1. Pompa hidrolik berfungsi untuk mengubah energy gerak dari engine menjadi energy potensial
didalam oli. Pompa berfungsi untuk menyediakan aliran. Pompa tidak menghasilkan tekanan.
Tekanan timbul karena adanya hambatan-hambatan yang ditemui aliran di dalam system.
Secaras garis besar pompa dibagi menjadi dua jenis, yaitu positif displacement dan non-positif
displacement. Displacement pompa adalah berapa volume oli yang dihasilkan perlangkah atau
perputaran pompa. Semakin besar nilainya maka semakin besar pompa tersebut.
JENIS-JENIS PUMP
Pompa positif displacement adalah pompa yang menghasilkan displacement yang tetap tidak
peduli berapa tekanan yang terjadi pada sisi outlet pompa.
Bagaiman oli bisa dipompa? Pada langkah inlet yang sebelah kiri, piston pada tabung pompa
digerakkan ke kiri. Ruangan didalam pompa semakin besar dan tekanannya turun lebih kecil dari
tekanan udara. Akibat perbedaaan ini, udara menekan oli masuk ke dalam pompa melalui check
valve (berfungsi untuk mengatur aliran hanya pada satu arah). Check valve ditekan oli sehingga
membuka saluran ke pompa. Pada langkah output yang di sebelahb kanan, piston menekan oli.
Oli mencari jalan keluar. Oli mencoba turun melalui check valve yang ada di inlet (saluran
masuk), namun bola check valve tertahan oleh dinding saluran sehingga menutup saluran ke
bawah, oli tidak dapat keluar dari check valve ini. Oli juga mencoba membuka check valve pada
bagian atas. Oli harus melawan tekanan yang besar untuk mendorong bola check valve ini. Bola
check valve bergerak dan membuka saluran bagian atas. Oli keluar melaui saluran ini.
Apabila tekanan oli pada sisi outlet (saluran keluar pompa) relative kecil maka setiap stroke
(langkah piston) akan mendorong oli secara relative mudah. Jika tekanan meningkat, stroke yang
dibutuhkan lebih berat. Setiap stroke akan memindahkan volume (displacement) oli yang sama
2. walaupun tekanan pada sisi outlet tinggi. Inilah arti dari positive displacement. Yaitu
displacement oli selalu tetap tidak bergantung pada tekanan outlet. Tekanan ini bisa sedemikian
tingginya sehingga pada system hidrolik yang menggunakan pompa positive displacement harus
disediakan mekanisme pembuangan oli jika terjadi kenaikan tekanan yang terlalu besar
Pompa non-positive salah satunya seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Cara kerjanya
adalah sebagai berikut. Imperller berputar dengan kecepatan tinggi membuat tekanan di dalam
saluran hisap (suction) turun lebih rendah dari tekanan udara. Fluida ditekan udara dan masuk ke
dalam pompa. Impeller akan menekan fluida sehingga fluida bergerak dengan kecepatan tinggi.
Fluida diarahkan oleh bentuk dari housing pompa menuju saluran keluar (discharge). Fulida akan
menghasilkan displacement yang sama setiap putaran impeller. Namun jika tekanan pada saluran
discharged naik, banyak oli yang terhambat untuk melewati saluran ini. Oli akan kembali masuk
ke pompa yang artinya displacement menjadi berkurang. Inilah arti dari non-positive
displacement. Yaitu volume yang dihasilkan (displacement) bergantung pada besar kecilnya
tekanan pada sisi outlet. Jika tekanan pada sisi outlet tinggi maka displacement menjadi lebih
kecil. Jika system hidrolik menggunakan pompa jenis ini, tidak perlu dipasang mekanisme buang
yang khusus, karena kenaikan tekanan system tidak bisa mejadi terlalu tinggi yang dibatasi oleh
konstruksi pompa. Berbeda dengan positive displacement dimana volume oli yang sama selalu
dihasilkan sehingga tekanan dapat naik tinggi sekali dan membahayakan system. Contoh pompa
jenis non-positive adalah water pump.
Pompa non-positive digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan aliran atau debit yang besar
tapi tekanannya rendah. Sedangkan positive displacement digunakan pada aplikasi aliran atau
debit rendah dan tekanan yang tinggi. Pada alat berat yang dibutuhkan adalah tekanan yang
tinggi dan aliran yang rendah sehingga yang cocok adalah pompa positive displacement.
Pompa sebenarnya tidak menghasilkan tekanan. Kenapa? karena jika keluaran pompa langsung
dialirkan ke tanki tanpa melewati system, tekanan akan rendah sekali. Tekanan akan timbul
hanya jika ada hambatan yang ditemui oli misalnya penyempitan-penyempitan dan beban.
3. Pompa juga pada dasarnya tidak menghisap. Pompa hanya menciptakan kevakuman (tekanan
lebih kecil dari tekanan udara). Oli masuk ke pompa karena ditekan udara luar atau udara di
dalam tanki. Oleh karena itu jika saluran hisap tersumbat maka oli akan sulit memasuki pompa.
Tekanan pada sisi hisap pompa akan turun sekali dan oli bisa mendidih walaupun
temperaturenya rendah. Oli yang mendidih akan berwujud gas yang dapat menyebabkan kavitasi
(cavitation). Kavitasi adalah proses pecahnya gelembung-gelembung gas pada daerah oli
bertekanan tinggi dan menyebabkan terbentuknya lubang-lubang pada permukaan logam.
Rating atau spec pompa adalah berapa besar aliran yang dapat dihasilkan persatuan waktu,
misalnya 100 liter per menit. Semakin besar pompa, biasanya akan semakin besar juga aliran
(flow)-nya. Selain flow, biasanya disebutkan tekanan maksimum yang dapat ditangani pompa
misalnya 3000 psi. Dengan data aliran dan tekanan maksimum ini serta efisiensi pompa maka
kita dapat secara kasar menentukan tenaga (power) maksimum yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pompa. Jadi jika pompa ini digandeng dengan engine maka angka yang kita
hitung adalah rating power untuk engine tersebut.
Pompa memiliki spesifikasi efisiensi volumetric. Yaitu perbandingan antara displacement
sesungguhnya dan displacement secara teori. Semakin besar angka ini semakin baik pompa
tersebut. Pompa positive displacement memiliki efisiensi volumetric yang relative tinggi (di atas
90%) dibandingkan dengan yang non-positive.
Gambar Jenis-jenis pompa
Jenis-jenis pompa yang akan kita bahas hanya dari jenis positive displacement yang banyak
dipakai pada alat berat yaitu gear, vane dan piston.
Gear Pump
gear digerakkan oleh tenaga dari luar disebut driving gear dan gear yang digerakkan oleh driving
gear disebut dengan driven gear atau idler gear.
4. Kedua gear ini akan masuk ke dalam housing dan ditutup dengan plate dan dijaga oleh seal dan
back-up seal untuk mencegah kebocoran.
Cara kerja pompa ini adalah sebagai berikut. Driving gear menggerakkan driven gear. Gerakan
kedua gear ini menciptakan kevakuman pada sisi inlet. Oli masuk dari tangki menuju pompa. Oli
kemudian masuk ke dalam ruang-ruang yang dibentuk oleh gigi-gigi gear dan housing. Oli
dibawa oleh ruangan ini menuju ke sisi outlet.
Tekanan tinggi pada sisi outlet akan mendorong gear-gear mengarah ke sisi inlet. Dorongan ini
akan membuat ketidak seimbangan pada shaft (poros) pompa sehingga bisa menimbulkan
masalah. Untuk mengurangi efek ini, maka sering dipasang pelat penyeimbang tekanan (pressure
5. balance plate) pada sisi inlet dimana oli dari tekanan tinggi diarahkan ke sisi inlet dan akan
menekan shat ke arah sisi outlet sehingga menyeimbangkan dorongan. Pada beberapa desain,
shaft pompa dibuat tapered, sehingga tekanan shaft ke bearing lebih luas.
Jika gear pump sudah lama dipakai maka clearance (suaian) antara puncak gigi gear dan housing
sudah sedimikian besarnya. Oli banyak yang bocor kembali ke sisi inlet dan efisiensi volumetric
pompa turun. Jika oli yang dipakai pada sistem kotor dan banyak mengandung partikel-partikel
keras maka sering terjadi luka dan alur-alur terbentuk pada housing pompa. Alur-alur ini akan
mengakibatkan kebocoran dan menurunkan efisiensi volumetric pompa.
Pada gear pump, besarnya flow pompa ditentukan oleh besarnya ruang yang dibentuk antara
gigi-gigi gear dan housing. Besarnya flow juga ditentukan oleh kecepatan putar pompa. Untuk
mengatur besarnya flow pada gear pump, satu-satunya cara adalah dengan mengatur putaran
pompa.
1. Internal Gear Pump
Outer gear digerakkan oleh shaft. Outer gear atau rotor ini kemudian menggerakkan inner gear
(idler). Titik pusat outer gear berbeda dengan titik pusat inner gear. Perbedaan inilah yang
menyebabkan konstruksi ini menjadi pompa. Pola bulan sabit (crescent) berfungsi untuk
memandu gerakan inner gear dan memperkecil ruangan yang dilalui oli.
6. Putaran outer gear dan inner gear menyebabkan timbul kevakuman pada sisi inlet. Kevakuman
ini disebabkan oleh ruangan yang semakin membesar pada saat gear-gear berputar. Pada gambar
diatas arahnya ke bawah. Oli masuk ke dalam pompa dan terperangkap dalam ruang yang
dibatasi oleh gigi-gigi gear, housing dan crescent. Pada saat gear melintasi crescent, ruangan-
ruangan ini mengecil dan menekan oli. Pada sisi outlet, oli keluar dari ruangan-ruangan.
Pada internal gear pump, terjadi ketidak seimbangan dorongan yang sama seperti pada gear
pump biasa. Keausan juga menyebabkan clearance semakin membesar dan kebocoran-kebocoran
terjadi diantara gigi-gigi gear dan housing serta crescent menurunkan efisiensi.
2. External Gear Pump.
Untuk unit – unit Komatsu sistem hidroliknya banyak memakai jenis external gear pump ini.
Konstruksi external gear pump terlihat pada gambar.
Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis :
Fixed Side Plate Type Gear Pumps.
7. Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser. Kontruksinya ada yang jadi satu dengan
housing, dan ada pula yang terpisah tetapi diikat terhadap housingnya. Pompa ini mempunyai
discharge pressure antara 30 Kg/Cm2 sampai dengan 125 Kg/Cm2. Komatsu menamakan pompa
jenis ini tipe FAL/R dan GAL/R.
Movable Side Plate Type ( Pressure Balancing Type Gear Pumps ).
Side plate pompa ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik.
Dengan demikian maka internal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil. Specific
Discharge Pressurenya lebih besar dari 140 Kg/Cm2.
Gear pump yang dipergunakan dalam unit-unit Komatsu berbeda-beda jenisnya disesuaikan
dengan fungsinya. Untuk itulah maka external gear pumps diklasifikasikan dalam 5 ( lima ) jenis
yaitu :
FAL/R dengan tekanan 30 Kg/Cm2
GAL/R dengan tekanan 125 Kg/Cm2
PAL/R dengan tekanan 140 Kg/Cm2
KAL/R dengan tekanan 175 Kg/Cm2
SAL/R dengan tekanan 210 Kg/Cm2
Vane Pump
Konstruksi vane pump ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
8. Vane pump terdiri rotor atau displacement dan housing. Di dalam rotor terdapat vane yang bebas
keluar masuk slot pada rotor. Rotor kemudian ditutup dengan flex plates dan housing.
Rotor diputar oleh tenaga dari luar. Perputaran rotor menyebabkan vane terlempar (efek gaya
sentrifugal) ke luar. Akibat gaya ini, vane menekan housing dengan kuat. Ini akan mengisolasi
oli karena terbentuknya ruangan yang terpisah antara dua vane dan housing. Sumbu putar rotor
dan titik pusat housing dibuat tidak bertemu sehingga dari sini tercipta perbedaan ruangan di atas
dan di bawah. Karena ada perbedaan besar ruangan inilah terjadi proses pemompaan. Pada sisi
inlet, ruangan yang dibentuk oleh dua vane dan housing membesar sehingga terjadi kevakuman
dan oli dapat masuk ke dalam pompa. Oli dibawa oleh ruangan ini berputar. Dekat dengan sisi
outlet, karena perbedaan titik pusat, ruangan-ruangan dibuat semakin kecil dan menekan oli. Oli
lalu keluar menuju sisi outlet
9. Bagian atas vane pump ditutup dengan flex plate dan housing dan disekat oleh seal supaya tidak
bocor.
Pada flex-plate terdapat lubang-lubang untuk mengarahkan oli dari daerah bertekanan tinggi. Oli
bertekanan ini digunakan untuk memberikan tekanan pada flex plate sehingga dapat menyekat
oli dari kebocoran pada bagian atas dan bawah pompa. Dengan menggunakan desain seperti ini,
kekuatan penyekatan flex plate berbanding lurus dengan tekanan oli disisi outlet. Semakin tinggi
tekanan oli pada sisi outlet semakin besar kekuatan yang dibutuhkan untuk menyekat.
10. Displacement oli pada flex plate bisa diubah-ubah dengan mengubah kecepatan putar. Namun
ada rancangan lain dari vane pump yang cam ring bisa diatur letakknya.
Dengan menggerak-gerakkan cam ring kita bisa mendekatkan atau menjauhkan titik pusat cam
ring dan rotor. Apabila jarak kedua titik pusat ini dekat maka displacement oli akan mengecil dan
begutu juga sebaliknya. Pompa semacam ini dapat menghasilkan flow yang kecil walaupun
putarannya tinggi. Ini adalah prinsip kerja variable displacement pump. Pada pompa ini, putaran
pompa tidak berpengaruh langsung pada displacement oli.
11. Vane pump pada gambar mengalami ketidakseimbangan gaya seperti yang dialami oleh gear
pump. Ketidakseimbangan ini bisa diatasi dengan membuat dua lubang inlet dan dua lubang
outlet di bagian dalam pompa.
Piston Pump
Piston pump terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut. Barrel, berbentuk silinder yang
terhubung ke shaft dan diputar oleh tenaga dari luar. Di sekeliling barrel terdapat lubang-lubang
tempat piston. Piston adalah komponen yang bergerak keluar masuk di dalam barrel. Slipper dan
retaining ring, komponen yang memegang piston. Sedangkan swashplate adalah pelat yang
berbentuk miring untuk membuat terjadinya perbedaan besar ruangan didalam barrel.
12. Cara kerja psiton pump adalah sebagai berikut (lihat gambar).
Barrel diputar oleh shaft dan membawa piston masuk dan keluar. Pada saat piston masuk maka
ruangan antara piston dan barrel semakin membesar. Perbesaran ini mengakibatkan terjadinya
penurunan tekanan sehingga oli masuk kedalam pompa. Pergerakkan masuk piston ini adalah
mengikuti kontur dari swashplate. Setengah putaran berikutnya piston bergerak keluar dan
menekan oli ke luar pompa. Selama terjadi perbedaan ukuran ruang antara piston dan barrel
maka piston selalu menghasilkan displacement oli.
Kemiringan swashplate mempengaruhi besar kecilnya displacement pompa. Jika swashplate
kemiringannya lebih besar maka displacement pompa akan semakin besar. Jika swashplate lebih
vertical (lurus) maka displacement pompa akan lebih kecil.
Jika kemiringan swashplate tidak bisa diubah maka displacement pompa hanya bisa diubah
dengan mengubah putaran pompa. Pompa ini disebut fix displacement pump. Jika swasplate bisa
diubah maka displacement pompa tidak dipengaruhi oleh putaran pompa. Jadi walaupun pompa
berputar cepat dengan meluruskan swasplate, displacement akan tetap kecil.