SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Pedoman Pelaksanaan Tata
Naskah Dinas
Biro Umum, Kepegawaian dan Organisasi
Kementerian Pariwisata
Pedoman Pembuatan Tata Naskah Dinas
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN
2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS.
Pengertian Tata Naskah Dinas
Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang
mencakup pengaturan jenis, format, penyampaian, pengamanan,
pengabsahan, distribusi dan penyampaian naskah dinas, serta media yang
digunakan dalam komunikasi kedinasan (PM.133/UM.001/MPEK/2012 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Cakupan dan Tujuan Tata Naskah Dinas
Cakupan
Tata Naskah Dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakupi
pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan Lambang
Negara, cap dinas, tata surat, perubahan, pencabutan, pembatalan produk
hukum, dan ralat (PM.133/UM.001/MPEK/2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Tujuan
Tujuan dengan adanya Tata Naskah Dinas yaitu untuk menciptakan kelancaran
komunikasi tulis yang efektif dan efisien di Kementerian Pariwisata.
c. Naskah Dinas Khusus ...
Pengertian Tata Naskah Dinas
a. Naskah Dinas Arahan
1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Peraturan Menteri
b. Peraturan Deputi atau Pejabat yang setingkat
c. Pedoman
d. Petunjuk Pelaksanaan/ Teknis
e. Instruksi Menteri
f. Surat Edaran
2. Naskah Dinas Penetapan
3. Naskah Dinas Penugasan
b. Naskah Dinas Korespondensi
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a. Nota Dinas
b. Memorandum
Pengertian Tata Naskah Dinas (lanjutan..)
c. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
2. Surat Kuasa
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pengumuman
e. Laporan
f. Telaahan Staf
g. Formulir
h. Piagam Penghargaan
i. Sertifikat
j. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL)
k. Surat Keterangan
l. Prasasti
m. Naskah Dinas Elektronik
Penyusunan Naskah Dinas
 Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang
jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis.
 Dalam penyusunan Naskah Dinas perlu memperhatikan syarat-
syarat berupa ketelitian, kejelasan, singkat dan padat, logis
dan meyakinkan, dan pembakuan.
5. Asas Kecepatan ...
Asas Dalam Penyusunan Naskah Dinas
1. Asas Efektif dan efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan
efisien dalam penulisan, penggunaan lembar naskah dinas, spesifikasi
informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik,
benar dan lugas.
2. Asas Pembakuan
Setiap naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan
bentuk yang telah dibakukan, sesuai dengan tujuan pembutannya.
3. Asas Pertanggungjawaban
Penyelanggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabakan
dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan.
4. Asas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaran tata naskah dinas terkait dengan kegiatan
administrasi umum dan unsur administrasi lainnya.
Asas Dalam Penyusunan Naskah Dinas (lanjutan..)
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi masing-masing unit kerja, tata
naskah dinas harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihar
dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, serta kecepatan penyampaian dan
distribusi.
6. Asas Keamanan
Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi (isi) mulai dari penyusunan,
klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, dan kearsipan.
7. Asas Penomoran
Penomoran Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata menggunakan
sistem satu pintu (one polis). Dalam hal ini dilaksanakan di Biro Umum khusus untuk
Kantor Pusat, dan untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakasanakan di tata usaha masing-
masing.
4. Nomor Halaman ...
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas
1. Nomor Naskah Dinas Arahan
a. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri,
dan Surat Edaran
b. Surat Perintah/ Surat Tugas
2. Nomor Surat Dinas
1. Surat Dinas yang Ditandatangani Menteri
2. Surat Dinas yang Ditandatangani Pejabat di bawah Menteri
3. Nomor Nota Dinas/ Memorandum
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
4. Nomor Halaman
5. Ketentuan Jarak Spasi
6. Format Kop Surat
7. Kata Penyambung
8. Lampiran
9. Nomor Salinan Surat
10. Daftar Distribusi
11. Rujukan
12. Ruang Tanda Tangan
13. Penentuan Batas/ Ruang Tepi
14. Penggunaan Bahasa
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
1. Nomor Naskah Dinas Arahan
Susunan nomor Naskah Dinas yang bersifat pengaturan dan penetapan terdiri dari:
 Tulisan Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran
ditulis dengan huruf kapital;
 Nomor dan tahun terbit ditulis dengan huruf kapital;
 nomor naskah (nomor urut pembukuan dalam satu tahun takwin); dan
 judul Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran
Menteri ditulis dengan huruf kapital.
Susunan nomor naskah dinas dalam bentuk Lampiran terdiri dari:
 tulisan “Lampiran” ditulis dengan huruf kapital;
 tulisan “Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran”
ditulis dengan huruf kapital;
 kata “nomor dan tahun terbit” ditulis dengan huruf kapital;
 nomor naskah (nomor urut pembukuan dalam satu tahun takwin); dan
 judul “Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran
Menteri” ditulis dengan huruf kapital.
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
a. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri, dan Surat Edaran
b. Surat Perintah/Surat Tugas
 Susunan penomoran Surat Perintah/Surat Tugas adalah sebagai berikut:
 kode klasifikasi arsip;
 nomor halaman dosir;
 nomor urut dosir;
 kode/singkatan unit pemrakarsa;
 kode singkatan Kementerian; dan
 tahun pembuatan.
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
2. Nomor Surat Dinas
Susunan nomor Surat Dinas sebagai berikut:
a. Surat Dinas yang ditandatangani Menteri
Surat Dinas Rahasia:
 kode derajat pengamanan Surat Dinas;
 kode klasifikasi arsip;
 nomor halaman dosir;
 nomor urut dosir;
 kode/singkatan nama jabatan; dan
 tahun pembuatan.
Surat Dinas Biasa:
 kode klasifikasi arsip;
 nomor halaman dosir;
 nomor urut dosir;
 kode/singkatan nama jabatan; dan
 tahun pembuatan.
b. Surat Dinas yang Ditandatangani Pejabat di Bawah Menteri
Surat Dinas Rahasia:
 kode derajat pengamanan Surat Dinas;
 kode klasifikasi arsip;
 nomor halaman dosir;
 nomor urut dosir;
 kode/singkatan unit pemrakarsa;
 kode/singkatan kementerian; dan
 tahun pembuatan.
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
3. Nomor Nota Dinas/Memorandum
Nota Dinas/Memorandum bersifat internal, dengan susunan penomorannya sebagai
berikut:
 nomor urut pembukuan dalam satu takwim/kalender;
 jenis naskah dinas;
 kode/singkatan unit pemrakarsa;
 kode jabatan yang lebih rendah;
 bulan; dan
 tahun pembuatan.
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
4. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab dan dicantumkan
secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah
nomor, kecuali halaman pertama naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
Contoh (-2-)
5. Ketentuan Jarak Spasi
 Jarak antara bab dan judul adalah dua spasi.
 Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan kedua adalah satu spasi.
 Jarak antara judul dan subjudul empat spasi.
 Jarak antara subjudul dan uraian dua spasi.
 Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan.
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
6. Format Kop Surat
Format kop surat Menteri, kop surat Kementerian, kop Portrait Peraturan Menteri, kop sambutan
Menteri, dan kop Landscape Peraturan
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
7. Kata Penyambung
Kata Penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut
pada halaman berikutnya (jika naskah lebih dari satu halaman).
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
8. Lampiran
Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut dengan angka Arab.
Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari halaman sebelumnya.
9. Nomor Salinan Surat
Penomoran salinan surat dilakukan untuk menunjukkan bahwa surat tersebut dibuat dalam jumlah
terbatas dan distribusinya tertentu/diawasi.
Penyebutan nomor salinan surat disusun sebagai berikut:
 semua surat yang mempunyai tingkat keamanan Sangat Rahasia/Rahasia harus diberi nomor
salinan pada halaman pertama;
 Lambang Negara jumlah salinan harus dicantumkan meskipun hanya satu salinan; dan
 pendistribusian surat yang bernomor salinan harus sama dengan daftar distribusinya. Daftar
distribusi harus dicantumkan sebagai lampiran.
Nama Kementerian/ Jabatan pada
Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
Susunan Penulisan Surat-Surat Dinas:
1. Kop Surat
2. Tanggal Surat
3. Hal Surat
4. Alamat Surat
5. Pengguna untuk perhatian (u.p.)
6. Paragraf Surat
7. Penggunaan Spasi
8. Garis Kewenangan, Penandatangan, dan Lampiran
9. Pelaksana Tugas (Plt.)
10. Pelaksana Harian (Plh.)
11. Warna Tinta
Tata Surat Dinas
1. Kop Surat
Kop Surat mengidentifikasikan nama jabatan atau nama Kementerian dan
alamat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kop Surat Nama Jabatan
 Kop Surat Nama Jabatan adalah kepala surat yang menunjukkan
jabatan tertentu. Kertas dengan kop surat nama jabatan hanya
digunakan untuk surat yang ditandatangani oleh Menteri.
 Kop Surat Nama Jabatan terdiri dari Lambang Negara di tengah
dan nama jabatan yang ditulis paling banyak tiga baris (apabila
nama jabatan terlalu panjang digunakan singkatan atau akronim
tanpa mengorbankan kejelasan). Perbandingan ukuran Lambang
Negara dan huruf yang digunakan hendaknya serasi, sesuai
dengan ukuran kertas.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
b. Kop Surat Nama Kementerian
Kop Surat Nama Kementerian menunjukkan nama dan alamat di
lingkungan Kementerian. Kertas dengan kop surat dimaksud digunakan
untuk kemudahan semua surat/naskah dinas.
 Surat yang ditandatangani oleh pejabat pada tataran
kepemimpinan adalah surat jenis Nota Dinas, Memorandum, dan
Surat Pengantar.
 Pada surat yang berbentuk formulir, kepala surat yang dicetak,
diketik, dicap, atau ditulis tangan hanya digunakan pada
halaman pertama surat, dan dituliskan pada baris kelima dari tepi
atas kertas.
 Surat yang mempunyai kop surat nama Kementerian
ditandatangani oleh pejabat Kementerian (di bawah Menteri).
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
2. Tanggal Surat
Tanggal Surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut:
 tanggal ditulis dengan angka Arab;
 bulan ditulis lengkap; dan
 tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
3. Hal Surat
Hal surat adalah materi pokok yang dinyatakan dengan
kelompok kata singkat, tetapi jelas.
Hal yang perlu dicantumkan dengan alasan sebagai berikut:
 menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang
dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;
 memudahkan identifikasi dalam penyusunan halaman
pada surat yang terdiri lebih dari satu halaman; dan
 memudahkan penentuan alur pengiriman surat atau
pemberkasan dan penyimpanan surat.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
4. Alamat Surat
Surat Dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi
pemerintah yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukan kepada
identitas yang tidak individual, misalnya kantor, kementerian, dan instansi.
Surat Dinas yang ditujukan kepada pejabat pemerintah/ pejabat negara
ditulis dengan urutan sebagai berikut:
 nama jabatan;
 jalan;
 kota; dan
 kode pos.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
5. Penggunaan Untuk Perhatian (u.p.)
Alamat surat dengan menggunakan istilah untuk perhatian (u.p.) digunakan untuk
keperluan sebagai berikut:
 mempercepat penyelesaian surat yang diperkirakan cukup dilakukan oleh
pejabat atau staf tertentu di lingkungan Kementerian;
 mempermudah penyampaian oleh sekretariat penerima surat kepada
pejabat yang dituju dan untuk mempercepat penyelesaiannya sesuai
dengan maksud surat; dan
 mempercepat penyelesaian surat karena tidak harus menunggu kebijakan
langsung pimpinan.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
6. Paragraf Surat
Paragraf adalah sekelompok kalimat pernyataan yang berkaitan satu
dengan yang lain, dan merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf adalah
mempermudah pemahaman penerima, memisahkan, atau
menghubungkan pemikiran dalam komunikasi tertulis.
7. Penggunaan Spasi
Isi surat dinas diketik satu spasi dan diberi jarak 1,5 sampai dengan 2 spasi
diantara paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya. Jarak antar
baris surat yang terdiri dari satu paragraf, adalah dua spasi. Setiap
paragraf baru ditandai dengan takuk, yaitu ± 6 ketuk atau spasi.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
8. Garis Kewenangan, Penandatanganan, dan Lampiran
a. Penggunaan Garis Kewenangan
Pimpinan Kementerian bertanggung jawab atas segala kegiatan
yang dilakukan di lingkungan Kementerian. Tanggung jawab
tersebut tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada
seseorang yang bukan pejabat berwenang. Garis kewenangan
digunakan apabila Surat Dinas ditandatangani oleh pejabat yang
mendapat pelimpahan dari pejabat yang berwenang.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
b. Penandatanganan
Penandatanganan Surat Dinas yang menggunakan garis kewenangan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan dua cara sebagai berikut:
 Atas Nama (a.n.)
Atas Nama disingkat (a.n.) digunakan jika pejabat yang menandatangani Surat Dinas telah
diberi kuasa oleh pejabat yang bertanggung jawab, berdasarkan bidang tugas dan
tanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Pejabat penandatanganan Surat Dinas
bertanggung jawab atas isi Surat Dinas kepada penanggung jawab, tanggung jawab tetap
berada pada pejabat yang memberi kuasa.
 Untuk Beliau (u.b.)
Untuk Beliau disingkat (u.b.) digunakan jika pejabat yang diberi kuasa memberi mandat
kepada bawahannya. Oleh sebab itu, u.b. digunakan setelah a.n.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
9. Pelaksana Tugas (Plt.)
Ketentuan penandatanganan Pelaksana Tugas disingkat (Plt.) adalah
sebagai berikut:
 Pelaksana Tugas (Plt.) digunakan apabila pejabat yang berwenang
menandatangani naskah dinas belum ditetapkan karena
menunggu ketentuan bidang kepegawaian lebih lanjut; dan
 pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan
pejabat yang definitif ditetapkan.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
10. Pelaksana Harian (Plh.)
Ketentuan penandatanganan Pelaksana Harian disingkat (Plh.) sebagai
berikut:
 Pelaksana Harian (Plh.) dipergunakan apabila pejabat yang
berwenang menandatangani naskah dinas tidak berada
ditempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari perlu ada pejabat sementara yang menggantikannya;
dan
 pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan
pejabat yang definitif kembali ditempat.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
11. Penggunaan Tinta
 Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna hitam.
 Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf
naskah dinas berwarna biru tua.
 Tinta yang dipergunakan untuk keperluan keamanan
naskah dinas berwarna merah dan dalam bentuk cap.
Tata Surat Dinas (lanjutan..)
 Pengelolaan surat masuk;
 Pengelolaan surat keluar;
 Tingkat keamanan;
 Kecepatan proses;
 Penggunaan kertas surat;
 Pengetikan sarana administrasi dan komunikasi perkantor; dan
 Warna dan kualitas kertas
Penyelenggaraan Naskah Dinas Dilaksanakan
sbb :
 Surat sangat rahasia disingkat SR; terkait keamanan Negara
dan rahasia Negara
 Surat rahasia disingkat R; berdampak pada kerugian Negara
dan disintegrasi bangsa
 Surat penting disingkat P, (harus mendapat perhatian si
penerima surat)
 Surat konfidensial disingkat K; berdampak terhambatnya
jalannya pemerintahan dan pembangunan.
Tingkat Keamanan Surat :
 ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah
baris kalimat terakhir;
 nama jabatan yang diletakkan pada baris pertama tidak boleh
disingkat, kecuali pada formulir ukuran kecil, misalnya Kartu Identitas
Kementerian Pariwisata;
 nama jabatan yang diletakkan pada baris kedua dan ketiga (setelah
a.n. dan u.b.) boleh disingkat; misalnya, setjen, karo umum, dan ditjen;
 nama jabatan pada naskah dinas yang bersifat mengatur ditulis
dengan huruf kapital dan nama jabatan pada naskah dinas yang
bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital;
 ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat spasi;
 nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat
mengatur, ditulis dengan huruf kapital, dan nama pejabat yang
menandatangani naskah dinas tidak mengatur ditulis dengan huruf
awal kapital; dan
 jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas + 3 cm,
sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang.
Ruang Tanda Tangan
Ruang Tanda Tangan (lanjutan..)
3. Pejabat …
Lambang Negara
Ketentuan penggunaan Lambang Negara untuk Tata Naskah
Dinas sebagai berikut:
1. Lambang Negara digunakan dalam Tata Naskah Dinas
sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat
tetap dan resmi;
2. Lambang Negara berwarna emas digunakan pada Surat
Dinas yang ditandatangani oleh pejabat negara;
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas
3. Pejabat negara terdiri dari:
a. Presiden dan Wakil Presiden;
b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
d. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah;
e. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah
Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;
f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
g. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Mahkamah Konstitusi;
h. Menteri dan jabatan setingkat Menteri;
i. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan
sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
j. Gubernur dan Wakil Gubernur;
k. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota;dan
l. pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang.
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas (lanjutan..)
Logo
Adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf yang
digunakan dalam Tata Naskah Dinas Kementerian Pariwisata sebagai
identitas agar publik lebih mudah mengenalnya.
 Setiap unit kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata harus memiliki
dan menggunakan logo;
 Penggunaan Logo di letakan di sebelah kiri kepala surat;
 Logo digunakan dalam Tata Naskah Dinas yang ditandatangani
pejabat selain Menteri;
 Logo digunakan oleh pejabat berwenang pada unit kerja di
Lingkungan Kementerian Pariwisata.
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas (lanjutan..)
Contoh Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerja Sama
 Dalam hal dilakukan kerja sama antar pemerintah (G to G),
digunakan Lambang Negara (burung garuda berwarna emas).
 Dalam rangka kerja sama Pemerintah Republik Indonesia (dengan
pihak luar negeri), Lambang Negara diletakkan di atas map
naskah dinas.
 Tata letak logo dalam perjanjian kerja sama sektoral, baik antar
kementerian negara/propinsi/kabupaten/kota (di dalam negeri),
logo yang dimiliki instansi masing-masing diletakkan di atas map
naskah perjanjian.
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas (lanjutan..)
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas (lanjutan..)
Cap Dinas
Adalah tulisan dan/ atau lambang tingkat jabatan dan/ atau
instansi/kementerian yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah
dan berlaku yang dibubuhkan pada ruang tanda tangan
 Macam Cap Dinas
 Cap jabatan Menteri memuat nama jabatan Menteri.
 Cap Kementerian memuat nama Kementerian.
 Ukuran dan Warna
Tinta cap dinas berwarna ungu dengan ukuran diameter sebagai
berikut:
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas (lanjutan..)
 Penggunaan Cap Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata
Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap
Dinas (lanjutan..)
 Perubahan berarti bagian tertentu dari Naskah Dinas diubah.
Perubahan dinyatakan dengan Lembar Perubahan.
 Pencabutan berarti Naskah Dinas tidak berlaku sejak
pencabutan ditetapkan. Pencabutan Naskah Dinas
dinyatakan dnegan penetapan Naskah Dinas baru.
 Pembatalan berarti bahwa seluruh materi Naskah Dinas tidak
berlaku mulai saat Naskah Dinas itu ditetapkan. Pembatalan
Naskah Dinas dinyatan dengan penetapan Naskah Dinas baru.
 Ralat berarti bahwa dilakukan perbaikan karena terjadi
kekeliruan pengetikan atau cetak sehingga tidak sesuai
dengan naskah aslinya.
Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat
Naskah Dinas
 Naskah Dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah,
dicabut, atau dibatalkan, harus dengan naskah dinas yang
sama jenisnya. Misalnya, Peraturan Menteri harus diubah,
dicabut, dan dibatalkan dengan Peraturan Menteri.
 Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan,
dan pembatalan adalah pejabat yang menandatangani
Naskah Dinas tersebut atau pejabat yang lebih tinggi
kedudukannya.
 Ralat yang bersifat kekeliruan kecil misalnya, salah ketik,
dilaksanakan oleh pejabat yang menandatangai Naskah
Dinas.
Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan,
dan Ralat Naskah Dinas
1. Untuk keseragaman efisiensi dan efektivitas dalam penulisan
naskah dinas, perlu ditetapkan kode singkatan dalam
penyebutan nama jabatan dan nama unit kerja
2. Kode keamanan Surat dan Klasifikasi berfungsi sebagai alat
untuk mengenali masalah yang dikandung arsip.
Kode Singkatan, Keamanan Surat, dan Klasifikasi
Arsip
Paperless
Anytime,
Anywhere
Any media
Realtime
Faster
E-Office
Aplikasi e-office adalah salah satu produk dari e-goverment yang
bertujuan untuk penerapan reformasi birokrasi. Electronic dalam E-Office
dapat berarti bahwa semua pekerjaan yang berhubungan dengan
administrasi perkantoran dikerjakan secara elektronis dan menggunakan
bantuan alat komunikasi dan sistem informasi. Dengan perkembangan
teknologi telekomunikasi saat ini, jaringan broadband berkecepatan
tinggi, dan internet, maka perkantoran telah menjadi elektronis secara
elektronik. Pekerjaan kantor yang selama beberapa dekade dilakukan
secara manual telah berubah menjadi elektronik bahkan beberapa sudah
menerapkan kantor maya.
Tata Naskah Dinas Elektronik (E-office)
ISU SOLUSI
Pemakaian ATK
Membutuhkan banyak ATK terutama kertas dalam
kegiatan operasional sehari-hari.
E-Office
Akan meminimalkan penggunaan ATK, karena
penyampaian dokumen akan dilakukan dengan
media elektronik.
Kecepatan Transfer Dokumen
Jarak dan waktu menjadi masalah yang akan
menghambat kecepatan transfer dokumen.
E-Office
Transfer dokumen akan menjadi lebih cepat bahkan
dengan kecepatan sepersekian detik.
Kurir Dokumen
Dibutuhkan banyak kurir untuk mengantarkan
dokumen.
E-Office
Tidak dibutuhkan kurir dokumen.
Kecepatan Pengambilan Keputusan
Kecepatan pengambilan keputusan akan terhambat
seiring dengan keterlambatan penyampaian
dokumen.
E-Office
Akan mempercepat proses pengambilan keputusan
seiring dengan kecepatan penyampaian dokumen.
Tempat Penyimpanan Dokumen
Membutuhkan tempat penyimpanan arsip aktif, in-aktif
dan permanen.
E-Office
Tidak dibutuhkan tempat penyimpanan arsip karena
akan di-implementasi dengan cloud computing.
Tata Naskah Dinas Elektronik (E-office)
home surat masuk
Preview Tampilan Aplikasi E-Office
10
surat keluar nota dinas
Preview Tampilan Aplikasi E-Office (lanjutan..)
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Buku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaBuku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaKutsiyatinMSi
 
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI JakartaCara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakartainideedee
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIASiti Sahati
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikMuh Firyal Akbar
 
12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyek12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyekSimon Patabang
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisSk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisChristine Roberts
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Bahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oi
Bahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oiBahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oi
Bahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oihoyin rizmu
 
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Johan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindleHeru Fernandez
 
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMNDokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMNDadang Solihin
 

What's hot (20)

Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaBuku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
 
Inovasi daerah dan Sistem Inovasi Daerah
Inovasi daerah dan Sistem Inovasi DaerahInovasi daerah dan Sistem Inovasi Daerah
Inovasi daerah dan Sistem Inovasi Daerah
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI JakartaCara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
 
12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyek12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyek
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Draft Evaluasi Jabatan Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Draft Evaluasi Jabatan Analis Perencanaan, Evaluasi dan PelaporanDraft Evaluasi Jabatan Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Draft Evaluasi Jabatan Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
 
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisSk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Bahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oi
Bahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oiBahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oi
Bahan sosialisasi pp 12 tahun 2019 kab oi
 
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
 
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMNDokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
 

Viewers also liked

Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHPermenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHYudhi Aldriand
 
Tata Naskah Dinas Pemerintahan Desa
Tata Naskah Dinas Pemerintahan DesaTata Naskah Dinas Pemerintahan Desa
Tata Naskah Dinas Pemerintahan Desasuharman musa
 
tata cara pembuatan surat dinas
tata cara pembuatan surat dinastata cara pembuatan surat dinas
tata cara pembuatan surat dinasAldi Aldinar
 
Bahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinasBahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinasIlham Ismail
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikRizki Malinda
 
Pemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDE
Pemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDEPemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDE
Pemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDEoldradix
 
Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)
Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)
Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)Trust Tour And Travel
 
Penulisan surat dinas yang benar [revisi]
Penulisan surat dinas yang benar [revisi]Penulisan surat dinas yang benar [revisi]
Penulisan surat dinas yang benar [revisi]Isnaini Shaleh
 
Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)
Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)
Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)Trust Tour And Travel
 
Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...
Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...
Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...Rizki Malinda
 
Formulir Permohonan Pengukuran Tanah
Formulir Permohonan Pengukuran TanahFormulir Permohonan Pengukuran Tanah
Formulir Permohonan Pengukuran Tanahlilik buono
 
Tata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iii
Tata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iiiTata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iii
Tata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iiililik buono
 
SURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAH
SURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAHSURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAH
SURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAHlilik buono
 
Daur kearsipan
Daur kearsipanDaur kearsipan
Daur kearsipanmastok64
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikRizki Malinda
 

Viewers also liked (20)

Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHPermenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
 
TATA NASKAH DINAS 2014
TATA NASKAH DINAS 2014TATA NASKAH DINAS 2014
TATA NASKAH DINAS 2014
 
Tata Naskah Dinas Pemerintahan Desa
Tata Naskah Dinas Pemerintahan DesaTata Naskah Dinas Pemerintahan Desa
Tata Naskah Dinas Pemerintahan Desa
 
tata cara pembuatan surat dinas
tata cara pembuatan surat dinastata cara pembuatan surat dinas
tata cara pembuatan surat dinas
 
Bahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinasBahan tata naskah dinas
Bahan tata naskah dinas
 
Kode kode surat
Kode kode suratKode kode surat
Kode kode surat
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronik
 
Pemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDE
Pemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDEPemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDE
Pemanfaatan Aplikasi E-Office/TNDE
 
Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)
Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)
Lampiran II Pengadaan Barang (PerPres 54 Tahun 2010)
 
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
 
Menulis surat
Menulis suratMenulis surat
Menulis surat
 
CONTOH SK KETUA RT
CONTOH SK KETUA RTCONTOH SK KETUA RT
CONTOH SK KETUA RT
 
Penulisan surat dinas yang benar [revisi]
Penulisan surat dinas yang benar [revisi]Penulisan surat dinas yang benar [revisi]
Penulisan surat dinas yang benar [revisi]
 
Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)
Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)
Lampiran IVB Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan (Perpres 54 Tahun 2010)
 
Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...
Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...
Salinan Peraturan Menteri PANRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Nask...
 
Formulir Permohonan Pengukuran Tanah
Formulir Permohonan Pengukuran TanahFormulir Permohonan Pengukuran Tanah
Formulir Permohonan Pengukuran Tanah
 
Tata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iii
Tata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iiiTata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iii
Tata cara permohonan konfirmasi dan sertifikasi rumah negara golongan iii
 
SURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAH
SURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAHSURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAH
SURAT PERNYATAAN DALAM FORMULIR PENGUKURAN TANAH
 
Daur kearsipan
Daur kearsipanDaur kearsipan
Daur kearsipan
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronik
 

Similar to Pedoman pelaksanaan tata naskah dinas

BAHAN TAYANG (PEMDA).pdf
BAHAN TAYANG (PEMDA).pdfBAHAN TAYANG (PEMDA).pdf
BAHAN TAYANG (PEMDA).pdfnurfahrigdrive
 
PERTEMUAN XI (1).ppt
PERTEMUAN XI (1).pptPERTEMUAN XI (1).ppt
PERTEMUAN XI (1).pptPencariCuan1
 
BAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.ppt
BAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.pptBAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.ppt
BAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.pptawliakamil
 
Penyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptx
Penyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptxPenyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptx
Penyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptxwahyuwdy
 
Modul format buku register
Modul format buku registerModul format buku register
Modul format buku registerDede Subhan
 
Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif
Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif
Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif Frans Dione
 
pedoman-tata-naskah-dinas-2016_.ppt
pedoman-tata-naskah-dinas-2016_.pptpedoman-tata-naskah-dinas-2016_.ppt
pedoman-tata-naskah-dinas-2016_.pptyosephwalidularham
 
laporan praktik kerja industri
laporan praktik kerja industri laporan praktik kerja industri
laporan praktik kerja industri desisafitri8
 
tata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdf
tata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdftata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdf
tata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdfArifinOfficial1
 
2.2. TATA NASKAH.pdf
2.2. TATA NASKAH.pdf2.2. TATA NASKAH.pdf
2.2. TATA NASKAH.pdfinfokekinian
 
01-penciptaan-naskah-dinas.ppt
01-penciptaan-naskah-dinas.ppt01-penciptaan-naskah-dinas.ppt
01-penciptaan-naskah-dinas.pptMiftahulMunir14
 
Bd.tata naskah dinas (cetak)
Bd.tata naskah dinas (cetak)Bd.tata naskah dinas (cetak)
Bd.tata naskah dinas (cetak)Hironimus Atok
 
Permendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdf
Permendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdfPermendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdf
Permendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdfBidang1Pelatihan
 
KMA 9 2016 naskah dinas
KMA 9 2016   naskah dinasKMA 9 2016   naskah dinas
KMA 9 2016 naskah dinasKutsiyatinMSi
 
Naskah dinas kemenag
Naskah dinas kemenagNaskah dinas kemenag
Naskah dinas kemenagKutsiyatinMSi
 

Similar to Pedoman pelaksanaan tata naskah dinas (20)

BAHAN TAYANG (PEMDA).pdf
BAHAN TAYANG (PEMDA).pdfBAHAN TAYANG (PEMDA).pdf
BAHAN TAYANG (PEMDA).pdf
 
PERTEMUAN XI (1).ppt
PERTEMUAN XI (1).pptPERTEMUAN XI (1).ppt
PERTEMUAN XI (1).ppt
 
SLIDE TND 22.ppt
SLIDE TND 22.pptSLIDE TND 22.ppt
SLIDE TND 22.ppt
 
BAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.ppt
BAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.pptBAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.ppt
BAHAN PAPARAN DIKLAT ANALIS KEIMIGRASIAN 2 DES 2020 BADIKLAT JATENG.ppt
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Penyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptx
Penyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptxPenyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptx
Penyusunan Naskah Dinas dan Pengelolaan Arsip Aktif.pptx
 
Modul format buku register
Modul format buku registerModul format buku register
Modul format buku register
 
KEBIJAKAN TND 3_2021.pptx
KEBIJAKAN TND 3_2021.pptxKEBIJAKAN TND 3_2021.pptx
KEBIJAKAN TND 3_2021.pptx
 
Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif
Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif
Tata naskah-dinas-diklat-camat-pusenif
 
pedoman-tata-naskah-dinas-2016_.ppt
pedoman-tata-naskah-dinas-2016_.pptpedoman-tata-naskah-dinas-2016_.ppt
pedoman-tata-naskah-dinas-2016_.ppt
 
laporan praktik kerja industri
laporan praktik kerja industri laporan praktik kerja industri
laporan praktik kerja industri
 
tata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdf
tata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdftata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdf
tata naskah dinas terbaru_PERBUP_NO_68_TAHUN_2018 (2).pdf
 
2.2. TATA NASKAH.pdf
2.2. TATA NASKAH.pdf2.2. TATA NASKAH.pdf
2.2. TATA NASKAH.pdf
 
Tatacara persuratan
Tatacara persuratanTatacara persuratan
Tatacara persuratan
 
01-penciptaan-naskah-dinas.ppt
01-penciptaan-naskah-dinas.ppt01-penciptaan-naskah-dinas.ppt
01-penciptaan-naskah-dinas.ppt
 
Bd.tata naskah dinas (cetak)
Bd.tata naskah dinas (cetak)Bd.tata naskah dinas (cetak)
Bd.tata naskah dinas (cetak)
 
Permendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdf
Permendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdfPermendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdf
Permendagri Nomor 42 Tahun 2016 (1).pdf
 
Administrasi surat
Administrasi suratAdministrasi surat
Administrasi surat
 
KMA 9 2016 naskah dinas
KMA 9 2016   naskah dinasKMA 9 2016   naskah dinas
KMA 9 2016 naskah dinas
 
Naskah dinas kemenag
Naskah dinas kemenagNaskah dinas kemenag
Naskah dinas kemenag
 

Recently uploaded

LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 

Pedoman pelaksanaan tata naskah dinas

  • 1. Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas Biro Umum, Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Pariwisata
  • 2. Pedoman Pembuatan Tata Naskah Dinas PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS. Pengertian Tata Naskah Dinas Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup pengaturan jenis, format, penyampaian, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyampaian naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan (PM.133/UM.001/MPEK/2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
  • 3. Cakupan dan Tujuan Tata Naskah Dinas Cakupan Tata Naskah Dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakupi pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan Lambang Negara, cap dinas, tata surat, perubahan, pencabutan, pembatalan produk hukum, dan ralat (PM.133/UM.001/MPEK/2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Tujuan Tujuan dengan adanya Tata Naskah Dinas yaitu untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien di Kementerian Pariwisata.
  • 4. c. Naskah Dinas Khusus ... Pengertian Tata Naskah Dinas a. Naskah Dinas Arahan 1. Naskah Dinas Pengaturan a. Peraturan Menteri b. Peraturan Deputi atau Pejabat yang setingkat c. Pedoman d. Petunjuk Pelaksanaan/ Teknis e. Instruksi Menteri f. Surat Edaran 2. Naskah Dinas Penetapan 3. Naskah Dinas Penugasan b. Naskah Dinas Korespondensi 1. Naskah Dinas Korespondensi Intern a. Nota Dinas b. Memorandum
  • 5. Pengertian Tata Naskah Dinas (lanjutan..) c. Naskah Dinas Khusus 1. Surat Perjanjian 2. Surat Kuasa 3. Berita Acara 4. Surat Keterangan 5. Surat Pengantar 6. Pengumuman e. Laporan f. Telaahan Staf g. Formulir h. Piagam Penghargaan i. Sertifikat j. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) k. Surat Keterangan l. Prasasti m. Naskah Dinas Elektronik
  • 6. Penyusunan Naskah Dinas  Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis.  Dalam penyusunan Naskah Dinas perlu memperhatikan syarat- syarat berupa ketelitian, kejelasan, singkat dan padat, logis dan meyakinkan, dan pembakuan.
  • 7. 5. Asas Kecepatan ... Asas Dalam Penyusunan Naskah Dinas 1. Asas Efektif dan efisien Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar dan lugas. 2. Asas Pembakuan Setiap naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan, sesuai dengan tujuan pembutannya. 3. Asas Pertanggungjawaban Penyelanggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabakan dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan. 4. Asas Keterkaitan Kegiatan penyelenggaran tata naskah dinas terkait dengan kegiatan administrasi umum dan unsur administrasi lainnya.
  • 8. Asas Dalam Penyusunan Naskah Dinas (lanjutan..) 5. Asas Kecepatan dan Ketepatan Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi masing-masing unit kerja, tata naskah dinas harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihar dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, serta kecepatan penyampaian dan distribusi. 6. Asas Keamanan Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi (isi) mulai dari penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, dan kearsipan. 7. Asas Penomoran Penomoran Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata menggunakan sistem satu pintu (one polis). Dalam hal ini dilaksanakan di Biro Umum khusus untuk Kantor Pusat, dan untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakasanakan di tata usaha masing- masing.
  • 9. 4. Nomor Halaman ... Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas 1. Nomor Naskah Dinas Arahan a. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri, dan Surat Edaran b. Surat Perintah/ Surat Tugas 2. Nomor Surat Dinas 1. Surat Dinas yang Ditandatangani Menteri 2. Surat Dinas yang Ditandatangani Pejabat di bawah Menteri 3. Nomor Nota Dinas/ Memorandum
  • 10. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..) 4. Nomor Halaman 5. Ketentuan Jarak Spasi 6. Format Kop Surat 7. Kata Penyambung 8. Lampiran 9. Nomor Salinan Surat 10. Daftar Distribusi 11. Rujukan 12. Ruang Tanda Tangan 13. Penentuan Batas/ Ruang Tepi 14. Penggunaan Bahasa
  • 11. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..) 1. Nomor Naskah Dinas Arahan Susunan nomor Naskah Dinas yang bersifat pengaturan dan penetapan terdiri dari:  Tulisan Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran ditulis dengan huruf kapital;  Nomor dan tahun terbit ditulis dengan huruf kapital;  nomor naskah (nomor urut pembukuan dalam satu tahun takwin); dan  judul Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran Menteri ditulis dengan huruf kapital. Susunan nomor naskah dinas dalam bentuk Lampiran terdiri dari:  tulisan “Lampiran” ditulis dengan huruf kapital;  tulisan “Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran” ditulis dengan huruf kapital;  kata “nomor dan tahun terbit” ditulis dengan huruf kapital;  nomor naskah (nomor urut pembukuan dalam satu tahun takwin); dan  judul “Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran Menteri” ditulis dengan huruf kapital.
  • 12. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..) a. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri, dan Surat Edaran
  • 13. b. Surat Perintah/Surat Tugas  Susunan penomoran Surat Perintah/Surat Tugas adalah sebagai berikut:  kode klasifikasi arsip;  nomor halaman dosir;  nomor urut dosir;  kode/singkatan unit pemrakarsa;  kode singkatan Kementerian; dan  tahun pembuatan. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 14. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..) 2. Nomor Surat Dinas Susunan nomor Surat Dinas sebagai berikut: a. Surat Dinas yang ditandatangani Menteri Surat Dinas Rahasia:  kode derajat pengamanan Surat Dinas;  kode klasifikasi arsip;  nomor halaman dosir;  nomor urut dosir;  kode/singkatan nama jabatan; dan  tahun pembuatan. Surat Dinas Biasa:  kode klasifikasi arsip;  nomor halaman dosir;  nomor urut dosir;  kode/singkatan nama jabatan; dan  tahun pembuatan.
  • 15. b. Surat Dinas yang Ditandatangani Pejabat di Bawah Menteri Surat Dinas Rahasia:  kode derajat pengamanan Surat Dinas;  kode klasifikasi arsip;  nomor halaman dosir;  nomor urut dosir;  kode/singkatan unit pemrakarsa;  kode/singkatan kementerian; dan  tahun pembuatan. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 16. 3. Nomor Nota Dinas/Memorandum Nota Dinas/Memorandum bersifat internal, dengan susunan penomorannya sebagai berikut:  nomor urut pembukuan dalam satu takwim/kalender;  jenis naskah dinas;  kode/singkatan unit pemrakarsa;  kode jabatan yang lebih rendah;  bulan; dan  tahun pembuatan. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 17. 4. Nomor Halaman Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman. Contoh (-2-) 5. Ketentuan Jarak Spasi  Jarak antara bab dan judul adalah dua spasi.  Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan kedua adalah satu spasi.  Jarak antara judul dan subjudul empat spasi.  Jarak antara subjudul dan uraian dua spasi.  Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 18. 6. Format Kop Surat Format kop surat Menteri, kop surat Kementerian, kop Portrait Peraturan Menteri, kop sambutan Menteri, dan kop Landscape Peraturan Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 19. 7. Kata Penyambung Kata Penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut pada halaman berikutnya (jika naskah lebih dari satu halaman). Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 20. 8. Lampiran Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari halaman sebelumnya. 9. Nomor Salinan Surat Penomoran salinan surat dilakukan untuk menunjukkan bahwa surat tersebut dibuat dalam jumlah terbatas dan distribusinya tertentu/diawasi. Penyebutan nomor salinan surat disusun sebagai berikut:  semua surat yang mempunyai tingkat keamanan Sangat Rahasia/Rahasia harus diberi nomor salinan pada halaman pertama;  Lambang Negara jumlah salinan harus dicantumkan meskipun hanya satu salinan; dan  pendistribusian surat yang bernomor salinan harus sama dengan daftar distribusinya. Daftar distribusi harus dicantumkan sebagai lampiran. Nama Kementerian/ Jabatan pada Kepala Naskah Dinas (lanjutan..)
  • 21. Susunan Penulisan Surat-Surat Dinas: 1. Kop Surat 2. Tanggal Surat 3. Hal Surat 4. Alamat Surat 5. Pengguna untuk perhatian (u.p.) 6. Paragraf Surat 7. Penggunaan Spasi 8. Garis Kewenangan, Penandatangan, dan Lampiran 9. Pelaksana Tugas (Plt.) 10. Pelaksana Harian (Plh.) 11. Warna Tinta Tata Surat Dinas
  • 22. 1. Kop Surat Kop Surat mengidentifikasikan nama jabatan atau nama Kementerian dan alamat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kop Surat Nama Jabatan  Kop Surat Nama Jabatan adalah kepala surat yang menunjukkan jabatan tertentu. Kertas dengan kop surat nama jabatan hanya digunakan untuk surat yang ditandatangani oleh Menteri.  Kop Surat Nama Jabatan terdiri dari Lambang Negara di tengah dan nama jabatan yang ditulis paling banyak tiga baris (apabila nama jabatan terlalu panjang digunakan singkatan atau akronim tanpa mengorbankan kejelasan). Perbandingan ukuran Lambang Negara dan huruf yang digunakan hendaknya serasi, sesuai dengan ukuran kertas. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 23. b. Kop Surat Nama Kementerian Kop Surat Nama Kementerian menunjukkan nama dan alamat di lingkungan Kementerian. Kertas dengan kop surat dimaksud digunakan untuk kemudahan semua surat/naskah dinas.  Surat yang ditandatangani oleh pejabat pada tataran kepemimpinan adalah surat jenis Nota Dinas, Memorandum, dan Surat Pengantar.  Pada surat yang berbentuk formulir, kepala surat yang dicetak, diketik, dicap, atau ditulis tangan hanya digunakan pada halaman pertama surat, dan dituliskan pada baris kelima dari tepi atas kertas.  Surat yang mempunyai kop surat nama Kementerian ditandatangani oleh pejabat Kementerian (di bawah Menteri). Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 24. 2. Tanggal Surat Tanggal Surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut:  tanggal ditulis dengan angka Arab;  bulan ditulis lengkap; dan  tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 25. 3. Hal Surat Hal surat adalah materi pokok yang dinyatakan dengan kelompok kata singkat, tetapi jelas. Hal yang perlu dicantumkan dengan alasan sebagai berikut:  menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;  memudahkan identifikasi dalam penyusunan halaman pada surat yang terdiri lebih dari satu halaman; dan  memudahkan penentuan alur pengiriman surat atau pemberkasan dan penyimpanan surat. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 26. 4. Alamat Surat Surat Dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi pemerintah yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukan kepada identitas yang tidak individual, misalnya kantor, kementerian, dan instansi. Surat Dinas yang ditujukan kepada pejabat pemerintah/ pejabat negara ditulis dengan urutan sebagai berikut:  nama jabatan;  jalan;  kota; dan  kode pos. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 27. 5. Penggunaan Untuk Perhatian (u.p.) Alamat surat dengan menggunakan istilah untuk perhatian (u.p.) digunakan untuk keperluan sebagai berikut:  mempercepat penyelesaian surat yang diperkirakan cukup dilakukan oleh pejabat atau staf tertentu di lingkungan Kementerian;  mempermudah penyampaian oleh sekretariat penerima surat kepada pejabat yang dituju dan untuk mempercepat penyelesaiannya sesuai dengan maksud surat; dan  mempercepat penyelesaian surat karena tidak harus menunggu kebijakan langsung pimpinan. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 28. 6. Paragraf Surat Paragraf adalah sekelompok kalimat pernyataan yang berkaitan satu dengan yang lain, dan merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf adalah mempermudah pemahaman penerima, memisahkan, atau menghubungkan pemikiran dalam komunikasi tertulis. 7. Penggunaan Spasi Isi surat dinas diketik satu spasi dan diberi jarak 1,5 sampai dengan 2 spasi diantara paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya. Jarak antar baris surat yang terdiri dari satu paragraf, adalah dua spasi. Setiap paragraf baru ditandai dengan takuk, yaitu ± 6 ketuk atau spasi. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 29. 8. Garis Kewenangan, Penandatanganan, dan Lampiran a. Penggunaan Garis Kewenangan Pimpinan Kementerian bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan di lingkungan Kementerian. Tanggung jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada seseorang yang bukan pejabat berwenang. Garis kewenangan digunakan apabila Surat Dinas ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat yang berwenang. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 30. b. Penandatanganan Penandatanganan Surat Dinas yang menggunakan garis kewenangan dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua cara sebagai berikut:  Atas Nama (a.n.) Atas Nama disingkat (a.n.) digunakan jika pejabat yang menandatangani Surat Dinas telah diberi kuasa oleh pejabat yang bertanggung jawab, berdasarkan bidang tugas dan tanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Pejabat penandatanganan Surat Dinas bertanggung jawab atas isi Surat Dinas kepada penanggung jawab, tanggung jawab tetap berada pada pejabat yang memberi kuasa.  Untuk Beliau (u.b.) Untuk Beliau disingkat (u.b.) digunakan jika pejabat yang diberi kuasa memberi mandat kepada bawahannya. Oleh sebab itu, u.b. digunakan setelah a.n. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 31. 9. Pelaksana Tugas (Plt.) Ketentuan penandatanganan Pelaksana Tugas disingkat (Plt.) adalah sebagai berikut:  Pelaksana Tugas (Plt.) digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas belum ditetapkan karena menunggu ketentuan bidang kepegawaian lebih lanjut; dan  pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang definitif ditetapkan. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 32. 10. Pelaksana Harian (Plh.) Ketentuan penandatanganan Pelaksana Harian disingkat (Plh.) sebagai berikut:  Pelaksana Harian (Plh.) dipergunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas tidak berada ditempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sehari-hari perlu ada pejabat sementara yang menggantikannya; dan  pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang definitif kembali ditempat. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 33. 11. Penggunaan Tinta  Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna hitam.  Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna biru tua.  Tinta yang dipergunakan untuk keperluan keamanan naskah dinas berwarna merah dan dalam bentuk cap. Tata Surat Dinas (lanjutan..)
  • 34.  Pengelolaan surat masuk;  Pengelolaan surat keluar;  Tingkat keamanan;  Kecepatan proses;  Penggunaan kertas surat;  Pengetikan sarana administrasi dan komunikasi perkantor; dan  Warna dan kualitas kertas Penyelenggaraan Naskah Dinas Dilaksanakan sbb :
  • 35.  Surat sangat rahasia disingkat SR; terkait keamanan Negara dan rahasia Negara  Surat rahasia disingkat R; berdampak pada kerugian Negara dan disintegrasi bangsa  Surat penting disingkat P, (harus mendapat perhatian si penerima surat)  Surat konfidensial disingkat K; berdampak terhambatnya jalannya pemerintahan dan pembangunan. Tingkat Keamanan Surat :
  • 36.  ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah baris kalimat terakhir;  nama jabatan yang diletakkan pada baris pertama tidak boleh disingkat, kecuali pada formulir ukuran kecil, misalnya Kartu Identitas Kementerian Pariwisata;  nama jabatan yang diletakkan pada baris kedua dan ketiga (setelah a.n. dan u.b.) boleh disingkat; misalnya, setjen, karo umum, dan ditjen;  nama jabatan pada naskah dinas yang bersifat mengatur ditulis dengan huruf kapital dan nama jabatan pada naskah dinas yang bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital;  ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat spasi;  nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat mengatur, ditulis dengan huruf kapital, dan nama pejabat yang menandatangani naskah dinas tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital; dan  jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas + 3 cm, sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang. Ruang Tanda Tangan
  • 37. Ruang Tanda Tangan (lanjutan..)
  • 38. 3. Pejabat … Lambang Negara Ketentuan penggunaan Lambang Negara untuk Tata Naskah Dinas sebagai berikut: 1. Lambang Negara digunakan dalam Tata Naskah Dinas sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi; 2. Lambang Negara berwarna emas digunakan pada Surat Dinas yang ditandatangani oleh pejabat negara; Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas
  • 39. 3. Pejabat negara terdiri dari: a. Presiden dan Wakil Presiden; b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat; d. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah; e. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan; f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan; g. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Mahkamah Konstitusi; h. Menteri dan jabatan setingkat Menteri; i. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; j. Gubernur dan Wakil Gubernur; k. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota;dan l. pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang. Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas (lanjutan..)
  • 40. Logo Adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf yang digunakan dalam Tata Naskah Dinas Kementerian Pariwisata sebagai identitas agar publik lebih mudah mengenalnya.  Setiap unit kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata harus memiliki dan menggunakan logo;  Penggunaan Logo di letakan di sebelah kiri kepala surat;  Logo digunakan dalam Tata Naskah Dinas yang ditandatangani pejabat selain Menteri;  Logo digunakan oleh pejabat berwenang pada unit kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata. Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas (lanjutan..)
  • 41. Contoh Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerja Sama  Dalam hal dilakukan kerja sama antar pemerintah (G to G), digunakan Lambang Negara (burung garuda berwarna emas).  Dalam rangka kerja sama Pemerintah Republik Indonesia (dengan pihak luar negeri), Lambang Negara diletakkan di atas map naskah dinas.  Tata letak logo dalam perjanjian kerja sama sektoral, baik antar kementerian negara/propinsi/kabupaten/kota (di dalam negeri), logo yang dimiliki instansi masing-masing diletakkan di atas map naskah perjanjian. Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas (lanjutan..)
  • 42. Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas (lanjutan..)
  • 43. Cap Dinas Adalah tulisan dan/ atau lambang tingkat jabatan dan/ atau instansi/kementerian yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah dan berlaku yang dibubuhkan pada ruang tanda tangan  Macam Cap Dinas  Cap jabatan Menteri memuat nama jabatan Menteri.  Cap Kementerian memuat nama Kementerian.  Ukuran dan Warna Tinta cap dinas berwarna ungu dengan ukuran diameter sebagai berikut: Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas (lanjutan..)
  • 44.  Penggunaan Cap Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata Penggunaan Lambang Negara, Logo, dan Cap Dinas (lanjutan..)
  • 45.  Perubahan berarti bagian tertentu dari Naskah Dinas diubah. Perubahan dinyatakan dengan Lembar Perubahan.  Pencabutan berarti Naskah Dinas tidak berlaku sejak pencabutan ditetapkan. Pencabutan Naskah Dinas dinyatakan dnegan penetapan Naskah Dinas baru.  Pembatalan berarti bahwa seluruh materi Naskah Dinas tidak berlaku mulai saat Naskah Dinas itu ditetapkan. Pembatalan Naskah Dinas dinyatan dengan penetapan Naskah Dinas baru.  Ralat berarti bahwa dilakukan perbaikan karena terjadi kekeliruan pengetikan atau cetak sehingga tidak sesuai dengan naskah aslinya. Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat Naskah Dinas
  • 46.  Naskah Dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah, dicabut, atau dibatalkan, harus dengan naskah dinas yang sama jenisnya. Misalnya, Peraturan Menteri harus diubah, dicabut, dan dibatalkan dengan Peraturan Menteri.  Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan pembatalan adalah pejabat yang menandatangani Naskah Dinas tersebut atau pejabat yang lebih tinggi kedudukannya.  Ralat yang bersifat kekeliruan kecil misalnya, salah ketik, dilaksanakan oleh pejabat yang menandatangai Naskah Dinas. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat Naskah Dinas
  • 47. 1. Untuk keseragaman efisiensi dan efektivitas dalam penulisan naskah dinas, perlu ditetapkan kode singkatan dalam penyebutan nama jabatan dan nama unit kerja 2. Kode keamanan Surat dan Klasifikasi berfungsi sebagai alat untuk mengenali masalah yang dikandung arsip. Kode Singkatan, Keamanan Surat, dan Klasifikasi Arsip
  • 48. Paperless Anytime, Anywhere Any media Realtime Faster E-Office Aplikasi e-office adalah salah satu produk dari e-goverment yang bertujuan untuk penerapan reformasi birokrasi. Electronic dalam E-Office dapat berarti bahwa semua pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi perkantoran dikerjakan secara elektronis dan menggunakan bantuan alat komunikasi dan sistem informasi. Dengan perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini, jaringan broadband berkecepatan tinggi, dan internet, maka perkantoran telah menjadi elektronis secara elektronik. Pekerjaan kantor yang selama beberapa dekade dilakukan secara manual telah berubah menjadi elektronik bahkan beberapa sudah menerapkan kantor maya. Tata Naskah Dinas Elektronik (E-office)
  • 49. ISU SOLUSI Pemakaian ATK Membutuhkan banyak ATK terutama kertas dalam kegiatan operasional sehari-hari. E-Office Akan meminimalkan penggunaan ATK, karena penyampaian dokumen akan dilakukan dengan media elektronik. Kecepatan Transfer Dokumen Jarak dan waktu menjadi masalah yang akan menghambat kecepatan transfer dokumen. E-Office Transfer dokumen akan menjadi lebih cepat bahkan dengan kecepatan sepersekian detik. Kurir Dokumen Dibutuhkan banyak kurir untuk mengantarkan dokumen. E-Office Tidak dibutuhkan kurir dokumen. Kecepatan Pengambilan Keputusan Kecepatan pengambilan keputusan akan terhambat seiring dengan keterlambatan penyampaian dokumen. E-Office Akan mempercepat proses pengambilan keputusan seiring dengan kecepatan penyampaian dokumen. Tempat Penyimpanan Dokumen Membutuhkan tempat penyimpanan arsip aktif, in-aktif dan permanen. E-Office Tidak dibutuhkan tempat penyimpanan arsip karena akan di-implementasi dengan cloud computing. Tata Naskah Dinas Elektronik (E-office)
  • 50. home surat masuk Preview Tampilan Aplikasi E-Office
  • 51. 10 surat keluar nota dinas Preview Tampilan Aplikasi E-Office (lanjutan..)