet search, California State Legislature. Based on research by MBA 1997 students R. Alexander, R. Arney, N. Black, E. Frost, and A. Shivananda. Wineries/Processing Facilities Grapestock Fertilizer, Pesticides, Herbicides Grape Harvesting Equipment Irrigation Technology Winemaking Equipment Barrels Labels Bottles Caps and Corks Public Relations and Advertising Specialized Publications (e.g., Wine Spectator, Trade Journal) Food Cluster Tourism Cluster California Agricultural Cluster State Government Agencies (e.g., Select Committee on Wine Production and Economy)
  • 27. KLASTER BOROBUDUR Tilik Ndeso Hotel Restauran Pertanian Wisata lainnya Gerabah Toko Sovenir Penampilan Kesenian
  • 28. DESAIN KLASTER SISAL/TEBU SUMBA TIMUR Pasola Hotel Restauran Peternakan Wisata Pantai Toko Sovenir Penampilan Kesenian Wisata Padang Rumput Wisata Kampung Adat Tenaga Listrik
  • 29. KARAKTERISTIK UMUM KLASTER • Klaster dikelola oleh pelaku usaha dan dibantu oleh apparat pemerintah. Manajemen klaster pembentukan dapat dinisiasi oleh pelaku usaha sendiri maupun difasilitasi oleh pemerintah. Pembentukan klaster perlu difasilitasi oleh pemerintah, mengingat masyarakat masih belum memahami tentang pentingnya klaster dalam peningkatan daya saing wilayah perdesaan. • Dasar klaster adalah kerja sama dan persaingan; • Hubungan yang bersifat tetap antara perusahaan dan lembaga administrasi publik; • Setiap anggota klaster memiliki kepentingan yang sama; • Anggota klaster memiliki kesamaan teknologi, pelanggan, saluran