1. Pegas dan Peredam Kejut
1. Pengertian pegas dan peredam kejut
Pegas/coil spring merupakan komponen yang sangat penting dari sistem suspensi yang
menyediakan kenyamanan dalam berkendaraan. Sedangkan peredam kejut/shock absorber
membantu mengontrol seberapa cepat pegas untuk melakukan peredaman serta menjaga
roda tetap kontak dengan permukaan jalan. Garis diagram pada gambar di bawah
menjelaskan bahwa hanya dengan pegas saja tidak sanggup untuk menyerap guncangan
akibat kondisi jalanan. Karena guncangan yang diterima pegas akan dikembalikan lagi
sehingga pegas akan bekerja dengan gerakan mengayun. Dalam hal ini pengendara sepeda
motor tidak nyaman dan berbahaya.
Gambar 1 Pegas dipasangkan di antara roda dan rangka
Apabila mempergunakan peredam kejut seperti gambar di bawah, maka
guncangan/bantingan yang diterima telah diserap untuk sebagian besar oleh peredam kejut
sehingga pengendalian lebih stabil dan nyaman.
Gambar 2 pegas dan peredam kejut dipasangkan di antara roda dan rangka
2. Prinsip kerja peredam kejut
Jika suatu piston yang ada aliran olinya atau klep yang bergerak ke atas dan ke bawah
serta di dalamnya ada seal cylinder, oli harus mengalir melalui lintasan oli dalam piston, tetapi
mengalirnya tertahan oleh aliran oli.
Jika shock absorber ini tertekan, oli mengalir melalui lintasan oli yang besar dan jika
tertarik, oli mengalir melalui lintasan yang kecil. Oleh karena itu, jika shock absorber tertekan
akan berjalan cepat, tapi jika tertarik akan berjalan lambat dengan cara ini, getaran dari
gulungan pegas dapat diredam. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya peredaman adalah viskositas minyak, luas penampang lubang aliran oli, dan
kecepatan aliran oli.
2. 3. Cara kerja sistem suspensi depan (peredam kejut telescopic)
Cara kerja sistem suspensi depan (peredam kejut telescopic) sebagai berikut.
a. Langkah tekan
Pada saat pipa garpu bergerak secara teleskopik pada gerakan menekan (langkah
kompresi), oli pada ruangan B mengalir melalui lubang orifice pada pipa garpu menuju
ruangan C, sementara oli di dalam ruangan B juga menekan rebound valve dan kembali
ke atas menuju ruangan A. Tahanan dari oli yang mengalir inilah yang akan meredam
gerakan kejut pada saat gerakan menekan.
Perhatikan gambar langkah teleskopik berikut.
b. Langkah tarik
Pada langkah tarik, oli dalam ruangan A mengalir menuju ruangan C, melalui lubang
orifice yang berada pada bagian atas fork piston, dari proses tersebut akan dihasilkan
tahanan yang berfungsi sebagai damping force (tenaga redam) sebagai pengontrol
gerak naiknya pegas.
Catatan :
Jumlah oli peredam kejut yang kurang, dapat mengakibatkan timbulnya suara entakan
ketika garpu mencapai akhir dari penekanan atau akhir dari pengembangan.
3. 4. Cara kerja suspensi belakang
Cara kerja suspensi belakang sama dengan susspensi depan, yaitu menggunakan
piston dan oli sebagai perangkat peredam getaran seperti terlihat pada ilustrasi berikut.
a. Langkah tekan/kompresi
Pada saat terjadi kompresi, maka piston bergerak turun (langkah tekan) oli di ruang 1
berpindah ke ruang 2 melalui saluran A, saluran B, saluran C, saluran D, dan saluran E.
Karena lubang saluran yang dilalui oli banyak, maka seolah-olah oli melewati lubang besar
sehingga tahanan oli yang berpindah kecil.
Perhatikan langkah tekan/kompresi berikut.
b. Langkah kembali/rebound
Pada saat tekanan kompresi sudah tidak ada, maka terjadi tekanan kembali karena adanya
gaya tekan pegas, sehingga piston bergerak ke bawah oli dari ruang 2 dan hanya mengalir
melalui lubang orifice E, saluran D, dan saluran A, dan aliran oli tertahan dengan lambat.
Oleh karena iti, oli berpindah melalui lubang kecil sehingga tahanan oli yang berpindah
besar, maka terjadi damping.
Kesimpulan : peredam kejut langkah tarik lebih kuat dari langkah tekan.
4. 5. Macam-macam shock absorber
Ada beberapa macam jenis shock absorber menurut gaya redam, kontruksi, dan media
pengisi.
a. Gaya redam
Menurut gaya redam yang dihasilkan, shock absorber dibagi dalam dua jenis, yaitu
single action dan double action.
1) Single action
Gaya redam yang dihasilkan oleh shock
absorber hanya terjadi pada langkah
memanjang (expansion stroke) sedangkan
pada langkah memendek (compression
stroke) tidak terjadi gaya redam.
2) Double action
Gaya redam yang dihasilkan oleh shock
absorber terjadi pada langkah memanjang
(expansion stroke) dan langkah memendek
(compression stroke).
b. Kontruksi
Menurut konstruksinya, shock absorber dibagi dalam dua jenis, yaitu mono tube dan
twin tube.
1) Mono tube
Hanya terdiri dari satu tabung dan posisi tabung berada pada bagian atas. Bagian
utama terdiri dari tutup (cover), silinder bagian atas (upper chamber), silinder
bagian bawah (lower chamber) dan piston dilengkapi lubang-lubang kecil (orifice)
sebagai katup.
5. 2) Twin tube
Terdiri dari dua tabung dan posisi tabung berada pada bagian bawah. Bagian utama
tutup (cover), tabung luar (outer tube absorber shell), tabung dalam (pressure tube)
dilengkapi katup kontrol (check valve), silinder luar (reservoir chamber), silinder
dalam (working chamber), dan piston dilengkapi lubang-lubang kecil (orifice)
sebagai katup.
c. Media pengisi
Menurut media pengisi, shock absorber dibagi dalam dua jenis, yaitu oil type dan gas
type.
1) Oil type
Tabung dalam (cylinder) berisi penuh dengan oli
pada saat peredam kejut bekerja, oli akan mengisi
bagian ruang pada tabung luar.
2) Gas type
Tabung dalam (cylinder) berisi penuh dengan oli dan
dimasukkan gas nitrogen bertekanan yang akan
mengisi ruang pada tabung luar pada saat bekerja.