SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH PENGERTIAN HADITS, SUNNAH, KHABAR, DAN ATSAR
SERTA UNSUR-UNSURNYA
MATA KULIAH :STUDI AL-QUR’AN DAN AL HADITS
DOSEN PENGAMPU :ADE ARDO FITRA,S,UD.M.P.D
DISUSUN OLEH :
 SUKRANI
 FAIIZAH
 MERI PIPIANTI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM
SYEKH MAULANA QORI
BANGKO
1440 H/2018 M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah “Pengertian Hadits :Hadits
Sunnah,Khabar,dan Atsar” ini dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana
penunjang makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang bermacam-
macam. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk
mengetahui, memahami, bahkan menerapkannya.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat di
harapkan.
Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan
kepada para mahasiswa dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di
kampus. Aamiin.
Wassalamualikum Wr. Wb.
Bangko, 24 September 2018
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Manfaat ................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Pengertian Hadits .................................................................................................................. 5
B. Pengertian Sunnah ................................................................................................................ 6
C. Pengertian Khabar ................................................................................................................ 8
D. Pengertian Atsar .................................................................................................................... 8
E. Unsur-unsur Hadits ............................................................................................................... 8
1. Sanad Hadits ......................................................................................................................... 8
2. Matan Hadits ........................................................................................................................ 9
3. Rawi Hadits .......................................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka / Rujukan........................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an yang merupakan penjelas dari
ayat-ayat Al-Qur’an yang bermakna umum. Sehingga kami menjelaskan pengertian
pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut Muhadditsun,
Ushuliyyun, dan Fuqaha, sehingga kita dapat memahami Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar
secara mendalam dan tidak terpaku pada satu pengertian sehingga kita tidak cepat
menyalahkan perbedaan. Hadits mempunyai beberapa struktur yaitu Sanad, Matan, dan
Mukhrij yang masing masing mempunyai peran penting dari keadaan suatu hadits tersebut.
Pada mulanya, ilmu hadits memang merupakan beberapa ilmu yang masing-masing
berdiri sendiri, yang berbicara tentang hadits Nabi SAW dan para pewarisnya, seperti ilmu
Al-Hadits Al-Shahih, ilmu Al-Mursal, ilmu Al-Asma’wa Al-Kuna dan lain-lain. Pembahasan
tentang sanad meliputi: (i) segi pembangunan sanad (istisha-alsanad), yaitu bahwa suatu
rangkaian sanad hadits haruslah bersambung mulai dari sahabat sampai kepada periwayat
terakhir yang menuliskan atau membukukan hadits tersebut. Oleh karenanya, tidak
dibenarkan suatu rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi, tidak diketahui
identitasnya atau tersamar, (ii) segi terpercayaan hadits (tsigat al-sanad), yaitu bahwa setiap
perawi yang terdapat didalam sanad suatu hadits harus dimiliki sifat adil dan dhabith (kuat
dan cermat hapalnya atau dokumentasi haditsnya), (iii) segi keselamatannya dari kejanggalan
(syadz), (iv) segi keselamatannya dari cacat (illat), dan (v) tinggi dan rendahnya martabat
suatu sanad. Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-ashahihan atau
ke-dha’ifannya. Mempelajari hadits adalah bagian dari keimanan umat terhadap kenabian
Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut Muhadditsun,
Ushuliyyun, dan Fuqaha?
2. Bagaimana struktur hadits: Sanad, Matan, dan Mukhrij?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut
Muhadditsun, Ushuliyyun, dan Fuqaha.
2. Untuk mengetahui struktur hadits: Sanad, Matan, dan Mukhrij.
BAB II
PEMBAHASAN
I. pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar
A. Pengertian Hadits
Hadits adalah teladan yang wajib diikuti (dalam risalah Islam). Sebagian besar hadits
diriwayatkan secara lisan oleh sahabat kepada generasi penerus mereka (tabi’in) atau kepada
sesama sahabat.
Kata hadits atau al-hadis menurut bahasa berarti sesuatu yang baru, lawan kata dari
sesuatu yang lama. Disamping itu kata ini juga mengandung arti dekat ( ‫القريب‬ ), yaitu sesuatu
yang dekat, yang belum lama terjadi dan juga berarti berita (‫الخبر‬ ), yaitu sesuatu yang
dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Secara terminologi, para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda sesuai dengan
latar belakang ilmu dan tujuan masing-masing. Pengertian ulama ushul berbeda dengan yang
dimaksud oleh ulama hadits dan fiqih. Hal itu akan tampak apabila ditelusuri kajian-kajian
yang mereka lakukan berkenaan engan hadits Nabi.
a. Ulama hadits (muhadditsun) membahas segala sesuatu dari Nabi SAW dalam kapasitas
beliau sebagai imam yang memberi petunjuk, pemberi nasihat, sebagai suri tauladan (uswah
hasanah), dan penuntun (qudwah). Sehingga mereka mengambil segala sesuatu yang
berkenaan dengan Nabi SAW baik berupa tingkah laku, ciri fisik, pembawaan, sabda dan
perbuatan, baik membawa konsekwensi hukum syara’ maupun tidak.
b. Ulama ushul fiqh (ushuliyyun) memandang Nabi SAW sebagai penetap hukum Islam (al-
syari’), dan peletak kaedah-kaedah bagi para mujtahid dalam penetapan hukum Islam. Oleh
karena itu, yang menjadi perhatian serius mereka adalah sabda, perbuatan, dan taqrir beliau
yang membawa konsekwensi hukum dan menetapkannya.
c. Sementara ulama fiqih (fuqoha) memandang Nabi SAW dari sisi perbuatannya yang
bermuatan hukum syara’. Mereka mengkaji hukum syara’ berkenaan dengan perbuatan
manusia, baik dari segi wajib, haram, mubah, atau yaang lainnya.
Berangkat dari perbedaan sudut pandang diatas, maka ulama hadits mendefinisikan
hadits sebagai:
َ‫ق‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ل‬ُ‫ه‬‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬ َ‫ق‬َ‫و‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬ َ‫لَأ‬ ‫لأَق‬ ‫ه‬ ‫َأ‬ َ‫ق‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ل‬ُ‫ه‬‫ا‬
”segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan hal ihwalnya.”
Yang dimaksud dengan “hal ihwal” adalah segala yang diriwayatkan dari Nabi
SAW yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-
kebiasaannya. Sehingga sebagian mereka mendefinisikan hadits sebagai:
“Sesuatu yang didasarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
maupun sifatnya”.
Pengertian seperti itupun masih sempit, karena masih terbatas pada apa-apa yang
disandarkan kepada Nabi SAW (hadits marfu’), tidak mencakup hal-hal yang disandarkan
kepada sahabat (hadits mauquf), dan tabi’in (hadits maqthu’). Sementara mayoritas
muhadditsun menganggap bahwa hadits dapat juga digunakan untuk sesuatu yang mauquf”,
yang disandarkan kepada sahabat, dan yang maqthu’, yaitu yang disandarkan pada tabi’in.
Bagi ulama ushul fiqih yang memandang Nabi SAW sebagai penetap hukum, dan
karenanya mereka mendefinisikan hadits sebagai sumber hukum Islam, yaitu:
‫اوتقرير‬ ‫اوفعل‬ ‫قول‬ ‫من‬ ‫من‬ ‫الكريم‬ ‫ن‬ ‫غيرالقرا‬ ‫سلم‬ ‫و‬‫عليه‬ ‫هلل‬ ‫ا‬ ‫صلي‬ ‫النبي‬ ‫عن‬ ‫صدر‬ ‫ما‬ ‫كل‬‫مم‬‫ان‬ ‫يصلح‬ ‫ا‬
‫شرعي‬ ‫لحكم‬ ‫دليال‬ ‫يكون‬
“Segala yang berasal dari Nabi selain Al-Qur’an baik berupa perkataan, perbuatan, maupun
persetujuan yang pantas menjadi dalil hukum syara’.”
Dengan demikian, hadits menurut ushuliyyun adalah segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi SAW baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya yang
berhubungan dengan ketentuan-ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia. Selain itu
tidak dapat disebut hadits.
Komponen hadits: Perkataan Nabi/Qawli, Perbuatan Nabi/Fi’li, dan
Persetujuan Nabi/Taqriri.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka membedakan peran Muhammad SAW
sebagai seorang rasul dan seorang manusia biasa. Hadits hanya yang berkaitan dengan misi
dan ajaran Allah yang diemban oleh Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Ini pun menurut
mereka harus berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapannya. Sedangkan kebiasaan-
kebiasaannya, tata cara berpakaian, cara tidur dan sejenisnya merupakan kebiasaan manusia
dan sifat kemanusiaan tidak dapat dikategorikan sebagai hadits. Sehingga, pengertian hadits
menurut para ahli ushul lebih sempit dibandingkan pengertian hadits menurut ahli hadits.
B. Pengertian Sunnah
Menurut bahasa sunnah berarti “jalan yang terpuji dan atau yang tercela”. Sementara
dalam hadits Rasulullah SAW, disebutkan:
‫ن‬َ‫م‬‫شيء‬ ‫خورهم‬ ُ‫آ‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ َ‫ص‬ُ‫ق‬‫ن‬َ‫ي‬ ‫ن‬ َ‫آ‬ ِ‫ر‬‫َي‬‫غ‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ ُ‫ه‬ َ‫د‬‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ر‬‫خ‬ ‫آ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ً‫ة‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ِ‫م‬ َ‫ال‬‫س‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬َ‫س‬,
‫سيئة‬ ‫َة‬‫ن‬‫س‬ َ‫سن‬ ‫ومن‬‫اوزارهم‬ ‫من‬ ‫ينقص‬ ‫غيران‬ ‫من‬ ‫بعده‬ ‫من‬ ‫بها‬ ‫عمل‬ ‫من‬ ‫ووزر‬ ‫وزره‬ ‫عليه‬ ‫كان‬
) ‫مسلم‬ ‫رواه‬ ( ‫شيئ‬
“Barang siapa melakukan sesuatu perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala
(dari perbuatannya itu) dan pahala orang yang menirunya setelah dia, dengan tidak dikurangi
pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa melakukan perbuatan yang jelek, ia akan
menanggung dosanya dan orang-orang yang menirukannya, dengan tidak dikurangi dosanya
sedikit pun.”
Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan dengan hukum syara’,
maka yang dimaksudkan tiada lain kecuali segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang,
dianjurkan oleh Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.
Dan apabila dalam dalil hukum syara’ disebutkan al-kitab dan al-sunnah, berarti yang
dimaksudkan adalah al-Qur’an dan hadits.
Sedang sunnah menurut istilah, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat. Hal
ini disebablan karena perbedaan latar belakang, persepsi, dan sudut pandang masing-masing
terhadap diri Rasulullah SAW. Secara garis besar mereka berkelompok menjadi 3 golongan:
muhadditsun/ahli hadits, ushuliyyun/ahli ushul, dan fuqaha/ahli fiqih.
Pengertian sunnah menurut ahli hadits adalah, “segala yang bersumber dari Nabi
SAW baik berupa perkataan, perbuatan,taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik
sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya”.
Ulama ushul fiqh memberikan definisi sunnah adalah, “segala yang dinukilkan dari
Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang ada
sangkut pautnya dengan hukum”. Menurut T. M. Hasbi Ash Shiddieqy, makna inilah yang
diberikan kepada perkataan sunnah dalam sabda Nabi, sebagai berikut:
“Sungguh telah saya tinggalkan untukmu dua hal, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu
berpegang kepadanya, yakni kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.” (H. R. Malik).
Ulama hadits membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi
Muhammad SAW baik yang ada hubungannya dengan ketetapan hukum syariat Islam
maupun tidak. Sedangkan ulama ushul fiqh, memandang Nabi Muhammad SAW sebagai
masyarri’, artinya pembuat UU selain Allah. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Asyr
ayat 7 yang berbunyi, “Apa yang dibawa oleh Rasul, maka ambillah atau kerjakanlah. Dan
apa yang dilarang oleh Rasul, jauhilah”.
Ulama fiqh memandang sunnah ialah perbuatan yang dilakukan dalam agama, tetapi
tingkatannya tidak sampai wajib atau fardlu, atau dengan kata lain, sunnah adalah suatu
amalan yang diberi pahala apabila dikerjakan, dan tidak dituntut apabila ditinggalkan.
C. Pengertian Khabar
Khabar menurut bahasa serupa dengan makna hadits, yakni segala berita yang
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Untuk itu, dilihat dari sudut pendekatan ini
(sudut pendekatan bahasa), kata khabar sama artinya dengan hadits.
Menurut istilah, antara satu ulama degan ulama lainnya berbeda pendapat.
Menurut Ibn Ajar Al-Asqalani, yang dikutip As-Suyuthi, bahwa istilah hadits sama artinya
dengan khabar, keduanya dapat dipakai untuk sesuatu marfu’, mauquf’, dan maqthu’.
Ulama lain mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang selain dari
Nabi SAW, sedang yang datang dari Nabi SAW disebut hadits. Ada juga yang mengatakan
bahwa hadits lebih umum dan lebih luas daripada khabar, sehingga tiap hadits dapat
dikatakan khabar, tetapi tidak semua khabar dapat dijadikan hadits.
D. Pengertian Atsar
Atsar menurut pendekatan bahasa berarti bekasan sesuatu, atau sesuatu, dan berarti
nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai do’a
matsur.
Secara istilah, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama. Jumhur ahli hadits
mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW, sahabat, dan tabi’in. Sedangkan menurut ulama khurasan, bahwa atsar untuk yang
mauquf’ dan khabar untuk yang marfu’.
II. Unsur-Unsur Hadits
A. Sanad
Kata “sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita jadikan
sandaran. Dikatakan demikian, karena hadits bersandar kepadanya. Menurut istilah, terdapat
perbedaan rumusan pengertian.
Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah, “Berita tentang
jalan matan.” Yang lain mengatakan, “Silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadits), yang
menyampaikannya kepada matan hadits.” Ada juga yang menyebutkan, “Silsilah para perawi
yang menukilkan hadits dari sumbernya yang pertama.”
Yang berkaitan dengan istilah sanad, terdapat kata-kata seperti, Al-Isnad, Al-Musnid,
dan Al-Musnad. Kata-kata ini secara terminologi mempunyai arti yang cukup luas,
sebagaimana yang dikembangkan oleh para ulama.
Kata Al-Isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke asal) dan
mengangkat. Yang dimaksudkan disini, ialah menyandarkan hadits kepada orang yang
mengatakannya (raf’uhadits ila qa’ilih atau ’azwu hadits ilaqa’ilih). Menurut At-Thiby,
sebenarnya kata Al-Isnad dan Al-Sanad digunakan oleh para ahli hadits dengan pengertian
yang sama.
Kata Al-Musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti hadits yang disandarkan atau
diisnadkan oleh seesorang: bisa berarti dengan nama suatu kitab yang menghimpun hadits-
hadits dengan sistem penyusunan berdasarkan mana-namaa para sahabat para perawi hadits,
seperti Kitab Musnad Ahmad; bisa juga berarti nama bagi hadits yang marfu’ dan muttashil.
B. Matan
Kata “matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti mairtafa’la min al-ardhi (tanah
yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah “Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad.”,
“Lafadz-lafadz hadits yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu.”
Ada juga reaksi yang lebih simple lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung
sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian diatas, menunjukkan bahwa yang dimaksud
dengan matan, ialah materi atau lafadz hadits itu sendiri.
C. Rawi
Kata “rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadits.
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap tabaqahnya, juga disebut rawi, jika yang
dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan
tetapi yang membedakan antara rawi dan sanad, adalah terletak pada pembukuan atau
pentadwinan hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian menghimpunnya dalam
suatu kitab tadwin disebut dengan perawi. Dengan demikian, maka perawi dapat disebut
mudawwin / orang yang membukukan dan menghimpun hadits.
Dalam kitab kumpulan hadits-hadits Nabi sering disebutkan istilah-istilah khusus
untuk meringkas jumlah rawi yang berbeda dalam meriwayatkan sebuah hadits. Hadits itu
diriwayatkan oleh 7 (tujuh) orang rawi, yaitu:
a) Imam Ahmad
b) Imam Bukhary
c) Imam Muslim
d) Abu Dawud
e) At Turmudzy
f) An Nasaiy
g) Ibnu Majah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Definisi hadits
yang paling komprehensif adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Saw., baik
ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat diri atau sifat pribadi; atau yang dinisbahkan kepada
sahabat atau tabi’in.
Sunnah adalah segala yang bersumber dari Nabi Muhammad saw., baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik sebelum diangkat
menjadi rasul maupun sesudahnya.
Khabar berarti berita yang disampaikan kepada seseorang.
Adapaun atsar menurut pendekatan bahasa sama pula artinya dengan khabar, hadits,
dan sunnah.
Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai
penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad ialah rantai penutur / isi dari
hadits. Mukhrij atau mukharrij adalah orang yang berperan dalam pengumpulan hadits.
B. Saran
Setelah kita mempelajari pengertian dan Unsur-unsur hadits semoga dapat menambah
wawasan dalam ilmu keagamaan, khususnya ilmu hadits.
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran
sangat dibutuhkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dan benar.
Daftar Pustaka
 Zarkasih, Dasar- Dasar Studi Hadits, Yogyakarta; Aswaja Pressindo, 2015.
 Mardani, Hadis Ahkam, Jakarta; Rajawali Pers, 2012.
 Suparta Munzier, Ilmu Hadis, Jakarta; Rajawali Pers, 2010.
 Asse Ambo, Ilmu Hadis Pengantar Memahami Hadis Nabi Saw., Makassar; Alauddin Press,
2010.
 Khon Abdul Majin, Ulumul Hadis, Jakarta; Amzah, 2010.
 Badri Khaeruman, Otensitas Hadis, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung,
2004.
 Yusuf Qordhawi, Pengantar Studi Hadis, Bandung; CV. Pustaka Setia, 2007.
 Nuruddin, Manhaj An-Naqd Fir ‘Uluum Al-adits, Bandung; Remaja Rosdakarya Offset
Bandung, 1995.

More Related Content

What's hot

PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
Azzahra Azzahra
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
Teguh Prasetyo
 
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
arfian kurniawan
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
Mutiara permatasari
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
Arvina Frida Karela
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
ayudya fitri
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
atiqoh tiqo
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
deandraprisila14
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
Septian Muna Barakati
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
rismariszki
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Holong Marina Ops
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
NavenAbsurd
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
Risma Amalia
 
toleransi dalam islam
toleransi dalam islamtoleransi dalam islam
toleransi dalam islamRoyyan Faizin
 

What's hot (20)

Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
toleransi dalam islam
toleransi dalam islamtoleransi dalam islam
toleransi dalam islam
 

Similar to Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya

Sistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli HadithSistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli Hadithdr2200s
 
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Jimatul Arrobi
 
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptxppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
NunuNurhayati3
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
Nur Afifah
 
Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)
ridhanur2
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
NaufalAbyan5
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Riezal Bintan
 
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxMakalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
ZuketCreationOfficia
 
power poit ulumul hadis.pptx
power poit ulumul hadis.pptxpower poit ulumul hadis.pptx
power poit ulumul hadis.pptx
dwati3427
 
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
ArifAkbar33
 
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida NamoradocxMAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
AsmidaNamora
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Akram Atjeh
 
Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222
Kkn iainsurakarta
 
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSHADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
Muhammad Rizaki
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
uin suska riau
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Rafi Mariska
 
Ahli sunnah waljamaah
Ahli sunnah waljamaah Ahli sunnah waljamaah
Ahli sunnah waljamaah Cahaya Hidupku
 
1 makalah studi islam
1 makalah studi islam1 makalah studi islam
1 makalah studi islam
DitaErlinasari
 

Similar to Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya (20)

Sistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli HadithSistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli Hadith
 
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
 
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptxppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
 
Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
 
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxMakalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
 
power poit ulumul hadis.pptx
power poit ulumul hadis.pptxpower poit ulumul hadis.pptx
power poit ulumul hadis.pptx
 
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
 
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida NamoradocxMAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
 
Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222
 
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSHADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Ahli sunnah waljamaah
Ahli sunnah waljamaah Ahli sunnah waljamaah
Ahli sunnah waljamaah
 
Kelompok 1 -- ulumul hadits
Kelompok 1  -- ulumul haditsKelompok 1  -- ulumul hadits
Kelompok 1 -- ulumul hadits
 
1 makalah studi islam
1 makalah studi islam1 makalah studi islam
1 makalah studi islam
 

More from Robet Saputra

Pengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaPengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasila
Robet Saputra
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
Robet Saputra
 
Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak baku
Robet Saputra
 
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anMakalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Robet Saputra
 
Makalah teori nasional
Makalah teori nasionalMakalah teori nasional
Makalah teori nasional
Robet Saputra
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Robet Saputra
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
Robet Saputra
 
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupahMakalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
Robet Saputra
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
Robet Saputra
 
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masaTokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Robet Saputra
 

More from Robet Saputra (10)

Pengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaPengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasila
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak baku
 
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anMakalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
 
Makalah teori nasional
Makalah teori nasionalMakalah teori nasional
Makalah teori nasional
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupahMakalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masaTokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
 

Recently uploaded

BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
Ggproject
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
ssuser283069
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
khalisahumairahh
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
fauzandika
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 

Recently uploaded (13)

BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 

Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya

  • 1. MAKALAH PENGERTIAN HADITS, SUNNAH, KHABAR, DAN ATSAR SERTA UNSUR-UNSURNYA MATA KULIAH :STUDI AL-QUR’AN DAN AL HADITS DOSEN PENGAMPU :ADE ARDO FITRA,S,UD.M.P.D DISUSUN OLEH :  SUKRANI  FAIIZAH  MERI PIPIANTI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO 1440 H/2018 M
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah “Pengertian Hadits :Hadits Sunnah,Khabar,dan Atsar” ini dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana penunjang makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang bermacam- macam. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami, bahkan menerapkannya. Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat di harapkan. Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan kepada para mahasiswa dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di kampus. Aamiin. Wassalamualikum Wr. Wb. Bangko, 24 September 2018 TIM PENYUSUN
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR............................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 A. Latar Belakang........................................................................................................................ 3 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4 C. Manfaat ................................................................................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5 A. Pengertian Hadits .................................................................................................................. 5 B. Pengertian Sunnah ................................................................................................................ 6 C. Pengertian Khabar ................................................................................................................ 8 D. Pengertian Atsar .................................................................................................................... 8 E. Unsur-unsur Hadits ............................................................................................................... 8 1. Sanad Hadits ......................................................................................................................... 8 2. Matan Hadits ........................................................................................................................ 9 3. Rawi Hadits .......................................................................................................................... 9 BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11 A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 11 B. Saran ..................................................................................................................................... 11 Daftar Pustaka / Rujukan........................................................................................................ 12
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an yang merupakan penjelas dari ayat-ayat Al-Qur’an yang bermakna umum. Sehingga kami menjelaskan pengertian pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut Muhadditsun, Ushuliyyun, dan Fuqaha, sehingga kita dapat memahami Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara mendalam dan tidak terpaku pada satu pengertian sehingga kita tidak cepat menyalahkan perbedaan. Hadits mempunyai beberapa struktur yaitu Sanad, Matan, dan Mukhrij yang masing masing mempunyai peran penting dari keadaan suatu hadits tersebut. Pada mulanya, ilmu hadits memang merupakan beberapa ilmu yang masing-masing berdiri sendiri, yang berbicara tentang hadits Nabi SAW dan para pewarisnya, seperti ilmu Al-Hadits Al-Shahih, ilmu Al-Mursal, ilmu Al-Asma’wa Al-Kuna dan lain-lain. Pembahasan tentang sanad meliputi: (i) segi pembangunan sanad (istisha-alsanad), yaitu bahwa suatu rangkaian sanad hadits haruslah bersambung mulai dari sahabat sampai kepada periwayat terakhir yang menuliskan atau membukukan hadits tersebut. Oleh karenanya, tidak dibenarkan suatu rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi, tidak diketahui identitasnya atau tersamar, (ii) segi terpercayaan hadits (tsigat al-sanad), yaitu bahwa setiap perawi yang terdapat didalam sanad suatu hadits harus dimiliki sifat adil dan dhabith (kuat dan cermat hapalnya atau dokumentasi haditsnya), (iii) segi keselamatannya dari kejanggalan (syadz), (iv) segi keselamatannya dari cacat (illat), dan (v) tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad. Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-ashahihan atau ke-dha’ifannya. Mempelajari hadits adalah bagian dari keimanan umat terhadap kenabian Muhammad SAW.
  • 5. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut Muhadditsun, Ushuliyyun, dan Fuqaha? 2. Bagaimana struktur hadits: Sanad, Matan, dan Mukhrij? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut Muhadditsun, Ushuliyyun, dan Fuqaha. 2. Untuk mengetahui struktur hadits: Sanad, Matan, dan Mukhrij.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN I. pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar A. Pengertian Hadits Hadits adalah teladan yang wajib diikuti (dalam risalah Islam). Sebagian besar hadits diriwayatkan secara lisan oleh sahabat kepada generasi penerus mereka (tabi’in) atau kepada sesama sahabat. Kata hadits atau al-hadis menurut bahasa berarti sesuatu yang baru, lawan kata dari sesuatu yang lama. Disamping itu kata ini juga mengandung arti dekat ( ‫القريب‬ ), yaitu sesuatu yang dekat, yang belum lama terjadi dan juga berarti berita (‫الخبر‬ ), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Secara terminologi, para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang ilmu dan tujuan masing-masing. Pengertian ulama ushul berbeda dengan yang dimaksud oleh ulama hadits dan fiqih. Hal itu akan tampak apabila ditelusuri kajian-kajian yang mereka lakukan berkenaan engan hadits Nabi. a. Ulama hadits (muhadditsun) membahas segala sesuatu dari Nabi SAW dalam kapasitas beliau sebagai imam yang memberi petunjuk, pemberi nasihat, sebagai suri tauladan (uswah hasanah), dan penuntun (qudwah). Sehingga mereka mengambil segala sesuatu yang berkenaan dengan Nabi SAW baik berupa tingkah laku, ciri fisik, pembawaan, sabda dan perbuatan, baik membawa konsekwensi hukum syara’ maupun tidak. b. Ulama ushul fiqh (ushuliyyun) memandang Nabi SAW sebagai penetap hukum Islam (al- syari’), dan peletak kaedah-kaedah bagi para mujtahid dalam penetapan hukum Islam. Oleh karena itu, yang menjadi perhatian serius mereka adalah sabda, perbuatan, dan taqrir beliau yang membawa konsekwensi hukum dan menetapkannya. c. Sementara ulama fiqih (fuqoha) memandang Nabi SAW dari sisi perbuatannya yang bermuatan hukum syara’. Mereka mengkaji hukum syara’ berkenaan dengan perbuatan manusia, baik dari segi wajib, haram, mubah, atau yaang lainnya. Berangkat dari perbedaan sudut pandang diatas, maka ulama hadits mendefinisikan hadits sebagai: َ‫ق‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ل‬ُ‫ه‬‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬ َ‫ق‬َ‫و‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬ َ‫لَأ‬ ‫لأَق‬ ‫ه‬ ‫َأ‬ َ‫ق‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ل‬ُ‫ه‬‫ا‬ ”segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan hal ihwalnya.” Yang dimaksud dengan “hal ihwal” adalah segala yang diriwayatkan dari Nabi SAW yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan- kebiasaannya. Sehingga sebagian mereka mendefinisikan hadits sebagai: “Sesuatu yang didasarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifatnya”. Pengertian seperti itupun masih sempit, karena masih terbatas pada apa-apa yang disandarkan kepada Nabi SAW (hadits marfu’), tidak mencakup hal-hal yang disandarkan kepada sahabat (hadits mauquf), dan tabi’in (hadits maqthu’). Sementara mayoritas muhadditsun menganggap bahwa hadits dapat juga digunakan untuk sesuatu yang mauquf”, yang disandarkan kepada sahabat, dan yang maqthu’, yaitu yang disandarkan pada tabi’in.
  • 7. Bagi ulama ushul fiqih yang memandang Nabi SAW sebagai penetap hukum, dan karenanya mereka mendefinisikan hadits sebagai sumber hukum Islam, yaitu: ‫اوتقرير‬ ‫اوفعل‬ ‫قول‬ ‫من‬ ‫من‬ ‫الكريم‬ ‫ن‬ ‫غيرالقرا‬ ‫سلم‬ ‫و‬‫عليه‬ ‫هلل‬ ‫ا‬ ‫صلي‬ ‫النبي‬ ‫عن‬ ‫صدر‬ ‫ما‬ ‫كل‬‫مم‬‫ان‬ ‫يصلح‬ ‫ا‬ ‫شرعي‬ ‫لحكم‬ ‫دليال‬ ‫يكون‬ “Segala yang berasal dari Nabi selain Al-Qur’an baik berupa perkataan, perbuatan, maupun persetujuan yang pantas menjadi dalil hukum syara’.” Dengan demikian, hadits menurut ushuliyyun adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia. Selain itu tidak dapat disebut hadits. Komponen hadits: Perkataan Nabi/Qawli, Perbuatan Nabi/Fi’li, dan Persetujuan Nabi/Taqriri. Hal ini menunjukkan bahwa mereka membedakan peran Muhammad SAW sebagai seorang rasul dan seorang manusia biasa. Hadits hanya yang berkaitan dengan misi dan ajaran Allah yang diemban oleh Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Ini pun menurut mereka harus berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapannya. Sedangkan kebiasaan- kebiasaannya, tata cara berpakaian, cara tidur dan sejenisnya merupakan kebiasaan manusia dan sifat kemanusiaan tidak dapat dikategorikan sebagai hadits. Sehingga, pengertian hadits menurut para ahli ushul lebih sempit dibandingkan pengertian hadits menurut ahli hadits. B. Pengertian Sunnah Menurut bahasa sunnah berarti “jalan yang terpuji dan atau yang tercela”. Sementara dalam hadits Rasulullah SAW, disebutkan: ‫ن‬َ‫م‬‫شيء‬ ‫خورهم‬ ُ‫آ‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ َ‫ص‬ُ‫ق‬‫ن‬َ‫ي‬ ‫ن‬ َ‫آ‬ ِ‫ر‬‫َي‬‫غ‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ ُ‫ه‬ َ‫د‬‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ر‬‫خ‬ ‫آ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ً‫ة‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ِ‫م‬ َ‫ال‬‫س‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬َ‫س‬, ‫سيئة‬ ‫َة‬‫ن‬‫س‬ َ‫سن‬ ‫ومن‬‫اوزارهم‬ ‫من‬ ‫ينقص‬ ‫غيران‬ ‫من‬ ‫بعده‬ ‫من‬ ‫بها‬ ‫عمل‬ ‫من‬ ‫ووزر‬ ‫وزره‬ ‫عليه‬ ‫كان‬ ) ‫مسلم‬ ‫رواه‬ ( ‫شيئ‬ “Barang siapa melakukan sesuatu perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala (dari perbuatannya itu) dan pahala orang yang menirunya setelah dia, dengan tidak dikurangi pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa melakukan perbuatan yang jelek, ia akan menanggung dosanya dan orang-orang yang menirukannya, dengan tidak dikurangi dosanya sedikit pun.” Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan dengan hukum syara’, maka yang dimaksudkan tiada lain kecuali segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang, dianjurkan oleh Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya. Dan apabila dalam dalil hukum syara’ disebutkan al-kitab dan al-sunnah, berarti yang dimaksudkan adalah al-Qur’an dan hadits. Sedang sunnah menurut istilah, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat. Hal ini disebablan karena perbedaan latar belakang, persepsi, dan sudut pandang masing-masing terhadap diri Rasulullah SAW. Secara garis besar mereka berkelompok menjadi 3 golongan: muhadditsun/ahli hadits, ushuliyyun/ahli ushul, dan fuqaha/ahli fiqih. Pengertian sunnah menurut ahli hadits adalah, “segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan,taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya”. Ulama ushul fiqh memberikan definisi sunnah adalah, “segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang ada sangkut pautnya dengan hukum”. Menurut T. M. Hasbi Ash Shiddieqy, makna inilah yang diberikan kepada perkataan sunnah dalam sabda Nabi, sebagai berikut:
  • 8. “Sungguh telah saya tinggalkan untukmu dua hal, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu berpegang kepadanya, yakni kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.” (H. R. Malik). Ulama hadits membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW baik yang ada hubungannya dengan ketetapan hukum syariat Islam maupun tidak. Sedangkan ulama ushul fiqh, memandang Nabi Muhammad SAW sebagai masyarri’, artinya pembuat UU selain Allah. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Asyr ayat 7 yang berbunyi, “Apa yang dibawa oleh Rasul, maka ambillah atau kerjakanlah. Dan apa yang dilarang oleh Rasul, jauhilah”. Ulama fiqh memandang sunnah ialah perbuatan yang dilakukan dalam agama, tetapi tingkatannya tidak sampai wajib atau fardlu, atau dengan kata lain, sunnah adalah suatu amalan yang diberi pahala apabila dikerjakan, dan tidak dituntut apabila ditinggalkan. C. Pengertian Khabar Khabar menurut bahasa serupa dengan makna hadits, yakni segala berita yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Untuk itu, dilihat dari sudut pendekatan ini (sudut pendekatan bahasa), kata khabar sama artinya dengan hadits. Menurut istilah, antara satu ulama degan ulama lainnya berbeda pendapat. Menurut Ibn Ajar Al-Asqalani, yang dikutip As-Suyuthi, bahwa istilah hadits sama artinya dengan khabar, keduanya dapat dipakai untuk sesuatu marfu’, mauquf’, dan maqthu’. Ulama lain mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW, sedang yang datang dari Nabi SAW disebut hadits. Ada juga yang mengatakan bahwa hadits lebih umum dan lebih luas daripada khabar, sehingga tiap hadits dapat dikatakan khabar, tetapi tidak semua khabar dapat dijadikan hadits. D. Pengertian Atsar Atsar menurut pendekatan bahasa berarti bekasan sesuatu, atau sesuatu, dan berarti nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai do’a matsur. Secara istilah, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama. Jumhur ahli hadits mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, sahabat, dan tabi’in. Sedangkan menurut ulama khurasan, bahwa atsar untuk yang mauquf’ dan khabar untuk yang marfu’. II. Unsur-Unsur Hadits A. Sanad Kata “sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena hadits bersandar kepadanya. Menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah, “Berita tentang jalan matan.” Yang lain mengatakan, “Silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadits), yang menyampaikannya kepada matan hadits.” Ada juga yang menyebutkan, “Silsilah para perawi yang menukilkan hadits dari sumbernya yang pertama.” Yang berkaitan dengan istilah sanad, terdapat kata-kata seperti, Al-Isnad, Al-Musnid, dan Al-Musnad. Kata-kata ini secara terminologi mempunyai arti yang cukup luas, sebagaimana yang dikembangkan oleh para ulama. Kata Al-Isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke asal) dan mengangkat. Yang dimaksudkan disini, ialah menyandarkan hadits kepada orang yang mengatakannya (raf’uhadits ila qa’ilih atau ’azwu hadits ilaqa’ilih). Menurut At-Thiby,
  • 9. sebenarnya kata Al-Isnad dan Al-Sanad digunakan oleh para ahli hadits dengan pengertian yang sama. Kata Al-Musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti hadits yang disandarkan atau diisnadkan oleh seesorang: bisa berarti dengan nama suatu kitab yang menghimpun hadits- hadits dengan sistem penyusunan berdasarkan mana-namaa para sahabat para perawi hadits, seperti Kitab Musnad Ahmad; bisa juga berarti nama bagi hadits yang marfu’ dan muttashil. B. Matan Kata “matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti mairtafa’la min al-ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah “Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad.”, “Lafadz-lafadz hadits yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu.” Ada juga reaksi yang lebih simple lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian diatas, menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan, ialah materi atau lafadz hadits itu sendiri. C. Rawi Kata “rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadits. Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap tabaqahnya, juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan tetapi yang membedakan antara rawi dan sanad, adalah terletak pada pembukuan atau pentadwinan hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin disebut dengan perawi. Dengan demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin / orang yang membukukan dan menghimpun hadits. Dalam kitab kumpulan hadits-hadits Nabi sering disebutkan istilah-istilah khusus untuk meringkas jumlah rawi yang berbeda dalam meriwayatkan sebuah hadits. Hadits itu diriwayatkan oleh 7 (tujuh) orang rawi, yaitu: a) Imam Ahmad b) Imam Bukhary c) Imam Muslim d) Abu Dawud e) At Turmudzy f) An Nasaiy g) Ibnu Majah
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Definisi hadits yang paling komprehensif adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Saw., baik ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat diri atau sifat pribadi; atau yang dinisbahkan kepada sahabat atau tabi’in. Sunnah adalah segala yang bersumber dari Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya. Khabar berarti berita yang disampaikan kepada seseorang. Adapaun atsar menurut pendekatan bahasa sama pula artinya dengan khabar, hadits, dan sunnah. Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad ialah rantai penutur / isi dari hadits. Mukhrij atau mukharrij adalah orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. B. Saran Setelah kita mempelajari pengertian dan Unsur-unsur hadits semoga dapat menambah wawasan dalam ilmu keagamaan, khususnya ilmu hadits. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dan benar.
  • 11. Daftar Pustaka  Zarkasih, Dasar- Dasar Studi Hadits, Yogyakarta; Aswaja Pressindo, 2015.  Mardani, Hadis Ahkam, Jakarta; Rajawali Pers, 2012.  Suparta Munzier, Ilmu Hadis, Jakarta; Rajawali Pers, 2010.  Asse Ambo, Ilmu Hadis Pengantar Memahami Hadis Nabi Saw., Makassar; Alauddin Press, 2010.  Khon Abdul Majin, Ulumul Hadis, Jakarta; Amzah, 2010.  Badri Khaeruman, Otensitas Hadis, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung, 2004.  Yusuf Qordhawi, Pengantar Studi Hadis, Bandung; CV. Pustaka Setia, 2007.  Nuruddin, Manhaj An-Naqd Fir ‘Uluum Al-adits, Bandung; Remaja Rosdakarya Offset Bandung, 1995.