SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
Banyaknya mufasir pada masa sohabat yang mampu menciptakan kitab – kitab tafsir
yang hingga masa kini masih dijadikan sebagai rujukan. Hal itu membuktikan keistimewaan dari
para mufasir, yang memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Dari sekian banyak kitab tafsir yang ditafsirkan oleh para mufassir, sangat banyak pula
pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda. Ini dikarenakan banyak para ulama yang
menafsirkan kitab dari golongan-golongan yang berbeda seperti dari golongan Mu’tazilah,
Syi’ah dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, kitab-kitab tafsir yang ditafsirkan telah cukup memberikan manfaat
bagi sekian banyak umat saat ini sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan mereka.
1 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A. PARA MUFASSIR DAN KITAB TAFSIR BIL MA’SUR
Menurut buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan di sebutkan
setidaknya ada 3 kitab tafsir yang yang terkenal. Di sini, kami akan menguraikan
tentang salah satu kitab tersebut, yaitu kitab Tafsir bil Ma’sur. Adapun macam-
macam kitab Tafsir bil Ma’sur yang terkenal:
1) Tafsir yang dinisbahkan kepada Ibn Abbas.
2) Tafsir Ibn ‘Uyainah.
3) Tafsir Ibn Abi Hatim.
4) Tafsir Abusy Syaikh bin Hibban.
5) Tafsir Ibn ‘Atiyah.
6) Tafsir Abul Lais as Samarqandi, Bahrul ‘Ulum.
7) Tafsir Abu Ishaq, al Kasyfu wal Bayan ‘an Tafsiril Qur’an.
8) Tafsir Ibn Jarir at Tabari, Jami’ul Bayan fii Tafsiril Qur’an.
9) Tafsir Ibn Abi Syaibah.
10) Tafsir al Bagawi, Ma’alimut Tanzil.
11) Tafsir Abil Fida’ al Hafiz Ibn Kasir, Tafsirul Qur’anil ‘Azim.
2 | P a g e
12) Tafsir as Sa’labi, al Jawahirul Hisan fi Tafsirill Qur’an.
13) Tafsir Jalaluddin as Suyuti, ad Durrul Mansur fii Tafsiri bil Ma’sur.
14) Tafsir asy Syaukani, Fathul Qadir.
1. Ibn Abbas
a. Riwayat Hidup Ibn Abbas
Ibn Abbas adalah putera dari paman Rasulullah yang bernama Abdul Muttalib,
dan ibunya bernama Ummul Fadl Lubanah binti al Haris al Hillaliyah.
Ibn Abbas dikenal dengan julukan Turjumanul Qur’an (juru tafsir Qur’an), Habrul
Ummah (tokoh ulama umat) dan Ra’isul Mufassirin (pemimpin para mufassir)1
.
Menurut pendapat para Jumhur Ulama, Ibn Abbas wafat pada tahun 68 H.
b. Kedudukan dan Keilmuannya
Baihaqi dalam ad Dala’il meriwayatkan dari Ibn Mas’ud yang mengatakan: “Juru
tafsir Qur’an paling baik adalah Ibn Abbas.2
”
Ibn Abbas adalah orang yang dipercaya sebagai pengganti Zaid bin Sabit wafat
sebagai orang yang paling pandai. Ibn Abbas menjadi pemuda terkemuka di kalangan
para sahabat karena ilmu dan pemahamannya. Hal ini merupakan bentuk realisasi dari
do’a Rasulullah SAW.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah merangkul Ibn Abbas dan
mendo’akannya: “Ya Allah, ajarkanlah kepadanya hikmah.”3
c. Tafsirnya
1
Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 522
2
Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 523
3
Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 523
3 | P a g e
Tafsir-tafsir yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas telah dikumpulkan menjadi satu
buku yang diberi nama Tafsir Ibn Abbas, yang dicetak di Mesir dengan nama
Tanwirul Miqbas min Tafsiri Ibn Abbas dan dihimpun oleh Abu Tahir Muhammad
bin Ya’qub al Fairuzabadi asy Syafi’i, pengarang kamus al Muhit4
.
Dalam kitab ini terdapat beberapa riwayat dan sanad. Riwayat yang paling baik yaitu
riwayat yang melalui Ali bin Abi Talhah al Hasyimi, dari Ibn Abbas, karena sanad ini
dipedomani oleh bukhari dengan sahih nya. Sedangkan riwayat yang berkategori
jayyid ialah riwayat yang melalui Qais bin Muslim al Kufi, dari ‘Ata’ bin as Sa’ib.5
Ibn Abbas pernah dituduh dengan tuduhan bahwasanya Ibn Abbas telah mengutip
secara bebas dari para Ahli Kitab, lalu hal itu dibantah oleh Prof. Muhammad Husain
az Zahabi dalam bukunya at Tafsir wal Mufassirun.
Ibn Abbas dalam memahami Al Qur’an lebih merujuk pada syair-syair Arab, karena
memang pemahamannya tentang syair Arab kuno sangat tinggi.
Para ulama telah menelusuri riwayat-riwayat dari Ibn Abbas, dari yang sohih, hingga
yang dha’if. Diantaranya6
:
1. Melalui Mu’awiyah bin Salih, dari ‘Ali bin Abi Talhah, dari Ibn Abbas. Inilah yang
paling baik dari sekian banyak jalan penerimaan Tafsir Ibn Abbas (Manna’ Khalil al
Qattan: 500).
2. Melalui Qais bin Muslim al Kufi, dari ‘Ata’ bin as Sa’ib dari Sa’id bin Jubair,dari Ibn
Abbas. Jalan ini sahih menurut Bukhari dan Muslim.
3. Melalui Ibn Ishaq pengarang as Siyar, dari Muhammad bin Muhammad maula,
keluarga Zaid bin Sabit, dari ‘Ikrimah atau Sa’id bin Jubair, dari Ibn Abbas. Jalan
periwayatannya jayyid dan isnadnya hasan.
Sanad riwayatt ini jayyid.
4
Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 499
5
Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 524
6
Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 500
4 | P a g e
4. Melalui Ismail bin Abdurrahman as Sadi al Kabir, dari Abu Malik dan dari Abu Salih
pada lain waktu, dari Ibn Abbas.
Para ulama memperselisihkan tentang kepercayaannya terhadap as Sadi, karena
banyak tafsinya yang diiwayatkan oleh Asbat bin Nasr, sedangkan Asbat tidak
disepakati kepercayaannya, akan tetapi tafsir yang paling baik adalah Tafsi as Sadi.
5. Melalui Abdul Malik bin Juraij, dari Ibn Abbas.
Jalan ini masih perlu diteliti lagi, dikarenakan Juraij meriwayatkan sahih ataupun
yang tidak sahih dari setiap tafsir ayat.
6. Melalui Dahhak bin Muzahim al Hilali dari Ibn Abbas.
Sanad ini tidak dapat diterima, karena masih ada yang mempermasalahkan tentang
kebenaran Dahhak, sedangkan ia tidak pernah bertemu dengan Ibn Abbas.
7. Melalui ‘Atiyah al ‘Aufi dari Ibn Abbas.
Dalam hal ini pun ‘Atiyah belum dapat diterima, meskipun terkadang dianggap hasan
oleh Tirmidzi.
8. Melalui Muqatil bin Sulaiman al Azadi al Khurrasani.
Disebutkan bahwa Muqatil bin Sulaiman adalah orang yang berdusta. Ia
meriwayatkan dari Mujahid dan Dahhak, padahal ia tidak pernah mendengar
langsung dari Mujahid ataupun Dahhak.
9. Melalui Muhammad bin as Sa’ib al Kalbi, dari Abu Salih dari Ibn Abbas.
Dalam hal ini, ini adalah sanadnya yang paling lemah. Karena disepakati bahwa al
Kalbi bukanlah orang yang terpercaya, bahkan ada yang menyebutnya pernah
melakukan pemalsuan hadist.
2. Mujahid bin Jabr
5 | P a g e
a. Riwayat Hidupnya
Mujahid dengan nama lengkap Mujahid bin Jabr al Makki Abul Hajjaj al Makhzumi
al Muqri’, maula as Sa’ib bin Abus Sa’ib.
Ia dilahirkan pada tahun 21 H, dan wafat pada 102 H atau 103 H, atau 104 H menurut
Yahya al Qattan.
b. Kedudukannya
Mujahid bin Jabr adalah mufasir di kalangan para tabi’in. mujahid mengambil tafsir
dari riwayat Ibn Abbas sebanyak tiga puluh kali.
As Sauri pernah berkata:”Jika datang kepadamu tafsir dari Mujahid, maka cukuplah
itu bagimu.” “Oleh karena itu”, kata Ibn Taimiyah Syafi’i, Bukhari dan ahli ilmmu
lainnya banyak yang berpegang pada tafsirnya.7
Namun hal ini tidak berarti harus
mengambil semua yang dinisbahkan pada Mujahid, karena sebagaimana seorang
perawi, para penukilnya ada juga yang tidak dapat dipercaya.
3. At Tabari
a. Riwayat Hidupnya
At Tabari atau dengan nama lengkap Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid
bin Kasir Abu Ja’far at Tabariat-Tabari. At Tabai lahir pada tahun 224 H, dan wafat
pada tahun 310 H di Bagdad.
b. Karya at Tabari
At Tabari memiliki dua karya besar, yaitu Tarikhul Umam wal Muluk tentang
sejarah dan Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an tentang tafsir.
7
Ibid: 525
6 | P a g e
Kitab Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an ini yang menjadi rujukan pertama para
mufasir bil ma’sir. Para ulama sependapat, bahwasanya belum pernah ada kitab tafsir
yang lebih baik dari karya at Tabari ini. Bahkan Ibn Kasir pun banyak menukil
darinya, karena memang keutamaan dari at Tabari ini ialah pandai dalam istinbat,
juga i’rabnya, sehingga karya at Tabari inilah yang masih bertahan sampai pada umat
sekarang.
4. Asy-Syaukani
a. Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Qadi Muhammad bin Ali bin Abdullah asy-Syaukani as-
San’ani, seorang imam mujtahid, pembela sunnah dan pembasmi bid’ah. Dilahirkan
pada 1173 H di kampung Syaukan dan dibesarkan di San’a. Ia belajar Qur’an dengan
sungguh-sungguh, menuntut ilmu dan mendengarkan pelajaran dengan tekun dari
ulama-ulama besar serta menghafal tidak sedikit kitab matan tentang nahwu, saraf
dan balaghah, juga menguasai ilmu usul dan tatacara meneliti dan berdebat, sehingga
ia menjadi seorang imam yang layak mendapat acungan jempol. Sepanjang hayat ia
senantiasa bergelut dengan ilmu baik dengan membaca maupun dengan mengajar
sampai menemui ajalnya pada 1250 H.
b. Mahzab dan Akidahnya
Syaukani mempelajari fiqh mahzab Imam Zaid sampai ia menjadi tokoh
kenamaannya, mengarang, berfatwa dan kemudian belajar hadits hingga mencapai
tingkat lebih unggul dari orang sezamannya. Dan akhirnya ia pun melepaskan
belenggu taqlid, menjadi pembela sunnah dan mengalahkan musuh-musuhnya. Dalam
pandangannya, taqlid8
adalah haram dan, dan untuk ini ia menulis sebuah risalah yang
diberi nama al-Qaulul Mufid fi Adillatil wat Taqlidl.
8
keyakinan atau kepercayaan kpd suatu paham (pendapat) ahli hukum yg sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau
alasannya; peniruan;
7 | P a g e
c. Karangannya
Ia mempunyai sejumalah karangan bermutu dalam berbagai cabang ilmu. Di
antaranya ialah:
- Fathul Qadir tentang tafsir.
- Nailul Autar sebuah syarah atas kitab Muntaqal Akhbar karya al-Majd ibn Taimiyah,
kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, sebuh kitab hadis terbaik yang disusun menurut
sistematika fiqh, dan
- Al-Fathur Rabbani, kumpulan fatwanya.
d. Tafsirnya
Fathul Qadir karya asy-Syaukani adalah sebuah tafsir yang menggabungkan
antara riwayat dengan istinbat dan penalaran atas nas-nas ayat. Dalam tafsir ini asy-
Syaukani banyak bersandar pada tokoh-tokoh mufasir seperti an-Nahhas, Ibn ‘Atiyah
dan al-Qurtubi. Dan tafsir tersebut kini beredar luas di berbagai penjuru dunia Islam.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan selawat dan salam kepada Rasul
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
5. Ibn Kasir
a. Riwayat Hidupnya
Ia adalah Isma’il bin ‘Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasyqi ‘Imaduddin
Abul Fida’ al-Hafiz al-Muhaddis asy-Syafi’i. Lahir pada 705 H dan wafat pada 774
H. Ia adalah seorang ahli fiqh yang sangat ahli, ahli hadits yang cerdas, sejarawan
ulung dan mufasir paripurna. Di antara karya tulisnya ialah :
- Al-Bidayah wan Nihayah dalam bidang sejarah, merupakan rujukan terpenting bagi
para sejarawan.
- Al-Kawakibud Darari dalam bidang sejarah.
8 | P a g e
- Tafsirul Qur’an, al-Ijtihad fi Talabil Jihad.
- Jami’ul Masanid, as-Sunanul Hadi li Aqwami Sunan
- Al-Wadihun Nafis fi Manaqibil Imam Muhammad ibn Idris.
b. Tafsirnya
Dalam tafsirnya Muhammad Rasyid Rida menjelaskan :
Tafsir ini merupakan tafsir paling masyhur yang memberikan perhatian besar
pada yang diriwayatkan dari para mufasir salaf dan menjelaskan makna-makna ayat
dan hukum-hukumnya serta menjauhi pembahasan i’rab dan cabang-cabang balagah
yang umumnya dibicarakan secara panjang lebar oleh kebanyakan mufasir, juga
menjauhi pembicaraan yang melebar pada ilmu-ilmu lain yang tidak diperlukan
dalam memahami Qur’an secara umum atau memahami hukum dan nasihat-
nasihatnya secara khusus.
6. Fakhruddin ar-Razi
a. Riwayat Hidupnya
Ia adalah Muhammad bin Umar bin al-Hasan at-Tamimi al-Bakri at-Tabaristani
ar-Razi Fakhruddin, terkenal dengan Ibnul Khatib asy-Syafi’i al-Faqih. Lahir di Ray
pada 543 H dan wafat di Harah 606 H. Ia mempelajari ilmu-ilmu diniah dan aqliah
sehingga sangat menguasai ilmu logika dan filsafat serta menonjol dalam bidang ilmu
kalam.9
b. Karya Tulisnya
Fakhruddin ar-Razi mempunyai banyak karangan, yaitu :
9
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor : 2013. cet 16, hlm 529
9 | P a g e
- Mafatihul Gaib (tafsir Qur’an)
- Asrarut Tanzil wa Anwarut Ta’wil (tafsir)
- Ihkamul Ahkam
- Al-Muhassal fi Usulil Fiqh
- Al-Burhan fi Qira’atil Qur’an
- Durratut Tanzil wa Gurratut Ta’wil fil Ayatil Mutasyabihat
- Syarhul Isyarat wat Tanbihat li Ibn Sina
- Ibtatul Qiyas
- Syarhul Qanun li Ibn Sina
- Al-Bayan wal Burhan fir-Raddi ala Ahliz Zaigi wat Tugyan
- Ta’jizul Falasifah
- Risalatul Jauhar
- Risalatul Hudus
- Kitab al-Milal wan Nihal
- Muhassalu Afkaril Mutaqaddimin wal Muta’akhirrin minal Hukama’ wal
Mutakallimin fi Ilmil Kalam
- Syahrul Mufassal liz Zamakhsyari
c. Tafsirnya
Ilmu-ilmu aqliah sangat mendominasi pemikiran ar-Razi di dalam tafsirnya,
sehingga ia mencampuradukkan ke dalamnya berbagai kajian mengenai kedokteran,
logika, filsafat dan hikmah. Ini semua mengakibatkan kitabnya serta membawa nas-
10 | P a g e
nas Kitab pada persoalan-persoalan ilmu aqliah dan peristilahan ilmiahnya, yang
bukan untuk itu nas-nas tersebut diturunkan.
7. Az-Zamakhsyari
a. Riwayat Hidupnya
Ia adalah Abul Qasim Mahmud bin Umar al-Khawarizmi az-Zamakhsyari. Lahir
27 Rajab 467 H Zamakhsyar. Ia mulai belajar di negeri sendiri, kemudian
melanjutkan ke Bukhara dan belajar sastra pada syaikh Mansur Abi Mudar.
Kemudian pergfi ke Mekkah dan menetap disana cukup lama, disana pula ia menulis
tafsirnya, al-Kasysyaf an Haqa’iqi Gawamidit Tanzil wa Uyunil Aqawil fi Wujuhit
Ta’wil. Ia meninggal dunia pada 538 H di Jurjaniah Khawarizm setelah kembali dari
Mekah.
b. Keilmuan dan Karyanya
Zamakhsyari adalah seorang imam dalam bidang ilmu bahasa, ma’ani dan bayan.
Ia adalah orang yang mempunyai pendapat dan hujjah sendiri dalam banyak masalah
bahasa Arab, bukan tipe orang yang suka mengikuti langkah orang lain yang hanya
menghimpun dan mengutip saja, tetapi ia mempunyai pendapat orisinil yang jejaknya
ditiru dan diikuti orang lain. Di antara karangannya ialah :
- Al-Kasysyaf tentang tafsir Qur’an
- Al-Fa’iq tentang tafsir hadits
- Al-Minhaj tentang usul
- Al-Muffasal tentang nahwu
- Asasul Balagah tentang bahasa
11 | P a g e
- Ru’usul Masa’ilil Fiqhiyah tentang fiqh
c. Tafsirnya
Kitab al-Kasysyaf karya Zamakhsyari adalh sebuah kitab tafsir paling masyhur di
antara sekian banyak tafsir yang disusun oleh mufasir bir-ra’yi yang mahir dalam
bidang bahasa. Al-Maktabah at-Tijariyah Mesir telah menerbitkan al-Kasysyaf
cetakan terakhir yang diterbitkan oleh Mustafa Husain Ahmad dan diberi lampiran
empat buah kitab : 1) al-Intisaf oleh an-Nayyir, 2) asy-Syafi fi Takhriji Ahadisil
Kasyyaf oleh al-Hafiz Ibn Hajar al Asqalani, 3) Hasyiyah Tafsir al-Kasysyaf oleh
Syaikh Muhammad Ulyan al-Marzuqi, 4) Masyahidul Insaf ala Syawahidil Kasysyaf
juga oleh al-Marzuqi. Kitab terakhir ini menunjukkan bahwa tafsir Zamakhsyari
mengandung banyak akidah Mu’tazilah yang diungkapkan.10
B. KITAB-KITAB TAFSIR BIR RA’YI YANG TERKENAL
1) Tafsir Abdurrahman bin Kaisan al-Asam.
2) Tafsir Abu ‘Ali al-Juba’i.
3) Tafsir ‘Abdul Jabbar.
4) Tafsir az-Zamakhsyari, al-Kasysyaaf ‘an Haqa’iqi Gawaamidit Tanzil wa ‘Uyaanil
Aqaawil fi Wujuhit Ta’wil.
5) Tafsir Fakhrudin ar-Razi, Mafaatihul Gaib.
6) Tafsir Ibn Furak.
7) Tafsir an-Nasafi, Mudaarikut Tanzil wa Haqaaiqat Ta’wil.
8) Tafsir al-Khazin, Lubaabur Ta’wil fi Ma’aanit Tanzil.
10
Ibid, hlm 531
12 | P a g e
9) Tafsir Abu Hayyan, al-Bahrul Muhiit.
10) Tafsir al-Baidawi, Anwaarut Tanzil wa Asraarut Ta’wil.
11) Tafsir al-Jalalain; Jalaludin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti.
Jalaluddin al-Mahalli memulai menulis tafsirnya dari awal surah al-Kahfi sampai
dengan akhir surah an-Naas. Setelah itu barulah ia menafsirkn surah al-Fatihah sampai
selesai dan kemudian maut menjemputnya sehingga ia tidak sempat menafsirkan surah-
surah sesudahnya. Sedangkan Jalaluddin as-Suyuti datang setelah al-Mahalli untuk
menyelesaikan penulisan tafsirnya. Ia memulai tafsirnya dari surah al-Baqarah sampai
dengan akhir surah al-Isra’. Dan tafsir surah al-Fatihah ia letakkan pada akhir tafsir
Jalaluddin al-Mahalli agar terletak berurutan dengannya. Namun seringkali orang berbuat
salah dalam menentukan kadar kerja mereka masing-masing.
12) Tafsir al-Qurtubi, al-Jaami’ li Ahkamil Qur’an.
13) Tafsir Abus-Su’ud, Irsyaadul ‘Aqlis Salim ilaa Mazaayal Kuaabil Kariim.
14) Tafsir al-Alusi, Ruuhul Ma’aani fi Tafsiiril Qur’anil ‘Azim was Sab’ii Masaani.
Berikut ini penjelasan beberapa tafsir diatas:
1) Mafaatihul Gaib, oleh ar-Razi.
Fakhrudin ar-Razi adalah seorang ulama yang menguasai banyak displin
ilmu dan sangat menonjol dalam ilmu-ilmu naqli dan ‘aqli. Ia memperoleh
popularitas besar di segala penjuru dunia dan mempunyai cukup banyak karya. Di
antaranya yang paling penting adalah tafsir besarnya bernama Mafaathul Gaib.
Tafsir ini terdiri atas delapan jilid besar. Namun berbagai pendapat yang
ada menunjukkan bahwa ar-Razi tidak sempat menyelesaikannya. Pendapat-
pendapat itu tidak sepakat mengenai sampai sejauh mana ia menyelesaikan
tafsirnya dan siapa pula yang menyelesaikannya. Mengenai hal ini Syakh
Muhammad az-Zahabi memberikan catatan sebagai berikut:
13 | P a g e
“Yang dapat saya katakan sebagai pemecahan terhadap silang pendapat ini
ialah, bahwa Imam Fakhrudin telah menyelesaikan tafsirnya sampai dengan
surah al-Anbiya’. Selanjutnya Syaihibudin al-Khaubi menyempurnakan
kekurangan tersebut namun ia juga tidak dapat menyelesaikan sisanya. Tetapi
dapat juga dikatakan bahwa al-Khaubi telah menyempurnakannya hingga
selesai, sedang al-Qamuli menulis penyempurnaan lain, bukan yang telah ditulis
al-Khaubi. Inilah pendapat yang jelas dari ungkapan penulis Kasyfuz Zunun.
Sekalipun demikian, pembaca tafsir ini tidak akan mendapatkan perbedaan
metoda dan alur pembahasan dalam penulisannya sehingga ia tidak dapat
membedakan antara yang asli dengan yang penyempurnaan.
Ar-Razi telah mencurahkan perhatian untuk menerangkan korelasi (munasabah)
antar ayat dan surah Qur’an satu dengan yang lainnya, serta banyak
menguraikan ilmu eksakta, fisika, falak, filsafat dan kajian-kajian masalah
ketuhanan menurut metoda dan argumentasi para filsuf yang rasional; di
samping juga mengemukakan mahzab-mahzab fiqh. Namun sebenarnya sebagian
besar uraian tersebut tidak diperlukan dalam ilmu tafsir. Dengan demikian kitab
tafsir ini menjadi ensiklopedia ilmiah tentang ilmu Kalam, kosmologi dan fisika
sehingga ia kehilangan relevansinya sebagai tafsir Qur’an.”11
2) Al-Bahrul Muhiit, oleh Ibn Hayyan
Abu Hayyan al-Garnati mempunyai pengetahuan luas tentang bahasa,
tafsir, hadits, riwayat tokoh-tokoh hadits dan tingkatan-tingkatannya, terutama
tokoh-tokoh yang hidup di barat. Ia mempunyai banyak karangan dan yang
terpenting adalah kitab tafsirnya, al-Bahrul Muhiit.
Tafsir terdiri atas delapan jilid besar ini telah diterbitkan dan beredar luas.
Di dalamnya Abu Hayyan banyak mencurahkan perhatian untuk menerangkan
i’rab dan masalah-masalah Nahwu, bahkan cenderug memperluasnya karena ia
11
Ibid: 508
14 | P a g e
mengemukakan, mendiskusikan dan memperdebatkan perbedaan pendapat di
kalangan Ahli Nahwu sehingga kitab ini lebih dekat ke kitab-kitab Nahwu
daripada ke kitab-kitab tafsir.
Dalam tafsir ini Abu Bayyan banyak mengutip dari tafsir Zamakhsyari dan
tafsir Ibn ‘Atiyah terutama yang berhubungan dengan masalah nahwu dan i’rab.
Dan seringkali ia mengakhiri kutipannya dengan sanggahan, bahkan terkadang
pula ia menyerang Zamakhsyari dengan gencar meskipun di lain ia memujinya
karena ketrempilannya yang menonjol dalam menyingkapkan retorika (balaghah)
Qur’an dan bayaan-nya.
Abu Hayyan tidak menyukai paham ke-mu’tazilah-an Zamakhsyari.
Karena itu ia mengkritik dan menyanggahnya dengan gaya bahasa yang sinis.
Dalam banyak hal ia berpedoman pada kitab at-Tahrir wat Tahbiir li Aqwaali
A’immatit Tafsir, karya gurunya Jamaluddin dan Abu Abdillah Muhammad bin
Sulaiman al-Miqdasi yang terkenal dengan “Ibnun Naqib”. Tentang kitab karya
gurunya itu Abu Hayyan melukiskannya sebagai kitab paling besar yang disusun
mengenai ilmu tafsir yang jumlahnya mencapai atau hampir seratus buah.
3) Al-Kasysyaaf ‘an Haqaa’iqit Tanzil wa ‘Uyuunil Aqaawil fii Wujuuhit Ta’wil,
oleh az-Zamakhsyari.
Zamakhsyari adalah seorang ulama genius yang sangat ahli dalam bidang
Nahwu, bahasa, sastra dan tafsir. Pendapat-pendapatnya tentang ilmu bahasa Arab
diakui dan dipedomani oleh para ahli bahasa karena keorisinilan dan
kecermatannya.
Zamakhsyari adalah seorang penganut paham Mu’tazilah dan bermahzab
Hanafi. Ia menyusun kitab al-Kasysyaaf untuk mendukung akidah dan
mahzabnya.
Paham kemu’tazilannya, Zamakhsyari dalam tafsirnya menjadi bukti
kecerdasan, kecermelangan dan kemahirannya. Ia mampu mengungkapkan
15 | P a g e
isyarat-isyarat yang jauh agar terkandung di dalam makna ayat guna membela
kaum Mu’tazilah dan menyanggah lawan-lawannya. Tetapi dari aspek kebahasaan
ia berjasa telah menyingkap keindahan Qur’an dan daya tarik retorikanya. Hal ini
karena ia mempunyai pengetahuan luas tentang ilmu retorika, Bayan, Sastra,
nahwu dan saraf. Karenanya ia menjadi rujukan kebahasaan yang kaya. Di dalam
pendahuluan tafsirnya ia mengindikasikan akan hal tersebut. Ia menyatakan
bahwa orang yang menaruh perhatian kepada tafsir tidak akan dapat menyelami
hakikatnya sedikitpun juga kecuali jika ia telah menguasai dan ilmu khusus bagi
Qur’an , ilmu Ma’ani12
dan ilmu Bayan13
telah cukup lama mengetahui keduanya,
bersusah payah dalam menggalinya, menderita karenanya serta didorong oleh
cita-cita luhur untuk memahami kelembutan-kelembutan hujjah14
Allah dan oleh
hasrat ingin mengetahui mukjizat Rasulullah. Di samping itu semua, ia sudah
mempunyai bekal cukup ilmu-ilmu yang lain dan mampu melakukan dua hal;
penelitian dan pemeliharaan, serta banyak menelaah, sering berlatih, lama
merujuk dan akhirnya menjadi rujukan, juga ahli dalam ilmu i’rab dan menjadi
perangai sederhana dan kreativitas mandiri.
Ibn Khaldun memberikan analisa dan penilaian terhadap kitab al-Kasysaaf
karya Zamakhsyari tersebut ketika membicarakan tentang rujukan tafsir berupa
bahasa, i’rab dan retorika, sebagai berikut:
Di antara kitab tafsir paling baik yang mencakup bidang tersebut ialah
kitab al-Kasysaaf karya Zamakhsyari, seorang penduduk Khawarizm di Irak.
Hanya saja pengarangnya termsuk pengikut fanatik aliran Mu’tazilah. Karena itu
ia senantiasa mendatangkan argumentasi-argumentasi untuk membela mahzabnya
yang rusak setiap ia menerangkan ayat Qur’an dari segi retorika/ balaghah. Cara
demikian bagi para penyelidik dari kalangan Ahli Sunnah dipandang sebagai
penyimpangan dan bagi jumhur merupakan manipulasi terhadap rahasia dan
kedudukan Qur’an. Namun demikian mereka tetap mengakui kekokohan
12
Ilmu Ma’ani adalah ilmu untuk menjaga dari kesalahan berbicar.
13
Ilmu Bayan adalah ilmu untuk menjaga dari pembicaraan yang tidak mengarah kepada tujuannya.
14
Hujjah adalah istilah yang banyak digunakan dalam Al-Qur’an dan literatur Islam yang bermakna tanda, bukti,
dalil, alasan atau argumentasi.
16 | P a g e
langkahnya dalam hal yang berkaitan dengan bahasa dan balaghah. Tetapi jika
orang yang membacanya tetap berpijak pada mahzab Sunni dan menguasai
hujjah-hujjahnya, tentu ia akan selamat dari perangkap-perangkapnya. Oleh
karena itu kitab tersebut perlu dibaca mengingat keindahan dan keunikan seni
bahasanya.
Dewasa ini telah sampai kepada kita sebuah karya salah seorang bangsa
Irak, Syarafuddin at-Tayyibi, penduduk Tauriz Irak ‘ajam. Di dalam karya
tersebut ia mensyarahkan kitab Zamakhsyari, meneliti lafaz-lafaznya,
membeberkan mahzab Mu’tazilahnya dengan mengemukakan dalil-dalil yang
membuktikan kepalsuannya dan menjelaskan bahwa aspek balagah itu hanya
terletak pada ayat menurut pandangan Ahli Sunnah bukan menurut pandangan
kaum Mu’tazilah. Sungguh ia telah berbuat baik dalam hal tersebut sesuai dengan
kemauannya serta mencukupi pula seni-seni balagahnya.
C. Kitab-kitab Tafsir Terkenal di Abad Modern
Para Musafir terdahulu telah memberikan kepada kitab-kitab tafsir apa yang
menjadi bagiannya, baik manqul maupun ma’qul dan memenuhinya dengan kajian-kajian
kebahasaan, balagah, nahwu, fiqh, mazhab, kealaman dan falsafi. Setelah itu semangat
dan kreativitas generasi berikutnya mulai melemah sehingga apa yang dapat mereka
lakukan hanyalah meringkas dan menukil, melemahkan atau menguatkan.
Berikut ini beberapa contoh tafsir yang lahir di abad tersebut :
1. Al-Jawahir fi Tafsiril Qur’an, oleh Syaikh Tantawi Jauhari`
Syaikh Tantawi adalah seseorang yang sangat tertarik dengan keajaiban-keajaiban
alam dan berprofesi sebagai pengajar pada sekolah Darul ‘Ulum Mesir. Ia menafsirkan
beberapa ayat Qur’an untuk para siswanya, ia juga menulis di beberapa mass media,
kemudian karangannya dipublikasikan dalam bidang tafsir, al Jawahir fi Tafsiril Qur’an.
17 | P a g e
Dalam tafsirnya ini ia memberikan perhatian besar pada ilmu-ilmu kealaman dan
keajaiban makhluk. Ia menyatakan, di dalam Qur’an terdapat ayat-ayat ilmu pengetahuan
yang jumlahnya lebih dari 750 ayat. Ia juga menganjurkan umat Islam agar memikirkan
ayat-ayat Qur’an yang menunjuk pada ilmu-ilmu kealaman, mendorong mereka untuk
mengamalkannya dan untuk masa kini harus lebih diperhatikan ayat-ayat lain, bahkan
dari kewajiban-kewajiban agama sekalipun. Ia berkata, “Mengapa kita tidak
mengamalkan ayat-ayat ilmu pengetahuan alam sebagaimana para pendahulu
mengamalkan ayat-ayat kewarisan ? Akan tetapi saya mengucapkan alhamdulilah, karena
kini Anda telah dapat membaca dalam tafsir ini rangkuman atau intisari ilmu
pengetahuan, yang mempelajarinya lebih utama daripada mempelajari ilmu fara’id
karena itu fardu kifayah. Sedangkan ilmu pengetahuan ini dapat menambah ma’rifah
kepada Allah, karena itu ia menjadi fardu ‘ain bagi orang yang mampu.” Jauhari mulai
terpedaya, ia berani mencela para musafir terdahulu.15
Pengarang tafsir tersebut telah mencampuradukan kesalahan di dalam
kitabnya.Iamemsaukkan ke dalamnya gambar tumbuh-tumbuhan, binatang, pemandangan
alam dan berbagai eksperimen ilmu pengetahuan. Ia menerangkan hakikat-hakikat
keagamaan dengan apa yang ditulis Plato dalam Republica-nyadan kelompok Ikhwanus
Safa dalam risalah mereka, memaparkan ilmu pasti dan menafsirkan ayat-ayat yang
berlandaskan teori-teori ilmiah modern.
Dalam pandangan kami Tantawi Jauhari telah melakukan kesalahan besar
terhadap tafsir dengan perbuatannya itu, ia mengira bahwa dirinya berbuat baik, padahal
tafsirnya tidak diterima oleh banyak orang terpelajar karena mengandung pemaksaan
dalam membawakan ayat kepada yang bukan maknanya.
2. Tafsir al-Manar, oleh Sayid Muhammad Rida
Syaikh Muhammad Abduh telah merintis kebangkitan ilmiah dan memberikan
buahnya kepada murid-muridnya.Kebangkitan ini berpusat pada kesadaran Islami,
pemahaman ajaran sosiologis Islam dan pemecahan agama terhadap problematika
15
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor : 2013. cet 16, hlm 511
18 | P a g e
kehidupan masa kini. Benih-benih kebangkitan tersebut sebenarnya dimulai dengan
gerakan Jamaludin al-Afgani, yang kepadanya Muhammad Abduh berguru. Rasyid Rida
adalah ahli waris tunggal bagi ilmu-ilmu Syaikh Muhammad Abduh. Hal nyata ini
tampak jelas dalam tafsirnya yang diberi nama Tafsir al-Qur’an al-Hakim, yang populer
dengan nama Tafsir al-Manar.
Ia memulai tafsirnya dari awal Qur’an dan berakhir pada firman Allah :
           
         
  
“Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku
sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi.
(ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di
akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan
orang-orang yang saleh” (QS. Yusuf: 101)
Kemudian maut menjemputnya sebelum ia sempat menyelesaikan penulisan tafsir
al-Qur’an. Tafsir al-Manar adalah sebuah tafsir yang penuh pendapat para pendahulu
umat, sahabat, tabi’in, uslub-uslub bahasa Arab dan penjelasan tentang sunatullah yang
berlaku dalam kehidupan manusia. Ayat-ayat Qur’an ditafsirkan dengan gaya bahasa
menarik, makna-makna yang mudah dipahami, berbagai persoalan dijelaskan secara
tuntas, tuduhan dan kesalahpahaman terhadap Islam dibantah dengan tegas dan penyakit-
penyakit masyarakat diobati dengan petunjuk qur’ani. Syaikh Rasyid menjelaskan bahwa
pokok tujuan tafsirnya ialah “untuk memahami Kitabullah sebagai sumber ajaran agama
yang membimbing umat manusia ke arah kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.
3. Fi Zilalil Qur’an, oleh Sayid Qutub
19 | P a g e
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh asy-Syahid Hasan al-Bana
dipandang sebagai gerakan keislaman terbesar masa kini. Dengan gerakan ini
ditumpahkanlah segala potensi pemuda Islam untuk berkhidmat kepada Islam,
menjunjung syari’atnya, meninggikan kalimahnya, membangun kejayaannya dan
mengembalikan kekuasaannya.
Di antara tokoh jama’ah ini yang paling menonjol adalah seorang alim yang sulit
dicari bandingannya dan pemikir cemerlang, asy-Syahid Sayid Qutub, yang telah
memfilsafatkan pemikiran Islam dan menyingkapkan ajaran-ajarannya yang benar
dengan jelas dan gamblang. Tokoh yang menemui Tuhannya sebagai syahid dalam
membela akidah ini meninggalkan warisan pemikiran sangat bermutu, terutama kitabnya
tentang tafsir yang diberi nama Fi Zilalil Qur’an.
Kitab itu merupakan tafsir sempurna tentang kehidupan di bawah sinar Qur’an
dan petunjuk Islam. Pengarangnya hidup di bawah naungan Qur’an yang bijaksana
sebagaimana dipahami dari penamaan kitabnya. Ia meresapi keindahan Qur’an dan
mampu mengungkapkan perasaannya dengan jujur, sehingga pada kesimpulan bahwa
umat manusia sedang dalam kesengsaraan berbagai paham dan aliran yang merusak dan
pertarungan berdarah yang tiada hentinya. Bagi situasi ini, tiada jalan keselamatan lain
selain Islam. Dalm pendahuluan tafsirnya ia mengatakan, “Telah saya rasakan masa
kehidupan di bawah naungan Qur’an hingga sampai pada keyakinan pasti...bahwa tidak
ada kebaikan bagi bumi ini, tidak ada ketenangan bagi kemanusiaan, tidak ada
ketentraman bagi umat manusia, keberkatan dan kesucian, juga tidak ada keharmonisan
dengan hukum-hukum alam dan fitrah kehidupan...kecuali dengan kembali kepada Allah.
Kembali kepada Allah, sebagaimana tampak di bawah naungan Qur’an, hanya
mempunyai satu bentuk dan satu jalan....hanya satu tanpa yang lain...yaitu
mengembalikan persoalan hidup dengan segala aspeknya kepada sistem Allah yang telah
digariskan bagi umat manusia di dalam Kitab-Nya yang mulia. Yaitu berhukum,
berpedoman dan mengikuti hanya pada Kitab tersebut dalam kehidupan dengan segala
persoalannya. Jika tidak, maka itu kerusakan di muka bumi, kesengsaraan bagi umat
manusia, kemunduran ke dalam lumpur dan budaya jahiliah yang menyembah hawa nafsu
bukan Allah.
20 | P a g e
          
             

“Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung-
guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah
yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak
mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. sesung- guhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al Qasas: 50)
Bertitik tolak dari pandangan inilah Sayid Qutub menempuh metode tertentu bagi
penulisan tafsirnya. Pertama ia datangkan satu “naungan” pada mukaddimah setiap surah
untuk mengaitkan atau mempertemukan antara bagian-bagiannya dan untuk menjelaskan
tujuan serta maksudnya. Sesudah itu barulah ia menafsirkan ayat dengan
mengetengahkan asar-asar sahih, lalu mengemukakan sebuah paragraf tentang kajian-
kajian kebahasaan secara singkat. Kemudian ia beralih ke soal lain, yaitu membangkitkan
kesadaran, membetulkan pemahaman dan mengaitkan Islam dengan kehidupan.
4. At-Tafsir al-Bayani lil Qur’anil Karim, oleh A’isyah Abdurrahman bin asy-Syati
Di antara kaum kita masa kini yang ikut ambil bagian dalam kesusastraan Arab
dan pemikiran sosial adalah Dr. A’isyah Abdurrahman, populer dengan nama Bintusy
Syati’. Ia pengajar Fakultas Adab di Kairo dan Fakultas Tarbiyah Putri. Di tengah-tengah
kesibukan mengajarnya ia sempat menulis tafsir bebrapa surah pendek dan kemudian
diterbitkan dalam bentuk buku yang diberi nama at-Tafsir al-Bayani lil Qur’an.
Di dalam tafsirnya Bintusy Syati’ memusatkan perhatian pada kesusastraan Arab.
Dalm pendahuluannya ia mengemukakan bahwa ia menmpuh metode ini untuk
memecahkan berbagai persoalan kehidupan sastra dan bahasa. Ia pernah menyampaikan
21 | P a g e
kajian terhadap masalah tersebut di berbagai kongres Internasional. Misalnya dalam
Kongres Orientalis Internasional di India. Topik pembahasan yang disampaikan dalam
studi Islam adalah Musykilatut Taraduf al-Lugawi fi Dau’it Tafsiril Bayani lil Qur’anil
Karim. Ia mengatakan : “Dalam pembahasan tersebut dijelaskan bagaimana ahsil
penelitian cermat terhadap kamus lafaz-lafaz Qur’an dan dalalah (penunjukkan
maknanya) di dalam konteksnya. Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa Qur’an
menggunakan sebuah lafaz dengan dalalah terbatas, yang tidak mungkin dapat diganti
dengan lafaz lain yang mempunyai makna sama seperti diterangkan oleh kamus-kamus
bahasa dan kitab-kitab tafsir, baik jumlah lafaz yang dikatakan muradif (sinonim) itu
sedikit maupun banyak.”16
Bintusy-Syati’ mencela kesibukan mempelajari sastra dengan metode mu’alaqat,
polemik, keroyalan, khamariyat dan hamasiyat (fanatisme), tanpa merujuk pada Qur’an.
Ia berkata : “Kita di Universitas meninggalkan khazanah yang sangat bernilai (Qur’an) ini
untuk pengkajian tafsir. Amat sedikit di antara kita yang berusaha mentransformasikan
Qur’an ke bidang studi sastra murni yang biasanya kita batasi hanya pada diwan-diwan
(khazanah) syair dan prosa para pujangga.”17
Tafsir Bayani merupakan usaha yang tiska dilarang untuk meralisasikan tujuan
yang ingin dicapai oleh Bintusy Syati’. Ia banyak berpedoman pada kitab-kitab tafsir
yang menaruh perhatian terhadap aspek-aspek balagah Qur’an dan mengungkapkannya
dengan ungkapan sastrawi yang tinggi.
D. TAFSIR FUQAHA
Para sahabat di masa Rasulullah memahami Qur’an dengan “naluri” ke-arab-an
mereka. Dan jika terjadi kesulitan dalam memahami suatu ayat , mereka kembali
kepada Rasulullah dan beliau pun lalu menjelaskannya kepada mereka.
16
Ibid, hlm 515
17
Ibid, hlm 515
22 | P a g e
Setelah Rasululah wafat dan Fuqaha sahabat mengendalikan umat di bawah
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin serta banyak terjadi persoalan-persoalan yang
belum pernah terjadi sebelumnya, maka Qur’an sebagai tempat kembali mereka untuk
mengistinbatkan18
hukum-hukum syara’ bagi persoalan baru tersebut. Mereka pun
sepakat atas hal itu. Jarang sekali mereka berselisih pendapat ketika terdapat
kontradiksi (dalam lafadz), seperti perselisihan mereka mengenai ‘idah itu bagi
wanita hamil yang ditinggal mati suaminya; apakah ‘idah itu berakhir dengan
melahirkan, dengan empat bulan sepuluh hari ataukah dengan waktu paling lama di
antara keduanya? Ini semua mengingat Allah berfirman:
       
           
       
“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-
isteri (hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan
sepuluh hari. kemudian apabila telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu
(para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut.
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (Al Baqarah: 234)
Keadaan demikian, sekalipun jarang terjadi merupakan awal permulaan
perbedaan pendapat di bidang fiqh dalam memahaminya ayat-ayat hukum.
Ketika tiba masa empat imam fiqh dan setiap imam membuat dasar-dasar istinbat
hukum masing-masing dalam mahzabnya serta berbagai peristiwa semakin banyak dan
persoalan-persoalan pun menjadi bercabang-bercabang; maka semakin bertambah pula
aspek-aspek perbedaan pendapat dalam memahami ayat, hal ini disebabkan perbedaan
segi dalalahnya, bukan karena fanatisme terhadap suatu mazhab, melainkan karena setiap
ahli fiqh berpegang pada apa yang dipandangnya benar. Karena itu ia tidak memandang
dirinya hina jika ia mengetahui kebenaran pada pihak lain untuk merujuk kepadanya.
18
Istinbat () adalah daya usaha membuat keputusan hukum syarak berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an atau Sunnah yang
sedia ada.
23 | P a g e
Keadaan tetap berjalan demikian, sampai datanglah masa taklid19
dan fanatisme
mahzab. Maka pada masa ini aktivitas para pengikut imam hanya terfokus pada
penjelasan dan pembelaan mahzab mereka sekalipun untuk ini mereka harus membawa
ayat-ayat Qur’an kepada makna yang lemah dan jauh. Dan sebagai akibatnya maka
muncullah “tafsir fiqh” yag khusus membahas ayat-ayat hukum dalam Qur’an. Di
dalamnya fanatisme mahzab terkadang menjadi semakin memuncak dan terkadang pula
mereda.
Penulisan tafsir dengan metode dan warna demikian terus berlangsung sampai
masa kini. Dan itulah yang kita namakan dengan Tafsir Fiqh. Di antara kitabnya yang
terkenal ialah:
1) Ahkamul Qur’an, oleh al-Jassas (terbit),
2) Ahkamul Qur’an, oleh al-Kaya al-Haras (manuskrip),
3) Ahkamul Qur’an, Ibnul ‘Arabi (terbit),
4) Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, oleh al-Qurtubi (terbit),
5) Al-Iklil fi Istinbaatit Tanzil, oleh as-Suyuti (manuskrip),
6) At-Tafsiraatul Ahmadiyah fi Bayaanil Aayatisy Syar’iyah, oleh Mula Geon (terbit di
India)
7) Tafsiru ‘Ayatil Ahkam, oleh Syaikh Muhammad as-Sayis (terbit),
8) Tafsiru ‘Ayatil Ahkam, oleh Syaikh Manna’ al-Qattan (terbit),
9) Adwa’ul Bayaan, oleh Syaikh Muhammad asy-Syinqiti (terbit).
Berikut ini penjelasan dari sebagian tafsir diatas:
19
Keyakinan atau kepercayaan kepada suatu paham (pendapat) ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengetahui
dasar atau alasannya.
24 | P a g e
A. Ahkamul Qur’an, oleh al-Jassaas.
Ia adalah Abu Bakar Ahmad bin Ali ar-Razi, terkenal dengan nama al-Jassaas
(tukang plester), dinisbahkan pada pekerjaan al-jass (memlester). Ia salah seorang imam
fiqh Hanafi pada abad keempat Hijri. Dan kitabnya Ahkaamul Qur’an dipandang sebagai
kitab tafsir fiqh terpenting, terutama bagi pengikut mahzab Hanafi.
Al-Jassas terlampau fanatik buta terhadap mahzab Hanafi sehingga
mendorongnya untuk memaksa-maksakan penafsiran ayat dan penta’wilannya, guna
mendukung mahzabnya. Ia sangat ekstrim dalam menyanggah mereka yang tidak
sependapat dengannya dan bahkan berlebihan dalam menta’wilkan sehingga
menyebabkan pembaca tidak suka meneruksan membacanya, karena ungkapan-
ungkapannya dalam membicarakan mahzab lain sangat pedas.
Dari tafsirnya ini tampak jelas bahwa al-Jassas menganut paham Mu’tazilah.
Misalnya ia mengatakan mengenai firman Allah, Ia tidak dapat dicapai oleh penglihatan
mata (al-An’am [6]:103):Makna ayatini alah: ia tidak dilihat oleh penglihatan mata,
seperti firman-Nya: ...tidak mengantuk dan tidak tidur... (al-Baqarah [2]:255). Apa yang
ditidiakan Allah untuk memuji diri-Nya maka penetapan kebalikannya tidak
diperkenankan karena hal demikian berarti menetapkan sifat aib dan kurang (bagi-Nya).
Pengertian ayat (al-Araf [7]:103) itu tidak boleh dibatasi dengan firman-Nya:
Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka
melihat (al-Qiyamah [75]:22-23). Sebab kata nazara (melihat) mempunyai arti, antara
lain íntizaar as-sawaab” (menunggu pahala), sebagaimana diriwayatkan dari segolongan
ulama salaf. Oleh karena ayat tersebut memungkinkan untuk dita’wil maka tidak boleh
membawanya kepada apa yang tidak dapat dita’wilkan. Sedangkan riwayat-riwayat
mengenai ru’yah, andaipun itu sahih, maka yang dimaksud adalah “al-‘ilm” (pengetahan,
keyakinan). Yaitu pengetahuan aksiomatis yang tidak dicampuri kekaburan dan tidak
terkena keraguan. Sebab “ru’yah” dengan arti “’ilm” telah masyhur dalam bahasa Arab.
Kitab al-Jassas telah diterbitkan dalam tiga jilid dan beredar luas di kalangan ahli
karena ia merupakan rujukan fiqh Hanafi.
25 | P a g e
B. Ahkaamul Qur’an, oleh Ibn ‘Arabi.
Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad
al-Mu’afri al-Andalusi al-Isybili adalah salah seorang ulama Andalusia yang luas
ilmunya bermahzab Maliki. Kitabnya Ahkamul Qur’an merupakan rujukan terpenting
bagi tafsir fiqh kalangan pengikut Maliki.
Di dalam tafsirnya Ibn ‘Abbas adalah seorang adil dan moderat, tidak terlalu
fanatik kepada mahzabnya dan tidak kasar dalam menyanggah pendapat lawan-lawannya
sebagaimana dilakukan al-Jassas, meskipun demikian ia tidak memperhatikan setiap
kesalahan ilmiah yang keluar dari mujtahid Maliki.
Ia menyebutkan berbagai pendapat para ulama dalam menafsirkan ayat dengan
membatasi pada ayat-ayat hukum dan menjelaskan berbagai kemungkinan makna ayat
bagi mahzab lain serta memisahkan setiap point permasalahan dalam menafsirkan ayat
dengan judul tertentu. Misalnya ia mengatakan: Masalah pertama, masalah kedua dan
seterusnya. Dan jarang sekali ia berlaku kasar dalam menyanggah orang yang tidak
sependapat dengannya. Sebagai contoh, dalam menafsirkan:
“Wahai orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka
basuhlah mukamu...” (al-Ma’idah [5]:6), Ibnul ‘Arabi berkata:
Masalah kesebelas adalah firman-Nya “fagsilu” (basuhlah). Asy-Syafi’i mengira,
yaitu menurut sahabatnya Ma’d bin ‘Adnan di dalam al-Fasaahah, apalagi Abu Hanifah
dan lainnya, bahwa membasuh adalah menuangkan air pada sesuatu yang dibasuh tanpa
menggosok-gosok. Kami telah menjelaskan rusaknya pendapat ini dalam masalah
khilafah dan di dalam tafsir surah an-Nisa’. Kami telah menyatakan bahwa “membasuh”
adalah menyentuhkan tangan atau benda (anggota badan) lain sebagai penggantinya
dengan mengalirkan air.
Di dalam tafsirnyaitu Ibn ‘Arabi berpegang pada bahasa dalam mengistinbatkan
hukum. Ia juga meninggalkan Isra’illiyat dan mengkritik hadis-hadis da’if serta
memperingatkannya.
26 | P a g e
Kitab tersebut telah diterbitkan beberapa kali. Di antaranya ada yang dicetak
dalam dua jilid besar dan ada pula yang dicetak dalam empat jilid. Kitab itu beredar luas
di kalangan para ulama.
C. Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, oleh Abu Abdullah al-Qurtubi.
Abu Abdullah Muhammad bun Ahmad bin Abu Bakar bin Farth al-Ansari al-
Khzraji al-Andalusi adalah seorang alim yang mumpuni dari kalangan ulama Maliki. Ia
mempunyai banyak karangan dan yang paling terkenal adala kitabnyadalam bidang tafsir,
al-Jami’ li Ahkaamil Qur’an.
Di dalam tafsirnya ini Qurtubi tidak membatasi diri pada ayat-ayat hukum semata,
tetapi juga menafsirkan Qur’an sevcara menyeluruh. Metode yang ditempuh ia;alah
menyebutan sebab-sebab nuzul, mengemukakan macam-macam qiraat dan i’rab,
menjelaskan lafaz-lafaz yang garib, menghubungkan pendapat-pendapat kepada yang
mengatakannya, menyediakan paragraf khusus bagi kisah para mufasir dan berita-berita
dari para ahli sejarah dan mengutip dari para ulama terdahulu yang dapat dipercaya,
khususnya penulis kitab hukum. Misalnya, ia mengutip dari para ahli sejarah dan
mengutip dari para ulama terdahulu yang dapatdipercaya, khususnya penulis kitab
hukum. Misalnya, ia mengutip dari Ibn Jarir at-Tabari, Ibn ‘Atiyah,, Ibn ‘Arabi, al-Kaya
al-Haras dan Abu Bakar al-Jassas.
Qurtubi sangat luas dalam mengkaji ayat-ayat hukum. Ia mengemukakan
masalah-maslaah khilafiah, mngetengahkan dalil bagi setiap pendapat dan
mengomentarinya serta tidak fanatik terhadap mahzabnya, Mailiki. Sebagai contoh ialah
penafsirkan firman Allah:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampurdengan istri-istri
kamu.” (al-Baqarah {2}: 187).
Dalam masalah kedua belas dari masalah yang terkandung dalam ayat ini, sesudah
mengemukakan perbedaan pendapat para ulama mengenai hukum orang yang makan di
siang hari bulan Ramadhan karena lupa dan kutipan dari Malik bahwa orang tersebut
27 | P a g e
dinyatakan batal dan wajib meng-qada, ia mengatakan: “Menurut pendapat selain Malik,
tidaklah dipandang batal setiap orang yang makan karena lupa akan puasanya. Menurut
saya pribadi, ia adalah pendapat yang benar dan jmhur pun berpendapat smaa bahwa
barabg siapa makan atau minum karena lupa, ia tidak wajib meng-qadanya. Dan
puasanya tetap sempurna. Hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah yang menyatakan:
Rasulullah berkata, ‘Jika seseorang sedang berpuasa, makan karena lupa atau minum
karena lupa, maka yang demikian adalah rezeki yang diberikan Allah kepadanya dan ia
tidak wajib meng-qada.” Dari kutipan ini kita melihat bahwa dengan pendapat yang
dikemukakannya itu Qurtubi tidak lagi sejalan dengan mahzabnya sendiri; ia berlaku adil
terhadap mahzab lain.
Qurtubi juga melakukan konfrontasi terhadap sejumlah golongan lain. Misalnya,
ia menyanggah kaum Mu’tazilah, Qadariah, Syi’ah, Rafidah, para filsuf dan kaum Sufi
yag melampaui batas. Akan teta[i dilakukan dengan gaya bahasa yang halus. Dan
didiorong oleh rasa keadian, kadang-kadang ia pun membela orang-orang yang diserang
oleh Ibn ‘Arabi dan mencelanya karena ungkapan-ungkapannya kasar dan keras terhadap
ulama dan kaum Muslimin. Dan jika perlu mengkrtidilakukan dengan cara sopan dan
terhormat.
Kitab al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an ini pernah hilang dari perpustakaan hingga
akhirnya Darul Kutub al-Misriyah mencetaknya kembali. Maka kini bagi para pembaca
mudah untuk memperolehnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
28 | P a g e
Banyak para mufassir yang telah menafsirkan kitab-kitab tafsir yang terkenal. Dalam
buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan disebutkan banyak para mufassir yang
telah berjasa menafsirkan kitab-kitab tafsir yang sangat bermanfaat bagi umat saat ini.
Adapun mufassirun diantaranya seperti Ibn Abbas, Mujahid bin Jabr, At-Tabari, Ibn
Kasir, Fakhruddin Ar-Razi, az-Zamakhsyari, dan Asy-Syaukani.
Menurut buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan juga di sebutkan banyak
kitab tafsir yang yang terkenal. Beberapa yang terkenal diantaranya Kitab Tafsir bil-Ma’sur,
Kitab Tafsir bil-Ra’yi dan juga beberapa kitab tafsir terkenal di abad modern ini serta kitab tafsir
fuqaha.
Dalam isi kitab tafsir modern banyak membahas berbagai macam bahasan seperti
membahas tentang ilmu-ilmu kealaman, pemahaman ajaran sosiologis dan kesusteraan Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Manna’ Khalil al Qattan. Studi Ilmu – ilmu Qur’an.
29 | P a g e

More Related Content

What's hot

Dakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode MakkahDakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode Makkah
Khanifah Inabah
 
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
arfian kurniawan
 
12 takhrij hadits
12 takhrij hadits12 takhrij hadits
12 takhrij haditsFakhri Cool
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Erta Erta
 
sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits
khoirotul ula
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
annisa berliana
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekatLela Warni
 
Modul 7 kb 3
Modul 7 kb 3Modul 7 kb 3
Modul 7 kb 3
kasmuddin nanang
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
long71
 
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwinTafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwinJumal Ahmad
 
Kajian tentang Hadist Shahih dan Hasan
Kajian tentang Hadist Shahih dan HasanKajian tentang Hadist Shahih dan Hasan
Kajian tentang Hadist Shahih dan Hasan
Muhammad Choiruddin
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
Angah Rahim
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Illiyin Studio
 
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baruFakhri Cool
 
01. pendahuluan ushul fiqh
01. pendahuluan  ushul fiqh01. pendahuluan  ushul fiqh
01. pendahuluan ushul fiqhasnin_syafiuddin
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Robet Saputra
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
azzaazza50746
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 

What's hot (20)

Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Dakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode MakkahDakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode Makkah
 
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
 
12 takhrij hadits
12 takhrij hadits12 takhrij hadits
12 takhrij hadits
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits sejarah pembukuan hadits
sejarah pembukuan hadits
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 
Modul 7 kb 3
Modul 7 kb 3Modul 7 kb 3
Modul 7 kb 3
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwinTafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
Tafsir pada periode tabi’in dan periode tadwin
 
Kajian tentang Hadist Shahih dan Hasan
Kajian tentang Hadist Shahih dan HasanKajian tentang Hadist Shahih dan Hasan
Kajian tentang Hadist Shahih dan Hasan
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-Quran
 
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
 
01. pendahuluan ushul fiqh
01. pendahuluan  ushul fiqh01. pendahuluan  ushul fiqh
01. pendahuluan ushul fiqh
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 

Viewers also liked

15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam
15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam
15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam
badar masbadar
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
Emha_ainun_nadjib
 
Sciences judiciaires
Sciences judiciairesSciences judiciaires
Sciences judiciairesessa1988
 
Kompilasi peminatan 2015 1
Kompilasi peminatan 2015 1Kompilasi peminatan 2015 1
Kompilasi peminatan 2015 1
Setia Juli Irzal Ismail
 
Presentation1 (1)
Presentation1 (1)Presentation1 (1)
Presentation1 (1)nornadiya
 
Marketing Overview Handout
Marketing Overview HandoutMarketing Overview Handout
Marketing Overview Handout
The Watershed Institute
 
Akidah
AkidahAkidah
Akidah
luqmankacak
 
Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014
Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014
Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014
Ruhyat Yogaprana
 
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
IJET - International Journal of Engineering and Techniques
 
Dr Rahul Hajare_ Detail cv
Dr Rahul Hajare_ Detail cvDr Rahul Hajare_ Detail cv
Dr Rahul Hajare_ Detail cv
Rrahul Hajare (Post Doc., Ph.D)
 

Viewers also liked (15)

15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam
15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam
15 contoh brosur dengan desain dominasi warna hitam
 
Mahamai kitab tafsir
Mahamai kitab tafsirMahamai kitab tafsir
Mahamai kitab tafsir
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Sciences judiciaires
Sciences judiciairesSciences judiciaires
Sciences judiciaires
 
Dato ir abdul nasir abdul razak
Dato ir abdul nasir abdul razakDato ir abdul nasir abdul razak
Dato ir abdul nasir abdul razak
 
Kompilasi peminatan 2015 1
Kompilasi peminatan 2015 1Kompilasi peminatan 2015 1
Kompilasi peminatan 2015 1
 
Presentation1 (1)
Presentation1 (1)Presentation1 (1)
Presentation1 (1)
 
Marketing Overview Handout
Marketing Overview HandoutMarketing Overview Handout
Marketing Overview Handout
 
ZUBAIR CV 5
ZUBAIR CV  5ZUBAIR CV  5
ZUBAIR CV 5
 
Akidah
AkidahAkidah
Akidah
 
Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014
Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014
Capesun SMP Negeri 13 Bogor per tanggal 16-12-2014
 
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
 
Dr Rahul Hajare_ Detail cv
Dr Rahul Hajare_ Detail cvDr Rahul Hajare_ Detail cv
Dr Rahul Hajare_ Detail cv
 
1 мая
1 мая1 мая
1 мая
 
Thi is jhordan
Thi is jhordanThi is jhordan
Thi is jhordan
 

Similar to Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal

02.pembukuan hadits
02.pembukuan hadits02.pembukuan hadits
02.pembukuan hadits
ufiurwati
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsYudi Wahyudin
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsYudi Wahyudin
 
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis""Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
Kaminorsabir Kamin
 
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
SharifahNurulhuda3
 
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Muhammad Idris
 
Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1Abu Husain
 
Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1naufal ilyas
 
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1Eko Supriyo
 
Biografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawiBiografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawi
Sidqi Maulana
 
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptxKEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
InezAuliana
 
Kritik sanad
Kritik sanadKritik sanad
Kritik sanad
Abdul Muiz
 
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Najwa Norizam
 
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
Bagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docx
Bagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docxBagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docx
Bagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docx
KhoirulikhsanNurarif
 
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahPend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Qhaiyum Shah
 
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliBiografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Abdul Fauzan
 
N ama lengkapnya adalah abul fida
N ama lengkapnya adalah abul fidaN ama lengkapnya adalah abul fida
N ama lengkapnya adalah abul fida
UD. Berkah Jaya Komputer
 

Similar to Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal (20)

02.pembukuan hadits
02.pembukuan hadits02.pembukuan hadits
02.pembukuan hadits
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis""Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
 
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
 
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
 
Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1
 
Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1Tafsir ibnu katsir juz 1
Tafsir ibnu katsir juz 1
 
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1Tafsir ibnu-katsir-juz-1
Tafsir ibnu-katsir-juz-1
 
Biografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawiBiografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawi
 
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptxKEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
 
Kritik sanad
Kritik sanadKritik sanad
Kritik sanad
 
Makalah bersama
Makalah bersamaMakalah bersama
Makalah bersama
 
Ibnu katsir
Ibnu katsirIbnu katsir
Ibnu katsir
 
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
 
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
 
Bagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docx
Bagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docxBagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docx
Bagi_Makalah_biografi_4_Imam_Mazhab.docx
 
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahPend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
 
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliBiografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
 
N ama lengkapnya adalah abul fida
N ama lengkapnya adalah abul fidaN ama lengkapnya adalah abul fida
N ama lengkapnya adalah abul fida
 

More from Ratih Aini

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
Ratih Aini
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Ratih Aini
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
Ratih Aini
 
PKN
PKN PKN
PKN
PKN PKN
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Ratih Aini
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
Ratih Aini
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
Ratih Aini
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
Ratih Aini
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Ratih Aini
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Ratih Aini
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
Ratih Aini
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
Ratih Aini
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
Ratih Aini
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
Ratih Aini
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
Ratih Aini
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
Ratih Aini
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
 

Recently uploaded

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 

Recently uploaded (20)

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 

Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Banyaknya mufasir pada masa sohabat yang mampu menciptakan kitab – kitab tafsir yang hingga masa kini masih dijadikan sebagai rujukan. Hal itu membuktikan keistimewaan dari para mufasir, yang memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dari sekian banyak kitab tafsir yang ditafsirkan oleh para mufassir, sangat banyak pula pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda. Ini dikarenakan banyak para ulama yang menafsirkan kitab dari golongan-golongan yang berbeda seperti dari golongan Mu’tazilah, Syi’ah dan lain sebagainya. Meskipun demikian, kitab-kitab tafsir yang ditafsirkan telah cukup memberikan manfaat bagi sekian banyak umat saat ini sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan mereka. 1 | P a g e
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. PARA MUFASSIR DAN KITAB TAFSIR BIL MA’SUR Menurut buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan di sebutkan setidaknya ada 3 kitab tafsir yang yang terkenal. Di sini, kami akan menguraikan tentang salah satu kitab tersebut, yaitu kitab Tafsir bil Ma’sur. Adapun macam- macam kitab Tafsir bil Ma’sur yang terkenal: 1) Tafsir yang dinisbahkan kepada Ibn Abbas. 2) Tafsir Ibn ‘Uyainah. 3) Tafsir Ibn Abi Hatim. 4) Tafsir Abusy Syaikh bin Hibban. 5) Tafsir Ibn ‘Atiyah. 6) Tafsir Abul Lais as Samarqandi, Bahrul ‘Ulum. 7) Tafsir Abu Ishaq, al Kasyfu wal Bayan ‘an Tafsiril Qur’an. 8) Tafsir Ibn Jarir at Tabari, Jami’ul Bayan fii Tafsiril Qur’an. 9) Tafsir Ibn Abi Syaibah. 10) Tafsir al Bagawi, Ma’alimut Tanzil. 11) Tafsir Abil Fida’ al Hafiz Ibn Kasir, Tafsirul Qur’anil ‘Azim. 2 | P a g e
  • 3. 12) Tafsir as Sa’labi, al Jawahirul Hisan fi Tafsirill Qur’an. 13) Tafsir Jalaluddin as Suyuti, ad Durrul Mansur fii Tafsiri bil Ma’sur. 14) Tafsir asy Syaukani, Fathul Qadir. 1. Ibn Abbas a. Riwayat Hidup Ibn Abbas Ibn Abbas adalah putera dari paman Rasulullah yang bernama Abdul Muttalib, dan ibunya bernama Ummul Fadl Lubanah binti al Haris al Hillaliyah. Ibn Abbas dikenal dengan julukan Turjumanul Qur’an (juru tafsir Qur’an), Habrul Ummah (tokoh ulama umat) dan Ra’isul Mufassirin (pemimpin para mufassir)1 . Menurut pendapat para Jumhur Ulama, Ibn Abbas wafat pada tahun 68 H. b. Kedudukan dan Keilmuannya Baihaqi dalam ad Dala’il meriwayatkan dari Ibn Mas’ud yang mengatakan: “Juru tafsir Qur’an paling baik adalah Ibn Abbas.2 ” Ibn Abbas adalah orang yang dipercaya sebagai pengganti Zaid bin Sabit wafat sebagai orang yang paling pandai. Ibn Abbas menjadi pemuda terkemuka di kalangan para sahabat karena ilmu dan pemahamannya. Hal ini merupakan bentuk realisasi dari do’a Rasulullah SAW. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah merangkul Ibn Abbas dan mendo’akannya: “Ya Allah, ajarkanlah kepadanya hikmah.”3 c. Tafsirnya 1 Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 522 2 Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 523 3 Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 523 3 | P a g e
  • 4. Tafsir-tafsir yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas telah dikumpulkan menjadi satu buku yang diberi nama Tafsir Ibn Abbas, yang dicetak di Mesir dengan nama Tanwirul Miqbas min Tafsiri Ibn Abbas dan dihimpun oleh Abu Tahir Muhammad bin Ya’qub al Fairuzabadi asy Syafi’i, pengarang kamus al Muhit4 . Dalam kitab ini terdapat beberapa riwayat dan sanad. Riwayat yang paling baik yaitu riwayat yang melalui Ali bin Abi Talhah al Hasyimi, dari Ibn Abbas, karena sanad ini dipedomani oleh bukhari dengan sahih nya. Sedangkan riwayat yang berkategori jayyid ialah riwayat yang melalui Qais bin Muslim al Kufi, dari ‘Ata’ bin as Sa’ib.5 Ibn Abbas pernah dituduh dengan tuduhan bahwasanya Ibn Abbas telah mengutip secara bebas dari para Ahli Kitab, lalu hal itu dibantah oleh Prof. Muhammad Husain az Zahabi dalam bukunya at Tafsir wal Mufassirun. Ibn Abbas dalam memahami Al Qur’an lebih merujuk pada syair-syair Arab, karena memang pemahamannya tentang syair Arab kuno sangat tinggi. Para ulama telah menelusuri riwayat-riwayat dari Ibn Abbas, dari yang sohih, hingga yang dha’if. Diantaranya6 : 1. Melalui Mu’awiyah bin Salih, dari ‘Ali bin Abi Talhah, dari Ibn Abbas. Inilah yang paling baik dari sekian banyak jalan penerimaan Tafsir Ibn Abbas (Manna’ Khalil al Qattan: 500). 2. Melalui Qais bin Muslim al Kufi, dari ‘Ata’ bin as Sa’ib dari Sa’id bin Jubair,dari Ibn Abbas. Jalan ini sahih menurut Bukhari dan Muslim. 3. Melalui Ibn Ishaq pengarang as Siyar, dari Muhammad bin Muhammad maula, keluarga Zaid bin Sabit, dari ‘Ikrimah atau Sa’id bin Jubair, dari Ibn Abbas. Jalan periwayatannya jayyid dan isnadnya hasan. Sanad riwayatt ini jayyid. 4 Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 499 5 Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 524 6 Manna’ Khalil al Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”. Hal: 500 4 | P a g e
  • 5. 4. Melalui Ismail bin Abdurrahman as Sadi al Kabir, dari Abu Malik dan dari Abu Salih pada lain waktu, dari Ibn Abbas. Para ulama memperselisihkan tentang kepercayaannya terhadap as Sadi, karena banyak tafsinya yang diiwayatkan oleh Asbat bin Nasr, sedangkan Asbat tidak disepakati kepercayaannya, akan tetapi tafsir yang paling baik adalah Tafsi as Sadi. 5. Melalui Abdul Malik bin Juraij, dari Ibn Abbas. Jalan ini masih perlu diteliti lagi, dikarenakan Juraij meriwayatkan sahih ataupun yang tidak sahih dari setiap tafsir ayat. 6. Melalui Dahhak bin Muzahim al Hilali dari Ibn Abbas. Sanad ini tidak dapat diterima, karena masih ada yang mempermasalahkan tentang kebenaran Dahhak, sedangkan ia tidak pernah bertemu dengan Ibn Abbas. 7. Melalui ‘Atiyah al ‘Aufi dari Ibn Abbas. Dalam hal ini pun ‘Atiyah belum dapat diterima, meskipun terkadang dianggap hasan oleh Tirmidzi. 8. Melalui Muqatil bin Sulaiman al Azadi al Khurrasani. Disebutkan bahwa Muqatil bin Sulaiman adalah orang yang berdusta. Ia meriwayatkan dari Mujahid dan Dahhak, padahal ia tidak pernah mendengar langsung dari Mujahid ataupun Dahhak. 9. Melalui Muhammad bin as Sa’ib al Kalbi, dari Abu Salih dari Ibn Abbas. Dalam hal ini, ini adalah sanadnya yang paling lemah. Karena disepakati bahwa al Kalbi bukanlah orang yang terpercaya, bahkan ada yang menyebutnya pernah melakukan pemalsuan hadist. 2. Mujahid bin Jabr 5 | P a g e
  • 6. a. Riwayat Hidupnya Mujahid dengan nama lengkap Mujahid bin Jabr al Makki Abul Hajjaj al Makhzumi al Muqri’, maula as Sa’ib bin Abus Sa’ib. Ia dilahirkan pada tahun 21 H, dan wafat pada 102 H atau 103 H, atau 104 H menurut Yahya al Qattan. b. Kedudukannya Mujahid bin Jabr adalah mufasir di kalangan para tabi’in. mujahid mengambil tafsir dari riwayat Ibn Abbas sebanyak tiga puluh kali. As Sauri pernah berkata:”Jika datang kepadamu tafsir dari Mujahid, maka cukuplah itu bagimu.” “Oleh karena itu”, kata Ibn Taimiyah Syafi’i, Bukhari dan ahli ilmmu lainnya banyak yang berpegang pada tafsirnya.7 Namun hal ini tidak berarti harus mengambil semua yang dinisbahkan pada Mujahid, karena sebagaimana seorang perawi, para penukilnya ada juga yang tidak dapat dipercaya. 3. At Tabari a. Riwayat Hidupnya At Tabari atau dengan nama lengkap Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid bin Kasir Abu Ja’far at Tabariat-Tabari. At Tabai lahir pada tahun 224 H, dan wafat pada tahun 310 H di Bagdad. b. Karya at Tabari At Tabari memiliki dua karya besar, yaitu Tarikhul Umam wal Muluk tentang sejarah dan Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an tentang tafsir. 7 Ibid: 525 6 | P a g e
  • 7. Kitab Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an ini yang menjadi rujukan pertama para mufasir bil ma’sir. Para ulama sependapat, bahwasanya belum pernah ada kitab tafsir yang lebih baik dari karya at Tabari ini. Bahkan Ibn Kasir pun banyak menukil darinya, karena memang keutamaan dari at Tabari ini ialah pandai dalam istinbat, juga i’rabnya, sehingga karya at Tabari inilah yang masih bertahan sampai pada umat sekarang. 4. Asy-Syaukani a. Riwayat Hidup Nama lengkapnya adalah Qadi Muhammad bin Ali bin Abdullah asy-Syaukani as- San’ani, seorang imam mujtahid, pembela sunnah dan pembasmi bid’ah. Dilahirkan pada 1173 H di kampung Syaukan dan dibesarkan di San’a. Ia belajar Qur’an dengan sungguh-sungguh, menuntut ilmu dan mendengarkan pelajaran dengan tekun dari ulama-ulama besar serta menghafal tidak sedikit kitab matan tentang nahwu, saraf dan balaghah, juga menguasai ilmu usul dan tatacara meneliti dan berdebat, sehingga ia menjadi seorang imam yang layak mendapat acungan jempol. Sepanjang hayat ia senantiasa bergelut dengan ilmu baik dengan membaca maupun dengan mengajar sampai menemui ajalnya pada 1250 H. b. Mahzab dan Akidahnya Syaukani mempelajari fiqh mahzab Imam Zaid sampai ia menjadi tokoh kenamaannya, mengarang, berfatwa dan kemudian belajar hadits hingga mencapai tingkat lebih unggul dari orang sezamannya. Dan akhirnya ia pun melepaskan belenggu taqlid, menjadi pembela sunnah dan mengalahkan musuh-musuhnya. Dalam pandangannya, taqlid8 adalah haram dan, dan untuk ini ia menulis sebuah risalah yang diberi nama al-Qaulul Mufid fi Adillatil wat Taqlidl. 8 keyakinan atau kepercayaan kpd suatu paham (pendapat) ahli hukum yg sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau alasannya; peniruan; 7 | P a g e
  • 8. c. Karangannya Ia mempunyai sejumalah karangan bermutu dalam berbagai cabang ilmu. Di antaranya ialah: - Fathul Qadir tentang tafsir. - Nailul Autar sebuah syarah atas kitab Muntaqal Akhbar karya al-Majd ibn Taimiyah, kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, sebuh kitab hadis terbaik yang disusun menurut sistematika fiqh, dan - Al-Fathur Rabbani, kumpulan fatwanya. d. Tafsirnya Fathul Qadir karya asy-Syaukani adalah sebuah tafsir yang menggabungkan antara riwayat dengan istinbat dan penalaran atas nas-nas ayat. Dalam tafsir ini asy- Syaukani banyak bersandar pada tokoh-tokoh mufasir seperti an-Nahhas, Ibn ‘Atiyah dan al-Qurtubi. Dan tafsir tersebut kini beredar luas di berbagai penjuru dunia Islam. Semoga Allah senantiasa melimpahkan selawat dan salam kepada Rasul Muhammad, keluarga dan sahabatnya. 5. Ibn Kasir a. Riwayat Hidupnya Ia adalah Isma’il bin ‘Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasyqi ‘Imaduddin Abul Fida’ al-Hafiz al-Muhaddis asy-Syafi’i. Lahir pada 705 H dan wafat pada 774 H. Ia adalah seorang ahli fiqh yang sangat ahli, ahli hadits yang cerdas, sejarawan ulung dan mufasir paripurna. Di antara karya tulisnya ialah : - Al-Bidayah wan Nihayah dalam bidang sejarah, merupakan rujukan terpenting bagi para sejarawan. - Al-Kawakibud Darari dalam bidang sejarah. 8 | P a g e
  • 9. - Tafsirul Qur’an, al-Ijtihad fi Talabil Jihad. - Jami’ul Masanid, as-Sunanul Hadi li Aqwami Sunan - Al-Wadihun Nafis fi Manaqibil Imam Muhammad ibn Idris. b. Tafsirnya Dalam tafsirnya Muhammad Rasyid Rida menjelaskan : Tafsir ini merupakan tafsir paling masyhur yang memberikan perhatian besar pada yang diriwayatkan dari para mufasir salaf dan menjelaskan makna-makna ayat dan hukum-hukumnya serta menjauhi pembahasan i’rab dan cabang-cabang balagah yang umumnya dibicarakan secara panjang lebar oleh kebanyakan mufasir, juga menjauhi pembicaraan yang melebar pada ilmu-ilmu lain yang tidak diperlukan dalam memahami Qur’an secara umum atau memahami hukum dan nasihat- nasihatnya secara khusus. 6. Fakhruddin ar-Razi a. Riwayat Hidupnya Ia adalah Muhammad bin Umar bin al-Hasan at-Tamimi al-Bakri at-Tabaristani ar-Razi Fakhruddin, terkenal dengan Ibnul Khatib asy-Syafi’i al-Faqih. Lahir di Ray pada 543 H dan wafat di Harah 606 H. Ia mempelajari ilmu-ilmu diniah dan aqliah sehingga sangat menguasai ilmu logika dan filsafat serta menonjol dalam bidang ilmu kalam.9 b. Karya Tulisnya Fakhruddin ar-Razi mempunyai banyak karangan, yaitu : 9 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor : 2013. cet 16, hlm 529 9 | P a g e
  • 10. - Mafatihul Gaib (tafsir Qur’an) - Asrarut Tanzil wa Anwarut Ta’wil (tafsir) - Ihkamul Ahkam - Al-Muhassal fi Usulil Fiqh - Al-Burhan fi Qira’atil Qur’an - Durratut Tanzil wa Gurratut Ta’wil fil Ayatil Mutasyabihat - Syarhul Isyarat wat Tanbihat li Ibn Sina - Ibtatul Qiyas - Syarhul Qanun li Ibn Sina - Al-Bayan wal Burhan fir-Raddi ala Ahliz Zaigi wat Tugyan - Ta’jizul Falasifah - Risalatul Jauhar - Risalatul Hudus - Kitab al-Milal wan Nihal - Muhassalu Afkaril Mutaqaddimin wal Muta’akhirrin minal Hukama’ wal Mutakallimin fi Ilmil Kalam - Syahrul Mufassal liz Zamakhsyari c. Tafsirnya Ilmu-ilmu aqliah sangat mendominasi pemikiran ar-Razi di dalam tafsirnya, sehingga ia mencampuradukkan ke dalamnya berbagai kajian mengenai kedokteran, logika, filsafat dan hikmah. Ini semua mengakibatkan kitabnya serta membawa nas- 10 | P a g e
  • 11. nas Kitab pada persoalan-persoalan ilmu aqliah dan peristilahan ilmiahnya, yang bukan untuk itu nas-nas tersebut diturunkan. 7. Az-Zamakhsyari a. Riwayat Hidupnya Ia adalah Abul Qasim Mahmud bin Umar al-Khawarizmi az-Zamakhsyari. Lahir 27 Rajab 467 H Zamakhsyar. Ia mulai belajar di negeri sendiri, kemudian melanjutkan ke Bukhara dan belajar sastra pada syaikh Mansur Abi Mudar. Kemudian pergfi ke Mekkah dan menetap disana cukup lama, disana pula ia menulis tafsirnya, al-Kasysyaf an Haqa’iqi Gawamidit Tanzil wa Uyunil Aqawil fi Wujuhit Ta’wil. Ia meninggal dunia pada 538 H di Jurjaniah Khawarizm setelah kembali dari Mekah. b. Keilmuan dan Karyanya Zamakhsyari adalah seorang imam dalam bidang ilmu bahasa, ma’ani dan bayan. Ia adalah orang yang mempunyai pendapat dan hujjah sendiri dalam banyak masalah bahasa Arab, bukan tipe orang yang suka mengikuti langkah orang lain yang hanya menghimpun dan mengutip saja, tetapi ia mempunyai pendapat orisinil yang jejaknya ditiru dan diikuti orang lain. Di antara karangannya ialah : - Al-Kasysyaf tentang tafsir Qur’an - Al-Fa’iq tentang tafsir hadits - Al-Minhaj tentang usul - Al-Muffasal tentang nahwu - Asasul Balagah tentang bahasa 11 | P a g e
  • 12. - Ru’usul Masa’ilil Fiqhiyah tentang fiqh c. Tafsirnya Kitab al-Kasysyaf karya Zamakhsyari adalh sebuah kitab tafsir paling masyhur di antara sekian banyak tafsir yang disusun oleh mufasir bir-ra’yi yang mahir dalam bidang bahasa. Al-Maktabah at-Tijariyah Mesir telah menerbitkan al-Kasysyaf cetakan terakhir yang diterbitkan oleh Mustafa Husain Ahmad dan diberi lampiran empat buah kitab : 1) al-Intisaf oleh an-Nayyir, 2) asy-Syafi fi Takhriji Ahadisil Kasyyaf oleh al-Hafiz Ibn Hajar al Asqalani, 3) Hasyiyah Tafsir al-Kasysyaf oleh Syaikh Muhammad Ulyan al-Marzuqi, 4) Masyahidul Insaf ala Syawahidil Kasysyaf juga oleh al-Marzuqi. Kitab terakhir ini menunjukkan bahwa tafsir Zamakhsyari mengandung banyak akidah Mu’tazilah yang diungkapkan.10 B. KITAB-KITAB TAFSIR BIR RA’YI YANG TERKENAL 1) Tafsir Abdurrahman bin Kaisan al-Asam. 2) Tafsir Abu ‘Ali al-Juba’i. 3) Tafsir ‘Abdul Jabbar. 4) Tafsir az-Zamakhsyari, al-Kasysyaaf ‘an Haqa’iqi Gawaamidit Tanzil wa ‘Uyaanil Aqaawil fi Wujuhit Ta’wil. 5) Tafsir Fakhrudin ar-Razi, Mafaatihul Gaib. 6) Tafsir Ibn Furak. 7) Tafsir an-Nasafi, Mudaarikut Tanzil wa Haqaaiqat Ta’wil. 8) Tafsir al-Khazin, Lubaabur Ta’wil fi Ma’aanit Tanzil. 10 Ibid, hlm 531 12 | P a g e
  • 13. 9) Tafsir Abu Hayyan, al-Bahrul Muhiit. 10) Tafsir al-Baidawi, Anwaarut Tanzil wa Asraarut Ta’wil. 11) Tafsir al-Jalalain; Jalaludin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti. Jalaluddin al-Mahalli memulai menulis tafsirnya dari awal surah al-Kahfi sampai dengan akhir surah an-Naas. Setelah itu barulah ia menafsirkn surah al-Fatihah sampai selesai dan kemudian maut menjemputnya sehingga ia tidak sempat menafsirkan surah- surah sesudahnya. Sedangkan Jalaluddin as-Suyuti datang setelah al-Mahalli untuk menyelesaikan penulisan tafsirnya. Ia memulai tafsirnya dari surah al-Baqarah sampai dengan akhir surah al-Isra’. Dan tafsir surah al-Fatihah ia letakkan pada akhir tafsir Jalaluddin al-Mahalli agar terletak berurutan dengannya. Namun seringkali orang berbuat salah dalam menentukan kadar kerja mereka masing-masing. 12) Tafsir al-Qurtubi, al-Jaami’ li Ahkamil Qur’an. 13) Tafsir Abus-Su’ud, Irsyaadul ‘Aqlis Salim ilaa Mazaayal Kuaabil Kariim. 14) Tafsir al-Alusi, Ruuhul Ma’aani fi Tafsiiril Qur’anil ‘Azim was Sab’ii Masaani. Berikut ini penjelasan beberapa tafsir diatas: 1) Mafaatihul Gaib, oleh ar-Razi. Fakhrudin ar-Razi adalah seorang ulama yang menguasai banyak displin ilmu dan sangat menonjol dalam ilmu-ilmu naqli dan ‘aqli. Ia memperoleh popularitas besar di segala penjuru dunia dan mempunyai cukup banyak karya. Di antaranya yang paling penting adalah tafsir besarnya bernama Mafaathul Gaib. Tafsir ini terdiri atas delapan jilid besar. Namun berbagai pendapat yang ada menunjukkan bahwa ar-Razi tidak sempat menyelesaikannya. Pendapat- pendapat itu tidak sepakat mengenai sampai sejauh mana ia menyelesaikan tafsirnya dan siapa pula yang menyelesaikannya. Mengenai hal ini Syakh Muhammad az-Zahabi memberikan catatan sebagai berikut: 13 | P a g e
  • 14. “Yang dapat saya katakan sebagai pemecahan terhadap silang pendapat ini ialah, bahwa Imam Fakhrudin telah menyelesaikan tafsirnya sampai dengan surah al-Anbiya’. Selanjutnya Syaihibudin al-Khaubi menyempurnakan kekurangan tersebut namun ia juga tidak dapat menyelesaikan sisanya. Tetapi dapat juga dikatakan bahwa al-Khaubi telah menyempurnakannya hingga selesai, sedang al-Qamuli menulis penyempurnaan lain, bukan yang telah ditulis al-Khaubi. Inilah pendapat yang jelas dari ungkapan penulis Kasyfuz Zunun. Sekalipun demikian, pembaca tafsir ini tidak akan mendapatkan perbedaan metoda dan alur pembahasan dalam penulisannya sehingga ia tidak dapat membedakan antara yang asli dengan yang penyempurnaan. Ar-Razi telah mencurahkan perhatian untuk menerangkan korelasi (munasabah) antar ayat dan surah Qur’an satu dengan yang lainnya, serta banyak menguraikan ilmu eksakta, fisika, falak, filsafat dan kajian-kajian masalah ketuhanan menurut metoda dan argumentasi para filsuf yang rasional; di samping juga mengemukakan mahzab-mahzab fiqh. Namun sebenarnya sebagian besar uraian tersebut tidak diperlukan dalam ilmu tafsir. Dengan demikian kitab tafsir ini menjadi ensiklopedia ilmiah tentang ilmu Kalam, kosmologi dan fisika sehingga ia kehilangan relevansinya sebagai tafsir Qur’an.”11 2) Al-Bahrul Muhiit, oleh Ibn Hayyan Abu Hayyan al-Garnati mempunyai pengetahuan luas tentang bahasa, tafsir, hadits, riwayat tokoh-tokoh hadits dan tingkatan-tingkatannya, terutama tokoh-tokoh yang hidup di barat. Ia mempunyai banyak karangan dan yang terpenting adalah kitab tafsirnya, al-Bahrul Muhiit. Tafsir terdiri atas delapan jilid besar ini telah diterbitkan dan beredar luas. Di dalamnya Abu Hayyan banyak mencurahkan perhatian untuk menerangkan i’rab dan masalah-masalah Nahwu, bahkan cenderug memperluasnya karena ia 11 Ibid: 508 14 | P a g e
  • 15. mengemukakan, mendiskusikan dan memperdebatkan perbedaan pendapat di kalangan Ahli Nahwu sehingga kitab ini lebih dekat ke kitab-kitab Nahwu daripada ke kitab-kitab tafsir. Dalam tafsir ini Abu Bayyan banyak mengutip dari tafsir Zamakhsyari dan tafsir Ibn ‘Atiyah terutama yang berhubungan dengan masalah nahwu dan i’rab. Dan seringkali ia mengakhiri kutipannya dengan sanggahan, bahkan terkadang pula ia menyerang Zamakhsyari dengan gencar meskipun di lain ia memujinya karena ketrempilannya yang menonjol dalam menyingkapkan retorika (balaghah) Qur’an dan bayaan-nya. Abu Hayyan tidak menyukai paham ke-mu’tazilah-an Zamakhsyari. Karena itu ia mengkritik dan menyanggahnya dengan gaya bahasa yang sinis. Dalam banyak hal ia berpedoman pada kitab at-Tahrir wat Tahbiir li Aqwaali A’immatit Tafsir, karya gurunya Jamaluddin dan Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Miqdasi yang terkenal dengan “Ibnun Naqib”. Tentang kitab karya gurunya itu Abu Hayyan melukiskannya sebagai kitab paling besar yang disusun mengenai ilmu tafsir yang jumlahnya mencapai atau hampir seratus buah. 3) Al-Kasysyaaf ‘an Haqaa’iqit Tanzil wa ‘Uyuunil Aqaawil fii Wujuuhit Ta’wil, oleh az-Zamakhsyari. Zamakhsyari adalah seorang ulama genius yang sangat ahli dalam bidang Nahwu, bahasa, sastra dan tafsir. Pendapat-pendapatnya tentang ilmu bahasa Arab diakui dan dipedomani oleh para ahli bahasa karena keorisinilan dan kecermatannya. Zamakhsyari adalah seorang penganut paham Mu’tazilah dan bermahzab Hanafi. Ia menyusun kitab al-Kasysyaaf untuk mendukung akidah dan mahzabnya. Paham kemu’tazilannya, Zamakhsyari dalam tafsirnya menjadi bukti kecerdasan, kecermelangan dan kemahirannya. Ia mampu mengungkapkan 15 | P a g e
  • 16. isyarat-isyarat yang jauh agar terkandung di dalam makna ayat guna membela kaum Mu’tazilah dan menyanggah lawan-lawannya. Tetapi dari aspek kebahasaan ia berjasa telah menyingkap keindahan Qur’an dan daya tarik retorikanya. Hal ini karena ia mempunyai pengetahuan luas tentang ilmu retorika, Bayan, Sastra, nahwu dan saraf. Karenanya ia menjadi rujukan kebahasaan yang kaya. Di dalam pendahuluan tafsirnya ia mengindikasikan akan hal tersebut. Ia menyatakan bahwa orang yang menaruh perhatian kepada tafsir tidak akan dapat menyelami hakikatnya sedikitpun juga kecuali jika ia telah menguasai dan ilmu khusus bagi Qur’an , ilmu Ma’ani12 dan ilmu Bayan13 telah cukup lama mengetahui keduanya, bersusah payah dalam menggalinya, menderita karenanya serta didorong oleh cita-cita luhur untuk memahami kelembutan-kelembutan hujjah14 Allah dan oleh hasrat ingin mengetahui mukjizat Rasulullah. Di samping itu semua, ia sudah mempunyai bekal cukup ilmu-ilmu yang lain dan mampu melakukan dua hal; penelitian dan pemeliharaan, serta banyak menelaah, sering berlatih, lama merujuk dan akhirnya menjadi rujukan, juga ahli dalam ilmu i’rab dan menjadi perangai sederhana dan kreativitas mandiri. Ibn Khaldun memberikan analisa dan penilaian terhadap kitab al-Kasysaaf karya Zamakhsyari tersebut ketika membicarakan tentang rujukan tafsir berupa bahasa, i’rab dan retorika, sebagai berikut: Di antara kitab tafsir paling baik yang mencakup bidang tersebut ialah kitab al-Kasysaaf karya Zamakhsyari, seorang penduduk Khawarizm di Irak. Hanya saja pengarangnya termsuk pengikut fanatik aliran Mu’tazilah. Karena itu ia senantiasa mendatangkan argumentasi-argumentasi untuk membela mahzabnya yang rusak setiap ia menerangkan ayat Qur’an dari segi retorika/ balaghah. Cara demikian bagi para penyelidik dari kalangan Ahli Sunnah dipandang sebagai penyimpangan dan bagi jumhur merupakan manipulasi terhadap rahasia dan kedudukan Qur’an. Namun demikian mereka tetap mengakui kekokohan 12 Ilmu Ma’ani adalah ilmu untuk menjaga dari kesalahan berbicar. 13 Ilmu Bayan adalah ilmu untuk menjaga dari pembicaraan yang tidak mengarah kepada tujuannya. 14 Hujjah adalah istilah yang banyak digunakan dalam Al-Qur’an dan literatur Islam yang bermakna tanda, bukti, dalil, alasan atau argumentasi. 16 | P a g e
  • 17. langkahnya dalam hal yang berkaitan dengan bahasa dan balaghah. Tetapi jika orang yang membacanya tetap berpijak pada mahzab Sunni dan menguasai hujjah-hujjahnya, tentu ia akan selamat dari perangkap-perangkapnya. Oleh karena itu kitab tersebut perlu dibaca mengingat keindahan dan keunikan seni bahasanya. Dewasa ini telah sampai kepada kita sebuah karya salah seorang bangsa Irak, Syarafuddin at-Tayyibi, penduduk Tauriz Irak ‘ajam. Di dalam karya tersebut ia mensyarahkan kitab Zamakhsyari, meneliti lafaz-lafaznya, membeberkan mahzab Mu’tazilahnya dengan mengemukakan dalil-dalil yang membuktikan kepalsuannya dan menjelaskan bahwa aspek balagah itu hanya terletak pada ayat menurut pandangan Ahli Sunnah bukan menurut pandangan kaum Mu’tazilah. Sungguh ia telah berbuat baik dalam hal tersebut sesuai dengan kemauannya serta mencukupi pula seni-seni balagahnya. C. Kitab-kitab Tafsir Terkenal di Abad Modern Para Musafir terdahulu telah memberikan kepada kitab-kitab tafsir apa yang menjadi bagiannya, baik manqul maupun ma’qul dan memenuhinya dengan kajian-kajian kebahasaan, balagah, nahwu, fiqh, mazhab, kealaman dan falsafi. Setelah itu semangat dan kreativitas generasi berikutnya mulai melemah sehingga apa yang dapat mereka lakukan hanyalah meringkas dan menukil, melemahkan atau menguatkan. Berikut ini beberapa contoh tafsir yang lahir di abad tersebut : 1. Al-Jawahir fi Tafsiril Qur’an, oleh Syaikh Tantawi Jauhari` Syaikh Tantawi adalah seseorang yang sangat tertarik dengan keajaiban-keajaiban alam dan berprofesi sebagai pengajar pada sekolah Darul ‘Ulum Mesir. Ia menafsirkan beberapa ayat Qur’an untuk para siswanya, ia juga menulis di beberapa mass media, kemudian karangannya dipublikasikan dalam bidang tafsir, al Jawahir fi Tafsiril Qur’an. 17 | P a g e
  • 18. Dalam tafsirnya ini ia memberikan perhatian besar pada ilmu-ilmu kealaman dan keajaiban makhluk. Ia menyatakan, di dalam Qur’an terdapat ayat-ayat ilmu pengetahuan yang jumlahnya lebih dari 750 ayat. Ia juga menganjurkan umat Islam agar memikirkan ayat-ayat Qur’an yang menunjuk pada ilmu-ilmu kealaman, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan untuk masa kini harus lebih diperhatikan ayat-ayat lain, bahkan dari kewajiban-kewajiban agama sekalipun. Ia berkata, “Mengapa kita tidak mengamalkan ayat-ayat ilmu pengetahuan alam sebagaimana para pendahulu mengamalkan ayat-ayat kewarisan ? Akan tetapi saya mengucapkan alhamdulilah, karena kini Anda telah dapat membaca dalam tafsir ini rangkuman atau intisari ilmu pengetahuan, yang mempelajarinya lebih utama daripada mempelajari ilmu fara’id karena itu fardu kifayah. Sedangkan ilmu pengetahuan ini dapat menambah ma’rifah kepada Allah, karena itu ia menjadi fardu ‘ain bagi orang yang mampu.” Jauhari mulai terpedaya, ia berani mencela para musafir terdahulu.15 Pengarang tafsir tersebut telah mencampuradukan kesalahan di dalam kitabnya.Iamemsaukkan ke dalamnya gambar tumbuh-tumbuhan, binatang, pemandangan alam dan berbagai eksperimen ilmu pengetahuan. Ia menerangkan hakikat-hakikat keagamaan dengan apa yang ditulis Plato dalam Republica-nyadan kelompok Ikhwanus Safa dalam risalah mereka, memaparkan ilmu pasti dan menafsirkan ayat-ayat yang berlandaskan teori-teori ilmiah modern. Dalam pandangan kami Tantawi Jauhari telah melakukan kesalahan besar terhadap tafsir dengan perbuatannya itu, ia mengira bahwa dirinya berbuat baik, padahal tafsirnya tidak diterima oleh banyak orang terpelajar karena mengandung pemaksaan dalam membawakan ayat kepada yang bukan maknanya. 2. Tafsir al-Manar, oleh Sayid Muhammad Rida Syaikh Muhammad Abduh telah merintis kebangkitan ilmiah dan memberikan buahnya kepada murid-muridnya.Kebangkitan ini berpusat pada kesadaran Islami, pemahaman ajaran sosiologis Islam dan pemecahan agama terhadap problematika 15 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor : 2013. cet 16, hlm 511 18 | P a g e
  • 19. kehidupan masa kini. Benih-benih kebangkitan tersebut sebenarnya dimulai dengan gerakan Jamaludin al-Afgani, yang kepadanya Muhammad Abduh berguru. Rasyid Rida adalah ahli waris tunggal bagi ilmu-ilmu Syaikh Muhammad Abduh. Hal nyata ini tampak jelas dalam tafsirnya yang diberi nama Tafsir al-Qur’an al-Hakim, yang populer dengan nama Tafsir al-Manar. Ia memulai tafsirnya dari awal Qur’an dan berakhir pada firman Allah :                          “Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh” (QS. Yusuf: 101) Kemudian maut menjemputnya sebelum ia sempat menyelesaikan penulisan tafsir al-Qur’an. Tafsir al-Manar adalah sebuah tafsir yang penuh pendapat para pendahulu umat, sahabat, tabi’in, uslub-uslub bahasa Arab dan penjelasan tentang sunatullah yang berlaku dalam kehidupan manusia. Ayat-ayat Qur’an ditafsirkan dengan gaya bahasa menarik, makna-makna yang mudah dipahami, berbagai persoalan dijelaskan secara tuntas, tuduhan dan kesalahpahaman terhadap Islam dibantah dengan tegas dan penyakit- penyakit masyarakat diobati dengan petunjuk qur’ani. Syaikh Rasyid menjelaskan bahwa pokok tujuan tafsirnya ialah “untuk memahami Kitabullah sebagai sumber ajaran agama yang membimbing umat manusia ke arah kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”. 3. Fi Zilalil Qur’an, oleh Sayid Qutub 19 | P a g e
  • 20. Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh asy-Syahid Hasan al-Bana dipandang sebagai gerakan keislaman terbesar masa kini. Dengan gerakan ini ditumpahkanlah segala potensi pemuda Islam untuk berkhidmat kepada Islam, menjunjung syari’atnya, meninggikan kalimahnya, membangun kejayaannya dan mengembalikan kekuasaannya. Di antara tokoh jama’ah ini yang paling menonjol adalah seorang alim yang sulit dicari bandingannya dan pemikir cemerlang, asy-Syahid Sayid Qutub, yang telah memfilsafatkan pemikiran Islam dan menyingkapkan ajaran-ajarannya yang benar dengan jelas dan gamblang. Tokoh yang menemui Tuhannya sebagai syahid dalam membela akidah ini meninggalkan warisan pemikiran sangat bermutu, terutama kitabnya tentang tafsir yang diberi nama Fi Zilalil Qur’an. Kitab itu merupakan tafsir sempurna tentang kehidupan di bawah sinar Qur’an dan petunjuk Islam. Pengarangnya hidup di bawah naungan Qur’an yang bijaksana sebagaimana dipahami dari penamaan kitabnya. Ia meresapi keindahan Qur’an dan mampu mengungkapkan perasaannya dengan jujur, sehingga pada kesimpulan bahwa umat manusia sedang dalam kesengsaraan berbagai paham dan aliran yang merusak dan pertarungan berdarah yang tiada hentinya. Bagi situasi ini, tiada jalan keselamatan lain selain Islam. Dalm pendahuluan tafsirnya ia mengatakan, “Telah saya rasakan masa kehidupan di bawah naungan Qur’an hingga sampai pada keyakinan pasti...bahwa tidak ada kebaikan bagi bumi ini, tidak ada ketenangan bagi kemanusiaan, tidak ada ketentraman bagi umat manusia, keberkatan dan kesucian, juga tidak ada keharmonisan dengan hukum-hukum alam dan fitrah kehidupan...kecuali dengan kembali kepada Allah. Kembali kepada Allah, sebagaimana tampak di bawah naungan Qur’an, hanya mempunyai satu bentuk dan satu jalan....hanya satu tanpa yang lain...yaitu mengembalikan persoalan hidup dengan segala aspeknya kepada sistem Allah yang telah digariskan bagi umat manusia di dalam Kitab-Nya yang mulia. Yaitu berhukum, berpedoman dan mengikuti hanya pada Kitab tersebut dalam kehidupan dengan segala persoalannya. Jika tidak, maka itu kerusakan di muka bumi, kesengsaraan bagi umat manusia, kemunduran ke dalam lumpur dan budaya jahiliah yang menyembah hawa nafsu bukan Allah. 20 | P a g e
  • 21.                           “Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al Qasas: 50) Bertitik tolak dari pandangan inilah Sayid Qutub menempuh metode tertentu bagi penulisan tafsirnya. Pertama ia datangkan satu “naungan” pada mukaddimah setiap surah untuk mengaitkan atau mempertemukan antara bagian-bagiannya dan untuk menjelaskan tujuan serta maksudnya. Sesudah itu barulah ia menafsirkan ayat dengan mengetengahkan asar-asar sahih, lalu mengemukakan sebuah paragraf tentang kajian- kajian kebahasaan secara singkat. Kemudian ia beralih ke soal lain, yaitu membangkitkan kesadaran, membetulkan pemahaman dan mengaitkan Islam dengan kehidupan. 4. At-Tafsir al-Bayani lil Qur’anil Karim, oleh A’isyah Abdurrahman bin asy-Syati Di antara kaum kita masa kini yang ikut ambil bagian dalam kesusastraan Arab dan pemikiran sosial adalah Dr. A’isyah Abdurrahman, populer dengan nama Bintusy Syati’. Ia pengajar Fakultas Adab di Kairo dan Fakultas Tarbiyah Putri. Di tengah-tengah kesibukan mengajarnya ia sempat menulis tafsir bebrapa surah pendek dan kemudian diterbitkan dalam bentuk buku yang diberi nama at-Tafsir al-Bayani lil Qur’an. Di dalam tafsirnya Bintusy Syati’ memusatkan perhatian pada kesusastraan Arab. Dalm pendahuluannya ia mengemukakan bahwa ia menmpuh metode ini untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan sastra dan bahasa. Ia pernah menyampaikan 21 | P a g e
  • 22. kajian terhadap masalah tersebut di berbagai kongres Internasional. Misalnya dalam Kongres Orientalis Internasional di India. Topik pembahasan yang disampaikan dalam studi Islam adalah Musykilatut Taraduf al-Lugawi fi Dau’it Tafsiril Bayani lil Qur’anil Karim. Ia mengatakan : “Dalam pembahasan tersebut dijelaskan bagaimana ahsil penelitian cermat terhadap kamus lafaz-lafaz Qur’an dan dalalah (penunjukkan maknanya) di dalam konteksnya. Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa Qur’an menggunakan sebuah lafaz dengan dalalah terbatas, yang tidak mungkin dapat diganti dengan lafaz lain yang mempunyai makna sama seperti diterangkan oleh kamus-kamus bahasa dan kitab-kitab tafsir, baik jumlah lafaz yang dikatakan muradif (sinonim) itu sedikit maupun banyak.”16 Bintusy-Syati’ mencela kesibukan mempelajari sastra dengan metode mu’alaqat, polemik, keroyalan, khamariyat dan hamasiyat (fanatisme), tanpa merujuk pada Qur’an. Ia berkata : “Kita di Universitas meninggalkan khazanah yang sangat bernilai (Qur’an) ini untuk pengkajian tafsir. Amat sedikit di antara kita yang berusaha mentransformasikan Qur’an ke bidang studi sastra murni yang biasanya kita batasi hanya pada diwan-diwan (khazanah) syair dan prosa para pujangga.”17 Tafsir Bayani merupakan usaha yang tiska dilarang untuk meralisasikan tujuan yang ingin dicapai oleh Bintusy Syati’. Ia banyak berpedoman pada kitab-kitab tafsir yang menaruh perhatian terhadap aspek-aspek balagah Qur’an dan mengungkapkannya dengan ungkapan sastrawi yang tinggi. D. TAFSIR FUQAHA Para sahabat di masa Rasulullah memahami Qur’an dengan “naluri” ke-arab-an mereka. Dan jika terjadi kesulitan dalam memahami suatu ayat , mereka kembali kepada Rasulullah dan beliau pun lalu menjelaskannya kepada mereka. 16 Ibid, hlm 515 17 Ibid, hlm 515 22 | P a g e
  • 23. Setelah Rasululah wafat dan Fuqaha sahabat mengendalikan umat di bawah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin serta banyak terjadi persoalan-persoalan yang belum pernah terjadi sebelumnya, maka Qur’an sebagai tempat kembali mereka untuk mengistinbatkan18 hukum-hukum syara’ bagi persoalan baru tersebut. Mereka pun sepakat atas hal itu. Jarang sekali mereka berselisih pendapat ketika terdapat kontradiksi (dalam lafadz), seperti perselisihan mereka mengenai ‘idah itu bagi wanita hamil yang ditinggal mati suaminya; apakah ‘idah itu berakhir dengan melahirkan, dengan empat bulan sepuluh hari ataukah dengan waktu paling lama di antara keduanya? Ini semua mengingat Allah berfirman:                             “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri- isteri (hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. kemudian apabila telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (Al Baqarah: 234) Keadaan demikian, sekalipun jarang terjadi merupakan awal permulaan perbedaan pendapat di bidang fiqh dalam memahaminya ayat-ayat hukum. Ketika tiba masa empat imam fiqh dan setiap imam membuat dasar-dasar istinbat hukum masing-masing dalam mahzabnya serta berbagai peristiwa semakin banyak dan persoalan-persoalan pun menjadi bercabang-bercabang; maka semakin bertambah pula aspek-aspek perbedaan pendapat dalam memahami ayat, hal ini disebabkan perbedaan segi dalalahnya, bukan karena fanatisme terhadap suatu mazhab, melainkan karena setiap ahli fiqh berpegang pada apa yang dipandangnya benar. Karena itu ia tidak memandang dirinya hina jika ia mengetahui kebenaran pada pihak lain untuk merujuk kepadanya. 18 Istinbat () adalah daya usaha membuat keputusan hukum syarak berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an atau Sunnah yang sedia ada. 23 | P a g e
  • 24. Keadaan tetap berjalan demikian, sampai datanglah masa taklid19 dan fanatisme mahzab. Maka pada masa ini aktivitas para pengikut imam hanya terfokus pada penjelasan dan pembelaan mahzab mereka sekalipun untuk ini mereka harus membawa ayat-ayat Qur’an kepada makna yang lemah dan jauh. Dan sebagai akibatnya maka muncullah “tafsir fiqh” yag khusus membahas ayat-ayat hukum dalam Qur’an. Di dalamnya fanatisme mahzab terkadang menjadi semakin memuncak dan terkadang pula mereda. Penulisan tafsir dengan metode dan warna demikian terus berlangsung sampai masa kini. Dan itulah yang kita namakan dengan Tafsir Fiqh. Di antara kitabnya yang terkenal ialah: 1) Ahkamul Qur’an, oleh al-Jassas (terbit), 2) Ahkamul Qur’an, oleh al-Kaya al-Haras (manuskrip), 3) Ahkamul Qur’an, Ibnul ‘Arabi (terbit), 4) Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, oleh al-Qurtubi (terbit), 5) Al-Iklil fi Istinbaatit Tanzil, oleh as-Suyuti (manuskrip), 6) At-Tafsiraatul Ahmadiyah fi Bayaanil Aayatisy Syar’iyah, oleh Mula Geon (terbit di India) 7) Tafsiru ‘Ayatil Ahkam, oleh Syaikh Muhammad as-Sayis (terbit), 8) Tafsiru ‘Ayatil Ahkam, oleh Syaikh Manna’ al-Qattan (terbit), 9) Adwa’ul Bayaan, oleh Syaikh Muhammad asy-Syinqiti (terbit). Berikut ini penjelasan dari sebagian tafsir diatas: 19 Keyakinan atau kepercayaan kepada suatu paham (pendapat) ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau alasannya. 24 | P a g e
  • 25. A. Ahkamul Qur’an, oleh al-Jassaas. Ia adalah Abu Bakar Ahmad bin Ali ar-Razi, terkenal dengan nama al-Jassaas (tukang plester), dinisbahkan pada pekerjaan al-jass (memlester). Ia salah seorang imam fiqh Hanafi pada abad keempat Hijri. Dan kitabnya Ahkaamul Qur’an dipandang sebagai kitab tafsir fiqh terpenting, terutama bagi pengikut mahzab Hanafi. Al-Jassas terlampau fanatik buta terhadap mahzab Hanafi sehingga mendorongnya untuk memaksa-maksakan penafsiran ayat dan penta’wilannya, guna mendukung mahzabnya. Ia sangat ekstrim dalam menyanggah mereka yang tidak sependapat dengannya dan bahkan berlebihan dalam menta’wilkan sehingga menyebabkan pembaca tidak suka meneruksan membacanya, karena ungkapan- ungkapannya dalam membicarakan mahzab lain sangat pedas. Dari tafsirnya ini tampak jelas bahwa al-Jassas menganut paham Mu’tazilah. Misalnya ia mengatakan mengenai firman Allah, Ia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata (al-An’am [6]:103):Makna ayatini alah: ia tidak dilihat oleh penglihatan mata, seperti firman-Nya: ...tidak mengantuk dan tidak tidur... (al-Baqarah [2]:255). Apa yang ditidiakan Allah untuk memuji diri-Nya maka penetapan kebalikannya tidak diperkenankan karena hal demikian berarti menetapkan sifat aib dan kurang (bagi-Nya). Pengertian ayat (al-Araf [7]:103) itu tidak boleh dibatasi dengan firman-Nya: Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat (al-Qiyamah [75]:22-23). Sebab kata nazara (melihat) mempunyai arti, antara lain íntizaar as-sawaab” (menunggu pahala), sebagaimana diriwayatkan dari segolongan ulama salaf. Oleh karena ayat tersebut memungkinkan untuk dita’wil maka tidak boleh membawanya kepada apa yang tidak dapat dita’wilkan. Sedangkan riwayat-riwayat mengenai ru’yah, andaipun itu sahih, maka yang dimaksud adalah “al-‘ilm” (pengetahan, keyakinan). Yaitu pengetahuan aksiomatis yang tidak dicampuri kekaburan dan tidak terkena keraguan. Sebab “ru’yah” dengan arti “’ilm” telah masyhur dalam bahasa Arab. Kitab al-Jassas telah diterbitkan dalam tiga jilid dan beredar luas di kalangan ahli karena ia merupakan rujukan fiqh Hanafi. 25 | P a g e
  • 26. B. Ahkaamul Qur’an, oleh Ibn ‘Arabi. Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Mu’afri al-Andalusi al-Isybili adalah salah seorang ulama Andalusia yang luas ilmunya bermahzab Maliki. Kitabnya Ahkamul Qur’an merupakan rujukan terpenting bagi tafsir fiqh kalangan pengikut Maliki. Di dalam tafsirnya Ibn ‘Abbas adalah seorang adil dan moderat, tidak terlalu fanatik kepada mahzabnya dan tidak kasar dalam menyanggah pendapat lawan-lawannya sebagaimana dilakukan al-Jassas, meskipun demikian ia tidak memperhatikan setiap kesalahan ilmiah yang keluar dari mujtahid Maliki. Ia menyebutkan berbagai pendapat para ulama dalam menafsirkan ayat dengan membatasi pada ayat-ayat hukum dan menjelaskan berbagai kemungkinan makna ayat bagi mahzab lain serta memisahkan setiap point permasalahan dalam menafsirkan ayat dengan judul tertentu. Misalnya ia mengatakan: Masalah pertama, masalah kedua dan seterusnya. Dan jarang sekali ia berlaku kasar dalam menyanggah orang yang tidak sependapat dengannya. Sebagai contoh, dalam menafsirkan: “Wahai orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu...” (al-Ma’idah [5]:6), Ibnul ‘Arabi berkata: Masalah kesebelas adalah firman-Nya “fagsilu” (basuhlah). Asy-Syafi’i mengira, yaitu menurut sahabatnya Ma’d bin ‘Adnan di dalam al-Fasaahah, apalagi Abu Hanifah dan lainnya, bahwa membasuh adalah menuangkan air pada sesuatu yang dibasuh tanpa menggosok-gosok. Kami telah menjelaskan rusaknya pendapat ini dalam masalah khilafah dan di dalam tafsir surah an-Nisa’. Kami telah menyatakan bahwa “membasuh” adalah menyentuhkan tangan atau benda (anggota badan) lain sebagai penggantinya dengan mengalirkan air. Di dalam tafsirnyaitu Ibn ‘Arabi berpegang pada bahasa dalam mengistinbatkan hukum. Ia juga meninggalkan Isra’illiyat dan mengkritik hadis-hadis da’if serta memperingatkannya. 26 | P a g e
  • 27. Kitab tersebut telah diterbitkan beberapa kali. Di antaranya ada yang dicetak dalam dua jilid besar dan ada pula yang dicetak dalam empat jilid. Kitab itu beredar luas di kalangan para ulama. C. Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, oleh Abu Abdullah al-Qurtubi. Abu Abdullah Muhammad bun Ahmad bin Abu Bakar bin Farth al-Ansari al- Khzraji al-Andalusi adalah seorang alim yang mumpuni dari kalangan ulama Maliki. Ia mempunyai banyak karangan dan yang paling terkenal adala kitabnyadalam bidang tafsir, al-Jami’ li Ahkaamil Qur’an. Di dalam tafsirnya ini Qurtubi tidak membatasi diri pada ayat-ayat hukum semata, tetapi juga menafsirkan Qur’an sevcara menyeluruh. Metode yang ditempuh ia;alah menyebutan sebab-sebab nuzul, mengemukakan macam-macam qiraat dan i’rab, menjelaskan lafaz-lafaz yang garib, menghubungkan pendapat-pendapat kepada yang mengatakannya, menyediakan paragraf khusus bagi kisah para mufasir dan berita-berita dari para ahli sejarah dan mengutip dari para ulama terdahulu yang dapat dipercaya, khususnya penulis kitab hukum. Misalnya, ia mengutip dari para ahli sejarah dan mengutip dari para ulama terdahulu yang dapatdipercaya, khususnya penulis kitab hukum. Misalnya, ia mengutip dari Ibn Jarir at-Tabari, Ibn ‘Atiyah,, Ibn ‘Arabi, al-Kaya al-Haras dan Abu Bakar al-Jassas. Qurtubi sangat luas dalam mengkaji ayat-ayat hukum. Ia mengemukakan masalah-maslaah khilafiah, mngetengahkan dalil bagi setiap pendapat dan mengomentarinya serta tidak fanatik terhadap mahzabnya, Mailiki. Sebagai contoh ialah penafsirkan firman Allah: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampurdengan istri-istri kamu.” (al-Baqarah {2}: 187). Dalam masalah kedua belas dari masalah yang terkandung dalam ayat ini, sesudah mengemukakan perbedaan pendapat para ulama mengenai hukum orang yang makan di siang hari bulan Ramadhan karena lupa dan kutipan dari Malik bahwa orang tersebut 27 | P a g e
  • 28. dinyatakan batal dan wajib meng-qada, ia mengatakan: “Menurut pendapat selain Malik, tidaklah dipandang batal setiap orang yang makan karena lupa akan puasanya. Menurut saya pribadi, ia adalah pendapat yang benar dan jmhur pun berpendapat smaa bahwa barabg siapa makan atau minum karena lupa, ia tidak wajib meng-qadanya. Dan puasanya tetap sempurna. Hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah yang menyatakan: Rasulullah berkata, ‘Jika seseorang sedang berpuasa, makan karena lupa atau minum karena lupa, maka yang demikian adalah rezeki yang diberikan Allah kepadanya dan ia tidak wajib meng-qada.” Dari kutipan ini kita melihat bahwa dengan pendapat yang dikemukakannya itu Qurtubi tidak lagi sejalan dengan mahzabnya sendiri; ia berlaku adil terhadap mahzab lain. Qurtubi juga melakukan konfrontasi terhadap sejumlah golongan lain. Misalnya, ia menyanggah kaum Mu’tazilah, Qadariah, Syi’ah, Rafidah, para filsuf dan kaum Sufi yag melampaui batas. Akan teta[i dilakukan dengan gaya bahasa yang halus. Dan didiorong oleh rasa keadian, kadang-kadang ia pun membela orang-orang yang diserang oleh Ibn ‘Arabi dan mencelanya karena ungkapan-ungkapannya kasar dan keras terhadap ulama dan kaum Muslimin. Dan jika perlu mengkrtidilakukan dengan cara sopan dan terhormat. Kitab al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an ini pernah hilang dari perpustakaan hingga akhirnya Darul Kutub al-Misriyah mencetaknya kembali. Maka kini bagi para pembaca mudah untuk memperolehnya. BAB III PENUTUP KESIMPULAN 28 | P a g e
  • 29. Banyak para mufassir yang telah menafsirkan kitab-kitab tafsir yang terkenal. Dalam buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan disebutkan banyak para mufassir yang telah berjasa menafsirkan kitab-kitab tafsir yang sangat bermanfaat bagi umat saat ini. Adapun mufassirun diantaranya seperti Ibn Abbas, Mujahid bin Jabr, At-Tabari, Ibn Kasir, Fakhruddin Ar-Razi, az-Zamakhsyari, dan Asy-Syaukani. Menurut buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan juga di sebutkan banyak kitab tafsir yang yang terkenal. Beberapa yang terkenal diantaranya Kitab Tafsir bil-Ma’sur, Kitab Tafsir bil-Ra’yi dan juga beberapa kitab tafsir terkenal di abad modern ini serta kitab tafsir fuqaha. Dalam isi kitab tafsir modern banyak membahas berbagai macam bahasan seperti membahas tentang ilmu-ilmu kealaman, pemahaman ajaran sosiologis dan kesusteraan Arab. DAFTAR PUSTAKA Manna’ Khalil al Qattan. Studi Ilmu – ilmu Qur’an. 29 | P a g e